Anda di halaman 1dari 30

PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN K3 HYPERKES
Disampaikan oleh ;
Dr (C). Ir. SUMARYANTO. M.Si
Bab I. Undang-undang Keselamatan Kerja
1.1. Pendahuluan
1. UU.No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja disyahka oleh
Presiden dengan persetujuanDPR RI, pada Tgl. 12-1-1970.
2. Dengan terbitnya UU.No.1 Tahun 1970 maka Vekleigheids Reglement
tahun 1910 Statblat No.406, dicabut.
3. Alasan sbb;
a. Industri, tehnik, teknologi berkembang demikian pesat.
b. VR 1910 bersifat represif >< UU.No.1 tahun 1970 bersifat Preventip.
c. Ruang Lingkup UU.No.1 Tahun 1970 lebih luas.
-
d. Perumusan teknis dalam UU.No.1/1970 lebih tegas.
e. Dalam UU No1 tahu 1970 diatur mengenai P2K3.
--

1.2. Pengertian
1. Tempat kerja ialah :…..Lihat di pasal 1 ayat (1)
Pada intinya dapat dikaakan tempat kerja apabila disana
3 unsur yaitu ;
a. Disana ada usaha
b. Disana ada tenaga kerja
c. Disana ada sumber bahay.
2. Pengurus ialah :….., Lihat pasal 1 ayat (2)
Pada intinya, Pengurus adalah orang yg memimpin langsung
suatu unit kerja.
3. Pengusaha ialah : …..Lihat Pasal 1 ayat (3)
Pada intinya, Pengusaha adalah pemilik perusahaan, atau orang
orang yang mewakili pemilik.
-
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup berlakunya UU No.1/1970 . Lihat di pasal 2.
1.4. Kewajiban Pengurus (lihat pasal 8, 9, 10 dan 14)
Pengurus wajib
a. Dalam hal pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, baik
pemeriksaan pertama, berkala dan khusus.
b. Dalam hal pembinaan K3 bagi seluruh pekerjanya.
c. Dalam hal penyediaan APD yang sesusai & memenuhui standar.
d. Dalam hal pemasanga lembar UU.No.1 Tahun 1970 di tempat yg
mudah terlihat dan terbaca di perusahaan.
e. Memasang poster/gambar-gambart K3 di setiap ruangan kerja sesuai
dengan sumber bahaya di rtempat tsb.
f. Melapor ke Disnanaker Prop setempat jika terjadi kecelakaan kerja
di tempat kerja yang dipimpinnya.
--
1.5. Kewajiban Pengusaha
Kewajiban Pengusaha…, lihat di pasal 7
1.6. Kewajiban Tenaga Kerja
Kewajiban pekerja…., lihat di pasal 12,yaitu;
a. Memakai APD yang diwajibkan / disediakan oleh
Pengurus persh ybs.
b. Mematuhi Peraturan perundangan k3 yang berlaku, ditempat
kerjanya.
1.7. Sangksi Hukum
Sangsi hukum bagi yang melanggar, yaitu kurungan maks 3 bulan
atau denda (lihat Pasal 15 ayat 2)
-
1.8. Peraturan pelaksanan UU.No.1/1970
1. Peraturan Pemerintah
Contoh ;
PP tentang K3 di pertambangan
PP tentang Pestisida.
2. Peraturan Presiden
Contoh ; tentang PAK
4. Permen / Kepmen
Contoh ;
a. Tentang wajib pelatihan K3 bagi Dokter perusahaan
b. Tentang wajib pelatihan K3 bagi Tenaga Paramedis perusahan
c. Tentang pemeriksaam kesehatan tenaga kerja.
d. Tentang pelayanan kesehatan kerja
e. Tentang Lingker
f. Tentang APD.
--
1.9. Permenaker No.Per.01/Men/1976
Intinya kontennya sbb;
1). Bahwa Dokter pemeriksa kesehatan kerja yg ada di perusahaan
wajib pelatihan Hyperkes & KK.
2). Serttifikat diterbitkan oleh Kemnaker RI.
1.10. Permenaker No.Per.01/Men/1979.
Inti contennya sbb;
1). Bahwa Tenaga paramedic perusahaan
wajib pelatihan Hyperkes & KK.
2). Serttifikat diterbitkan oleh Kemnaker RI.
-
1.11. Permenaker No.02/Men/1980
1). Tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja.
2). Wajib pemeriksaan kesehatan pertama, bagi tenaga kerja baru yang
akan diterima bekerja oleh Pengurus.
3). Wajib pemeriksaan kesehatan berkala, sekali tiap tahun.
4). Wajib pemeriksaan khusus bagi pekerja wanita, atau pekerja yang
menderita sakit lebih dari waktu tertentu.
5). Hasil pemeriksan kesehatan harus disampaikan ke Disnaker Propinsi
setempat / Dirjen Binwasnaker & K3 Kemnaker RI.
-

