Anda di halaman 1dari 98

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PROYEK PEMBANGUNAN TRANSHUB

SIMPANG TEMU DUKUH ATAS

Masalah Khusus: Analisa Kebutuhan Parkir Pada Gedung MRT Transhub

Nama : Dwi Joko Santoso


NIM : 52119050
Jurusan : Teknik Silpi
Pembimbing : Ir. Reynold Andika Pratama, ST, MT

Diajukan Guna Melengkapi Syarat untuk Mencapai Gelar Setara


Sarjana Muda pada Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaa
Universitas Dian Nusantara

Januari 2023

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kerta Praktek : Proyek Pembangunan TransHub “ Simpang Temu


Duku Atas
Masalah Khusus : Analisa Kebutuhan Parkir Pada Gedung MRT
Transhub
Nama : Dwi Joko Santoso
NIM : 52119050
Fakultas / Jenjang : Teknik Sipil / S1

Jakarta, (tgl-bln-thn selesai revisi)

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Proyek

(………………………….) (…………………………….)

Koordinator Penulisan Kerja Praktek Ketua Prodi Teknik Sipil


Fakultas Teknik dan Informatika

(……………………………) (………………………………)

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Dwi Joko Santoso
NIM : 52119050
Judul KP : Proyek Pembangunan MRT TransHub “ Simpang
Temu “ Dukuh Atas.

Masalah Khusus : Analisa Kebutuhan Parkir Pada Gedung MRT


Transhub

Tanggal Sidang : .................................

Tanggal Lulus : .................................

Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat
dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Dian Nusantara. Segala kutipan dalam
bentuk apa pun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Mengenai isi dan
tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas Dian
Nusantara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.

Jakarta, ..........................

(DWI JOKO SANTOSO)

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
iii
ABSTRAK

Nama : Dwi Joko Santoso


NIM : 52119050
Judul : Proyek Pembangunan MRT TransHub “ Simpang
Temu Dukuh Atas”
Masalah Khusus : Analisa Kebutuhan Parkir Pada Gedung MRT.
Jenjang : Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Dian
Nusantara

Proyek Pembangunan Gedung transhub “simpang temu dukuh atas” ini terletak di
Jl. Ps. Blora Blok A1 No.18, RT.2/RW.6, RT.2/RW.6, Dukuh Atas, Menteng, Kec.
Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310. Proyek milik
PT . MRT Jakarta proyek ini di lengkapi dengan beberapa fasilitas seperti pusat
pembelajaran dan ruangan perkantoran. Gedung ini di bangun untuk memenuhi
kebutuhan jaringan tranpotasi yang aman dan nyaman di tengah tengah kondisi kota
yang sangat padat.gedung ini memiliki luas bangunan ±17.719,00 m2 dan memiliki
12 lantai serta 2 basement. Gedung ini meiliki nilai kontrak Rp 258.250.000.000.
Pembanguan Gedung transhub “simpang temu dukuh atas” ini di mulai sejak
tanggal 10 Oktober 2021 dan direncanakan selesai pada tanggal 09 Januari 2023.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik parkir, tingkat keterkaitan
kebutuhan parkir dan variabel-variabel apa saja yang menentukan dalam
pembentukan model penyediaan fasilitas parkir yang optimal, bagaimana model
kebutuhan parkir dan juga mengetahui standar kebutuhan parkir pada Gedung
transhub “simpang temu dukuh atas. Untuk mengetahui karakteristik parkir
diperlukan data primer dan data sekunder. Luas lahan yang ada dan direncanakan
digunakan untuk parkir mobil di B1 dan B2 dengan luas total B1 dan B2 seluas
1879 m2. dengan jumlah kebutuhan parkir 57 kendaraan, dengan demikian dapat di
hitung luasan lahan yang di perlukan sebagi berikut: Ruang kapasitas parkir = N =
! #$
"
= %&$' ×%** Ruang Kapasitas Parkir = 3.034 SRP/100 m2 . Dengan luas lahan
!"
parkir yang tersedia 1879 m2 memenuhi kebutuhan.

Kata Kunci: Parkir, Gedung parkir MRT, Ruang kapasitas parkir

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
iv
ABSTRACT

Name : Dwi Joko Santoso


NIM : 52119050
Title : TransHub MRT Development Project "Dukuh Atas
Intersection"
Special Problems : Analysis of Parking Needs in the MRT Building.
Level : Bachelor Degree (S1) Majoring in Civil Engineering, Dian
Nusantara University

The construction project for the “Dukuh Atas Intersection” building is located on
Jl. Ps. Blora Blok A1 No.18, RT.2/RW.6, RT.2/RW.6, Dukuh Atas, Menteng, Kec.
Menteng, City of Central Jakarta, Special Capital Region of Jakarta 10310. Project
owned by PT . The Jakarta MRT project is equipped with several facilities such as
a shopping center and office space. This building was built to meet the needs of a
safe and comfortable transportation network in the midst of a very dense city. This
building has a building area of ±17,719.00 m2 and has 12 floors and 2 basements.
This building has a contract value of IDR 258,250,000,000. The construction of the
“Dukuh Atas Intersection” transhub building began on October 10, 2021 and is
planned to be completed on January 9, 2023. This research was conducted to
determine the characteristics of parking, the level of interrelatedness of parking
needs and what variables determine the formation of a supply model. optimal
parking facilities, how to model parking needs and also know the standard of
parking needs at the transhub building "intersection dukuh atas. To know the
characteristics of parking required primary data and secondary data. The existing
and planned land area is used for car parking in B1 and B2 with a total area of
1879 m2 in B1 and B2. With a total parking requirement of 57 vehicles, the required
land area can be calculated as follows: Parking capacity space = N = N/A_ef =
57/(1879 ×100) Space Parking Capacity = 3.034 SRP/100 m2 . With an available
parking area of 1879 m2 to meet the needs.

Keywords: Parking, MRT parking building, Parking capacity space

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepada Tuhan YME atas segala rahmat, nikmat, dan
karunia-Nya, sehingga setelah melalui proses yang panjang akhirnya penulisan
laporan Kerja Praktek ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan
laporan Kerja Praktek ini diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan akademis
dalam menyelesaikan jenjang pendidikan setara sarjana muda pada jurusan Teknik
Sipil, Universitas Dian Nusantara. Dalam penulisan laporan ini penulis banyak
mendapatkan pelajaran dan dapat memahami lebih mendalam mengenai dunia
Teknik Sipil.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
karena laporan ini dibuat dan disajikan dalam bentuk yang demikian karena adanya
dukungan moril dari berbagai pihak, diantaranya:
1. Bapak Prof. Suharyadi. selaku Rektor Universitas Dian Nusantara.
2. Bapak Ir. Margono Sugeng, Msc., selaku Wakil Rektor 1 Bidang Akademik
Universitas Dian Nusantara.
3. Bapak Ir. Margono Sugeng. Msc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Informatika
Universitas Dian Nusantara.
4. Bapak Ir. Alizar MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Dain
Nusantara.
4. Ibu Era Agita Kabdiyono, ST., MT. selaku Sekretaris Program Studi Teknik Sipil
Universitas Dian Nusantara.
5. Bapak Ir. Reynold Andika Pratama, ST, MT selaku Dosen Pembimbing kerja
praktek Teknik Sipil Universitas Dian Nusantara yang telah menuntun dan
memberikan arahan pada penyusunan laporan kerja praktek ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Teknik Sipil Universitas Dian Nusantara yang sejak awal
telah memberikan ilmu kepada penulis.
7. Bapak Praditho Januadhistianto selaku Project Manager Proyek pembangauan
Gedung Transhub “Simpang Temu Dukuh atas yang telah memberi penulis
kesempatan untuk melakukan kerja praktek dan membimbing penulis.

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
vi
8. Bapak Buyung Suvenpri. selaku pembimbing di proyek yang selalu memberikan
arahan dan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
9. Bapak Nurhadi dan Almarhumah Sumirah selaku Orang Tua penulis yang
senantiasa selalu support dan memberikan dukungan dan doa kepada penulis
dalam melaksanakan kegiatan kerja praktek.
10. Keluarga Besar Teknik Sipil angkatan 2019 Universitas Dian Nusantara.
.

Penulis menyadari bahwa laporan Kerja Praktek ini mungkin belum


sempurna dan masih banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan Kerja Praktek ini
sehingga dapat lebih bermanfaat bagi yang memerlukannya.

JAKARTA,
Penulis

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
vii
DAFTAR ISI

SIMPANG TEMU DUKUH ATAS ------------------------------------------------------------------------- 1


LEMBAR PENGESAHAN ----------------------------------------------------------------------------------- II
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI ------------------------------------------------- III
ABSTRAK ----------------------------------------------------------------------------------------------------- IV
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------------------------- VI
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------- VIII
DAFTAR GAMBAR----------------------------------------------------------------------------------------- XI
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------------------ XIV
BAB 1 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 1
PENDAHULUAN---------------------------------------------------------------------------------------------- 1
1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK -------------------------------------------------- 1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTIK------------------------------------------------------------------- 2
1.3 BATAS MASALAH----------------------------------------------------------------------------- 3
1.4 LOKASI DAN SITUASI PROYEK ----------------------------------------------------------- 3
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN----------------------------------------------------------------- 4
BAB 2 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 5
TUJUAN UMUM PROYEK --------------------------------------------------------------------------------- 5
2.1 LATAR BELAKANG PROYEK ------------------------------------------------------------- 5
2.2 MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK ------------------------------------------------------- 6
2.3 DATA UMUM PROYEK--------------------------------------------------------------------- 6
2.3.1 Data Owner dan Kosultan ------------------------------------------------------------------ 6
2.3.2 Data Kontraktor dan Subkontraktor ------------------------------------------------------- 6
2.3.3 Data Proyek --------------------------------------------------------------------------------------- 7
2.4 DATA TEKNIS PROYEK -------------------------------------------------------------------- 8
BAB 3 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 11
TINJUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK ----------------------------------------------- 11
3.1 MANAJEMEN PROYEK --------------------------------------------------------------------- 11
3.2 PERENCANAAN PROYEK ------------------------------------------------------------------ 12
3.2.1 Macam-macam Metode Penjadwalan Proyek ------------------------------------------- 13
3.3 ORGANISASI PROYEK ---------------------------------------------------------------------- 15
3.3.1 Pemilik Proyek (Owner) -------------------------------------------------------------------- 16
3.3.2 Kosultan Perencana ------------------------------------------------------------------------- 17
3.3.3 Kontraktor ------------------------------------------------------------------------------------ 19
3.3.4 Subkontraktor -------------------------------------------------------------------------------- 28
3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK----------------------------------------------- 29
3.4.1 Laporan kemajuan proyek ------------------------------------------------------------------ 29
3.4.2 Masalah dan Solusi -------------------------------------------------------------------------- 31
3.5 PENGWASAN DAN PENGEDALIAN PROYEK ---------------------------------------- 33
BAB 4 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 35
PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN ------------------------------------------------------ 35
4.1 PERALATAN YANG DI GUNAKAN DI LAPANGAN --------------------------------- 35
4.1.1 Truck mixer ----------------------------------------------------------------------------------- 35
Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
viii
4.1.2 Tower Crane --------------------------------------------------------------------------------- 36
4.1.3 Bar Bender ----------------------------------------------------------------------------------- 36
4.1.4 Bar Cuntter ----------------------------------------------------------------------------------- 37
4.1.5 Concrete Bucket ----------------------------------------------------------------------------- 37
4.1.6 Passenger Hoist (Alimak) ------------------------------------------------------------------ 38
4.1.7 Pompa Beton Portable ---------------------------------------------------------------------- 38
4.1.8 Scaffolding------------------------------------------------------------------------------------ 39
4.1.9 Tremie Pipe ---------------------------------------------------------------------------------- 39
4.1.10 Welding Machine ------------------------------------------------------------------------ 40
4.1.11 Power towel------------------------------------------------------------------------------- 40
4.1.12 Air Kompresor --------------------------------------------------------------------------- 41
4.1.13 Vibrator ----------------------------------------------------------------------------------- 41
4.1.14 Theodolite --------------------------------------------------------------------------------- 42
4.1.15 Waterpass --------------------------------------------------------------------------------- 42
4.1.16 Cleaning Bucket -------------------------------------------------------------------------- 43
4.1.17 Gerinda Potong -------------------------------------------------------------------------- 43
4.2 MATRIAL YANG DIGUNAKAN DI LAPANGAN -------------------------------------- 44
4.2.1 Beton Ready Mix----------------------------------------------------------------------------- 44
4.2.2 Baja Tulangan ------------------------------------------------------------------------------- 44
4.2.3 Kawat Ayam ---------------------------------------------------------------------------------- 45
4.2.4 Beton Decking ------------------------------------------------------------------------------- 46
4.2.5 Kayu ------------------------------------------------------------------------------------------- 46
4.2.6 Bata Power block ---------------------------------------------------------------------------- 47
4.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ------------------------------------------------ 47
4.3.1 Pekerjaan persiapan ------------------------------------------------------------------------ 48
4.3.2 Pekerjaan Struktur Atas -------------------------------------------------------------------- 52
4.3.3 Pekerjaan Finishing------------------------------------------------------------------------- 61
BAB 5 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 62
MASALAH KUHUSUS ANALISA KEBUTUHAN PARKIR PADA GEDUNG MRT
TRANSHUB --------------------------------------------------------------------------------------------------- 62
5.1 PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------------ 62
5.2 RUMUSAN MASALAH ---------------------------------------------------------------------- 63
5.3 TUJUAN ----------------------------------------------------------------------------------------- 63
5.4 LANDASAN TEORI --------------------------------------------------------------------------- 63
5.4.1 DEFINISI PARKIR -------------------------------------------------------------------------- 63
5.4.2 SATUAN RUANG PARKIR ---------------------------------------------------------------- 64
5.3.4 KARATERISTIK PARKIR ------------------------------------------------------------------ 65
5.4 STANDAR KEBUTUHAN RUANG -------------------------------------------------------- 68
5.5 METODE PENGUMPULAN DATA -------------------------------------------------------- 68
5.5.1. PENGUMPULAN DATA SECARA PRIMER -------------------------------------------- 68
5.5.2 PENGUMPULAN DATA SECARA SEKUNDER --------------------------------------- 69
5.5.3 PENCARIAN INVENTARIS PARKIR ----------------------------------------------------- 69
5.5.4 MEMBACA LITERATUR PENDUKUNG ----------------------------------------------- 69
5.6 ANALISA DAN PERHITUNGAN----------------------------------------------------------- 70
5.6.1 ANALISA KEBUTUHAN RUNGAN PARKIR CARA 1 --------------------------------- 70
5.6.2 ANALISA KEBUTUHAN RUANG PARKIR CARA ll----------------------------------- 72
5.7 HASIL PENELITIAN -------------------------------------------------------------------------- 74
BAB 6 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 75
KESIMPULAN DAN SARAN ------------------------------------------------------------------------------ 75
6.1 KESIMPULAN --------------------------------------------------------------------------------- 75
6.2 SARAN ------------------------------------------------------------------------------------------- 76
DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------------------------------- 77

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
ix
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 ELEVASI DAN FUNGSI ............................................................................. 8

TABEL 5.1 PEMBAGIAN KAPASITAS PARKIR .......................................................... 68

TABEL 5.2 ANALISA KEBUTUHAN PARKIR ........................................................... 70

TABEL 5.3 ANALISA KEBUTUHAN PARKIR ........................................................... 71

TABEL 5.4 UKURAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR ............................................... 72

