Anda di halaman 1dari 8

GABUNGAN STUDI KASUS

STUDI KASUS 1
PT Berani Usaha bergerak di bidang manufaktur memiliki jumlah tenaga kerja 335 orang serta kerja 3
longshoft Perusahaan telah memiliki P2K3 Yang di daftarkan kepada dinas Tenaga setempat akan tetapi
belum pernah mengirimkan laporan triwuln pelaksanaan program k3 ke disnaker setempat. Selai itu
perusahaan saat ini sedang melakukan pemasangan instalasi alamarm kebakaran otomatis, akan tetapi tidk
di lakukan oleh PJK3 bidang instalasi Sarana Proteksi Kebakaran, PJK3 tersebut tidak memiliki SKP PJK3 dari
kementrian Ketenaga kerjaan RI. Penerapan SMK3 belum Optimal di lakukan perusahaan , karena kebijakan
k3 masih dalam pembahasan dan belum di setujui oleh seluruh angguta P2K3. Perusahaan ini memiliki tim
tanggap darurat kebakaran dengan jumlah yang telah di ikut sertakan dalam pembinaan k3 kebakaran
dengan rincian 8 orang , sebagai petugas peran kebakaran dan 1 orang sebagai ahli k3 spesialis kebakaran
yang telah memiliki skp dan lisensi dari kementria ketenaga kerjaan Ri Selain itu sarana proteksi kebakaran
yang di miliki adalah alat pemadam api ringan dengan media pemadam tepung kering yang di letakkan di
lantai setiap 20 meter. Di area produksi di dapatkan adanya roda gigi pada mesin produksi yang tidak
memiliki cover pelindung serta tidak memiliki operator perkakas dan produksi yang bertanggung jawab
pada pengoprasian seluruh mesin produksi. Selain itu , sejak di operasikan tahun 2020, seluruh mesin
produksi belum pernah di lakukan pemeriksaan dan pengujian berkala. Perusahaan ini memiliki kotak P3K
type C sejumlah 1 buah yang di tempatkan pada pos security dan untuk petugas p3k. perusahaan memiliki 1
orang petugas yg telah mendapatkan sertifikat dari kementrian ketenaga kerjaan. Perusahann memiliki
bahan kimia yang mudah terbakar ,akan tetapi tidak terdapat MSDS serta dldaabne lh apnayda
mwaedmaihli kpie n1y oimrnpga pneatnu gbash aKn3 k Kimimiai.a P yearnugsa bheakaenr jma apsaudka
dsahliafmt 1 p soatjeansi bahaya menengah

1 a. K3 Kelembagaan, Keahlian dan SMK3


jawab 1. Syarat pertama perusahaan dalam penerapan SMK3 mengacu dalam Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pada Pasal 87 yaitu bahwa setiap
perusahaan wajib menerapkan SMK3. Pasal tersebut menjelaskan bahwa “Setiap
Perusahaan Wajib Menerapkan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi dengan sistem
manajemen Perusahaan Dan di dalam menerapkan SMK3 menggunakan pedoman
penerapan yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Yang
penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3. Kebijakan
nasional tentang SMK3 tersebut tertuang dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
Penjelasan secara rinci terhadap kebijakan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam
Lampiran Idalam Lampiran I PP No. 50 Tahun 2012 Pasal 10 Ayat (2) tentang Pelaksanaan
Rencana K3 Pelaksanaan Rencana K3 yaitu Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3
yaitu Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia
dibidang K3 prasarana dan sarana yang disediakan meliputi organisasi atau unit
bertanggung jawab di bidang k3 perusahaan di dalamnya wajib membentuk panitia
pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja yang disingat p2k3.
2. Syarat Perusahaan harus memiliki P2K3
a. Mengacu pada pasal 2 permenaker no 4 /men/1987
Setiap tempat dengan kriteria Pengusaha wajib membentuk P2K3 Tempat kerja.
