Anda di halaman 1dari 20

FENOMENA KESADARAN BELA NEGARA DI ERA DIGITAL

DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN NASIONAL

Kolonel Laut (Kh) Dr. Dwi Hartono, S.Pd, M.AP


Kasubdit Kepemimpinan Nasional
Direktorat Pengkajian Ideologi dan Politik
Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI
E-mail: dwihartono11328@gmail.com.

Abstrak
Di tengah kondisi negara yang sedang mengalami berbagai permasalahan kebangsaan,
akhir-akhir ini ditenggarai bahwa semangat nasionalisme, patriotisme dan bela negara,
khususnya kalangan generasi muda di era digital menunjukkan kecenderungan menurun
atau memudar. Beberapa indikasi antara lain adalah munculnya semangat kedaerahan yang
berlebihan, merebaknya fanatisme dan intoleransi terhadap agama yang berujung pada
kebencian antar umat beragama, ketidakpedulian terhadap bendera dan lagu kebangsaan,
kurangnya apresiasi terhadap kebudayaan dan kesenian daerah, konflik antar etnis yang
mengakibatkan pertumpahan darah. Memudarnya semangat nasionalisme, patriotisme dan
bela negara tersebut antara lain disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran bela negara,
belum optimalnya kurikulum pendidikan dan pembinaan bela negara dan belum sinergisnya
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam pemilihan metode dan materi
pembinaan kesadaran bela negara di era digital. Kenyataan yang terjadi saat ini, kesadaran
warga negara khususnya generasi muda di era digital dalam hal bela negara masih perlu
ditingkatkan.

Katakunci: bela negara, era digital, ketahanan nasional

14 | Volume 8 No 1
Sumber: www.wantannas.go.id

“…Garuda Pancasila, akulah pendukungmu, patriot proklamasi, sedia berkorban untukmu, Pancasila
dasar negara, rakyat adil makmur sentosa, pribang-pribangsaku (pribadi bangsaku), ayo maju-
maju, ayo maju-maju, ayo maju-maju…” (Sudharnoto, 1956).

PENDAHULUAN kebangsaan dengan cara dipelesetkan


atau diparodikan sebagai bahan candaan
Syair lagu di atas mengingatkan kita
pada masa tahun 1970-an hingga 1980-an, sering dilakukan oleh generasi-generasi
dimana sering terjadi kesalahan secara muda di era digital saat ini. Di sekolah
berjamaah dalam menyanyikan lagu misalnya, setiap hari Senin selalu diadakan
tersebut yang telah mendarah-daging dan upacara bendera, yang tujuan awalnya
turun temurun. Dalam kilasan sejarah adalah menumbuhkan rasa disiplin,
perjuangan bangsa Indonesia, lagu-lagu semangat nasionalisme, patriotisme dan
kebangsaan yang memunculkan semangat, bela negara sebagai wujud bakti dalam
nasionalisme, sikap patriotisme dan bela menghargai jasa para pahlawan kusuma
negara memang selalu terngiang dalam bangsa dalam meraih dan mempertahankan
ingatan kolektif masyarakat Indonesia kemerdekaan, namun sikap menghargai itu
waktu itu. Lagu-lagu perjuangan waktu itu sama sekali tidak tampak adanya keseriusan
sering berkumandang sebagai “lagu wajib” dalam mengikuti jalannya prosesi upacara
di sekolah-sekolah. Kita bahkan dipaksa bendera. Mulai dari tidak sempurnanya
harus menghafal lagu-lagu perjuangan dan sikap hormat pada “Sang Merah Putih”
menyanyikannya satu per satu di depan hingga pada saat menyanyikan syair lagu
kelas. kebangsaan “Indonesia Raya”.
Kenyataan saat ini, lagu-lagu Demikian juga peringatan hari
perjuangan tersebut jarang terdengar Kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus
berkumandang di sekolah-sekolah. Bahkan selama puluhan tahun terkesan hanya
cibiran dan pelecehan terhadap lagu-lagu sebagai ritual upacara rutinitas saja.

15 | Volume 8 No 1
Tradisi lomba makan krupuk, panjat keutuhan wilayah Negara Kesatuan
pinang, panggung hiburan yang dari tahun Republik Indonesia, dan keselamatan
ke tahun hanya dianggap sebagai hiburan segenap bangsa. Bela Negara dilaksanakan
belaka. Sedikit sekali kelompok masyarakat atas dasar kesadaran warga Negara serta
yang merayakan hari kemerdekaan keyakinan pada kekuatan sendiri yang
dengan acara syukuran dan berdoa ditumbuhkembangkan melalui usaha Bela
bersama mengingat jasa para pahlawan Negara.
yang telah mengorbankan nyawa untuk
Namun dalam kenyataaannya, keadaan
mencapai kemerdekaan. Di sisi lain, ada
sekarang menjadi terbalik, sikap patriotisme
yang berpendapat bahwa memudarnya
kurang dimiliki oleh generasi muda era
kebanggaan terhadap bangsa sendiri
digital saat ini. Semangat bela negara,
semakin terasa seiring dengan hilangnya
sikap patriotisme dan patriotism saat ini
mata Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
sudah mulai memudar. Sekolah sebagai
dan Pendidikan Sejarah dan Perjuangan
pusat pembelajaran dan pelatihan tidak lagi
Bangsa (PSPB) sebagai salah satu mata
menyentuh materi-materi pembelajaran
pelajaran yang ada di sekolah. Mata
yang demikian. Masih rendahnya kesadaran
pelajaran tersebut dirasa sangat punya
bela negara, belum optimalnya kurikulum
andil dalam memberikan pengetahuan dan
pendidikan dan pembinaan bela negara dan
pembelajaran terhadap sikap toleransi
belum sinergisnya Kementerian/Lembaga
antar sesama warga negara dan sikap bela
dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
negara sebagai aplikasi dari sila-sila dalam
metode dan materi pembinaan kesadaran
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Kala itu,
bela negara di era digital menjadi pokok
siswa akan berhenti dari semua aktifitasnya
persoalan yang harus segera dicari solusi
ketika mendengarkan kumandang lagu
pemecahannya. Pertanyaan besar yang
kebangsaan Indonesia Raya. TNI dan Polisi
muncul adalah Fenomena apa yang sedang
yang berjaga pun akan marah dan memberi
terjadi pada generasi di era digital saat
hukuman push up atau squat jump, jika
ini?Siapa yang salah?Apakah ini indikasi
mengetahui orang beraktifitas pada saat
memudarnya semangat bela negara? Apa
ada pengibaran bendera Merah Putih dan
yang harus kita lakukan untuk meningkatkan
nyanyian lagu Indonesia Raya.
semangat bela negara?
Berdasarkan Undang-Undang RI
Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Nasional, pengertian bela PEMBAHASAN
negara adalah tekad, sikap, dan perilaku
Kondisi Bela Negara Di Era Digital Saat Ini
serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam Bela negara bukan sekedar menjadi
menjaga kedaulatan negara, keutuhan tanggung jawab TNI dan Polri saja,
wilayah, dan keselamatan bangsa dan tetapi merupakan tanggung jawab semua
negara yang dijiwai oleh kecintaannya komponen bangsa, termasuk generasi
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia muda di era digital saat ini. Selama ini
yang berdasarkan Pancasila dan Undang- yang terjadi, bela negara lebih dimaknai
Undang Dasar Negara Republik Indonesia sebagai pemahaman yang bersifat fisik
Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan saja. Banyak yang mengira bahwa bela
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari negara identik dengan “angkat senjata”.
berbagai Ancaman. Mencermati pengertian Bela negara adalah sama dengan “wajib
tersebut, dapat diartikan bahwa Bela militer?”. Program bela negara biasanya
Negara merupakan hak dan kewajiban bagi identik dengan upacara, baris berbaris,
setiap Warga Negara yang diselenggarakan ceramah, atau kegiatan lapangan yang
melalui usaha Pertahanan Negara untuk menimbulkan kesan kalau program bela
menegakkan kedaulatan negara, menjaga negara berarti pelatihan semi militer atau
16 | Volume 8 No 1
bersifat militeristik. Efeknya, banyak orang upacara bendera dan pelajaran
khususnya generasi muda yang enggan kewarganegaraan/sejarah.
untuk mengikuti program bela negara.
c. Pola penyebaran kekerasan
Konsep bela negara nampaknya belum
semakin kuat melalui media
sepenuhnya dipahami oleh masyarakat,
online, media sosial, dan media
termasuk generasi muda di era digital.
internet lainnya yang sangat dekat
Menghadapi masalah ini, Hamid dengan kehidupan siswa.
Muhammad menegaskan bahwa ancaman
d. Beberapa kejadian tindak
nyata terhadap jati diri generasi bangsa
radikalisme dilakukan oleh pelajar
saat ini adalah narkoba, pornografi (HIV/
(usia sekolah)
AIDS/LGBT), hoaks, dan radikalisme/
terorisme. Sedangkan ancaman nyata 1) Kasus teror di Klaten (2011)
terhadap kekerasan dan radikalisme di dan Solo (2015)
dunia pendidikan saat ini antara lain
2) Kasus di Medan (2016)
sebagai berikut.
3) Kasus anak SMA berangkat ke
a. 84% siswa pernah mengalami Syiria di Jakarta (2016)
kekerasan di sekolah
4) Video anak-anak Indonesia di
b. 75% siswa mengakui pernah
Syiria (2016)
melakukan kekerasan di sekolah
5) Kasus rentetan teror di
c. 45% siswa laki-laki menyebutkan Surabaya (2016)
bahwa guru atau petugas sekolah
merupakan pelaku kekerasan Lebih khusus lagi, Esa Sukmawijaya
menyatakan bahwa jumlah pemuda usia
d. 22% siswa perempuan menyebutkan
16 sampai 30 tahun pada tahun 2018
bahwa guru atau petugas sekolah sebanyak 63,82 juta (24,15%). Sedangkan
merupakan pelaku kekerasan
tingkat partisipasi keagamaan pemuda
e. 40% siswa usia 13-15 tahun menunjukkan kecenderungan menurun.
melaporkan pernah mengalami Tahun 2009 tingkat partisipasi keagamaan
kekerasan fisik oleh teman sebaya 67%, tahun 2012 sebesar 55%, dan tahun
2015 menjadi 51%. Sementara itu,
f. 50% anak melaporkan mengalami
berdasarkan data survey Wahid Foundation
perundungan (bullying) di sekolah.
dan LSI menemukan bahwa:
g. 48,9% siswa Jabodetabek setuju
a. 59,9 % responden memiliki rasa
aksi radikal.
benci terhadap nonmuslim, etnis
Masih menurut Hamid Muhammad, Tionghoa, komunis dan orang-
menambahkan bahwa fenomena radikalisme orang yang berbeda dengan
yang dapat mengancam dunia pendidikan mereka.
saat ini antara lain:
b. 92,2 % dari jumlah 59,9 % yang
a. Sekolah dijadikan sebagai tempat bersikap menolak orang yang
menyebarkan radikalisme/terorisme dibenci menjadi pejabat di
melalui kegiatan pembelajaran di Indonesia.
kelas dan di luar kelas: melalui buku
c. 82,4 % dari 59,9 % tidak mau
pelajaran, kegiatan ekstra kurikuler/
bertetangga dengan orang yang
kerohanian, dan pertemuan-
dibenci.
pertemuan.
Hal tersebut diperparah lagi bahwa
b. Beberapa kejadian sekolah, guru,
saat ini kita tengah dihadapkan kepada
dan siswa menghindar dari kegiatan