TABEL 5.5 ANALISA KAPASISTAS PARKIR II ......................................................... 73

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
x
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 PETA LOKASI KERJA PRAKTEK .......................................................................3

GAMBAR 2.1 DATA ELEVASI LANTAI .................................................................................9

GAMBAR 3.1 SETRUKTUR ORGANISASI ............................................................................20

GAMBAR 3.2 PELANGGARAN (APD) TANPA MENGGUNKAN HELM ...................................32

GAMBAR 3.3 KEBOCORAN PADA BEKISTING KOLOM ........................................................32

GAMBAR 3.4 KEROPOS PADA TIANG KOLOM .....................................................................32

GAMBAR 4.1 TRUK MIXER .................................................................................................35

GAMBAR 4.2 TOWER CRANE ............................................................................................36

GAMBAR 4.3 BAR BELEDER ..............................................................................................36

GAMBAR 4.4 BAR CUTTER .................................................................................................37

GAMBAR 4.5 CONTER BUCKET ..........................................................................................37

GAMBAR 4.6 PASSENGER HOIST (ALIMAK) .......................................................................38

GAMBAR 4.7 CONCRETE PUMP PORTABLE ........................................................................38

GAMBAR 4.8 SCAFFOLDING ..............................................................................................39

GAMBAR 4.9 TREMIE PIPE ..................................................................................................39

GAMBAR 4.10 WELDING MACHINE ..................................................................................40

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
xi
GAMBAR 4.11 POWER TOWEL ...........................................................................................40

GAMBAR 4.12 AIR COMPRESSOR ......................................................................................41

GAMBAR 4.13 VIBRATOR ...................................................................................................41

GAMBAR 4.14 THEODOLITE ..............................................................................................42

GAMBAR 4.15 WATERPASS ...............................................................................................42

GAMBAR 4.16 CLEANING BUCKET ....................................................................................43

GAMBAR 4.17 GERINDA POTONG ......................................................................................43

GAMBAR 4.18 BETON READY MIX ....................................................................................44

GAMBAR 4.19 BAJA TULANGAN ........................................................................................45

GAMBAR 4.20 KAWAT AYAM ............................................................................................45

GAMBAR 4.21 BETON DECKING ........................................................................................46

GAMBAR 4.22 BALOK KAYU DAN FENOL FILEM ..............................................................46

GAMBAR 4.23 BATA POWERBLOK ....................................................................................47

GAMBAR 4.24 ALAT PEMADAM KEBAKARAN ..................................................................50

GAMBAR 4.25 PAGAR PENGAMAN PROYEK ......................................................................50

GAMBAR 4.26 FABRICATION .............................................................................................51

GAMBAR 4.27 POS SATPAM ..............................................................................................52

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
xii
GAMBAR 4.28 PINTU KELUAR MASUK PROYEK .................................................................52

GAMBAR 4.29 PEKERJAAN PELAT LANTAI .......................................................................54

GAMBAR 4.30 PEKERJAAN KOLOM DAN SHEAR WALL ......................................................57

GAMBAR 4.31 PEKERJAAN BALOK ....................................................................................59

GAMBAR 4.32 BEKESTING TANGGA ..................................................................................59

GAMBAR 4.33 PEMBESIAN PLAT TANGGA ........................................................................60

GAMBAR 4.34 BEKESTING TRAP TANGGA ........................................................................60

GAMBAR 4.35 PEMASANGAN BATA POWERBLOK DAN KOLOM PRAKTIS .........................61

GAMBAR 5.1 SATUAN RUANG PARKIR .............................................................................64

GAMBAR 5.2 PENENTUAN SRP .........................................................................................65

GAMBAR 5.3 UKURAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR .......................................................68

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penerimaan Kerja Praktek

Lampiran 2. Surat Pemberhentian Kerja Praktek

Lampiran 3. Lembar Asistensi Pembimbing Proyek

Lampiran 4. Lembar Asistensi Dosen Pembimbing

Lampiran 5. Curua S

Lampiran 6. Denah Gambar Basemment 2

Lampiran 7. Denah Gambar Besemment 1

Jl. Tanjung
c Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK


Kerja Praktek adalah kegiatan magang di perusahaan konstruksi yang
dimaksudkan agar mahasiswa lebih memahami mata kuliah yang diajarkan saat di
dalam kelas guna diimplementasikan di luar kelas agar mendorong mahasiswa
untuk terjun ke lapangan langsung mengatasi hal-hal nyata yang berkaitan dengan
bidang teknik sipil.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan
yang sangat pesat dalam era globalisasi. Kebutuhan dan keinginan manusia pun
semakin beragam seiring perkembangan zaman. kebutuhan akan SDM (Sumber
Daya Manusia) yang berkualitas dan berkompeten semakin meningkat, oleh karena
itu mahasiswa sebaiknya tidak hanya sekedar menguasai materi akademik yang ada
di buku saja. Demi mencapai target tersebut, seorang mahasiswa dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan pengalaman kerja. Selama melakukan kerja praktik,
mahasiswa diwajibkan untuk menyusun sebuah laporan yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan proyek. Laporan tersebut menjadi salah satu syarat akademik
mencapai gelar Sarjana Teknik Sipil.
Penyusunan laporan kerja praktik ini, didasarkan atas pengamatan langsung
yang dilakukan di PT. PP (Persero) Tbk selaku kontraktor utama dalam Proyek
Pembangunan TransHub “Simpang Temu“ Duku Atas di Jl. Ps. Blora Blok A1
No.18, RT.2/RW.6, RT.2/RW.6, Dukuh Atas, Menteng, Kec. Menteng, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310.

c
Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
1
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTIK
Berikut tujuan kerja praktik pada Proyek Pembangunan TransHub “ Simpang
Temu “ Duku Atas adalah :
1. Untuk menyelesaikan mata kuliah PKL dan persyaratan kelulusan Program S1
Teknik Sipil.
2. Memberikan gambaran umum dan pengalaman baru bagi mahasiswa mengenai
dunia kerja secara nyata.
3. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di dunia kerja salah
satunya yaitu memperkenalkan kerja sama dalam dunia kerja, rasa tanggung
jawab yang harus dimiliki mahasiswa atas dasar prioritas apa yang harus
didahulukan serta solusi dan perbuatan atas pengambilan keputusan pada
permasalahan-permasalahan.
4. Melatih mahasiswa dalam disiplin terhadap waktu, serta integritas yang harus
dimiliki oleh mahasiswa.
5. Mengaplikasikan ilmu teknik sipil yang didapat di bangku perkuliahan secara
nyata di lapangan.
6. Memberikan wawasan baru dan gambaran mengenai dunia kerja ilmu rekayasa
sipil.
7. Mengetahui struktur organisasi dalam sebuah proyek serta memberikan
pemahaman tentang pembagian tugas (job description) dan manajemen
pelaksanaan di lapangan.
8. Mengetahui berbagai permasalahan yang ada di lapangan beserta solusi
penanganannya berdasarkan pengetahuan teori yang telah didapatkan.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 2
e. rektorat@undira.ac.id
1.3 BATAS MASALAH
Pada pelaksanaan kerja praktik ini, penulis memulai kerja praktik pada saat
pelaksanaan struktur atas, jadi untuk lebih fokus dalam mengikuti kerja praktik ini
maka penulis hanya mengamati bidang-bidang pekerjaan sebagai berikut:
a. Pekerjaan kolom.
b. Pekerjaan pelat lantai.
c. Pekerjaan balok.

Topik masalah khusus yang akan dibahas pada BAB 5, penulisan akan fokus
membahas Analisa Kebutuhan Parkir Pada Gedung MRT Transhub, tujuan
pembahasan topik ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui kepabilitas dari area parkir.
b. Mengetahui Analisa kebutuhan ruang parkir dari proyek MRT Transhub.

1.4 LOKASI DAN SITUASI PROYEK


Proyek pembangunan Proyek Pembangunan TransHub “ Simpang Temu “
Duku Atas di Jl. Ps. Blora Blok A1 No.18, RT.2/RW.6, RT.2/RW.6, Dukuh Atas,
Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310.

Gambar 1.1 Peta Lokasi kerja praktek

Sumber: www.maps.google.co.id

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 3
e. rektorat@undira.ac.id
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam laporan kerja praktik ialah :

BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bagian bab ini membahas mengenai latar belakang diadakannya kerja
praktik, tujuan diadakannya kerja praktik, batasan masalah pada laporan dan
Sistematika penulisan.

BAB 2 TUJUAN UMUM PROYEK


Pada bagian bab ini menjelaskan tentang latar belakang proyek, maksud dan
tujuan proyek, data umum proyek dan data teknis proyek serta data
administrasi proyek.

BAB 3 TUJUAN PERENCANAAN PROYEK


Pada bagian ini menjelaskan tentang Managemen proyek, organisasi
proyek, serta managemen pelaksaan proyek.

BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN


Pada bab ini menjelaskan tentangan peralatan yang di gunakan di lapangan,
serta metode pelaksanaan pekerjaan lapangan.

BAB 5 MASALAH KHUSUS


Pada bab ini menjelaskan tentang perhitungan Analisa kebutuhan parkir
pada Gedung tersebut.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan umum, kesimpulan khusus,
serta saran selama melaksanakan kerja praktik.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 4
e. rektorat@undira.ac.id
BAB 2
TUJUAN UMUM PROYEK

2.1 LATAR BELAKANG PROYEK


Pekerjaan pembangunan Transport Hub “Simpang Temu” Dukuh Atas
Pembangunan ini merupakan kolaborasi PT MRT Jakarta, Perumda Pasar Jaya, PT
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dan para pemangku kepentingan lainnya.
Perkembangan keseluruhannya telah mencapai 26,64 persen. Saat ini,
pembangunan gedung 11 lantai tersebut telah masuk ke tahap penggalian,
pembangunan D-Wall, pengecoran, dan strutting. Rencananya, bangunan
multiguna ini akan beroperasi pada Maret 2023.
Bangunan transport hub yang berfungsi sebagai area transit hub sarana
angkutan umum masal yang berlokasi di Jalan Blora, Menteng, Jakarta Pusat.
Bangunan dengan luas sekitar 15 ribu meter persegi ini dilengkapi dengan fungsi
perkantoran, retail, dan pasar modern. Ia juga dilengkapi dengan area
pemberhentian bus transjakarta dan ojek daring yang menunjang kegiatan transit
dari Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Stasiun KCI Sudirman, Stasiun LRT
Jabodebek, dan Stasiun BNI City.
Serta titik prioritas angkutan daring, kawasan ini menjadi salah satu tujuan para
komuter. Sebagai operator utama pengembangan kawasan berorientasi transit, PT
MRT Jakarta (Perseroda) dan mitranya akan mengelola kawasan seluas 146 hektar
ini dengan mengedepankan delapan prinsip pengembangan kawasan berorientasi
transit, yaitu fungsi campuran, kepadatan tinggi, peningkatan kualitas konektivitas,
peningkatan kualitas hidup, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, ketahanan
infrastruktur, dan pembaruan ekonomi.
Upaya pengembangan kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta merupakan
bagian dari transformasi Jakarta dalam mengatur ulang kota dari padat lalu lintas
menjadi kota berkelanjutan dan tahan iklim. MRT Jakarta akan memastikan
bahwa aksesibilitas transit, fasilitas pejalan kaki dan pesepeda (sebagai moda
mobilitas paling ramah lingkungan), ruang hijau dan terbuka, pohon peneduh jalan,
ruang publik pemicu aktivitas, hingga titik-titik bike sharing, semua terakomodasi.
c
Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
5
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
2.2 MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK
Adapun maksud dan tujun didirikan Transport Hub “Simpang Temu” Dukuh
Atas adalah sebagi berikut :
a. Menyedikan suatu fasilitas umum berbasis transit oriented deployment
b. Untuk menyatukan LRT,MRT,KRL,Reling Bandara, ojek online dan
Busway.
c. Turut berperan dalam mengembangkan jaringan tranportasi di suatu
wilayah dan meningkatkan rasa aman pada pengguna transpotasi umum.
2.3 DATA UMUM PROYEK
Data umum proyek dalam laporan ini berupa data owner dan kosultan, data
kontraktor dan data proyek, dengan rincian sebagai berikut.
2.3.1 Data Owner dan Kosultan
Berikut data Owner dan Kosutan dalam proyek pembangunan
Gedung Transpot Hub “Simpang Temu “ Dukuh Atas :
1. Owner : PT. MRT JAKARTA
2. Kontruksi perncana : PT ARKONIN
3. Kosultan Mangemen : PT. YODYAKARYA
2.3.2 Data Kontraktor dan Subkontraktor
Data kontrktor dan subkontraktor dalam pembaguan Gedung
Transpot Hub “Simpang Temu” Dukuh atas sebagi berikut :
1. Main Contractor : PT. PP Gedung (persero) Tbk
2. Sub Contractor
Pekerjaan Pondasi : PT. PP Presisi ( persero) Tbk
Produksi Beton Redy Mix : PT. Adhimix Precast
Produksi Besi : PT. Delcoprima Pasific
Tower Crane : PT. Xcmg Grup Indonesia
Produksi Bekisting : PT Maha Cipta Jaya

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 6
e. rektorat@undira.ac.id
2.3.3 Data Proyek
Data Proyek berisi mengenai:
1. Nama Proyek : Transport Hub “Simpang Temu” Dukuh
Atas
2. Tipe / Jenis Proyek : Tipe A / Gedung
3. Fungsi Bangunan : Sarana Tranpotasi publik dan Perkantoran
4. Lokasi : Jl. Ps. Blora Blok A1 No.18, RT.2/RW.6,
RT.2/RW.6, Dukuh Atas, Menteng, Kec.
Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10310.
5. Waktu Pelaksanaan : 10 Oktober 2021 - 09 Januari 2023
(15 Bulan)
6. Masa Pemilihan : 1 Tahun (365 Hari)

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 7
e. rektorat@undira.ac.id
2.4 DATA TEKNIS PROYEK
Status tanah adalah Hak Milik Perumda Pasar Jaya. Adapun data teknis proyek
Transport Hub “Simpang Temu” Dukuh Atas ini adalah :
1. Luas Bangunan : ±17.719,00 m2
2. Luas Tanah : 2.445 m2
3. Tinggi Bangunan Lantai B2 sampai lantai LMR : ± 70 m

Tabel 2.1 Elevasi dan Fungsi


Nama Lantai Elevasi (m) Fungsi
B2 -6.95 Parkir,GWT,STP
B1 -3.45 Parkir,GWT,STP
1 5 Lantai Dasar & Retail
2 +5.05 Lantai Dasar & Retail
3 +10.05 Retail
4 +15.05 Retail
5 +20.05 Foodcout
6 +25.05 Retail
7 +29.25 Retai
8 +33.45 Kantor
9 +37.65 Kantor
10 +41.85 Kantor
11 +46.05 Kantor
ATAP +50.25 Atap
LMR +54.75 R. Serbaguna

Sumber : PT PP (Persero) Tbk, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 8
e. rektorat@undira.ac.id
Gambar 2.1 Data elevasi lantai

Sumber : PT PP (Persero) Tbk, 2022

Gambar 2.2 Data fungsi tiap lantai

Sumber : PT PP (Persero) Tbk, 2022


4. Pondasi
Jenis podasi : Tiang Bor
Kedalaman Pondasi : 39 Meter
Ukuran Pondasi : Æ 80 cm. dengan mengunakan bored pile
Jumlah Titik Bored pile : 160 titik