1. Tempat kerja dengan dimaksud ayat (1) ialah
a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang
atau lebih
b. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko
yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran keracunan dan penyinaran
radioaktif.
b. Mengacu pada pasal 12 permenaker no 04/men/1987
Sekurang-kurangnya 3 bulan sekali pengurus wajib menyampaikan laporan tentang
kegiatan P2K3 kepada Menteri melalui Kantor Departemen Tenaga
Kerja Setempat.
c. Pada pasal 14 permenaker no 04/men/1987
pengusaha atau pengurus yang tidak memenuhi ketentuan pasal 2 diancam
dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sesuai ketentuan pasal 13 ayat (2) dan (3)
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2 b. K3 Penanggulangan Kebakaran
jawab 1. Berdasarkan kepmenaker no 186/men/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di
tempat kerja
Pasal 6 :
a. Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a sekurang-
kurangnya 2 orang untuk jumlah tenaga kerja 25 orang
b. Regu penanggulangan kebakaran dan k3 spesialis penanggulangan kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b dan huruf d ditetpkan untuk tempat
kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang 1 yang mempekerjakan
tenaga kerja 300 orang, atau lebih atau setiap tempat kerja tingkat resiko bahayanya
kebakaran sedang 2 sedang 3 dan berat
c. Coordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud pasal 5 huruf c
ditetapkan sebagai berikut
a. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang 1
sekurang-kurangnya 1 orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 100 orang
b. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang 2 dan sedang 3 dan
berat sekurang-kurangnya 1 orang untuk setiap unit kerja
2. Berdasarkan pasal 8 permenakertrans no 4 tahun 1980
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling
atas (puncaknya) berbeda dengan ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis
CO2 dan tepung kering dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat jarak antara dasar
laut pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
3 c. K3 Pesawat dan Tenaga Produksi
Jawab 1. Berdasarkan pasal 10 Permenaker RI no 38 Tahun 2016
Roda gigi yang terbuka pada pesawat atau esin yang bergerak harus diberikan alat
pelindungan :
a. Untuk putaran cepat dengan menutup keseluruhan atau
b. Untuk putaran lambat pada titik pertemuan roda gigi
2. Berdasarkan pasal 5 ayat 4 permenaker ri no 38 tahun 2016
Pemakaian atau pengoprasian pesawat tenaga dan produksi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian sebelum digunakan serta
dilakukan pemeliharaan secara berkala
4 d. K3 Kesehatan Kerja dan Bahan Kimia berbahaya
jawab 1. Berdasarkan pasal 3 KEPMENAKER no 187 Tahun 1999
Pasal 3 : pengendalian bahaya kimia berbahaya sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi
a. Penyediaan lembar data keselamatan bahaya (LDKB) dan label
b. Penunjukan petugas K3 Kimia dan ahli K3 kimia /PT
2. Berdasarkan pasal 11, KEPMENAKER NO 187 Tahun 1999
Pasal 11 :
1. Bahan kimia termasuk kriteria cairan sangat mudah terbakar, cairan sangat mudah
terbakar dn gas mudah terbakar, sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c, d,
dan e ditetapkan dengan memperhatikan sifat kimia dan fisika
2. Sifat fisika dan kimia sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan sebagai berikut
a. Cairan mudah terbakar dalam hal titik nyala > 21 derajat Cercius dan < 55
derajat celcius pada tekanan 1 atmosfer
b. Cairan sangat mudah terbakar dalam hal titik nyala < 21 derajat celcius dan titik
didih > 20 derajat celcius pada tekanan 1 atmosfer
3. Berdasarkan BAB IV pasal 16 KEPMENAKER NO 187 tahun 1999
Pasal 16 :
1. Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi bahaya besar sebagaimana
dimaksud pada pasal 15 ayat 1 wajib
a. Mempekerjakan petugas k3 kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan
dengan system kerja shift sekurang-kurangnya 2 orang dan apabila dipekerjakan
dengan system kerja sgift sekurang-kurangnya 5 orang
b. Mempekerjakan ahli k3 kimia sekurang kurangnya 1 orang
c. Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar
d. Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kualitas bahan kimia
proses dan modifikasi instalasi yang digunakan
e. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja
sekurang-kurangnya 6 bulan sekali
f. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja
sekurang-kurangnya 2 tahun sekali
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun
sekali
STUDI KASUS 2
Fajar Bahari merupakan pabrik otomotif yang berada di kawasan Cibitung Jawa Barat, Perusahaan ini
beroperasi 3 Shift dan memiliki karyawan sebanyak 735orang, terdiri dari 535 laki- laki dan 200 perempuan.
