Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vi
ABSTRAK vii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 6
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7
| ii
2.1.2.1.4. Pemindahan Batubara Hasil Primary Crusher ke Unit 16
Secondary Crusher
2.2. Literatur Dan Penelitian Terdahulu Mengenai Total Biaya Per Ton 27
Penambangan Batubara
|
3.4.4.1. Menghitung Produktivitas Alat Gali-Muat 45
3.4.4.2. Menghitung Produktivitas Alat Angkut 46
3.4.4.3. Menghitung Keserasian Alat Gali Dengan Alat Angkut 47
Daftar Pustaka 51
| iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
|
DAFTAR TABEL
Halaman
| vi
Abstract
Fiskus sering mengalami kendala ketika mengkonfirmasi isian biaya produksi galian
tambang batubara per ton. Penelitian ini ditujukan untuk melakukan studi secara mendalam
mengenai bagaimana menyusun biaya satuan galian tambang barubara yang ditujukan
untuk tujuan penilaian NJOP tubuh bumi operasi produksi tahun pajak 2020. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatip dengan menggunakan metode studi kasus. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dokumen, survey harga pasar,
wawancara serta Forum Group Discussion. Teknik perhitungan biaya satuan tambang
dilakukan dengan menghitung biaya langsung serta biaya tidak langsung dengan komponen
own cost, operating cost serta working hour (jam kerja). Penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan tabel biaya satuan galian tambang, yang dapat digunakan oleh fiskus untuk
mengkofirmasi isian biaya produksi galian tambang batubara. Dengan asumsi
menggunakan alat gali Komatsu PC 400 dan alat angkut truk komatsu HD-255-3, dengan
jarak 3 km, maka biaya coal getting sebesar Rp…/ton, dan biaya waste overburden sebesar
Rp…/ton. Penambahan jarak 1 km akan menambah biaya coal getting sebesar Rp…/ton,
serta waste overburden sebesar Rp……/ton. Dalam penelitian ini juga disimulasikan
perbedaan penggunaan alat gali-muat dengan, alat angku,t dan jarak angkut yang akan
mempengaruhi variansi harga. Biaya pengolahan batubara sebesar Rp ../ton, yang terdiri
dari biaya coal handling sebesar Rp…/ton, biaya coal washing and crushing sebesar
Rp…/ton. serta biaya loading sebesar Rp.../ton. Dalam penelitian ini juga disimulasikan
perbedaan peralatan stockpiling, inloading, kapasitas mesin pengolaan, serta peralatan
unloading yang akan mempengaruhi variansi harg. Biaya pengangkutan darat
menggunakan truk kapasitas 10 ton, membutuhkan biaya sebesar Rp.../ton/km, apabila
menggunakan container sebagai gerbong yang ditarik kereta api sebesar Rp../ton/km. Serta
menggunakan conveyor sebesar Rp.../ton. Biaya stockpiling dan pemuatan ke tongkang
sebesar Rp../m2. Angkutan menggunakan kapal tongkang membutuhkan biaya sewa
sebesar Rp…../ton/jarak.
|
BAB I
PENDAHULUAN
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Mineral dan Batubara (PBB Minerba)
diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 47 Tahun 2015 tentang Tata
Batubara. Objek PBB Minerba adalah bumi dan/atau bangunan yang berada di
dalam kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan mineral dan
batubara.Bumi sebagai objek PBB Minerba terdiri dari permukaan bumi dan tubuh
bumi. Permukaan bumi meliputi tanah dan/atau perairan darat (onshore) dan
Dalam rangka penetapan Pajak Bumi dan Bangunan, nilai bumi untuk tubuh
bumi operasi produksi ditentukan sebesar hasil bersih produksi galian tambang
dalam satu tahun sebelum tahun pajak, dikalikan dengan angka kapitalisasi. Nilai
batubara dikurangi dengan biaya produksi. Hasil bersih produksi galigan tambang
ditentukans sebesar pendapatan kotor dikurangi degan biaya produksi galian atas
Pendapatan kotor merupakan hasil perkalian antara harga jual hasil galian
tambang dengan hasil produksi tertambang dalam satu tahun sebelum tahun pajak.
