Perkembangan Indikator
dan Anggaran Kesehatan di
Indonesia
p.7
Kritik/Saran
http://puskajianggaran.dpr.go.id/kontak
Terbitan ini dapat diunduh di halaman website www.puskajianggaran.dpr.go.id
Abstrak
Air minum merupakan kebutuhan dasar yang penyediaannya wajib dipenuhi oleh Pemerintah.
Akses universal air minum layak diharapkan dapat tercapai sebelum tahun 2030. Guna mencapai
target tersebut Pemerintah melaksanakan Program Penyediaan Air Minum Layak Berbasis
Masyarakat (Pamsimas). Dengan pendekatan berbasis masyarakat, Pamsimas memberikan
kontribusi nyata dalam peningkatan capaian persentase akses air minum layak di Indonesia. Namun
demikian, masih ditemui beberapa permasalahan dalam penyelenggaraan program Pamsimas.
Dibutuhkan peningkatan komitmen Pemerintah Daerah agar program Pamsimas terlaksana dengan
lebih optimal.
N
egara memiliki kewajiban untuk minum layak adalah dengan pendekatan
menjamin pemenuhan hak setiap berbasis masyarakat melalui Program
warga negara, salah satunya Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
yaitu melalui penyediaan pelayanan Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
dasar berupa air minum. Komitmen Program ini dimulai pada tahun 2008
pemerintah terhadap air minum tercermin dan menjadi salah satu program andalan
dalam dokumen Rencana Pembangunan nasional untuk meningkatkan infrastruktur
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- air minum dan sanitasi layak.
2025 yang mengamanatkan 100 persen
Penyediaan infrastruktur air minum
akses air minum layak. Rencana tersebut
berbasis masyarakat yang layak dan
selaras dengan tujuan Sustainable
aman bergantung pada setiap tahapan
Development Goals (SDGs) untuk
penyelenggaraan program mulai dari
mencapai universal akses air minum
kebijakan/regulasi dan kelembagaan,
berkelanjutan pada tahun 2030.
perencanaan kegiatan, pelaksanaan
Berdasarkan RPJPN tersebut, kegiatan, hingga monitoring dan evaluasi.
Pemerintah menargetkan tercapainya Untuk itu, tulisan ini akan mengurai setiap
100 persen akses air minum layak pada tahapan proses serta permasalahan yang
tahun 2019. Namun demikian, hingga muncul pada penyelenggaraan program
tahun 2019 berakhir persentase rumah Pamsimas, khususnya yang dialami oleh
tangga dengan akses air minum layak pemerintah daerah.
hanya mencapai 89,27 persen. Selain itu,
Program Penyediaan Air Minum Layak
pada tahun 2020 World Bank menyatakan
Berbasis Masyarakat
bahwa penyediaan akses air Indonesia
masih tertinggal jauh dibanding beberapa Pamsimas merupakan program yang
negara berkembang di satu kawasan digagas oleh Pemerintah Pusat melalui
seperti Malaysia dan Thailand. Kementerian PUPR dalam penyediaan
fasilitas air minum dan sanitasi layak
Diperlukan upaya luar biasa untuk
dengan pendekatan berbasis masyarakat
mencapai target akses air minum
melalui skema padat karya. Pamsimas
layak bagi semua. Pemerintah harus
menjadi platform pembangunan air minum
melaksanakan upaya percepatan
dalam rangka pencapaian universal
penyediaan akses air minum layak. Salah
akses air minum dan sanitasi bagi semua.
satu upaya yang dilakukan pemerintah
Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan
dalam meningkatkan cakupan akses air
*) Analis APBN ASN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Setjen DPR RI.
T
inggi rendahnya AKI, AKB, dan reguler untuk penguatan pengurangan
stunting menggambarkan kualitas AKI dan AKB adalah sebesar Rp 2,63
kesehatan masyarakat atau triliun dan untuk menurunkan stunting
penduduk, AKI, AKB, dan stunting ini adalah sebesar Rp750,39 miliar.
digunakan sebagai indikator atau tolak Perkembangan Angka Kematian Ibu
ukur masyarakat yang kompetitif dan (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
mandiri. Karena pentingnya indikator- Prevalensi Stunting
indikator tersebut, artikel ini bertujuan
untuk mengkaji perkembangan AKI merupakan indikator yang digunakan
dan status kesehatan saat ini, dan untuk menggambarkan semua angka
menghubungkannya dengan alokasi kematian ibu selama kehamilan,
anggaran kesehatan. persalinan, dan pasca persalinan per
100.000 kelahiran hidup. RPJPN 2005
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk - 2025 AKI di Indonesia pada tahun
menurunkan AKI, AKB dan stunting 2002 masih tinggi yaitu 307 per 100.000
telah diamanatkan dalam Rencana kelahiran hidup (SDKI, 2002 - 2003),
Pembangunan Jangka Panjang Nasional angka tersebut menunjukkan bahwa
(RPJPN) periode 2005-2025 dan Rencana Indonesia masih rendah dan jauh dari
Pembangunan Jangka Menengah derajat kesehatan masyarakat negara-
Nasional (RPJMN). Untuk mendukung negara ASEAN. Dalam RPJMN IV tahun
upaya tersebut, pemerintah menyalurkan 2020-2024, pemerintah menetapkan
anggaran melalui APBN dalam bentuk percepatan penurunan AKI sebagai
Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik), proyek prioritas strategis dalam prioritas
yang terdiri dari DAK Fisik reguler dan pembangunan nasional, dan menargetkan
DAK Fisik penugasan. Pada TA 2020, DAK AKI sebesar 183 per 100.000 kelahiran
Fisik yang digunakan untuk menurunkan hidup pada tahun 2024. Pada Gambar 1
AKI dan AKB sebesar Rp135,2 miliar, memperlihatkan perkembangan AKI dan
meningkatkan intervensi stunting sebesar AKB periode dari 1991 - 2024.