Perusahaan ini belum memiliki P2K3 akan tetapi mempunyai 3 orang Ahli K3 Umum yang telah mendapatkan
Surat Keputusan dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. Tugas dari Ahli K3 Umum ini melakukan safety patrol
(pemeriksaan K3) setiap 6 bln sekali. Perusahaan ini telah memiliki Ruang P3K akan tetapi tidak mempunyai
dokter perusahaan, hanya memiliki paramedic Perusahaan yang telah mempunyai Sertifikat Hiperkes. Selain
itu kotak P3K yang tersedia adalah tipe C dan diletakkan hanya di Ruang P3k sebanyak 1 buah dan area office
(kantor) sebanyak 1buah. Petugas P3K yang telah memiliki Sertifikat dari Kementrian Ketenagakerjaan dan
lisensi hanya berjumlah 1orang Perusahaan memiliki Program Gladi penanggulangan kebakaran seetiap 2
tahun sekali yang diikuti seluruuh tim security serta unit HSE dan sarana proteksi kebakaran yang disiapkan
berupa APAR Golongan kebakaran ABC dimana penempatannya setiap 25m dan digantung dengan tinggi
pemasangan 1,5m. Unit penanggulangan kebakran pada perusahaan tersebut hanya terdiri dari 12 orang
petugas peran kebakaran dan 1 Ahli K3 Spesial Penanggulangan Kebakaran Perusahaan ini memiliki
pembangkit sebesar 750 kVa sebanyak 2buah dan memiliki Ahli K3 spesialis Listrik serta Tehnisi yang
melakukan pemeliharaan instalasi listrik yang hanya pernah mendapatkan sosialisasi internal Perusahaan.
Selain itu terdapat instalasi penyalur petir tipe konvensional (franklin) yang dilakukan Riksa Uji berkala terakhir
pada tahun 2015
1 Kelembagaan/organisasi K3 dan Keahlian K3
Jawab Berdasarkan dasar hukum pembentukan panitia pembinaan keselamatan kesehatan kerja
(P2K3) ialah permenaker RI No. per.04 MEN 1987 Tentang panitia Pembina keselamatan dan
kesehatan kerja serta tata cara penunjukan ahli keselamatan kerja.disebutkan pada pasal 2
bahwa tempat kerja di mana pengusaha,pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih atau
tempat kerja di mana pengusaha,pengurus meempekerjakan kurang dari 100 tenaga kerja
namun menggunakan bahan proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya
peledakan,kebekaran,keracunan dan peyinaran radioaktiv pengusaha,pengurus wajib
membentuk P2K3.
2 pengendalian listrik dan penanggulangan kebakaran di tempat kerja
Jawab Berdasarkan Permen 186 tahun 1999 tentang yunit penanggulangan kebakaran bahwa pada
pasal 2 poin E menyatakan bahwa kewajiban perusahaan untuk menyelenggarakan pelatihan
dan gelada penanggulangan kebakaran secara berkala Pada Permen no 4 tahun 1980 tentang
syarat-syarat pemasangan APAR di tempat kerja telah memenuhi regulasi yang berlaku juga
seperti di jelaskan bahwa pasal 4 poin 3 bahwa tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125
cm di mana perusahaan ini menerapkan 150 cm sehingga sudah sesuai kemudian pasal 4 poin
5 menyatakan bahwa penepatan APAR yang satu dengan yang lain tidak boleh melebihi 15 m
kecuali di tetapkan lain oleh pegawai atau pengawas atau ahli k3 kebakaran.nanh,disini
perusahaan ini menerapkan jarak 25 m letak APAR 1 satu dengan APAR yang lain ini tidak dapat
di kategorikan melanggar atau tidak sesuai dengan peraturan perundang undangan sebab bisa
saja ada pertimbangan yang di lakukan oleh tim pengawas atau ahli k3 kebakaran perusahan
ini.untuk petugas penanggulangan kebakaran sebagaimana dengan regulasi sudah sesuai
perusahan ini membentuk tim penanggulangan kebakaran di mana terdapat 12 petugas dan 1
ahli k3 kebakaran namun untuk jumlah petugas sendiri tidak sesuai dengan regulasi dipasal 6
bahwa 2 petugas untuk 25 tenaga kerja sedang diperusahaan ini memiliki 735 tenaga kerja
sehingga minimal ada 29. Untuk perusahaan ini melanggar regulasi di bidang kelistrikan
dimana Perusahaan pembangkit 750 kVA harus memiliki ahli k3 dan teknisi listrik yang
bersertifikat kemnaker ini tertuang pada permen no 12 tahun 2015.
