Anda di halaman 1dari 16

Vol.

VII, Edisi 24, Desember 2022

Peran Pemerintah Daerah


dalam Penyediaan Air Minum
Layak Berbasis Masyarakat
p.3

Perkembangan Indikator
dan Anggaran Kesehatan di
Indonesia
p.7

Badan AdHoc Pelaksana


Pemilu: Porsi Terbesar Dalam
Pembiayaan Pemilu 2024
p.11
Dewan Redaksi
Pemimpin Redaksi
Pengarah Rastri Paramita
Robby Alexander Sirait
Dr. Inosentius Samsul, S.H., Rosalina Tineke Kusumawardhani
M.Hum. Tio Riyono
Redaktur
Adhi Prasetyo Satriyo Wibowo Editor
Penanggung Jawab
Dahiri Riza Aditya Syafri
Drs. Helmizar, M.E.
Martha Carolina

Peran Pemerintah Daerah dalam Penyediaan


Air Minum Layak Berbasis Masyarakat p.3
Air minum merupakan kebutuhan dasar yang penyediaannya wajib dipenuhi oleh Pemerintah.
Akses universal air minum layak diharapkan dapat tercapai sebelum tahun 2030. Guna mencapai
target tersebut Pemerintah melaksanakan Program Penyediaan Air Minum Layak Berbasis
Masyarakat (Pamsimas). Dengan pendekatan berbasis masyarakat, Pamsimas memberikan
kontribusi nyata dalam peningkatan capaian persentase akses air minum layak di Indonesia. Namun
demikian, masih ditemui beberapa permasalahan dalam penyelenggaraan program Pamsimas.
Dibutuhkan peningkatan komitmen Pemerintah Daerah agar program Pamsimas terlaksana dengan
lebih optimal.

Perkembangan Indikator dan Anggaran Kesehatan


p.7 di Indonesia
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan gizi buruk (stunting) merupakan
indikator derajat kesehatan yang dapat menilai daya saing dan kemandirian suatu masyarakat.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengkaji perkembangan dan status kesehatan saat ini. Pada
tahun 2015 AKI turun menjadi 305 dengan target 183 pada tahun 2024, AKB pada tahun 2017
menjadi 24 dengan target AKB 16 pada tahun 2024, dan prevalensi stunting tahun 2021 sebesar
24,4 persen dengan target 19 persen pada tahun 2024. Keberhasilan penurunan AKI, AKB dan
penurunan stunting tidak dapat dipisahkan dari dukungan anggaran dan kualitas pelayanan
kesehatan.

Badan AdHoc Pelaksana Pemilu:


Porsi Terbesar Dalam Pembiayaan Pemilu 2024 p.11
Biaya pelaksanaan pemilu di Indonesia cenderung meningkat dari satu pemilu ke pemilu
selanjutnya. Badan adhoc penyelenggara pemilu menjadi salah satu pos yang menyebabkan
tingginya biaya penyelenggaraan pemilu. Bahkan pada tahun 2024, perkiraan biaya operasional
dan honorarium badan adhoc meningkat tinggi. Peningkatan honorarium, jumlah pemilih, jumlah
kecamatan, serta kelurahan/desa turut mempengaruhi meningkatnya biaya pada badan adhoc
pelaksana pemilu pada tahun 2024 mendatang. Disisi lain, sejumlah faktor dapat mempengaruhi
operasional badan adhoc sehingga berpotensi mengakibatkan kinerjanya kurang optimal.
Pelaksanaan pemilu secara e-voting, diyakini dapat menurunkan biaya pelaksanaan pemilu dan
ketergantungan terhadap badan adhoc, melalui berbagai efisiensi.

Kritik/Saran

http://puskajianggaran.dpr.go.id/kontak
Terbitan ini dapat diunduh di halaman website www.puskajianggaran.dpr.go.id

2 Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022


Peran Pemerintah Daerah dalam Penyediaan Air
Minum Layak Berbasis Masyarakat
Savitri Wulandari*)

Abstrak
Air minum merupakan kebutuhan dasar yang penyediaannya wajib dipenuhi oleh Pemerintah.
Akses universal air minum layak diharapkan dapat tercapai sebelum tahun 2030. Guna mencapai
target tersebut Pemerintah melaksanakan Program Penyediaan Air Minum Layak Berbasis
Masyarakat (Pamsimas). Dengan pendekatan berbasis masyarakat, Pamsimas memberikan
kontribusi nyata dalam peningkatan capaian persentase akses air minum layak di Indonesia. Namun
demikian, masih ditemui beberapa permasalahan dalam penyelenggaraan program Pamsimas.
Dibutuhkan peningkatan komitmen Pemerintah Daerah agar program Pamsimas terlaksana dengan
lebih optimal.

N
egara memiliki kewajiban untuk minum layak adalah dengan pendekatan
menjamin pemenuhan hak setiap berbasis masyarakat melalui Program
warga negara, salah satunya Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
yaitu melalui penyediaan pelayanan Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
dasar berupa air minum. Komitmen Program ini dimulai pada tahun 2008
pemerintah terhadap air minum tercermin dan menjadi salah satu program andalan
dalam dokumen Rencana Pembangunan nasional untuk meningkatkan infrastruktur
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- air minum dan sanitasi layak.
2025 yang mengamanatkan 100 persen
Penyediaan infrastruktur air minum
akses air minum layak. Rencana tersebut
berbasis masyarakat yang layak dan
selaras dengan tujuan Sustainable
aman bergantung pada setiap tahapan
Development Goals (SDGs) untuk
penyelenggaraan program mulai dari
mencapai universal akses air minum
kebijakan/regulasi dan kelembagaan,
berkelanjutan pada tahun 2030.
perencanaan kegiatan, pelaksanaan
Berdasarkan RPJPN tersebut, kegiatan, hingga monitoring dan evaluasi.
Pemerintah menargetkan tercapainya Untuk itu, tulisan ini akan mengurai setiap
100 persen akses air minum layak pada tahapan proses serta permasalahan yang
tahun 2019. Namun demikian, hingga muncul pada penyelenggaraan program
tahun 2019 berakhir persentase rumah Pamsimas, khususnya yang dialami oleh
tangga dengan akses air minum layak pemerintah daerah.
hanya mencapai 89,27 persen. Selain itu,
Program Penyediaan Air Minum Layak
pada tahun 2020 World Bank menyatakan
Berbasis Masyarakat
bahwa penyediaan akses air Indonesia
masih tertinggal jauh dibanding beberapa Pamsimas merupakan program yang
negara berkembang di satu kawasan digagas oleh Pemerintah Pusat melalui
seperti Malaysia dan Thailand. Kementerian PUPR dalam penyediaan
fasilitas air minum dan sanitasi layak
Diperlukan upaya luar biasa untuk
dengan pendekatan berbasis masyarakat
mencapai target akses air minum
melalui skema padat karya. Pamsimas
layak bagi semua. Pemerintah harus
menjadi platform pembangunan air minum
melaksanakan upaya percepatan
dalam rangka pencapaian universal
penyediaan akses air minum layak. Salah
akses air minum dan sanitasi bagi semua.
satu upaya yang dilakukan pemerintah
Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan
dalam meningkatkan cakupan akses air
*) Analis APBN ASN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Setjen DPR RI.

Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022 3


Tabel 1. Rincian Tugas Pemerintah Daerah Dalam Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat

Sumber: Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, 2021.


akses masyarakat terhadap pelayanan Penyaluran Dana Bantuan Langsung
air minum yang berkelanjutan di wilayah Masyarakat (BLM). Porsi pembiayan
perdesaan dan pinggiran kota. BLM per kabupaten sebesar maksimal
80 persen bersumber dari dana APBN
Penyelenggaraan program Pamsimas
dan minimal 20 persen dari APBD.
tidak hanya melibatkan Pemerintah Pusat
Pelaksanaan program Pamsimas yang
serta keterlibatan masyarakat saja. Peran
dibiayai oleh BLM APBN dan BLM
pemerintah daerah sangat diperlukan
APBD dilaksanakan pada desa yang
dalam melakukan proses pengambilan
berbeda sehingga pemerintah daerah
kebijakan di sektor air minum berbasis
dan Kementerian PUPR mempunyai
masyarakat yang layak dan aman.
kewajiban masing-masing untuk menjamin
Sebagaimana diatur dalam Undang-
terlaksananya program Pamsimas pada
Undang Nomor 23 Tahun 2014, tanggung
desa yang menjadi sasaran program.
jawab penyediaan air minum merupakan
Rincian anggaran program Pamsimas
kewenangan daerah dan menjadi urusan
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
wajib yang berkaitan dengan pelayanan
dasar. Selain itu, ditegaskan pula bahwa Gambar 1. Rincian Anggaran dan Realisasi Program Air
Minum Berbasis Masyarakat (miliah rupiah)
belanja pemerintah daerah diprioritaskan
untuk mendanai urusan pemerintahan
wajib yang terkait pelayanan dasar yang 1.367

ditetapkan dengan standar pelayanan 1.123


1.102
minimal. Ringkasan tugas pemerintah 1.025
daerah dalam penyediaan air minum
dapat dilihat pada Tabel 1 di atas.
Program Pamsimas menyediakan
dukungan finansial baik untuk investasi
fisik dalam bentuk sarana dan prasarana,
maupun investasi non-fisik dalam bentuk
pengembangan kapasitas, manajemen 2020 2021*
dan dukungan teknis. Dalam program Anggaran Realisasi
Pamsimas juga terdapat skema sharing
pendanaan program yaitu dari APBN dan *) sampai dengan Semester I Tahun 2021
APBD mengacu pada Pedoman Teknis Sumber: LHP BPK, 2021.

4 Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022


Komitmen Pemerintah Daerah Masih perencanaan penyediaan air minum
Menjadi Persoalan belum sepenuhnya disusun berdasarkan
Pamsimas telah berhasil memberikan data dan informasi yang memadai, dan
kontribusi positif dalam meningkatkan perencanaan program Pamsimas belum
cakupan air minum layak di Indonesia. sepenuhnya didesain untuk ketepatan
Hal tersebut dapat dilihat dari capaian sasaran penerima sesuai prioritas yang
persentase rumah tangga dengan akses telah ditetapkan.
air minum layak yang secara nasional Pada tahap pelaksanaan, terdapat
meningkat cukup signifikan dalam lima permasalahan sharing dana dan kontribusi
tahun terakhir dari sebesar 72,04 persen program Pamsimas yang belum direalisasi
pada tahun 2017 menjadi 90,78 pada oleh pemerintah daerah. Hasil Uji Petik
tahun 2021. Namun demikian, masih yang dilakukan oleh BPK menemukan
terdapat beberapa wilayah di Indonesia bahwa pemerintah daerah belum
dengan persentase rumah tangga seluruhnya merealisasikan komitmen
dengan akses air minum layak yang sharing dana pada program Pamsimas
terpaut jauh di bawah rata-rata nasional untuk membiayai pembangunan sarana
seperti Provinsi Bengkulu (67,9 persen) air minum pada 204 desa, selain itu
dan Provinsi Papua (64,92 persen). Di pemerintah desa juga belum seluruhnya
samping itu, data BPS menunjukkan merealisasikan komitmen kontribusi pada
bahwa gap persentase akses air minum 324 desa. Permasalahan tersebut terjadi
antara wilayah perdesaan dan wilayah karena rendahnya komitmen pemerintah
perkotaan yang semakin membesar. daerah terhadap pencapaian target
Keberhasilan program Pamsimas program Pamsimas yang telah ditetapkan.
ditentukan oleh faktor-faktor dalam Dalam hal ini, Pemerintah Pusat juga perlu
penyelenggaraan program mulai dari mengatur terkait ketentuan yang memuat
perencanaan kegiatan, pelaksanaan implikasi yang dapat diberikan kepada
kegiatan, hingga monitoring dan evaluasi. pemerintah daerah dan pemerintah
BPK dalam LHP Kinerja atas Penyediaan desa yang tidak atau menunda untuk
Infrastruktur Air Minum dan Air Limbah merealisasikan komitmen dana sharing
Domestik Berbasis Masyarakat BLM APBD atau kontribusi APBDes yang
Kementerian PUPR menemukan menjadi kewajibannya.
beberapa permasalahan signifikan dalam Selanjutnya pada tahap monitoring
tahapan penyelenggaraan Pamsimas dan evaluasi, Pemerintah Pusat belum
yang melibatkan pemerintah daerah. Jika melakukan evaluasi atas kurangnya
permasalahan-permasalahan tersebut komitmen pemerintah daerah dan
tidak segera diatasi maka kegiatan pemerintah desa dalam merealisasikan
program Pamsimas menjadi tidak optimal dana APBD maupun APBDes, serta
dan dapat mempengaruhi pencapaian kondisi tersebut juga belum dijadikan
target nasional yang telah ditetapkan pertimbangan dalam melakukan
dalam penyediaan Infrastruktur Air Minum penilaian atas kebijakan yang ada untuk
Berbasis Masyarakat. Adapun tahapan disesuaikan dengan kemampuan masing-
dan permasalahan program Pamsimas masing daerah. Untuk itu, pemerintah
yang melibatkan Pemerintah Daerah perlu melakukan kajian dan meninjau
tersebut, antara lain: kembali petunjuk teknis (juknis) yang
Pada tahap perencanaan, Pemerintah sudah ada terkait dengan peningkatan
Pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah kapasitas peran pemerintah daerah dan
desa telah menggunakan Sistem pemerintah desa dengan memperhatikan
Informasi Manajemen (SIM) sebagai kemampuan keuangan masing-masing
alat untuk melaporkan dan memantau daerah atau dengan sistem grading dalam
pelaksanaan serta pencapaian program memenuhi komitmen dana sharing APBD
secara terintegrasi. Namun demikian, dan APBDes dalam program Pamsimas.

Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022 5


Dukungan dan tanggungjawab Perumahan Rakyat. 2022. Latar Belakang
pemerintah daerah dalam memastikan Program Pamsimas. Diakses melalui
keberlanjutan dan pengembangan air https://pamsimas.pu.go.id/profil/ringkas-
minum layak berbasis masyarakat sangat program/
penting dalam mewujudkan pencapaian
World Bank. 2020. Indonesia Public
akses universal air minum. Keberlanjutan
Expenditure Review 2020: Spending
sarana dan layanan air minum yang layak
for Better Results. Diakses dari https://
dan aman setelah program Pamsimas
openknowledge.worldbank.org/
berakhir harus dipertahankan melalui
handle/10986/33954 License: CC BY-NC
pendampingan kepada masyarakat yang
3.0 IGO
tergabung dalam kelompok pengelola.
Pemerintah daerah perlu secara kontinu
melakukan pendampingan terhadap
masyarakat pengelola program sebagai
bagian dari monitoring dan evaluasi
program. Dengan demikian, pemerintah
dapat merumuskan kebijakan yang akan
ditempuh dalam keberlanjutan program
penyediaan akses air minum layak.
Daftar Pustaka
Badan Pemeriksa Keuangan. 2021.
Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja Atas
Penyediaan Infrastruktur Air Minum dan
Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat
Tahun 2020 S.D Semester I Tahun 2021
Pada Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat serta Instansi Terkait
Lainnya.
Badan Pusat Statistik. 2022. Persentase
Rumah Tangga menurut Provinsi dan
Sumber Air Minum Layak (Persen), 2021.
Diakses melalui https://www.bps.go.id/
indicator/29/845/1/persentase-rumah-
tangga-menurut-provinsi-dan-sumber-air-
minum-layak.html
Badan Pusat Statistik. 2022. Persentase
Rumah Tangga menurut Provinsi dan
Sumber Air Minum Layak, 1993-2020.
Diakses melalui https://www.bps.go.id/
statictable/2009/04/06/1549/persentase-
rumah-tangga-menurut-provinsi-dan-
sumber-air-minum-layak-1993-2020.html
Badan Pusat Statistik. 2022. Persentase
Rumah Tangga menurut Provinsi dan
Sumber Air Minum Layak, 1993-2020.
Diakses melalui https://www.bps.go.id/
statictable/2009/04/06/1549/persentase-
rumah-tangga-menurut-provinsi-dan-
sumber-air-minum-layak-1993-2020.html
Kementerian Pekerjaan Umum dan

6 Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022


Perkembangan Indikator dan Anggaran
Kesehatan di Indonesia
Firly Nur Agustiani*)
Rastri Paramita**)
Abstrak
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan gizi buruk (stunting) merupakan
indikator derajat kesehatan yang dapat menilai daya saing dan kemandirian suatu masyarakat.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengkaji perkembangan dan status kesehatan saat ini. Pada
tahun 2015 AKI turun menjadi 305 dengan target 183 pada tahun 2024, AKB pada tahun 2017
menjadi 24 dengan target AKB 16 pada tahun 2024, dan prevalensi stunting tahun 2021 sebesar
24,4 persen dengan target 19 persen pada tahun 2024. Keberhasilan penurunan AKI, AKB dan
penurunan stunting tidak dapat dipisahkan dari dukungan anggaran dan kualitas pelayanan
kesehatan.

T
inggi rendahnya AKI, AKB, dan reguler untuk penguatan pengurangan
stunting menggambarkan kualitas AKI dan AKB adalah sebesar Rp 2,63
kesehatan masyarakat atau triliun dan untuk menurunkan stunting
penduduk, AKI, AKB, dan stunting ini adalah sebesar Rp750,39 miliar.
digunakan sebagai indikator atau tolak Perkembangan Angka Kematian Ibu
ukur masyarakat yang kompetitif dan (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
mandiri. Karena pentingnya indikator- Prevalensi Stunting
indikator tersebut, artikel ini bertujuan
untuk mengkaji perkembangan AKI merupakan indikator yang digunakan
dan status kesehatan saat ini, dan untuk menggambarkan semua angka
menghubungkannya dengan alokasi kematian ibu selama kehamilan,
anggaran kesehatan. persalinan, dan pasca persalinan per
100.000 kelahiran hidup. RPJPN 2005
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk - 2025 AKI di Indonesia pada tahun
menurunkan AKI, AKB dan stunting 2002 masih tinggi yaitu 307 per 100.000
telah diamanatkan dalam Rencana kelahiran hidup (SDKI, 2002 - 2003),
Pembangunan Jangka Panjang Nasional angka tersebut menunjukkan bahwa
(RPJPN) periode 2005-2025 dan Rencana Indonesia masih rendah dan jauh dari
Pembangunan Jangka Menengah derajat kesehatan masyarakat negara-
Nasional (RPJMN). Untuk mendukung negara ASEAN. Dalam RPJMN IV tahun
upaya tersebut, pemerintah menyalurkan 2020-2024, pemerintah menetapkan
anggaran melalui APBN dalam bentuk percepatan penurunan AKI sebagai
Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik), proyek prioritas strategis dalam prioritas
yang terdiri dari DAK Fisik reguler dan pembangunan nasional, dan menargetkan
DAK Fisik penugasan. Pada TA 2020, DAK AKI sebesar 183 per 100.000 kelahiran
Fisik yang digunakan untuk menurunkan hidup pada tahun 2024. Pada Gambar 1
AKI dan AKB sebesar Rp135,2 miliar, memperlihatkan perkembangan AKI dan
meningkatkan intervensi stunting sebesar AKB periode dari 1991 - 2024.
Rp549,5 miliar dan menurunkan stunting
(Keluarga Berencana/KB) sebesar Berdasarkan Gambar 1, tren AKI secara
Rp7,97 miliar. Untuk TA 2021, DAK Fisik nasional mengalami penurunan, namun
untuk percepatan penurunan AKI dan masih terdapat 11 provinsi yang memiliki
AKB sebesar Rp4,53 triliun dan untuk AKI tinggi akibat ketidakmerataan alokasi
menurunkan stunting (KB) sebesar anggaran DAK Fisik bidang kesehatan
Rp615,92 miliar. Pada TA 2022, DAK Fisik dalam penurunan AKI. Provinsi tersebut
*) Analis APBN Non-ASN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Setjen DPR RI.
**) Analis APBN ASN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Setjen DPR RI.
Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022 7
Gambar 1. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Periode 1991 – 2024

Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2021, Alvaro (2022).


yaitu Aceh, Sulawesi Tengah, Sulawesi 132 negara. Di Asia Tenggara, prevalensi
Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, stunting di Indonesia tertinggi kedua
Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, setelah Kamboja. Target prevalensi
Gorontalo, Bangka Belitung dan Papua stunting RPJMN periode 2020-2024
Barat (Alvaro et all, 2022). Indikator lain
mencapai 14 persen pada tahun 2024.
yang digunakan untuk menilai derajat Dalam RPJMN 2020-2024, pemerintah
kesehatan adalah AKB. menargetkan angka penurunan 14
AKB adalah jumlah kematian bayi di persen pada 2024, berikut perkembangan
bawah 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup, persentase angka stunting periode 2013-
AKB ini merupakan indikator yang sensitif 2021:
terhadap ketersediaan, pemanfaatan, dan Gambar 2. Persentase Prevalensi Stunting Periode
2013 - 2021
kualitas pelayanan kesehatan, terutama
untuk bayi baru lahir. Berdasarkan
gambar 1, tren AKB secara nasional
mengalami penurunan, namun masih
terdapat provinsi yang memiliki AKB
tinggi akibat ketidakmerataan alokasi
anggaran DAK Fisik bidang kesehatan
dalam penurunan AKB, provinsi tersebut
yaitu Aceh, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Sumber : Studi Status Gizi Indonesia (SSGI)
Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Kementerian Kesehatan (2021).
Timur, Maluku Utara, Papua, Papua Berdasarkan gambar di atas, prevalensi
Barat, Gorontalo, Bangka Belitung, dan stunting berada dalam tren menurun yang
Kepulauan Riau (Alvaro et all, 2022). tentunya merupakan langkah yang baik
Stunting adalah kondisi dimana anak untuk mencapai tujuan RPJMN 2020-
di bawah usia lima tahun (bayi) tidak 2024 untuk menurunkan angka stunting.
berkembang karena kekurangan gizi Menurut Survei Status Gizi Indonesia
kronis dan infeksi yang sering terjadi, (SSGI) tahun 2021, stunting terbanyak
terutama pada masa 1.000 hari pertama terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur
kehidupan, yaitu sejak janin sampai (37,8 persen), Sulawesi Barat (33,8
usia 23 bulan. Seorang anak tergolong persen), dan Aceh (33,2 persen).
terbelakang jika tinggi atau tinggi Kendala Dalam Menurunkan Angka
badannya kurang dari minus dua standar Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
deviasi dari tinggi atau tinggi badan anak Bayi (AKB), dan Prevalensi Stunting
seusianya.
Terdapat beberapa hambatan penurunan
Global Nutrition Report tahun 2016 AKI, AKB dan stunting seperti dapat
menemukan bahwa prevalensi stunting terlihat pada Tabel 1 berikut.
di Indonesia berada di urutan 108 dari

8 Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022


Tabel 1. hambatan Dalam Rangka Menurunkan AKI, AKB, dan Stunting

Sumber: Kementerian Kesehatan Tahun 2022, Susiana, Sali. (2019).