Harga jual galian tambang merupakan harga jual rata-rata batubara setahun
sebelum tahun pajak. Dalam hal harga harga jual rata-rata batubara tersebut lebih
1
rendah daripada Harga Patokan Barubara, maka menggunakan Harga Pokok
Batubara (HPB) rata-rata dalam satu tahun sebelum tahun pajak. Dalam hal titik
serah penjualan (at sale point) di luar titik Free on Board Vessel, mempertimbangka
besarnya penyesuaian HPB yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Jenderal Pajak Nomor 47 Tahun 2015. Komponen biaya yang boleh diperhitungkan
sebagai biaya produksi adalah : (1) Biaya pengupasan lapisan penutup batubara
(overburden); (2) biaya pengambilan hasil produksi galian tambang (coal getting),
dalam kontek penambangan batubara; (3) biaya pengolahan dan atau pemurnian
batubara hasil produksi galian tambang; dan (4) biaya pengangkutan hasil produksi
fiskus kesulitan ketika akan melakukan konfirmasi mengenai kebenaran isian Surat
teknis yang terbatas oleh fiskus mengenai bagaimana menghitung biaya satuan
secara langsung dari para fiskus pada saat penulis melaksanakan kegiatan belajar-
Disamping itu, sejauh ini memang belum ada petunjuk teknis atau modul
penghitungan biaya produksi galian dalam rangka menentukan nilai bumi untuk
tubuh bumi operasi produksi. Satu-satunya referensi yang dapat menjadi rujukan
1
Lampiran IV Keputusan Menteri Energi dan Sumber Dayan Minerak Republik Indonesia
Nomor : 1823 K/30/MEM/2018221.K Tanggal : 7 Mei 2018 Tentang Pedoman Besaran dan
Formula Biaya Penyesuaian
adalah Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor
Batubara. Harga dasar tersebut digunakan untuk menghitung harga dasar batubara
sudah lama, peraturan tersebut sifatnya generik, serta tidak diuraikan dasar
perhitunganya. Oleh karena itu, tidak mudah bagi fiskus untuk menggunakanya
cost (2) operating cost (3) working hour (jam kerja alat). Sedangkan biaya tidak
(1) operating cost (2) working hour (jam kerja alat). Komponen biaya tersebut
referensi awal dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut. Keputusan Direktur
sebesar USD 8.11/Ton2. Biaya tersebut terdiri dari biaya langsung dan biaya
2
Apabila diasumsikan stripping ratio 1 : 1
3
langsung. Biaya Biaya langsung terdiri dari (a) Biaya pengupasan overburden
sebesar 2,41 USD/bcm (39,3%3 dari Harga Pokok Penjualan4) (b) Biaya
batubara sebesar 1,7 USD/ton (21,5%) (d) Biaya pengangkutan batubara dari lokasi
tambang sampai ke lokasi pengolahan sebesar USD 0,28/ton/km (3,6%) (e) Biaya
produksi tidak langsung terdiri dari biaya pengolahan batubara sebesar 1,98
pengangkutan menuju pelabuhan) sebesar USD 5,8/Ton – USD 7.1/Ton (13% dari
harga jual), biaya pengupasan overburden sebesar USD 2/Ton – USD 2.5 /Ton
sebesar USD 1.98/Ton – USD 2.22 /Ton (13%), biaya overhead untuk
USD 1.2 /Ton – USD 1.4/Ton (8%). Biaya transportasi pengangkutan lewat
tongkang sebesar USD 2,5 /Ton – USD 3/Ton (16%), serta biaya admiistrasi dan
3
Semakin tinggi rasio stripiing ratio, maka persentase biaya pengupasan
overburden akan semakin besar
4
Margin keutungan dihitung sebesar 25%, Harga jual diestimasi Harga Pokok
Penjualan ditambah dengan nargin keuntungan sebesar 25%.
5
Harga jual batubara memperhitungkan marketing cost sebesar 4%.