3 penerapan kesehatan kerja
Jawab Jika di tinjau dari pelaksanaan P3K di tempat kerja perusahaan ini jelas sudah melanggar atau
tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku sesuai dengan permen no 15 taahun 2008 tentang
p3k di tempat kerja.bahwa di ataur jumlah petugas p3k dan jumlah kotak p3k sesuai dengan
jumlah tenaga kerja.olehnya perusahaan ini dengan tenaga kerja sebanyak 735 orang dan
memiliki potensi bahaya tinggi,memerlukan petugas p3k setidaknya sebanyak 8 orang dan
untuk kotak p3k setidaknya 8 kotak C atau 16 kotak atau 32 kota A kemudian terdapat para
medis yang tidak memiliki sertifikat hyperkes jelas ini bertentangan dengan regulasi yang
ada.Berdasarkan regulasi terkait tata cara penyelenggaraan pelayanaan kesehatan Perusahaan
dengan jumlah tenaga kerja 500 sampai 1000 orang tetapi memiliki tingkat resiko tinggi olehnya
harus dilaksanakan sendiri dengan mendirikan klinik perusahaan da nada dokter perusahaan
bersifar hyperkes dan para medis.
4 apakah Perusahaan tersebut wajib menerapkan SMK3 ? Jelaskan
jawab Perusahaan wajib untuk menerapkan SMK3 berdasarkan Pp no.50 tahun 2012
mempekerjakan pekerja atau guru paling sedikit 100 orang mempunyai tingkat potensi
bahaya tinggi antara lain perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan,minyak dan gas
bumi,perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi berdasarkan penetapan direktur
jendral dan atau kepala dinas provinsi.penetapanya berdasarkan hasil pemeriksaan dan
pengujian di perusahaan oleh pengawas ketenagakerjaan.
Studi kasus 3
Maju Bersama merupakan pabrik manufacturing yang berada di Kawasan industry karawang – jawa barat,
beroperasi 2 longshift dan memiliki karyawan sebanyak 235 orang. Perusahaan ini telah memiliki p2k3 namun
belum didaftarkan ke dinas ketenagakerjaan provinsi jawa barat dan yang menjadi sekretaris p2k3 adalah
manager HRD yang belum pernah diikutksertakan dalam pembinaan Ahli k3 umum. Perusahaan ini
menyimpan Acethylene dengan kualitas 85 ton dan memiliki petugas k3 kimia sebnayak 1 orang yang telah
mendapatkan sertifikat dari kementrian ketenagakerjaan. Selain itu, terdapat juga penggunaan chlorine di
ruang produksi dimana wadahnya tidak memiliki label serta MSDS diletakkan di ruang arsip. Perusahaan ini
memiliki ketel uap sebnyak 2 buah dengan kapasistas masing-masing 20 ton. Baik ketel uap maupun Pesawat
angkat-angkut terakhir dilakukan riksa uji berkala pada tahun 2014 dan operator yang mengoperasikan boiler
dan forklift belum memiliki lisensi k3 dari kementrian ketenagakerjaan RI. Perusahaan ini di ruang produksi
memiliki hasil pengukuran kebisingan sebesar 90 dBA, dan Perusahaan sudah memberikan earplug 1x setiap
tahunnya, seringkali karyawan membeli earplug secara mandiri dari luar perusahaan dan pada ruangan
tersebut terdapat getaran sebesar 5m/det2
1 Kelembagaan/organisasi K3 dan keashliaan k3
jawab Syarat Perusahaan harus memiliki P2K3
1. Mengacu pada pasal 2 permenaker no 4 /men/1987
Setiap tempat dengan kriteria Pengusaha wajib membentuk P2K3 Tempat kerja.
