Anda di halaman 1dari 108

HALAMAN SAMPUL

ESTIMASI KEBUTUHAN ALAT GALI MUAT DAN ALAT


ANGKUT SERTA BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN
BERDASARKAN TOTAL VOLUME OVERBURDEN
PADA PIT 4 PT. BOSOWA MINING DESA TAMBAKUA
KECAMATAN WIWIRANO KABUPATEN KONAWE UTARA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

HASIL

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGAI PERSYARATAN MENCAPAI


DERAJAT SARJANA (S1)

DIAJUKAN OLEH:
MUTIARA FARDHA ASHAR
R1D118119

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORIENTASI SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : MUTIARA FARDHA ASHAR

NIM : R1D118119

Jurusan : Teknik Pertambangan

Judul Skripsi: Estimasi Kebutuhan Alat Gali Muat dan Alat Angkut Serta Biaya
Pengupasan Overburden Berdasarkan Total Volume Overburden
Pada Pit 4 PT Bosowa Mining Desa Tambakua Kecamatan
Wiwirano Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak


mempunyai persamaan dengan skripsi lain.
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka akan diberikan saksi oleh pimpinan
fakultas.

Kendari, 5 Januari 2023


Yang Membuat

MUTIARA FARDHA ASHAR


R1D118119

iii
ESTIMASI KEBUTUHAN ALAT GALI MUAT DAN ALAT
ANGKUT SERTA BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN
BERDASARKAN TOTAL VOLUME OVERBURDEN
PADA PIT 4 PT. BOSOWA MINING DESA TAMBAKUA
KECAMATAN WIWIRANO KABUPATEN KONAWE UTARA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

MUTIARA FARDHA ASHAR

Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian


Universitas Halu Oleo

Mutiaraasharr11@gmail.com

ABSTRAK

PT Bosowa Mining bergerak dibidang penambangan bijih nikel di Sulawesi


Tenggara, Indonesia. Perusahaan ini menggunakan sistem penambangan tambang
terbuka dengan metode penambangan open pit. Kegiatan penambangan nikel
merupakan kegiatan yang padat modal yang tidak terpisahkan dari permasalahan
ekonomi sehingga perlu analisis untuk menanganinya. Ada beberapa aspek
perencanaan dalam kegiatan penambangan yang perlu kita perhatikan salah
satunya adalah aspek biaya. Dengan demikian, sebelum dilakukannya kegiatan
penambangan diperlukan perencanaan yang baik berdasarkan jumlah alat mekanis
yang akan digunakan dan besar biaya yang akan dikeluarkan dalam kegiatan
penambangan sehingga dapat memberikan dampak positif secara ekonomis bagi
perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan berapa jumlah alat serta
total biaya yang akan dikeluarkan pada proses pengupasan overburden dengan
total tonase overburden sebesar 420.000 ton. Penentuan jumlah alat dan total
biaya yang dikeluarkan pada proses pengupasan overburden pada pit 4 PT.
Bosowa Mining berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, jumlah alat gali
muat dan angkut pada kegiatan pengupasan overburden dari bulan ke-1 sampai
bulan ke- 4, pada kegiatan digging overburden menggunakan Excavator CAT 330
sebanyak 2 unit pada kegiatan loading overburden menggunakan Excavator CAT
330 sebanyak 2 unit dan untuk hauling overburden menggunakan dump truck
FAW sebanyak 5 unit. Total biaya yang dibutuhkan pada kegiatan pengupasan
lapisan overburden pada pit 4 PT. Bosowa Mining sebesar Rp. 5.956.118.175
(lima miliyar Sembilan ratus lima puluh enam juta seratus delapan belas ribu
seratus tujuh puluh lima rupiah).

Kata Kunci: Estimasi Kebutuhan Alat Gali Muat dan Angkut, Estimasi Biaya

iv
ESTIMATION OF THE REQUIREMENT OF DRUG AND
TRANSPORTATION EQUIPMENT AND OVERBURDEN
stripping costs BASED ON TOTAL VOLUME OVERBURDEN
AT PIT 4 PT. BOSOWA MINING, TAMBAKUA VILLAGE,
WIWIRANO DISTRICT, KONAWE UTARA REGENCY,
SOUTHEAST SULAWESI PROVINCE

MUTIARA FARDHA ASHAR

Mining Engineering Study Program, Faculty of Earth Science and Technology


Halu Oleo University

Mutiaraasharr11@gmail.com

ABSTRACT

PT Bosowa Mining is engaged in nickel ore mining in Southeast Sulawesi,


Indonesia. This company uses an open pit mining system with the open pit mining
method. Nickel mining activity is a capital-intensive activity that is inseparable
from economic problems, so it needs analysis to handle it. There are several
planning aspects in mining activities that we need to pay attention to, one of
which is the cost aspect. Thus, before carrying out mining activities, good
planning is needed based on the number of mechanical devices to be used and the
amount of costs to be incurred in mining activities so that they can have a positive
economic impact on the company. This study aims to determine the number of
tools and the total costs that will be incurred in the overburden stripping process
with a total overburden tonnage of 420,000 tons. Determination of the number of
tools and the total costs incurred in the overburden stripping process at pit 4 PT.
Bosowa Mining, based on the research results, it was found that the number of
digging and hauling equipment for overburden stripping activities from the 1th
month to the 4th month, for overburden digging activities using CAT 330
Excavators was 2 units, for overburden loading activities using CAT 330
Excavators were 2 units and for hauling overburden using 5 units of FAW dump
trucks. The total cost required for the overburden stripping activity at pit 4 PT.
Bosowa Mining Rp. 5,956,118,175 (five billion nine hundred fifty six million one
hundred eighteen thousand one hundred seventy five rupiah).

Keywords: Estimation Need for Loading and Hauling Equipment, Cost


Estimation

v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv-vi
ABSTRAK/ABSTARCK vii-viii
DAFTAR ISI ix-x
DAFTAR TABEL xi-xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 2
1.3 Rumusan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Nikel Laterit 4
2.2 Pemodelan dan Perhitungan Cadangan 4
2.3 Kegiatan Penambangan 4
2.3.1 Pembersihan Lahan 5
2.3.2 Pengupasan Tanah Penutup 5
2.3.3 Pengambilan Bahan Tambang (Ore) Dengan Alat Gali Muat 5
2.3.4 Penimbunan Kembali Bukaan Bekas Galian 5
2.3.5 Penanamam Kembali Tanaman Penutup Tanah 5
2.4 Pengupasan Tanah Penutup 5
2.5 Stripping Ratio 6
2.6 Produktivitas Alat 6
2.6.1 Excavator 6
2.6.2 Dump Truck 8
2.7 Penentuan Faktor Koreksi 8
2.7.1 Efisiensi Waktu 8
2.7.2 Efisiensi Kerja 9
2.7.3 Efisiensi Operator 10
2.7.4 Faktor Pengisian (bucket fill factor) 10
2.7.5 Faktor Pengembangan Material (Swell Factor) 11
2.8 Waktu Pengangkutan (Hauling Time) 11
2.8.1 Grade Resistance (GR) 12
2.8.2 Rolling Resistance (RR) 13
2.8.3 Total Resistance (TR) 14
2.9 Rimpull dan Kecepatan 15
2.10 Keserasian Alat (Match Factor) 16
2.11 Jumlah Kebutuhan Alat Mekanis 16
2.12 Biaya Operasi 17
2.12.1 Bahan Bakar (Fuel) 17

vii
viii

2.12.2 Oil, Grease dan Filter 17


2.12.3 Ban (Tires) 18
2.12.4 Biaya Perbaikan (Repair Cost) 18
2.12.5 Special Intems 18
2.12.6 Gaji Operator (Operator Salary) 18
2.13 Total Biaya 18

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 20
3.2 Jenis Penelitian 20
3.3 Bahan atau Materi Penelitian 23
3.3.1 Data Primer 23
3.3.2 Data Sekunder 23
3.4 Instrumen Penelitian 23
3.5 Prosedur Penelitian 23
3.5.1 Studi Literatur 24
3.5.2 Observasi Lapangan 24
3.5.3 Pengambilan dan Pengumpulan Data 24
3.5.4 Pengolahan dan Analisis Data 25
3.6 Diagram Alir Penelitian 26
3.7 Jadwal Penelitian 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Endapan Bijih Nikel Laterit 29
4.2 Perencanaan Pengunaan Alat Berat 29
4.3 Pengupasan Overburden 30
4.3.1 Waktu Hauling Bermuatan 30
4.3.2 Waktu Return Kosong 34
4.4 Produktivitas Alat Gali Muat 37
4.4.1 Produktivitas Alat Muat (Digging) 37
4.4.2 Produktivitas Alat Gali (Loading) 39
4.5 Produktivitas Alat Angkut 40
4.6 Penentuan Jumlah Alat Mekanis 41
4.7 Keserasian Alat (Match Factor) 43
4.8 Biaya 43
4.8.1 Biaya Sewa Serta Gaji Operator Alat Mekanis 44
4.8.2 Biaya Operasional Alat Gali Muat dan Alat Angkut 45
4.9 Total Biaya Pengupasan Overburden 49

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 51
5.2 Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 52
LAMPIRAN 55
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai faktor koreksi efisiensi waktu 9


Tabel 2.2 Nilai efisiensi kerja alat 10
Tabel 2.3 Nilai faktor efisiensi operator 10
Tabel 2.4 Klasifikasi bucket fill factor 10
Tabel 2.5 Swell factor material 11
Tabel 2.6 Tahanan Gelinding 13
Tabel 2.7 Tahanan gelinding dari berbagai jenis jalan 14
Tabel 3.1 Instrumen penelitian 23
Tabel 3.2 Jadwal penelitian 28
Tabel 4.1 Target produksi pengupasan overburden 30
Tabel 4.2 Komponen dalam menentukan waktu pengankutam 31
Tabel 4.3 Kemiringan jalan angkut dari pit ke disposal 31
Tabel 4.4 Rimpull dan kecepatan alat yang dibutuhkan 33
Tabel 4.5 Kemiringan jalan angkut dari disposal ke pit 34
Tabel 4.6 Rimpull dan kecepatan alat yang dibutuhkan 37
Tabel 4.7 Komponen produktivitas excavator CAT 330 (digging) 38
Tabel 4.8 Komponen produktivitas excavator CAT 330 (Loading) 39
Tabel 4.9 Komponen produktivitas dump truck FAW 40
Tabel 4.10 Jumlah alat gali muat (digging) overburden 42
Tabel 4.11 Jumlah alat gali muat dan angkut 43
Tabel 4.12 Biaya sewa alat perjam 44
Tabel 4.13 Biaya sewa alat gali muat dan angkut 44
Tabel 4.14 Penggunan bahan atau biaya operasional yang dibutuhkan 45
Tabel 4.15 Biaya operasional excavator CAT 330 (digging) 46
Tabel 4.16 Biaya operasional excavator CAT 330 (digging) 46
Tabel 4.17 Penggunaan bahan atau biaya operasional yang dibutuhkan 47
Tabel 4.18 Biaya operasional yang dibutuhkan alat angkut dump truck 48
Tabel L1.1 Jam kerja tersedia PT. Bosowa Mining 56
Tabel L2.1 Waktu hambatan alat gali muat dan angkut 57
Tabel L5.1 Cycle time alat gali (Digging) excavator CAT 330
64
Tabel L5.2 cycle time alat muat (Loading) excavator CAT 330
65
Tabel L5.3 Cycle time alat amgkut dump truck FAW 66
Tabel L6.1 Klasifikasi bucket fill factor 67
Tabel L7.1 Klasifikasi swell factor 67
Tabel L8.1 Komponen produktivitas excavator CAT 330 (digging) 68
Tabel L8.2 Komponen produktivitas excavator CAT 330 (loading) 70
Tabel L10.1 Komponen dalam menentukan waktu pengankutan material 72
Tabel L10.2 Jarak horizontal pit ke disposal 73
Tabel L10.3 Jarak horizontal disposal ke pit 73
Tabel L10.4 Kemiringan jalan dari pit ke disposal 74
Tabel L10.5 Kemiringan jalan dari disposal ke pit 75

ix
x

Tabel L10.6 Hasil perhitungan RR,GR,TR kondisi bermuatan 76


Tabel L10.7 Hasil perhitungan RR,GR,TR kondisi tidak bermuatan 76
Tabel L10.8 Rimpull dan kecepatan yang dibutuhkan 77
Tabel L10.9 Waktu hauling overburden kondisi bermuatan 77
Tabel L10.10 Waktu Kembali kosong (return time) 78
Tabel L10.11 Komponen dalam menentukan waktu pengangkutan OB 78
Tabel L12.1 Jumlah alat pada kegiatan digging overburden 81
Tabel L12.2 Jumlah alat pada kegiatan loading overburden 81
Tabel L12.1 Jumlah alat pada kegiatan hauling overburden 82
Tabel L14.1 Harga sewa alat 83
Tabel L14.2 Biaya sewa alat gali muat dan angkut 83
Tabel L15.1 Biaya operasional yang dibutuhkan excavator CAT 330 84
Tabel L15.2 Biaya operasional yang dibutuhkan dump truck FAW 85
Tabel L15.3 Biaya Operasional Excavator CAT 330 (digging OB)
86
Tabel L15.4 Biaya Operasional Excavator CAT 330 (digging OB 86
Tabel L15.5 Biaya Operasional dump truck (hauling OB) 87
Tabel L15.6 Biaya Operasional (Hauling OB) 88
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Total tahanan 12


Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian 21
Gambar 3.2 Peta situasi penelitian 22
Gambar 3.3 Diagram alir penelitian 26
Gambar 4.1 Profil jalan dari pit ke disposal 32
Gambar 4.2 Profil jalan dari disposal ke pit 35
Gambar L9.1 Profil jalan dari pit ke disposal 71
Gambar L9.2 Profil jalan dari disposal ke pit 71
Gambar L17.1 Lokasi pit 4 89
Gambar L17.2 Wawancara harga sewa alat dan harga fuel 90
Gambar L17.3 Dump truck FAW 90
Gambar L17.4 Alat gali muat excavator CAT 330 91
Gambar L17.5 Perhitungan waktu edar excavator CAT 330 (digging) 91
Gambar L17.6 Perhitungan waktu edar excavator CAT 330 (loading) 92
Gambar L17.7 Perhitungan waktu dumping Dump Truck FAW 93
Gambar L18.1 Surat keterangan penelitian 94

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Waktu kerja tersedia 56


Lampiran 2. Efisiensi kerja 56
Lampiran 3. Target produksi overburden 59
Lampiran 4. Spesifikasi alat gali muat dan alat angkut 59
Lampiran 5. Waktu edar (cycle time) alat gali muat dan alat angkut 64
Lampiran 6. Klasifikasi fill factor 67
Lampiran 7. Klasifikasi swell factor 67
Lampiran 8. Produktivitas aklat gali muat dan alat angkut 68
Lampiran 9. Elevasi dan jarak jalan hauling overburden 71
Lampiran 10. Penentuan waktu pengangkutan (hauling time) dan waktu
Kembali kosong (return time) 72
Lampiran 11. Produktivitas Alat Angkut Dump Truck FAW 78
Lampiran 12. Penentuan jumlah alat gali muat dan alat angkut 80
Lampiran 13. Match Factor alat gali muat dan alat angkut 82
Lampiran 14. Biaya sewa alat gali muat dan alat angkut 83
Lampiran 15. Biaya operasional alat gali muat dan alat angkut 84
Lampiran 16. Total biaya pengupasan overburden 88
Lampiran 17. Dokumentasi 89
Lampiran 18. Surat keterangan penelitian 94

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan pertambangan PT. Bosowa Mining merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang penambangan bijih nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan
luas izin usaha pertambangan (IUP) sekitar 1500 Ha yang berada di Desa
Tambakua, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi
Tenggara. Dalam kegiatan penambangan PT. Bosowa Mining menggunakan
sistem penambangan tambang terbuka dengan metode penambangan open pit.
Kegiatan penambangan yang dilakukan perusahaan PT. Bosowa Mining terdiri
dari beberapa tahap yaitu pembersihan lahan, pengangkutan tanah pucuk (top
soil), pengupasan tanah penutup (overburden removal), penggalian bahan galian
berharga (ore getting) dan reklamasi pasca tambang.
Perusahaan PT. Bosowa Mining terbagi ke dalam 4 pit penambangan yang
terdiri dari pit 1, 2, 3 dan 4. PT. Bosowa Mining melakukan perencanaan kegiatan
penambangan pada pit 4 yang dimana pit tersebut belum melakukan aktivitas
penambangan dengan luas area pit 4 sebesar 2,8 ha. Pengupasan lapisan
overburden yang akan dilakukan oleh PT. Bosowa Mining yaitu dengan
menggunakan kombinasi antara alat gali muat dan alat angkut.
Dengan adanya perencanaan dibukanya pit baru yaitu pit 4 pada PT.
Bosowa Mining diperlukan perancangan dan perhitungan yang baik diharapkan
dapat memperlancar operasi kegiatan penambangan agar terhindar dari hambatan-
hambatan ketidakselarasan antara alat gali muat dan alat angkut, adanya peralatan
yang bekerja tidak efisien dan faktor keserasian yang tidak serasi serta dapat
meminimalisir biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pengupasan overburden
sehingga dapat memberikan dampak positif secara ekonomis bagi perusahaan.
Karena salah satu tujuan mengelola industri pertambangan adalah memperoleh
keuntungan mengingat pentingnya mengetahui biaya yang akan dikeluarkan bagi
perusahaan.

1
2

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengangkat judul


penelitian tentang “Estimasi Kebutuhan Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Serta
Biaya Pengupasan Overburden Berdasarkan Volume Overburden Pada Pit 4 PT.
Bosowa Mining Desa Tambakua, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe
Utara Provinsi Sulawesi Tenggara”. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi
atau meminimalkan ketidakpastian biaya agar tidak memberikan dampak kerugian
atau dampak buruk untuk kegiatan penambangan selanjutnya.

1.2 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diangkat dalam kegiatan penelitian ini,
maka batasan masalah pada penelitian ini adalah hanya mencangkup jumlah alat
yang digunakan pada kegiatan pengupasan overburden berdasarkan produktivitas
alat gali muat dan alat angkut disertai dengan total biaya yang akan dikeluarkan
dalam proses kegiatan pengupasan overburden pada pit 4.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah yang diangkat dalam kegiatan penelitian ini,
maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa jumlah alat gali muat dan alat angkut yang digunakan untuk kegiatan
pengupasan overburden pada pit 4?
2. Berapa total biaya yang akan dikeluarkan untuk melakukan kegiatan
pengupasan overburden pada pit 4?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat dalam kegiatan penelitian ini,
maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah alat gali muat dan alat angkut yang digunakan untuk
kegiatan pengupasan overburden pada pit 4.
2. Menentukan total biaya yang akan dikeluarkan untuk melakukan kegiatan
pengupasan overburden pada pit 4.
3

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah dapat memberikan informasi
kepada pihak perusahaan mengenai rencana biaya yang akan dikeluarkan pada
kegiatan pengupasan overburden dan menentukan metode dalam kegiatan
pengupasan lapisan overburden di PT. Bosowa Mining khususnya pada daerah
penelitian. Selain itu, diharapkan dapat menambah wawasan dan menambah ilmu
pengetahuan khususnya dibidang ilmu pertambangan dalam menentukan jumlah
alat mekanis dan total biaya pada kegiatan pengupasan overburden.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nikel Laterit


Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik
(dunit dan peridotit) dan ubahannya (serpentinit). Proses ini berlangsung selama
jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik tersingkap di permukaan bumi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan endapan nikel laterit adalah
batuan asal/induk. Proses terbentuknya nikel laterit dimulai adanya pelapukan
yang intensif pada batuan peridotit/batuan induk. Batuan induk akan terjadi
perubahan menjadi serpentinit akibat adanya larutan hidrotermal pada waktu
pembekuan magma (proses serpentinisasi). Kemudian terjadi pelapukan (kimia
dan fisika) menyebabkan terjadi dekomposisi pada batuan induk (Kurniadi dkk.,
2018).