17 | Volume 8 No 1
persoalan yang rumit, antara kebenaran dan menyatakan bahwa konten-konten media
kebohongan yang semakin sulit dibedakan. sosial di Indonesia ternyata didominasi
Kabar bohong kembali mengalami informasi bohong atau hoaks. Hal ini
kebangkitan di seluruh dunia, termasuk yang menyebabkan masyarakat mudah
Indonesia. Sebagai gambaran, berikut terpengaruh dengan berita-berita tersebut.
ini beberapa temuan yang didapatkan Dari penelitian, informasi hoaks sudah
berdasarkan Laporan “DailySosial” terkait mencakup 60 % dari konten media sosial
dengan Distribusi Hoax di Media Sosial pada di Indonesia dan 39% mahasiswa terpapar
tahun 2018 yang terjadi di Indonesia: paham-paham radikal serta 24% mahasiswa
setuju menegakkan negara Islam melalui
a. Informasi hoax paling banyak
Jihad. Bibit radikal juga ditemukan pada
ditemukan di platform Facebook
pelajar SMA (Kompas, 25/05/2019)
(82,25%), WhatsApp (56,55%), dan
Instagram (29,48%). Lebih lanjut Timbul Siahaan
mengatakan bahwa, program bela negara
b. Sebagian besar responden (44,19%)
tidak yakin memiliki kepiawaian adalah respons Kementerian Pertahanan
dalam mendeteksi berita hoax. RI dalam mewujudkan program revolusi
mental yang digagas Presiden Joko Widodo.
c. Mayoritas responden (51,03%) dari Melalui program ini, diharapkan masyarakat
responden memilih untuk berdiam dapat diberikan kesadaran akan konsep bela
diri (dan tidak percaya dengan negara yang terdiri dari nilai-nilai cinta
informasi) ketika menemui hoax tanah air, rela berkorban, dan yakin
Di lain kesempatan, berdasarkan data dengan ideologi Pancasila. Materi dalam
dari Kementerian Komunikasi dan Informasi program bela negara ini terbagi menjadi
menyatakan bahwa jumlah pengguna 70-80 persen teori, dan 20-30 persen
media sosial di Indonesia telah mencapai praktek di lapangan. Hal tersebut sejalan
sekitar 132,7 juta orang dan ada sekitar dengan pendapat Bondan Tiara Sofyan yang
800.00 situs di Indonesia yang telah menjelaskan bahwa materi pembinaan
terindikasi sebagai penyebar informasi kesadaran bela negara sebagaimana terlihat
palsu. Hal tersebut sejalan dengan temuan dalam table di bawah ini:
dari Badan Intelijen Negara (BIN) yang
Tabel 1. Materi Pembinaan Kesadaran Bela Negara Kemenhan RI

Sumber data : Bahan paparan Dirjen Pothan Kemhan RI dalam FGD Tim Kajian Wantimpres 2019

Disisi lain, terkait dengan materi pokok 2) Sadar berbangsa dan bernegara
pembinaan bela negara, berdasarkan Modul
3) Setia kepada Pancasila sebagai
I Konsepsi Bela Negara yang dikeluarkan
Ideologi Bangsa
oleh Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2018
meliputi hal-hal sebagai berikut: 4) Rela berkorban untuk bangsa
dan negara
a. Nilai Dasar Bela Negara, meliputi:
5) Mempunyai kemampuan awal
1) Cinta tanah air
bela negara
18 | Volume 8 No 1
6) Semangat untuk mewujudkan f. Masih rendahnya rasa kesetia-
negara yang berdaulat, adil kawanan sosial
dan Makmur
g. Kurang adanya rasa toleransi
b. Konsensus Dasar Berbangsa dan terhadap orang lain baik secara
Bernegara, meliputi : Pancasila, individu maupun kelompok.
Undang-Undang Dasar Negara
h. Belum mampu secara tulus
Republik Indonesia Tahun 1945,
menerima perbedaan yang yang
Negara Kesatuan Republik Indonesia,
ada
dan Bhinneka Tunggal IKa.
i. Sangat sensitif dan mudah
c. Integritas Nasional, Etika, dan
terjadinya perpecahan
Supremasi Hukum
Berbagai ilustrasi tersebut
d. Kearifan dan keunggulan lokal
memperlihatkan bahwa masih lemahnya
untuk kesejahteraan rakyat.
pemahaman bela negara. Kondisi ini
Namun dalam prakteknya, rumusan- mencerminkan bahwa secara kultural
rumusan tersebut di atas masih sering implementasi konsep bela negara yang
kali dianggap terlalu konseptual dan sulit diatur dalam UUD 1945 dan UU RI Nomor
dipahami oleh masyarakat luas, sehingga 3 Tahun 2003 belum berjalan secara
perlu dicari ide-ide segar, inovasi dan maksimal. Fenomena-fenomena tersebut di
kreatifitas baru agar materi pembinaan bela atas menjadi early warning bagi kehidupan
negara tersebut tidak terkesan militeristik, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
menarik, dan tidak membosankan. Hal ini terjadi karena pemahaman dan
Di lain pihak, meskipun pemerintah spirit bela negara warga bangsa Indonesia
telah banyak melakukan program yang masih rapuh sebagai dampak dari
pembinaan kesadaran bela negara melalui persepsi terhadap bela negara yang belum
penyiapan modul dan materi pokok, materi utuh dan belum tertanan secara kuat.
pendukung, dan materi tambahan tersebut Akibatnya, hal tersebut turut memberikan
di atas, namun belum mencapai hasil yang kontribusi terhadap menurunnya semangat
optimal seperti yang diharapkan, sehingga bela negara dan meningkatnya potensi
masih banyak terjadi perilaku destruktif kerawanan yang dapat berpengaruh
dari warga negara yang dapat melemahkan terhadap stabilitas nasional yang pada
keutuhan NKRI. Secara garis besar, akhirnya akan berimplikasi munculnya
implikasi dari belum optimalnya kesadaran berbagai persoalan bangsa yang dapat
bela negara dapat dikemukakan antara lain melemahkan dan mengganggu ketahanan
sebagai berikut: nasional.

a. Menurunnya rasa kebanggaan Pokok-pokok persoalan yang ditemukan


sebagai bangsa Indonesia Berdasarkan analisis dan identifikasi
b. Kurang adanya kepedulian dalam masalah terhadap program pembinaan
membela negara kesadaran bela negara di era digital
yang terjadi pada saat ini dan mengkaji
c. Lemahnya persatuan dan kesatuan bagaimana implikasi kesadaran bela negara
di kalangan para pemuda untuk memperkokoh ketahanan nasional,
d. Mudah tersulut konflik diantara maka terdapat pokok-pokok persoalan yang
kelompok pemuda ditemukan, yaitu:
e. Kurangnya rasa tanggungjawab a. Belum optimalnya kurikulum
dalam memajukan bangsa dan pendidikan dan pembinaan bela
negara negara generasi muda di era digital.
19 | Volume 8 No 1
Program pendidikan dan pembinaan c. Belum sinergisnya Kementerian/
kesadaran bela negara yang dilaksanakan Lembaga dan Pemerintah Daerah
pemerintah belum secara optimal dalam pelaksanaan materi pembinaan
dilaksanakan kepada generasi muda di era kesadaran bela negara di era digital
digital, sehingga masih banyak generasi Dalam pelaksanaan pembinaan
muda yang perlu dibina dan ditingkatkan kesadaran bela negara, Kementerian/
terkait kesadaran bela negara saat ini. Lembaga maupun Pemerintah Daerah belum
Hal ini dapat menyebabkan kurangnya sinergis dan masih terkesan jalan sendiri-
pemahaman warga negara, terutama sendiri. Koordinasi yang dilaksanakan
kalangan generasi muda untuk mengerti belum melibatkan seluruh stakeholder
tentang arti pentingnya revitalisasi nilai- yang terkait. Belum terbangunnya jejaring
nilai kesadaran bela negara. Disamping strategis antar kementerian/lembaga dan
itu, dengan hilangnya mata pelajaran pemerintah daerah dengan warga negara.
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Selain itu, pelaksanaan kegiatan bela
Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa negara tidak boleh monopoli oleh satu
(PSPB) dalam kurikulum Pendidikan, baik di kementerian ataupun lembaga. Alasannya,
tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah bela negara bukan hanya semata-mata
Menengah Atas (SMA) dapat berimplikasi kegiatan militer atau pertahanan.
terhadap menurunnya tingkat kesadaran Bela negara adalah semangat dan jiwa
bela negara dan rasa kebanggaan sebagai kejuangan semua anak bangsa. Bela
bangsa Indonesia. negara sebagai kewajiban seluruh anak
bangsa untuk menjaga negaranya. Bela
b. Masih rendahnya kesadaran bela negara jangan hanya dipersempit dalam
negara generasi muda di era digital kegiatan militer atau pertahanan. Bela
Saat ini, masih jarang metode dan negara itu sangat luas karena mencakup
materi bela negara yang mengedepankan semua bidang.
penyajian secara dialogis, aktivitas
mengasah otak atau aspek kognitif yang Analisis Pembinaan Bela Negara Generasi
merupakan akumulasi dan hasil pengolahan Muda Di Era Digital
otak terhadap data, informasi, dan
pengetahuan yang diperoleh manusia, “…..Garuda di dadaku,
sehingga bisa memperkuat ideologi para Garuda kebanggaanku,
peserta terhadap empat pilar kebangsaan, Ku yakin hari ini pasti menang
yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Kobarkan semangatmu
Tunggal Ika. Kesadaran bela negara di Tunjukkan keinginanmu
kalangan generasi muda di era digital Ku yakin hari ini pasti menang …..”
masih rendah, kurang peduli dan rasa
(yel-yel supporter sepakbola)
tanggung jawab dalam memajukan bangsa
dan negara, masih seringnya terjadi
konflik antar pemuda, masih kurangnya Di tengah gegap-gempita euforia
rasa kesetiakawanan sosial, belum mampu kemenangan Timnas PSSI dalam ajang
secara tulus menerima perbedaan yang ada, kualifikasi Piala Asia U 19 tahun 2020 atas
dan berkurangnya sikap menghargai budaya kesebelasan Timor Leste dan Hongkong,
bangsa sendiri serta berkembangnya sikap serta mampu menahan imbang 1-1 dengan
hedonis, fragmatis, materialistik dan lain- Korea Utara, lagu “Garuda di Dadaku” yang
lain. Fenomena tersebut menunjukkan dinyanyikan secara berjamaah oleh paduan
masih rendahnya kesadaran bela negara suara supporter bola, ternyata gema dan
yang diyakini dapat melemahkan ketahanan gaungnya mampu membangkitkan spirit
nasional. kebangsaan dan memacu semangat juang

20 | Volume 8 No 1
pantang menyerah Timnas Indonesia untuk namun hingga kini masih dapat dikatakan
berjibaku menaklukan lawan tandingnya. bahwa kondisi stabilitas negara yang dinilai
Kemenangan demi kemenangan ini semoga cukup stabil, sebagaimana dinilai oleh
menandai kebangkitan dan kebanggaan lembaga-lembaga Internasional. Salah
dunia persepakbolaan kita yang cukup lama satu hal yang menarik untuk dikemukakan
terpuruk. Lagu yang narasi dan notasinya adalah penilaian yang dilakukan oleh
mirip dengan lagu “Apuse” dari Biak lembaga Fund For Peace (FFP) yaitu
(Papua) kini sudah menjadi milik rakyat lembaga independen yang berkedududan
dan bangsa Indonesia. Lagu ini pun tak di Washington, D.C. yang setiap tahunnya
pernah absen dan selalu menjadi lagu wajib mengelurkan hasil pengukuran mengenai
yang dinyanyikan para supporter Indonesia tingkat kerentanan dan ketahanan suatu
yang menyemangati langsung di lapangan negara. Menurut FFP Indonesia termasuk
maupun tak langsung seperti di rumah- salah satu negara berkembang yang memiliki
rumah atau di tempat-tempat nonton tingkat ketahanan yang cenderung semakin
bareng (nobar) dalam event olahraga. membaik bahkan dinyatakan sebagai
negara yang termasuk pada kelompok
Sementara itu, walaupun masih
“Most Improved country” sebagaimana
diwarnai dengan dinamika sosial politik
digambarkan pada gambar di bawah ini.
yang cenderung memanas akhir-akhir ini,

Gambar. 1 Tingkat kerentanan dan ketahanan nasional Indonesia menurut Fund Fo Peace 2017

Pada grafik di atas terlihat indeks pada tahun 2017 dan tahun 2018.
perkembangan tingkat ketahanan Indonesia Capaian tahun 2019 ini sangat baik karena
memiliki kecenderungan yang membaik terjadi penurunan yang cukup tinggi yaitu
secara dramatis pada 10 tahun terakir sebesar 1.9 point. Turunnya score indeks
ini yaitu dari tahun 2007 sampai tahun ini memberikan makna bahwa tingkat
2017. Demikian juga pada tahun 2018 kerentanan Indonesia semakin mengecil
dan tahun 2019, walaupun masih berada artinya tingkat ketahanannya semakin
pada tingkat “elevated warning” namun membaik.
kecenderungannya terus membaik.
Pada tahun 2017 besarnya indeks adalah Hasil penilaian dari lembaga
adalah 72,9 kemudian pada tahun 2018 Internasional ini sejalan dengan hasil
score indeksnya 72.30 dan pada tahun pengukuran Indeks Ketahanan Nasional
2019 mencapai 70,4. Pada tahun 2019 ini (IKN) yang dilakukan oleh Lemhannas RI.
indeksnya lebih kecil dibandingkan dengan IKN diukur dengan nilai 0 untuk peringkat
21 | Volume 8 No 1
terendah sampai dengan nilai 5 untuk peringkat tertinggi. Pembagian penilaian peringkat
seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2. Tingkat Ketangguhan Ketahanan Nasional