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 9
e. rektorat@undira.ac.id
2.5 DATA ADMINISTRASI PROYEK
Data administrasi proyek pembangunan Transport Hub “Simpang Temu”
Dukuh Atas adalah :
1. Total Kontrak : Rp 258.250.000.000
2. Jenis kontrak : Gabungan (Lump Sum, Unit Price dan Prov Sum)
3. Cara Pembayaran : Monthly Payment, Down Payment 15% dari NK
4. Masa kontruksi : (10 Oktober 2021-09 Januari 2023) 15 Bulan

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 10
e. rektorat@undira.ac.id
BAB 3
TINJUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

3.1 MANAJEMEN PROYEK


Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi
yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai
tujuan dan sasaran efektif. Sedangkan manajemen proyek merupakan aplikasi
pengetahuan, keahlian, alat dan teknik untuk kegiatan proyek guna memenuhi atau
melampaui kebutuhan yang diharapkan stakeholder/owner dari proyek tersebut.
Secara sederhana, tujuan dari manajemen proyek yaitu mengelola atau mengatur
pelaksanaan proyek sedemikian rupa agar memperoleh hasil yang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya mutu
bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Proyek konstruksi
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencapai hasil dalam
bentuk fisik bendungan atau infrastruktur. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada
suatu proses yang mengolahan sumber daya proyek menjadikan suatu hasil kegiatan
berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan itu tentunya
melibatkan pihak-pihak terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
(Soeharto, 1997).
Kegiatan proyek juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bersifat
sementara dalam angka waktu terbatas, serta dengan alokasi sumber daya tertentu
dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang tujuannya telah jelas.
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang
terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan
sasaran efektif. Secara sederhana, tujuan dari manajemen proyek yaitu mengelola
atau mengatur pelaksanaan proyek sedemikian rupa agar memperoleh hasil yang
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
diantaranya mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan

c
11
Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
Proses manajemen proyek, yaitu sebuah rangkaian tindakan dan kegiatan yang
berkesinambungan untuk mencapai produk, hasil, atau jasa demi memenuhi
kebutuhan dari stakeholder. Proses tersebut diantaranya:
a) Proses inisiasi. Dimana dalam proses ini dilakukan pengenalan bahwa suatu
proyek/tahapan harus dimulai dan harus dijalankan.
b) Proses perencanaan. Pada proses ini dilakukan pendefinisian tujuan dan
merencanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
lingkup proyek.
c) . Proses pelaksanaan mengintegrasikan orang-orang dan sumber daya lainnya
untuk menjalankan rencana manajemen proyek.
d) Proses monitoring dan pengendalian. Secara regular mengukur dan memonitor
progres yang terlaksana guna mengidentifikasikan penyimpangan dari rencana
manajemen proyek sehingga tindakan koreksi dapat dilakukan bila diperlukan
dalam mencapai tujuan proyek.
e) Proses penutupan. Secara formal menerima produk, jasa atau hasil dan
membawa tahapan proyek pada penutupan

3.2 PERENCANAAN PROYEK


Pekerjaan proyek konstruksi berawal dari sebuah perencanaan. Perencanaan
terdiri dari perencanaan gambar, perencanaan hitungan maupun penyusunan jadwal
untuk pelaksanaan proyek. Perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksanaan
mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto,
1997).
Perencanaan proyek bertujuan untuk menyiapkan segala rancangan beserta
sumber daya yang dibutuhkan dalam proyek tersebut. Oleh karena itu sebaiknya
gambar dokumen, shop drawing (gambar pelaksanaan), Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat, Rencana Anggaran Biaya, time schedule, maupun kurva S dipersiapkan
sebelum proyek dimulai. Proyek Pembangunan Gedung Transport Hub “Simpang
Temu” Dukuh Atas di rencakan akan selesai pada 09 January 2023.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 12
e. rektorat@undira.ac.id
3.2.1 Macam-macam Metode Penjadwalan Proyek
Ada dua metode penjadwalan proyek yaitu:
1. Metode Gant chart
Metode Gant chart, merupakan metode yang relatif sederhana, mudah
dimengerti, mudah pembuatannya, dan mudah untuk digunakan dalam memantau
perkembangan proyek. Namun, metode Gant chart memiliki beberapa kelemahan,
antara lain tidak dapat menunjukkan kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan
kritis dan tidak secara langsung dapat menunjukkan hubungan antar kegiatan,
sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk
mengetahui kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh, dan bagaimana
dampaknya terhadap waktu selesainya proyek.
Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk
penjadwalan sumber daya dan alokasi waktu (Heizer, Jay dan Render, Barry,
2006). Gantt Chart adalah contoh teknik non-matematis yang banyak digunakan
dan sangat popular dikalangan para manajer karena sederhana dan mudah dibaca.
Gantt Chart dapat membantu penggunanya untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay
dan Render, Barry, 2006):
o Semua kegiatan telah direncanakan
o Urutan kinerja telah diperhitungkan
o Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan
o Keseluruhan waktu proyek telah dibuat
Karakteristik Gantt Chart
o Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan
oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan
mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub-sub tugas dari proyek.
o Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semakin penting urutan antara
tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk
memodifikasi gantt chart.
o Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat
kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap
kebutuhan.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 13
e. rektorat@undira.ac.id
Keuntungan menggunakan Gantt Chart
o Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai
alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah
dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek
sepanjang garis waktu.
o Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network untuk
penjadwalan proyek yang rumit.
o Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
o Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan
sesungguhnya pada saat pelaporan.
o Bila digabungkan dengan metode lain dapat dipakai pada saat pelaporan.
Kelemahan Gantt Chart
o Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu
kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang
diakibatkan oleh keterlambatan satu melihat kesempatan-kesempatan untuk
membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan. kegiatan terhadap
jadwal keseluruhan proyek.
o Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan,
karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
o Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara aktivitas
dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya
terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt
chart.
2. Kurva S Kurva – S
Adalah suatu kurva yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara nilai
kumulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan atau persentase
(%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian pada kurva–S dapat
digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang
berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek. Dengan
membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang disusun

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 14
e. rektorat@undira.ac.id
berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila terjadi
penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan dalam melihat
penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka pengendalian.
proyek dengan memanfaatkan Kurva–S sering kali digunakan dalam pengendalian
suatu proyek. Pada Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan waktu kalender, dan
sumbu vertikal menunjukkan nilai kumulatif biaya atau jam-orang atau persentase
penyelesaian pekerjaan. Kurva yang berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak
terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek yaitu:
1. Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.
2. Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang
lebih lama.
3. Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir.
Kurva-s proyek Pembangunan Gedung transhub “simpang temu “ Dukuh Atas
dapat dilihat dalam lampiran akhir laporan ini.

3.3 ORGANISASI PROYEK


Pada pelaksanaan proyek, kontraktor dan owner tentunya akan membutuhkan
pihak lain yang bertindak sebagai konsultan, dan subkontraktor. Demikian dengan
pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Transpot hub “Simpang Temu” Dukuh
Atas. PT. MRT JAKARTA sebagai Owner dan PT. PP (persero) Tbk sebagi
kontraktor tentunya menjalani kerja sama dengan beberapa pihak lain yang ahli
pada bidangnya. Pihak – pihak yang terkait dalam proyek ini sebagai berikut :
1. Owner : PT Mrt Jakarta
2. Quantity Surveyors : PT PP (Persero) Tbk
3. Kosultan Managemen Kontruksi :PT. YODYAKARYA
4. Kosultan Perencana Struktur : PT ARKONIN
5. Kosultan Perencana Arsitek : PT PP ( Persero) Tbk
6. Kontraktor : PT PP (Persero) Tbk
7. Sub Contrator :
a. Pekerjaan pondasi : PT PP (Persero) Tbk

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 15
e. rektorat@undira.ac.id
b. Galian tanah : PT STC
c. Pekerjaan Kaca : PT Dika Konruksi
d. Pekerjaan Prikes : PT Otomotif Mulia
8. Supplier Matrial :
a. Produksi Beton Redy Mix : PT Adhimi Precast Indonesia
b. Produksi Besi : PT Delcoprima Pasific
c. Produksi Baksiting : PT Maha Cipta Jaya
d. Kaca : PT Dika Kontruksi
e. Prikes : PT Otomotif Mulia

3.3.1 Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik Proyek (owner) atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah
seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya
kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak
kerja. Untuk merealisasikan proyek owner mempunyai kewajiban pokok yaitu
menyediakan dana untuk membiayai proyek.
Pada pelaksanaan pembangunan pemilik proyek dapat meminta konsultan
pengawas atau manajemen konstruksi untuk mengatur agar proyek dapat berjalan
dengan baik, sehingga owner tidak perlu repot memantau setiap saat dan secara
detail tentang bangunan yang dibangun. Namun, owner dapat membuat jadwal
rapat mingguan atau bulanan untuk membahas proyek agar sesuai dengan cita-cita
dan keinginan yang diharapkan pemilik proyek.
Pemilik proyek (owner) dari proyek pembangunan Gedung transhub
“simpang temu“ Dukuh Atas, PT. MRT Jakarta, memiliki fungsi utama selain
sebagai pencetus ide juga sebagai penyedia dana dan penyeleksi pihak-pihak yang
terkait dalam pelaksanaan proyek tersebut serta mengawasi jalannya proyek.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari PT. MRT Jakarta selaku pihak pemberi jasa
(owner) antara lain:
1) Menyediakan dana untuk membiayai pekerjaan proyek pembangunan gedung
transhub “simpang temu“ Dukuh Atas.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 16
e. rektorat@undira.ac.id
2) Memberikan data-data spesifikasi yang diinginkan kepada kontraktor, seperti:
kegunaan bangunan, jumlah ruang, fungsi dan lain-lain terkait proyek
pembangunan Gedung transhub “simpang temu“ Dukuh Atas.
3) Melakukan pembayaran atas prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
PT. PP (persero) selaku kontraktor utama.
4) Menolak atau menyetujui usulan pekerjaan tambahan dan laporan dari
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan dalam proyek pembangunan
Gedung Transhub “ Simpang Temu “ Dukuh Atas.
5) Memonitoring kegiatan teknis yang terjadi dilapangan konstruksi proyek
pembangunan Gedung transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas sesuai dengan
mekanisme yang ada.
6) Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan konstruksi proyek
pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas untuk
menghasilkan kualitas seperti yang telah disepakati.

3.3.2 Kosultan Perencana


Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang lain yang
melekat erat dan membentuk sebuah sistem bangunan. Adapun tugas tanggung
jawab konsultan perencana yaitu:
1. Konsultan Perencana Struktur
PT. MRT Jakarta selaku pemberi tugas (owner) menunjuk PT. Atelier Enam
Struktur sebagai konsultan perencana struktur. Berikut tugas dan tanggung jawab
dari PT ARKONIN selaku konsultan perencana struktur, antara lain:
a. Membuat rancangan struktur beserta analisis perhitungan proyek pembangunan
Gedung Transhub “ Simpang Temu“ Dukuh Atas.
b. Melaksanakan pengamatan pada proses konstruksi, melakukan penyesuaian
gambar dan gedung pelaksanaan konstruksi, dan memberikan penjelasan atas
permasalahan yang timbul selama masa konstruksi pada proyek pembanguan
Gedung Transhub “ Simpang Temu“ Dukuh Atas.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 17
e. rektorat@undira.ac.id
c. Membuat rencana pekerjaan bangunan meliputi: sketsa gagasan, gambar pra
rancangan, gambar rancangan, dan gambar detail lengkap proyek pembangunan
Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.

2. Konsultan Arsitektur
PT. MRT Jakarta selaku pemberi tugas (owner) menunjuk PT. PP (Persero) Tbk
sebagai konsultan arsitektur. Berikut tugas dan tanggung jawab dari PT. PP
(Persero) Tbk selaku konsultan arsitektur, antara lain:
a. Melakukan konsultasi dengan pihak pemberi tugas (owner) mengenai keinginan
pemberi tugas tentang gambar arsitektur dari proyek pembangunan. Gedung
Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
b. Membuat rancangan gambar arsitektur proyek pembangunan Gedung Transhub
“Simpang Temu“ Dukuh Atas.

3. Konsultan M & E
PT MRT Jakarta selaku pemberi tugas (owner) menunjuk PT. PP (Persero) Tbk
sebagai konsultan arsitektur. Berikut tugas dan tanggung jawaban dari PT PP
(Persero) Tbk selaku kosultan arsitektur, antara lain :
a. Membuat rencana spesifikasi teknis pekerjaan Mechanical Engineering sesuai
permintaan owner.
b. Membuat perencanaan ulang apabila terjadi perubahan-perubahan akibat
permintaan harga bangunan.
c. Mengatasi berbagai macam masalah dan juga mampu memperbaiki gedung
mekanikal dan juga elektrikal yang ada dalam sebuah bangunan atau proyek
tertentu.
d. Memelihara bahkan meng upgrade gedung ME atau Mekanikal Engineering.
e. Merekayasa nilai yang ada ruang lingkup mekanika dan juga kelistrikan atau
elektrikal.
f. Membuat gambar 2D yang dibuat dalam CAD Drawing. Tentang proyek yang
sedang ditangani. Dalam hal ini gambar 2D yang dibuat akan menyangkut
gedung pembangunan dan juga gedung kelistrikan yang ada.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 18
e. rektorat@undira.ac.id
g. Memperkirakan biaya Mekanikal Elektrikal atau ME yang perlu dikeluarkan
oleh pihak pemilik proyek.
h. Menyusun perkiraan finding yang pastinya berhubungan dengan ME.
i. Jasa konsultan juga harus mampu memperhitungkan aneka macam kebutuhan
dan persyaratan yang sebaiknya dikeluarkan oleh pihak pemilik proyek,
sebagaimana mestinya.
j. Melakukan audit gedung serta instalasi yang berhubungan dengan mekanikal
serta elektrikal, yang biasanya digunakan pada gedung existing.
k. Mendesain dan juga membuat gedung perencanaan ME secara baik dan
mendetail.