2.2 Pemodelan dan Perhitungan Cadangan


Pemodelan endapan mineral dan perhitungan cadangan merupakan hal
penting dalam proses penambangan sumber daya mineral. Pemodelan dan
perhitungan cadangan endapan mineral tersebut dijadikan sebagai dasar evaluasi
untuk menghasilkan keputusan apakah suatu endapan layak atau tidak layak
ditambang. Pemodelan endapan mineral diharapkan sedapat mungkin mendekati
keadaan sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan penaksiran dan pendekatan
dengan metode-metode tertentu. Salah satu bentuk model endapan dapat dibuat
berdasarkan penampang vertikal yang dibuat dari estimasi data pemboran. Data
hasil pemboran tersebut harus dianalisis menggunakan beberapa parameter agar
korelasi yang dibuat dapat mendekati kondisi yang sebenarnya (Salnita dan
Nugroho, 2014).

2.3 Kegiatan Penambangan


Penambangan merupakan suatu kegiatan yang unik. Hal ini disebabkan
karena endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam

4
5

kulit bumi yang meliputi jenis, jumlah, kadar (kualitas) maupun karateristiknya
(Samalangi, 2016).
Proses penambangan sistem terbuka pada prinsipnya dimulai dengan
membersihkan permukaan tanah, kemudian mengupas tanah penutup, menggali
bahan tambang, dan mengangkut bahan tambang ke tempat penampungan
(stockyard) untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Alur
kegiatan penambangan selengkapnya adalah sebagai berikut:

2.3.1 Pembersihan lahan


Pembersihan lahan dari vegetasi yang menutupi lapisan tanah permukaan
(clearing and grubing) dilakukan dengan Buldozer dan Excavator.

2.3.2 Pengupasan tanah penutup


Tanah penutup dikupas dan diangkut ke tempat penimbunan sementara atau
ditata dan disebar di area pembuangan (disposal) akhir.

2.3.3 Pengambilan bahan tambang (ore) dengan alat gali muat


Ore diangkut keluar melewati jalan tambang ke Export Transite Ore (ETO)
dan Export Final Ore (EFO) di dekat pelabuhan.

2.3.4 Penimbunan kembali bukaan bekas galian


Setiap selesai penambangan, tanah penutup dan tanah sisa penambangan
ditimbun kembali di area bekas galian sesuai dengan desain yang telah ditentukan.

2.3.5 Penanaman kembali tanaman penutup tanah


Kegiatan penambangan terbuka pada prinsipnya diwajibkan untuk menutup
kembali areal bekas tambang yang ditinggalkan agar tidak terjadi kerusakan
lingkungan yang lebih besar dan dipulihkan kembali kondisi ekosistemnya
sekurang-kurangnya seperti kondisi sebelumnya (Subowo, 2011).

2.4 Pengupasan Tanah Penutup


Penanganan lapisan penutup memiliki dampak penting pada penambangan
permukaan proyek dan harus direncanakan dengan hati-hati mempertimbangkan
6

kegiatan penambangan dan rehabilitasi lokasi. Material lapisan overburden bisa


berupa tanah, batu lunak dan keras. Berbagai peralatan yang besar dapat
digunakan untuk pemindahan lapisan penutup pada penambangan terbuka, sesuai
dengan jenis tanah dan topografi (Oggeri dkk., 2019).

2.5 Stripping Ratio


Stripping Ratio merupakan suatu perbandingan antara jumlah material
penutup atau overburden (ob) yang dikupas dengan jumlah bijih/bahan galian
yang akan ditambang. Untuk melakukan desain pit diperlukan data-data
pendukung lain tentang keadaan cadangan dari bahan galian/ore yang akan
ditambang. Hal ini sangat penting guna meminilisir kesalahan desain yang
mengakibatkan sedikitnya hasil produksi yang didapat. Hasil suatu perancangan
pit akan menentukan jumlah tonase waste dan ore yang mengisi pit. Perbandingan
antara material penutup (limonit) dan ore (saprolit) tersebut akan memberikan
nisbah pengupasan rata-rata suatu pit. Salah satu cara untuk menguraikan secara
geometri pushback secara effisien dalam sebuah produksi penambangan
menggunakan stripping ratio. Ini menunjukan jumlah dari waste yang harus
dipindahkan dan jumlah secara kuantitas ore yang akan ditambang. Adapun
stripping ratio dapat perumusan pada persamaan 2.1 sebagai berikut (Hustrulid
dkk., 2013):

waste (tons) (2.1)


S tripping Ration=
ore(tons)

2.6 Produktivitas Alat


Produktivitas alat muat dan alat angkut adalah kemampuan produksi alat
muat dan alat angkut. Perhitungan produktivitas alat terdapat 2 macam, yaitu
secara teoritis dan secara aktual (nyata). Produktivitas teoritis alat merupakan
hasil terbaik secara perhitungan yang dapat dicapai suatu hubungan kerja alat
selama waktu operasi tersedia dengan memperhitungkan faktor koreksi yang ada.
Semakin baik tingkat penggunaan alat maka semakin besar produktivitas yang
dihasilkan (Ichsannudin dkk., 2019).
7

2.6.1 Excavator
Excavator adalah alat dari golongan shovel yang khusus dibuat untuk
menggali material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan
alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk basement,
lahan untuk pekerjaan jalan dan lain-lain. Keuntungan excavator ini dapat
menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik, bagi sebagian orang
melihat proyek kontruksi rumah tinggal masih belum cukup efektif menggunakan
excavator sebagai alat gali karena tenaga manusia dianggap cukup dan mahalnya
biaya sewa excavator untuk pekerjaan tersebut, besarnya kubikasi galian tanah
yang akan dikerjakan menjadi landasan yang kuat kenapa alat konstruksi
excavator dibutuhkan untuk proyek (Simanjuntak dan Ferrari, 2013).

Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis untuk
menyelesaikan sekali putaran kerja, dari mulai kerja sampai dengan selesai dan
bersiap siap kembali memulainya. Waktu edar excavator terdiri dari 4 gerakan
dasar yaitu waktu gali, waktu swing bermuatan, waktu buang dan waktu swing
tanpa muatan. Rumus waktu edar excavator dapat dihitung dengan persamaan 2.2
sebagai berikut (Sandeir dan Prabowo, 2018):
Cm=t 1 +t 2+ t 3 +t 4 ( detik) (2.2)
Keterangan :
Cm = Cycle time alat muat (detik)
t1 = Waktu gali (detik)
t2 = Waktu swing bermuatan (detik)
t3 = Waktu buang (detik)
t4 = Waktu swing tanpa muatan (detik)

Produktivitas alat gali muat dapat dihitung dengan rumus 2.3 (Isgianda dkk.,
2018):
3600 3 (2.3)
Q= ×( q1 × K) E × SF m / jam
CTm
Keterangan:
Q = Kapasitas produktivitas alat gali muat (m3 /jam)
q1 = Kapasitas menunjang bucket (m3)
SF = Swell factor (%)
CTm = Waktu edar alat muat (detik)
8

E = Faktor Koreksi (%)


K = Faktor pengisian bucket (%)

2.6.2 Dump truck


Dump truck merupakan alat pengangkut jarak sedang hingga jauh dimana
material yang dibawa diisikan oleh excavator, wheel loader maupun shovel.
Dump truck sangat cocok untuk dioperasikan pada area pertambangan karena
kapasitas muatannya yang cukup besar sehingga sangat produktif (Purwono dkk.,
2020).
Untuk menghitung waktu edar alat dump truck dapat menggunakan
persamaan 2.4 sebagai berikut (Isgianda dkk., 2018).

Cta=Ta1 +Ta 2+Ta 3 +Ta 4 +Ta 5+Ta 6 (2.4)


Keterangan :
Cta = Waktu siklus (detik)
Ta1 = Waktu pemuatan material (loading time) (detik)
Ta2 = Waktu pergi bermuatan (hauling time) (detik)
Ta3 = Waktu manuver sebelum menumpah (spotting time) (detik)
Ta4 = Waktu menumpahkan material (dumping time) (detik)
Ta5 = Waktu kembali tanpa muatan (returning time) (detik)
Ta6 = Waktu maneuver sebelum muatan (detik)

Produktivitas alat gali muat dapat dihutung dengan menggunakan


persamaan 2.5 berikut (Komatsu, 2019):

3600 (2.5)
Q=q × ×E
Cm
Keterangan :
Q = Produktivitas perjam (m3/jam)
q = Produksi persiklus (m3)
CT = Cycle time (detik)
E = Efisiensi kerja

2.7 Penentuan Faktor Koreksi


9

2.7.1 Efisiensi waktu


Efisiensi waktu adalah salah satu faktor yang perlu diperhitungkan dalam
menentukan taksiran produksi alat yang digunakan yang dinilai berdasarkan
kondisi pekerjaan. Nilai faktor koreksi efisiensi waktu ditunjukan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Nilai faktor koreksi efisiensi waktu


Nilai faktor Koreksi Efisiensi Waktu
Kondisi Kerja Efisiensi
Baik 0,9 – 1
Normal 0,83
Buruk 0,75
Sumber: (Komatsu, 2009)

2.7.2 Efisiensi kerja


Efisiensi kerja adalah penilain terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan atau
merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu
yang tersedia, dinyatakan dalam (%). Waktu kerja adalah jumlah waktu kerja yang
digunakan untuk melakukan penggalian, pemuatan dan pengangkutan. Efisiensi
kerja ini akan mempengaruhi kemampuan produksi dari suatu alat. Faktor
manusia, mesin (alat) keadaan cuaca dan kondisi kerja secara keseluruhan akan
menentukan besarnya efisiensi kerja.
Adapun persamaan yang didapat digunakan untuk menghitung efisiensi
kerja dapat dihitung menggunakan persamaan 2.6 sebagai berikut (Isgianda dkk.,
2018):

We (2.6)
EK = ×100
W tp
Keterangan:
EK = Efisiensi kerja (%)
We = Waktu kerja efektif (menit)
Wtp = Waktu kerja tersedia (menit)

Waktu kerja efektif dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.7


(Isgianda dkk., 2018):
10

We = Wt p - ( W h d + Wt d ) (2.7)
Keterangan:
We = Waktu kerja efektif (menit)
Wtp = Waktu kerja tersedia (menit)
Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari (menit)
Wtd = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (menit)

Waktu kerja yang sering terhambat disebabkan karena kehilangan waktu


yang direncanakan (Available Delay) seperti waktu pergantian shift, waktu
persiapan pergantian shift, dan waktu makan siang. Sedangkan kehilangan waktu
yang tidak direncanakan (unavailable delay) seperti hujan, inspeksi tambang, dan
alat rusak.

Tabel 2.2 Nilai efisiensi kerja alat


Keadaan Keadaan alat
Medan Memuaskan Bagus Biasa Buruk
Memuaskan 0,84 0,81 0,76 0,70
Bagus 0,78 0,75 0,71 0,65
Biasa 0,72 0,69 0,65 0,60
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52
Sumber: (Komatsu, 2009)

2.7.3 Efisiensi operator


Selain efisiensi waktu dan efisiensi kerja, efisiensi operator mutlak harus
diperhitungkan dalam penentuan taksiran produksi alat. Nilai efisiensi di sini
dapat dipengaruhi oleh keterampilan operator yang mengoperasikan alat
bersangkutan. Faktor koreksi untuk kondisi operator yang mutlak dengan
memperhatikan keadaan medan dan keadaan alat. Nilai efisiensi operator dapat
dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Nilai Faktor efisiensi operator


Nilai Faktor Koreksi
Kondisi Efisiensi
Baik 0,9 – 1
Normal 0,83
Buruk 0,50 – 0,60
Sumber: (Komatsu, 2009)
11

2.7.4 Faktor pengisian (bucket fill factor)


Bucket fill factor adalah faktor pengisian bucket yang berpengaruh pada
pemenuhan kapasitas bucket. Nilai faktor pengisian dapat dilihat pada tabel 2.4:

Tabel 2.4 Klasifikasi Bucket Fill Factor


Bucket Fill Factor
Kategori Kondisi Operasi Penggalian Bucket Factor
Mudah Tanah liat, tanah lunak 1,1 – 1,2
Sedang Tanah asli kering, Berpasir 1,0 – 1,1
Agak sulit Tanah asli berpasir dan kerikil 0,8 – 0,9
Sulit Tanah keras bekas ledakan 0,7 – 0,8
Sumber: (Komatsu, 2009)

2.7.5 Faktor pengembangan material (swell factor)


Faktor pengembangan material merupakan perbandingan volume material
dalam keadaan insitu dengan volume batuan dalam keadaan loose. Nilai swell
factor untuk berbagai macam material dapat dilihat pada tabel 2.5 (Herlita dan
Murad, 2018).

Tabel 2.5 swell factor material


Macam Material Density Insitu (lb/cu yd) Swell Factor (%)
Bauksit 2.700 – 4.325 75
Tanah liat kering 2.300 85
Tanah liat basah 2.800 – 3.000 80 – 82
Antrasit 2.200 74
Batubara bituminous 1.900 74
Bijih tembaga 3.800 74
Tanah biasa bercampur 3.100 90
kerikil
Tanah biasa basah 3.370 85
Tanah biasa kering 2.800 85
Kerikil kering 3.250 89
Kerikil basah 3.600 88
Granit pecah – pecah 4.500 56 – 67
Hematit pecah – pecah 6.500 – 8.700 45
Bijih besih pecah – pecah 3.600 – 5.500 45
Batu kapur pecah – pecah 2.500 – 4.200 57 – 60
Lumpur 2.160 – 2.970 83
Lumpur sudah ditekan 2.970 -3.510 83
Pasir kering 2.970 -3.510 89
12

Pasir basah 3.300 – 3.600 88


Serpih (shale) 3.000 75
Batu sabak (slate) 1.590 – 4.860 77
Sumber: (Herlita dan Murad, 2018)

2.8 Waktu Pengangkutan (Hauling Time)


Truk dapat melewati tanjakan dengan baik apabila rimpul yang tersedia
pada truk sama atau lebih besar dari pada rimpul yang dibutuhkan untuk
mengatasi tahanan gulir (rolling resistance, tanjakan (grade resistance),
percepatan. Besar kecilnya rimpull tergantung pada kecepatan atau gear yang
dipakai (Ichsannudin dkk., 2019).

2.8.1 Grade resistance (GR)


Grade resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau
membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur
jalan itu naik disebut kemiringan positif, Tahanan kemiringan atau Grade
Resistance (GR) akan melawan gerak kendaraan. Begitupun sebaliknya, jika jalan
itu turun disebut kemiringan negatif. Tahanan kemiringan tergantung pada dua
faktor yaitu besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %) dan berat kendaraan itu
sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton). Biasanya tahanan kemiringan dihitung tiap
kemiringan 1% dan besarnya tahanan kemiringan rata-rata 20 Ib dari besarnya
kekuatan Tarik mesin yang digunakan untuk menggerakan ban yang menyentuh
permukaan jalur jalan (Suhariyanto, 2018).

Gambar 2.1 Total tahanan (Sumber: Rostiyanti, 2008)


13

Kemiringan atau grade jalan angkut merupakan salah satu factor penting
diamati secara detail dalam suatu kajian terhadap kondisi jalan tambang karena
akan mempengaruhi kinerja alat angkut yang mempengaruhi kinerja alat angkut
yang melaluinya. Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Kemiringan 1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1 meter pada jarak mendatar
sejauh 100 meter. Kemiringan (grade) jalan angkut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus 2.8 sebagai berikut (Inmarlinianto, 2018):

∆h (2.8)
Grade = ×100 %
∆x
Keterangan:
∆h = Beda tinggi antara 2 titik yang diukur (m atau ft)
∆x = Jarak horizontal dari 2 titik yang diukur (m atau ft)

Rimpull untuk mengatasi tanjakan dapat dihitung dengan persamaan 2.9


(Kholil, 2012):

GR = Dt × Grade (2.9)
Keterangan:
GR = Grade resistance (Ib/ton)
Dt = Rimpull yang dibutuhkan tiap % kemiringan (20 Ib/ton)
Grade = Kemiringan (%)

2.8.2 Rolling resistance (RR)


Rolling resistance adalah tahanan yang berusaha menahan putaran roda. RR
yang harus diperhitungkan, hanyalah untuk alat besar/berat (alat-alat mekanis)
yang beroda ban. Besarnya RR dapat dinyatakan dalam persen (%) atau dapat pula
dinyatakan dalam lbs/ton. Biasanya angka RR untuk keperluan-keperluan praktisi
sudah ditabelkan pada tabel 2.6 berikut (Indonesianto, 2013):
Tabel 2.6 Besarnya angka RR pada berbagai kondisi jalan (20 lbs/ton = 1%)
Kondisi Jalan (lb/ton)
Jalan permukaan yang keras, halus, stabil, tanpa penetrasi dibawah
40
beban, disiram, dipelihara.
14

Jalan bergulir, melengkung sedikit dibawah beban atau berubah,


65
diperawat secara teratur.
Jalan tanah, rusak, membungkuk dibawah beban, sedikit jika ada
100
perawatan, tanpa air, penetrasi ban 1” (25 mm) atau 2” (50 mm)
Jalan tanah berlubang, jalan mulus, tidak ada perawatan, tidak ada
150
stabilisasi, penetrasi ban 4” (100 mm) hingga 6” (150)
Pasir lepas atau kerikil 200
Jalan yang lunak, berlumpur, berlubang, tidak ada perawatan. 200-400
Sumber : (Pratanto Prodjosumarto dalam Indonesianto, 2013).

Tabel di bawah menunjukkan nilai dari koefisien rolling resitance pada


berbagai permukaan jalan, yang dicoba pada kendaraaan dengan ban dan berat
yang sama pada berbagai kondisi dapat dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7 Tahananan gelinding dari beberapa jenis jalan


Kondisi Jalan Angkut CRR
Jalan terawat dengan baik, permukaan rata, mulus, tidak terlalu 2%
basah dan berdebu, tidak tenggelam Manahan berat kendaraan
Kondisi jalan sama dengan nomor 1, tetapi permukaannya 3,5%
agak tenggelam jika menahan berat kendaraan
Agak terawat, tidak basah, tenggelam menahan berat 5%
kendaraan
Kurang terawat, dasar jalan tidak padat dan tidak stabil, 8%
bekas roda mudah terbentuk dijalan
Jalan berpasir atau berkerikil 10%
Sama sekali tidak terawat, lembek, berlumpur bekas roda 15-
sangat mudah terbentuk 20%
Sumber: Kholil, 2012

Persamaan rolling resistance dapat dihitung menggunakan persamaan 2.10


sebagai berikut (Hustrulid dkk., 2013):

RR = W × r (2.10)
Keterangan:
RR = Tahanan gelinding (kg)
W = Berat kendaraan (kg)
r = Koefisien tahanan gelinding
15

2.8.3 Total resistance (TR)


Total tahanan merupakan jumlah dari tahanan gelinding dan tahanan
kelandaian, dengan rumus 2.11 sebagai berikut (Kholil, 2012):

TR = RR ± GR (2.11)
Nilai GR akan berubah berdasarkan keadaan permukaan jalan, pada jalan
naik arah GR sama dengan arah RR dengan rumus 2.12 (Kholil, 2012):

TR = RR + GR (2.12)
Sementara itu, pada jalan menurun arah GR berlawanan dengan arah RR
dengan rumus 2.13 (Kholil, 2012):

TR = RR – GR (2.13)

Keterangan:
TR = Total resistance (Ib/ton)
RR = Rolling resistance (Ib/ton)
GR = Grade resistance (Ib/ton)

2.9 Rimpull dan Kecepatan


(Hustrulid dkk., 2013) mengemukakan bahwa pemanfaatan rimpull adalah
tenaga gerak yang disediakan oleh mesin dan diterapkan pada alat berat yang
dinyatakan kilogram atau lbs. Ada tiga konsep praktis yang penting akan
disajikan. Pertama, jumlah rimpull yang tersedia. Selanjutnya, jumlah rimpull
yang dibutuhkan tenaga traksi untuk menggerakkan kendaraan pada kecepatan
konstan sepanjang permukaan horizontal akan dipertimbangkan. Terakhir, jumlah
tenaga traksi yang diperlukan untuk mendorong kendaraan dengan kecepatan
konstan ke atas kemiringan konstan.
Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs) dan dihitung dalam
persamaan 2.14 sebagai berikut (Indonesianto, 2013):

375 × HP × Efficiecy (2.14)


Rimpull=
v
16

Keterangan:
HP = Kekuatan mesin (Horse power)
375 = Angka konversi

Selanjutnya dalam penentuan waktu hauling dan waktu return dapat


menggunakan persamaan 2.15 (Sokop dkk., 2018):

S (2.15)
HLT =
V

Keterangan:
HLT = Waktu pergi bermuatan (hauling time) (menit)
S = Jarak angkut (meter)
V = Kecepatan (meter/menit)

Untuk menentukan kecepatan optimum dump truck menggunakan


persamaan 2.16 Seperti berikut (Sepriadi dan Webison, 2017):
s (2.16)
V=
t
Keterangan:
V = Kecepatan (m/detik)
s = Jarak yang ditempuh (m)
t = Waktu tempuh (detik)

2.10 Keserasian Alat (Match Factor)


Keserasian alat gali muat dengan alat angkut perlu diperhatikan dalam
penentuan alat berat. Match factor adalah nilai keseimbangan terhadap pemakaian
kombinasi antara alat muat dan alat angkut. Harga atau nilai kesepadaan yang
diinginkan adalah MF = 1. Hal ini diharapkan agar alat muat dan alat angkut
bekerja secara optimal tanpa ada waktu terbuang. Untuk menghitung keserasian
alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.17 (Rifa’i dan
Prabowo, 2020):

Na× n ×Ctm (2.17)


MF=
Nm ×Cta
Keterangan:
MF = Match factor
17

Na = Jumlah alat angkut


Nm = jumlah alat muat
N = Banyak bucket untuk pemenuhan 1 dumpt truck
Ctm = Waktu siklus excavator
Cta = Waktu siklus dump truck

2.11 Jumlah Kebutuhan Alat


Untuk mendapatkan estimasi jumlah alat yang diperlukan, maka harus
diketahui terlebih dahulu target produksi alat sehingga dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.18 sebagai berikut (Hustrulid dkk., 2013):

Tp (2.18)
N=
p
Keterangan:
N = Jumlah alat (unit)
Tp = Target produksi (ton/bulan)
P = Produktivitas alat (ton/bulan)

2.12 Biaya Operasi


Biaya Operasi berfokus pada operasi tambang sehari-hari. Biaya-biaya ini
dapat dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel bervariasi
dengan tonase yang dihasilkan biaya ini meliputi biaya bahan bakar. Biaya tetap
disisi lain tidak tergantung pada tonase yang diproduksi dan itu termasuk biaya
tenaga kerja yang tidak terkait dengan produksi. Secara umum, biaya operasi
dinyatakan dalam total biaya per ton bijih yang ditambang (Mohutsiwa dan
Musingwini, 2015).
Operating cost/biaya operasi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh
pengguna alat berat tersebut saat alat berat tersebut dioperasikan (Istiqamah dan
Gusman, 2020):
2.9
2.10
2.11
2.12
18

2.12.1 Bahan bakar (fuel)


Biaya bahan bakar merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk
mengoperasikan alat berat, masing-masing jenis alat memiliki fuel consumption
yang berbeda-beda. Untuk mengetahui biaya bahan bakar dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.19 (Istiqamah dan Gusman, 2020):

Fu el=Kebutuhan fuel /Jam x Harga fuel / Liter (2.19)

2.12.2 Oil, grease dan filter


Setiap unit yang dioperasikan tentunya membutuhkan perawatan, baik itu
perawatan apabila terjadi kerusakan maupun perawatan rutin setiap waktu
penggunaan tertentu. Perawatan rutin biasanya meliputi penggantian oli, pelumas
dengan grease (gomok), pergantian saringan dan beberapa perawatan rutin
lainnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.20 (Istiqamah dan
Gusman, 2020):
Biaya oli=Konsumsiliter / jam × harga/liter (2.20)

2.12.3 Ban (tires)


Komponen penting dari alat gali-muat dan alat angkut, terutama alat
angkut adalah komponen ban. Usia pakai dari ban itu sendiri juga dapat
diperhitungkan, menyesuaikan dengan kondisi permukaan jalan yang dilalui.
Untuk menghitung berapa estimasi biaya ban perjam dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.21 sebagai berikut (Rumengan dkk., 2017):

Jumlah ban × HB (Rp) (2.21)


BN =
UB ( jam)
Keterangan:
BN = Biaya pemakaian ban perjam (jam)
HB = Harga ban (Rp)
UB = Umur ban (jam)

2.12.4 Biaya perbaikan (repair cost)


Biaya perbaikan sangat dipengaruhi oleh kondisi kerja alat, skill operator
dan perawatan terhadap alat. Kalkulasi biaya perbaikan didapat dari akumulasi
data sebelumnya (Sainder dan Prabowo, 2018).
19

2.12.5 Special intems


Selain perawatan berkala seperti pergantian oli, saringan oli, saringan
minyak dan perawatan rutin lainnya, kerusakan pada unit juga sering terjadi.
Untuk itu biaya perbaikan (repair cost) juga harus diperhitungkan (Istiqamah dan
Gusman, 2020).

2.12.6 Gaji operator (operator salary)


Gaji operator menjadi salah satu hal yang harus diperhitungkan dalam
perhitungan biaya produksi alat berat. Biasanya operator digaji berdasarkan jam
kerja mereka namun dibeberapa perusahaan operator alat berat menjadi karyawan
tetap, sehingga gaji operator dibayarkan perbulan (Sainder dan Prabowo, 2018).

2.13 Total Biaya


Untuk mengetahui total biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan pengupasan
lapisan tanah penutup (overburden) menggunakan persamaan 2.22 (Rumengan
dkk., 2017):
(2.22)
Total Biaya = Biaya Operasional + Biaya Sewa

Biaya operasional adalah kesuluruhan biaya-biaya komersil dikeluarkan


untuk menunjang atau mendukung kegiatan atau akivitas perusahaan untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan dan dalam arti lain biaya operasional
adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses kegiatan operasional
perusahaan dalam usahanya mencapai tujuan perusahaan yang lebih maksimal
(Winarso, 2014).
Biaya sewa alat berat adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa
penggunaan alat berat dalam satuan jam atau hari (Febrianti dan Zakia, 2019).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan selama kurun waktu ± 3 bulan. Lokasi penelitian
berada di pit 4 PT. Bosowa Mining yang secara administratif terletak di Desa
Tambakua, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi
Tenggara. Sarana transportasi menuju lokasi tambang PT. Bosowa Mining dapat
ditempuh dengan menggunakan alat transportasi umum atau pribadi. Untuk
mencapai wilayah lokasi penelitian dapat ditempuh dari Kendari menuju ke
Langgikima Kecamatan Langgikima selama ± 5 jam perjalanan dan dilanjutkan
dengan perjalanan melalui jalan pengerasan Kawasan perkebunan sawit dan jalan
pertambangan selama 2 jam menuju site Wiwirano. Adapun peta lokasi penelian
dan peta situasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2.

3.2 Jenis Penelitian


Berdasarkan jenis data yang diperoleh maka jenis penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
menggunakan format terstruktur dengan pengumpulan data berdasarkan
pengamatan secara langsung. Penelitian ini lebih mengarah ke suatu penelitian
terapan (applied research), yaitu salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk
memberikan suatu solusi atau permasalahan tertentu secara praktis. Dalam
pelaksanaan penelitian dengan metode yang digunakan dalam pengumpulan data,
dilakukan dengan dua acara yaitu pengumpulan data sekunder dengan penelitian
pustaka dan pengumpulan data primer dengan observasi di lapangan.

20
21

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian


22

Gambar 3.2 Peta Situasi Penelitian


23

3.3 Bahan atau Materi Penelitian


Bahan atau materi penelitian yang digunakan berupa data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diambil langsung di lapangan dan
data sekunder merupakan data yang didapat dari internet maupun dari perusahaan
PT. Bosowa Mining data-data tersebut diantaranya:

3.3.1 Data primer


Data primer merupakan data yang diambil secara langsung di lapangan dari
objek penelitian dimana data tersebut berupa data untuk menghitung waktu edar
excavator yang terdiri dari digging time, swing time, dumping time, swing empty
time. Serta untuk menghitung waktu edar dump truck yang terdiri dari manuver
isi, mengisi muatan, manuver dumping dan dumping time.

3.3.2 Data sekunder


Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan, dimana data
tersebut berupa peta lokasi, jumlah volume overburden, data target produksi,
waktu kerja tersedia, densitas overburden, data spesifikasi alat, data profil jalan
dari pit ke disposal, data sewa alat, data gaji operator dan data biaya operasional
alat.

3.4 Instrumen Penelitian


Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian


No Instrumen Penelitian Kegunaan
1 Stopwatch Untuk menghitung waktu siklus alat gali muat
dan alat angkut
2 Buku Lapangan Untuk tempat menulis data-data yang telah
diperoleh
3 Alat tulis menulis Untuk alat bantu tulis menulis
4 Laptop Untuk mengolah data dan pembuatan laporan
5 Kamera Untuk dokumentasi
6 Pakaian safety Untuk melindungi tubuh
24

3.5 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian merupakan tahapan dalam melakukan penelitian dan
cara mengumpulkan data. Penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa tahapan
yaitu tahap studi literatur, tahap pengamatan lapangan, tahap pengambilan dan
pengumpulan data, tahap pengelolahan data kemudian tahap analisis data. Berikut
adalah tahapan-tahapan penelitian yang dimaksud:

3.5.1 Studi literatur


Studi literatur dilakukan dengan pengumpulan bahan-bahan pustaka yang
menjadi penunjang dalam penelitian ini. Kegiatan pada tahap ini adalah
mengumpulkan literatur atau referensi yang mengandung kegiatan penelitian
seperti yang terkait dengan produktivitas alat dan jumlah alat yang akan
digunakan dalam pengupasan overburden dan biaya pengupasan overburden.

3.5.2 Observasi lapangan


Melakukan observasi langsung di lapangan untuk mengamati kondisi daerah
yang akan dilakukan penelitian dan dapat memperoleh gambaran awal tentang
lokasi serta dapat mengangkat permasalahan yang ada di lapangan untuk dijadikan
topik dalam suatu penelitian.

3.5.3 Pengambilan dan pengumpulan data


Data yang dimaksud pada penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang dimana cara pengambilannya dilakukan
langsung di lapangan seperti untuk menghitung waktu siklus alat gali muat dan
angkut menggunakan stopwatch sebanyak 30 kali siklus yang terdiri dari digging
time, swing time, dumping time, swing empty time. Serta untuk menghitung waktu
edar dump truck yang terdiri dari manuver isi, mengisi muatan, manuver dumping
dan dumping time. Sedangkan, Data sekunder merupakan data yang sudah ada dan
bersumber dari studi literatur, hasil penelitian sebelumnya ataupun instasi yang
memberikan penjelasan atau gambaran umum mengenai lokasi penelitian dan
informasi-informasi yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini. Data
sekunder yang dibutuhkan adalah peta lokasi, jumlah volume overburden, dan
25

target produksi, waktu kerja efektif, dencity overburden, data spesifikasi alat, data
profil jalan dari pit ke disposal, data sewa alat, data biaya gaji dan data biaya
operasional alat.

3.5.4 Pengolahan dan analisis data


Pada tahap ini dilakukan pengolahan data terhadap data yang telah
dikumpulkan. Tahapan proses ini mencangkup:
1. Menentukan waktu pengangkutan (hauling time) dan waktu Kembali
(return) alat angkut dengan menggunakan persamaan (2.8), persamaan
(2.9), persamaan (2.10), persamaan (2.11), persamaan (2.12), persamaan
(2.13), persamaan (2.14), persamaan (2.15) dan persamaan (2.16)
2. Menghitung waktu siklus (cycle time) alat gali muat dan alat angkut
menggunakan persamaan (2.2) dan persamaan (2.4).
3. Menghitung target produksi perjam berdasarkan volume overburden
4. Menghitung produktifitas alat gali muat dan angkut menggunakan
persamaan (2.3) dan persamaan (2.5).
5. Menentukan jumlah alat gali-muat dan angkut yang dibutuhkan dalam
kegiatan pengupasan overburden berdasarkan target produksi dan
produktivitas alat dengan menggunakan persamaan (2.18).
6. Menghitung keserasian alat (match factor) menggunakan persamaan (2.17).
7. Menghitung biaya bahan bakar menggunakan persamaan (2.19).
8. Menentukan total biaya pengupasan overburden menggunakan persamaan
(2.22).
26

3.6 Diagram Alir Penelitian


27

Mulai

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


Waktu edar excavator: Peta Lokasi
Digging time Volume overburden pit 4
Swingg time Target produksi overburden
Dumping time Waktu kerja tersedia
Swing empity time Spesifikasi alat
Waktu edar dump truck: Dencity overburden
Manuver isi Harga sewa alat gali muat
Loading Time dan angkut
Manuver dumping Data biaya gaji
Dumping time Data biaya operasional alat
Data profil jalan dari pit ke
disposal

Pengolahan Data
Menentukan waktu pengangkutan (hauling time) dan waktu Kembali (return) alat
angkut dengan menggunakan persamaan (2.8), persamaan (2.9), persamaan (2.10),
persamaan (2.11), persamaan (2.12), persamaan (2.13), persamaan (2.14),
persamaan (2.15) dan persamaan (2.16)
Menghitung waktu siklus (cycle time) alat gali muat dan alat angkut
menggunakan persamaan (2.2) dan persamaan (2.4).
Menghitung target produksi perjam berdasarkan volume overburden
Menghitung produktifitas alat gali muat dan angkut menggunakan persamaan (2.3)
dan persamaan (2.5).
.

A
28

Menentukan jumlah alat gali-muat dan angkut yang dibutuhkan dalam


kegiatan pengupasan overburden berdasarkan target produksi dan
produktivitas alat dengan menggunakan persamaan 2.18.
Menghitung keserasian alat (match factor) menggunakan persamaan 2.17.
Menghitung biaya bahan bakar menggunakan persamaan 2.19.
Menentukan total biaya pengupasan overburden menggunakan persamaan
2.22.

Analisis Data
Menganalisis produktivitas alat gali-muat dan angkut
Menganalisis jumlah alat gali muat dan alat angkut
Menganalisis biaya kegiatan pengupasan overburden

Hasil
Jumlah alat gali muat dan alat angkut yang
dibutuhkan dalam kegiatan pengupasan
overburden serta total biaya pengupasan
overburden

Selesai

Gambar 3.3 Diagram alir penelitian


29

3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6

3.7 Jadwal Penelitian


Rencana jadwal penelitian akan dilaksanakan pada bulan ke 1 sampai
dengan bulan ke 3. Uraian rencana kegiatan dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai
berikut:

Tabel 3.2. Uraian rencana kegiatan penelitian


No Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Surat menyurat/perizinan
2 Persiapan observasi
3 Observasi lapangan
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data
7 Penyusunan hasil penelitian
8 Sidang skripsi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Endapan Bijih Nikel Laterit


Wilayah IUP PT. Bosowa Mining sedang dalam proses penambangan yang
terbagi menjadi 4 pit diantaranya pit 1, pit 2, pit 3, dan pit 4. Pada kegiatan
penambangan PT. Bosowa Mining khususnya Pit 4 memiliki luas area 2,8 Ha
dengan kondisi vegetasi yang lebat dan memiliki topografi bukit yang
bergelombang sehingga sangat menggambarkan proses pembentukan nikel laterit.
Topografi yang bergelombang cenderung membawa air dalam bentuk run off
bergerak perlahan sehingga memiliki kesempatan untuk melakukan penetrasi
lebih melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Endapan nikel laterit pada
pit 4 memiliki ketebalan pada area punggung bukit mengarah ke lereng bukit.
Ketinggian topografi pada pit 4 berkisar 440 Meter - 400 Meter diatas permukaan
laut.
Berdasarkan hasil data eksplorasi dan estimasi cadangan pada PT. Bosowa
Mining dengan cut off grade 1,5 % dan untuk limonite pada pit 4 memiliki
cadangan overburden sebesar 420.000 ton. Kegiatan pengupasan overburden pada
penelitian ini menggunakan metode konvensional yang merupakan metode
pemindahan tanah mekanis dengan menggunakan kombinasi antara alat gali muat
dan alat angkut.
Berdasarkan data sekundar pada data jumlah volume overburden memiliki
total volume overburden sebesar 420.000 ton dengan berat jenis 1,65 ton dan
untuk target pengupasan overburden bulanan pada pit 4 yaitu ton/bulan dengan
target produksi yaitu 105.000 ton/jam. Adapun alat mekanis yang digunakan
adalah alat gali muat (excavator CAT 330) dan alat angkut (dump truck FAW)
dan waktu kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan pengupasan overburden adalah
8 jam. Lampiran 1.