No TINGKAT KETANGGUHAN WARNA ANGKA


1 Rawan Merah 1,00 s.d. 1,80
2 Kurang Tangguh Kuning > 1,80 s.d. 2,60
3 Cukup Tangguh Hijau > 2,60 s.d. 3,40
4 Tangguh Biru > 3,40 s.d. 4,20
5 Sangat Tangguh Ungu > 4,20 s.d. 5,00
Sumber data: Puslabkurtannas Lemhannas RI Tahun 2018
Adapun makna setiap kategori ketahanan nasional sebagaimana terlihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3. Makna setiap kategori ketahanan nasional

Sumber data: Puslabkurtannas Lemhannas RI Tahun 2018


Sedangkan capaian nilai variabel dari setiap gatra sebagai aspek ketahanan nasional
tahun 2018 menurut Puslabkurtannas, seperti tercantum di bawah ini:
Tabel 4.Indek Ketahanan Nasional Wilayah Nasional dan Capaian Tahun 2018

Desember 2018
INDEK KETAHANAN NASIONAL
Skor Rank
Indek Ketahanan Nasional 2,69

Desember 2018
GATRA Skor Rank
2,69
Geografi 2,71
22 | Volume 8 No 1
Demografi 3,32
Sumber Kekayaan Alam 2,78
Ideologi 2,44
Politik 2,67
Ekonomi 2,86
Sosial Budaya 2,30
Pertahanan dan Keamanan 2,79
Sumber data: Puslabkurtannas Lemhannas RI Tahun 2018
Sehubungan dengan hasil pengukuran Puslabkurtannas, IKN tahun 2018, dari 8 (delapan)
aspek Astagatra, berada pada katagori “Cukup Tangguh” dengan nilai sebesar 2,69, artinya
keuletan dan ketangguhan bangsa berada pada “Cukup Memadai” dalam menghadapi
berbagai tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan. Dengan kata lain, dalam jangka
pendek negara masih dapat bertahan dari berbagai tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan di masa yang akan datang. Namun beberapa kelemahan internal perlu segera
diperbaiki. Apabila tidak segera ada perbaikan yang signifikan, maka stabilitas nasional akan
terancam. Ada 2 (dua) gatra yang berkontribusi “Kurang Tangguh”, yaitu gatra ideologi
(2,44) dan sosial budaya (2,30). Gatra lain terbilang “Cukup Tangguh”, yaitu geografi (2,71),
demografi (3,32), sumber kekayaan alam (2,78), politik (2,67), ekonomi (2,86), dan hankam
(2,79).
Sementara itu, apabila kita cermati IKN dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir,
menunjukkan kecenderungan tingkat ketahanan nasional yang semakin membaik dan
meningkat dari tahun ke tahun, namun belum menunjukkan peningkatan yang sangat
signifikan. Masih perlu kebijakan, strategi dan upaya yang lebih nyata dalam mewujudkan
tingkat ketahanan nasional yang minimal tangguh guna menghadapi berbagai tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan di masa yang akan datang.
Tabel 5. Indek Ketahanan Nasional Tahun 2014-2018

INDEK KETAHANAN NASIONAL


KETERANGAN
2014 2015 2016 2017 2018
Gatra Geografi 2,60 2,41 2,68 2,56 2,71
Gatra Demografi 2,76 2,83 2,96 3,12 3,32
Gatra Sumber Kekayaan Alam 2,61 2,77 2,56 2,58 2,78
Gatra Ideologi 2,30 2,23 2,06 2,06 2,44
Gatra Politik 2,62 2,39 2,43 2,43 2,67
Gatra Ekonomi 2,94 2,63 2,73 2,78 2,86
Gatra Sosial Budaya 1,91 2,20 2,14 2,17 2,30
Gatra Pertahanan dan Keamanan 2,75 2,82 3,08 3,08 2,79
Indek Ketahanan Nasional 2,56 2,55 2,60 2,62 2,69
Sumber data: Puslabkurtannas Lemhannas RI Tahun 2018

23 | Volume 8 No 1
Mencermati hasil pengukuran IKN dipertahankan atau dibela? (Teori Hegel
tersebut di atas, dapat kita analisis tentang Bela Negara, Defending country).
bahwa perkembangan teknologi informasi Wacana mengenai peningkatan
dan komunikasi yang semakin luas telah kesadaran bela negara melalui pendidikan
memengaruhi berbagai aspek kehidupan menimbulkan pertanyaan kritis pada dunia
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. pendidikan kita saat ini. Apakah pendidikan
Gatra ideologi dan sosial budaya pun yang berlaku di setiap jenjangnya
merasakan dampak perkembangan teknologi selama ini belum mampu menumbuhkan
informasi secara langsung maupun tidak kesadaran akan cinta tanah air dan bela
langsung. Beragam kemudahan tersebut negara? Fenomena yang terjadi saat ini
berdampak kepada karakter, sifat, sikap dan di Indonesia sepertinya sedikit bergeser
perilaku manusia, dan pada akhirnya dapat dari nilai-nilai yang telah disepakati
merubah suatu kebiasaan menjadi pola bersama. Permasalahan kebangsaan di
kebiasaan yang baru. Hal tersebut terbukti berbagai sektor yang terjadi saat ini,
pada variabel gatra ideologi, khususnya nampak semakin memburuk, sepertinya
aspek toleransi (skor 1,20) dan solidaritas menjadi alasan utama mengapa banyak
sosial (skor 1,77) yang menunjukkan warna di antara kita sebagai warga negara lebih
merah (rawan), artinya dalam kondisi ini mengedepankan kritik dan keluhannya
mengindikasikan bahwa ancaman sekecil terhadap kondisi yang terjadi saat ini
ketimbang melihat sejauh mana kontribusi
apapun akan membahayakan integritas,
yang telah kita berikan kepada negeri ini.
identitas dan kelangsungan hidup bangsa.
Hal yang sama juga terjadi pada gatra sosial Seperti kita ketahui bersama, setelah
budaya, khususnya variabel kerukunan membangun infrastruktur, pemerintah
sosial (skor 1,00) yang menunjukkan dalam menargetkan membangun sumber daya
kondisi dinamik sangat lemah. manusia yang berkualitas untuk mencapai
Indonesia yang maju. Pendidikan yang
a. Kurikulum pendidikan dan pembinaan
menjadi sektor terdepan untuk mencapai
bela negara bagi warga negara di era
tujuan ini diharapkan tidak hanya
digital.
mewujudkan manusia yang pandai di
“…Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan bidang akademik, tetapi juga berkarakter.
kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional
berikan kepada negaramu…” (Hardiknas) 2019, Presiden Joko Widodo
mengingatkan untuk terus membangun
(John Fitzgerald Kennedy, USA) karakter bangsa. Hal ini harus menjadi
perhatian dunia pendidikan Indonesia.
Pembangunan karakter bangsa, budi
Pada hakikatnya, negara merupakan pekerti, sopan santun, nilai-nilai etika dan
‘benda mati’ yang tidak bisa memberikan agama ke depan harus menjadi perhatian
apapun kepada kita. Negara baru akan kita dalam rangka pembangunan manusia,
terasa memberikan sesuatu kepada baik karakter maupun kualitasnya. Dalam
warganya ketika ada ‘aksi’ yang kita kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan
berikan untuk kemajuan negara tersebut. dan Kebudayaan dalam pidatonya
Tapi permasalahannya adalah, apakah menyampaikan bahwa untuk mencapai
kita sudah pernah menjawab pertanyaan Indonesia yang maju, Kemendikbud memiliki
tersebut, apa yang telah kita berikan tiga rencana utama, yaitu: peningkatan
pada negaramu? Sudahkah kita membela kualitas pendidikan usia dini, pembentukan
Indonesia? Bukankah setiap tempat dimana karakter anak, dan menyiapkan peserta
seseorang telah menjadikannya sebagai didik agar terampil dalam menggunakan
ruang hidup atau ruang juang wajib teknologi. (Kompas, 3 Mei 2019).