3.3.3 Kontraktor
Kontraktor adalah seseorang atau sekelompok individu yang melakukan
kerja sama atau menandatangani kontrak dengan sebuah organisasi atau seorang
individu lainnya (pemilik/owner) untuk suatu pekerjaan seperti konstruksi.
Renovasi, atau pembongkaran suatu gedung, jalanan, atau struktur bangunan fisik
lainnya. Dalam hal ini, PT. PP (persero) merupakan kontraktor utama yang telah
mengadakan kontrak kerja sama dengan pemilik proyek, yaitu PT. MRT Jakarta
untuk melaksanakan pembangunan proyek di bawah persyaratan–persyaratan dan
ketentuan harga kontrak yang telah disepakati sebelumnya, dan dilaksanakan
berdasarkan bukti hukum yang kuat dengan perjanjian tertulis antara kedua belah
pihak. Berikut tugas dan tanggung jawab dari PT. PP (persero) Tbk selaku
kontraktor utama, antara lain:
1. Menyediakan tempat untuk rapat direksi beserta fasilitasnya didalam lingkungan
proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
2. Menyediakan gambar pelaksanaan dan diagram rencana kerja untuk diajukan
kepada PT. MRT Jakarta selaku pihak pemberi tugas (owner) sebelum
pelaksanaan konstruksi di mulai.
3. Melakukan konstruksi fisik proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang
Temu“ Dukuh Atas.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 19
e. rektorat@undira.ac.id
4. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan material yang akan di gunakan di
dalam proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
5. Membuat dan memberikan laporan tentang kemajuan pelaksanaan proyek dan
laporan lainnya dalam bentuk laporan bulanan kepada PT. MRT Jakarta.
6. Menunjuk Sub Kontraktor tertentu untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu
dalam Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas, dengan persetujuan PT.
MRT Jakarta selaku pihak pemberi tugas (owner).
7. Menjaga kualitas pekerjaan di lapangan konstruksi proyek Gedung Transhub
“Simpang Temu“ Dukuh Atas. Sesuai dengan syarat yang telah di sepakati di
dalam kontrak.
8. Mengajukan permintaan pembayaran kepada PT. MRT Jakarta sesuai dengan
progress pekerjaan di lapangan konstruksi Gedung Transhub “Simpang Temu“
Dukuh Atas.
9. Menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang telah di sepakati di dalam
kontrak.
Berikut ini merupakan struktur organisasi dari kontraktor utama (PT. PP (Persero)
Tbk) dalam proyek Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas sebagai
berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
PROJECT MANAGER

PRADHITO J

HSE OFFICER QC OFFICER

AGUNG S FEBRIYANTO

PARAMEDIC HSE SUPERVISOR

IMAM PURNAMA SURYANTO

SEM SOM SOM MEP SITE ADMINISTRASI MANAGER

BUYUNG S AGUNG H RIAN HARYONO HASAN BASRI

SAK
PPC STAFF SE & METHODE GSP SE MEP
DURACHIM
PAPUNG & BAGUS H CHRISTI KURNIAWAN RAHMAT ADIT W

QUANTITY SURVEYOR DRAFTER & BIM SECURITY


SUPERINTENDENT SP MEP
CAHYO ANWAR
HERI && ABBEY
ABBEY EDI PURWANTO
HARYONO BAMBANG S

LEAN & SCHEDULER LOGISTIK SURVEYOR 1

AGUNG CG IPAN LAGOA DANI RAMDHANI

PERALATAN 1 DOCUMENT CONTROL

NGALIMUN BIYANTI SITA M

Gambar 3.1 Setruktur Organisasi

Gambar 3.1 Setruktur Organisasi 1


Sumber : PT PP (Persero) Tbk, 2022
dan Diagram Hubungan Kerja dalam proyek

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 20
e. rektorat@undira.ac.id
Berikut beberapa tugas dan wewenang dari komponen organisasi kontraktor utama
yang sudah di sebutkan di atas, di antaranya yaitu :

1. Project Manager
Project manager adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengatur,
merencanakan, dan melaksanakan project dengan berdasarkan anggaran dan
penjadwalan. Project manager juga bertanggung jawab untuk memimpin tim,
menentukan tujuan, berkomunikasi dengan para stakeholder, dan menyelesaikan
project dari awal hingga akhir. Pada proyek Gedung Transhub “Simpang Temu“
Dukuh Atas. Bapak Praditho Januadhistianto selaku Project manager. Berikut tugas
dan tanggung jawab Projeck Manager:
a. Sebagai wakil PT. PP (Persero) Tbk dalam hubungannya dengan PT. MRT
Jakarta, pekerja, subkontraktor, pemasok, dan pihak lain yang terkait dengan
proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
b. Mempertahankan kemajuan proyek pembangunan Gedung Transhub
“Simpang Temu“ Dukuh Atas sesuai dengan perencanaan.
c. Bertanggung jawab untuk semua pekerjaan proyek pembangunan Gedung
Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas (meliputi: K3 untuk tim proyek,
standar prosedur K3 untuk proyek, waktu, tenaga atau peralatan dan biaya
proyek yang di butuhkan) hingga pembangunan proyek selesai.
d. Bertanggung jawab untuk lisensi pabrik, drainase sementara, dan bagian
pengendalian lingkungan di dalam proyek pembanguan Gedung Transhub
“Simpang Temu“ Dukuh Atas.
e. Mengawasi dan tanggung jawab untuk setiap kegiatan yang berlangsung di
dalam proyek pembanguan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
f. Membuat sebuah rencana sederhana pada tindakan pencegahan dan responsif
untuk melindungi lingkungan disekitar proyek pembangunan Gedung
Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
g. Menangani masalah teknis yang terjadi didalam proyek pembangunan Gedung
Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 21
e. rektorat@undira.ac.id
Pada struktur organisasi kontraktor utama dalam proyek pembangunan Gedung
Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas ini project manager membawahi site
manager, administrasi, keuangan.

2. Site Manager
Site Manager merupakan wakil Manager proyek yang mengatur di lokasi.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari site manager, di antaranya:
o Tugas
a. Berkoordinasi dengan Manager proyek.
b. Berkoordinasi dengan subkontraktor lainnya.
c. Mengarahkan dan memberi petunjuk kepada tim untuk melaksanakan
pekerjaan teknis yang akan dikerjakannya lebih maksimal lagi.
d. Mempersiapkan bahan atau materi yang nantinya akan digunakan untuk
membuat rencana proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“
Dukuh Atas sesuai dengan bagiannya dengan mutu yang baik.
e. Menyusun detail materi yang nantinya akan dipakai untuk menyusun biaya
proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
f. Mempersiapkan schedule bulanan dan mingguan pelaksanaan proyek
pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
g. Menyusun setiap perencanaan akan kebutuhan sumber daya manusia atau
SDM.
h. Menyusun perencanaan mengenai pemakaian bahan atau material yang
nantinya akan dipakai.
i. Membuat perencanaan mengenai seperti apa metode kerja yang nantinya akan
dipakai bersama dengan setiap divisi yang terlibat.
j. Menyarankan pengembangan karyawan menggunakan program pendidikan
dan pelatihan kerja para staf.
k. Mempersiapkan rekomendasi secara detail dengan tujuan untuk membuat
proses pekerjaan di lapangan semakin maksimal dengan waktu yang sudah
ditentukan oleh PT. MRT Jakarta (Owner).

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 22
e. rektorat@undira.ac.id
o Tanggung Jawab
a. Menyediakan informasi yang sedang diperlukan oleh pemilik proyek
pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas, mengenai
pekerjaan yang sudah dikerjakan.
b. Berkomunikasi dengan PT. MRT Jakarta selaku pemilik (Owner) proyek
tentang apa saja ketentuan pemakaian jenis material yang cocok untuk proyek
pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
c. Menyampaikan informasi atau meminta keringanan kepada PT. MRT Jakarta
selaku pemilik proyek pembanguana Gedung Transhub “Simpang Temu“
Dukuh Atas untuk masalah perpanjangan waktu pelaksanaan, apabila ada
keterlambatan disebabkan oleh alasan tertentu.

3. Administrasi dan keuangan (Finance)


Administrasi dan Keuangan (Finance) merupakan seseorang yang bertangung
jawab atas pengelolaan keuangan proyek dan semua pembayaran yang terjadi
selama pelaksanaan proyek. Pada proyek pembangunan proyek pembangunan
Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas Bapak Hasan Basri selaku
Administrasi dan Keuangan (Finance). Berikut merupakan tugas dan tanggung
jawab Administrasi dan Keuangan (Finance) :
a. Membuat laporan keuangan proyek yang selanjutnya akan disetujui oleh Project
manager.
b. Mengatur laporan data hutang.
c. Memeriksa kemajuan pembayaran proyek pembangunan Gedung Transhub
“Simpang Temu“ Dukuh Atas.
d. Membuat laporan administrasi dalam bentuk dokumen.
e. Membuat surat tagihan pembayaran kepada owner.
f. Mengetik surat, kontrak, urutan variasi dll.
4. Logistik
Bagian logistik merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan
logistik guna mendukung kegiatan proyek. Fungsi utama bidang logistik yaitu
melakukan pemesanan material, mengawasi proses loading atau penerimaan

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 23
e. rektorat@undira.ac.id
material, serta menangani permasalahan yang terkait dengan kebutuhan logistik.
Pada proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas Bapak
Ipan Lagoa selaku Bagian logistik. Tugas dan tanggung jawab dari bagian logistik
sebagai berikut :
a. Melakukan survei terkait dengan jumlah dan harga material dari beberapa
supplier toko material yang akan dijadikan sebagai acuan dalam memilih harga
material yang paling murah, namun dapat memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan.
b. Melakukan pengelolaan gudang yang dilakukan dengan cara mengatur lokasi
tempat penyimpanan material agar nantinya jika dibutuhkan dapat dengan
mudah untuk dicari karena sudah tertata rapi. Dengan begitu jumlah barang
masuk dan barang keluar akan terkontrol dengan baik.
c. Membeli barang dan peralatan hasil survey yang sudah dilakukan sebelumnya.
d. Melakukan penandaan (Labelling) di setiap jenis barang.
e. Membuat catatan keluar masuknya barang.
f. Membuat laporan penggunaan barang.
g. Membuat catatan penggunaan barang.
h. Mengontrol ketersediaan barang agar selalu terpenuhi.
i. Melakukan koordinasi pelaksanaan lapangan terkait dengan jenis, jumlah,
jadwal dan alat yang dibutuhkan.
j. Melakukan konsultasi terkait dengan optimasi jaringan.
k. Membuat laporan penerimaan atau penolakan barang melalui pemeriksaan
kuantitas dan kualitas.

5. Keamanan (security)
Keamanan (Security) merupakan sebuah tim yang terdiri dari beberapa orang
yang melakukan kegiatan pengamanan di lokasi proyek serta bertugas untuk
menjaga ketertiban dan mencegah segala macam jenis kejahatan yang dapat terjadi
di lokasi proyek seperti kekerasan, pencurian, dan sebagainya. Pada proyek
pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas Bapak Edi
Purwanto selaku Security. Tugas dan tanggung jawab dari bagian Keamanan

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 24
e. rektorat@undira.ac.id
(Security) adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengidentifikasi tamu yang berkunjung kedalam proyek pembangunan
Gedung Transhub “Simpang Temu“ Dukuh Atas.
b. Memeriksa dan mengamankan lokasi proyek pembangunan Gedung Transhub
“Simpang Temu“ Dukuh Atas.
c. Bertanggung jawab atas masalah-masalah keamanan yang terjadi di proyek
pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu Dukuh Atas.

6. SHE Officer
Safety Officer–Safety Health Environment Officer atau SHE Officer adalah
sebuah pekerjaan atau suatu posisi yang diberi nama safety officer. Menjadi seorang
SHE Officer terlebih dulu harus turut mengikuti pembinaan Calon Ahli K3 Umum,
SHE officer ini bekerja untuk pastikan jika semua pekerja dalam keadaan dan situasi
yang aman serta selamat. Untuk itu diperlukan suatu petunjuk pelaksanaan bagi
SHE maupun seluruh komponen yang terlibat dalam proses kontruksi agar resiko
yang mungkin terjadi dapat dicegah ataupun diminimalisir dampaknya sehingga
tidak memberikan efek yang terlalu signifikan. Pada proyek pembangunan Gedung
Transhub “Simpang Temu Dukuh Atas Bapak Agung S selaku SHE Officer. Berikut
tugas dan tanggung jawab dari SHE Officer yang bekerja di dalam proyek
pembanguan Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas, sebagi berikut:
a. Mengidentifikasi sekaligus juga pemetaan dari kekuatan bahaya yang
berkesempatan terjadi pada lingkungan kerja. Tidak kecuali seorang SHE officer
harus juga membuat tingkatan atau level dari efek bahaya sampai dengan
peluang efek bahaya itu sampai terjadi.
b. Membuat satu ide berkaitan dengan program K3. Program yang dimaksud
sebaiknya meliputi usaha pencegahan dan usaha koreksi. Dimana arah usaha
mencegah ini bertujuan mengurangi adanya efek bahaya atau terjadinya
kecelakan dalam lingkungan kerja. Sementara adanya usaha revisi ditujukan
untuk mengatasi dengan cepat bila berlangsung bahaya atau kecelakaan dalam
lingkungan kerja.
c. Membuat sekaligus memelihara beberapa dokumen yang terkait langsung

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 25
e. rektorat@undira.ac.id
dengan K3. Tersedianya pendokumentasian yang baik, berbentuk dokumen serta
banyak beberapa hal administrasi yang lain, jadi salah satunya faktor yang
jangan disepelekan dalam menghindarkan bahaya. Begitupun waktu mengatasi
bahaya yang terjadi di lingkungan kerja.
d. Melakukan evaluasi adanya peluang atau kesempatan kejadian kecelakaan yang
bisa terjadi. Harus melakukan analisa akar permasalahan tentang kecelakaan,
bisa terjadi terhitung aksi mencegah serta koreksi. SHE officer harus juga bisa
melakukan monitoring dari efektivitas program yang sedang berjalan.
e. Menjadi penghubung antara regulasi pemerintah dan kebijakan perusahaan.

7. Paramedis
Tenaga Paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk melaksanakan atau
membantu penyelenggaraan tugas-tugas Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja diperusahaan atas petunjuk dan bimbingan dokter perusahaan.
Pada proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas Bapak
Imam Purnama selaku Paramedis. Berikut tugas dan tanggung jawab dari bagaian
paramedis sebagai berikut :
a. Pemerikasan Kesehatan di dalam proyek pembangauan Gedung Transhub
“Simpang Temu” Dukuh atas.
b. Melakukan Latihan P3K.
c. Melakukan laporan Kesehatan kepada SHE atau Project manager.

8. QA/QC ( Quality Assurance/Quality Control)


QAQC merupakan bagian yang bertanggung jawab mengawasi dan memastikan
setiap item pekerjaan di proyek mampu di produksi dengan kulitas maksimal sesuai
dengan standar perusahan akan pada proyek pembangunan Gedung Transhub
“Simpang Temu” Dukuh Atas Bapak Febrianto selaku QA/QC.
Tugas dan tanggung jawab Quality Assurance di antaranya:
a. Bertanggung jawab atas hasil kerja di lapangan.
b. Mengawasi hasil pekerjaan pelaksaan lapangan.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 26
e. rektorat@undira.ac.id
Tugas dan tanggung jawab Quality Control antara lain :
a. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah sesuai
denah gambar pelaksanaan atau shop drawing.
b. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkan maupun yang
sudah tiba di lokasi proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu”
Dukuh atas untuk memberikan status kepada bahan bangunan tersebut apakah
ditolak atau diterima setelah melihat kualitas bahan.

9. Site Engineering Manager


Site Engineering Manager adalah wakil dari manager yang bertugas memimpin
jalannya pekerjaan dilapangan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan semua
sumber daya yang ada untuk dapat memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya
yang telah ditetapkan dan juga bertanggung jawab atas permasalahan yang muncul
dalam pelaksanaan suatu proyek serta berkewajiban untuk memberikan laporan
pekerjaan secara berkala. Seorang site engineer tersebut harus memiliki
kemampuan construction engineering, value engineering, dan time control yang
baik. Pada proyek pembangauan Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas
Bapak Buyung Suvenpri selaku Site Engineering Manager. Berikut tugas dan
tanggung jawab dari bagian Site Engineering Manager sebagai berikut:
a. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan
teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
b. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan.
c. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi
dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major serta
pemeliharaan jalan.
d. Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan.
e. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket kontrak dalam
menentukan lokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 27
e. rektorat@undira.ac.id
khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.
f. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor,
termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan.
g. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari
pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan
teknis maupun permasalahan kontrak.
h. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan atau material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun
rencana kerjanya.

10. Drafter
Drafter yaitu seseorang yang menyediakan gambar beserta perubahan
perubahan yang telah disetujui selama pelaksanaan proyek berlangsung guna
mempermudah pekerjaan sesuai kondisi yang diinginkan. Berikut tugas dan
tanggung jawab dari seorang Drafter yaitu :
a. Membuat shop drawing yang dibutuhkan didalam proyek pembangunan
Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas
b. Melakukan revisi jika terdapat perubahan gambar struktur didalam proyek
Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas.

3.3.4 Subkontraktor
Subkontraktor seseorang atau sekelompok individu yang melakukan kerja
sama atau menandatangani kontrak dengan sebuah organisasi atau seorang individu
lainnya (pemilik) untuk suatu pekerjaan seperti konstruksi, renovasi, atau
pembongkaran suatu gedung, jalanan, atau struktur bangunan fisik lainnya. Seorang
kontraktor umum akan dianggap sebagai kontraktor jika ia menjadi penandatangan
yang sekaligus juga menjadi sebagai penanggung jawab dilaksanakannya suatu
kontrak proyek konstruksi utama. Subkontraktor memiliki tugas dan wewenang
untuk pekerjaan yang dilaksanakannya langsung kepada kontraktor pelaksana.
Pengadaan subkontraktor dilakukan apabila dalam suatu pelaksanaan pekerjaan
terdapat keterbatasan alat dan kontraktor utama sendiri kurang memiliki keahlian

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 28
e. rektorat@undira.ac.id
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut. Subkontraktor yang
ditunjuk oleh PT. PP (Persero) Tbk selaku kontraktor utama, seluruhnya merupakan
sebuah badan usaha penyedia jasa konstruksi swasta asal Indonesia yang dikontrak
untuk melaksanakan sebagian dari pekerjaan proyek pembangunan Gedung
Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas sesuai bidang keahliannya.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari setiap subkontraktor yang bekerja sama di
dalam proyek Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas di antaranya sebagai
berikut :
a. Melaksanakan pekerjaan yang dibebankan oleh kontraktor utama sesuai dengan
gambar rencana, peraturan-peraturan, dan syarat-syarat yang ditetapkan.
b. Bertanggung jawab langsung terhadap kontraktor utama mengenai hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakannya.
c. Menyerahkan hasil pekerjaan kepada kontraktor utama sesuai dengan batas
waktu yang telah ditetapkan.
d. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan biaya pelaksanaan pekerjaan dari
kontraktor utama berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.

3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK


Pelaksanaan suatu proyek harus selalu direncanakan atau diatur sebaik
mungkin agar pelaksanaan di lapangan atau di proyek sesuai dengan apa yang telah
direncanakan, oleh karena itu dibutuhkan lah suatu manajemen pelaksanaan proyek
untuk mengendalikan segala pelaksanaan di dalam proyek.

3.4.1 Laporan kemajuan proyek


Pada pelaksanaan proyek diperlukan adanya pengelolaan yang baik dan
terarah walaupun suatu proyek tentu memiliki keterbatasan namun diusahakan
seminimal mungkin sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai. Biaya,
mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumber daya, lingkungan, risiko,
dan sistem informasi merupakan hal-hal yang perlu dikelola dalam manajemen
proyek sedangkan dalam manajemen pelaksanaan proyek di lapangan ini

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 29
e. rektorat@undira.ac.id
membahas tentang kemajuan proyek konstruksi yang dapat dilihat melalui laporan
baik harian, mingguan, ataupun bulanan.
Pada proyek Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas, laporan-
laporan di buat oleh PT. PP (Pasero) Tbk selaku kontraktor pelaksana, kemudian
dilaporkan kepada pengawas yaitu PT. YODYAKARYA.
1. Laporan Harian
Laporan harian proyek adalah suatu laporan yang dibuat oleh pelaksana
lapangan yang mana dalam pembuatan laporan tersebut hanya dilakukan dalam 1
hari. Laporan harian ini berisikan monitoring pekerjaan yang disusun oleh pihak
pelaksana proyek dengan cara pemetaan gambar dan tertulis. Laporan dilakukan
setiap hari dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan hal-hal yang telah
dikerjakan apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Laporan harian berisikan hal-
hal mengenai :
a. Pekerjaan yang telah dilaksanakan.
b. Daftar peralatan yang tersedia dan digunakan di lapangan.
c. Monitoring cuaca.
d. Daftar pengadaan material yang dipakai.
e. Waktu dan jam kerja.
f. Jumlah tenaga kerja.
g. Kejadian-kejadian khusus lain.

2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan Selama 7 hari yang disusun
secara tertulis untuk mengetahui peningkatan pelaksanaan pekerjaan proyek di
lapangan. Laporan ini memuat hal-hal mengenai:
a. Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.
b. Volume dan persentase kerja selama seminggu
c. Persentase kemajuan dalam satu minggu.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 30
e. rektorat@undira.ac.id
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat berdasarkan laporan harian dan mingguan yang
menunjukan peningkatan pekerjaan dalam satu bulan. Isi laporan bulanan
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Rangkuman pekerjaan selama satu bulan dan perbandingannya dengan rencana
yang telah ditetapkan.
b. Pengeluaran biaya dan progress pelaksanaan dalam kurun waktu satu bulan
disesuaikan dengan S curve rencana (planning and actual).
c. Status gambar yang telah selesai di buat (drawing status).
d. Pengaturan biaya anggaran proyek dan biaya pengeluaran proyek.
e. Penjelasan atas usaha yang dilakukan untuk mengurangi ketidak sesuaian agar
realisasi tercapai sesuai dengan yang di rencanakan, termasuk penjelasan upaya
antisipasi dan perbaikan.
f. Rangkuman ijin pelaksaan (SPIP)
g. Foto-foto dokumentasi bangunan yang dilihat berbagai sisi (photo progress)
sebagai tolak ukur kemajuan.

3.4.2 Masalah dan Solusi


proyek konstruksi tentunya tidak lepas pada berbagai macam masalah.
Masalah ini tentunya akan menghambat proses pengerjaan dan dapat mengurangi
waktu kerja efektif. Masalah yang muncul pada proyek Gedung Transhub
“Simpang Temu” Dukuh Atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor
pelaksanaan yaitu PT. PP (Persero) Tbk.
1. Permasalahan yang timbul
a. Sering terjadinya hujan mengakibatkan batalnya pengecoran, sehingga target
penyelesaian menjadi melambat.
b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) belum sepenuhnya di laksanakan,
kepedulian pekerjaan terhadap keselamatan masih kurang.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 31
e. rektorat@undira.ac.id
Gambar 3.2 pelanggaran (APD) tanpa menggunkan helm

Sumber : Dokumentasi kerja Praktek, 2022

c. Metode pelaksaan pekerjaan struktur tidak berjalan seperti yang seharusnya


sehingga ada beberpa hasil struktur tidak sempurna, seperti :

Gambar 3.3 Kebocoran pada bekisting kolom

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek,2022

Gambar 3.4 keropos pada tiang kolom

Sumber : Dokumntasi kerja Praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 32
e. rektorat@undira.ac.id
2. Solusi
a. Mempercepat proses pengerjaan atau mencari metode pelaksaan yang tepat
sehingga target tetap dapat tercapai walaupun cuaca tidak mendukung
pengerjaan konstruksi
b. Di berlakukan sangsi tegas atau teguran terhadap pekerja yang tidak
menggunakan (APD).
c. Lebih teliti lagi dalam pengecoran dan pengecekan terhadap bakisting yang
sudah terpasang sebelum pengecoran, serta mngganti alat yang sudah tidak
layak atau tidak mampu lagi di gunakan.

3.5 PENGWASAN DAN PENGEDALIAN PROYEK


Pada pelaksanaan suatu proyek, suatu dapat menyimpang dari rencana, maka
pengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian
yang menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan
baik. Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau perbaikan
terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan peraturan yang
berlaku agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan proyek.
Pengendalian (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan
standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemungkinan mengambil tindakan
perbaikan yang di perlukan agar sumber daya di gunakan secara efektif dan efisiensi
dalam rangka mencapai sasaran.
Proses pengawasan dan pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menetukan sasaran.
2. Menentukan standar dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran.
3. Merancang atau menyusun sistem informasi, pemantauan dan laporan hasil
pelaksanaan pekerjaan.
4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
dikerjakan).

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 33
e. rektorat@undira.ac.id
5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standar, kriteria dan sasaran
yang telah ditentukan.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 34
e. rektorat@undira.ac.id
BAB 4
PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN

4.1 PERALATAN YANG DI GUNAKAN DI LAPANGAN


Peralatan dalam proyek konstruksi merupakan hal yang mutlak di peruntukan
dalam fungsi untuk mempermudah pekerjaan yang ada. Banyak pekerjaan yang
harus diselesaikan dalam proyek dan mengingat keterbatasan kemampuan manusia,
tentu dengan adanya peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan akan menambah
kemudahan terselesaikannya masalah masalah dan menunjang kelancaran serta
keberhasilan pelaksanaan proyek sesuai waktu dan mutu yang diharapakan.
Beberapa ini akan di jelaskan lebih lanjut mengenai alat-alat yang digunakan pada
proyek Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas di antaranya:

4.1.1 Truck mixer


Alat ini berfungsi untuk mengangkut dan mengaduk campuran beton dari
tempat pembuatannya (concrete batching plant) ke lokasi proyek. Alat ini terbagi
dalam berbagai kapasitas dan bentuk. Pada proyek ini dipergunakan truck mixer
dengan kapasitas 5-7 m3 per truck. Untuk keperluan beton dengan volume yang
besar dalam waktu yang singkat dan tidak mengurangi sifat beton, maka
penggunaan truck mixer sangat diperkenankan.

Gambar 4.1 Truk mixer

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

c
35
Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
4.1.2 Tower Crane
Tower Crane adalah alat bantu yang ada hubungan dengan akses bahan dan
matrial kontruksi dalam suatu proyek. Apabila dijabarkan lebih lanjut, fungsinya
lebih dekat terhadap alat mobilitas vertikal-horizontal yang sangat membatu
pelaksanaan pekerjaan struktur di lapangan.

Gambar 4.2 Tower Crane

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek , 2022


4.1.3 Bar Bender
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan
dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Cara kerja alat tersebut
adalah baja yang akan dibengkokkan dimasukan di antara poros tekan dan poros
pembekokkan kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut yang akan di
bengkokkan sesuai yang diinginkan.

Gambar 4.3 Bar beleder 1

Sumber : Dokumentasi kerja praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 36
e. rektorat@undira.ac.id
4.1.4 Bar Cuntter
Bar Cuntter adalah alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang di
inginkan. Cara kerja alat ini adalah baja yang akan dipotong dimasukan ke dalam
gigi bar cutter, kemudian pengendali dipijak dan dalam hitungan detik baja
tulangan terpotong.

Gambar 4.4 bar cutter 1

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4.1.5 Concrete Bucket


Concrete bucket adalah merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
menampung beton segar yang hendak diangkut dan dicor ke area yang diinginkan.
Dalam operasi alat ini, digantungkan dan diangkut oleh Tower Crane.

Gambar 4.5 Conter bucket 1

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek,2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 37
e. rektorat@undira.ac.id
4.1.6 Passenger Hoist (Alimak)
Passenger hoist (alimak) adalah alat transportasi yang digunakan untuk
mengangkut pekerja proyek dan bahan atau material kebutuhan lapangan, seperti
bahan untuk pekerjaan MEP dan alat bantu (travo las, concrete vibrator, alat ukur,
dan lain-lain). Passenger hoist memakai sistem modular dan konstruksinya
sederhana, sehingga sangat praktis bongkar pasangnya. Prinsip kerjanya memakai
pinion dan rack.

Gambar 4.6 Passenger hoist (alimak)

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4.1.7 Pompa Beton Portable


Concrete pump portable, biasa disebut juga dengan nama pompa kodok.
Pompa beton jenis ini merupakan jenis pompa yang paling luas jangkauannya.
Biasa digunakan untuk jenis proyek outdoor seperti pembuatan waduk, bendungan,
pelabuhan, tower telekomunikasi dan segala jenis proyek yang biasanya harus
melewati jalur yang sempit hanya selebar mobil pribadi. Aplikasi pompa ini mampu
menggunakan pipa dengan jarak maksimal 100 meter.

Gambar 4.7 Concrete pump portable 1

Sumber : Dokumntasi Kerja Praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 38
e. rektorat@undira.ac.id
4.1.8 Scaffolding
Scaffolding merupakan alat perancah yang terbuat dari besi yang berfungsi
merancah dalam pengerjaan beton untuk menunjang bekisting pada saat beton
belum dapat memikul beratnya sendiri.

Gambar 4.8 Scaffolding 1

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4.1.9 Tremie Pipe


Tremie pipe adalah pipa yang digunakan untuk mengatur tinggi jatuh beton
pada saat pengecoran. Tremie pipe biasa dipasang pada ujung bawah concrete
bucket sehingga beton yang keluar dari concrete bucket tidak langsung jatuh dan
menumbuk.

Gambar 4.9 tremie pipe 1

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 39
e. rektorat@undira.ac.id
4.1.10 Welding Machine
Welding machine atau alat las yang dipergunakan untuk menyambung baja,
misalnya penyambungan stek pada kolom sebagai decking untuk bekisting kolom.

Gambar 4.10 Welding machine

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4.1.11 Power towel


power trowel berfungsi untuk meratakan permukaan beton atau acian pada
permukaan lantai. Selain itu mesin ini juga dapat menghaluskan permukaan batuan
keras atau jenis lantai andesit. Alat ini digunakan pada saat pengecoran dilakukan
sesudah beton segar dituangkan mesin power trowel digunakan untuk meratakan
permukaan beton sesuai ketebalan yang diinginkan. Melakukan proses penghalusan
menggunakan mesin ini akan menghasilkan permukaan beton yang lebih rapi, kuat
dan awet dibandingkan dengan pengerjaan manual menggunakan tangan. Selain itu
penggunaan mesin ini dapat menghemat tenaga kerja dan efisien waktu pengerjaan
khususnya untuk area luas seperti lahan parkir, pabrik dan gudang.

Gambar 4.11 Power Towel

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 40
e. rektorat@undira.ac.id
4.1.12 Air Kompresor
Air Kompresor adalah alat penghasil atau penghembus udara bertekanan
tinggi yang digunakan untuk membersihkan kotoran - kotoran yang dapat
mengurangi mutu dan daya lekatan tulangan pada beton.

Gambar 4.12 Air Compressor

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktrek, 2022

4.1.13 Vibrator
Vibrator di gunakan sebagai alat penggetar mekanik untuk menggetarkan
beton segar dengan tujuan mengeluarkan udara - udara yang terjebak di dalamnya,
sehingga dihasilkan beton yang padat dan memiliki mutu yang sesuai perencanaan.

Gambar 4.13 vibrator

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek,2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 41
e. rektorat@undira.ac.id
4.1.14 Theodolite
Theodolite digunakan untuk menentukan koordinat - koordinat AS
bangunan, AS kolom, tiang pancang, serta koordinat - koordinat lain yang
berhubungan dengan pembangunan.

Gambar 4.14 Theodolite

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4.1.15 Waterpass
Waterpass digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya suatu elevasi
suatu titik lokasi serta pembuatan patokan elevasi lantai.