1.12. Permenaker No.Per.15/Men/VIII/2008 tentang P3K


Pada intinya mengatur sbb;
1). Setiap 100 pekerja di suatu perusahaan harus ada = 2 orang pekerja
yang bersertifikat dan bertugas Petugas P3K.
2). Setiap unit kerja harus tersedia sarana P3K, contoh ; Kotak P3K,
Tandu, Ruang P3K, dsb.

1.13. Permenaker No.Per.08/Men/2010 tentang APD


Pada intinya;
1). Pengurus wajib menyediakan APD bagi tenaga kerjanya
2). APD yg disediakan tsb harus yg berstandar SNI jika buatan Indonesia,
tetapi jika buatan luar negeri harus yang berstandar yg diakui.
3). Jenis APD harus sesuai dengan sumber bahaya, dan nyaman dipakai.
(silahkan baca permennya dan perdalam sendiri).
-
1.14. Permenaker No.Per. 5 Tahumn 2018
Pada intinya, sbb;
1. Disana diatur mengenai NAB faktor fisika di tempat kerja,
a. NAB Kebisingan
b. NAB Iklim kerja
c. NAB getaran
d. Pencahayaan
e. Gelombang Elektro magnetic
f. Sinar UV.
--
1.15. Kebisingan
Studi kasus No.1 :
Di suatu pabrik CPO, dilakukan pengukuran kebisingan di ruang Ganzset
dengan alat “Sound Level meter” diperoleh intensitas kebisingan= 94 dBA.
Operator terpajan 8 jam perhari.
Menuru analisis saudara, agae efektif dan efisien, kepada operator genser
tersebut oleh perusahaan disediakan Ear Muff ataukah Ear Plug..?
Catatan : Ear Muff yg tersedia mampu mereduksi kebisingan, 25 dBA
Ear Plug yang tersedia, mampu mereduksi kebisingan 10 dBA
Jawab;
Kita pilih APD jenis Ear Plug
Alasan = 94 dBA -10 dBA = 84 dBA (masih ACC) karena < 85 dBA.
-

Studi Kasus No.2:


Di suatu ruang kontrol sebuah pabrik, oleh perusahaan, teknisi nya
tidak harus berada secar terus menerus di ruang control, tetapi dalam 8
jam harus melakukan control selama 60 menit, dan tidak menggunakan
Ear Muff atau Ear Plug, padahal intensitas kebisingannya = 91 dBA.
Menurut analisis saudara, melanggar Permenakerkah Pengurus
perusahan tersebut….?
Jawab ;
Analisis : Berarti dalam satu hari Teknisi tersebut terpajan kebisingan
selama 60 menit. Untuk 91 dBA boleh terpajan 2 jam (120 menit).
Kesimpulan :
Pengurus tdk melanggar Permenaker.
--
Studi Kasus No. 3 :
Di suatu ruang kontrok suatu pabrik, intensitas kebisingan = 92 dBA.
Teknisi harus inspeksi di ruang control dengan tanpa memakai Ear Muff atau Ear Plug.
Menurut analisis saudara, maksimum berapa menitkan Teknisi tersebut boleh berada
di ruang control tesebut dengan tanpa melanggar waktu pemajanan menurut
Permenaker ..?
Jawab :
Analisis : Jika intesitas kebisingan 85 dBA ---- TR = 8 jam.
Jika intensitas kebisingan 88 dBA--- TR = 4 jam
Jika intensitas kebisingan 91 dBA -- TR = 2 jam
Jika intensitas kebisingan 92 dBA--- TR =…….menit..?