1. Tempat kerja dengan dimaksud ayat (1) ialah
a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang
atau lebih
c. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai
risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran keracunan dan
penyinaran radioaktif.
d. Mengacu pada pasal 12 permenaker no 04/men/1987 Sekurang-kurangnya 3
bulan sekali pengurus wajib menyampaikan laporan tentang kegiatan P2K3
kepada Menteri melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja Setempat.
2. Pada pasal 14 permenaker no 04/men/1987
pengusaha atau pengurus yang tidak memenuhi ketentuan pasal 2 diancam dengan
hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi- tingginya Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah) sesuai ketentuan pasal 13 ayat (2) dan (3) Undang-
undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2 Pengendalian lingkungan kerja, bahan berbahaya, dan beracun
jawab Pada perusahaan ini, juga melanggar Kepmenaker 187 Tahun 1999 tentang pengendalian B3.
Dimana perusahaan hanya memperkejakan K3 hanya satu orang yang seharusnya sebnayak 5
orang dan juga melanggar aturan tentang syarat label pada penyimpanan bahan berbahaya
Pasal 5 Kepmenaker 187 Tahun 1999.
3 Pemakaian Pesawat uap dan Pesawat angkat angkut
jawab Perusahaan ini telah melakukan riksa uji sesuai aturan Permenaker No. 0/Men/1985 Tentang
Pesawat Angkat Angkut Pasal 138 ayat (4) Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat
dan angkut dilalksanakan selambat-lambatnyna 2 (dua) tahun setelah pengujian pertama dan
pemeriksaan pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali, serta perusahaan
ini melanggar Pasal 3 Permenaketran Ri No. 09/Men/VII/ 2020 Tentang Operator Dan Petugas
Pesawat Angkat Dan Angkut . dan Dan Perusahaan Ini Lagi-Lagi Melanggar Aturan
Studi kasus 4
PT. Sejahtera Bahagia memiliki jumlah tenaga kerja 225 orang dengan komposisi pekerja Wanita 100 orang
dan pekerja pria 125 orang serta waktu kerja 3 shift. Perusahaan memiliki bagan struktur organisasi p2k3
akan tetapi komposisi anggotanya hanya dari pihak manajemen perusahaan. P2K3 adalah ahli k3 umum
yang SKP dan kartu tanda kewenangannya telah habis masa berlaku sejak tahun 2020. Untuk penerapan
SMK3, perusahaan belum memiliki kebijakan k3 yang ditanda tangani oleh pimpinan Perusahaan
Perusahaan ini awalnya selalu rutin melakukan pemeriksaan dan pengujian berkala untuk seluruh objek k3,
akan tetapi Ketika pandemic tahun 2020, seluruh objek k3 belum dilakukan pemeriksaan dan pengujian
berkala tahun 2019 dan terakhir dilakukan pengukuran grounding oleh teknisi maintenance resistansinya
mencapai 5,1 ohm. Instalasi listrik juga belum pernah dilakukan pemeriksaan berkala sejak Perusahaan
memiliki ketel uap dengan kapasitas 20 ton / jam , akan tetapi operator yang dimiliki hanya 1 orang kelas 1
sehingga terdapat shift tertentu yang pengoperasian ketel uap dilakukan oleh Teknisi Maintenance
Perusahaan juga memiliki forklift dengan kapasitas 20 ton dan dioperasikan oleh Operator Forklift kelas 2
yang telah mendapatkan sertifikat lisensi dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. Perusahaan ini memiliki
klinik yang beroperasi pada shift 1 dengan jumlah paramedis perusahaan 1 orang dan dokter perusahaan
yang dating setiap hari senin, rabu dan jumat . Saat ditanyakan sertifikat hiperkes, hanya dimiliki oleh dokter
perusahaan saja, paramedis belum pernah mengikuti pelatihan hiperkes. Selain itu, terdapat keluhan 10 l
korang pekerja yang selama 3 bulan ini merasakan adanya gangguan pendengaran tetapi nerusahaan masih
belum melakukan pemeriksaan kesehatan khusus dan terakhir pelaksanaan pemeriksaan Kesehatan berkala
adalah tahun 2019.
1 K3 Kelembagaan keahlian k3 dan smk3
jawab 1. Syarat pertama perusahaan dalam penerapan SMK3 mengacu dalam Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pada Pasal 87 yaitu bahwa setiap
perusahaan wajib menerapkan SMK3. Pasal tersebut menjelaskan bahwa “Setiap
Perusahaan Wajib Menerapkan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi dengan sistem
manajemen Perusahaan Dan di dalam menerapkan SMK3 menggunakan pedoman
penerapan yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Yang
penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3. Kebijakan
nasional tentang SMK3 tersebut tertuang dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
Penjelasan secara rinci terhadap kebijakan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam
Lampiran Idalam Lampiran I PP No. 50 Tahun 2012 Pasal 10 Ayat (2) tentang Pelaksanaan
Rencana K3 Pelaksanaan Rencana K3 yaitu Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3
yaitu Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia
dibidang K3 prasarana dan sarana yang disediakan meliputi organisasi atau unit
bertanggung jawab di bidang k3 perusahaan di dalamnya wajib membentuk panitia
pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja yang disingat p2k3.
2. Syarat Perusahaan harus memiliki P2K3
a. Mengacu pada pasal 2 permenaker no 4 /men/1987
Setiap tempat dengan kriteria Pengusaha wajib membentuk P2K3 Tempat kerja.
1. Tempat kerja dengan dimaksud ayat (1) ialah
a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang
atau lebih
b. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko
yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran keracunan dan penyinaran
radioaktif.
b. Mengacu pada pasal 12 permenaker no 04/men/1987
Sekurang-kurangnya 3 bulan sekali pengurus wajib menyampaikan laporan tentang
kegiatan P2K3 kepada Menteri melalui Kantor Departemen Tenaga
Kerja Setempat.
c. Pada pasal 14 permenaker no 04/men/1987
pengusaha atau pengurus yang tidak memenuhi ketentuan pasal 2 diancam dengan
hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi- tingginya Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah) sesuai ketentuan pasal 13 ayat (2) dan (3) Undang-
undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2 K3 listrik dan penanggulangan kebakaran
1. Berdasarkan kepmenaker no 12 tahun 2015 tentang k3 listrik di tempat kerja
a. Pasal 2 : pengusaha wajib melaksanakan k3 listrik di tempat kerja
b. Pasal 6 : perencanaan, pemasangan perubahan dan pemeliharaan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 ayat 1 dilakukan oleh ahli k3 bidang listrik pada
Perusahaan atau ahli k3 bidang listrik pada pjk3
c. Pasal 10 pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1
dan ayat 2 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan spesialis k3 listrik, ahli k3
bidang listrik pada Perusahaan dan atau ahli k3 bidang listrik pada PJK3
d. pasal 10 ayat 2 (c) mengenai pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik secara
berkala
e. pasal 11 ayat 1 dan 2 pengujian secara berkala dilakukan paling sedikit 1 tahun
sekali dan atau 5 tahun sekali.
