Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEWARGANEGARAAN

ARTIKEL ESSAY DENGAN TEMA


“PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN”

DISUSUN

SRI RAHAYU Y. HAMANI


NIM : 511421015
KELAS :B

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAN NEGERI GORONTALO
TAHUN 2021
Pudarnya Rasa Nasionalisme dan Patriotisme Generasi Muda di Era Globalisasi

Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan


tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Nasionalisme
dalam pengertian ini adalah perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air
dan tidak memandang rendah bangsa lain. Sedangkan Patriotisme adalah sikap yang
berani, pantang menyerah, dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme
berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa
pahlawan, atau "heroism" dan "patriotism" dalam bahasa Inggris.
Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara
karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan
hal itu, generasi muda dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga
keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia.
Patriotisme juga sangat penting, karena patriotisme adalah sikap rela mengorbankan
tenaga, harta benda, dan yang lainnya demi bangsa Indonesia. Dengan sikap
patriotisme, bangsa Indonesia dapat menjadi Negara yang kuat dan tidak mudah untuk
ditaklukan.
Bangsa Indonesia lahir sebagai negara yang merdeka dengan cara yang heroik
dengan merebut kemerdekaan dari para penjajah, para pemuda pada zaman
kolonialisme bersusah payah dengan mempertaruhkan nyawa. Mereka rela berkorban
apa saja demi membebaskan negeri ini dari kekuasaan penjajah. Hal ini dilakukan oleh
mereka dengan penuh rasa nasionalisme dan patriotisme tinggi dan mencapai
puncaknya pada Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928.
Seiring dengan perkembangan zaman, rasa nasionalisme dan patriotisme itu
mulai memudar. contoh sederhana dapat kita lihat dalam kehidupan sehari - hari para
generasi muda, seperti pada saat pelaksanaan upacara bendera setiap hari senin, dapat
dilihat masih banyak yang tidak memaknai arti dari upacara itu sendiri, karena mereka
sibuk dengan kepentingannya masing-masing, sehingga mereka tidak mengikuti dengan
khidmad pelaksanaan upacara bendera tersebut. Contoh lainnya adalah upacara nasional
hanya dimaknai sebagai seremonial dan hiburan saja tanpa diiringi nasionalisme dan
patriotisme.

1
Perlu kita sadari bahwa fungsi pendidikan sangat berperan penting dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme generasi muda. Pembiasaan bangga
sebagai bangsa Indonesia yang berbhineka tunggal ika dengan keelokan negeri dengan
segala kekayaan dan pesonanya, merupakan langkah untuk menumbuhkan rasa
nasionalisme. Sejak dini kita perkenalkan pada generasi muda kita, produk negeri kita,
bahasa kebangsaan, bendera negara dan perjuangan para pahlawan kita untuk udara
merdeka yang kita hirup sekarang.
Penyebab Memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan generasi
muda disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama memudarnya rasa nasionalisme
dan patriotisme generasi harapan bangsa ini, disebabkan oleh contoh yang salah dan
kurang mendidik yang diperlihatkan oleh generasi tua atau kaum tua, yang cenderung
mementingkan kepentingan pribadi dan golongan dari pada kepentingan bangsa dan
negara. Kaum tua ini juga kerap memperlihatkan contoh sikap tidak disiplin dan rasa
tanggung-jawab terhadap lingkungan negaranya. Contoh kecil saja ketika tawuran antar
kampung yang kerap dilakukan oleh orang-orang dewasa, ketika bendera merah putih
dinaikan jarang sekali kita melihat masyarakat yang berhenti untuk memberikan
penghormatan.
Faktor internal lainnya penyebab pudarnya nasionalisme dan patriotisme
antara lain Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda,
sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-
kasus korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para
pejabat Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan.
Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa,
telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme.
Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan,
membuat para generasi muda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia. Selain itu
timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya,
membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya dari pada persatuan
bangsa. Sedangkan faktor eksternal pudarnya nasionalisme dan patriotisme adalah
Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral generasi muda. Mereka lebih
memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri. Di

2
zaman sekarang ini para generasi muda lebih tertarik dengan kebudayaan orang luar
terutama kebudayaan korea selatan. mereka lebih menyukai penyanyi-penyanyi dan
musik musik korea selatan atau yang kita kenal dengan korean pop (kpop). bahkan
terkadang mereka lebih membela artis kpop dan selalu membanding bandingkan
mereka dengan para artis atau penyanyi dari Indonesia. bahkan saking terobsesinya
dengan kpop mereka meniru semua yang ada pada diri idolnya mulai dari cara
berpakaian, bahasa yang di gunakan hinga cara makanpun mereka ikuti. selain itu
Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat seperti sikap individualisme
yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa.saat ini banyak budaya dan paham
barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa
Indonesia menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi
jati diri bangsa.
Dengan memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme dapat mengancam
dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan
menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Bangsa Indonesia
saat ini bukan dijajah dalam bentuk fisik, namun dijajah secara mental dan ideology.
Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menumbuhkan kembali nasionalisme dan
patriotisme di kalangan pemuda. Dalam hal ini peran keluarga, pendidikan, dan
pemerintah sangat diperlukan. Dalam keluarga tanamkan rasa cinta kepada bangsa
dengan memberikan tauladan kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya sejak
dini.
Di lingkungan pendidikan berikan pelajar kita pendidikan kewarganegaraan,
pendidikan pancasila, pendidikan moral dan etika sehingga mereka tidak mudah
menyerap nilai-nilai negatif, laksanakan upacara dengan khidmad disekolah.
Pemerintah menggalakan berbagai kegiatan yang dapat menumbuhkan pemahaman dan
kecintaan terhadap bangsa dan negaranya seperti seminar, pameran kebudayaan atau
pergelaran seni, atau pemerintah mewajibkan pemakaian songket sebagai warisan
budaya dan yang terpenting pemerintah mendengarkan aspirasi gernerasi muda untuk
Indonesia lebih baik.
Kita jangan hanya menuntut hak kita sebagai warga negara tetapi seharusnya
kita melakukan sesuatu yang positif untuk mengharumkan nama negara Indonesia. Saya
yakin apabila semua rakyat khususnya pemuda memiliki rasa nasionalisme dan

3
patriotisme bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat dan tidak mudah
terpengaruh dengan hal negatif apapun. Sehingga semangat Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 dapat benar-benar tertanam dalam diri pemuda Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai