Shine Water
Shine Water
Eksakta
Abstrak
Pemerintah Indonesia menargetkan 100% akses air minum layak dan 15% akses
air minum aman di tahun 2020-2024 dan target bauran energi baru dan
terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025. Hal ini sebagai motivasi
pemerintah dalam bertahan di tengah percaturan global dalam mewujudkan
SDGs. Sayangnya, pada tahun 2020 masih 40,8% masyarakat Indonesia
menggunakan air minum bersumber dari air tanah yang tidak dapat dipastikan
kelayakannya. Sementara untuk target EBT yang tercapai juga hanya 11,5 %
pada tahun 2021. Untuk memaksimalkan target tersebut dibutuhkan sarana dan
branding agar masyarakat dapat meraskannya yaitu dengan ShineWater sebagai
penyedia air minum pintar dengan sumber EBT.
INTRODUKSI
Air minum dan energi lisrik merupakan dua hal yang tidak pernah terlepas
penduduk yang kian meningkat mencapai 279,6 jiwa, memiliki tantangan besar
dalam menyediakan akses air minum dan energi listrik yang akan meningkat
data Badan Pusat Statistik Jawa Tengah (BPS Jateng) (2022) sebagai wilayah
Tengah meningkat sebesar 24.750,62 GWh, yang mengalami kenaikan dari tahun
30000,00
Energi Listrik
20000,00
(GWh)
10000,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Padahal, wilayah Jawa Tengah masih bergantung pada PLTU (79,4%), dan
pada minyak bumi dan gas alam (BPS Jateng, 2022). Jumlah cadangan minyak
bumi di Indonesia sebesar 2.44 miliar barel yang hanya dapat memenuhi
1
kebutuhan untuk 9.5 tahun, sementara untuk gas bumi Indonesia sebesar 43.6
triliun cubic feet setara dengan cadangan untuk 19.9 tahun sehingga hal ini dapat
persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum kian menurun. Menurut
data BPS Jateng (2020) terjadi penurunan 24,33% akses air minum pada tahun
sebab air adalah hal sangat vital guna menentukan keberlanjutan kehidupan
masyarakat dan akan berdampak pada citra bangsa apabila tidak ditindak lajuti.
Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Air Minum Jawa Tengah
100,00
Rumah Tangga (%)
Akses Air Minum
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Gambar 2. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Air Minum Jawa
Tengah tahun 2015-2019
Sumber : BPS Jateng, 2022
terbarukan (EBT) sebagai pengganti minyak dan gas bumi begitu besar karena
2
(KESDM, 2019). Lalu, penyediaan Kran Air Siap Minum (KASM) oleh
belum memercayai kualitas airnya. Hal ini membuat masyarakat lebih memilih
untuk membeli air minum kemasan (Prakosa, 2017). Untuk itu diperlukan suatu
teknologi yang mampu mensinergikan kedua peluang yang ada sehingga dapat
KONDISI TERKINI
Sustainable Development Goals (SDGs) pada tujuan ke-6 dan ke-7 yaitu
memastikan akses air minum dan sanitasi yang aman juga terjangkau dan
dengan menargetkan menargetkan 100% akses air minum layak dan 15% akses air
minum aman di tahun 2020-2024 dan target EBT sebesar 23% di tahun 2025
(Kemkes, 2022 ; KESDM, 2021). Padahal, pada tahun 2020 masih 40,8%
masyarakat Indonesia menggunakan air minum bersumber dari air tanah yang
Indonesia mencapai 33 miliar liter dengan mengalami kenaikan sebesar 10% dari
tahun 2018 yaitu sebesar 30 miliar liter (Kemenperin, 2019). Peningkatan ini
3
terjadi karena kepraktisan, kenyamanan, serta rasa tingkat kepercayaan kualitas
air minum yang lebih baik untuk kesehatan dibandingkan penggunaan air ledeng
Economic Forum (2020), jumlah limbah plastik di Indonesia mencapai 6,8 juta
oleh penggunaan botol minum sekali pakai sehingga menimbulkan masalah baru.