Kita bisa memecahkan masalah ini, harus menghitunya dengan Rumus tertentu.
Kesimpulan :-----1 jam 40 menit….???----- Logika Kodrati -- Logika Ilmiah.
--

Hitunglah sendiri dengan rumus dan contoh yg telah saya share.

1.16. Pencahayaan
Nama alat Uji = Lux Meter
Satuan = Lux.
Posisi mengukur pencahayaan di ruangan = di posisi 1 meter
diatas lantai kerja.
Untuk ruangan kantor, minimal 300 Lux
Untuk koridor bangunan panrik, minimal 50 Lux.
Untuk di halaman pabrik, minimal 25 Lux
Untuk di kamar mandi, minimal 100 Lux
Dst. Baca sendiri di Permenaker tentang Lingker.
--
1.17. Getaran mekanis yg memajan pekerja.
Nama alat ukur = Vibration meter
Satuan = m /det kwadrat
Cara ukur ;
Gelang baja, pakaian di pergelangan tangan pekerja ysb
Hubungkan probe dari alat uji menempel di gelang baja tsb.
Maka getaran mekanis yg memajan pekerja terbaca =
……m/det2.
Hasil uji, komparasikan dengan NAB yg ada di Permenaker tentang
Lingker.
Jika ternyata melebihi NAB, maka harus ada tindakan teknis, antara lain
denga mengganti bantalan karet mesin, atau time manajeman dengan cara
mengurangi jam pemajanan, bukan mengurangi jam keraj.
--
1.18. Faktor Kimia di udara tempat kerja
Contoh: Yg NAB diatur si Permenaker tentang Lingker.
NAB gas aminia di tempat kerja max = …..ppm.
NAB debu buji-bijian max=……ppm
Nama alat ukur ; Gas Monitor.
Hasil ukur bandingkan dengan NAB.
Jika melebii batas, atasi dengan alat mekanis yaitu Fan
penyedot debu/gas untuk dibuang keluar ruaangan, dan
Pekej=rja wajib disediakan APD penutup hidung yg sesuai
yaitu : Masker atau sejenis yg mempunyai daya filter yang tinggi.
--
1.19. Syarat-syarat kebersihan & kesehatan tempat kerja.
Pada intinya mengatur mengenai ;
1. Tempat cuci muka dan tangan
2. Kakus / Toilet
3. Tempat makan
4. Kantin
5. Personil pengelola makanan bagi pekerja
6. Cubic Space ( misal 1 : 10 ), atau 1 : 15. apa maknanya..?
panjang x lebar x tinggi ruangan : 10 = n.
artinya di ruang kerja tersebut jumlah pekerja yg bekerja di ruangan tersebut
harus < n. Tapi andaikan tingggi lantai sampai plafon ruangan lebih dari 3
meter, maka di dalam rumus hanya dimasukkan 3 meter saja.
7. Tempat pembuangan sampah.
BAB II. P2K3
2.1. Pendahuluan
Pada pasal 10 UU.No.1 Tahun 1970 menyatakan bahwa……???
Tindak lanjut dari Pasal tersebut diatas yaitu diterbitkan
Permenaker
No.Per.04/Men/1987 dan Permenaker No.Per.02/Men/1992.