24 | Volume 8 No 1
Dalam kenyataanya, pendidikan di membangun karakter. Jangan sampai guru
Indonesia masih berusaha keras untuk yang semestinya menjadi pencerah malah
mencapai cita-cita tersebut. Masalah terbawa arus. Nalar dan etika sangat penting
kebangsaan dan meluasnya karakter negatif dalan membangun sikap yang baik dan
mulai dari tidak disiplin, suka melanggar menghargai perbedaan serta kemajemukan
aturan, mementingkan diri sendiri, egois, bangsa. Penalaran, toleransi, dan pemikiran
korupsi, merusak lingkungan, hingga terbuka menghasilkan kreativitas yang
menggangu fasilitas umum, adalah fakta sangat penting dalam membuat inovasi.
belum menyentuhnya proses Pendidikan Adanya sifat-sifat tersebut membentuk
dalam melahirkan pribadi yang cinta tanah karakter pembelajar seumur hidup yang
air dan memiliki semangat kebangsaan. tidak akan meninggalkan zaman dan mampu
Karena itulah, pemerintah saat ini tengah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk
gencar menerapkan kurikulum pendidikan tujuan yang mengedepankan kepentingan
karakter di sekolah. Hanya saja, pendidikan nasional.
itu belum mampu melahirkan peserta
Di sisi lain, lembaga pendidikan harus
didik yang masih jauh dari karakter
netral, bebas dari unsur yang bersifat
yang diharapkan. Persoalan ini terutama
politik Hal ini akan memungkinkan
disebabkan:14
terwujudnya pendidikan pengembangan
1) Ada anggapan kalau persoalan karakter yang holistik. Pendidikan harus
pendidikan karakter/budi pekerti dibebaskan dari segala unsur yang bersifat
adalah persoalan klasik yang politik. Adanya komitmen tersebut bisa
penanganannya menjadi tanggung membuat pendidikan diberikan secara
jawab guru agama dan guru mata adil, meritokratik, dan mengusung
pelajaran kewarganegaraan. pengembangan karakter yang horistik guna
membangun kemampuan berfikir kritis dan
2) Rendahnya pengetahuan dan
toleran. Hal tersebut perlu ditegaskan dalan
pemahaman guru dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
mengembangkan dan mengin-
untuk menghilangkan kelompok partisan
tegrasikan aspek-aspek pendidikan
menggunakan Lembaga Pendidikan sebagai
karakter/budi pekerti ke dalam
wahana politik. Pendidikan karakter adalah
setiap mata pelajaran yang
kesatuan yang terdiri dari kebenaran,
diajarkan.
kebajikan, dan keindahan. Faktor yang
3) Proses pembelajaran mata membangun setiap unsur kesatuan itu
pelajaran yang berorientasi adalah penalaran, etika, dan estetika.
pada akhlak dan moralitas serta
Guru harus mampu mendorong peserta
pendidikan agama cenderung
didik memiliki kecakapan dalam merespon
bersifat tranfers of knowledge dan
kebutuhan dan keterampilan yang banyak
kurang diberikan dalam bentuk
menggunakan teknologi. Pendidikan
latihan-latihan pengalaman untuk
berbasis teknologi digital dengan sentuhan
menjadi corak kehidupan sehari-
budaya Indonesia menjadi kunci untuk
hari.
membangun manusia yang berkualitas dan
Sehubungan hal tersebut, tenaga berkarakter yang terpusat pada keluarga,
pendidik (guru) dan tenaga kependidikan sekolah dan masyarakat. Perguruan tinggi
harus memahami esensi kemajemukan juga harus melakukan inovasi, adaptasi dan
bangsa Indonesia, sejarah pembentukan tranformasi digital dalam penyelenggaraan
NKRI, toleransi, dan persatuan, serta kegiatan Tri Darma dan pengelolaan
cara demokrasi yang bertanggung perguruan tinggi. Permasalahan lain yang
jawab. Sebelum mengajarkan karakter perlu mendapatkan perhatian adalah belum
kepada siswa, guru terlebih dahulu harus dimasukkanya pelajaran bela negara dalam

25 | Volume 8 No 1
kurikulum sistem pendidikan nasional 1) General education (wawasan
sebagai mata pelajaran wajib yang harus kebangsaan dan bela negara)
ditempuh oleh setiap siswa/mahasiswa.
2) Pemahaman wawasan kebangsaan
Selama ini yang terjadi pendidikan
(4 konsesnsus dasar: Pancasila,
pendahuluan bela negara di tingkah nasional
UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika,
masih diintegrasikan ke dalam mata
dan NKRI)
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Perlu juga dipertimbangkan menghidupkan 3) Pendampingan dosen dalam
kembali mata pelajaran PMP dan PSBP berbagai kegiatan (keagamaan,
dalam kurikulum Pendidikan nasional. sosbud, olahraga, penelitian dan
Masalah lain adalah anggaran yang tersedia lain-lain)
sangat terbatas, sehingga penyelenggaraan
4) Pengembangan kecerdasan (civic
Pendidikan dan pelatihan bela negara
intelligence), tanggungjawab
masih terbatas dan belum dilaksanakan
(civic responbility), dan partisipasi
secara menyeluruh kepada setiap warga
(civic participation) warga negara
negara.
sebagai landasan pengembangan
Dalam kesempatan lain, R. Eko nilai dan perilaku demokrasi.
Indrajit mengatakan bahwa dalam rangka b. Kesadaran pembinaan kesadaran bela
meningkatkan kesadaran bela negara dalam
negara warga negara di era digital
pendidikan merekomendasikan upaya-
upaya sebagai berikut: “…..Berikan aku 1.000 orang tua, akan aku
1) Bersyukur lahir di Indonesia. cabut semeru dari akarnya, tapi berikan aku 10
Berjalan keliling tanah air untuk pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia….”
berbagi kegiatan seperti studi
wisata, dan mendengarkan (Ir.Soekarno)
pendapat orang lain mengenai
bangsa ini. Saat pertama kali mendengar pidato
Presiden Soekarno tersebut, mungkin kita
2) Bangga menjadi orang Indonesia. sempat bertanya-tanya apakah mungkin
Melihat dan mempelajari berbagai dan bagaimana caranya hanya dengan 10
mutiara prestasi di berbagai bidang pemuda dapat menguncang dunia? Jika kita
kehidupan di masa lalu maupun di merenung dan merefleksikan pidato terse-
masa yang akan datang. but, maka jumlah besar saja tidaklah cukup
3) Optimis berkarya bagi Indonesia. untuk membawa Indonesia menjadi bangsa
Kesempatan memperlihatkan ber- yang besar dan diperhitungkan di kancah
bagai hasil karya inovasi dan internasional. Kita tidak perlu menunggu
kreatifitas dengan membawa bonus demografi untuk memberikan kehor-
atribut dan artefak kebangsaan. matan yang layak bagi bangsa Indonesia.
Kita hanya membutuhkan generasi muda
4) Siar dan perkenalkan Indonesia. yang berkualitas dan mempunyai visi yang
Memamerkan keindahan dan besar dalam menatap dunia.
kehebatan Indonesia di mata dunia
melalui berbagi event, program, Ketika beberapa waktu yang lalu, Owi
kegiatan, dan inisiatif. dan Butet berhasil mengembalikan tradisi
medali emas di Olympiade Rio de Jeneiro
Sementara itu, Arismunandar Brasil melalui cabang olahraga bulutangkis.
menyampaikan strategi dalam menciptakan Joe Taslim aktor muda yang menguncang
semangat bela negara di perguruan tinggi perfilman Hollywood melalui Fast and
melalui kegiatan kurikuler, ekstra, dan ko- Furious. Cecep Arif Rahman dan Yayan
kurikuler sebagai berikut: Ruhian dalam film John Wick 3 dengan