4.2 Perencanaan Penggunaan Alat Berat (Equipment Plan)


Perencanaan penggunaan alat berat dalam pengupasan lapisan overburden
sangatlah penting agar kita bisa mengetahui jumlah alat mekanis yang akan
31

digunakan dalam kegiatan pengupasan lapisan overburden sehingga dapat


meminimalkan ketidakpastian biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
Jumlah alat mekanis yang akan dibutuhkan dapat dihitung berdasarkan
produktivitas masing-masing alat mekanis yang digunakan dan target produksi
bulanan, dalam kegiatan pengupasan overburden menggunakan alat gali muat
excavator CAT 330 dan untuk pengangkutan overburden dari pit ke disposal
menggunakan dump truck FAW. Target pengupasan overburden bulanan pit 4
yaitu 105.000 ton, dari hasil perolehan target produksi ton/jam didapatkan dari
pembagian antara target produksi perbulan dengan waktu kerja tersedia perbulan.
Adapun target produksi overburden setiap bulannya dapat dilihat pada tabel 4.1
sebagai berikut:

Tabel 4.1 Target produksi pengupasan overburden


Bula Target Produksi
n
Ob (Ton/Bulan) Ob (Ton/jam)
1 105.000 445,45
2 105.000 445,45
3 105.000 445,45
4 105.000 445,45
Sumber: PT. Bosowa Mining

4.3 Pengupasan Overburden

4.3.1 Waktu hauling bermuatan


Alat angkut yang digunakan pada kegiatan pengangkutan material
overburden dari pit ke disposal menggunakan dump truck FAW dan alat muat
yang digunakan dalam proses loading material adalah excavator CAT 330 Untuk
penentuan produktivitas alat mekanis yang digunakan ada beberapa komponen
yaitu waktu edar (cycle time) yang nilainnya didapatkan dari penjumlahan waktu
manuver untuk dimuati, waktu pemuatan material (loading time), waktu manuver
sebelum menumpah, waktu pergi bermuatan (hauling time) dan waktu Kembali
kosong (return time) yang didapatkan dari hasil perhitungan rimpull. Untuk
menentukan waktu pengangkutan (hauling time) dan waktu kembali kosong
32

(return time) memiliki beberapa komponen dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai
berikut:

Tabel 4.2 Komponen dalam menentukan waktu pengangkutan


No Komponen Nilai Satuan Keterangan
1. Berat Kendaraan 8,43 ton Lampiran 4B
2. Jumlah pemuatan 4 kali Pengamatan dilapangan
Volume bucket
3. 1,83 m3 Lampiran 4A
excavator
Densitas
4. 1,65 ton/m3 Lampiran 3
overburden
Volume bucket × jumlah
5. Volume muatan 8,05 m3
pemuatan × fill factor
Volume muatan ×
6. Tonase muatan 13,29 ton
densitas OB
Berat kendaraan Tonase muatan + berat
7. 21,72 ton
bermuatan kendaraan
Sumber: Lampiran hasil penelitian

Jalan angkut yang direncanakan PT. Bosowa Mining yaitu jarak dari pit ke
disposal memiliki jarak sejauh 402 meter. Dimana, jalan tersebut terbagi menjadi
6 segmen jalan dapat dihitung dan dibagi berdasarkan kondisi jalan yang ada
dilapangan seperti kondisi jalan datar, pendakian, penurunan dan tikungan.
Adapun gambar profil jalan dari pit ke disposal dapat dilihat pada gambar 4.1
(Lampiran 9) masing-masing segmen jalan angkut memiliki elevasi atau
kemiringan yang berbeda-beda dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Kemiringan jalan angkut dari pit ke disposal
Beda Grade
Segmen Dari - Ke Jarak Horizontal (m)
Tinggi (m) (%)
1 A-B 2 50,72 0,05
2 B-C 3 69,89 0,05
3 C-D 4 75,32 0,06
4 D-E 6 54,52 0,12
5 E-F 1 60,74 0,02
6 F-G 6 89,77 0,07
Sumber: Lampiran Hasil Penelitian
33

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan kemiringan masing-masing segmen dari


pit ke disposal. Untuk segmen pertama dari A ke B memiliki beda tinggi 2 dimana
dengan jarak horizontal 50,72 meter dan memiliki grade yaitu 0,05% dan untuk
segmen kedua menunjukan beda tinggi yaitu 3 dengan jarak horizontal 69,89
dengan grade sebesar 0,05% . Kemudian, untuk segmen ketiga sampai keenam
memiliki beda tinggi dengan grade dan jarak horizontal yang berbeda-beda. Profil
jalan dari pit ke disposal bisa dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

GRAFIK PROFILE
Elevasi (mdpl)
395
PITJALAN
TO DISPOSAL
G
388.982
390
F
E 382.521
385 381.098
90 M
A
380 376.13 B D
373.791 374.797 61 M
C
375
370.43 55 M
ELEVASI (MDPL)
370 51 M
70 M 75 M
365
360
0 51 70 75 55 61 90
JARAK (M)

Gambar 4.1 Profil jalan dari pit ke disposal


(Sumber: Hasil penelitian)

a) Rolling resistance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR)
Perhitungan rimpull dilakukan pada saat perubahan segmen jalan, untuk
perubahan segmen jalan dapat dihitung dan dibagi berdasarkan kondisi jalan yang
ada dilapangan seperti kondisi jalan datar, pendakian, penurunan dan tikungan.
Nilai dari rimpull dalam mengatasi tanahan gelinding (rolling resistance/RR)
diasumsikan berdasarkan nilai tahanan gelinding/rolling resistance yang ada di
tinjauan Pustaka. Untuk mengatasi jalan dengan kondisi menanjak (grade
resistance/GR) nilaiannya dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.8
dan persamaan 2.9. Kemudian, untuk menentukan tahanan kelandaian (total
resistance/TR) dalam mengatasi hambatan jalan pada setiap segmen dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.11. Untuk kondisi segmen jalan
menurun nilai rolling resistance (RR) dikurangi dengan nilai grade resistance
(GR) menggunakan persamaan 2.13. Sebaliknya, pada segmen jalan dengan
34

kondisi menanjak maka nilai rolling resistance (RR) dijumlahkan dengan nilai
grade resistance (GR) menggunakan persamaan 2.12. Adapun hasil perhitungan
Rolling resistance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR) dapat
dilihat pada Lampiran 10.

Alat angkut dump truck FAW pada saat berisi material memiliki berat
sebesar 21,72 ton dengan tahanan gulir 65 lb/ton. Grade resistance (GR) pada
segmen pertama memiliki nilai sebesar 0,92 lb/ton dimana jarak segmen
horizontal sepanjang 50,72 meter. Dengan kondisi jalan yang menurun pada
segmen pertama diperoleh nilai dari total resistance (TR) sebesar 64,08 lb/ton.
Adapun perhitungan (RR), (GR) dan (TR) pada segmen-segmen berikutnya dapat
dilihat pada Lampiran 10.

b) Rimpull
Kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh suatu mesin atau sering dikatakan
sebagai rimpull dan kecepatan alat angkut, kekuatan tarik dan kecepatan yang
diberikan oleh mesin sangat bervariasi tergantung dari gear mesin, semakin kecil
gear yang digunakan maka semakin besar tenaga yang tersedia. Efisiensi yang
digunakan pada persamaan ini yaitu efisiensi normal yaitu 0,85 karena
diasumnsikan alat tidak bekerja penuh dalam sahari. Daya mesin yang digunakan
untuk menentukan kecepatan yaitu 280 Hp, dimana nilai tersebut diperoleh
berdasarkan spesifikasi alat angkut yang digunakan. Berdasarkan hasil dari total
rimpull dan kecepatan yang diperoleh dari masing-masing gear dapat dilihat pada
tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rimpull dan kecepatan alat yang dibutuhkan


Rimpul Kecepatan
Efisiensi Kecepatan
gear Hp l rata-rata
mekanis (mph)
tersedia (km/jam)
1 0,85 280 14393 6,20 9,98
2 0,85 280 10037 8,89 14,31
3 0,85 280 7106 12,56 20,21
4 0,85 280 5047 17,68 28,46
5 0,85 280 3710 24,06 38,72
6 0,85 280 2705 32,99 53,10
35

7 0,85 280 1915 46,61 75,00


8 0,85 280 1360 65,63 105,61
9 0,85 280 1000 89,25 143,63
Sumber: Spesifikasi Alat

Tabel 4.4 menunjukan hasil dari perhitungan kekuatan tarik yang dapat
diberikan oleh mesin atau sering dikatakan sebagai rimpull dan kecepatan alat
angkut, kekuatan tarik dan kecepatan yang dapat diberikan oleh mesin sangat
bervariasi tergantung dari gear mesin, semakin kecil gear yang digunakan
semakin besar tenaga yang tersedia. Adapun efisiensi yang digunakan adalah
efisiensi normal yaitu 0,85 karena diasumsikan alat tidak bekerja penuh dalam
sehari dan daya mesin yang digunakan untuk menentukan kecepatan di atas yaitu
280 HP dimana nilai ini didapatkan dari spesifikasi alat angkut. Kemudian, dari
total rimpull yang diperoleh pada segmen pertama sebesar 1915 lb. Jadi, untuk
mengatasi hambatan tersebut alat angkut harus menggunakan gear 7, dimana pada
gear 7 memiliki rimpull yang tersedia sebesar 1915 lb dan untuk mengatasi
hambatan jalan dan kecepatan alat angkut 75,00 Km/jam. Adapun hasil
perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 10.
Dalam menentukan waktu hauling bermuatan dapat diketahui setelah
diperoleh kecepatan dari rimpull dan jarak tiap segmen yang dihitung berdasarkan
dari hasil analisis data dengan menggunakan microsoft excel. Untuk mendapatkan
waktu yang dibutuhkan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan 2.15.
Adapun waktu hauling bermuatan yang dibutuhkan oleh alat angkut untuk sampai
kembali ke disposal dengan jarak angkut sebesar 402 meter adalah 0,32 Menit
Lampiran 10.

4.3.2 Waktu return kosong


Jalan angkut yang direncanakan oleh PT. Bosowa Mining dari pit ke
disposal memiliki jarak 402 meter jalanan yang ditempuh oleh alat angkut tetap
sama dengan kondisi pada saat bermuatan. Dimana jalan tersebut terbagi menjadi
6 segmen jalan dapat dihitung dan dibagi berdasarkan kondisi jalan yang ada
dilapangan seperti kondisi jalan datar, pendakian, penurunan dan tikungan.
36

Adapun gambar profil jalan angkut dari disposal ke pit dapat dilihat pada gambar
4.5 Lampiran 15:

Tabel 4.5 Kemiringan jalan angkut dari disposal ke pit


Segme Beda Grade
Dari - Ke Jarak Horizontal (m)
n Tinggi (m) (%)
1 G–F 6 89,77 0,07
Segme Beda Grade
Dari - Ke Jarak Horizontal (m)
n Tinggi (m) (%)
2 F–E 1 60,74 0,02
3 E–D 6 54,52 0,12
4 D–C 4 75,32 0,06
5 C–B 3 69,89 0,05
6 B–A 2 50,72 0,05
Sumber: Lampiran Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan kemiringan masing-masing segmen dari


disposal ke pit, untuk segmen pertama dari G ke F memiliki beda tinggi 6 dengan
jarak horizontal 89,77 meter dan memiliki grade 0,07 dan untuk segmen kedua
menunjukan beda tinggi yaitu 1 dengan jarak horizontal 60,74 meter dengan
grade sebesar 0,02%. Kemudian, untuk segmen ketiga sampai keenam memiliki
beda tinggi yang berbeda dengan grade dan jarak horizontal yang berbeda-beda.
Adapun profil jalan dari disposal ke pit dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai
berikut:

GRAFIK PROFILE JALAN


DISPOSAL TO PIT
Elevasi G(mdpl)
395
388.982
390
F
382.521 E
385 381.098
90 M A
380 D 376.13
61 M 374.797 B
373.791
375 C
55 M 370.43
370 51 M ELEVASI (MDPL)
75 M 70 M
365

360
0 90 61 55 75 70 51

JARAK (M)

Gambar 4.2 Profil jalan dari disposal ke pit


(Sumber: Hasil penelitian)
37

a) Rolling resitance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR)
Perhitungan rimpull dilakukan pada saat perubahan segmen jalan, untuk
perubahan segmen jalan dapat dihitung dan dibagi berdasarkan kondisi jalan yang
ada dilapangan seperti kondisi jalan datar, pendakian, penurunan dan tikungan.
Nilai dari rimpull dalam mengatasi tanahan gelinding (rolling resistance/RR)
diasumsikan berdasarkan nilai tahanan gelinding/rolling resistance yang ada di
tinjauan Pustaka, untuk mengatasi jalan dengan kondisi menanjak (grade
resistance/GR) nilaiannya dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.8
dan persamaan 2.9. Kemudian, untuk menentukan tahanan kelandaian (total
resistance/TR) dalam mengatasi hambatan jalan pada setiap segmen dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.11, untuk kondisi segmen jalan
menurun nilai rolling resistance (RR) dikurangi dengan nilai grade resistance
(GR) menggunakan persamaan 2.13. Sebaliknya, pada segmen jalan dengan
kondisi menanjak maka nilai rolling resistance (RR) dijumlahkan dengan nilai
grade resistance (GR) menggunakan persamaan 2.12. Adapun hasil perhitungan
rolling resistance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR) dapat
dilihat pada Lampiran 10.
Alat angkut dump truck FAW Pada kondisi tidak berisi material memiliki
berat sebesr 8,43 ton dengan nilai koefisian rolling resistance (RR) sebesar 65
lb/ton, untuk grade resistance (GR) pada segmen pertama memiliki nilai sebesar
1,44 lb/ton dengan jarak segmen horizontal sepanjang 89,77 meter. Kemudian,
untuk kondisi jalan yang menurun pada segmen pertama diperoleh nilai dari total
resistance (TR) sebesar 63,56 lb/ton. Adapun untuk perhitungan rolling
resistance (RR), Grade resistance (GR) dan total resistace (TR) pada segmen-
segmen jalan berikutnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

b) Rimpull
Kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh suatu mesin atau sering dikatakan
sebagai rimpull dan kecepatan alat angkut. Kekuatan tarik dan kecepatan yang
diberikan oleh mesin sangat bervariasi tergantung dari gear mesin, semakin kecil
gear yang digunakan maka semakin besar tenaga yang tersedia. Efisiensi yang
38

digunakan pada persamaan ini yaitu efisiensi normal yaitu 0,85 karena
diasumnsikan alat tidak bekerja penuh dalam sahari. Daya mesin yang digunakan
untuk menentukan kecepatan yaitu 280 Hp, dimana nilai tersebut digunakan
berdasarkan spesifikasi alat angkut. Berdasarkan hasil dari perhitungan rimpull
dan kecepatan yang diperoleh dari masing-masing gear dapat dilihat pada tabel
4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rimpull dan kecepatan alat yang dibutuhkan
Kecepatan Kecepatan
Gear Rimpull (lb) EM HP
(mph) (km/jam)
1 14393 0,85 280 6,20 9,98
2 10037 0,85 280 8,89 14,31
3 7106 0,85 280 12,56 20,21
4 5047 0,85 280 17,68 28,46
5 3710 0,85 280 24,06 38,72
6 2705 0,85 280 32,99 53,10
7 1915 0,85 280 46,61 75,00
8 1360 0,85 280 65,63 105,61
9 1000 0,85 280 89,25 143,63
Sumber: Spesifikasi Alat

Tabel 4.6 menunjukan hasil dari perhitungan kekuatan tarik yang dapat
diberikan oleh mesin atau sering dikatakan sebagai rimpull dan kecepatan alat
angkut yang diperoleh pada segmen pertama sebesar 1000 lb. Jadi, untuk
mengatasi hambatan tersebut alat angkut harus menggunakan gear 9. Dimana
pada gear 9 memiliki rimpull yang tersedia sebesar 1000 lb dan untuk mengatasi
hambatan jalan dan kecepatan alat angkut 143,63 Km/jam. Adapun hasil
perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 10
Dalam menentukan waktu return kosong dapat diketahui setelah diperoleh
kecepatan dari rimpull dan jarak tiap segmen yang dihitung berdasarkan dari hasil
analisis data dengan menggunakan microsoft excel. Untuk mendapatkan waktu
yang dibutuhkan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan 2.15 Adapun
waktu return kosong yang dibutuhkan oleh alat angkut untuk sampai kembali ke
pit dengan jarak angkut sebesar 402 meter adalah 0,17 Menit Lampiran 10.

4.4 Produktivitas Alat Gali Muat dan Angkut Pengupasan Overburden


39

4.4

4.4.1 Produktivitas alat gali (digging overburden)


Kegiatan pengupasan lapisan overburden ini menggunakan alat excavator
CAT 330 Penentuan produktivitas alat gali muat ini dapat diketahui dengan
beberapa komponen. Adapun masing-masing komponen tersebut terdiri dari
kapasitas bucket yang nilainya diperoleh dari spesifikasi alat. Kemudian untuk
faktor pengisian bucket untuk nilai yang digunakan merujuk kepada tabel bucket
fill factor dengan kondisi materian yang hampir sama pada lokasi yang memiliki
karateristik yaitu tanah liat atau tanah lunak dan untuk nilai densitas material
diperoleh dari pihak perusahaan dengan nilai densitas sebesar 1,65 ton/m.
Selanjutnya, untuk nilai waktu edar diperoleh dari pengamatan langsung di
lapangan dan untuk nilai faktor koreksi dihitung berdasarkan pengalian dari nilai
efisiensi waktu, efisiensi operator dan efisiensi kerja. Adapun nilai yang terdiri
dari komponen-komponen dalam menentukan produktivitas alat gali muat
excavator CAT 330 dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Komponen produktivitas excavator CAT 330 (digging)


No. Komponen Nilai Keterangan
1. Kapasits bucket (m3) 1,83 Lampiran 4A
2. Waktu gali (detik) 8,65
3. Waktu putar bermuatan (detik) 7,08
4. Waktu buang muatan (detik) 4,13 Lampiran 5
5. Waktu putar tak bermuatan (detik) 6,23
6. Densitas material (ton/m3) 1,65 Lampiran 3
7. Efisiensi kerja 0,75 Lampiran 2
8. Efisiensi waktu 0,83 Tabel 2.1
9. Efisiensi operator 0,83 Tabel 2.3
10. Bucket fill factor 1,1 Tabel 2.4
11. Swell factor 0,85 Tabel 2.5
Sumber: Hasil penelitian

Waktu edar (cycle time) terdiri dari waktu gali (digging), waktu putar
bermuatan (swing time), waktu buang muatan (passing time) dan waktu putar
tidak bermuatan (swing empity time). Waktu edar (cycle time) alat gali
diasumsikan berdasarkan perolehan dari data langsung dilapangan dengan
40

kegiatan yang sama di pit penambangan yang berbeda. Untuk faktor koreksi
terdiri dari beberapa efisiensi yaitu efisiensi waktu, efisiensi kerja dan efisiensi
operator. Faktor koreksi dihitung berdasarkan penggalian dari masing-masing
efisiensi tersebut, dari nilai masing-masing komponen didapatkan produktifitas
dari alat gali muat excavator CAT 330 pada proses menggali (digging) dengan
menggunakan persamaan 2.3 yaitu 201,3 ton/jam. Adapun hasil perhitungannya
dapat dilihat pada Lampiran 8.

4.4.2 Produktivitas Alat Muat (Loading overburden)


Pada proses penentuan produktivitas excavator CAT 330 pada kegiatan
memuat material (loading) sama dengan komponen-komponen yang terdapat
kegiatan menggali material (digging). Faktor yang membedakan yaitu kapasitas
produksi yang dihasilkan alat pada saat digging dan loading adalah waktu edar.
Karena waktu edar saat digging lebih lama dari pada saat loading. Hal ini
dikarenakan pada saat digging alat bekerja atau menggali pada kondisi tanah yang
masih asli (bank). Sedangkan, pada saat loading alat bekerja atau memuat material
pada kondisi material yang sudah digali (loose). Adapun masing-masing nilai
yang terdiri dari komponen-komponen alat dalam menentukan produktivitas
excavator CAT 330 dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Komponen produktivitas excavator CAT 330 (Loading)


No. Komponen Nilai Keterangan
1. Kapasits bucket (m )3
1,83 Lampiran 4A
2. Waktu gali (detik) 7,68
3. Waktu putar bermuatan (detik) 6,73
4. Waktu buang muatan (detik) 4,13 Lampiran 5
5. Waktu putar tak bermuatan (detik) 6,08
6. Densitas material (ton/m 3)
1,65 Lampiran 3
7. Efisiensi kerja 0,75 Lampiran 2
8. Efisiensi waktu 0,83 Tabel 2.1
9. Efisiensi operator 0,83 Tabel 2.3
10. Bucket fill factor 1,1 Tabel 2.4
11. Swell factor 0,85 Tabel 2.5
Sumber: Hasil penelitian
41

Waktu edar (cycle time) terdiri dari waktu gali (digging), waktu putar
bermuatan (swing time), waktu buang muatan (passing time) dan waktu putar
tidak bermuatan (swing empity time). Waktu edar (cycle time) alat gali
diasumsikan berdasarkan perolehan dari data langsung dilapangan dengan
kegiatan yang sama di pit penambangan yang berbeda. Untuk faktor koreksi
terdiri dari beberapa efisiensi yaitu efisiensi waktu, efisiensi kerja dan efisiensi
operator. Faktor koreksi dihitung berdasarkan penggalian dari masing-masing
efisiensi tersebut, dari nilai masing-masing komponen didapatkan produktifitas
dari alat gali muat excavator CAT 330 pada proses menggali (digging) dengan
menggunakan persamaan 2.3 yaitu 213,3 ton/jam. Adapun hasil perhitungannya
dapat dilihat pada Lampiran 8.