2.2. Pengertian
1. P2K3 adalah :……Lihat Pasal 1 ayat (d) Permenaker No.Per.
04/Men/1987
2. Personil P2K3 di perusahaan ;
a. Ketua P2K3 ( seorang dari unsur pengusaha)
b. Sekretaris = harus pekerja yg telah bersertifikat dan ber SKP AK3 dari
Dirjen Binwasnaker & K3 Kemnaker RI.
c. Anggota P2K3 = karyawan yang ditunjuk pimpinan perusahaan.
--
2.4. Tugas dan wewenang P2K3
1. Tugas P2K3 yaitu sbb;
a. Memberikan saran baik diminta ataupun
tidak diminta kepada Pengusaha atau Pengurus mengenai
masalah K3.
b. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap
tenaga kerja ;
1). Faktor –faktor bahaya di tempat kerja.
2). Faktor yg dapat mempengauhi efisiensi dan produktivitas
kerja.
3). APD bagi para pekerja ybs.
4), Dll, silahkan lihat di pasal 4 ayat (2) Permenaker
No.Per.04/Men/1987.
--
2.5. Kewajiban P2K3
Sekurang-kurangnya skali setiap 3 bulan wajib menyampaikan
laporan kegitan P2K3 kepada Dirjen Binwasnaker & K3
Kemnaker dan kepada Disnaker Prop setempat.
2.6. Lain-lain
Pasal-pasal yang mengatur mengenai Ahli K3, sudah direvisi
dan revisi tersebut ada didalam Permenaker No.Per.02/Men/1992
tentang Tata Cara Penunjukan,kewajinan dan wewenang AK3.
Catatan :
Susunan P2K3 dilakukan oleh pimpinan perusahaan ybs, dan SK nya
diterbitkan oleh Manaker RI atau Pejabat yang ditunjuknya.
BAB III. KECELAKAAN KERJA & PELAPORAN

3.1. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja


Ada 2 faktor utama penyebab kecelakaan kerjam sbb;
1. Kondisi yang tidak aman (unsafe condition)
2. Perbuatan yang tidak aman (Unsafe action)

3.2. Contoh kasus


1. Kasus meledaknya sebuah Bejana Uap bertekanan 3 Kg/cm2,
suhu 140 Celsius, (ukuran diameter 2 meter, panjang = 15 meter, di
salah pabrik CPO di Labuhan Batu Selatan, dinihari pada tahun 1987.
--

Hasil pemeriksaan khusus sesaat setelah peledakan, dilaporkan sbb ;


1). Bejana Uap telah dinyatakan memenuhi syarat oleh Pengawas K3
yang bewenang sekitar setahun yang lalu.
2). Operator kurang cermat dalam mengunci pintu Bejana Uap, shg
Pada saat steam dari Boiler dialirkan ke dalam Bejana Uap tsb, maka
pintu bejana uap terbuka secara tiba-tiba (peledakan) , sehingga 2
karyawan terlempar sejauh sekitar 56 meter, dan bangunan pabrik
dan beberapa mesin pabrik rusak berat.
Kesimpulan :
Faktor penyebab utamanya = Unsafe Action.
-
2. Kasus meledaknya Ketel Uap (Boiler) di tahun 1990.
Terjadi di tengah malam pada salah satu pabrik di Percut, D.Serdang.
Dari hasil invesigasi pengawas K3, disimpulkan bahwa;
a. Boiler tidak memenuhi syarat K3
b. Sudah ada larangan tertulis untuk dioperasikan, oleh Pengawas K3
/ Penyidik PNS bidang Ketenagakerjaan/K3.
c. Pengusaha tdk mengindahkan larangan tsb.
d. Akibatnya ; 2 orang karyawan cacat, perusahaan roboh,
Pengusaha di jatuhi hukuman oleh pengadilan, hingga kini pabrik
tutup.
Kesimpulan : Karena Unsafe Condition + Unsafe Action.
--
Studi kasus No.3:
Pada tahun 1992, di sore hari ada informasi bahwa sebuah Boiler di salah satu
pabrik di Kota Binjai-Sumut, meledak. Hasil investigasi sesaat setelah peledakan
terjadi, hasilnya sbb;
1). Boiler belum pernah diujikan/belum memiliki Akte izin untuknya
(melanggar UU.Uap 1930 Pasal 6)
2). Boiler terlempar sejauh sekitar 600 meter dari pondasinya.
3). Bangunan pabrik roboh.
4). Pohon disekitar pabrik, daunnya berguguran.
5). Satu orang meninggal, 8 orang luka berat.
6). Operator Boiler belum berlisensi.