26 | Volume 8 No 1
pencak silat dan dialog memakai Bahasa kenyataannya, sebagian besar warga
Indonesia. Di bidang startup, Indonesia negara belum memperlihatkan kiprahnya
memiliki anak-anak muda potensial yang dalam upaya bela negara demi kemajuan
omzetnya mengundang decak kagum bangsa. Selain itu, sebagian besar
pebisnis on line di dunia, antara lain generasi muda lebih banyak menghabiskan
Nadiem Makarim pendiri Go-Jek, ada waktunya dengan smartphone, handphone
Achmad Zaky CEO Bukalapak, Ferry maupun gadgetnya dan lebih banyak
Unardi dengan Travelokanya, dan William melakukan kegiatan yang kurang produktif,
Tanuwijaya melalui Tokopedia. Kita baru sehingga kurang adanya kepedulian
menyadari bahwa pidato Soekarno tersebut dalam membela bangsa dan negara. Pada
bukan isapan jempol belaka, sehingga dasarnya, keluarga menjadi pilar dasar
seluruh mata dunia terbelalak. Soekarno dalam pendidikan, sebagaimana Ki Hajar
mempunyai pikiran bahwa pejuang (orang Dewantara menyatakan bahwa pendidikan
tua) mempunyai kemampuan memajukan perlu terbangun dalam tiga pilar atau biasa
bangsa tetapi pemuda yang pikirannya disebut Tripusat Pendidikan, yaitu keluarga,
masih muda dapat mengubah bukan hanya sekolah, dan masyarakat/pemerintah.
bangsa tapi juga dunia. Dengan demikian, keluarga menjadi sendi
kehidupan bangsa yang vital, sesuai dengan
Lebih khusus lagi, ketika Asian
Teori Family Parenting (Edukasi Keluarga).
Games berlangsung tahun 2018 lalu,
terasa sekali euforia terhadap rasa bangga Di situasi saat seperti ini, harus ada
terhadap Indonesia sebagai tuan rumah cara kreatif, murah, dan efektif yang bisa
event yang berlangsung 5 tahun sekali. Sadar meningkatkan kesadaran bela negara di
atau tidak, bentuk dukungan terhadap atlet era digital. Generasi milenial saat ini lebih
Indonesia kemarin itu sebenarnya salah suka kepada program-program kegiatan
satu bentuk dalam bela negara. Membela seperti:17
negara Indonesia bukan berarti mengangkat
1) Olahraga dan permaianan digital.
senjata untuk bertempur menghadapi
Bersifat dinamis, mengasyikkan,
musuh, tetapi dalam hal-hal kecil yang
membuat ketagihan, menantang,
dapat berpengaruh kepada majunya negara
dan memuaskan hasrat berprestasi.
Indonesia juga termasuk kedalam bela
negara. Maka dari itu dengan adanya Asian 2) Musik dan Ragam seni budaya.
Games 2018 ini, masyarakat Indonesia secara Memicu kreativitas, kebebasan
sadar bersama-sama ikut berpartisipasi berekpresi, dan kemampuan
dan mendukung acara ini sehingga sukses berkarya dalam mengekpresikan
penyelenggaraannya dan sukses dalam keindahan.
prestasinya. Kita bisa menanamkan bela 3) Fotografi dan multi media. Media
negara tanpa mengatakan bahwa itu adalah mengekpresikan berbagai ide,
bela negara. Sikap ini yang perlu terus kita inisiatif, keindahan, dan inovasi
tumbuhkembangkan. yang ada dalam imajinasi manusia.
Dalam praktiknya, pelaksanaan 4) Startup dan ekonomi kreatif.
pembinaan materi bela negara yang Model bisnis anak-anak muda yang
dilakukan oleh warga negara, khususnya tidak mengenal Batasan ruang
generasi muda masih belum optimal. dan waktu, dalam lingkungan
Hal ini dikarenakan masih rendahnya ekosistem yang distrutif.
tingkat kesadaran warga negara terhadap
program bela negara. Bela negara itu hak 5) Petualangan dan media social.
dan kewajiban warga negara. Bela negara Arena bertemu, berkomunikasi,
tidak identik wajib militer. Namun dalam dan berinteraksi.

27 | Volume 8 No 1
Sedangkan, hambatan peningkatan menarik dan sesuai dengan selera
kesadaran bela negara yang terjadi dalam generasi milenial.
era digital saat ini, antara lain disebabkan:
4) Melakukan metode dialogis
1) Minimnya keteladanan dan interaksi yang intens dan
2) Minimnya dan lemahnya narasi langsung. Ini dimaksudkan
bela negara yang bisa menjadi untuk sarana merajut hati dan
counter wacana terhadap gerakan menanamkan empati. Strategi ini
liberalism dan fundamentalis bisa diwujudkan dalam bentuk
agama pertukaran budaya melalui live
in Bersama, kunjungan dan
3) Minimnyaaa konten kreatif sejenisnya.
mengenai narasi bela negara yang
menarik bagi generasi milenial 5) Keteladanan perilaku hidup dari
para elit dan penyelenggara
4) Lemahnya pemahaman sejarah negara yang manfaatnya bisa
dan tradisi yang bisa menjadi dirasakan secara nyata
sumber referensi dan pertahanan
kultural di kalangan generasi 6) Menggali praktek kehidupan
milenial, sehingga mereka mudah terbaik (best practice) yang terjadi
terpengaruh terhadap narasi di masyarakat ang bisa menjadi
dominan karena miskin referensi sumber inspirasi bela negara
dan lemah pertahanan diri
7) Mengunggah keteladanan hidup
5) Lemahnya penegakan hukum yang para elit dan best practice
terkait dengan kasus pertahanan masyarakat ke medsos agar bisa
negara menjadi trans setter di dunia
Oleh karena itu, perlu adanya stategi maya dan sumber inspirasi di dunia
dan upaya peningkatan kesadaran bela nyata.
negara di era digital dan memperkuat Mencermati hal tersebut, kesadaran
semangat kebangsaan generasi milenial. bela negara mesti terus disegarkan untuk
dalam rangka memperkokoh NKRI, antara mengatasi masalah kebangsaan yang
lain sebagai berikut: sedang melanda bangsa Indonesia. Memori
1) Peningkatan dan pemanfaatan kolektif sebagai bangsa yang bersatu
IT dan media sosial sebagai di atas berbagai perbedaan perlu terus
sarana melakukan sosialisasi dan dirawat. Memori kolektif kebangsaan ini
habituasi masyarakat yang dapat harus didekatkan dengan generasi muda.
meningkatkan kesadaran bela Kolektifitas pendiri bangsa yang multietnis,
negara multi agama, dan multi suku bangsa mesti
terus dirawat, sehingga tidak ada imajinasi
2) Membuat narasi yang kuat
untuk mendirikan kelompok yang eksklusif.
mengenai bela negara yang bisa
Kaum moderat diharapkan menghargai
dijadikan sebagai konten medsos
perbedaan juga aktif menyebarkan paham
yang berfungsi sebagai counter
toleransi untuk mengimbangi penyebaran
narasi yang bisa mengkikis dan
melemahkan semangat bela konten-konten intoleransi yang sekarang
negara terjadi di masyarakat.

3) Agar counter wacana berfungsi


secara efektif, maka harus dibuat c. Sinergitas Kementerian/Lembaga
format dan tampilan yang kreatif, dan Pemerintah Daerah dalam