Gambar 4.15 Waterpass

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 42
e. rektorat@undira.ac.id
4.1.16 Cleaning Bucket
Cleaning bucket atau tempat sampah di lapangan diperlukan untuk
menampung sampah-sampah yang ditimbulkan oleh tukang - tukang yang bekerja
serta untuk tetap menjaga kebersihan di lapangan.

Gambar 4.16 Cleaning bucket

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4.1.17 Gerinda Potong


Mesin gerinda adalah salah satu mesin yang digunakan untuk mengasah
atau memotong benda kerja. Prinsip kerja dari mesin gerinda adalah batu gerinda
yang berputar kemudian bergesekan dengan benda kerja sehingga terjadi
pemotongan atau pengasahan.

Gambar 4.17 Gerinda Potong

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 43
e. rektorat@undira.ac.id
4.2 MATRIAL YANG DIGUNAKAN DI LAPANGAN
Di bawah ini ada beberapa matrial yang di gunakan dalam pembangunan
proyek Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas sebagai berikut :

4.2.1 Beton Ready Mix


Ready mix concrete merupakan salah satu bahan bangunan yang paling
banyak digunakan di dunia. Campuran beton harus professional agar memiliki
kekuatan dan daya tahan yang memadai untuk melawan resiko bahan mekanik,
bahan kimia dan kerusakan fisik dalam mengantisipasi dan melayani kondisi
lingkungan.

Gambar 4.18 Beton Ready mix

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4.2.2 Baja Tulangan


Baja tulangan merupakan kebutuhan yang tak bisa dihindari dalam sebuah
pembangunan. Mengingat pembangunan proyek Gedung Transhub “Simpang
Temu” Dukuh Atas memakai beton bertulang, maka baja tulangan mutlak
diperlukan untuk membuat beton kuat terhadap gaya tarik.
Material baja yang digunakan untuk penulangan memiliki spesifikasi sebagi
berikut:
a) Panjang : 12 meter
b) Diameter : D10,D13, D25 (cm)

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 44
e. rektorat@undira.ac.id
Gambar 4.19 Baja tulangan

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2022

4.2.3 Kawat Ayam


Kawat ayam digunakan sebagai separator antara tulangan pelat agar tidak
saling berhimpitan.

Gambar 4.20 kawat ayam 1

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 45
e. rektorat@undira.ac.id
4.2.4 Beton Decking
Beton decking adalah beton atau spasi yang dibentuk sesuai dengan ukuran
selimut beton yang diinginkan. Biasanya berbentuk kotak-kotak seperti tahu atau
silinder. Proses pembuatannya, diisikan kawat bendrat pada bagian tengah yang
nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan.

Gambar 4.21 Beton decking

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek

4.2.5 Kayu
Material kayu digunakan untuk bekisting dan juga untuk membangun
bangunan sementara, seperti kantor, gudang, pos keamanan dan sebagainya. Jenis
kayu yang digunakan untuk bekisting adalah plywood jenis fenol film sebagai dasar
pengecoran beton. Kayu ini bersifat licin dan tahan lama yang dapat digunakan
untuk 4-6 kali pakai.

Gambar 4.22 Balok Kayu dan Fenol Filem

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 46
e. rektorat@undira.ac.id
4.2.6 Bata Power block
Bata power block digunakan sebagai dinding pada proyek Gedung Transhub
“Simpang Temu” Dukuh Atas. Dinding merupakan bangunan non struktural
merupakan hal penting dalam pembangunan sebuah gedung, mengingat fungsinya
sebagai pemisah antar ruang yang satu dengan yang lain. Kelebihan penggunaan
power block yaitu tahan terhadap api, kuat tekanan tinggi, penghematan energi,
kedap suara, penetrasi air rendah, dan pengerjaannya mudah.

Gambar 4.23 Bata Powerblok

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pada pelaksanaannya, proyek konstruksi membutuhkan suatu manajemen
untuk mengolah dari bahan baku sebagai input kegiatan menjadi suatu konstruksi.
Dengan kata lain, kegiatan pelaksanaan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi
sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dengan kriteria
- kriteria yang telah digariskan secara jelas dalam kontrak.
Pembangunan gedung bertingkat, selain ditinjau dari segi fungsional juga
perlu diperhatikan dari segi estetika, struktural dan ekonomis. Tentunya harus
direncanakan dan dibuat dengan berbagai alternatif untuk menentukan bentuk
struktural yang akan dibangun supaya memenuhi unsur kekuatan struktur,
keindahan bangunan dapat memberikan kenikmatan, kenyamanan, efisien biaya,
efisien waktu dan kemudahan dalam pelaksanaan.
Pada tahapan pembangunan proyek tersebut, ada beberapa langkah yang

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 47
e. rektorat@undira.ac.id
dapat dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek itu sendiri di lapangan. Ini
ditunjukan untuk memaksimalkan kinerja dari pelaksanaan proyek itu sendiri.
Tahapan pelaksanaan proyek ini harus disusun sedemikian rupa mulai dari
pengerjaan awal hingga finishing, dan semuanya disusun secara rapi di dalam Time
Scheduling. Tahapan tahapan dan berapa lama pengerjaan proyek tersebut disusun
dahulu sebelum pelaksanaan, sehingga proyek tersebut dapat berjalan sesuai
rencana dan tepat waktu. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan pada suatu proyek
konstruksi dibagi dalam beberapa kelompok bagian pekerjaan yaitu pekerjaan
persiapan, pekerjaan struktur bawah, pekerjaan struktur atas dan adanya kontrol
pelaksanaan. Oleh karena itu setiap pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan
aturan.

4.3.1 Pekerjaan persiapan


Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan awal sebelum suatu konstuksi
bangunan dimulai dan berperan dalam menunjang pekerjaan berikutnya di dalam
konstruksi. Adapun pekerjaan persiapan ini meliputi :
1. Pekerjaan pembersihan
Pekerjaan dimulai dari pembersihan lapangan dan pemerataan permukaan tanah
seperti yang telah direncanakan. Pada proyek Gedung Transhub “Simpang Temu
Dukuh atas ini, pekerjaan pembersihan dilakukan untuk membersihkan lahan dari
rumput dan semak belukar. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penempatan alat
alat untuk masuk lokasi proyek.
2. Pengukuran
Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi
pembangunan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak pohon, letak batas tanah. Salah satu contoh dalam penentuan titik ketinggian
dan sudut yang hanya dilakukan dengan alat waterpass atau theodolite dimana
ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan ataupun dapat menggunakan
pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara asas segitiga phytagoras.

a) Titik Acuan

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 48
e. rektorat@undira.ac.id
Titik acuan adalah titik yang digunakan sebagai acuan dan referensi kerja
dimana titik acuan minimal 3 (tiga) buah BM (Bench Mark) yang dilengkapi
dengan koordinat dan elevasi.
b) Langkah Kerja
1) Pemeriksaan alat. Jenis alat yang digunakan untuk pengecekan BM adalah
jenis Total station system (TS) dengan Theodolite Topcon Type GT 235N
dan auto level yang masih layak pakai serta kalibrasinya yang masih
berlaku.
2) Melakukan pengecekan titik acuan BM (Bench Mark) apakah koordinat
dana elevasinya masih bagus terhadap gambar acuan atau desain yang
disetujui. Hal ini harus dibuktikan dengan data yang diketahui managemen
konstruksi yang ditunjuk oleh pemberi pekerjaan jika terdapat perbedaan
data antara gambar acuan atau desain yang diketahui managemen konstruksi
yang ditunjuk oleh pemberi pekerjaan jika terdapat perbedaan data antara
gambar acuan atau desain dengan eksisting maka dikoordinasikan dan
dilaporkan kemanagemen kontruksi atau Owner bila semuanya sudah
sesuai, selanjutnya siap untuk dikembangkan (data dilaporkan).
3) Mengembangkan titik-titik acuan baik berupa tambahan BM (Bench Mark)
bila dianggap kurang, serta pembuatan titik baru yang tepat pada garis grid
terhadap sumbu X dan titik baru yang tepat pada garis grid terhadap sumbu
Y sehingga terdapat beberapa titik silang pada rencana berdirinya bangunan.
4) Pengamanan titik BM (Bench Mark). Selama pelaksanaan pekerjaan
seluruh acuan BM (Bench Mark) yang diberikan oleh pemberi pekerjaan
harus terjaga dengan baik dari timbulnya kerusakan yang berakibat
perubahan nilai koordinat ataupun elevasinya. Apabila ada perubahan atau
kerusakan terjadi harus segera diperbaiki atau diganti dengan sepengetahuan
managemen kontruksi atau Owner. BM (Bench Mark) harus dicek atau
dikontrol secara berkala maksimal 1 bulan periode untuk posisi koordinat
dan elevasinya.

3. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 49
e. rektorat@undira.ac.id
Penyediaan air dan listrik harus disedikan kontraktor dengan membuat sumur
pompa ataupun supply dari luar serta membuat sambungan sementara PLN
setempat selama pembangunan.
4. Pekerjaan Penyediaan Alat pemadam kebakaran
Penyediaan alat pemadam kebakaran ini sangat berguna apabila terjadi hal - hal
yang tidak diinginkan seperti kebakaran yaitu dengan menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran. Tabung alat pemadam kebakaran di tempatkan di setiap lokasi
strategis dan rawan kebakaran.

Gambar 4.24 Alat Pemadam Kebakaran


Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022
5. Pagar Pengaman Proyek
Pagar pengaman proyek dipasang sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan
harus telah dipasang sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya.

Gambar 4.25 Pagar Pengaman Proyek


Sumber : Dokumntasi Kerja Praktek, 2022

6. Fabrication

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 50
e. rektorat@undira.ac.id
Penentuan tempat fabrication harus diperhatikan karena tempat tersebut
berfungsi sebagai penyimpanan material dan juga sebagai pusat pekerjaan
fabrikasi.

Gambar 4.26 Fabrication


Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

7. Fasilitas Sementara
Fasilitas sementara adalah fasilitas yang digunakan selama pekerjaan konstruksi
bangunan berlangsung. Fasilitas ini merupakan bangunan semi permanen. Berikut
merupakan beberapa fasilitas sementara yang dibangun di Proyek Gedung
Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas sebagai berikut:
a) Site office
Site office berfungsi sebagai pusat koordinasi operasional proyek, sebagai
wadah kegiatan administrasi dan personil proyek.
b) Toilet
Toilet pada suatu proyek harus ada karena di dalam bekerja tentu saja keperluan
untuk buang air sangat di perlukan. Toilet pada proyek ini berada di dalam satu
gedung dengan site office. Selain itu, toilet pekerja berada didekat pitu keluar
masuk pekerja.
c) Pos Jaga
Pos juga harus ditempatkan di depan dekat pintu masuk yaitu untuk keperluan
keamanan dan mobilitas.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 51
e. rektorat@undira.ac.id
Gambar 4.27 Pos Satpam
Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek,2022

8. Pintu Keluar Masuk Proyek


Pintu keluar masuk proyek merupakan unsur penting dalam proyek konstruksi
karena selain diperuntukan untuk orang-orang yang akan masuk ke dalam
lingkungan proyek maupun keluar proyek juga sebagai pintu masuk dan keluar
untuk alat-alat berat seperti mixer truck yang membawa beton untuk pengecoran
dan mobil-mobil lainnya yang membawa material ke dalam lokasi proyek.

Gambar 4.28 Pintu keluar masuk proyek

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4.3.2 Pekerjaan Struktur Atas


Secara umum pekerjaan struktur atas adalah sama dan biasanya tipikal, yaitu
pelat lantai, balok, kolom, lantai dan tangga. Berikut ini adalah pekerjaan struktur
atas di proyek Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas yang diamati
Selama kerja praktek, sebagai berikut :

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 52
e. rektorat@undira.ac.id
1. Pekerjaan Pelat Lantai
Pelat lantai yang dibangun pada proyek Gedung Transhub “Simpang Temu
Dukuh atas menggunakan desain tulangan 2 arah dan tulangan 1 arah. Proses
pelaksanaan pekerjaan pelat lantai adalah:
a) Survey dan marking
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pelat lantai, terlebih dahulu dilakukan dan
penanganan pada daerah yang akan dibuat slab dengan menggunakan alat ukur
agar tinggi pada pelat lantai yang ada bisa sesuai dengan rencana.
b) Pemasangan scaffolding
Scaffolding digunakan sebagai penyangga beban dari bekisting, tulangan,
beban beton dan beban pekerja.
c) Pemasangan bekisting
Bekisting berfungsi menopang beban dari beton dan sebagai cetakan sehingga
bentuknya sesuai dengan apa yang direncanakan.
d) Pemasangan tulangan
Tulangan dipasang arah memanjang dan memendek sesuai dengan ukuran dan
jarak antar tulangan sesuai dengan yang direncanakan.
e) Pemasangan beton decking dan kaki ayam
Beton decking dibuat sesuai dengan ukuran selimut beton yang akan di
rencanakan. Pelat lantai sendiri terdiri dari dua lapis yaitu tulangan atas dan
bawah, maka pada sela-selanya dipasangi kaki ayam berfungsi untuk menahan
lendutan.
f) Pemasangan pipa untuk electrical
Pipa dipasangkan di bawah tulangan pelat dengan memasukannya lewat celah
tulangan pelat, lalu disambung sesuai dengan kebutuhan. Fungsi pipa adalah
untuk memasukkan kabel guna kepentingan electrical.
g) Pembersihan
Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan dicor menggunakan air
compressor dengan tujuan agar tidak ada debu maupun kotoran seperti tanah,
sisa kawat pengikat tulangan, plastik dan sampah lain di tempat pengecoran.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 53
e. rektorat@undira.ac.id
h) Pengecekan
Tujuan pengecekan adalah untuk mengetahui apakah instalasi tulangan pelat
yang dikerjakan sesuai dengan rencana atau tidak baik dari segi kualitas
tulangan, ukuran tulangan serta bentuknya.
i) Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah instalasi tulangan pelat telah lulus check list dari
Quality Control dan perwakilan dari pihak owner atau konsultan. Beton segar
dimasukkan perlahan kedalam bekisting yang telah berisi tulangan dengan
bantuan concrete pump. Selanjutnya dilakukan penggetaran ke dalam bekisting
dengan menggunakan vibrator dengan tujuan agar beton segar masuk keseluruh
luasan yang akan dicor sehingga beton cukup padat dengan baik dan tidak
terjadi pengeroposan.
j) Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan apabila konstruksi telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban - beban lain yang
bekerja.
k) Perawatan (curing)
Curing dilakukan agar semen yang terdapat di beton tidak menguap terlalu
cepat sehingga tidak terjadi kerusakan atau keretakan terhadap beton setelah
beton mengeras dan kering. Perawatan dilakukan dengan cara menyirami pelat
menggunakan air.

Gambar 4.29 Pekerjaan Pelat Lantai

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 54
e. rektorat@undira.ac.id
2. Pekerjaan Kolom dan Shear Wall
Pada proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang Temu” Dukuh Atas,
kolom yang digunakan adalah kolom jenis ikat berbentuk bujur sangkar dengan
tipe penulangan yang berbeda-beda. Proses pelaksanaan pekerjaan kolom dan
shear wall sebagai berikut:
a) Survey dan marking
Survey yang dilakukan disini adalah pengukuran pada daerah yang akan
dibuat kolom dengan menggunakan theodolite. Marking akan menentukan
verticality dan ketepatan letak kolom yang sesuai dengan gambar rencana.
Hal ini dilakukan untuk menentuan AS kolom dan shear wall guna
memastikan letak kolom dan shear wall sesuai dengan apa yang
direncanakan.
b) Pemasangan tulangan
Pemasangan tulangan dengan bentuk dan ukuran kolom dan shear wall yang
disesuaikan dengan rencana.
c) Pembuatan stek
Pembuatan stek kolom (kaki kolom) yang berguna sebagi patok penahan
tumpuan yang dapat menjaga kolom tetap tegak vertikal selam pengerjaan
stek kolom tersebut dari baja tulangan D13 yang di bengkokkan dan dilas
salah satu ujungnya pada tulangan kolom.
d) Pemasangan beton decking
Pada tulangan kolom dan shear wall di pasang beton decking sesuai dengan
tebal selimut yang di inginkan dan jarak yang telah di tentukan.
e) Pembersihan
Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan dicor menggunakan air
compressor dengan tujuan agar tidak ada debu maupun kotoran seperti tanah,
sisa kawat pengikat tulangan, plastik dan sampah lain di tempat pengecoran.
f) Pengecekan
Tujuan pengecekan adalah untuk mengetahui apakah instalasi tulangan pelat
yang dikerjakan sesuai dengan rencana atau tidak baik dari segi kualitas
tulangan, ukuran tulangan serta bentuknya.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 55
e. rektorat@undira.ac.id
g) Pemasangan bekisting
Setelah semua bagian tulangan kolom dan shear wall terpasang, bagian
Quality Control melakukan check list internal untuk memastikan bagian yang
terpasang sudah lengkap dan sesuai dengan gambar rencana. Apabila sudah
lengkap, maka dilakukan pemasangan bekisting.
h) Uji verticality
Pengecekan (check list) apakah kolom dan sher wall berdiri tegak lurus atau
tidak, biasanya uji ini dilakukan sesaat sebelum pengecoran dilakukan. Cek
verticality kolom dan sher well menggunakan unting - unting.
i) Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah instalasi tulangan pelat telah lulus check list
dari Quality Control dan perwakilan dari pihak owner atau konsultan. Beton
segar dimasukkan perlahan ke dalam bekisting yang telah berisi tulangan
dengan bantuan concrete pump. Selanjutnya dilakukan penggetaran ke dalam
bekisting dengan menggunakan vibrator dengan tujuan agar beton segar
masuk keseluruh luasan yang akan dicor sehingga beton cukup padat dengan
baik dan tidak terjadi pengeroposan.
j) Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan apabila konstruksi telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban - beban lain
yang bekerja.
k) Perawatan (curing)
Curing dilakukan agar semen yang terdapat di beton tidak menguap terlalu
cepat sehingga tidak terjadi kerusakan atau keretakan setelah beton mengeras
dan kering. Perawatan dilakukan dengan cara menyirami pelat menggunakan
air.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 56
e. rektorat@undira.ac.id
Gambar 4.30 pekerjaan kolom dan shear wall
Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

3. Pekerjaan Balok
Balok berfungsi sebagai penahan beban vertikal yang ditimbulkan oleh beban
mati dan beban hidup yang berada pada pelat untuk diteruskannya pada kolom.
Pekerjaan yang terdapat pada pekerjaan balok sebagai berikut:
a) Survey dan marking
Sebelum pelaksanaan pekerjaan balok, terlebih dahulu dilakukan pengukuran
dan penandaan pada daerah yang akan dibuat balok sehingga tinggi dan
panjang balok sesuai dengan rencana.
b) Pemasangan scaffolding
Scaffolding digunakan sebagai penyangga beban dari bekisting, tulangan,
beban beton dan beban pekerja.
c) Pemasangan bekisting
Bekisting berfungsi menopang beban dari beton dan sebagai cetakan sehingga
bentuknya sesuai dengan apa yang direncanakan.
d) Pemasangan tulangan
Tulangan dipasang sesuai dengan ukuran dan jarak antar tulangan sesuai
dengan yang direncanakan.
e) Pemasangan beton decking
Beton decking dibuat sesuai dengan ukuran selimut beton yang direncanakan,
Beton decking dipasang agar beton memiliki kulit beton yang berfungsi untuk
melindungi tulangan dari udara bebas dan kondisi air lembab dari luar. Beton
decking berfungsi untuk memberi jarak antara tulangan dengan bekisting.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 57
e. rektorat@undira.ac.id
f) Pembersihan
Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan dicor menggunakan air
compressor dengan tujuan agar tidak ada debu maupun kotoran seperti tanah,
sisa kawat pengikat tulangan, plastik dan sampah lain di tempat pengecoran.
g) Pengecekan
Tujuan pengecekan adalah untuk mengetahui apakan instalasi tulangan balok
yang dikerjakan sesuai dengan rencana atau tidak baik dari segi kualitas
tulangan, ukuran tulangan serta bentuknya.
h) Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah instalasi tulangan balok telah lulus check list
dari Quality Control dan perwakilan dari pihak owner atau konsultan. Beton
segar dimasukkan perlahan ke dalam bekisting yang telah berisi tulangan
dengan bantuan concrete pump. Selanjutnya dilakukan penggetaran ke dalam
bekisting dengan menggunakan vibrator dengan tujuan agar beton segar
masuk keseluruh luasan yang akan dicor sehingga beton cukup padat dengan
baik dan tidak terjadi pengeroposan.
i) Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan apabila konstruksi telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban - beban lain
yang bekerja.
j) Perawatan (curing)
Curing dilakukan agar semen yang terdapat di beton tidak menguap terlalu
cepat sehingga tidak terjadi kerusakan atau keretakan terhadap beton setelah
beton mengeras dan kering. Perawatan dilakukan dengan cara menyirami
pelat menggunakan air.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 58
e. rektorat@undira.ac.id
Gambar 4.31 Pekerjaan balok

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

4. Pekerjaan Tangga
Tangga adalah bagian struktur dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai
alat yang menghubungkan tingkatan satu dengan tingkatan lainnya pada
bangunan tersebut. Metode pelaksanaan pekerjaan tangga adalah sebagai
berikut:
Tangga Konvensional.
1) Sebelum dipasangnya bekisting tangga, perancah dipasang terlebih dahulu
untuk digunakan sebagai tumpuan bekisting tangga. Pemasangan perancah
disesuaikan dengan elevasi tangga. Setelah itu, bekisting tangga dipasang.
Bekisting tangga terdiri dari papan plywood dengan tebal 15 mm.

Gambar 4.32 Bekesting tangga

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 59
e. rektorat@undira.ac.id
2) Setelah bekisting tangga selesai dipasang, dilakukannya pemberian tanda
pada bekisting tersebut untuk penempatan tulangan. Tulangan utama yang
digunakan adalah tulangan D13 dengan jarak 150 mm dan tulangan sengkang
yang digunakan adalah tulangan D10 dengan jarak 150 mm. Pada setiap
sambungan tulangan diikat dengan kawat bendrat.

Gambar 4.33 Pembesian Plat Tangga

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2022


3) Bekisting tangga yang sudah dipasang tulangan diberi panel trap tangga
dengan perkuatan kaso 5 × 7

Gambar 4.34 Bekesting Trap Tangga

Sumber : Dokumentasi Kerja Prktek, 2022


4) Pengecoran tangga dilaksanakan menggunakan concrete bucket dengan
kapasitas 0,8 m3 yang telah dilengkapi dengan pipa bucket yang berguna
untuk memudahkan pekerjaan saat proses pengecoran dilaksanakan. Pada
saat pengecoran, beton yang sudah dituang pada bekisting dipadatkan
menggunakan concrete vibrator.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 60
e. rektorat@undira.ac.id
4.3.3 Pekerjaan Finishing
Pada proyek pembangunan Gedung Transhub “Simpang
Temu Dukuh atas,sudah mulai dilakukan pekerjaan finishing untuk beberapa lantai
bawah. Adapun langkah- langkah pekerjaan finishing yang sudah dikerjakan adalah
sebagai berikut:
1. Pembesihan
Pembersihan dilakukan di area yang akan dilakukan pekerjaan finishing.
Pengecekan dilakukan untuk memastikan tidak ada beton yang keropos,
2. Survey dan marking
Survey yang dimaksudkan disini adalah pengukuran dengan menggunakan
theodolite guna mengetahui batas-batas dinding dan yang lainnya.
3. Pemasangan tulangan kolom praktis
Tulangan kolom praktis dipasang di lokasi - lokasi yang telah ditentukan.
Kolom praktis biasa dipasang di ujung - ujung pertemuan dinding atau sebagai
pemisah dinding jika panjangnya sudah lebih dari 3 meter.
4. Pemasangan bata power block
Bata power block dipasang sesuai dengan marking yang telah dibuat dan sesuai
dengan bentuk dan ukuran yang telah direncanakan. Bata power block dipasang
menggunakan power bond.
5. Pengecoran kolom praktis
Setelah bata power block terpasang, bagian yang ada tulangan kolom praktis
dipasang bekisting sederhana dengan menggunakan papan. Lalu dicor dengan
menggunakan adukan manual.

Gambar 4.35 Pemasangan Bata Powerblok dan kolom Praktis

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek,2022

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 61
e. rektorat@undira.ac.id
BAB 5
MASALAH KUHUSUS ANALISA KEBUTUHAN PARKIR
PADA GEDUNG MRT TRANSHUB

5.1 PENDAHULUAN
Pentingnya percepatan pembangunan mendorong akan adanya keterbatasan
lahan hal tersebut berbanding lurus dengan lahan yang semakin sedikit dikarena
pertumbuhan yang sangat cepat dan pesat. Seperti data yang dicatatkan bahwa pada
tahun 2021 terlah tercatat ada sekitar 9 Gedung baru di Daerah DKI Jakarta. Untuk
pembanguan Gedung MRT TransHub sendiri menjadi salah satu fasilitas yang
disediakan oleh pihak Pemerintah DKI Jakarta dimana nanti bangunan ini akan
dijadikan sebagai wadah dan rumah untuk beberapa fasilitas publik seperti Kereta
Api, Busway, MRT diera percepatan pemabangunan infrastruktur ini pemerintah
ingin meng kampanye kan untuk warga dapat menggunakan fasilitas publik.
Pembangunan berorientasi Transit Oriented Development (TOD) merupakan
sebuah pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi
sehingga menciptakan sebuah kota yang efisien. Konsep Transit Oriented
Development (TOD) memiliki sebuah tujuan yaitu untuk memberikan sebuah
alternatif dan pemecahan masalah bagi pertumbuhan metropolitan yang cenderung
memiliki pola pengembangan yang berorientasi. Konsep Kawasan Transit Oriented
Development (TOD) mengintegrasikan jaringan transit secara regional dan
melengkapi strategi pengembangan lingkungan yang telah ada di sekitar simpul
transit. Kawasan Transit Oriented Development (TOD) menggabungkan guna
lahan residential, perdagangan, jasa, perkantoran, ruang terbuka, dan ruang publik
sehingga memudahkan masyarakat dan pengguna untuk melakukan perjalanan
dengan berjalan kaki, sepeda, maupun moda transportasi umum.
Karena area parkir yang semakin lama semakin sulit jika dibandingkan
dengan jumlah kendaraan yang ada. Parkir atau bisa diartikan berhenti merupakan
suatu keadaan atau posisi dimana kendaraan mengalami posisi diam,kendaraan
yang parkir bisa saja dalam jangka waktu lama ataupun sementara. Parkir sendiri

c
62
Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
tidak luput dengan pentingnya mengetahui jumlah dan kapasitas dari area tersebut.
Untuk pembangunan sebuah bangunan biasanya sudah diwajibkan untuk memiliki
area parkir pribadi yang dimana bertujuan untuk menampung kendaraan tersebut.

5.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Masalah keterbatasan lahan yang akan digunakan untuk area parkir Gedung
MRT.
2. Menganalisa adanya temuan yang berbeda antara lapangan dan SHD
(ShopDrawing).
3. Merujuk kepenggunaan gedung sebagai sarana TOD (Transit Oriented
Development).

5.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan laporan Geothec kali ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kapabilitas dari area parkir tersebut.
2. Mengetahui Analisa kebutuhan ruang parkir dari proyek MRT TransHub.

5.4 LANDASAN TEORI


5.4.1 DEFINISI PARKIR
Menurut (Robertson, 2014) “Parking is a position where you are
completely stop” jadi dengan kata lain parkir adalah salah satu keadaan dimana
kendaraan tidak mengalami pergerakan dan memiliki sifat sementara yang
didapatkan oleh pengemudi. Setiap kendaraan tidak hanya motor harus
memperhatikan dimana poisisi mereka untuk memarkir keadaan mereka tersebut,
pengendara dituntut harus lebih awas dan sigap guna memperhatikan tempat
memarkirkan kendaraan tersebut. Jangan sampai dengan memarkirkan kendaaraan
tersebut malah membuat masalah dan mengganggu aktivitas dari pada pengguna
jalan yang lainnya karena setiap orang memiliki hak yang sama dalam
menggunakan fasilitas umum.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 63
e. rektorat@undira.ac.id
5.4.2 SATUAN RUANG PARKIR
Suatu satuan ruang parker (SRP) adalah ukuran dari luasan efektif untuk
meletakkan kendaraan. Satuan ruang parkir digunakan untuk mengukur adanya
kebutuhan ruang parkir.

Gambar 5.1 Satuan Ruang Parkir

Sumber : Hendrawidata, 2017


pada suatu area,namun untuk menentukan satuan ruang parkir tidak terlepas
dari pertimbangan - pertimbangan seperti satuan lainnya dengan pertimbangan
seperti hal - hal berikut:
a. Satuan parkir mobil dengan memperhatikan dimensi kendaraan mobil
penumpang.
b. Ruang bebas kendaraan parkir merupakan area bebas diberikan arah lateral
dan longitudinal kendaraan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan
dengan kendaraan sampingnya.
c. Menentukan satuan ruang parkir (SRP) akan dibagi menjadi 3 jenis kendaraan
dan berdasarkan dari penentuan SRP untuk mobil diklarifikasikan

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 64
e. rektorat@undira.ac.id
Gambar 5.2 penentuan SRP 1

Sumber : Tadea, 2014.

5.3.4 KARATERISTIK PARKIR


Karakteristik parkir dimaksudkan dengan suatu sifat sifat dasar yang
memberikan penilaian terhadap pelayanan fasilitas parkir dan permasalahan parkir
yang terjadi pada daerah parkir tersebut. Berdasarkan hal tersebut mencakup
beberapa hal penting seperti Volume parkir,akumulasi parkir,lama waktu
parkir,pergantian parkir,kapasitas parkir,dan indeks parkir.
4. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang menggunakan area parkir pada
suatu area parkir dengan satuan waktu tertentu ditentukan dengan rumus ini:

Vp = Ei + x

Keterangan :
Vp = Volume parkir
Ei = Kendaraan yang masuk ke area parkir
X = Kendaraan yang sudah terparkir sebelum pengamatan
Berdasarkan perhitungan volume parkir maka dapat diketahui
jumlah kendaraan yang menggunakan fasilitas parkir.