4.5 Produktivitas Alat Angkut


Pengangkutan overburden dari pit ke disposal maupun sebaliknya
menggunakan alat angkut dump truck tipe FAW dan alat yang digunakan untuk
loading material adalah excavator CAT 330. Sebelum menentukan produktivitas
alat angkut yang akan digunakan untuk kegiatan hauling dan return overburden,
terlebih dahulu ditentukan waktu edar dari alat angkut. Penentuan waktu edar dari
alat angkut tersebut diasumsikan dengan cara melakukan pengambilan data pada
kegiatan penambangan pada front terdekat dari pit yang sedang dibuka terkecuali
waktu hauling bermuatan dan waktu hauling kembali untuk diisi didapatkan
dengan cara teoritis. Adapun komponen diantaranya terdiri dari jumlah pengisian,
kapasitas bucket alat muat, faktor pengisian (bucket fill factor), faktor
pengembangan (swell factor), densitas material, dan waktu edar yang terdiri dari
penjumlahan waktu manuver isi, waktu mengisi pemuatan, waktu pergi
bermuatan, waktu manuver tumpah dan waktu kembali kosong dan faktor koreksi.
Sehingga dari hasil perhitungan kapasitas produksi tersebut bisa ditentukan berapa
jumlah unit alat muat yang akan digunakan berdasarkan target produksi. Dalam
menentukan produktivitas dump truck memiliki beberapa komponen dapat dilihat
pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Komponen produktivitas dump truck FAW


42

No Komponen Nilai Keterangan


1 Jumlah pengisian (kali) 4 Pengamatan dilapangan
2 Kapasitas bucket excavator (m3) 1,83 Lampiran 4A
3 Faktor pengisian bucket 1,1 Tabel 2.4
Jumlah pengisian ×
4 Kapasitas bak dump truck (m3) 8,05
kapasitas bucket × fill factor
5 Effisiensi waktu 0,83 (Normal) Tabel 2.1
6 Efisiensi operator 0,83 (Normal) Tabel 2.3
7 Effisiensi kerja 0,75 Lampiran 2
8 Waktu muat (detik) 100
9 Waktu tumpah (detik) 30,05 Pengamatan lapangan
10 Waktu maneuver tumpah (detik) 48,95 lampiran 5B
11 Waktu maneuver isi (detik) 30,39
No Komponen Nilai Keterangan
12 Waktu angkut (detik) 19,29
Lampiran 10
13 Waktu kembali (detik) 10,07
14 Densitas overburden (ton/m3) 1,65 Lampiran 3
Sumber: Hasil penelitian

Waktu siklus alat angkut diasumsikan berdasarkan perolehan dari data


lapangan (lampiran 5B), dari hasil teoritis untuk waktu hauling bermuatan dan
hauling kosong didapatkan dari hasil perhitungan rimpull (lampiran 10). Untuk
waktu tunggu dimuati (loading) dan waktu tunggu untuk menumpah (dumping)
merupakan pengamatan langsung dilapangan pada kegiatan atau pekerjaan yang
sama di pit penambangan yang berbeda, hasil data cycle time dengan
menggunakan persamaan 2.4 adalah 4,0 menit. Adapun nilai faktor koreksi
diasumsikan berdasarkan teori. Kemudian, untuk Swell factor, fill factor
ditentukan berdasarkan tabel rujukkan yang sesuai dengan kondisi lapangan serta
jumlah rit pengisian diasumsikan berdasarkan hasil pengamatan dilapangan pada
kegiatan yang sama. Berdasarkan hasil dari komponen-komponen yang diperoleh
maka produktivitas dump truck FAW dengan menggunakan persamaan 2.5 yaitu
sebesar 102,8 ton/jam. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 11.

4.6 Penentuan Jumlah Alat Mekanis


Penentuan jumlah alat mekanis yang akan digunakan pada kegiatan
pengupasan overburden dan loading overburden ditentukan berdasarkan
kegunaan, kapasitas produksi masing-masing alat tersebut serta target produksi
43

tiap bulannya atau perjam. Dimana, besar produktivitas excavator CAT 330 yaitu
201,3 ton/jam dan target produksi perjamnya yaitu 445,455 ton/jam. Untuk
jumlah alat yang dibutuhkan dalam kegiatan penggalian (digging) overburden
yaitu:

Tp
N=
p
Keterangan:
Tp (Target produksi) = 445,455 ton/jam
P (Produktivitas alat) = 201,3 ton/jam
Jadi, jumlah alat yang dibutuhkan pada bulan pertama adalah:
N = Jumlah alat
445,455ton / jam
N=
201,26 ton / jam
N = 2,2 ≈ 2 unit.

Sehingga dengan persamaan dan cara yang sama untuk mengetahui jumlah
alat yang akan digunakan dari masing-masing alat mekanis berdasarkan jenis alat
beserta kegunaannya dapat dilihat pada lampiran 12. Jadi, untuk jumlah alat
mekanis yang dibutuhkan pada proses kegiatan penggalian lapisan overburden
(digging) dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10 Jumlah alat gali (digging) overburden


Target Target Kapasitas Digging
Bula
Produksi Produksi Produksi Overburden
n
(ton/bulan) (ton/jam) (ton/jam) (unit)
1 105.000 445,45 201,26 2
2 105.000 445,45 201,26 2
3 105.000 445,45 201,26 2
4 105.000 445,45 201,26 2
Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan banyak jumlah alat gali yang


digunakan pada kegiatan penggalian (digging) overburden sebanyak 2 unit.
Adapun untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 12A, dari jumlah
alat muat yang digunakan untuk kegiatan pemuatan (loading) overburden yaitu
44

sebanyak 2 unit selama proses kegiatan pengupasan lapisan overburden. Adapun


hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 12B. Total keseluruhan alat gali
muat yang digunakan pada kegiatan pengupasan lapisan overburden dari bulan ke
1 sampai dengan bulan ke 4 Pada kegiatan penggalian (digging) overburden yaitu
2 unit excavator CAT 330 dan untuk kegiatan pemuatan material (loading)
overburden yaitu menggunakan 2 unit excavator CAT 330.
Untuk jumlah alat gali muat dan alat angkut yang digunakan dalam
kegiatan pengupasan lapisan overburden dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai
berikut:

Tabel 4.11 Jumlah alat gali muat dan angkut


No Alat Berat Kegiatan Jumlah (unit)
1. Excavator CAT 330 Digging overburden 2
2. Excavator CAT 330 Loading overburden 2
3 Dump Truck FAW Hauling overburden 5
Sumber: Hasil penelitian

4.7 Keserasian Alat (Match Factor)


Faktor keserasian atau match factor alat gali muat dan alat angkut
merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai target produksi. Artinya,
bahwa hasil produksi alat gali muat dan alat angkut merupakan hasil produksi
yang dicapai dalam suatu kegiatan pemuatan dan pengangkutan. Keserasian alat
dalam kegiatan pengupasan overburden dengan menggunakan persamaan 2.16
yaitu bernilai MF = 1, Artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak
terjadi waktu tunggu dari kedua jenis alat tersebut baik alat gali muat (excavator
CAT 330) maupun alat angkut (dump truck FAW) bekerja 100%. Perhitungan
match factor dapat dilihat pada Lampiran 13.

4.8 Biaya (cost)


Dalam kegiatan penambangan yang dilakukan di PT. Bosowa Mining
terdapat beberapa komponen dalam biaya produksi yaitu biaya sewa (rental cost)
alat dan biaya operasi (operating cost) yang terdiri dari biaya BBM. Komponen
45

tersebut merupakan parameter untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang


akan dikeluarkan oleh pihak perusahaan. Untuk penyewaan alat gali muat dan alat
angkut PT. Bosowa Mining sendiri melakukan penyewaan kepada kontraktor alat
mekanis untuk biaya sewa tersebut didapatkan dari jumlah alat yang digunakan
oleh perusahaan PT. Bosowa Mining sehingga biaya yang dikeluarkan merupakan
rincian biaya sewa alat perjamnya, untuk penyewaan alat bervariaisi karena
tergantung dari jenis dan tipe alat yang akan disewa. Kemudian, untuk biaya
operasional excavator dan dump truck terdiri dari biaya penggunaan bahan bakar
solar. Biaya operasional dump truck tidak mencakup biaya pergantian ban yang
dilakukan maksimal tiap 6000 jam. Hal ini disebabkan oleh masa operasi, dimana
total jumlah jam operasi untuk kegiatan pengupasan overburden yaitu 942,86 jam
Lampiran 3.

4.5
4.6
4.7
4.8

4.8.1 Biaya sewa serta gaji operator alat gali muat dan alat angkut
Dalam biaya sewa (rental cost) merupakan biaya yang didapat dari jumlah
alat yang digunakan di PT. Bosowa Mining. Dimana PT. Bosowa Mining
melakukan kegiatan pengupasan overburden dengan menggunakan alat sewa
sehingga biaya yang dikeluarkan merupakan rincian biaya sewa alat perjamnya.
Dalam perhitungan biaya penyewaan sudah termaksud dengan gaji operator dan
untuk biaya alat bervariasi, tergantung dari jenis dan tipe alat yang akan disewa.
Daftar harga sewa alat dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12. Biaya sewa alat perjam


No Jenis Alat Mekanis Harga Sewa Alat/Unit serta gaji
operator (Rp/Jam)
1. Excavator CAT 330 (Digging) Rp 450.000,00
2. Excavator CAT 330 (Loading) Rp 450.000,00
3. Dump truck FAW Rp 250.000
Sumber: Hasil penelitian
46

Untuk biaya sewa alat gali muat dan angkut dalam kegiatan penggali
(digging) overburden, pemuatan (loading) overburden dan pengangkutan
(hauling) overburden ditentukan berdasarkan lamanya pengoperasian alat
mekanis yang digunakan. Adapun besar biaya sewa alat gali muat dan angkut
yang dibutuhkan pada proses pengupasan overburden dapat dilihat pada tabel 4.13
berikut:

Tabel 4.13 Biaya sewa alat gali muat dan angkut kegiatan pengupasan
overburden dari bulan ke- 1 sampai ke-4
Jumlah Harga Sewa Jam Biaya
Kegiatan
Alat (unit) Alat/Jam (Rp) Kerja (Rp)
Digging OB 2 Rp 450.000,00 235,71 Rp. 735.323.231
Loading OB 2 Rp 450.000,00 235,71 Rp. 735.323.231
Hauling OB 5 Rp 250.000,00 235,71 Rp. 1.021.282.266
Total biaya (Rp) Rp. 2.491.928.729
Sumber: Hasil penelitian

Berdasarkan tabel 4.13 total biaya sewa alat gali muat dan angkut yang
dibutuhkan dalam kegiatan pengupasa overburden sebesar Rp. 2.491.928.729
adapun perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 14.

4.8.2 Biaya operasional alat gali muat dan alat angkut


PT. Bosowa Mining menggunakan jasa kontraktor alat dalam kegiatan
pengupasan overburden. Sistem pembayaran yang telah disepakati antara PT.
Bosowa Mining dengan jasa kontraktor dalam kegiatan penambangan berdasarkan
penggunaan alat perjamnya dimana biaya tersebut adalah biaya pemakaian bahan
bakar solar yang diperoleh dari hasil penelitian dan pencocokan harga solar
industri yang dikeluarkan oleh pihak PT. Pertamina (persero). Kemudian, untuk
biaya maintenance, minyak pelumas seperti oli mesin, oli hidrolik dan oli
transmisi tidak ditangguhkan kepada pemilik IUP. Hasil konsultasi dari pihak
kontraktor alat berat, penggunaan bahan bakar yang dibutuhkan selama
pengoperasian alat gali muat dan alat angkut dalam kegiatan pengupasan
overburden dapat dilihat pada Tabel 4.15, Tabel 4.16 dan Tabel 4.18.
47

a) Excavator CAT 330 menggali (digging) dan memuat (Loading)


Berdasarkan dari hasil konsultasi dari pihak kontraktor alat berat,
penggunaan bahan bakar yang dibutuhkan selama pengoperasian alat gali muat
dan alat angkut dalam kegiatan pengupasan overburden dapat dilihat pada tabel
4.14 berikut ini:

Tabel 4.14 Penggunaan bahan atau biaya operasional yang dibutuhkan


Lama
Paramete Penggunaan
No Harga (Rp) penggunaan
r (liter)
(Jam)
1 Solar Rp 20.000,00 28 1
Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel 4.14 merupakan banyak penggunaan bahan atau biaya


operasional yang dibutuhkan selama masa operasi kegiatan pengupasan
overburden dan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.19. Adapun
banyak penggunaan bahan atau biaya operasional yang dibutuhkan dapat dilihat
pada tabel 4.15, tabel 4,16 dan tabel 4.18 sebagai berikut:
48

Tabel 4.15 Biaya operasional excavator CAT 330 (digging overburden)


Lama
Harga Penggunaan Jam Kebutuhan Biaya Total
No Parameter Penggunaan Biaya Perjam
(Rp) (Liter) Operasi (Per Jam) Perbulan
(Jam)
1 Solar Rp 20.000 28 1 235,7 28 Rp. 560.000 Rp. 264.000.000
Rp 264.000.000
Total Biaya Operasioanl Keseluruhan Selama 4 Bulan Untuk 2 Unit Rp 264.000.000
Rp 123.068.910
Rp. 915.068.910
Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.16 Biaya operasional excavator CAT 330 (loading overburden)


Lama
Harga Penggunaan Jam Kebutuhan Biaya Total
No Parameter Penggunaan Biaya Perjam
(Rp) (Liter) Operasi (Per Jam) Perbulan
(Jam)
1 Solar Rp 20.000 28 1 235,7 28 Rp. 560.000 Rp. 264.000.000
Rp 264.000.000
Total Biaya Operasioanl Keseluruhan Selama 4 Bulan Untuk 2 Unit Rp 264.000.000
Rp 123.068.910
Rp. 915.068.910
Sumber: Hasil Penelitian
49

b) Dump Truck
Berdasarkan dari hasil konsultasi dari pihak kontraktor alat berat,
penggunaan bahan bakar yang dibutuhkan selama pengoperasian alat angkut
dalam kegiatan penambangan bijih nikel dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:

Tabel 4.17 Penggunaan bahan atau biaya operasional yang dibutuhkan


Lama
Paramete Penggunaan
No Harga (Rp) penggunaan
r (liter)
(Jam)
1 Solar Rp. 20.000 20 1

Dari tabel 4.17 merupakan banyak penggunaan bahan atau biaya


operasional yang dibutuhkan selama masa operasi kegiatan pengupasan
overburden dan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 4.19. Adapun
banyak penggunaan bahan atau biaya operasional yang dibutuhkan dapat dilihat
pada tabel 4.18 sebagai berikut:
50

Tabel 4.18 Biaya operasional yang dibutuhkan alat angkut Dump Truck FAW
Lama
Paramete Harga Penggunaan Jam Kebutuhan Biaya Biaya Total
No Penggunaan
r (Rp) (Liter) Operasi (Per Jam) Perjam Perbulan
(Jam)
1 Solar Rp 20.000 20 1 235,7 20 Rp. 400.000 Rp. 471.428.571
Rp. 471.428.571
Rp. 471.428.571
Total Biaya Operasioanl Keseluruhan Selama 4 Bulan Untuk 5 Unit Rp. 219.765.911
Rp. 1.634.051.625

Sumber: Hasil Penelitian


51

Berdasarkan dari tabel 4.15 dapat diketahui masing masing penggunaan


bahan bakar minyak alat gali dan total biaya operasional untuk kegiatan
pengupasan overburden yang menggunakan alat gali muat excavator type CAT
330 (digging) sebanyak 2 unit pada proses kegiatan pengupasan overburden dari
bulan ke-1 sampai bulan ke-4 dengan total biaya operasional excavator CAT 330
(digging) sebesar Rp. 915.068.910 (Sembilan ratus lima belas juta enam puluh
delapan ribu sembilan ratus sepuluh rupiah). Kemudian pada tabel 4.16 dapat
diketahui masing masing penggunaan bahan bakar minyak alat muat dan total
biaya operasional untuk kegiatan loading overburden yang menggunakan alat gali
muat excavator CAT 330 (loading) sebanyak 2 unit untuk proses kegiatan loading
dari bulan ke-1 sampai bulan ke-4 dengan total biaya operasional excavator CAT
330 sebesar Rp. 915.068.910 (Sembilan ratus lima belas juta enam puluh delapan
ribu sembilan ratus sepuluh rupiah). Selanjutnya, dari tabel 4.18 dapat diketahui
masing masing penggunaan bahan bakar minyak alat angkut dan total biaya
operasional untuk kegiatan hauling overburden dari pit ke disposal yang
menggunakan alat angkut tipe dump truck FAW sebanyak 5 unit untuk proses
kegiatan hauling overburden dari bulan ke-1 sampai bulan ke-4 dengan total biaya
operasional untuk 5 unit alat angkut dump truck FAW sebesar Rp. 1.634.051.625
(satu miliyar enam ratus tiga puluh empat juta lima puluh satu ribu enam ratus dua
puluh lima rupiah) Lampiran 15.
Berdasarkan hasil perhitungan biaya operasional masing-masing kegiatan
pada proses pengupasan overburden, diperoleh total keseluruhan biaya
operasional dengan cara menjumlahkan total biaya keseluruhan dari masing-
masing kegiatan. Sehingga diperoleh total biaya operasional keseluruhan yang
akan dikeluarkan yaitu sebesar Rp 3.464.189.446 (tiga miliyar empat ratus enam
puluh empat juta seratus delapan puluh sembilan ribu empat ratus empat puluh
enam rupiah) Lampiran 15.

4.9 Total Biaya Pengupasan Overburden


Berdasarkan hasil perhitungan biaya pengupasan overburden yang terdiri
dari biaya sewa dan biaya operasional alat yang digunakan dalam kegiatan
52

pengupasan overburden, dimana biaya sewa alat dalam kegiatan pengupasan


overburden sebesar Rp. 2.491.928.729 (dua miliyar empat ratus sembilan puluh
satu sembilan ratus dua puluh delapan ribu tujuh ratus dua puluh sembilan rupiah)
dan total biaya operasional dalam kegiatan pengupasan overburden sabesar Rp
3.464.189.446 (tiga miliyar empat ratus enam puluh empat juta seratus delapan
puluh sembilan ribu empat ratus empat puluh enam rupiah). Jadi, total biaya
keseluruhan yang dibutuhkan dalam kegiatan pengupasan overburden pada pit 4
yaitu sebesar Rp. 5.956.118.175 (lima miliyar sembilan ratus lima puluh enam
juta seratus delapan belas ribu seratus tujuh puluh lima rupiah) Lampiran 16.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Jumlah alat mekanis yang digunakan pada masing-masing kegiatan berbeda.


Pada kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) dari bulan ke-1
sampai bilan ke-4 Pada kegiatan (digging overburden) menggunakan
excavator CAT 330 sebanyak 2 unit dan pada kegiatan (loading overburden)
menggunakan excavator CAT 330 sebanyak 2 unit serta untuk alat angkut
(hauling) menggunakan dump truck FAW sebanyak 5 unit.
2. Total biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan pengupasan lapisan
overburden sebesar Rp. 5.956.118.175 (lima miliyar sembilan ratus lima
puluh enam juta seratus delapan belas ribu seratus tujuh puluh lima rupiah).