f. Pasal 14 : pengusaha yang tidak memenuhi ketentuan dalam peraturan Menteri ini
dikenakan snksi sesuai dengan uu nomor1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
dan uu no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
2. Berdasarkan kepmenaker no 186/men/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di
tempat kerja
Pasal 6 :
a. Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a sekurang-
kurangnya 2 orang untuk jumlah tenaga kerja 25 orang
b. Regu penanggulangan kebakaran dan k3 spesialis penanggulangan kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b dan huruf d ditetpkan untuk tempat
kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang 1 yang mempekerjakan
tenaga kerja 300 orang, atau lebih atau setiap tempat kerja tingkat resiko bahayanya
kebakaran sedang 2 sedang 3 dan berat
c. Coordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud pasal 5 huruf c
ditetapkan sebagai berikut
a. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang 1
sekurang-kurangnya 1 orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 100 orang
b. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang 2 dan sedang 3 dan
berat sekurang-kurangnya 1 orang untuk setiap unit kerja
3. Berdasarkan pasal 8 permenakertrans no 4 tahun 1980
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
(puncaknya) berbeda dengan ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan
tepung kering dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat jarak antara dasar laut
pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
3 K3 mekanik dan pesawat uap
1. K3 mekanik
Permenaker RI No Per 04/MEN/1985 tentang pesawat tenaga produksi
Permenaker RI No Per 05/MEN/1985 tentang pedawat angkat-angkut ruang lingkup K3
mekanik :
a) Penggerak mula : Mengubah suatu bentuk energi menjadi tenaga mekanik
1. Mesin kalor : Motor pembakar luar, motor pembakar dalam turbin
2. Kincir angin
b) Perlengkapan transmisi tenaga mekanik : peralatan yang berfungsi untuk
memindahkan daya/Gerakan mekanik dari penggerak mula ke pesawat lainnya,
antaralain : roda gigi dengan roda gigi,rantai dengan piringan roda gigi, batang berulir
dengan roda gigi, roda-roda gese
c) Mesin perkakas kerja : pesawat atau alat untuk membentuk suatu bahan, barang,
produk teknis
dengan cara memotong, mengepres, menarik/atau menumbuk, antaral lain:
Mesin asah
Mesin poles
Pelicin
Pelubang
Mesin rol
d) Mesin produksi : Semua mesin peralatan kerja yang dikerjakan untuk menyiapkan,
membentuk,
membuat, merakit, finishing barang produksi. Contohnya : Mesin jahit, mesin pak
e) Dapur : Pesawat yang dengan cara pemanasan digunakan untuk mengolah,
memperbaiki sifat
barang/produk barang teknis, antara lain : dapur tinggi, dapur baja, ove
2. K3 pesawat uap
ruang lingkup pengawasan bejana tekan sesuai permenakertrans No Per 01/MEN/1982
tentang bejana tekan:
perencanaan
pembuatan, perakitan, pemasangan
pengangkutan peredaran/perdagangan
pemakaian/penggunaan
pemeliharaan/perbaikan
penyimpanan
pemusnahan
4 K3 kesehatan kerja dan lingkungan kerja
1. K3 Kesehatan Kerja
a. Menurut UU Pokok Kesehatan RI No. 9 Th. 1960 Bab I Pasal II ,Kesehatan Kerja adalah
suatu kondisi Kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh
derajat Kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani ,rohani maupun social, dengan
usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan Kesehatan
yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum
b. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja , bahwa tujuan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan
tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan
dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi
sehingga dapat meningkatkan efiensi dan produktivitas
2. Lingkungan kerja
Pengendalian lingkungan dimaksudkan sebagai penerapan metode teknik tertentu untuk
menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditoleransi
oleh manusia dan lingkungannya
hukum objek pengawasan lingkungan kerja : Permen No 07 tahun 1964 tentang syarat
kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja pasal 2.
Setiap bangunan perusahaan harus memenuhi syarat-syarat untuk:
a) Menghindarkan kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan
b) Menghindarkan kemungkinan bahaya keracunan, penularan atau timbulnya penyakit
c) Memajukan kebersihan dan ketertiban
d) Mendapatkan penerangan yang cukup dan memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan
e) Mendapat suhu yang layak dan peredaran udara yang cukup
f) Menghindarkan gangguan debu, gas, uap dan bauan yang tidak menyenangkan

Anda mungkin juga menyukai