Upaya Pemerintah Dalam Menurunkan Sementara dalam hal penurunan AKB,
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka pemerintah perlu mendorong pelayanan
Kematian Bayi (AKB), dan Prevalensi kesehatan janin dalam kandungan,
Stunting pemberian pelayanan kesehatan
bayi baru lahir, dan pelayanan bayi
Pemerintah telah melakukan berbagai
di Puskesmas terdekat. Intervensi
upaya percepatan penurunan AKI,
pemerintah dan dukungan pemerintah
AKB dan penurunan stunting, sehingga
daerah terkait AKB merupakan bagian
penurunan tersebut dapat dilakukan
yang menjadi prioritas pembangunan di
dengan cepat dan tepat. Berikut adalah
bidang kesehatan, dengan dukungan
upaya pemerintah untuk menurunkan
anggaran dan infrastruktur yang
AKI, AKB dan stunting.
ditawarkan sangat membantu masyarakat
Terkait penurunan AKI, pemerintah telah akan pentingnya melakukan pemeriksaan
mengalokasikan anggaran DAK Fisik mulai dari janin hingga pasca kelahiran.
untuk program penurunan AKI dan perlu Selain itu, pemanfaatan catatan pada
menambah anggaran DAK Fisik di daerah buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
yang AKI-nya masih tinggi. Pemerintah sebagai laporan atau rekam medis
juga harus melibatkan Puskesmas dalam harus dioptimalkan untuk pemantauan
pengelolaan program Perencanaan dan kesehatan.
Pencegahan Komplikasi Kelahiran (P4K)
Percepatan penurunan AKI, AKB dan
bagi masyarakat dengan mengundang
stunting tidak lepas dari peran puskesmas
kader dan bidan dengan tujuan
sebagai garda terdepan masyarakat,
memberikan pelatihan terkait persalinan
karena puskesmas merupakan pelayanan
yang aman, dan merencanakan serta
kesehatan terdekat masyarakat, maka
mempersiapkan segala risikonya apabila
perhatian harus diberikan kepada tenaga
menghadapi komplikasi, kehamilan,
kesehatan, dan infrastrukturnya dengan
persalinan dan nifas.
Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022 9
mengutamakan kegiatan promotif dan yang kompeten dan berkualitas. Oleh
preventif di wilayah kerjanya. karena itu, untuk menarik minat tenaga
kesehatan bersedia ditempatkan dimana
Rasio puskesmas di Indonesia pada tahun
saja, termasuk puskesmas yang sangat
2021 adalah 1,42 yang menunjukkan
terpencil, pemerintah harus memberikan
bahwa jumlah penduduk Indonesia per
insentif yang menarik disesuaikan tingkat
jumlah puskesmas di Indonesia sudah
kesulitan daerah yang dituju, infrastruktur
baik, artinya hampir setiap kota dan
yang memadai, dan biaya hidup yang
kabupaten sudah memiliki 1 puskesmas
wajar dan layak.
mengingat aksesibilitas penduduk.
Provinsi yang memiliki rasio puskesmas Daftar Pustaka
kurang dari 1 hanya 1 provinsi, yaitu
Alvaro, Rendy., Christianingrum, Ratna., &
provinsi Papua Barat sebesar 0,29.
Riyono, Tio. (2022). Dak Fisik Kesehatan
Hal ini menunjukkan bahwa secara
To Reduce Maternal And Infant Mortality
nasional rasio ideal puskesmas terhadap
Rate. Jurnal Ekonomi Kesehatan
kecamatan telah tercapai, yaitu minimal 1
Indonesia. Vol 7, No. 1.
puskesmas untuk 1 kecamatan.
Badan Pusat Statistik. (2020). Laporan
Meskipun rasio puskesmas sudah
Indeks Khusus Penanganan Stunting
terpenuhi secara nasional, namun masih
2018-2019. Jakarta.
terdapat ketimpangan distribusi 9 jenis
tenaga kesehatan strategis, 9 jenis tenaga Kementerian Kesehatan. (2022). Profil
kesehatan strategis yang harus dimiliki Kesehatan Tahun 2021.
puskesmas banyak yang belum terpenuhi.
Kementerian Kesehatan. https://sisdmk.
9 jenis tenaga kesehatan strategis
kemkes.go.id/nakes_puskesmas.
tersebut adalah Dokter, Dokter Gigi,
Diakses pada tanggal 15 November 2022.
Ahli Gizi, Bidan, Apoteker, Perawat, Ahli
Teknologi Laboratorium Medik (ATLM), Kementerian Perencanaan Pembangunan
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Nasional/Badan Perencanaan
Masyarakat. Puskesmas dianggap cukup Pembangunan Nasional. (2005). Rencana
atau memenuhi persyaratan apabila Pembangunan Jangka Panjang Nasional
terdapat sekurang-kurangnya minimal (RPJPN) Periode 2005 – 2025.
terdapat 1 (satu) orang untuk setiap
Kementerian Perencanaan Pembangunan
tenaga kesehatan strategis.
Nasional/Badan Perencanaan
Berdasarkan data Sistem Informasi Pembangunan Nasional. (2015). Rencana
Sumber Daya Manusia Kesehatan Pembangunan Jangka Menengah
(SISDMK), hingga tahun 2021 hanya 48,9 Nasional (RPJMN) Periode 2015 – 2019.
persen puskesmas yang memiliki 9 jenis
Kementerian Perencanaan Pembangunan
tenaga kesehatan strategis, atau 51,1
Nasional/Badan Perencanaan
persen puskesmas tidak memiliki 9 jenis
Pembangunan Nasional. (2019). Evaluasi
tenaga kesehatan strategis sama sekali,
Akhir RPJMN 2015 – 2019.
dan pada 29 April 2022 terdapat 5.498
puskesmas atau 53 persen puskesmas Kementerian Perencanaan Pembangunan
di Indonesia belum sepenuhnya memiliki Nasional/Badan Perencanaan
tenaga kesehatan strategis. Pembangunan Nasional. (2020). Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Dengan jumlah puskesmas yang semakin
Nasional (RPJMN) Periode 2020 – 2024.
banyak diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan Susiana, Sali. (2019). Angka Kematian
dasar masyarakat, seperti membentuk Ibu: Faktor Penyebab Dan Upaya
klinik stunting dan mengoptimalkan Penanganannya. Info Singkat Bidang
Germas melakukan sosialisasi dan Kesejahteraan Sosial, Vol. XI, No. 24/II/
edukasi kepada masyarakat, serta Puslit/Desember/2019.
adanya dukungan tenaga kesehatan

10 Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022


Badan AdHoc Pelaksana Pemilu:
Porsi Terbesar Dalam Pembiayaan Pemilu 2024
Riza Aditya Syafri*)
Abstrak
Biaya pelaksanaan pemilu di Indonesia cenderung meningkat dari satu pemilu ke pemilu
selanjutnya. Badan adhoc penyelenggara pemilu menjadi salah satu pos yang menyebabkan
tingginya biaya penyelenggaraan pemilu. Bahkan pada tahun 2024, perkiraan biaya operasional
dan honorarium badan adhoc meningkat tinggi. Peningkatan honorarium, jumlah pemilih, jumlah
kecamatan, serta kelurahan/desa turut mempengaruhi meningkatnya biaya pada badan adhoc
pelaksana pemilu pada tahun 2024 mendatang. Disisi lain, sejumlah faktor dapat mempengaruhi
operasional badan adhoc sehingga berpotensi mengakibatkan kinerjanya kurang optimal.
Pelaksanaan pemilu secara e-voting, diyakini dapat menurunkan biaya pelaksanaan pemilu dan
ketergantungan terhadap badan adhoc, melalui berbagai efisiensi.