28 | Volume 8 No 1
pelaksanaan pembinaan kesadaran nonkementerian, para pimpinan
bela negara di era digital kesekretariatan lembaga negara, para
gubernur, dan para bupati/wali kota.
“..Kenalilah musuhmu, kenalilah diri sendiri. Instruksi tersebut memuat tiga hal penting;
Maka kau bisa berjuang dalam 100 pertempuran 1) Pertama, terdapat tiga tahap
tanpa risiko kalah. Rencana Aksi Nasional Bela Negara
Kenali Bumi, Kenali Langit, (RAN BN) Tahun 2018-2019, yaitu
tahap sosialisasi, harmonisasi,
dan kemenanganmu akan menjadi lengkap..”
sinkronisasi, koordinasi, dan
(Teori Sun Tzu evaluasi; kemudian tahap
internalisasi nilai-nilai dasar bela
Sebuah kalimat sederhana yang bisa negara; dan tahap aksi gerakan.
dijewantahkan kedalam berbagai bidang 2) Kedua, terdapat modul pedoman
kehidupan, termasuk dalam program dalam melaksanakan RAN BN
bela negara. Memahami dan mengetahui Tahun 2018-2019 yang disusun
kekuatan sendiri, kita sudah memenangkan dan ditetapkan oleh Sekretaris
separuh peperangan ini (Sun Tzu). Hal yang Jenderal Dewan Ketahanan
perlu kita garis bawahi adalah Planning is Nasional.
less than half the battle. Dengan kata lain,
kita harus mengenal potensi diri sendiri, 3) Ketiga, pelaksanaan RAN BN Tahun
mengetahui kelemahan serta kelebihan 2018-2019 dapat mengikutsertakan
diri dan musuh agar tahu apa yang harus peran masyarakat dan pelaku
dilakukan. Teori Sun Tzu, menjelaskan usaha sesuai dengan ketentuan
bahwa suatu kemenangan dapat diraih oleh peraturan perundang-undangan.
pasukan yang dijiwai dengan semangat Terkait poin nomor tiga tentang
yang sama, pikiran yang sama serta tujuan pelibatan masyarakat dan pelaku usaha
yang sama, pada semua level/tingkatan dalam RAN BN 2018-2019 tersebut, ada
baik dari level atas ke bawah maupun dua hal yang patut menjadi poin sorotan
sebaliknya. Karena pada dasarnya, suatu pada bagian output yang dijabarkan
program/kegiatan termasuk bela negara pada kolom-kolom rincian dalam inpres
dapat teraplikasi dengan baik apabila tersebut. Pertama, pada tahap internalisasi
memiliki pemahaman, semangat, serta nilai-nilai dasar bela negara; dan tahap
tujuan yang sama dari tiap tiap individu, aksi gerakan, poin lima bagian aksi yang
walaupun berbeda kementerian/lembaga membahas penyelenggaraan pelatihan
maupun pemerintah daerah. instruktur bela negara tingkat nasional
Dalam rangka menyelaraskan angkatan I tahun 2018, disebutkan bahwa
dan memantapkan upaya Bela Negara salah satu output-nya adalah terpetakannya
menjadi lebih sistematis, terstruktur, segmentasi masyarakat sebagai objek
terstandardisasi, dan masif, pada 18 pembinaan bela negara. Kedua, pada
September 2018, Presiden Joko Widodo bagian internalisasi nilai-nilai dasar
(Jokowi) telah menandatangani Instruksi bela negara kepada masyarakat umum,
Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2018 output yang diharapkan dari aksi sosialisasi
tentang Rencana Aksi Nasional Bela dan diseminasi pembangunan kesadaran
Negara Tahun 2018-2019. Inpres tersebut bela negara di kalangan perempuan,
memberikan instruksi kepada para menteri pemuda, pelajar, dan mahasiswa adalah
Kabinet Kerja, Sekretaris Kabinet, Jaksa terbangunnya pemahaman tentang
Agung, Panglima TNI, Kapolri, Kepala urgensi bela negara dan terbangunnya
BIN, para pimpinan lembaga pemerintah rasa cinta Tanah Air, kesadaran berbangsa

29 | Volume 8 No 1
dan bernegara, kesetiaan pada ideologi akan mengakibatkan pola hubungan
Pancasila, dan kerelaan berkorban untuk komunikasi bersifat pasif/ defensif. Tingkat
bangsa dan negara. kerjasama dan kepercayaan yang meningkat
Selain itu, Presiden menginstruksikan memunculkan suatu pola komunikasi yang
kepada para pejabat di atas untuk bersifat kompromi saling menghargai.
melaksanakan Rencana Aksi Nasional Dengan kerjasama yang tinggi serta
Bela Negara Tahun 2018-2019 dengan saling mempercayai akan menghasilkan
berpedoman pada modul yang disusun pola komunikasi yang bersifat sinergitas
dan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal (simbiosis mutualisme) yang berarti bahwa
Dewan Ketahanan Nasional. Khusus kerjasama yang terjalin akan menghasilkan
kepada para Menteri Koordinator, Presiden “Output” yang jauh lebih besar dari jumlah
menginstruksikan untuk memfasilitasi hasil keluaran masing-masing pihak.
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Dewasa ini, rasa nasionalisme yang
Nasional dalam mengoordinasikan
seharusnya tumbuh dan mengakar pada
kementerian dan lembaga dalam
setiap warga negara semakin lama dirasa
melaksanakan Rencana Aksi Nasional Bela
Negara Tahun 2018-2019; dan melakukan semakin menurun. Ketidakpedulian
pemantauan dan evaluasi pelaksanaaan dari sebagian warga mengakibatkan
Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun kekurangpekaan terhadap berbagai
2018-2019. Presiden juga memberikan ancaman yang dapat membahayakan
instruksi khusus kepada Menteri Dalam stabilitas dan keutuhan negara kita.
Negeri untuk mengoordinasikan pemerintah Ketidakpedulian ini menggambarkan rasa
daerah dalam melaksanakan Rencana nasionalisme dan kecintaan terhadap Tanah
Aksi Nasional Bela Negara Tahun 2018- Air semakin menipis. Tentunya menjadi
2019, Menteri Perencanaan Pembangunan kewajiban bersama untuk menanamkan
Nasional (PPN)/Kepala Bappenas untuk kembali rasa cinta tanah air yang semakin
melakukan pemantauan dan evaluasi meluntur dari warga Negara, sehingga
pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Bela tumbuh kemauan dari setiap warga negara
Negara Tahun 2018-2019; dan Sekretaris untuk turut serta dalam upaya bela negara.
Kabinet untuk melakukan pengawasan
pelaksanaan Instruksi Presiden ini. Dengan demikian, kegiatan bela
negara tidak boleh monopoli oleh salah
Dengan diterbitkannya Inpres tersebut, satu kementerian atau Lembaga, karena
mengindikasikan bahwa pelaksanaan bela negara bukan hanya semata kegiatan
program pembinaan kesadaran bela negara militer atau pertahanan. Bela negara adalah
yang dilaksanakan selama ini belum selaras semangat dan jiwa kejuangan semua anak
dan belum sinergis antar kementerian/ bangsa. Bela negara sebagai kewajiban
lembaga maupun pemerintah daerah.
seluruh anak bangsa untuk menjaga
Kementerian/Lembaga selama ini belum
negaranya. Hal itu mengacu ke konstitusi
mempunyai kepanjangan tangan sebagai
dan regulasi di negara ini. Berbagai praktik
satuan bawah dan sampai saat ini rencana
aksi daerahpun masih terbentur birokrasi di banyak negara juga memperlihatkan
dan ketersediaan anggaran. Padahal, bela negara adalah kewajiban anak
hubungan atau komunikasi para pihak bangsa dan sangat luas karena mencakup
dalam mewujudkan suatu tugas bersama semua bidang. Menjaga keutuhan wilayah
akan memunculkan berbagai macam pola adalah tanggung jawab dan kewajiban
yang berbeda bila dihadapkan elemen setiap warga Negara Indonesia dalam
kepercayaan dan kerjasama yang dimiliki rangka meningkatkan rasa nasionalisme
oleh pihak masing-masing. Tingkat warga negara terhadap negaranya,
kerjasama dan kepercayaan yang rendah kesadaran warga negara terhadap ancaman