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini untuk penelitian
selanjutnya yakni dalam menghitung biaya pengupasan overburden harus
memperhatikan penentuan jenis dan jumlah alat mekanis yang akan digunakan
dalam kegiatan pengupasan overburden. Karena dalam hasil penelitian ini, biaya
pengupasan overburden yang akan dikeluarkan sangat dipengaruhi oleh jenis dan
jumlah alat yang akan digunakan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dari
salah satu alat mekanis sehingga dapat memperlancar kegiatan produksi dan dapat
meminimalkan biaya yang akan dikeluarkan dari jenis dan jumlah alat yang akan
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Febrianti, D., dan Zakia., (2019), Analisis Durasi Dan Perhitungan Biaya
Penyusutan (Depresiasi) Alat Berat Excavator, Jurnal Teknik Sipil, 8(1),
10–19, ISSN: 2502-2595.

Herlita, P., dan Murad, M., (2018), Analisis Kebutuhan Alat Muat Dan Alat
Angkut Pada Kegiatan Penambangan Soil Di Area 242 Dengan Penerapan
Metoda Antrian Untuk Memenuhi Target Produksi Clay 3000 Ton/Hari,
Bina Tambang, 3(3), ISSN: 2302-3333.

Hustrulid, W., Kuchta, M., dan Martin, R., (2013), Open Pit Mine Planning &
Design 3rd Edition. CRC Press. ISSBN- 13: 975-1-4822-2117-6.

Ichsannudin., Purwoko, B., dan Herlambang, Y., (2019), Kajian Teknis


Produktivitas Alat Gali Muat (Excavator) Hitachi Zx210-5 Dan Alat Angkut
(Dump Truck) Mitsubishi FN 527 ML Untuk Mencapai Target Produksi
Penambangan Batu Granit Di PT Hansindo Mineral Persada Kecamatan
Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat, Jurnal
PWK, Laut, Sipil, Tambang, 6(1), 133–141.

Indonesianto, Y., (2013), Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta : CV. Awan


Poetih. ISBN : 978-602-820607-5

Inmarlinianto., Probowati, D., dan Nugraha, A., (2018), Kajian Teknis Produksi
Alat Muat dan Alat Angkut Pada Penambangan Batu Granit di PT Riau
Alam Anugraha Indonesia Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Teknologi
Pertambangan. 4 (2). Periode September 2018-Februari 2019.

Isgianda, F., Sumarya., dan Prabowo, H., (2018), Evaluasi Biaya Dan Kebutuhan
Alat Angkut Dan Alat Muat Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
(Overburden) Pit B PT. Bina Bara Sejahtera Kecamatan Ulok Kupai,
Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Jurnal Bina Tambang, 3(3),
ISSN: 2302-3333.

Istiqamah, D. A., dan Gusman, M., (2020), Kajian Teknis Optimasi Produksi Alat
Gali Muat dan Alat Angkut Pada Kegiatan Pengupasan Overburden
Berdasarkan Efisiensi Biaya Operasional Di Pit Barat PT. Allied Indo Coal
Jaya Kota Sawahlunto, Jurnal Bina Tambang, 5(1), 61–73, ISSN: 2302-
3333.

Kholil, A., (2012), Alat Berat, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, ISBN: 978-
979692-080-8.

Komatsu, (2009), Specification and Application Handbook Edition 30, All Rights
Reserved Printed In Japing.
55

Komatsu, (2019), Specification and Application Handbook Edition 31, All Rights
Reserved Printed In Japing.

Kurniadi, A., Rosana, M. F., Yuningsih, E. T., dan Pambudi, H. L., (2018),
Karateristik Batuan Asal Pembentukan Endapan Nikel Laterit Di Daerah
Madang Dan Serakan Tengah. Padjadjaran Geoscience Journal, 2(3), 221–
234, ISSN: 2597-4033.

Mohutsiwa, M., dan Musingwini, C., (2015), Parametric Estimation of Capital


Costs for Establishing a Coal Mine: South Africa Case Study, The Journal
of The Southern African Institute of Mining and Metallurgy, 115(8), 115,
ISSN 2225-6253.

Oggeri, C., Taddeo, M.F., Alberto, G., Raffaele, V., (2019), Overburden
management in Open Pits: Options and Limits in Large Limestone
Quarries. International Journal of Mining Science and Technology 29, Hal
217-228.

Purwono, H., Rasma., dan Nasution, A. Y., (2020), Pembuatan Alat Bantu Untuk
Proses Bleeding Air Pada Brake System Di Unit Dump Truck HD465-7R,
Jurnal Suara Teknik, 11(1), 12–20, ISSN: 2579-4698.

Putra, R.N., dan Kasim, T., (2019), Evaluasi Teknis Geometri Jalan Upaya
Percapaian Target Produksi Tambang Terbuka PT . Allied Angkut
Produksi Sebagai Batubara 20000 ton / bulan di Indo Coal Jaya ( AICJ ),.
Jurnal Bina Tambang, 4(3), Hal.77–88. ISSN: 2302-3333.

Rifa'i, F. A., dan Prabowo, H., (2020), Analisis Investasi Pengadaan Alat Gali
Muat dan Alat Angkut PT. Benal Aiti Bara Perkasa Kecamatan Mandiangin,
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, Jurnal Bina Tambang, 6(5), 232–
241, ISSN: 2302-3333.

Rostiyanti, SF (2008). Alat Berat untuk Proyek Konstruksi.Jakarta: PT. Rineka


Cipta.ISSBN: 978-979-518-850-6.

Rumengan, M. R., Dundu, A. K. T., dan Pratasis, P. A. K., (2017), Analisis


Kelayakan Investasi Alat Berat Stone Crusher Di Kelurahan Kumersot Kota
Bitung, Jurnal Sipil Statik, 5(10), 687–688, ISSN: 2337-6732.

Salinita, S., dan Nugroho, A., (2014), Pemodelan Bijih Nikel Laterit Untuk
Estimasi Cadangan Pada PT. Anugerah Tompira Nikel Di Daerah Masama,
Kabupaten Banggai, Jurnal Teknologi Mineral Dan Batubara, 10(2), 54–68,
ISSN: 2527-8789.

Samanlangi, A. I., (2016), Sistem Penambangan, CV. Andi Offset, ISBN: 978-
56

979-29-5584-2.

Sandeir, E., dan Prabowo, H., (2018), Evaluasi Kebutuhan dan Estimasi Biaya
Alat Muat Kobelco 380 dan Hitachi 350 Dengan Alat Angkut Scania P360
dan Mercedez Actroz 4043, Jurnal Bina Tambang, 3(3), ISSN: 2302-3333.

Sepriadi., dan Webison, K., (2017), Evaluasi Geometri Jalan Angkut Terhadap
Produktifitas Overburden Di Pit Mt 4 Penambangan Air Laya PT Bukit
Asam (Persero), Tbk. Tanjung Enim Provinsi Sumatera Selatan, Jurnal
teknik patra akademika, 8(2), P-ISSN:2089-5925 E-ISSN:2621-9328

Simanjuntak, M. R. A., dan Ferrari., (2013), Peran Excavator Terhadap Kinerja


Proyek Konstruksi Rumah Tinggal Di Jakarta Selatan, Jurnal Ilmiah Media
Engineering, 3(1), ISSN: 2087-9334 (65-78).

Sokop, R. M., Arsajad, T. T., dan Malingkas, G., (2018), Analisa Perhitungan
Produktivitas Alat Berat Gali-Muat (Excavator) dan Alat Angkut (Dump
truck) Pada Pekerjaan Pematangan Lahan Perumahan Residence Jordan Sea,
Jurnal Tekno, 16(70), ISSN: 0215-9617.

Subowo, G., (2011), Penambangan Sistem Terbuka Ramah Lingkungan Dan


Upaya Reklamasi Pasca tambang Untuk Memperbaiki Kualitas Sumber
daya Lahan Dan Hayati Tanah, Jurnal Sumber Daya Lahan, 5(2), Hal: 83-
94, ISSN 1907-0799.

Suhariyanto., (2018), Alat Berat, Polinema Press, ISBN: 978-602-5952-08-1

Winarso, W., (2014), Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA)


PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO), Jurnal Ecodemica:
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis, 11(2), ISSN: 2355-0295.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Waktu kerja Tersedia


58

Waktu kerja tersedia yang ditetapkan oleh PT. Bosowa Mining dengan
tujuan untuk mengetahui waktu kerja yang dibutuhkan secara efektif pada suatu
alat dalam melakukan kegiatan sesuai dengan waktu kerja yang telah ditetapkan
oleh pihak perusahaan. Adapun jadwal kerja yang ditetapkan perusahaan adalah
sebagai berikut:
a.1 tahun = 360 hari
b. 1 bulan= 30 hari (278 jam)
c.1 minggu = 7 hari (69,5 jam)
d. 1 hari = 1 shift
e.1 shift = 8 jam/hari (sabtu-kamis) dan 7 jam (jumat) (waktu
tersedia)
Adapun pembagian jam kerja dalam 1 (satu) shift pada PT. Bosowa Mining
dapat dilihat pada Tabel L1.1
Tabel L1.1 Jam kerja tersedia PT. Bosowa Mining
Hari Shift Jam Kerja Jam Istirahat Jam Kerja Lanjutan
Sabtu - Pagi 7.00 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 16.00
Kamis
Jum`at Pagi 7.00 – 11.00 11.00 – 13.00 13.00 – 16.00
Sumber: Hasil penelitian
Berdasarkan tabel diatas untuk jam kerja tersedia pada PT. Bosowa Mining
terdiri 1 shift. Jadi, untuk jumlah keseluruhan jam kerja tersedia untuk seminggu
kecuali hari jum’at yaitu 8 jam/hari, sedangkan untuk hari jum’at yaitu 7 jam/hari.
Jadi total keseluruhan jam kerja tersedia, yaitu:
Wkt = (8 jam/hari x 6) + (7 jam/hari x 1)/7
= 7,86 jam/hari x 60 menit = 471,4 menit

Lampiran 2. Efisiensi Kerja


Efisiensi kerja adalah penilain terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan atau
merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu
yang tersedia, dinyatakan dalam (%). Adapun pertimbangan dari faktor hambatan
pada efisiensi kerja terbagi menjadi 2 yaitu faktor hambatan yang dapat dihindari
dan yang tidak dapat dihindari. Dimana faktor hambatan yang dapat di hindari
59

tersebut yaitu: terlambat masuk shift, Istrahat terlalu lama, Keperluan operator dan
Pemeriksaan harian alat. Sedangkan, untuk faktor hambatan tidak dapat dihindari
yaitu: hujan (cuaca) dan perbaikan front kerja. Adapun untuk perhitungan
efisiensi kerja dapat dilihat pada tabel L2.1 sebagai berikut:

Tabel L2.1 Waktu hambatan alat gali muat dan angkut


Waktu
Waktu hambatan yang dapat hambatan yang
No dihindari (menit) tidak dapat di
hindari (menit)
A B C D E F
1 10 5 10 5 90 20
2 9 10 5 8    
3 11 7 3 5    
4 10 7 3 7    
5 12 11 4 7    
6 9 6 5 9    
7 9 8 5 5 60 15
8 10 9 4 8    
9 12 9 5 8    
10 11 12 6 8    
11 10 9 5 9    
12 9 8 5 9
13 11 8 7 9
14 12 8 4 9
15 9 9 3 8
16 10 11 3 8
17 12 9 7 5
18 11 9 4 8
19 11 9 5 9
20 10 10 5 9
21 9 10 4 8
22 9 9 7 7
23 14 12 8 8
24 12 9 8 9
No Waktu hambatan yang dapat Waktu
dihindari (menit) hambatan yang
tidak dapat di
hindari (menit)
60

A B C D E F
25 11 11 4 7
26 10 9 5 9 60 15
27 10 9 6 9
28 9 9 7 8
29 11 12 6 6
30 11 11 8 9
Rata-rata 10,47 9,17 5,37 7,77 70,0 16,7
Total 32,77 86,7
Sumber: Hasil penelitian
Berikut adalah Hambatan – hambatan pada alat gali muat, yaitu:
A : Terlambat Masuk shiff
B : Istrahat terlalu lama (menit)
C : Keperluan operator (menit)
D : Pemeriksaan harian alat (menit)
E : Hujan (menit)
F : Perbaikan front kerja (menit)

Jadi, dari hasil pengamatan jam kerja efektif dan waktu hambatan yang ada
dilapangan maka nilai effisiensi kerja alat gali muat angkut adalah sebagai
berikut:

Wke = Wkt – (Wtd + Whd)


= 471 menit – (86,7+ 32,77)
= 352 (menit).

Wke
Effisiensi kerja (Ek) = × 100 %
Wkt
352
= × 100%
471
= 75 %

Lampiran 3. Target Produksi Overburden


61

Target pengupasan overburden bulanan pada pit 4 yaitu 105.000 ton/bulan


dengan total volume 420.000 ton dan densitas 1,65 ton/m3. Adapun waktu kerja
yang dibutuhkan untuk kegiatan pengupasan overburden adalah sebagai berikut.

Target produksi ( ton )=


Target produksi ton /bulan
jam Waktu kerjatersedia (bulan)
105.000 ton /bulan
¿
235,7143 jam/ bulan
¿445,455 ton/jam
volume overburden(ton)
Lama operasi=
target produksi ton / jam

420.000ton
¿
445,455 ton / jam
= 942,857 jam

Lampiran 4. Spesifikasi Alat Gali Muat dan Alat angkut


A. Spesifikasi Alat gali muat Excavator CAT 330

Alat Gali Muat Muat (Excavator CAT 330)


Engine

Daya bersih – ISO 9249 : 193,8 kW


Model engine : C7.1 Cat
Daya engine – ISO 14396 : 195 kW
Lubang : 105 mm
Langkah : 135 mm
62

Kapasitas silinder : 7,01 liter


Sistem Hidraulik
Sisitem utama – Aliran maksimum : 560 ltr/menit
Tekanan maksimum – Peralatan : 35 MPa
Tekanan maksimum – Peralatan – Mode
Pengangkatan : 38 kPa

Tekanan maksimum – Travel : 35 kPa


Tekanan maksimum – Swing : 29.800 kPa
Mekanisme Ayun

Kecepatan ayun : 11,5 r/menit


Torsi ayun maksimum : 86 kNm
Bobot kerja : 30,9 kg
Kapasitas Isi Ulang Service

Kapasitas tangki bahan bakar : 474 liter


Sistem pendingin : 25 liter
Oli engine : 25 liter
Penggerak swing – Masing-masing : 2,6 liter
Final drive – Masing-masing : 5,5 liter
Sistem hidraulik – Termasuk tangki : 310 liter
Tangki hidraulik : 147 liter
Tangki DEF : 41 liter
Dimensi

Boom : Penjang HD 6,15 m


Stick : Penjang HD 3,2 m
Bucket : 1,83 m3
Ketinggian pengiriman –
Bagian atas kabin : 3,030 mm

Tinggi pegangan tangan : 3,060 mm

Panjang pengiriman : 10,42 mm


63

Radius ayun ekor : 3,130 mm


Jarak bebas counter weight : 1,120 mm
Jarak bebas ke tanah : 490 mm
Panjang track : 4,860 mm
Panjang ke pusat roller : 3,990 mm
Pengukur track : 2,590 mm
Lebar transportasi : 3,390 mm
Gaya dan Rentang Kerja

Kedalaman penggalian maksimum : 7,250 mm


Boom : Penjangkau HD 6,15 m
Stick : Penjangkau HD 3.,2 m
Bucket : HD 1,83 m3
Jangkauan maksimum di permukaan tanah : 10,69 mm
Tinggi pemotongan maksimum : 10.000 mm
Tinggu pemuatan maksimum : 6.950 mm
Tinggi pemuatan minimum : 2.290 mm
Potongan kedalaman maksimum untuk
ketinggian dasar 2.440 mm (8ft) : 7.090 mm

Kedalaman penggalian maksimum


dinding vertikal : 5.790 mm

Daya penggalian bucket – ISO : 179 kN


Daya penggalian stick – ISO : 126
64

B. Spesifikasi Alat muat dump truck FAW


65
66

Lampiran 5. Waktu Edar (Cycle time) Alat gali muat dan alat angkut
A. Alat gali muat dan alat angkut excavator CAT 330
1. Alat gali (Digging) Excavator CAT 330
Tabel L5.1 Cycle time alat gali (digging) excavator CAT 330
Swing Swing
Diging Dumping
No. Loading Empity
Time Time
Time Time
1 8,81 8,79 3,59 7,73
2 9,38 7,63 4,01 6,71
3 10,18 7,54 4,83 6,51
4 8,45 6,41 3,63 6,29
5 9,54 8,43 5,7 7,91
6 6,95 6,25 3,8 5,93
7 9,42 7,56 3,42 6,19
8 8,56 7,56 4,42 6,41
9 8,55 6,24 3,73 5,31
10 7,72 6,27 4,65 6,11
11 9,36 6,96 4,84 6,07
12 9,62 8,24 4,48 7,42
13 8,52 6,73 4,17 5,77
14 10,44 8,42 5,05 7,11
15 7,31 6,83 3,45 4,68
16 8,54 8,3 3,38 7,49
17 7,87 6,54 3,83 5,25
18 9,09 6,61 4,23 5,12
19 7,46 7,23 3,35 6,45
20 8,61 7,82 3,54 7,55
21 8,28 6,11 4,38 5,58
22 9,17 7,05 4,84 4,31
23 8,06 7,93 3,21 7,58
24 10,45 6,45 4,04 5,77
25 7,58 6,12 3,4 6,49
26 8,45 6,47 3,97 6,21
27 7,43 6,55 3,81 7,12
28 8,69 6,87 4,32 4,69
29 8,09 6,19 5,3 5,56
30 9,02 6,31 4,57 5,49
Rata-rata
8,65 7,08 4,13 6,23
(detik)
Sumber: Hasil penelitian
67

2. Alat muat (Loading) Excavator CAT 330


Tabel L5.2 Cycle time alat muat (loading) excavator CAT 330
Swing Swing
Diging Dumping
No. Loading Empity
Time Time
Time Time
1 7,51 6,08 3,59 5,84
2 7,22 6,49 4,01 6,17
3 6,89 6,57 4,83 6,15
4 7,32 7,14 3,63 6,88
5 8,15 7,34 5,7 6,59
6 7,67 7,27 3,8 7,11
7 8,14 7,55 3,42 6,59
8 9,02 7,16 4,42 6,44
9 6,61 5,66 3,73 5,11
10 8,13 7,12 4,65 6,66
11 8,11 7,19 4,84 6,01
12 7,62 6,44 4,48 5,67
13 7,41 6,17 4,17 5,88
14 7,11 7,12 5,05 6,58
15 9,45 6,33 3,45 5,19
16 6,54 6,33 3,38 6,11
17 7,17 6,78 3,83 6,01
18 8,49 6,49 4,23 6,18
19 7,46 6,23 3,35 5,65
20 7,16 6,68 3,54 5,45
21 8,01 7,67 4,38 6,69
22 7,47 6,69 4,84 5,14
23 7,02 6,31 3,21 6,25
24 8,43 6,12 4,04 6,56
25 5,85 5,41 3,4 4,89
26 7,14 6,44 3,97 6,11
27 9,11 7,33 3,81 6,49
28 7,11 6,87 4,32 5,69
29 8,88 7,31 5,3 5,75
30 8,12 7,55 4,57 6,66
Rata-rata
7,68 6,73 4,13 6,08
(detik)
Sumber: Hasil penelitian
68