Howard (2002) dalam Prawoto (2017) membagi biaya penambangan
batubara yang dapat diklasifikasin menjadi biaya variabel (variabel cost) dan biaya
tetap (fixed cost). Biaya varaibel tediri dari Coal Getting sebesar USD 1,35/Ton
(5,91% dari harga jual), biaya overburden removal sebesar USD 10.75/Ton (47,5%),
biaya pengolahan batubara sebesar USD 1/Ton (4,3%) ditambah dengan maintence
fasilitas sebesar (0,22%), biaya transportasi ke titik serah di jetty stockpile sebesar
USD 1.15/Ton , biaya administrsi dan umum sebesar USD 0,2/Ton (4,38%), serta
menggunakan data saat ini (update). Kedua, referensi tentang biaya produksi galian
Penelitian ini akan mencoba menghitung satuan biaya produksi galian tambang
sampai dengan penjualan ke Mother Vesssel. Keempat, penelitin ini akan mencoba
tempuh coal hauling dari lokasi tambang ke CPP Stocpile, variansi jarak tempuh
gali/ alat angkut, fasillitas pengolahan batubara, serta variansi barging dari stockpile
CPP sampai ke Mother Vessel. Kelima, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan
referensi untuk menyusun petunjuk teknis atau modul penentuan biaya produksi
galian tambang dalam rangka penetapan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
5
Pertambangan. Keenam, hasil penelitian ini juga akan berkontribusi bagi dunia
Referensi mengenai satuan biaya per ton batubara yang tersedia saat ini
sangat langka, sudah out of date, serta bersifat sangat umum, sehigga tidak dapat
oleh Wajib Pajak. Demikian pula penelitian yang ada selama ini pada
Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan harga produksi galian tambang
variansinya dalam hal jarak tempuh coal hauling dari lokasi tambang ke CPP
ke Mother Vessel.
tambang batubara tahun 2019, serta variansinya, sebagai dasar perhitungan NJOP
tubuh bumi operasi produksi pada tahun yang sama. Penelitian ini juga bertujuan
berupa (a) equipment cost, (b) operating cost, serta (c) jam operasional penggunaan
Standar biaya satuan galian tambang yang dihasilkan pada penelitian ini
dapat bermanfaat untuk dijadikan acuan (benchmark) bagi fiskus ketika melakukan
pengujian atas biaya satuan penambangan yang dilaporkan oleh Wajib Pajak
sebagaimana isian SPOP. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk
menyusun petunjuk teknis atau modul penentuan biaya produksi galian tambang
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Overburden
penambangan batubara terdiri dari biaya pembelian barang modal (capital cost)
serta biaya operasi penambangan (operating cost). Capital cost terdiri dari:
a. Biaya modal pada saat pertama kali akan dilakukan penambangan, atau biaya
c. Capital cost tersebut terdiri dari biaya untuk pembelian alat (equipment cost)
Sedangkan operating cost terdiri dari biaya operasional yang tetap dan biaya
variabel. Biaya oprasional tetap yaitu tenaga kerja dan biaya operasional
equipment. Biaya variabel terdiri dari utilits, bensin (fuel), peledakan (apabila ada),
6
Bahan ajar Dr.-Ing. Aryo P. Wibowo, M.Eng. Mineral Economist Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung pada diklat Penilaian Sumber
Daya Alam Batubara yang dilaksanakan Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan.
tambang. Peralatan tersebut digunakan untuk melakukan penggupasan overburden,
rincian masing-masing item satuan biaya produksi pada setiap tahapan produksi
galian tambang.
peralatan. Equipmetn cost tersebut terdiri dari : owning cost (biaya kepemilikan alat)
dan operating cost (biaya operasi alat). Equipment cost sebagaimana pada Gambar
2 berikut.
Depreciation Cost
Owning Cost Interest, Insurance,
Taxes
Equipment Cost
Fuel
Operating Cost Lubricant (oik and greaset(, Filters
Tires
Repair
Special items
Operator Wage
9
2.1.1.1.2. Perhitungan Owning Cost
a. Model Peralatan
b. Perangakat
e. Depresiasi harga
a. Dihitung Depresiasi atau penurunan nilai alat per jam kerja, yang dihitung
b. Dihitung pengeluaran untuk suku Bunga, asuransi dan pajak setiap jam kerja
Dicari suat nilai faktor dengan formula perhitungan = 1- (n-1) (1-r) dibagi
Dihitung annual rate, atau total dari Tingkat suku bunga, tariff pajak,
asuransi
Perhitungan owning cost per jam kerja penggunaan alat tersebut menggunakan
bensin, (2) lubricant dan perawatan periodic (crank case, transmisim final drivers,
hydraulic control, grease, filters and meriodic maintenance) (3) Ban (4) Biaya
Service (5)Underarmage and special items (6) Gaji per jam operator.
a. Target produksi, serta jarak dari pit tambang dengan run of mine Stokcpile.
b. Spesifikasi alat gali, jumlah alat gali, spesifikasi alat angkut, jumlah alat
angkut, jarak angkut dari pit ke run of mine (ROM) stockpile – atau CPP
Stockpile.
c. Parameter pada point b tersebut untuk menghitung perkiraan jam kerja alat
produktifitas alat.