Kesimpulam = Unsafe condition + Unsafe Action.


--

Studi kasus No.4;


Salah satu pabrik elektronik di Jakarta. Sebagian besar pekerjanya adalah tenaga kerja wanita usia
muda.
Masing-masing meja kerja, karyawan melakukan pekerjan solder dengan menggunakan alat solder dan
timah, sehingga masing-masing meja memproduksi asap timah.
Ruangan ada dipasang Blower tetapi terpusat hanya satu buah, shg asap timah tetap terhisap oleh
masing-masing karyawan, diperkirakan melebihi NAB.
Akibatnya ; Seorang tamu yg berkunjung, terpajan asap timah, dan terpaksa dilarikan ke rumah
sakit/opname karena kandungan sesuatu dalam darahnya sudah tidak normal lagi. Sedangkan, para
karyawan sering sakit demam.
Menurut analisis saudara sbg tenaga paramedic di perusahan tersebut bagaimana isi saran saudara ke
Pak Manager untuk mencegah hal yg serupa..?

Jawab ;
1). Masing-masing meja kerja dilengkapi dengan Fan pengisap asap timah
2). Setelah fan dipasang, ukur kadar timah di udara dengan alat khusus
untuk memastikan masih melebihi NAB atau tidak, jika masih> NAB
--
3.3. Frekwensi Rate (FR)
Fekwensi rate = tingkat kekerapan
Contoh kasus :
Di PT.A jumlah pekerja = 100 orang, kecelakaan kerja yang terjadi
di tahun 2022 sebanyak 4 x

Di PT.B, jumlah pekerja = 300 orang, kecelakaan kerja yang terjadi


dalam tahun 2022 = 8 kali.

Hitung ; FR di PT.A dan hitung FR di PT. B dengan menggunakan


rumus yang digunakan secara internasional.
Jawab ;
.
--
PERHITUNGAN FR UNTUK PT.A.
Langkah 1 : Tulis rumus FR
Jml kec x 10 pagkat 6
FR = --------------------------------------------------
Jml karyawan x Jml jam kerja setahun

Langkah 2 : Hitung jml jam kerja orang.


Jml jam kerja = 40 jam perminggu x 50 minggu pertahun
= 2000 Jam kerja

Maka; 4 x 1000.000
FR = ------------------------ = 20
100 x 2000
--
PERHTUNGAN UNTUK PT.B
Langkah 1 : Tulis rumus FR
Jml kec x 10 pagkat 6
FR = --------------------------------------------------
Jml karyawan x Jml jam kerja setahun

Langkah 2 : Hitung jml jam kerja orang.


Jml jam kerja = 40 jam perminggu x 50 minggu pertahun
= 2000 Jam kerja

Maka; 8 x 1000.000
FR = ------------------------ = 13,3
300 x 2000
Artinya setiap satu juta jam kerja orang, terjadi kecelakaan kerja 13,3 kali.
--

PERHITUNGAN SAVEIRTY RATE (SR ) = Tingkat keparahan

Jml jam kerja yg hilang x 10 pangkat 6


Rumus = --------------------------------------------------------
Jml pekerja x Jml jam kerja pertahun

Anda mungkin juga menyukai