B. Alat angkut dump truck FAW


Tabel L5.3 Cycle time alat angkut dump truck FAW
Loading Dumping Manuver Manuver
No.
Time Time Dumping Loading
1 23,02 31,1 50,07 32,15
2 23,89 34,1 50,05 34,15
3 24,44 30,1 40,39 33,17
4 24,97 31,2 43,8 30,35
5 27,78 30,2 53,64 28,64
6 25,85 29,0 56,22 31,65
7 25,7 30,4 46,23 31,44
8 27,04 31,6 47,16 32,37
9 21,11 30,5 59,3 31,71
10 26,56 29,6 51,2 29,56
11 26,15 32,4 50,3 31,32
12 24,21 30,7 46,11 30,33
13 23,63 30,4 50,12 29,32
14 25,86 29,1 47,03 34,38
15 24,42 20,0 52,5 31,22
16 22,36 31,3 50,53 30,57
17 23,79 30,1 41,15 31,22
18 25,39 30,2 43,87 30,83
19 22,69 31,0 47,82 29,91
20 22,83 30,2 48,39 32,39
21 26,75 35,1 51,52 29,22
22 24,14 25,3 50,04 25,63
23 22,79 31,2 42,99 31,63
24 25,15 30,2 53,52 30,32
25 19,55 29,1 52,92 29,45
26 23,66 31,1 47,98 31,35
27 26,74 30,9 49,12 29,11
28 23,99 30,1 47,4 31,73
29 27,24 25,1 46,5 32,7
30 26,9 30,3 50,59 30,11
Rata-rata
25 30,05 48,9 30,93
(detik)
Sumber: Hasil penelitian
69

Lampiran 6. Klasifikasi Fill Factor


Tabel L6.1 Klasifikasi bucket fill factor
Bucket Fill Factor
Kategori Kondisi Operasi Penggalian Bucket Factor
Mudah Tanah liat, tanah lunak 1,1 – 1,2
Sedang Tanah asli kering, Berpasir 1,0 – 1,1
Agak sulit Tanah asli berpasir dan kerikil 0,8 – 0,9
Sulit Tanah keras bekas ledakan 0,7 – 0,8
Sumber: (Komatsu, 2009)

Lampiran 7. Klasifikasi Swell Factor


Tabel L7.1 Swell factor material
Macam Material Density Insitu (lb/cu yd) Swell Factor (%)
Bauksit 2.700 – 4.325 75
Tanah liat kering 2.300 85
Tanah liat basah 2.800 – 3.000 80 – 82
Antrasit 2.200 74
Batubara bituminous 1.900 74
Bijih tembaga 3.800 74
Tanah biasa bercampur 3.100 90
kerikil
Tanah biasa basah 3.370 85
Tanah biasa kering 2.800 85
Kerikil kering 3.250 89
Kerikil basah 3.600 88
Granit pecah – pecah 4.500 56 – 67
Hematit pecah – pecah 6.500 – 8.700 45
Bijih besih pecah – pecah 3.600 – 5.500 45
Batu kapur pecah – pecah 2.500 – 4.200 57 – 60
Lumpur 2.160 – 2.970 83
Lumpur sudah ditekan 2.970 -3.510 83
Pasir kering 2.970 -3.510 89
Pasir basah 3.300 – 3.600 88
Serpih (shale) 3.000 75
Batu sabak (slate) 1.590 – 4.860 77
Sumber: (Herlita dan Murad, 2018)
70

Lampiran 8. Produktivitas Alat gali muat dan alat angkut


A. Alat gali muat excavator CAT 330
1. Produktivitas excavator CAT 330 (digging overburden)

Pada proses penggalian (digging overburden) alat yang digunakan adalah


excavator CAT 330, Penentuan produktivitas untuk alat gali muat ini dapat
diketahui dengan beberapa komponen. Dimana masing-masing komponen
tersebut terdiri dari kapasitas bucket yang nilainya diperoleh dari spesifikasi alat.
Kemudian faktor bucket, untuk nilai yang digunakan merujuk kepada tabel bucket
fill factor dengan kondisi material yang hampir sama pada lokasi penelitian yakni
tanah liat dan tanah lunak. Nilai densitas material diperoleh dari pihak perusahaan
yang nilainya yaitu 1,65 ton/m3. Adapun nilai yang terdiri dari komponen-
komponen alat dalam menentukan produktivitas excavator CAT 330 pada saat
menggali dan memuat overburden dapat dilihat pada Tabel L6.1 berikut:

Tabel L8.1 Komponen produktivitas excavator CAT 330 (digging)


No. Komponen Nilai Keterangan
1. Kapasits bucket (m )
3
1,83 Lampiran 4A
2. Waktu gali (detik) 8,65
3. Waktu putar bermuatan (detik) 7,08
4. Waktu buang muatan (detik) 4,13 Lampiran 5
5. Waktu putar tak bermuatan (detik) 6,23
6. Densitas material (ton/m3) 1,65 Lampiran 3
7. Efisiensi kerja 0,75 Lampiran 2
8. Efisiensi waktu 0,83 Tabel 2.1 (Normal)

9. Efisiensi operator 0,83 Tabel 2.3 (Normal)


10. Bucket fill factor 1,1 Tabel 2.4
11. Swell factor 0,85 Tabel 2.5
Sumber: Hasil penelitian

Waktu edar (cycle time) terdiri dari waktu gali (digging), waktu putar
bermuatan (swing time), waktu buang muatan (dumping time) dan waktu putar
tidak bermuatan (swing empity time) dan diasumsikan berdasarkan perolehan dari
data langsung dilapangan dengan kegiatan atau pekerjaan yang sama di pit
penambangan yang berbeda. Dalam menentukan hasil data cycle time excavator di
lapangan menggunakan persamaan 2.2 sebagai berikut:
71

Cm = t 1 + t 2 + t 3 + t 4 ( detik )
Cm = 8,65+ 7,08 + 4,13+ 6,23
Cm = 26,09 detik

Faktor koreksi adalah faktor yang dihitung berdasarkan pengalian dari


nilai efisiensi waktu, efisiensi kerja, dan efisiensi operator.
FK = Efisiensi waktu x efisiensi kerja x efisiensi operator
FK = 0,83 x 0,75 x 0,83
FK = 0,52
Berdasarkan beberapa komponen yang ada, sehingga didapatkan
produktivitas dari excavator CAT 330 dengan menggunakan persamaan 2.3 yaitu:
3600
Q = ×( q 1 × K) E × SF m 3 / jam
CTm
3600 3
Q = ×( 1,83 × 1,1) 0,52 × 0,85 m / jam
26,09
Q = 121,97 m3/jam × 1,65 ton/m3
Q = 201,3 ton/jam

2. Produktivitas excavator CAT 330 (loading overburden)


Dalam kegiatan penentuan produktivitas excavator CAT 330 dengan
kegiatan memuat material (loading) sama dengan komponen-komponen yang
terdapat kegiatan menggali material (digging). Faktor yang membedakan
kapasitas produksi yang dihasilkan alat pada saat digging dan loading adalah
waktu edar. Dimana waktu edar saat digging lebih lama daripada saat loading. Hal
ini dikarenakan pada saat digging alat bekerja atau menggali pada kondisi tanah
yang masih asli. Sedangkan pada saat loading, alat bekerja atau memuat material
pada kondisi material yang sudah digali. Adapun masing-masing nilai yang terdiri
dari komponen-komponen alat dalam menentukan produktivitas excavator CAT
330 dapat dilihat pada Tabel L8.2 berikut.
Tabel L8.2 Komponen produktivitas Excavator CAT 330 (loading)
No. Komponen Nilai Keterangan
1. Kapasits bucket (m )
3
1,83 Lampiran 4A
2. Waktu gali (detik) 7,68 Lampiran 5
No. Komponen Nilai Keterangan
72

3. Waktu putar bermuatan (detik) 6,73


4. Waktu buang muatan (detik) 4,13 Lampiran 5
5. Waktu putar tak bermuatan (detik) 6,08
6. Densitas material (ton/m3) 1,65 Lampiran 3
7. Efisiensi kerja 0,75 Lampiran 2
8. Efisiensi waktu 0,83 Tabel 2.1 (Normal)

9. Efisiensi operator 0,83 Tabel 2.3 (Normal)


10. Bucket fill factor 1,1 Tabel 2.4
11. Swell factor 0,85 Tabel 2.5
Sumber: Hasil penelitian

Waktu edar (cycle time) terdiri dari waktu muat (loading), waktu putar
bermuatan (swing time), waktu buang muatan (dumping time) dan waktu putar
tidak bermuatan (swing empity time) dan diasumsikan berdasarkan perolehan dari
data langsung dilapangan dengan kegiatan atau pekerjaan yang sama di pit
penambangan yang berbeda. Dalam menentukan hasil data cycle time excavator di
lapangan menggunakan persamaan 2.2 sebagai berikut:
Cm = t 1 + t 2 + t 3 + t 4 ( detik )
Cm = 7,68 + 6,73 + 4,13+ 6,08
Cm = 24,62 detik

Faktor koreksi adalah faktor yang dihitung berdasarkan pengalian dari


nilai efisiensi waktu, efisiensi kerja, dan efisiensi operator.
FK = Efisiensi waktu x efisiensi kerja x efisiensi operator
FK = 0,83 x 0,75 x 0,83
FK = 0,52
Berdasarkan beberapa komponen yang ada, sehingga didapatkan
produktivitas dari excavator CAT 330 dengan menggunakan persamaan 2.3 yaitu:
3600 3
Q = ×( q 1 × K) E × SF m / jam
CTm
3600
Q = ×( 1,83 × 1,1) 0,52 × 0,85 m 3 / jam
24,62
Q = 129,269 m3/jam × 1,65 ton/m3
Q = 213,3 ton/jam
73

Lampiran 9. Elevasi dan jarak jalan hauling overburden


A. Elevasi dan jarak jalan
Jalan hauling overburden PT. Bosowa Mining yaitu dengan jarak jalan dari
pit ke disposal yaitu 402 meter dan terbagi menjadi 6 segmen jalan dapat dihitung
dan dibagi berdasarkan kondisi jalan yang ada dilapangan seperti kondisi jalan
datar, pendakian, penurunan dan tikungan. Adapun profil jalan angkut dari pit ke
disposal dan dari disposal ke pit dapat dilihat pada gambar L9.1 dan L9.2 sebagai
berikut:
GRAFIK PROFILE
395 PITJALAN
TO DISPOSAL G
388.982
390
F
E 382.521
385 381.098
A 90 M
380 376.13 B D
373.791 374.797 61 M
C
375 370.43
55 M
ELEVASI (MDPL)
370 51 M
E l e v a s i (m d p l )

70 M 75 M
365
360
0 51 70 75 55 61 90
JARAK (M )

Gambar L9.1 Profil jalan dari pit ke disposal


(Sumber : Hasil penelitian)

GRAFIK PROFILE JALAN


DISPOSAL TO PIT
395 G
388.982
390
F
382.521 E
385 381.098
A
380 90 M D B 376.13
61 M 374.797 373.791
C
375 370.43
55 M
370 51 M ELEVASI (MDPL)
E l e v a si (m d p l )

75 M 70 M
365
360
0 90 61 55 75 70 51
JARAK (M)

Gambar L9.2 Profil jalan dari disposal ke pit


(Sumber : Hasil penelitian)
74

Lampiran 10. Penentuan waktu pengangkutan (hauling time) dan waktu


Kembali kosong (return time)

A. Waktu pengangkutan (hauling time)


Dalam pengangkutan overburden dari pit ke disposal menggunakan alat
angkut dump truck FAW. Adapun untuk penentuan waktu edar dump truck terdiri
dari penjumlahan waktu pemuatan (loading time), waktu pergi bermuatan
(hauling time), waktu manuver sebelum menumpahkan material (spotting
dumping time), waktu menumpahkan material (dumping time), waktu kembali
kosong (return time) dan waktu manuver untuk dimuati material (spotting loading
time). Dalam penentuan waktu pergi bermuatan dan waktu kembali kosong
diperoleh dari hasil perhitungan rimpull. Adapun komponen-komponen dalam
penentuan waktu tersebut dapat dilihat pada Tabel L10.1 berikut:

Tabel L10.1 Komponen dalam menentukan waktu pengangkutan material


No. Komponen Nilai Satuan Keterangan
1. Berat Kendaraan 8,43 ton Lampiran 4B
2. Jumlah pemuatan 4 kali Pengamatan dilapangan
Volume bucket
3. 1,83 m3 Lampiran 4A
excavator
4. Densitas overburden 1,65 ton/m3 Lampiran 3
Volume bucket × jumlah
5. Volume muatan 8,05 m3
pemuatan × fill factor
Volume muatan ×densitas
6. Tonase muatan 13,29 ton
OB
Berat kendaraan Tonase muatan + berat
7. 21,72 ton
bermuatan kendaraan
Sumber: Hasil penelitian

Untuk menentukan waktu pengangkutan dan kembali kosong pada


kegiatan pengupasan overburden terdiri dari beberapa aspek yaitu:

1. Jarak horizontal
a. Dari pit ke disposal

Jarak horizontal=√ AB −h
2 2

¿ √ 50,772−22
75

¿ √ 25,78−4
¿ 50,72
¿ 51 Meter
Dengan cara yang sama seperti di atas didapatkan jarak horizontal dari tiap
tiap segmen jalan dari pit ke disposal seperti pada tabel L10.2 sebagai berikut:

Tabel L10.2 Jarak horizontal dari pit ke disposal


Elevasi Elevasin
Beda Jarak
Dari - Jarak Titik Titik
Segmen Tinggi Horizontal
Ke (m) Awal Akhir
(m) (m)
(m) (m)
1 A-B -2 51 376 374 50,72
2 B-C -3 70 374 370 69,89
3 C-D 4 75 370 375 75,32
4 D-E 6 55 375 381 54,52
5 E-F 1 61 381 383 60,74
6 F-G 6 90 383 389 89,77
Sumber : Hasil pelitian

b. Dari disposal ke pit

Jarak horizontal=√ GF 2−h2


¿ √ 902−( −62 )
¿ √ 8100−36
¿ √ 8064
¿ 89,79
¿ 90 Meter
Dengan cara yang sama seperti di atas didapatkan jarak horizontal dari tiap tiap
segmen jalan dari pit ke disposal seperti pada tabel L10.3 sebagai berikut:

Tabel L10.3 Jarak horizontal dari disposal ke pit


Elevasi Elevasin
Beda Jarak
Dari – Jarak Titik Titik
Segmen Tinggi Horizontal
Ke (m) Awal Akhir
(m) (m)
(m) (m)
1 G–F -6 90 389 383 89,77
2 F–E -1 61 383 381 60,74
Segmen Dari – Beda Jarak Elevasi Elevasin Jarak
Ke Tinggi (m) Titik Titik Horizontal
76

Awal Akhir
(m) (m)
(m) (m)
3 E–D -6 55 381 375 54,52
4 D –C -4 75 375 370 75,32
5 C–B 3 70 370 374 69,89
6 B–A 2 51 374 376 50,72
Sumber: Hasil pelitian

2. Kemiringan jalan
a. Dari pit ke disposal
∆h
Grade = ×100 %
∆x
−2
Grade = × 100 %
51
Grade = -0 %

Jadi, dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui kemiringan
jalan angkut untuk tiap segmen jalan dari pit ke disposal dapat dilihat pada tabel
L10.4 sebagai berikut:

Tabel L10.4 Kemiringan jalan dari pit ke disposal


Jarak
Segmen Dari - Ke Beda Tinggi (m) Grade (%)
Horizontal (m)
1 A-B -2 51 -0,05
2 B-C -3 70 -0,05
3 C-D 4 75 0,06
4 D-E 6 55 0,12
5 E-F 1 61 0,02
6 F-G 6 90 0,07
Sumber: Hasil pelitian

b. Dari disposal ke pit


∆h
Grade = ×100 %
∆x
−6
Grade = ×100 %
90
Grade = -0 %
77

Jadi, dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui kemiringan jalan
angkut untuk tiap segmen jalan dari pit ke disposal dapat dilihat pada tabel L10.5
sebagai berikut:

Tabel L10.5 Kemiringan jalan dari disposal ke pit


Jarak
Segmen Dari - Ke Beda Tinggi (m) Grade (%)
Horizontal (m)
1 G–F -6 90 -0,07
2 F–E -1 61 -0,02
3 E–D -6 55 -0,12
4 D–C -4 75 -0,06
5 C–B 3 70 0,05
6 B–A 2 51 0,05
Sumber: Hasil penelitian

3. Rolling resistance (RR), grade resistance (GR) dan total resistance (TR)
Besarnya rimpull untuk mengatasi rolling resistance (RR) sebagai berikut.

RR = 65 lb/ton

Besarnya rimpull untuk mengatasi grade resistance (GR) sebagai berikut:

GR = Dt x Grade
GR = 20 lb/ton x (-0,05)
GR = -0,92 lb/ton.

Jadi, total rimpull untuk mengatasi hambatan jalan pada segmen awal yaitu:

TR = RR - GR
TR = 65 - (-0,92)
TR = 65,92 lb/ton
Untuk hasil perhitungan rolling resistance (RR), grade resistance (GR) dan
total resistance (TR) untuk tiap segmen jalan dapat dilihat pada tabel L10.6
sebagai berikut:

Tabel L10.6 Hasil perhitungan RR, GR dan TR kondisi bermuatan


78

Grade Rolling Total Tenaga Tenaga


ResistanceResistance Resistance Berat Yang Yang
Pit ke
(GR) (RR) (TR) Kendaraan Dibutuhkan Dapat
disposal
(lb/ton) (lb/ton) (lb/ton) (ton) (lb) Digunakan
(lb)
A-B -0,92 65 65,92 21,72 1431,56 1915
B-C -0,96 65 65,96 21,72 1432,41 1915
C-D 1,16 65 66,16 21,72 1436,71 1915
D-E 2,31 65 67,31 21,72 1461,72 1915
E-F 0,47 65 65,47 21,72 1421,70 1915
F-G 1,44 65 66,44 21,72 1442,78 1915
Sumber: Hasil Penelitian

Untuk mengetahui waktu Kembali kosong (return time) dapat diketahui


dengan cara yang sama seperti di atas dimana untuk rolling resistance (RR),
grade resistance (GR) dan total resistance (TR) dalam kondisi tidak bermuatan.
Adapun nilainya dapat dilihat pada tabel L10.7 sebagai berikut:

Tabel L10.7 Hasil perhitungan RR, GR dan TR kondisi tidak bermuatan


Grade Rolling Total Berat Tenaga Tenaga
Resistance Resistance Resistance Kendaraan Yang Yang
Disposal
(GR) (RR) (TR) (ton) Dibutuhkan Dapat
ke pit
(lb/ton) (lb/ton) (lb/ton) (lb) Digunakan
(lb)
G-F -1,44 65 66,44 8,43 560,08 1000
F-E -0,47 65 65,47 8,43 551,90 1000
E-D -2,31 65 67,31 8,43 567,43 1000
D-C -1,16 65 66,16 8,43 557,72 1000
C- B 0,96 65 65,96 8,43 556,06 1000
B-A 0,92 65 65,92 8,43 555,73 1000
Sumber: Hasil Penelitian

4. Rimpull
Rimpull dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.13 berikut:
375 × HP × Efficiecy
Rimpull=
v

375 × 280× 0,85


1915 =
v
89,250
Kecepatan = = 46,61
1915
79

Kecepatan = 46,61×1,609 = 75,00 km/jam


Kecepatan = 1250,07 m/ menit

Tabel L10.8 Rimpull dan kecepatan yang dibutuhkan


Kecepatan Kecepatan
Gear Rimpull (lb) EM HP
(mph) (km/jam)
1 14393 0,85 280 6,20 9,98
2 10037 0,85 280 8,89 14,31
3 7106 0,85 280 12,56 20,21
4 5047 0,85 280 17,68 28,46
5 3710 0,85 280 24,06 38,72
6 2705 0,85 280 32,99 53,10
7 1915 0,85 280 46,61 75,00
8 1360 0,85 280 65,63 105,61
9 1000 0,85 280 89,25 143,63
Sumber: Hasil penelitian
5. Waktu Hauling
Waktu hauling dapat diketahui setelah diperoleh kecepatan dari rimpull dan
jarak dari masing-masing segmen jalan dengan menggunakan persamaan berikut:
S
HLT =
V
51 menit
HLT =
1250,07 menit /meter
HLT = 0,04 menit