11
e. Biaya penggalian batubara dihitung berdasarkan equipment cost (own –
Perhitungan jam kerja merupakan salah satu kunci dalam menghitung biaya
operasional. Perhitungan jam kerja alat dipengaruhi oleh parameter seperti : (a)
produktivitas alat, jumlah alat gali, jarak angkut serta faktor keserasian (match
factor). Pada perhitungan jam kerja alat tersebut, produktivitas alat merupakan faktor
tepenting untuk menghitung berapa jam kerja yang dibutuhkan untuk melakukan
Tujuanya adalah agar tidak ada waktu tunggu alat gali-muat , sehingga dapat
sebagai berijkut:
3. Produktivitas alat kerja per jam dihitung sebesar = (kapasitas bucket (BCM) x
Stripping ratio sebesar 4,2 menunjukkan bahwa untuk menambang 1 tonne batubara
alat gali, alat angkut, produktifitas alat, match faktor, serta estimasi kapasitas
pruduksi tahunan yang dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang ada.
Identifikasi tersebut dihitung pada suatu table, yang meliputi perhitungan coal
Tabel 2.1.
7
Untuk kepentingan perhitungan penambangan, satuan tersebut mengunakan volume,
bukan satuan berat. Berat jenis batubara rata-rata 1,2 gr/cm3 atau 1,2 ton/BCM. Sehingga 1
ton batubara mempunyai volume sebesar 0,8333 BCM. Oleh karena itu ketika akan melakukan
penggalian 1 ton batubara, maka yang diperhatikan untuk satuan coal getting and hauling
sebesar 0,8333 BCM. Demikian pula pada SR 1 : 4, maka volume overnburden yang digali
sebanyak 0,8333 x 4 = 3,333 BCM.
13
Tabel 2.1. Perhitungan Kapasitas Alat Untuk Memproduksi Bahan Galian Batubara Serta Mengupas Overburden
2.1.2. Perhitungan Biaya Pengolahan Batubara
preparation plan (CPP) disebut dengan run of mine coal (ROM coal). ROM coal
merupakan bahan mentah untuk CPP, yang masih bercampur dengan mineral-
handling merupakan tempat yang luas yang merupakan lapangan dari sejumlah
besar material handling, yang merupakan suatu bagaian yang vital dari CPP.
Kompleks Coal handling ini disebut juga dengan ROM Stockpile. Fungsi dari
ROM stockpile ini adalah untuk memfasilitasi agar mesin pencuci batubara dapat
bekerja secara lebih perlahan serta konstan. Simple stockpile dapat disusun
oleh mesin dumping menuju tumpukan (pile), atau dengan dump truck, yang
wheel loader.
8
Fungsi reclaimer adalah untuk mengisi kembali tumpukan sejumlah besar
material batubara, sedangakan stacker adalah alat yang digunakan untuk
menumpuk (to pile)
batubara akan diolah. Atau dapat juga menggunakan loader (wheel loader) untuk
―reclaiming‖ batu bara dari stockpile. Penggunaan loader ini mungkin akan
ringan biaya di muka, namun akan membutuhkan biaya operasional yang lebih
besar.
langsung dimasukkan ke dalam hopper atau ke dalam grizzly screen. Fraksi +460 mm
sebagai oversize dipecah secara manual supaya lolos, sedangkan fraksi —460 mm
Crusher
Conveyor ini digunakan untuk memuat, mengangkut batubara sejauh kurang lebih
crusher.
Crusher
Conveyor ini digunakan untuk memuat, mengangkut batubara sejauh kurang lebih 15
crusher.
stockpile.
Reclaim Feeder, kemudian dengan conveyor masuk ke dalam loading bin untuk
2.1.2.2.1.Tahapan Pengolahan
batubara yang direncanakan PT. Tanjung Alam Jaya, terdiri dari kegiatan
sebagai berikut :
penambangan batubara dari daerah studi mempunyai kadar abu 10% - 14%,
17
kandungan sulphur total pada umumnya di bawah 1% dengan nilai kalor
pasar didasarkan pada kandungan abu, sulphur total dan nilai kalor, yaitu
kadar abu 10% - 19%, kadar sulphur total 0,7% — 1,7% dan nilai kalor >
konservasi mutu tinggi juga kualitas batubara dapat sesuai dengan pasar.