Sementara, untuk target bauran EBT yang dicapai pada tahun 2021 hanya
potensi energi di Indonesia masih terlalu rendah jika dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya, Vietnam dan Thailand telah memasang PLTS hingga 16,5 GWp
dan 3 GWp pada 2020, sedangkan Indonesia baru mencapai 171,8 MWp atau
PLTS 6,5 GWp dengan PLTS Atap sebesar 3,61 GWp (KESDM, 2019). PLTS
mengatasi krisis energi dan menyediakan akses air minum adalah adanya sistem
penyedia air minum yang dapat dipastikan kualitasnya dengan sistem cerdas serta
sumber energi yang berasal dari EBT sehingga masyarakat dapat melihat dan
URAIAN GAGASAN
Things dengan sumber energi tenaga surya sehingga masyarakat dapat merasakan
manfaat EBT serta memiliki akses air minum yang layak dan terjangkau. Sistem
ini akan mendapat sumber energi listrik melalui PLTS Atap on grid dengan
kapasitas 7kWp , artinya sistem ini terdapat grid dari PLN akan tersambung
secara langsung dengan output dari inverter PLTS. Keuntungan dari topologi
seperti ini adalah suplai listrik akan selalu stabil, karena apabila listrik dari PLTS
kurang stabil akan langsung diback up oleh listrik dari grid PLN, dan PLTS
mencai 9,587 MWh menunjukkan potensi yang baik.sehingga akan berperan baik.
5
Sumber energi listrik nantinya akan dihubungkan pada sistem ShineWater
yang terdiri dari bagian dalam dan luar, pada bagian dalam terdapat layout untuk
melihat tumbler dari luar, tempat meletakkan botol untuk dapat mengambil
minum, serta tempat keluarnya tumbler yang ingin dibeli. Tumbler sebagai tempat
minum yang dapat digunakan kembali merupakan salah satu bentuk pengurangan
sampah plastik. Kemudian pada bagian dalam terdapat filter untuk menyaring air
dari sumbernya dan akan ditampung pada tandon dimana didalam pipa tandon
filter dapat bekerja dengan baik yang terintegrasi Internet of Things sehingga
dapat dikontrol melalui smarthphone pengingat produsen saat filter sudah kotor
Komponen yang digunakan berupa sensor pH meter dan sensor TCS 230
yang berada pada tangki air akan mengukur kadar air yang masuk setelah
6
terfiltrasi. Ketika air yang masuk ke tangki sudah tidak layak konsumsi yaitu pH
tidak dalam kisaran 6.8-7, maka sensor akan mengirimkan sinyal pada NodeMCU
yang akan dilanjutkan lagi ke aplikasi Blynk untuk memberitahu produsen bahwa
adanya objek yang mendekat yaitu tempat minum dan nantinya akan mengirimkan
keunggulannya yang ramah lingkungan. Alat ini dapat menjadi penyedia fasilitas
air minum gratis dengan pengisian secara otomatis sehingga lebih higenis dan
praktis. Adanya fitur pembelian tumbler reusable dengan harga efisien yaitu Rp.
10.000 bagi yang tidak memiliki tempat minum untuk mengambil air, sehingga
KESIMPULAN
pembangunan keberlanjutan salah satunya dalam hal akses air minum dan transisi
energi bersih. Penurunan akses air minum sebesar 24,33% tahun 2019 dan target
bauran EBT yang baru mencapai 11,5% tahun 2025 membutuhkan perhatian
untuk mampu menjawab isu transisi energi dengan pemasangan PLTS ongrid
pada atap sebagai sumber energi dengan produksi energi tahunan mencapai 9,587
MWh serta menyediakan fasilitas air minum yang ramah lingkungan, dilengkapi
7
sistem filtrasi dengan tambahan fitur penyedia tumbler dengan harga yang
sektor dan sarana fasilitas masyarakat. Pemantauann yang terintegrasi IoT juga
menjadi wujud nyata dalam Society 5.0 sehingga penyedia jasa cukup melakukan
LAMPIRAN