Dengan cara yang sama seperti di atas dapat diketahui waktu tempuh
untuk tiap segmen jalan. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel L10.9 sebagai
berikut:
Tabel L10.9 Waktu hauling overburden kondisi bermuatan
Total Berat Tenaga
Tenaga Panja Kece
Resistance Kendar yang dapat Waktu
Segmen dibutuhka ng patan
(TR) aan digunakan (menit)
n (lb) (m) (m/menit)
(lb/ton) (ton) (lb)
A-B 65,92 21,72 1431,56 1915 51 1250 0,04
B-C 65,96 21,72 1432,41 1915 70 1250 0,06
C-D 66,16 21,72 1436,71 1915 75 1250 0,06
D-E 67,31 21,72 1461,72 1915 55 1250 0,04
E-F 65,47 21,72 1421,70 1915 61 1250 0,05
F-G 66,44 21,72 1442,78 1915 90 1250 0,07
Total 0,32
Sumber: Hasil Penelitian
80

Kemudian, untuk waktu kembali kosong dapat dilihat pada tabel L10.10
sebagai berikut:

Tabel L10.10 Waktu return overburden kondisi kosong


Total Berat Tenaga Kece
Tenaga
Resistance Kendar yang dapatPanjang patan Waktu
Segmen dibutuhka
(TR) aan digunakan (m) (m/ (menit)
n (lb)
(lb/ton) (ton) (lb) menit)
G-F 66,44 8,43 560,08 1000 90 2394 0,04
F-E 65,47 8,43 551,90 1000 61 2394 0,03
E-D 67,31 8,43 567,43 1000 55 2394 0,02
D-C 66,16 8,43 557,72 1000 75 2394 0,03
C-B 65,96 8,43 556,06 1000 70 2394 0,03
B-A 65,92 8,43 555,73 1000 51 2394 0,02
Total 0,17
Sumber: Hasil Penelitian

Lampiran 11. Produktivitas Alat Angkut Dump Truck FAW


1. Produktivitas alat angkut dump truck FAW
Dalam pengangkutan overburden dari pit ke disposal menggunakan alat
angkut dump truck FAW. Adapun untuk penentuan waktu edar dump truck terdiri
dari penjumlahan waktu pemuatan (loading time), waktu pergi bermuatan
(hauling time), waktu manuver sebelum menumpahkan material (spotting
dumping time), waktu menumpahkan material (dumping time), waktu kembali
kosong (return time) dan waktu manuver untuk dimuati material (spotting loading
time). Penentuan waktu pergi bermuatan dan waktu kembali kosong diperoleh dari
hasil perhitungan rimpull. Adapun komponen-komponen dalam produktivitas alat
angkut proses pengangkutan overburden dapat dilihat pada Tabel L11.1 berikut:

Tabel L11.1 Komponen produktivitas dump truck FAW


No Komponen Nilai Keterangan
1 Jumlah pengisian (kali) 4 Pengamatan dilapangan
2 Kapasitas bucket excavator (m )
3
1,83 Lampiran 4A
3 Faktor pengisian bucket 1,1 Tabel 2.4
Jumlah pengisian ×
4 Kapasitas bak dump truck (m3) 8,05 kapasitas bucket × fill
factor
No Komponen Nilai Keterangan
81

5 Effisiensi waktu 0,83 (Normal) Tabel 2.1


6 Efisiensi operator 0,83 (Normal) Tabel 2.3
7 Effisiensi kerja 0,75 Lampiran 2
8 Waktu muat (detik) 100
9 Waktu tumpah (detik) 30,05 Pengamatan lapangan
10 Waktu maneuver tumpah (detik) 48,95 lampiran 5B
11 Waktu maneuver isi (detik) 30,39
12 Waktu angkut (detik) 19,29
Lampiran 10
13 Waktu kembali (detik) 10,07
14 Densitas overburden (ton/m3) 1,65 Lampiran 3
Sumber: Hasil penelitian

Berikut adalah hasil data waktu edar (cycle time) di lapangan dan
perhitungan teoritis dengan menggunakan persamaan 2.4 berikut:
Cta=Ta1 +Ta 2+Ta 3 +Ta 4 +Ta 5+Ta 6
Cta=100 + 30,05 + 48,95 + 30,93 + 19,29 +10,07
Cta=239,29 detik = 4,0 menit

Kemudian untuk faktor koreksi dapat dihitung berdasarkan pengalian dari


nilai efisiensi waktu, efisiensi operator, dan efisiensi kerja sebagai berikut:
FK = efisiensi waktu x efisiensi kerja x efisiensi operator
FK = 0,83 x 0,75 x 0,83
FK = 0,52
FK = 52 %

Untuk menentukan kapasitas muat alat angkut diperoleh dari hasil perkalian
antara jumlah pengisian, kapasitas bucket dan bucket fill factor.
KM a = n x KBm x Fb (m3)
KM a = 4 x 1,83 x 1,1
= 8,05 m3
Dengan beberapa nilai dari masing-masing komponen diatas, diperoleh
produktivitas alat angkut pada kegiatan pengangkutan material overburden
dengan menggunakan persamaan 2.5 sebagai berikut:
3600
Q=q × ×E
Cm
82

3600
Q=8,05× ×0,52
239,29
Q=62,31m 3/ jam ×1,65 ton /m3( densitas material)
Q=102,8 ton / jam ×5( jumlah alat )=514,06
Q=514,06 × 7 , 86 ×30=121,171 ton /bulan

Lampiran 12. Penentuan jumlah alat gali muat dan alat angkut
A. Jumlah alat gali muat
Dalam kegiatan pengupasan overburden alat yang dibutuhkan berupa
excavator dengan tipe CAT 330 alat ini digunakan untuk menggali (digging) dan
memuat material (loading) serta dump truck FAW untuk mengangkut (hauling)
material menuju ke disposal. Penentuan jumlah alat yang dibutuhkan
menggunakan persamaan 2.17 sebagai berikut:
Tp
N=
p
Keterangan:
N = Jumlah alat (unit)
Tp = Target produksi (ton/bulan)
P = Produktivitas alat (ton/bulan)

1. Excavator CAT 330 saat menggali (digging)

Diketahui:
Produktivitas alat = 201,26 ton/jam
Target produksi = 445,455 ton/jam
Sehingga jumlah alat yang dibutuhkan :
445,455ton / jam
N=
201,26 ton / jam
N = 2,2 ≈ 2 unit.

Dengan cara perhitungan yang sama dalam menentukan jumlah alat yang
akan digunakan pada bulan selanjutnya dapat dilihat pada L12.1 berikut:

Tabel L12.1 Jumlah alat pada kegiatan digging overburden


83

Target Target Kapasitas Diggin


Bulan produksi produksi Produksi g
(ton/bulan) (ton/jam) (ton/jam) (unit)
1 105.000 445,45 201,26 2
2 105.000 445,45 201,26 2
3 105.000 445,45 201,26 2
4 105.000 445,45 201,26 2
Sumber: Hasil penelitian

2. Excavator CAT 330 saat memuat (loading)

Diketahui:
Produktivitas alat = 213,29 ton/jam
Target produksi = 445,455 ton/jam
Sehingga jumlah alat yang dibutuhkan :
445,455ton / jam
N=
213,29 ton / jam
N = 2,1 ≈ 2 unit.

Dengan cara perhitungan yang sama dalam menentukan jumlah alat yang
akan digunakan pada bulan selanjutnya dapat dilihat pada L12.2 berikut:

Tabel L12.2 Jumlah alat pada kegiatan loading overburden


Kapasita
Target Target
s Loadin
Bulan produksi produksi
Produksi g (unit)
(ton/bulan) (ton/jam)
(ton/jam)
1 105.000 445,45 213,29 2
2 105.000 445,45 213,29 2
3 105.000 445,45 213,29 2
4 105.000 445,45 213,29 2
Sumber: Hasil penelitian

B. Jumlah alat angkut


Dalam pengangkutan overburden alat yang dibutuhkan berupa dump truck
FAW. Penentuan jumlah alat angkut yang dibutuhkan menggunakan persamaan:

Tp
N=
p
84

Diketahui:
Produktivitas alat = 102,81 ton/jam
Target produksi = 445,455 ton/jam
Sehingga jumlah alat yang dibutuhkan :
445,455ton / jam
N=
102,81 ton / jam
N = 4,3 ≈ 5 unit.

Dengan cara perhitungan yang sama dalam menentukan jumlah alat yang
akan digunakan pada bulan selanjutnya dapat dilihat pada L12.3 berikut:

Tabel L12.3 Jumlah alat pada kegiatan hauling overburden


Kapasita
Target Target
s Loadin
Bulan produksi produksi
Produksi g (unit)
(ton/bulan) (ton/jam)
(ton/jam)
1 105.000 445,45 102,81 5
2 105.000 445,45 102,81 5
3 105.000 445,45 102,81 5
4 105.000 445,45 102,81 5
Sumber: Hasil penelitian

Lampiran 13. Match Factor alat gali muat dan alat angkut
Untuk mengetahui keserasian alat dalam kegiatan pengupasan overburden
dapat diketahui menggunakan persamaan 2.17 berikut:
Na × n × Ctm
MF =
Nm × Cta
4 x 5 x 329,29
MF=
2 x 24,64
MF = 1,0 %

MF = 1, maksudnya alat muat dan alat angkut bekerja sama sebesar 100%
atau mendekati 100% atau bisa disebut kedua alat itu tidak memiliki waktu
tunggu. Jadi, berdasarkan hasil perhitungan keserasian alat (match factor) gali
muat dan alat angkut dihasilkan 1 yang berarti alat muat (excavator CAT 330 dan
85

alat angkut dump truck FAW bekerja 100%. Sehingga tidak terjadi waktu tunggu
dari kedua jenis alat tersebut.

Lampiran 14. Biaya sewa alat gali muat dan alat angkut
Berikut adalah harga sewa alat gali muat dan alat angkut dapat dilihat pada
tabel L14.1 sebagai berikut:

Tabel L14.1 Harga sewa alat


Harga sewa
No Unit Rp/Jam
1 Excavator CAT 330 Rp 450.000,00
2 Dump truck FAW Rp 250.000,00
Sumber: Hasil Penelitian

Untuk menentukan banyak biaya sewa alat yang dibutuhkan selama masa
operasi dapat ditentukan dengan cara:

Biaya sewa alat = Harga sewa alat/jam x jumlah jam operasi x jumlah unit
Excavator CAT 330 = Rp 450.000,00/jam x 235,71 jam x 2
Excavator CAT 330 = Rp. 212.142.857

Dengan cara yang sama untuk biaya sewa alat excavator CAT 330
difungsikan untuk loading dan dump truck dapat dilihat pada tabel L14.2 berikut:

Tabel L14.2 Biaya sewa alat gali muat dan angkut kegiatan pengupasan
overburden dari bulan ke- 1 sampai ke- 4
Jumlah Jam
Harga Sewa Biaya
Kegiatan Alat Kerja
Alat/Jam (Rp) (Rp)
(unit) (jam)
Digging OB 2 Rp 450.000,00 235,71 Rp. 735.323.231
Loading OB 2 Rp 450.000,00 235,71 Rp. 735.323.231
Hauling OB 5 Rp 250.000,00 235,71 Rp. 1.021.282.266
Total biaya (Rp) Rp. 2.491.928.729
Sumber: Hasil penelitian

Berdasarkan tabel biaya sewa alat gali muat dan alat angkut pada proses
kegiatan pengupasan overburden, diperoleh total keseluruhan biaya sewa dengan
cara menjumlahkan total biaya keseluruhan dari masing-masing biaya sewa alat
86

dan biaya tersebut sudah termasuk dengan gaji operator. Sehingga diperoleh total
keseluruhan biaya sewa alat yang akan dikeluarkan yaitu sebesar Rp.
2.491.928.729 (dua miliyar empat ratus sembilan puluh satu sembilan ratus dua
puluh delapan ribu tujuh ratus dua puluh sembilan rupiah).

Lampiran 15. Biaya operasional alat gali muat dan alat angkut
A. Excavator menggali (digging) dan memuat (loading)

Berdasarkan dari hasil konsultasi dari pihak kontraktor alat berat, dimana
biaya operasional yang dibutuhkan selama pengoperasian alat gali muat dalam
kegiatan pengupasan overburden dapat dilihat pada tabel L14.1 berikut ini:

Tabel L15.1 Biaya operasional yang dibutuhkan excavator CAT 330


Penggunaan Lama penggunaan
No. Parameter Harga (Rp)
(Liter) (Jam)
1 Solar 20.000,00 28 1
Sumber: Hasil penelitian

1. Penggunaan bahan bakar solar


Diketahui :
Harga solar industri = Rp. 20.000,00
Penggunaan solar = 28 liter
Lama penggunaan = 1 jam
Jam operasi = 235,71 jam
Sehingga:
Kebutuhan solar industry = Penggunaan fuel/jam x jam operasi
= 28 liter/jam x 235,71 jam
= 6.600,00 liter
Biaya penggunaan = Jumlah total kebutuhan fuel x harga fuel
= 6.600,00 liter x Rp. 20.000,00
= Rp. 132.000.000 x 4 unit
= Rp. 528.000.000
87

B. Dump truck FAW

Berdasarkan dari hasil konsultasi dari pihak kontraktor alat berat, dimana
biaya operasional yang dibutuhkan selama pengoperasian alat angkut dalam
kegiatan pengupasan overburden dapat dilihat pada tabel L14.2 berikut ini:

Tabel L15.2 Biaya operasional yang dibutuhkan dump truck FAW


Penggunaan Lama penggunaan
No. Parameter Harga (Rp)
(Liter) (Jam)
1 Solar 20.000 20 1
Sumber: Hasil penelitian

1. Penggunaan bahan bakar solar


Diketahui :
Harga solar industri = Rp. 20.000
Penggunaan solar = 20 liter/jam
Lama penggunaan = 1 jam
Jam operasi = 235,71 jam
Sehingga :
Sehingga:
Kebutuhan solar industry = Penggunaan fuel/jam x jam operasi
= 20 liter/jam x 235,71 jam
= 4.714,29 liter
Biaya penggunaan = Jumlah total kebutuhan fuel x harga fuel
= 4.714,29 liter x Rp. 20.000,00
= Rp. 94.285.714,29 x 5 unit
= Rp. 471.428.571,43

Biaya operasional alat muat dan alat angkut pada kegiatan strippping OB
dan hauling OB berdasarkan perhitungan diatas untuk bulan-bulan selanjutnya
dapat dilihat pada Tabel L15.3, Tabel L15.4 dan Tabel L15.5 sebagai berikut:
88

Tabel L15.3 Biaya operasional excavator CAT 330 (digging OB)


Lama
Penggunaan Jam Kebutuhan Biaya Biaya Total
No Parameter Harga (Rp) Penggunaan
(Liter) Operasi (Per Jam) Perjam Perbulan
(Jam)
1 Solar Rp 20.000 28 1 235,7 28 Rp. 560.000 Rp. 264.000.000
Rp 264.000.000
Rp 264.000.000
Total Biaya Operasioanl Keseluruhan Selama 4 Bulan Untuk 2 Unit
Rp 123.068.910
Rp. 915.068.910
Sumber : Hasil Penelitian

Tabel L15.4 Biaya operasional excavator CAT 330 (loading OB)


Lama
Penggunaan Jam Kebutuhan Biaya Biaya Total
No Parameter Harga (Rp) Penggunaan
(Liter) Operasi (Per Jam) Perjam Perbulan
(Jam)
1 Solar Rp 20.000 28 1 235,7 28 Rp. 560.000 Rp. 264.000.000
Rp. 264.000.000
Rp. 264.000.000
Total Biaya Operasioanl Keseluruhan Selama 4 Bulan Untuk 2 Unit
Rp 123.068.910
Rp. 915.068.910
Sumber : Hasil Penelitian
89

Tabel L14.5 Biaya operasional dump truck FAW (Hauling OB)


Lama
Paramete Harga Penggunaan Jam Kebutuhan Biaya Biaya Total
No Penggunaan
r (Rp) (Liter) Operasi (Per Jam) Perjam Perbulan
(Jam)
1 Solar Rp 20.000 20 1 235,7 20 Rp. 400.000 Rp. 471.428.571
Rp. 471.428.571
Rp. 471.428.571
Total Biaya Operasioanl Keseluruhan Selama 4 Bulan Untuk 5 Unit Rp. 219.765.911
Rp. 1.634.051.625

Sumber : Hasil Penelitian


90

Tabel L15.6 Biaya operasional (hauling OB)


Jumlah Biaya Total
Kegiatan Alat Perbulan
(unit) (Rp)
Digging OB 2 Rp. 915.068.910
Loading OB 2 Rp. 915.068.910
Hauling OB 5 Rp. 1.634.051.625
Total Biaya Keseluruhan Rp. 3.464.189.446
Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan biaya operasional masing-masing kegiatan


pada proses pengupasan overburden, diperoleh total keseluruhan biaya
operasional dengan cara menjumlahkan total biaya keseluruhan dari masing-
masing kegiatan. Sehingga diperoleh total biaya operasional keseluruhan yang
akan dikeluarkan yaitu sebesar Rp 3.464.189.446 (tiga miliyar empat ratus enam
puluh empat juta seratus delapan puluh sembilan ribu empat ratus empat puluh
enam rupiah).

Lampiran 16. Total biaya pengupasan overburden


1. Biaya sewa alat gali muat dan alat angkut
Biaya sewa = Rp. 2.491.928.729
2. Biaya operasional alat gali muat dan alat angkut
Biaya operasional = Rp 3.464.189.446
3. Total biaya pengupasan overburden
Total biaya = biaya sewa alat + biaya operasional alat
= Rp. 2.491.928.729 + Rp 3.464.189.446
= Rp. 5.956.118.175
Berdasarkan nilai dari hasil perhitungan diatas, diperoleh hasil untuk total
keseluruhan biaya pengupasan overburden dengan cara menjumlahkan total biaya
sewa alat dan total biaya operasional alat. Jadi, biaya yang akan dikeluarkan
dalam kegiatan pengupsan overburden yaitu sebesar Rp. 5.956.118.175 (lima
miliyar sembilan ratus lima puluh enam juta seratus delapan belas ribu seratus
tujuh puluh lima rupiah).
91

Lampiran 17. Dokumentasi

Ga
mbar L17.1 Lokasi Pit 4
(Sumber: Dokumentasi lapangan)
92

Gambar L17.2 Wawancara harga sewa alat dan harga fuel


(Sumber: Dokumentasi lapangan)

Gambar L17.3 Dump truck FAW


(Sumber: Dokumentasi lapangan)

Gambar L17.4 Alat gali muat excavator CAT 330


93

(Sumber: Dokumentasi lapangan)

Gambar L17.5 Perhitungan waktu edar exca CAT 330 saat digging overburden
(Sumber: Dokumentasi lapangan)
94

Gambar L17.6 Perhitungan waktu edar excar CAT 330 saat loading overburden
(Sumber: Dokumentasi lapangan)
95

Gambar L17.7 Perhitungan waktu dumping Dump Truck FAW


(Sumber: Dokumentasi lapangan)
96

Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian

Gambar L18.1 Surat keterangan penelitian

Anda mungkin juga menyukai