Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amanda Naurah Masyithah

Nama Oasis : Nutrition

LACTOSE INTOLERANT

Susu adalah sumber nutrisi yang sangat mendasar dalam memenuhi


kebutuhan sehari hari. Tidak semua orang dapat mencerna susu dengan baik
terutama mencerna laktosa karena dibutuhkan produksi laktase yang mencukupi.
Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari gabungan 2 monosakrida yaitu
glukosa dan galaktosa. Laktosa yang terdapat pada susu, perlu dihidrolisa menjadi
glukosa dan galaktosa terlebih dahulu supaya bisa diserap oleh dinding usus dan
memasuki peredaran darah. Intoleransi laktosa didefinisikan sebagai sindrome
klinis defisiensi laktase yang ditandai dengan gejala kembung, nyeri perut,
flatuen, muntah, kemerahan pada anus dan diare. Dimana laktosa tidak bisa
tercerna dengan baik karena adanya defisiensi enzim laktase. Hampir semua
laktosa yang masuk usus halus dihidrolisis (dipecah) menjadi glukosa dan
galaktosa oleh enzim laktase yang terdapat pada mikrovili epitel usus halus. Hasil
hidrolisis akan diserap dan masuk ke dalam aliran darah sebagai nutrisi. Pada
diare (terutama akibat rotavirus) terjadi kerusakan mikrofili sehingga enzim
laktase terganggu dan berkurang.

Defisiensi enzim laktase dapat terjadi pada individu dengan kadar enzim
lactase yang lebih rendah. Hal ini mengakibatkan kegagalan menghidrolisis
laktosa menjadi komponen glukosa dan galaktosa yang dapat diserap. Ada empat
penyebab utama defisiensi laktase.
1. Intoleransi Laktosa Primer
Intoleransi laktosa primer disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari
orang tua. Kondisi ini terjadi ketika produksi laktase menurun seiring
bertambahnya usia.
2. Intoleransi Laktosa Sekunder
Intoleransi laktosa sekunder terjadi akibat penurunan produksi laktase yang
disebabkan oleh penyakit Celiac, penyakit Crohn dan lainnya.
3. Intoleransi Laktosa dalam Masa Perkembangan
Intoleransi laktosa jenis ini terjadi akibat belum sempurnanya perkembangan usus
bayi saat dilahirkan. Biasanya, kondisi ini terjadi pada bayi dengan kelahiran
prematur.
4. Intoleransi Laktosa Bawaan
Intoleransi laktosa bawaan disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dari
kedua orang tua. Intoleransi laktosa jenis ini sangat jarang terjadi.
Intoleransi laktosa ditandai dengan berbagai gejala. Gejala tersebut
meliputi, sering buang angin, perut kembung, nyeri perut, diare, perut berbunyi
“krucuk-krucuk” (borborygmi) serta mual dan muntah. Tiap penderita intoleransi
laktosa dapat mengalami gejala yang berbeda-beda. Tingkat keparahan gejalanya
juga tergantung pada seberapa banyak laktosa yang dikonsumsi.

Apabila terjadi defisiensi laktase baik primer maupun sekunder, laktosa


tidak bisa dipecah menjadi bentuk yang bisa diserap, sehingga laktosa akan
menumpuk. Laktosa merupakan sumber energi yang baik untuk mikroorganisme
di kolon, dimana laktosa akan difermentasi oleh mikroorganisme tersebut dan
menghasilkan asam laktat, gas methan (CH4) dan hidrogen (H2). Gas yang
diproduksi tersebut memberikan perasaan tidak nyaman dan distensi usus dan
flatulensia. Asam laktat yang diproduksi oleh mikroorganisme tersebut aktif
secara osmotik dan menarik air ke lumen usus, demikian juga laktosa yang tidak
tercerna juga menarik air sehingga menyebabkan diare. Bila cukup berat, produksi
gas dan adanya diare tadi akan menghambat penyerapan nutrisi lainnya seperti
protein dan lemak.

Daftar Pustaka
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 2022. In Toleran
Laktosa. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1604/in-toleran-laktosa
Diakses 18 Agustus 2023. Jam 20.47.
Srinivasan R, Minocha A. Kapan mencurigai intoleransi laktosa. Gejala, etnis,
dan petunjuk laboratorium. Pascasarjana Med. 1998 September; 104 (3):109-11,
115-6, 122-3.
Dr. Sherly Intanwati. 2012. Intoleransi laktosa.
http://aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/intoleransi-laktosa-dr.sherly.pdf
Diakses pada 18 Agustus 2023. Jam 21.52.
Gede Ardi Saputra. 2019. Intoleransi Laktosa : Variasi Pemeriksaan Penunjang
dan Tatalaksana.
https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/2260/0 Diakses
pada 18 Agustus 2023. Jam 22.43.
Dr. Badriul Hegar, PhD. SpA(K). 2012. Intoleransi Laktosa.
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/intoleransi-laktosa Diakses
pada 18 Agustus 2023. Jam 23.12,

Anda mungkin juga menyukai