500.000 ton, maka untuk itu akan dibutuhkan 1 unit Coal Processing Plant
(CPP) dengan kapasitas sebesar 200 yang bekerja dalam sehari 8 jam/shift, 2
pengolahan batubara seperti terlihat pada Gambar 2.2. Dalam diagram alir
batubara menjadi ukuran yang diharapkan. Proses ini dilakukan pada beberapa
a. Primary crusher
Mereduksi umpan yang memiliki ukuran maksimal 460 mm menjadi fraksi
dengan ukuran maksimal 150 mm. Peralatan yang digunakan adalah feeder
tahap kedua.
b. Secondary crusher
operasi, yaitu tahap pertama menggunakan grizzly screen dan tahap kedua
Tahap pertama, batubara hasil dari tambang atau dari ROM coal stockpile
dahulu secara manual, kemudian disaring kembali sampai lobs dari grizzly-
screen. Batubara yang telah lolos dari grizzly screen kemudian dikirim
Tahap kedua, batubara hasil dari primary crusher diangkut dan disaring dengan
fraksi —150 mm. Unit ini berupa saringan ayakan bergetar yang diletakkan
19
sebelum secondary-crusher dengan tujuan agar umpan yang masuk ke
Conveyor-1 & Support : 14,4 m ; Screen & support : 1500 x 1500 # 50 x 50;
Conveyor-2 & support : 11 m; Unit crusher & support : roller drum Diameter
Roda & Stecker : roda forklift 4 ea (standart); Electrical : Genzet kapasitas 200
KVA.
efektif kerja alat, sebagaimana perhitungan jam kerja efektif pada Tabel 2.2.
Pengayakan tahap-1
Opening : 460 mm
Peremukan Tahap 1
Pengayakan tahap-2
Opening : 150 mm
Peremukan tahap-2
Reduction ratio = 3
Gambar 2.2
21
Tabel 2.2. Perhitungan Jam Kerja Efektif
pada hopper sesuai prosentase atau distribusi batubara dari masing-masing pit
dan atau dari ROM stockpile, blending atau adjustment kualitas juga dapat
dilakukan pada belt conveyor yang mengangkut batubara menuju truck loading
pelabuhan.
dump truck
ROM
temporary
stock pile 1
vibrating
grizzly
feeder + 50 mm
50 mm
temporary
double tooth roll crusher
stock pile 2
or 1
vey
t con
b el
temporary
stock pile 3
stock pile
wheel loader
static hopper
5 m3 5 m3
belt conveyor 4
23
2.1.2.6. Elemen Perhitungan Biaya Tidak Langsung Pada Biaya
Pengolahan Tambang
Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak secara langsung
langsung tersebut dibagi dengan volume produksi batubara. Jam kerja (working
10
Tidak semua stockpile mempunyai instalasi stacker dan reclamer. Menagemen
stockpile dapat saja cukup menggunakan peralatan wheel loader dan bulldozer.
Bulldozer digunakan untuk mendorong batubara menuju tumpukan (pile),
sedangkan wheel loader digunakan untuk memuat batubara ke instalasi pengolahan
batubara.
tersebut dikeluarkan untuk membayar: (a) pembelian bahan bakar (b)
Batubara hasil produksi dapat diangkut ke titik serah penjualan di: (a)
PLTU; (b) stasiun pengumpul; (c) pelabuhan khusus; (d) pengguna akhir.
dapat menggunakan lori kereta atau truk, melewati instalasi rel atau jalan yang
vessel.
25
Variansi biaya pengangkutan dapat dibedakan menjadi: (a) pengangkutan
berikut:
perusahaan
(operating cost)
Biaya overhead
conveyor).
cost)
Biaya overhead
conveyor).
conveyor)
– Overhead Cost
– Profit
2.2. Literatur dan Penelitian Terdahulu Mengenai Total Biaya Per Ton
Penambangan Batubara
variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost). Berikut in pada Tabel 2.2.
jarak 10 Km.
11
Tabel tersebut berdasarkan biaya rata-rata penambangan pada beberapa
tambang di dunia.
27
- Tidak ada pengolahan batubara, hanya dilakukan crushing dan washing
pada Tabel 2.3, tersebut, maka berdasarkan analisis vertikal, komponen biaya
(0,22%)
(Prawoto, 2017)
12
Tabel tersebut hanya menghitung Harga Pokok Penjulaanm sehingga tidak
memperhitungkan royalty, profit margin, dan harga jual
29
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan asumsi sebagaimana
pada tabel 2.4, tersebut, maka berdasarkan analisis vertikal, komponen biaya
transpaorasi sebesar 8%
untuk menguji hasil penelitian mengenai besarnya total biaya satuan (per ton)
biaya penambangan dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2008 dengan
bahwa di Kanada, pada periode tahun 1991 sampai dengan tahun 2008, rata-
rata kenaikan capital cost sebesar 1,29% per tahun. Untuk Kasus di Indonesia,
total biaya satuan (per ton) produksi galian tambang batubara pada beberapa
tambang dapat dilihat Tabel 2.5. Total biaya satuan (per ton) produksi galian
2015).