Rp549,5 miliar dan menurunkan stunting
(Keluarga Berencana/KB) sebesar Berdasarkan Gambar 1, tren AKI secara
Rp7,97 miliar. Untuk TA 2021, DAK Fisik nasional mengalami penurunan, namun
untuk percepatan penurunan AKI dan masih terdapat 11 provinsi yang memiliki
AKB sebesar Rp4,53 triliun dan untuk AKI tinggi akibat ketidakmerataan alokasi
menurunkan stunting (KB) sebesar anggaran DAK Fisik bidang kesehatan
Rp615,92 miliar. Pada TA 2022, DAK Fisik dalam penurunan AKI. Provinsi tersebut
*) Analis APBN Non-ASN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Setjen DPR RI.
**) Analis APBN ASN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Setjen DPR RI.
Buletin APBN Vol. VII. Ed. 24, Desember 2022 7
Gambar 1. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Periode 1991 – 2024
B
iaya pelaksanaan pemilu di Petugas Pemutakhiran Data Pemilih
Indonesia mengalami peningkatan (Pantarlih), serta petugas ketertiban
signifikan dari satu pemilu ke tempat pemungutan suara.
pemilu lainnya. Pelaksanaan pemilu Berdasarkan laporan KPU tahun 2019,
antara Pemilihan Presiden (Pilpres) dilihat dari total biaya pemilu pada
dan Pemilihan Legislatif (Pileg) yang tahun 2019, proporsi biaya honorarium
pertama kali dilakukan secara “serentak” badan adhoc merupakan yang terbesar
tahun 2019 pada mulanya diharapkan pada biaya pelaksanaan pemilu tahun
dapat mendorong terjadinya efisiensi 2019, yakni sebesar Rp16,17 triliun atau
biaya pelaksanaan pemilu tahun 2019. 58,9 persen dari seluruh biaya pemilu.
Setidaknya efisiensi dapat didorong Anggaran tersebut dialokasikan untuk
pada biaya pemutakhiran data pemilih, belanja honorarium dan belanja barang
sosialisasi, logistik dan distribusinya, bagi badan penyelenggara pemilu seperti
perjalanan dinas, serta honorarium (BPK, PPK, PPS, KPPS, dan lainnya. Bahkan,
2021). Namun faktanya, realisasi biaya pada pemilu 2024 mendatang, kebutuhan
pelaksanaan pemilu tahun 2019 justru anggaran badan adhoc meningkat lebih
meningkat 46,56 persen dari Rp16,18 dari dua kali lipat menjadi Rp34,44
triliun pada pelaksanaan pemilu tahun triliun yang disebabkan oleh kenaikan
2014, menjadi Rp23,72 triliun pada tahun honorarium bagi petugas pemilu pada
2019 (diluar biaya pengawasan dan badan adhoc sebagaimana ditetapkan
pengamanan). dalam Surat Kementerian Keuangan
Salah satu aspek yang mempengaruhi Nomor S-647/MK.02/2022, terkait
tingginya biaya pelaksanaan pemilu Satuan Biaya Masukan Lainnya (SBML)
di Indonesia adalah tingginya biaya untuk Tahapan Pemilihan Umum. Hal
operasional pada badan adhoc. Badan tersebut, menjadi salah satu faktor yang
adhoc merupakan badan yang dibentuk mengakibatkan melonjaknya kebutuhan
untuk membantu pelaksanaan kerja anggaran pelaksanaan pemilu tahun
Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait 2024 hingga Rp76,6 triliun.
pemilu, baik di tingkat kecamatan, desa, Terus meningkatnya anggaran
maupun tempat pemungutan suara (TPS). pelaksanaan pemilu, dimana sebagian
Pelaksana pada badan adhoc terdiri atas besarnya untuk operasional badan adhoc,
anggota dan sekretariat Panitia Pemilihan mendorong perlunya upaya alternatif
Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan untuk dapat membuat biaya pelaksanaan
Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara pemilu kedepan menjadi lebih efisien.
Pemungutan Suara (KPPS), Panitia/ Dalam tulisan ini, berusaha memberikan
*) Analis APBN ASN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian, Setjen DPR RI.