Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/349160105

Simulasi Inventarisasi Herpetofauna dengan Metode Visual Encounter Survey


(VES) di sekitar FPIK, Kampus IPB Dramaga

Article · December 2017

CITATIONS READS

0 1,749

5 authors, including:

Rosalina F S Tsamarah Nada Saninah


Bogor Agricultural University Bogor Agricultural University
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    4 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Ditro Wibisono Wardi Parikesit Amalia Novita Putri


Bogor Agricultural University Bogor Agricultural University
9 PUBLICATIONS   1 CITATION    7 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

One Health View project

Urban forest development at landside of Hang Nadim Batam Airport based on the microclimate and noise study View project

All content following this page was uploaded by Amalia Novita Putri on 10 February 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


INVENTARISASI HERPETOFAUNA DENGAN METODE VISUAL ENCOUNTER SURVEY DI
SEKITAR FPIK, KAMPUS IPB DRAMAGA

Oleh :
Rosalina (E34140107) , Muhammad Ilham A (E34150021), Tsamarah Nada S1) (E34150058), Ditro
1) 1)

Wibisono1) (E34150075) Amalia Novita Putri1) (E34150079)


1)
Mahasiswa Program Sarjana Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK
Herpetofauna merupakan kelompok satwa yang merupakan salah satu jenis potensi keanekaragaman
hayati hewani, terdiri atas kelas Amfibi dan Reptil. Kelompok ini kurang dikenal dan jarang diketahui.
Kampus biodiversitas di Institut Pertaniaan Bogor merupakan habitat dan vegetasi yang baik bagi satwa salah
satunya herpetofauna. Inventarisasi satwa liar sangat penting untuk dilakukan guna mengetahui potensi serta
strategi pengelolaan yang baik dan tepat dalam mengelola satwa liar dengan memperhatikan aspek kelestarian,
kuantitas dan kualitas habitat, melakukan perbaikan ruang hidup guna meningkatkan daya dukung areal, dan
aspek ekonomi dari satwa tersebut. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode Survey
Penjumpaan Visual (Visual Encounter Survey). Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui berbagai
macam jenis ampibi dan reptil yang ada di sekitar kolam FPIK IPB. Indeks dominansi pada setiap spesies
sebesar 25% dengan peluang perjumpaan pada masing-masing spesies sebesar 0,25. Hal ini menunjukan
bahwa setiap spesies yang ditemukan merupakan jenis dominan yang ditemukan di tempat pengamatan karena
nilai indeks dominansi ≥ 5%.Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai untuk indeks kekayaan Margalef (Dmg)
sebesar 2,16, kekayaan spesies di lokasi pengamatan sangat rendah karena kurang dari 3,5.