Pengupasan Overburden
Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan biaya produksi galian
menggunakan dump truk dan conveyor. Hasil penelitian terdahulu tersebut dapat
skema pengupasan overburden. Hasil dari analisis biaya yang telah dilakukan
aktual yang dikerjakan oleh PT SEM atau owner adalah 1,61 US$/bcm, skema
dikerjakan oleh kontraktor dan penunjang dikerjakan oleh owner adalah 1,18
31
US$/bcm. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa skema pengupasan
metode match factor adalah 1.166 BCM/Jam, dengan metode antrian adalah
metode linear programming dengan 1.208 BCM/Jam yang paling sesuai dengan
target produksi yaitu 1.200 BCM/Jam. Biaya produksi yang efisien untuk
besarnya biaya per ton pengupasan over burden. Hasil penelitian terdahulu
Batubara. Data penelitian yang dipergunakan adalah data primer, yaitu cycle
time alat angkut, data cycle time alat muat, data lebar jalan, data elevasi tertinggi
dan terendah, data spesifikasi alat, serta data perawatan alat. Hasil penelitianya
produksifitas Dump Truck Nissan CWB untuk 5 unit sebesar 262.85 BCM/jam,
menggunakan peralatan wheel loader dan bolduzer bervariasi pada planning (a)
sebesar US$ 0,59 /Ton (Rp.8.352,04), pada planning (b) sebesar US$ 0,49 / Ton
produktivitas alat support melebihi target perusahaan untuk wheel loader sebesar
768,96 Ton / Jam, bulldozer 867,85 Ton/ jam, belt conveyor 04 1.533,785
33
Ton/jam, conveyor 05 1.502,483 Ton/jam, conveyor 06 1.548,013 Ton/jam. Hasil
menguji hasil penelitian mengenai besarnya biaya inloading dan outloading hasil
Batubara
Jam
Jarak dari pit ke operasional x
Jarak dari pit ke Equipment Cost
ROM stockpile
Tempat Pembuangan
disposal
1. Biaya penggalian batubara Overhead
2. Biaya Pengangkutan ke CPP +
Owning
3. Biaya Coal Barging
Spesifikasi Alat Cost
Proudktifitas Alat Angkut
Operating
Cost
Penjualan Batubara
Jam
operasional x Equipment Cost
Jarak dari pit ke
ROM stockpile
+ Overhead
+ Penyesuaian
7. Biaya coal hauling
35
Tabel 2.5. Total Biaya Per Ton Pproduksi Galian Tambang Batubara Pada Beberapa Tambang di Indonesia
1 Pit A 68.15 6.28 1.36 3.69 4.11 0.06 7.15 29.3865 40.7165 60%
15.42% 3.34% 9.06% 72.17%
2 Pit B 70.09 7.12 0.65 3.67 4.45 0.06 9.3 41.385 52.825 75%
17.49% 1.60% 9.01% 78.34%
3 Pit C 62.01 7.12 0.65 3.67 2.79 0.06 14.11 39.3669 50.8069 82%
17.49% 1.60% 9.01% 77.48%
4 Pit D 33.17 1.84 2.67 3.37 2.91 0.06 4.23 12.3093 20.1893 61%
4.52% 6.56% 8.28% 60.97%
5 Pit E 33.17 3.65 2.67 7.11 2.79 0.06 3.62 10.0998 23.5298 71%
8.96% 6.56% 17.46% 42.92%
6 Pit F 1.44 1.28 2.85 3.22 2.51 0.06 4.23 10.6173 18.1273 -
3.54% 7.00% 7.91% 72.17%
METODOLOGI PENELITIAN
dan analisis biaya satuan penambangan yang dilakukan secara cermat sampai
tuntas.
perusahaan tambang.
Survey harga yang dilakukan meliputi survey harga harga alat gali, truk, sewa
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Dengan
1. Biaya Coal Owning Cost Peralatan Jenis peraltan gali, spesifikasi, dan harga
Getting dan Gali pembelian.
pengangkut Nilai sisa (salvage value)
an sampai Net Depreciation
ke CPP - Depreciation period
Stockpile Annual use
Depreciation/value recover
through work
Interest, insurance, taxes
Total owning ciost
Operating Cost Peraltan Fuel.