30 | Volume 8 No 1
yang menjurus pada upaya disintegrasi Rekomendasi
bangsa. Untuk itu dirasa sangat penting
a. Jangka Pendek
bagi suatu bangsa yang terhormat untuk
senantiasa menjaga dan meningkatkan rasa 1). Kementerian Pendidikan dan
nasionalisme setiap warga negara dalam Kebudayaan menyempurnakan
upaya mempertahankan keutuhan wilayah kurikulum Pendidikan bela negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia. dengan menghidupkan lagi mata
pelajaran Pendidikan Moral
Namun demikian, yang perlu menjadi
bahan pemikiran bersama, keberadaan Pancasila (PMP) dan Pendidikan
Inpres tersebut hanya terbatas untuk Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)
memberikan arahan, menuntun, mulai Pendidikan usia dini,
membimbing dalam hal pelaksanaan tugas Pendidikan dasar, menengah dan
dan pekerjaan. Selain itu, Inpres tersebut tinggi.
hanya bersifat sementara karena dibatasi 2). Kementerian/Lembaga maupun
oleh waktu (September 2018 sampai pemerintah daerah lebih
dengan Desember 2019). Bagaimana nasib mengintensifkan penyelenggaraan
pendidikan kesadaran bela negara pasca Pendidikan dan pembinaan
tahun 2019? Mampukah Dewan Ketahanan kesadaran bela negara di
Nasional mengkoordinasikan semua lingkungan pekerjaan, masyarakat
kementerian/Lembaga dan pemerintahan desa dan kota, serta merevisi
daerah dalam pelaksanaan rencana aksi materi pembinaan kesadaran bela
nasional bela negara? negara yang relevan dengan era
digital.
PENUTUP
3). Kementerian/Lembaga maupun
Simpulan
pemerintah daerah menyiapkan
Pemerintah sebetulnya sudah tenaga pendidik yang berkompetensi
melakukan banyak hal untuk meningkatkan dan sarana dan prasarana Pendidikan
kesadaran bela negara. Pemerintah telah dan pembinaan bela negara sesuai
mengeluarkan dan memiliki berbagai dengan perkembangan teknologi
perangkat dan infrastruktur regulasi dan informasi saat ini
dalam menangani masalah menurunnya
semangat bela negara. Kesadaran bela 4). Kementerian/Lembaga maupun
negara bukanlah bawaan sejak lahir, pemerintah daerah membuat
sehingga perlu ditumbuhkembangkan lomba/sayembara pembuatan film
melalui program-program pembinaan tentang aplikasi empat konsensus
kesadaran bela negara. Penyelenggaraan kebangsaan dalam kehidupan.
pembinaan bela negara dilaksanakan sejak Generasi muda saat ini lebih suka
dini hingga usia dewasa guna membangun menonton tayangan daripada
karakter bangsa Indonesia dapat dilakukan membaca. Sehingga pendekatan
melalui program peningkatan pembinaan pemahaman nilai-nilai Pancasila,
kesadaran bela negara, optimalisasi UUD 1945, NKRI, dan Bhineka
kurikulum pendidikan dan pembinaan bela Tunggal Ika akan sangat efektif jika
negara dan meningkatkan sinergitas antar dibuat dalam video-video singkat
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah yang menggambarkan penerapan
Daerah dalam pelaksanaan metode dan empat konsensus kebangsaan
materi pembinaan kesadaran bela negara tersebut dalam kehidupan sehari-
di era digital. hari.
31 | Volume 8 No 1
5). Kementerian/Lembaga maupun yang distandarkan dan
pemerintah daerah membuat dievaluasi secara periodik,
game atau video maupun lomba sarana dan prasarana
cipta lagu sejarah perjuangan pembinaan yang tepat dan
bangsa yang menimbulkan memadai.
semangat bela negara generasi
2). Membangun jejaring strategis
muda. Lomba tersebut bisa
antara negara, pemerintah dengan
dibuat berjenjang untuk level SD,
masyarakat baik secara nyata dan
SMP, SMA, perguruan tinggi, dan
maya untuk menghasilkan sinergi
masyarakat umum. Video ini bisa
yang akan memperkuat keutuhan
diunduh secara gratis di internet
NKRI, terutama mahasiswa dan
atau juga bisa ditayangkan di TV
siswa, dapat berperan dalam
swasta. Video-video ini bisa dibuat
menghadapi ancaman nasional
atas inisiatif dan kerja sama
baik militer maupun non militer
beberapa kementerian, dengan
(KKN, narkoba, dan terorisme-
memberdayakan Para “Youtuber”
radikalisme)
maupun “Influencer” guna
menarik minat generasi milenial di 3) Kementerian/Lembaga dan
era digital. Pemerintah Daerah meningkatkan
sinergi lintas sektoral dan
b. Jangka Panjang
melakukan penyesuian materi
1). Kementerian/Lembaga maupun pembinaan bela negara untuk
Pemerintah daerah meningkatkan menghindari duplikasi program
sinergi utama dalam pembinaan kerja dan anggaran.
bela negara, yang meliputi:
a). Sinergi program dan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
Materi pembinaan bela negara
harus memiliki karakteristik Raden Ridwan Hasan Saputra, 2019. Program
yang menekankan kepada Bela Negara Zaman Now. Pendiri
upaya bela negara agar tidak Klinik Pendidikan MIPA, Penggagas
tumpang tindih (overlapping) Wisata Matematika Bela Negara dalam
dengan program lainnya. https://www.republika.co.id/berita/
jurnalisme-warga/wacana/17/12/19/
b). Pola Strategi. M a t e r i
p17mmq 396 -program-bela-negara-
pembinaan bela negara
zaman-now. Diakses pada tanggal 23
harus saling melengkapi dan
Mei 2019.
saling mengisi terutama
dalam penanaman nilai-nilai Hamid Muhammad, 2019. Meningkatkan
karakter yang relevan dengan Kesadaran Bela Negara Siswa Indonesia
empat konsesus dasar. di Era Digital. Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
c). Tujuan Sinergi. U n t u k
Kemendikbud RI. Disampaikan
percepatan pencapaian
pada Focus Group Discussion Kajian
target nasional dengan
Wantimpres pada tanggal 22 Mei 2019.
cara berkesinambungan
berkoordinasi membangun Esa Sukmawijaya, 2019. Meningkatkan
kerjasama dan menguatkan Kesadaran Bela Negara Pemuda Di
program dan sumber daya yang Era Digital Untuk Memperkokoh NKRI.
meliputi materi pembinaan Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan

32 | Volume 8 No 1
Pemuda Kemenpora RI. Disampaikan Dadan Umar Daihani, 2019. Memelihara
pada Focus Group Discussion Kajian Nilai-nilai Kebangsaan di Era Kekinian.
Wantimpres pada tanggal 22 Mei 2019. Tenaga Profesional bidang Sumber
Kekayaan Alam dan Ketahanan
Ngatawi Al Zastrouw, 2019. Bela Negara
Nasional. Disampaikan pada saat Orasi
Di Era Digital, Strategi Memperkuat
Ilmiah HUT Lemhannas RI ke-54 pada
Semangat Kebangsaan Generasi
tanggal 20 Mei 2019.
Milenial. Disampaikan pada Focus
Group Discussion Kajian Wantimpres Puslabkurtannas Lemhannas RI tahun 2018
pada tanggal 09 Mei 2019.
Prof Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, DEA,
Laporan Daily Sosial, 2018, Distribusi “Pengembangan Sistem Pengukuran
Hoax di Media Sosial 2018 dalam Ketahanan Nasional dan Simulasi
https://dailysosial .id/ post/laporan- Kebijakan Publik Berbasis GIS”. Tenaga
dailysosial-distribusi-hoax-di-media- Profesional Lemhannas RI. Bahan
sosial-2018. Diakses pada tanggal 24 Paparan. Labkurtannas Lemhannas RI.
Mei 2019.
TB. Hasanuddin, 2014. Bela Negara Dan
Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kontrdiksi Wacana Wajib Militer
dalam https://kominfo. go.id / Indonesia. Penerbit; RMBOOKS, PT.
content/ detail/12008/ada-800000- Wahana Semesta Intermedia, Jakarta,
situs-penyebar-hoax-di-indonesia/0/ h.102-103.
sorotan_ media. Diakses pada tanggal
Richardus Eko Indrajit, 2019. Bela Negara
3 Januari 2019.
Di Era Digital. Disampaikan pada Focus
H t t p s : / / n a s i o n a l . k o m p a s . c o m/ Group Discussion Kajian Wantimpres
read/2018/03/15/06475551/bin-60- pada tanggal 22 Mei 2019.
persen-konten-media-sosial-adalah-
Arismunandar, 2019. Meningkatkan
informasi-hoaks. Diakses pada tanggal
Kesadaran Bela Negara Di Era
3 Januari 2019.
Digital Untuk Memperkokoh NKRI.
Timbul Siahaan, 2019. “Program Bela Direktur Jenderal Pembelajaran dan
Negara Dibagi Tiga Kategori, Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Ini Penjelasannya”, dalam Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi.
h t t p s:/ / n a sio n a l.k o m p a s.c o m / Disampaikan pada Focus Group
read/2015/10/19/10263901 /Program. Discussion Kajian Wantimpres pada
Bela.Negara.Dibagi.Tiga.Kategori.Ini. tanggal 09 Mei 2019.
Penjelasannya. Penulis : Abba Gabrillin.
Richardus Eko Indrajit, 2019. Bela Negara
Diakses pada tanggal 23 Mei 2019.
Di Era Digital. Disampaikan pada Focus
Bondan Tiara Sofyan, 2019. Meningkatkan Group Discussion Kajian Wantimpres
Kesadaran Bela Negara Di Era Digital pada tanggal 22 Mei 2019.
Untuk Memperkokoh NKRI. Disampaikan
Ngatawi Al Zastrouw, 2019. Bela Negara
pada Focus Group Discussion Kajian
Di Era Digital, Strategi Memperkuat
Wantimpres pada tanggal 9 Mei 2019.
Semangat Kebangsaan Generasi
H. Warlin, 2014. Revitalisasi Nilai-nilai Milenial. Disampaikan pada Focus
Kesadaran Bela Negara Bagi Generasi Group Discussion Kajian Wantimpres
Muda Guna Meningkatkan Nasionalisme pada tanggal 09 Mei 2019.
Dalam Rangka Ketahanan Nasional.
Kertas Karya Perorangan PPRAAngkatan
LI Lemhannas RI, h. 39.

33 | Volume 8 No 1

Anda mungkin juga menyukai