B
iaya pelaksanaan pemilu di Petugas Pemutakhiran Data Pemilih
Indonesia mengalami peningkatan (Pantarlih), serta petugas ketertiban
signifikan dari satu pemilu ke tempat pemungutan suara.
pemilu lainnya. Pelaksanaan pemilu Berdasarkan laporan KPU tahun 2019,
antara Pemilihan Presiden (Pilpres) dilihat dari total biaya pemilu pada
dan Pemilihan Legislatif (Pileg) yang tahun 2019, proporsi biaya honorarium
pertama kali dilakukan secara “serentak” badan adhoc merupakan yang terbesar
tahun 2019 pada mulanya diharapkan pada biaya pelaksanaan pemilu tahun
dapat mendorong terjadinya efisiensi 2019, yakni sebesar Rp16,17 triliun atau
biaya pelaksanaan pemilu tahun 2019. 58,9 persen dari seluruh biaya pemilu.
Setidaknya efisiensi dapat didorong Anggaran tersebut dialokasikan untuk
pada biaya pemutakhiran data pemilih, belanja honorarium dan belanja barang
sosialisasi, logistik dan distribusinya, bagi badan penyelenggara pemilu seperti
perjalanan dinas, serta honorarium (BPK, PPK, PPS, KPPS, dan lainnya. Bahkan,
2021). Namun faktanya, realisasi biaya pada pemilu 2024 mendatang, kebutuhan
pelaksanaan pemilu tahun 2019 justru anggaran badan adhoc meningkat lebih
meningkat 46,56 persen dari Rp16,18 dari dua kali lipat menjadi Rp34,44
triliun pada pelaksanaan pemilu tahun triliun yang disebabkan oleh kenaikan
2014, menjadi Rp23,72 triliun pada tahun honorarium bagi petugas pemilu pada
2019 (diluar biaya pengawasan dan badan adhoc sebagaimana ditetapkan
pengamanan). dalam Surat Kementerian Keuangan
Salah satu aspek yang mempengaruhi Nomor S-647/MK.02/2022, terkait
tingginya biaya pelaksanaan pemilu Satuan Biaya Masukan Lainnya (SBML)
di Indonesia adalah tingginya biaya untuk Tahapan Pemilihan Umum. Hal
operasional pada badan adhoc. Badan tersebut, menjadi salah satu faktor yang
adhoc merupakan badan yang dibentuk mengakibatkan melonjaknya kebutuhan
untuk membantu pelaksanaan kerja anggaran pelaksanaan pemilu tahun
Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait 2024 hingga Rp76,6 triliun.
pemilu, baik di tingkat kecamatan, desa, Terus meningkatnya anggaran
maupun tempat pemungutan suara (TPS). pelaksanaan pemilu, dimana sebagian
Pelaksana pada badan adhoc terdiri atas besarnya untuk operasional badan adhoc,
anggota dan sekretariat Panitia Pemilihan mendorong perlunya upaya alternatif
Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan untuk dapat membuat biaya pelaksanaan
Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara pemilu kedepan menjadi lebih efisien.
Pemungutan Suara (KPPS), Panitia/ Dalam tulisan ini, berusaha memberikan
*) Analis APBN ASN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Setjen DPR RI.

Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022 11


gambaran penyebab tingginya biaya Menuju pemilu 2024, berdasarkan
operasional badan adhoc, serta alternatifdata Badan Pusat Statistik (BPS) per
yang dapat dilakukan untuk mengurangi tahun 2021, terdapat 7.274 kecamatan,
biaya pelaksanaan pemilu kedepannya. dan 83.843 kelurahan/desa. Jumlah
tersebut meningkat dibandingkan jumlah
Badan Adhoc Pada Pemilu 2019 dan
kecamatan dan kelurahan/desa pada
Pemilu 2024
pemilu tahun 2019 lalu. Peningkatan
Pada pelaksanaan pemilu tahun 2019 jumlah kecamatan dan kelurahan/desa
terdapat 809.531 TPS yang tersebar akan berpotensi meningkatkan kebutuhan
di 83.400 kelurahan/desa dan 7.201 terhadap petugas PPK, PPS, dan
kecamatan di seluruh Indonesia. Jumlah sekretariatnya. Selain itu, jumlah pemilih
tersebut berarti secara rata-rata pada pada Data Penduduk Potensial Pemilih
setiap kecamatan dan kelurahan/desa (DP4) untuk pemilu 2024 sebesar 206,7
terdapat sekitar 9 TPS, dengan rata- juta (Kemendagri, 2022). Jumlah tersebut
rata pemilih secara proporsional (jumlah meningkat dibandingkan Daftar Pemilih
DPT/TPS) sebanyak 238 orang per TPS. Tetap (DPT) pada pemilu 2019 lalu yang
Pada pemilu 2019 terdapat sekitar 8,56 sebesar 192,7 juta. Peningkatan estimasi
juta petugas badan adhoc yang tersebar jumlah DPT pada pemilu 2024 mendatang,
di 34 provinsi di Indonesia. Dari total akan berpotensi meningkatkan jumlah TPS
petugas badan adhoc tersebut, sekitar yang kemudian diikuti oleh peningkatan
66,2 persen atau 5,66 juta merupakan kebutuhan petugas KPPS, Pantarlih, dan
petugas KPPS yang bertugas pada setiap pengamanan pada masing-masing TPS.
TPS. Semakin banyak jumlah TPS, maka
Berdasarkan perhitungan pada Tabel
akan meningkatkan kebutuhan terhadap
1 dibawah, dengan data-data yang
petugas KPPS. Kendati berdasarkan
tersedia, penulis mencoba menghitung
Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun
estimasi peningkatan petugas badan
2017 tentang Pemilu menyatakan bahwa
adhoc pemilu 2024 mendatang. Terlihat,
jumlah pemilih maksimum 500 orang per
peningkatan kelurahan/desa, kecamatan,
TPS. Namun pada tahun 2019 dan 2024
dan estimasi DPT, menyebabkan estimasi
mendatang, untuk mengefisienkan waktu
kebutuhan petugas badan adhoc menjadi
pemilihan, masing-masing TPS didesain
9,1 juta petugas, atau meningkat hingga
jauh dibawah ketentuan UU, sehingga
587 ribu petugas. Dengan meningkatnya
mengakibatkan jumlah TPS meningkat
jumlah petugas adhoc, tentu juga akan
cukup tinggi.
Tabel 1. Jumlah Petugas Pelaksana Pemilu Badan Adhoc Pemilu 2019 dan Estimasi Petugas Pemilu Tahun 2024
Estimasi
Jumlah
Jumlah
Petugas
Keterangan Pemilu 2019 Pemilu 2024 Petugas Petugas Pemilu
Pemilu
Pemilu
2019
2024***
36.005 36.370 PPK
Kecamatan 7.201 7.274*
14.402 14.548 Sekretariat PPK
250.200 251.529 PPS
Kelurahan 83.400 83.843*
166.800 167.686 Sekretariat PPS
DPT 192.770.611 206.689.516*
5.666.717 6.075.879 KPPS
Jumlah TPS 809.531 867.983** 809.531 867.983 Pantarlih
1.619.062 1.735.966 Pengamanan TPS
Total Petugas Pemilu 8.562.717 9.149.961
*Jumlah kecamatan dan kelurahan menggunakan data BPS per tahun 2022, sementara jumlah DPT
menggunakan DP4 dari Kementerian Dalam Negeri.
**Estimasi jumlah TPS 2024 dihitung dengan menggunakan data DPT dibagi rata-rata jumlah pemilih
per TPS pada pemilu 2019 lalu.
***Estimasi Jumlah Petugas Pemilu 2024 dihitung berdasarkan kebutuhan jumlah petugas badan adhoc
sesuai UU 7 Tahun 2017.

