Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Pengertian Laboratorium Kualitas Air dan Pengolahan Limbah
Ilmu kualitas air dan pengolahan limbah merupakan ilmu eksakta yang
memerlukan penerapan ilmu dalam bentuk eksperimen di laboratorium, oleh karena itu
Universitas Brawijaya telah menyediakan Gedung khusus untuk laboratorium tersebut.
Laboratorium Kualitas Air dan Pengolahan Limbah adalah laboratorium yang bergerak
dibidang pengujian kualitas air serta melakukan riset dan inovasi dalam mengolahan
limbah baik limbah organik, anorganik maupun limbah B3. Laboratorium Kualitas Air
dan Pengolahan Limbah merupakan laboratorium yang dikembangkan dari Laboratorium
Teknik Sumber daya Air dan Lingkungan (TSAL).

1.1.2 Fungsi Laboratorium Kualitas Air dan Pengolahan Limbah


Laboratorium Kualitas Air dan Pengolahan Limbah memiliki beberapa fungsi
untuk perkembangan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa, pertama sebagai tempat
melaksanakan praktikum mata kuliah yang berakaitan dengan kualitas air dan pengolahan
limbah. Kedua ialah menjadi tempat melaksanakan penelitian tugas akhir yang berkaitan
dengan kualitas air dan pengolahan limbah. Ketiga adalah sebagai tempat melakukan riset
dan inovasi teknologi berbasis pengolahan limbah organik, anorganik, dan limbah B3.
Dan fungsi lainnya adalah menjadi tempat melakukan pengujian dan analisa kualitas air.

1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis alat di Laboratorium Kualitas Air dan
Pengolahan Limbah dan fungsinya.
b. Mahasiswa mampu memahami prinsip dan cara kerja alat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DR 900 Calorimeter
Colorimeter adalah detektor yang digunakan untuk menentukan konsentrasi dengan
analisis intensitas cahaya yang diteruskan oleh larutan. Detektor memiliki kemampuan untuk
mengukur absoransi sampel dengan range 0,05 sampai dengan 1,0. Detektor dilengkapi
sumber cahaya dengan empat panjang gelombang. Panjang gelombang cahaya yang
digunakan adalah 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm. Detektor colorimeter bekerja
berdasarkan Hukum Beer-Lambert. Sinar datang dengan panjang gelombang λ memiliki
intensitas I0, setelah melewati molekul penyerap maka intensitasnya menjadi I. Intensitas
cahaya berkurang menunjukkan adanya cahaya yang diserap oleh molekul penyerap (Kahar
dkk., 2019).
Alat ini berfungsi sebagai mengukur nilai RGB, CMYK, LAB dan HSL pada suatu hasil
cetakan. Alat ini biasa di pakai untuk kebutuhan pengontrolan proses produksi percetakan
dalam menciptakan hasil yang berkualitas dan terukur sesuai standar yang ada (Cahyadi dkk.,
2019). Colorimeter berfungsi untuk mengukur perubahan warna yang terjadi antara sebelum
dan sesudah pengaplikasian suatu bahan pada sebuah obyek. Cara kerja alat colorimeter yaitu
mempresentasikan nilai warna dari nilai L, a dan b. L (lightness) memiliki nilai 0 – 100
dengan nilai 0 adalah warna hitam dan nilai 100 adalah warna putih, a menunjukkan warna
merah/hijau, dimana nilai +a adalah warna merah dan –a adalah hijau, b menunjukkan warna
kuning/biru, dimana nilai +b adalah warna kuning dan –b adalah warna biru. Total perubahan
warna yang terjadi dinotasikan dengan ΔE, apabila nilai ΔE di bawah nilai 4 artinya tidak
terjadi perubahan warna secara visual (Ekarini dkk., 2020). Cara kerja alat ini dalam
menentukan warna berdasarkan komponen warna biru, merah dan hijau dari cahaya yang
terserap oleh obyek atau sampel (Widiantoro dkk., 2019).

(Sumber: Mannier dan Yoon, 2022)

2.2 BOD Sensor


Kebutuhan oksigen biologis (Biological Oxygen Demand) dan kebutuhan oksigen
kimiawi (Chemical Oxygen Demand) merupakan parameter kimia yang berfungsi untuk
mengetahui kualitas perairan. Kandungan BOD yang tinggi menandakan minimnya oksigen
terlarut yang terdapat di dalam perairan (Daroini dan Arisandi, 2020). BOD sensor berfungsi
untuk menilai jumlah zat organik yang terlarut serta menunjukkan jumlah oksigen yang
diperlukan oleh aktifitas mikroorganisme dalam menguraikan zat organik secara biologis di
dalam limbah cair. Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik terlarut yang
tinggi (Mahardika, 2021).
Cara kerja pengukuran BOD cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen
terlarut awal (DOi) dari sampel pada awal pengambilan sampel, kemudian mengukur
kandungan oksigen terlarut kembali setelah sampel diinkubasi selama 5 hari pada kondisi
gelap dan suhu tetap yang sering disebut dengan DO5. Selisih DOi dan DO5 (DOi - DO5)
merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L). Pengukuran
oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode Winkler, iodometri) atau
dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang dilengkapi dengan probe khusus

(Arif, 2018).
(Sumber: Siregar dkk., 2023)
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, T., Susanto, A., & Riyono, D., 2019, ‘Pengendalian Mutu Cetak Kemasan dengan
Sistem Alur Produksi Terintegrasi pada Pracetak’, Kreator, Vol. 6, No. 1, pp. 62-83.
Ekarini, F. D., Wahyuni, S., Suryanto, R. K., & Junaedi, R., 2020, ‘Atsiri Sereh Wangi
Sebagai Bahan Insektisida Pada Arsip Kertas’, Borobudur, Vol. 14, No. 2, pp. 77-92.
Kahar, P., 2019, ‘Studi Awal Rancangan Alat Colorimeter Menggunakan Sensor OPT101
untuk Menentukan Serapan Ekstrak Pewarna Alami Berbasis Mikrokontroler
Arduino’, Pillar of Physics, Vol. 12, No. 1, pp. 1-7.
Mannier, C., & Yoon, J. Y., 2022, ‘Progression of LAMP as a result of the COVID-19
pandemic: is PCR finally rivaled?’, Biosensors, Vol. 12, No. 7, pp. 492.
Mardika, A. S. 2021, ‘Sistem Monitoring dan Kendali Parameter Limbah Cair Industri Tahu
Sebagai Larutan Hidroponik Berbasis Internet Of Things (Iot)’, Skripsi, Universitas
Komputer Indonesia, Bandung.
Santoso, A. D. 2018, ‘Keragaan Nilai DO, BOD dan COD di Danau Bekas Tambang Batu
bara’, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 19, No. 1, pp. 89-96.
Siregar, M. A., Damanik, W. S., Lubis, S., Nasutioon, A. R., & Arif, A. 2023, ‘Penerapan
Teknologi Skimming dan Bioremediation pada Instalasi Pengelolaan Air Limbah di
PT. Waruna Shipyard Indonesia’, Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. 4,
No. 3, pp. 649-658.
Widiantoro, S. Y., Pratama, Y., & Susanti, S., 2019, ‘Pengaruh Substitusi Kacang Tanah
dengan Biji Ketapang (Terminalia cattapa) Terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik
Selai Kacang’, Jurnal Teknologi Pangan, Vol. 3, No. 1, pp. 147-151.

Anda mungkin juga menyukai