5. Akumulasi Parkir

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 65
e. rektorat@undira.ac.id
Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan lahan
parkir ditambahkan dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan
kendaraan yang keluar .Akumulasi tersebut sangat dibutuhkan untuk mengetahui
jumlah kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir dalam waktu tertentu
dengan rumus:
Akumulasi = Ei – Ex + x
Keterangan :
Ei = Entry (kendaraan yang masuk lokasi)
Ex = Exit (kendaraan yang keluar lokasi)
x = Jumlah kendaraan yang telah parkir sebelum pengamatan

6. Durasi Parkir
Durasi parkir adalah lamanya sebuah kendaraan yang dipakai mengalami
perhentian pada area parkir. Rata rata lama parkir dinyatakan dalam kendaraan/jam.
Suatu ruang parkir akan mampu melayani lebih banyak kendaraan jika waktu
parkirnya singkat,dibandingkan dengan ruang parkir yang digunakan oleh
kendaraan dalam watu yang lama. Nilai durasi dapat diperoleh dari persamaan.
Durasi = Extime - Entime
Keterangan :
Extime = waktu saat kendaraan keluar dari lokasi parkir
Entime = waktu saat kendaraan masuk ke lokasi parkir.

7. PERGANTIAN PARKIR (Parking Turn Over)


Menurut (bakar, 1999) bahwa adanya pergantian parking atau parking turn over
menunjukan tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dengan membagi
volume parkir dengan jumlah ruang parkir untuk periode waktu tertentu ditentukan
dengan rumus:
+,-./0 123453
Trunover = 6.278 903:0;52 123453

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 66
e. rektorat@undira.ac.id
8. KAPASITAS PARKIR
Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan sebuah kendaraan dalam hal
ini adalah volume kendaraan pemakai fasilitas parkir tersebut,menggunakan rumus
berikut ini:
𝑆
𝐾𝑃 =
𝐷

Keterangan :
KP =Kapasitas Parkir (kend/jam)
S = Jumlah petak parkir yang tersedia di loksi
D = Rata – rata lamanya parkir ( jam / kend)

b. PENYEDIAAN PARKIR
Penyediaan parkir (Parking Supply) atau sebuah kemampuan penyediaan
parkir adalah batasan ukuran banyak dari kendaraan yang ada di tamping selama
satu periode waktu tertentu.

c. INDEKS PARKIR
Indeks parkir merupakan perbandingan antara akumulasi parkir dengan
sebuah kapasitas parkir. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukan adanya beberapa
besaran kapasitas parkir yang telah terisi. Nilai indeks parkir dapat ditentukan
dengan rumus berikut ini:
"4./.-2:5 <23453
𝐼𝑃 = =212:592: <23453

a. IP < 1 artinya fasilitas parkir yang tidak masalah dimana kebutuhan parkir
tidak melebihi adanya kapasitas parkir tersebut;
b. IP = 1 artinya fasilitas parkir yang tertampung seimbang dengan
kapasitasnya;
c. IP > 1 artinya fasilitas parkir bermasalah dimana terjadi kebutuhan parkir
yang melebih daya tamping.
d.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 67
e. rektorat@undira.ac.id
5.4 STANDAR KEBUTUHAN RUANG
Standar kebutuhan luas area parkir berbeda antara yang satu dengan yang lain
tergantung kepada beberapa hal antara lain pelayanan tarif yang diberlakukan
antara ketersediaan ruang parkir,tingkat pemilikan kendaraan masyarakat.

Gambar 5.3 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir

Sumkber : Endradinata, 2013


5.5 METODE PENGUMPULAN DATA
5.5.1. PENGUMPULAN DATA SECARA PRIMER
Pada bagian ini merupakan hal yang utama karena menyangkut data data
pokok dari pekerjaan pembuatan basement untuk lahan parkir.
Tabel 5.1 pembagian kapasitas parkir
Pembagian Lahan Parkir Jumlah
Area MRT 21 Unit
Untuk Area Umum 36 Unit

Data tersebut didapatkan guna memperlengkap data untuk menghitung


kapasitas parkir,alasan mengapa data tersebut dinilai sedikit karena adanya
keterbatasan lahan dan juga pihak MRT ingin untuk para pekerjaanya membiasakan
menggunakan moda transportasi umum.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 68
e. rektorat@undira.ac.id
5.5.2 PENGUMPULAN DATA SECARA SEKUNDER

Tahapan berikutnya melakukan pengumpulan data secara sekunder seperti


pembagian area parker dan juga jumlahan serta luasan area parkiran tersebut.
Luas area efektif =1879 m2

5.5.3 PENCARIAN INVENTARIS PARKIR


Sama seperti halnya data sekunder namun pada bagian ini setelah
mendapatkan data tersebut dengan dibantu oleh shopdrawing. Lain dari pada itu
juga pada bagian ini bisa meninjau beberapa alat alat penunjang dan pelengkap dari
area parkir tersebut.

5.5.4 MEMBACA LITERATUR PENDUKUNG


Pada bagian ini diwajibkan mendapatkan beberapa jurnal ataupun literatur
yang dimana dijadikan acuan untuk mengerjakan dan memulai proses Analisa dan
Perhitungan.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 69
e. rektorat@undira.ac.id
5.6 ANALISA DAN PERHITUNGAN
5.6.1 ANALISA KEBUTUHAN RUNGAN PARKIR CARA 1
Ini merupakan cara untuk menghitung kebutuhan parkir dengan mendapatkan nilai
SRP (Satuan Ruang Parkir).

Tabel 5.2 Analisa Kebutuhan Parkir


Peruntukan SRP (Satuan Mobil Penumpang) Kebutuhan Parkir
Pusat Perdagangan
1.Pertokoan SRP/100 m2 luas lantai efektif 3.5 - 7.5
2.Pasar Swalayan SRP/100 m2luas lantai efektif 3.5 - 7.5
3.Pasar SRP/100 m2 luas lantai efektif 3.5 - 7.5

Pusat Perkantoran
1.Pelayanan Non Umum SRP/ 100 m2 luas lantai 1.5 - 3.5
2.Pelayanan Umum SRP/ 100 m2 luas lantai 1.5 - 3.5

Sekolah SRP/Mahasiswa 0.7 - 1.0


Hotel SRP/Kamar 0.2 - 1.0
Rumah Sakit SRP/Tempat tidur 0.2 - 1.3
Bioskop SRP/Tempat duduk 0.1 - 0.4
(Dinas Perhubungan,1996)

Berikutnya adalah perhitungan kebutuhan SRP mobil pada Gedung


MRT,berdasarkan tabel diatas Gedung MRT masuk sebagai salah satu bangunan
yang dijadikan sebagai Pelayanan umum dimana nantinya Gedung ini akan menjadi
penghubung antara beberapa moda transportasi publik kita menghitung kebutuhan
tersebut dengan cara berikut:
!
N="
!"

#$
N = %&$' ×%**

N = 3.034 SRP/100 m2

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 70
e. rektorat@undira.ac.id
Keterangan :
N = Ruang kapasitas parkir
Aef = Luas Lantai efektif

Setelah mendapatkan nilai N atau kebutuhan parkir kita memasukan pada data
tabel kebutuhan parkir padabagian Gedung dengan fungsi sebagai pelayanan
umum.
Tabel 5.3 Analisa Kebutuhan Parkir
STANDAR Hasil Kebutuhan Parkir Keterangan
1.5 - 3.5 3.034 Memenuhi

Dari hasil nilai kebutuhan parkir diatas kita bisa melihat bahwa nilai yang
kita dapatkan masih masuk kepada standar yang ada dan hal tersebut bisa menjadi
acuan bahwa lahan parkir masih bisa digunakan pada metode 1.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 71
e. rektorat@undira.ac.id
5.6.2 ANALISA KEBUTUHAN RUANG PARKIR CARA ll
Pada bagian ini merupakan cara kedua untuk memastikan kebutuhan ruang
parkir tersebut.

Tabel 5.4 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir


Parking - Related Unit
Type of Land Use
Prefered Alternative
Per Dweling Unit
Single Family
Per Dweling Unit with range by
Residential
bedroom
Apartment Residensial Per Dweling Unit With Range Per Dweling Unit
Shoping Center Per 1.00 sq ft GLA N/A
Other Retail Per 1.00 sq ft GFA N/A
Per 1.00 sq ft
Office Per Employe
GFA
Per 1.00 sq ft
Industrial Per Employe
GFA
Hospital Per Employe Per Bed
Medical Per Doctor Per office
Nursing Home Per Employe Per Bed
Hotel Per Unit N/A
Per 1.00 sq ft
Restaurant Per seat
GFA
Bank Per 1.00 sq ft GFA N/A
Public Assembly Per seat N/A
Per 1.00 sq ft
Browling Alley Per Lane
GFA
Library Per 1.00 sq ft GFA N/A
(pelu, 1997)

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 72
e. rektorat@undira.ac.id
Keterangan
GFA = gross floor area/ area lantai kotor
GLA = gross leaseable area/ area sewa kotor

Pada perhitungan kali ini merupakan salah satu cara untuk menentukan
kebutuhan ruangan parkir pada area perkantoran dengan cara:
#.#
P = 𝐺𝐹𝐿 × %***
#.#
P= 1879 x %***
%*??@.#
P= %***

P = 10.334 atau sama dengan 11 unit

Berdasarkan kebutuhan parkir puncak pada tipe bangunan, untuk


mengkomodasi kebutuhan parkir yang ada pada daerah parkir tersebut:
ABC
P = 1.173 Ln %*** × 5.5 + 0.064
%&$'
P = 1.173 Ln %*** × 5.5 + 0.064

P = 28 Unit

Tabel 5.5 Analisa Kapasistas Parkir II


Standar Transportasi Kapasitas MRT Keterangan
Jika Dihitung dengan Cara II maka
Memenuhi
didapatkan nilai 11 unit Kapasitas yang
Jika Dihitung dengan Cara II maka ditawarkan 57 Unit
Memenuhi
didapatkan nilai 28 unit

Berdasarkan diatas kita dapat melihat bahwa dengan adanya kapasistas parkir yang
ada bisa menampung kebutuhan dari parkir yang ada pada pekerjaan Gedung MRT
tersebut.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 73
e. rektorat@undira.ac.id
5.7 HASIL PENELITIAN
Dengan adanya rancangan pembuatan basement yang 2 level dengan
pembagian jumlah kapasitas parkir mobil yang berbeda menunjukan bahwa
keseriusan dari perencana guna mempersiapkan area parkir yang memadai. Lain
dari situ hasil yang kita bisa lihat dari perhitungan diatas adalah dengan
menggunakan 2 jenis metode yang berbeda ternyata area parkir bisa memenuhi
wacana kebutuhan area parkir untuk Gedung tersebut (PP 1993), Kesimpulan yang
bisa di simpulkan sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan yang ada dengan cara pertama kita mendapatkan hasil 3.034
SRP/100 m2 hal tersebut di kategorikan memenuhi standar karena aturan yang
ada batasan minimum dan maximum adalah 1.5 – 3.5. Jadi cara pertama
memenuhi kebutuhan area parkir.
2. Hasil perhitungan yang ada dengan cara kedua kita mendapatkan hasil Analisa
parkir dengan nilai 11 unit dan juga 28 unit, hal tersebut dinyatakan memenuhi
karena berdasarkan hasil dari konsultan perencana yang membuat bahwa total
maximum dari area parkir 57 Unit.
3. Gedung yang nantinya menjadi transhub connection ini bisa menampung
kendaraan dengan jumlah banyak, namun sayangnya area depan dari bangunan
tidak bisa dibuat parkir karena sisi depan Gedung akan dibuat menjadi jalan
umum untuk dilewati oleh kendaraan kendaraan publik.
4. Dengan keterbatasan lahan yang ada pihak MRT ingin menyediakan lahan
parkir yang memadai dan juga tetap kepada tujuan utama bahwa ingin warga
dan pengguna transportasi umum lebih ditingkatkan lagi.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 74
e. rektorat@undira.ac.id
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses kerja praktek, penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal penting yang didapat dari proses kerja praktek dan
pembahasan masalah khusus. Kesimpulan tersebut di antaranya sebagai berikut :
1. Kerja paraktek merupakan hal yang penting dalam proses perkuliahan Teknik
sipil, karena dengan adanya kerja praktek penulisan dapat mengetahui
implentasi teori dari perkuliahan yang diterapkan di lapangan atau tempat
kerja praktek secara jelas.
2. Mendapatakan wawasan atau gambaran secara umum tentang dunia kerja
orang- orang lulusan sarjana Teknik sipil.
3. Manajemen pelaksanaan proyek merupakan hal yang penting dan perlu di
perhatikan lebih mulai dari wewenang, kebijakan, peraturan - peraturan dan
pemberian tugas di dalam suatu struktur organisasi harus benar dan tepat
sasaran agar proses pelaksanaan proyek sesuai dengan apa yang
direncanakan.
4. Keselamatan kerja di proyek sangat diutamakan karena hal ini penting untuk
meminimalisir SDM yang ada di proyek berkurang karena kejadian -
kejadian yang dapat membahayakan keselamatan dari SDM yang ada.
5. Koordinasi yang sangat baik dan cepat di antara elemen – elemen yang ada
diproyek penting untuk memebut solusi atau saran ketika terjadi
permasalahan dalam pelaksaan proyek.
6. Mengetahui kebutuhan parkir yang di sedikan oleh PT MRT JAKARTA
7. a. Cara penentuan Analisa yang ke 1
N = 3.034 SRP/100 m2
b. Cara penentuan Analisa yang ke 2
P = 10.334 atau sama dengan 11 unit

c
75
Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
6.2 SARAN
di bawah ini ada beberapa saran yang dapat di berikan dalam penulisan sebagai
berikut :
1. Pada pelaksanaan manajemen proyek koordinasi setiap elemen yang
berwenang di dalam proyek harus diatur sebaik mungkin untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan perencanaan.
2. Keterlambatan suatu proyek yang tidak sesuai dengan perencanaan
merupakan hal yang wajar, tapi dalam hal pelaksansan harus bisa dituntut
lebih cepat dan cermat dalam mengabil solusi untuk mengejar keterlambatan
tersebut.
3. Keselamatan kerja harus lebih ditingkatkan dalam penerapannya, karena
sedikit saja tidak diperhatikan maka dampaknya akan merugikan proses
pelaksanaan.
4. Perlu dipertimbangkan untuk membangun gedung parkir sebagai alternatif
lahan parkir, mengingat permasalahan utama responden adalah sempitnya
lahan parkir. Tetapi saran ini butuh penelitian lebih lanjut sebelum
dilaksanakan.

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat 76
e. rektorat@undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Bakar, A. (1999). Parking Turn Over

Hendrawidata, G. (n.d.). Ruang parkir pada rumah sakit. 2017.

Jameson, E. (n.d.). Parking System in civil engineering. 2012.

Pelu, O. A. (1997). Parking Principle.

Perhubungan, D. (1996). Pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir.

PP. (1993). prasaranan dan lalu lintas jalan.

Robertson, E. (2014). Parking system in public area.

Tadea, B. (n.d.). Kebutuhan parkir . 2014.

c
77
Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.
Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
LAMPIRAN

1. SURAT PENERIMAAN PKL

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
2. SURAT SELESAI PKL

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
3. ABSENSI KERJA PRAKTEK

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
4. LEMBAR ASISTENSI DOSEN PEMBIMBING

c Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.


Grogol. Petamburan. Jakarta Barat
e. rektorat@undira.ac.id
5. CURVA S

c
82
6. DENAH GAMBAR BESEMENT 2

c
83
7. DENAH GAMBAR BESEMENT 1

Anda mungkin juga menyukai