Gali Lubricant, Filters, Periodic maintenace
Repair/maintenance cost
Undercamage and special items
Operating hourly wage
Toal Operating Cost
39
Biaya Fuel dan Minyak Biaya fuel
Pelumas Biaya minyakpelumas
1. Tabulasi survey harga, Survey harga. Meliputi survey harga harga alat gali,
2019.
3. Kertas kerja perhitungan own cost – operating cost ( o-o cost) serta
Owning Cost Alat Gali Komatsu PC 400 Pada Tabel 3.2.. Contoh Perhitungan
Owning Cost Alat Angkut Truck Komatsu HD 255-5. 400 Pada Tabel 3.3
Tabel 3.2. Contoh Perhitungan Owning Cost Alat Gali Komatsu PC 400
Sumber : Prawoto (2017) , Bahan Ajar Penilaian Sumber Daya Alam Batubara,
Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan
41
Tabel 3.3. Contoh Perhitungan Owning Cost Alat Angkut Komatsu HD 255-5
Sumber : Prawoto (2017) , Bahan Ajar Penilaian Sumber Daya Alam Batubara,
Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan
adalah total dari owning cost serta operating cost. Perhitungan tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4. Contoh Perhitungan Operating Cost Alat Gali Komatsu PC 400
Operating Cost
Machine and Model Komatsi PC 400
Cons Unit Cost
1 Fuel 25.00 x 0.92 23.00 USD/hour
2 Lubricant, Filters and Periodic Maintenance
Crank case 0.08 2.80 0.22 USD/hour
Transmission 0.27 2.80 0.76 USD/hour
Final Drivers 0.12 2.80 0.34 USD/hour
Hydraulic Control 0.05 2.40 0.12 USD/hour
Sumber : Prawoto (2017) , Bahan Ajar Penilaian Sumber Daya Alam Batubara,
Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan
43
Tabel 3.5. Contoh Perhitungan Operating Cost Alat Angkut Komatsu HD 255-5
Operating Cost
Machine and Model Komatsi PC 400
Cons Unit Cost
1 Fuel 19.00 x 0.92 17.42 USD/hour
2 Lubricant, Filters and Periodic Maintenance
Crank case 0.11 2.80 0.31 USD/hour
Transmission 0.06 2.80 0,17 USD/hour
Final Drivers 0.02 2.80 0.06 USD/hour
Hydraulic Control 0.04 2.40 0.10 USD/hour
Grease 0.02 7.70 0.15 USD/hour
Filters and Periodic maintenance 60% 0,782 0.47 USD/hour
Sumber : Prawoto (2017) , Bahan Ajar Penilaian Sumber Daya Alam Batubara,
Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan
menghitung berapa jam jam kerja yang dibutuhkan untuk menggali volume
menggunakan data primer, yaitu cycle time alat angkut, data cycle time alat
muat, data lebar jalan, data elevasi tertinggi dan terendah, data spesifikasi alat,
dan produktivitas Dump Truck Nissan CWB untuk 4 unit sebelum dioptimalkan
sebesar 210.28 BCM/jam, sedangkan faktor keserasiannya sebelum
Q = q1 x K ............ (1)
= 1,98 BCM
Dimana:
dihitung waktu siklus excavator. Waktu siklus excavator terdiri dari waktu gali +
waktu siklus excavator rata-rata selama 22,1 detik. Produktivitas alat kerja per
13
Hasil Pengamatan Pohan, Nata dan Floren (2017). Didapatkan dengan rumus waktu
kerja efektif dibagi dengan waktu kerja dalam satu jam (3600 menit).
45
jam dihitung sebesar (1,98 BCM x 60 detik x 60 x 80%) : 22,1 detik = 211,57
BCM/jam.
produktifitas alat angkut, perlu dihitung kapasitas vessel dump truk, dengan
C = q2 x K (2)
= 7.182 BCM
Dimana:
dihitung waktu siklus alat angkut (truck). Waktu siklus excavator terdiri dari waktu
Produktivitas alat kerja per jam dihitung sebesar (7,82 BCM x 60 detik x 60 x
alat gali-muat 211,57 BCM/jam serta produktifitas alat angkut adalah 52,57
BCM/jam, maka dibutuhkan 4 alat angkut dump truck Nissan CWB 40 untuk
14
idem
15
idem
melayani satu buah excavator PC 400 LC. Produktifitas 4 unit Nissan CWB 40
Dimana
Cta = siklus alat angkut truck untuk 1 kali pengangkutan – (404,68 dtk)
kurang dari 1 (MF< 1) . Kesimpulan : Kapasitas alat angkut lebih kecil dari
47
2. Dihitung produktivitas 5 dump truck = 52,57 BCM/jam x 5 =
262,5 BCM/jam.
lebih besar dari kapasitas alat muat, artinya dengan lapasitas 5 alat
BCM/jam.