Sumber: KPU (2019), perhitungan penulis (diolah).

12 Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022


Tabel 2. Perubahan Honorarium Petugas Pelaksana Pemilu Badan Adhoc
Honorarium 2019 Honorarium 2024
Petugas Badan (Surat Menteri (Surat Kementerian Kenaikkan
Adhoc Keuangan Nomor S- Keuangan Nomor S- Honorarium/Orang/Bulan
118/mk.02/2016) 647/MK.02/2022)
Ketua: Rp1.850.000 Ketua: Rp2.500.000 Ketua: Rp650.000 (35%)
PPK
Anggota: Rp1.600.000 Anggota: Rp2.200.000 Anggota: Rp600.000 (37,5%)
Ketua: Rp900.000 Ketua: Rp1.500.000 Ketua: Rp600.000 (66,7%)
PPS
Anggota: Rp850.000 Anggota: Rp1.300.000 Anggota: Rp450.000 (52,9%)
Sekretariat PPK Rp1.300.000 Rp1.850.000 Rp550.000 (42,3%)
Sekretariat PPS Rp800.000 Rp1.150.000 Rp350.000 (43,7%)
Pantarlih Rp800.000 Rp1.000.000 Rp200.000 (25%)
Ketua: Rp550.000 Ketua: Rp1.200.000 Ketua: Rp650.000 (118,2%)
KPPS
Anggota: Rp500.000 Anggota: Rp1.100.000 Anggota: Rp600.000 (120%)
Pengamanan TPS Rp400.000 Rp700.000 Rp300.000 (75%)
Ketua: Rp8.000.000 Ketua: Rp8.400.000 Ketua: Rp400.000 (5%)
PPLN
Anggota: Rp7.500.000 Anggota: Rp8.000.000 Anggota: Rp500.000 (6,7%)
Ketua: Rp6.500.000 Ketua: Rp6.500.000
KPPSLN Tetap
Anggota: Rp6.000.000 Anggota: Rp6.000.000

Sumber: Surat Menteri Keuangan 118/MK.02/2016; Surat Menteri Keuangan 647/


MK.02/2022; Laporan KPU 2019, (diolah).
meningkatkan biaya pelaksanaan pemilu dasar yang kuat terhadap penentuan
pada 2024 mendatang. kualifikasi pekerja yang dibutuhkan, serta
jumlah pekerja di badan adhoc. Kedua,
Selain peningkatan jumlah petugas pemilu,
terkait rekrutmen anggota di badan
dari sisi honorariumnya, pemerintah juga
adhoc. Terdapat sejumlah temuan yang
telah menyepakati kenaikan honorarium
dikeluarkan BPK pada proses rekrutmen
petugas pemilu badan adhoc pada pemilu
anggota di badan adhoc, diantaranya:
2024 mendatang. Petugas KPPS dan
a) masih marak ditemuinya penunjukkan
pengamanan yang merupakan proporsi
langsung (tanpa pendaftaran dan seleksi)
terbesar dari jumlah total petugas badan
dalam proses rekrutmen petugas badan
adhoc, mendapatkan porsi kenaikan
adhoc di sejumlah daerah; b) belum
honorarium terbesar. Honorarium petugas
seluruh anggota badan adhoc terpilih
KPPS meningkat lebih dari dua kali lipat
yang memenuhi persyaratan maupun
pada pemilu 2024, sementara honorarium
kelengkapan dokumen yang ditentukan,
petugas pengamanan meningkat 75
seperti dokumen keterangan sehat yang
persen dibandingkan pada pemilu 2019
semestinya ditunjukkan melalui surat
lalu (Tabel 2).
dokter, diganti dengan surat pernyataan
Selain itu, banyaknya pekerja badan sehat yang ditulis sendiri. Selain itu,
adhoc pada pelaksanaan pemilu terdapat juga sejumlah anggota badan
yang tersebar di seluruh Indonesia, adhoc terpilih yang tidak melampirkan
juga akan mengakibatkan span of dokumen ijazah pendidikan, dan
control KPU terhadap badan adhoc digantikan dengan surat pernyataan
tersebut menjadi kurang optimal. Hal kecakapan dalam membaca dan menulis;
tersebut akan mempengaruhi kinerja c) terdapat anggota badan adhoc terpilih
operasional/pelaksanaan badan adhoc. yang merupakan anggota partai dan/
Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan anggota tim kampanye. Ketiga, terkait
Pemeriksa Keuangan (BPK) pada pemberian pelatihan dan bimbingan
pelaksanaan pemilu tahun 2019, terdapat teknis kepada anggota badan adhoc. Dari
beberapa temuan terkait badan adhoc hasil temuan BPK, menjelaskan bahwa
pelaksana pemilu 2019 yang berpotensi belum seluruh anggota badan adhoc
mengakibatkan operasional badan adhoc mendapatkan bimbingan teknis dari KPU.
tersebut menjadi kurang optimal. Adapun pada anggota badan adhoc yang
mendapat bimbingan teknis, dinilai belum
Pertama, terkait pembentukan badan
memadai dari aspek materi bimbingan
Adhoc. Dalam pembentukan badan adhoc,
dan waktu pelaksanaan bimtek.
BPK menilai belum adanya kajian/analisis
terkait beban kerja anggota badan adhoc. Dari penjelasan dan gambaran diatas
Hal tersebut menjadikan tidak adanya memperlihatkan bahwa, seiring dengan

Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022 13


terus meningkatnya jumlah penduduk telah menggunakan sistem e-voting, baik
Indonesia, penambahan kecamatan dan dalam pemilihan umum secara nasional,
kelurahan/desa, serta kenaikan upah, maupun pada pemilihan regional.
akan mengakibatkan terus meningkatnya
India, menjadi salah satu negara terlama
biaya yang akan dikeluarkan untuk
yang telah mengimplementasikan sistem
pelaksanaan pemilu kedepannya.
e-voting. Dalam pemilihan e-voting tahun
Terlebih lagi, tingginya biaya pelaksanaan
2004 terdapat sekitar 672 juta pemilih,
pemilu sebagian besarnya merupakan
dan 700 ribu TPS dengan masing-masing
beban honorarium/biaya gaji bagi petugas
TPS dapat menampung 3.840 pemilih
pelaksana pemilu di badan adhoc, yang
(meningkat dari sebelum e-voting hanya
semestinya bisa ditekan jika pemilu tidak
berkapasitas 1.500 pemilih). Jumlah
dilakukan secara konvensional. Disisi lain,
pemilih di India pada tahun 2004 bahkan
pengawasan terhadap anggota badan
sekitar 3 kali lipat dari estimasi pemilih di
adhoc mulai dari tahap pembentukan
Indonesia dalam Pemilu 2024 mendatang.
hingga pembekalan/bimbingan teknis,
Namun, dilihat dari jumlah TPS nya di India
bukan hal yang mudah dilakukan,
bahkan lebih sedikit dibandingkan jumlah
serta akan berdampak terhadap kinerja
TPS pada pemilu tahun 2019 di Indonesia.
pelaksanaan pemilu. Oleh karenanya,
Sementara pada pemilu tahun 2019 lalu
diperlukan suatu reformasi terhadap
di India, dengan total pemilih sebanyak
pelaksanaan pemilu di Indonesia yang
900 juta pemilih, yang dilakukan selama 7
sejauh ini masih konvensional sehingga
tahap di 29 negara bagian, menghabiskan
memerlukan waktu yang lebih lama, serta
anggaran sebesar Rp119,8 triliun
berbiaya tinggi, menuju pelaksanaan
(Kompas, 2022). Jumlah tersebut, berarti
pemilu yang lebih modern, sehingga lebih
cost per voter di India dengan tahapan
efektif dan efisien.
pemilu yang sampai 7 tahap dengan
E-voting dan Efisiensi Biaya Pemilu jumlah pemilih sebanyak 900 juta pemilih
hanya Rp133.111. Sementara estimasi
Berbagai kajian literatur telah menjelaskan
cost per voter pelaksanaan pemilu tahun
bagaimana penggunaan teknologi
2024 di Indonesia dengan estimasi total
dalam pelaksanaan pemilu dapat
pemilih sebanyak 206,7 juta pemilih
mereduksi biaya pemilihan. International
yakni sebesar Rp370.585 (diluar biaya
Institute for Democracy and Electoral
pengawasan dan keamanan), jauh lebih
Assistance (IDEA) pada tahun 2011
tinggi dibandingkan pemilu di India.
telah menyebutkan bahwa penggunaan
e-voting berpotensi menghemat Dari gambaran pelaksanaan pemilu di India
biaya dalam jangka panjang melalui dengan e-voting diatas, memperlihatkan
penghematan waktu pekerja pemungutan bahwa pelaksanaan pemilu dengan sistem
suara, dan mengurangi biaya produksi e-voting dapat mereduksi biaya pemilihan
dan distribusi logistik. Dalam penelitian secara signifikan dibandingkan dengan
Krimmer et.al (2021) juga menyimpulkan sistem konvensional yang diterapkan
bahwa pemungutan suara dengan internet Indonesia saat ini. Hal tersebut sejalan
menghasilkan biaya pemungutan (cost dengan berbagai kajian literatur yang telah
per voter) paling efisien dibandingkan disebutkan sebelumnya. Pelaksanaan
pemilihan konvensional. Demikian pula pemilu dengan e-voting, selayaknya
dengan penelitian Petitpas et.al (2021) dapat diimplementasikan di Indonesia,
yang menyebutkan bahwa e-voting dapat untuk menciptakan pelaksanaan pemilu
mengurangi waktu dan tenaga yang yang lebih efektif dan efisien. Namun,
harus dikeluarkan untuk berpartisipasi pelaksanaan pemilu secara e-voting
dalam pemilihan, serta mengurangi biaya juga bukan tanpa kendala, sehingga
pemungutan suara secara langsung. pemerintah perlu memperhatikan kendala
yang mungkin ditimbulkan jika sistem
Berdasarkan data IDEA (2022), saat ini
e-voting ini diterapkan pada pemilu
telah sekitar 45 negara di seluruh dunia
kedepannya.

14 Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022


Beberapa kendala yang mungkin menjadi pemilu-2024-dan-beban-apbn.
hambatan dalam implementasi sistem
KPU RI. (2019). Penyelenggaraan Pemilu
e-voting diantaranya infrastruktur digital/
Serentak 2019: KPU RI: Jakarta.
internet yang sudah harus terpasang hingga
ke tingkat kecamatan dan kelurahan/ Krimmer, R., Duenas-Cid, D., &
desa secara memadai. Selain internet, Krivonosova, I. (2021). New methodology
mesin/sistem untuk dapat menjalankan for calculating cost-efficiency of different
pemilihan secara e-voting, menjadi salah ways of voting: is internet voting cheaper?
satu infrastruktur yang perlu dipenuhi Public Money & Management, 41(1), 17–
sebelum pelaksanaan pemilu secara 26.
e-voting. Namun, persoalan tersebut
Petitpas, A., Jaquet, J. M., & Sciarini, P.
dapat diselesaikan secara bertahap.
(2021). Does E-Voting matter for turnout,
Pemerintah dapat mengimplementasikan
and to whom? Electoral Studies, 71,
sistem e-voting tersebut secara bertahap,
102245.
mulai di daerah-daerah besar sambil
memperkenalkan dan menguji sistem
pemilihan dengan e-voting, hingga sampai
pemerintah siap melakukan pemilihan
secara e-voting secara nasional. Selain
persoalan infrastruktur, masalah lain yang
mungkin muncul yakni terkait keamanan
data dan server pada pelaksanaan
pemilu dari serangan cyber, yang
dapat mempengaruhi kredibilitas dan
kepercayaan publik terhadap pelaksanaan
pemilu. Kendati tetap memiliki
kekurangan, namun pelaksanaan pemilu
dengan e-voting tetap menjadi salah satu
opsi paling rasional untuk menciptakan
pemilu yang efektif dan efisien di negara
seperti Indonesia dengan luas wilayah
yang besar dan jumlah penduduk yang
tinggi.
Daftar Pustaka:
BPK. (2021). LHP Kinerja Atas
Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun
2019 Pada KPU dan Instansi Terkait
Lainnya. BPK RI: Jakarta.
IDEA. (2011). Memperkenalkan Pemilihan
Elektronik: Pertimbangan Esensial. IDEA:
Australia.
IDEA. (2022). Is e-voting Currently Used
In Any Elections With EMB Participations.
IDEA: Australia. Diakses melalui: https://
w w w. i d e a . i n t / d a t a - t o o l s / q u e s t i o n -
view/742
Kompas. (2022). Ongkos Pemilu
2024 dan Beban APBN. Diakses
melalui: https://nasional.kompas.com/
read/2022/10/12/09321671/ongkos-

Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022 15

Anda mungkin juga menyukai