Perhitungan jam kerja alat sesuai dengan rencana produksi. Jam kerja
alat dapat dihitung dengan memperhatikan jumlah volume batubara yang digali
(diproduksi) dan produktivitas alat. Contoh, batubara yang akan digali sebesar
kebutuhan jam kerja alat gali-muat sebsar 8.874 jam. Sedangkan kebutuhan jam
Stokcpile.
b. Spesifikasi alat gali, jumlah alat gali, spesifikasi alat angkut, jumlah alat
angkut, jarak angkut dari pit ke run of mine (ROM) stockpile – atau CPP
tersebut akan dapat diukur produktifitas alat, serta jam kerja alat.
Berdasarkan parameter tersebut, contoh perhitungan total biaya coal getting and
Sumber : Prawoto (2017) , Bahan Ajar Penilaian Sumber Daya Alam Batubara,
Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan.
49
Berdasarkan tabel 5, maka total perhitungan biaya coal getting dilakukan
melalui tahapan :
Kalimantan Utara
Bungin, B., 2007, Penelitian Kualitatif, Kencana Pernada Media Group, Jakarta
Fuadi Shiddiqi dan Kasim (2018). Evaluasi Kinerja dan Biaya Pengangkutan
establishing a coal mine: South Africa case study. The Journal of The
February, pp 87-89.
51
Pohan, Nata dan Floren ,2017. Efisiensu Alat Muat Dan Alat Angkut Untuk
Shafiee, Topal, and Nehring, 2009. Estimating Average Total Cost of Open Pit
Wijito, L. 2017. Studi Penilaian Sumber Daya Alam Batubara Dalam Rangka
Price Per Unit) Dibandingkan Dengan Metode Net Present Value, Kajian
dan Ba tubara.
B. Peralatan Angkut
Item Harga
B.1 Data Owning Cost
1 Jenis Peralatan gali, spesifiksi dan harga
a. Jenis Peralatan Gali
b. Kapasitas dump
c. Harga
2 Nilai Sisa
3 Net depreciation
4 Annual use
5 Depreciation/ value recover trough work
B.2 Data Operating Cost
1 Fuel
2 Lubticant, Filter, periodic maintenance
3 Repair/maintenace cost
4 Undercamage and special items
4 Operating hourly wage
53
C. Wheel Loader
Item Harga
C.1 Data Owning Cost
1 Jenis Peralatan gali, spesifiksi dan harga
a. Jenis Peralatan Gali
b. Kapasitas loader
c. Harga
2 Nilai Sisa
3 Net depreciation
4 Annual use
5 Depreciation/ value recover trough work
C.2 Data Operating Cost
1 Fuel
2 Lubticant, Filter, periodic maintenance
3 Repair/maintenace cost
4 Undercamage and special items
4 Operating hourly wage
D. Bulldozer
Item Harga
D.1 Data Owning Cost
1 Jenis Peralatan gali, spesifiksi dan harga
a. Jenis Peralatan Gali
b. Daya Bersih
c. Bobot Kerja
d. Harga
2 Nilai Sisa
3 Net depreciation
4 Annual use
5 Depreciation/ value recover trough work
B.2 Data Operating Cost
1 Fuel
2 Lubticant, Filter, periodic maintenance
3 Repair/maintenace cost
4 Undercamage and special items
4 Operating hourly wage
E. Biaya Operasional Pengolahan Batubara
E.1. Mesin Crusher dan Washing
55
Item Biaya/jam operasional
Coal Washing Machine XSD2816 (11 Kw)
1 Lubticant, Filter, periodic maintenance
2 Repair/maintenace cost
3 Undercamage and special items
4 Operating hourly wage
57
Kertas Kerja Perhitungan Operating Cost Alat Gali Komatsu PC 400
59
Lampiran 3 : Kertas Kerja Perhitungan Biaya
Tidak Langsung Pengolahan Batubara
1. Kapasitas Produksi
a. Harian =…………………. MT
b. Bulanan = ………………… MT
2. Jam Kerja
a. Harian
b. Bulanan
3. Jenis Biaya
63