Kata kunci : amfibi, reptile, VES

PENDAHULUAN berbeda. Ketika menetas hidup di air dan bernafas


dengan insang, kemudian saat dewasa hidup di
Herpetofauna merupakan kelompok satwa darat dan bernafas dengan paru-paru (Pough et al
yang terdiri atas kelas Amfibi dan Reptil. 1998). Secara ekologis, amfibi berperan sebagai
Kelompok ini merupakan salah satu jenis potensi pemangsa konsumen primer seperti serangga atau
keanekaragaman hayati hewani yang kurang hewan invertebrata lainnya (Iskandar 1998) serta
dikenal dan jarang diketahui. Herpetofauna merupakan kelompok binatang yang sangat peka
seringkali dianggap mengganggu, menjijikkan, terhadap perubahan lingkungan seperti
menakutkan bahkan berbahaya sehingga minat pencemaran air, pengrusakan habitat asli,
terhadap herpetofauna lebih rendah dibandingkan introduksi spesies eksotik, penyakit, dan parasit
dengan satwa lain seperti mamalia, burung atau serta perubahan iklim (Stebbins et al 1997).
ikan (Qurniawan et al 2012). Herpetofauna sendiri Sedangkan reptil merupakan kelompok hewan
memiliki peranan penting dalam ekosistem, yaitu ectothermic, yaitu hewan yang suhu tubuhnya
secara ekologi maupun ekonomi antaralain yaitu sangat tergantung pada suhu lingkungan di
peran penting dalam ekosistem dan merupakan sekitarnya (Ario 2010). Karena itu reptil sering
bioindikator lingkungan, merupakan predator hama dijumpai berjemur di daerah terbuka, khususnya
dan serangga yang merugikan manusia (Duelman pada pagi hari (Halliday et al 2000). Selain itu,
et al 1976), merupakan salah satu hewan eksotik reptil pun merupakan vertebrata yang bersisik,
dan komoditas ekspor (Kusrini et al 2006). fertilisasi internal, telur bercangkang, dan kulit
Amfibi adalah vertebrata yang memiliki tertutup sisik. Kulit yang ditutupi sisik akan
dua fase kehidupan pada dua lingkungan yang meminimalkan kehilangan cairan tubuh, sehingga
reptil dapat bertahan di lingkungan darat yang Metode
kering. Metode yang digunakan dalam penelitian
Institut Pertanian Bogor merupakan ini adalah Survey Penjumpaan Visual (Visual
kampus biodiversitas dengan keanekaragaman Encounter Survey) (Heyer 1994). Alasan pemilihan
flora dan faunanya yang sangat beragam. Kampus metode VES adalah agar herpetofauna lebih cepat
bidoversitas ini merupakan salah satu habitat bagi ditemukan karena dilakukan pencarian secara aktif.
beranekaragam jenis satwa yang ada, hal ini Metode ini dilakukan dengan cara menyusuri
dikarenakan kondisinya yang masih cukup baik. berbagai badan air dan mendata jenis yang
Adanya habitat dan vegetasi yang baik, menjadikan ditemukan serta keadaan daerah tempat jenis
kampus ini kaya akan berbagai jenis satwaliar dan tersebut ditemukan. Susanto (2006) menyatakan
salah satunya herpetofauna. Oleh karena itu, perlu bahwa metode ini cocok untuk digunakan mendata
sekali dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis dan mikrohabitat amfibi. Akan tetapi, data
populasi herpetofauna (ampibi dan reptil) di yang didapatkan tidak dapat mencerminkan
kampus IPB. keadaan populasi seperti kepadatan.
Studi populasi merupakan salah satu
langkah awal yang perlu dilakukan untuk Analisis Data
melestarikan berbagai jenis ampibi dan reptil yang Data yang diambil dari pengamatan ini
ada. Pendataan ini dapat dilakukan dengan yaitu berupa keanekaragman, kemerataan,
inventarisasi satwa liar. Inventarisasi satwa liar kekayaan jenis, kelimpahan jenis relatif, dan
sangat penting untuk dilakukan guna mengetahui peluang perjumpaan.
potensi serta strategi pengelolaan yang baik dan
tepat dalam mengelola satwa liar dengan Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H′)
memperhatikan aspek kelestarian, kuantitas dan
kualitas habitat, melakukan perbaikan ruang hidup 𝐻 ′ = − ∑ 𝑝𝑖 ln 𝑝𝑖 = − ∑ 1 ln 1 = 0
guna meningkatkan daya dukung areal, dan aspek
ekonomi dari satwa tersebut. Metode yang Indeks kemerataan (E)
digunakan pada praktikum ini adalah metode
Survey Penjumpaan Visual (Visual Encounter
Survey). Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk
mengetahui berbagai macam jenis ampibi dan
reptil yang ada di sekitar kolam FPIK IPB.

Indeks kekayaan Margalef (Dmg)


METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu


Pengamatan inventarisasi herpetofauna
dilakukan di sekitar kolam FPIK IPB. Pengamatan
dilakukan pada tanggal 21 Desember 2017.
pengamatan dilakukan pada pukul 19.00-21.00 Indeks Kelimpahan Jenis Relatif
WIB.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah senter, alat penangkap ular,
kamera, kantong plastik, alat tulis, tally sheet, Peluang Perjumpaan
meteran dan dry wet. individu
jam
dilakukan dengan cara menyusuri berbagai badan
air dan mendata jenis yang ditemukan serta
HASIL DAN PEMBAHASAN keadaan daerah tempat jenis tersebut ditemukan.
Hasil pengamatan yang dilakukan
Kegiatan inventarisasi satwa merupakan diperoleh 4 (empat) jenis herpetofauna yang
kegiatan untuk mengetahui kondisi populasi satwa ditemukan baik itu amfibi maupun reptil. Terdapat
termasuk habitatnya. Kegiatan ini dilakukan dua amfibi yang ditemukan diantaranya katak
dengan cara mengumpulkan data atau informasi pohon bergaris (Polypedates leucomystax) dan
mengenai satwa yang bersangkutan. Data dan kongkang kolam (Rana chalconota). Sedangkan
inventarisasi minimal yang harus dihasilkan reptil yang ditemukan adalah ular lidah api
mencakup jumlah jenis dan individu, ukuran dan (Dendrelaphis pictus) dan cicak tembok
struktur populasi serta penyebaran dan pergerakan (Cosymbotus platyurus). Berdasarkan data
.Data tersebut dapat diperoleh dengan tersebut maka dapat diketahui keanekaragman,
menggunakan beberapa metode sampling dan salah kemerataan, kekayaan jenis, kelimpahan jenis
satunya yaitu dengan metode Survey Penjumpaan relatif, dan peluang perjumpaan. Data tersebut
Visual (Visual Encounter Survey). Metode ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 dibawah ini.

Tabel 1 Hasil pengamatan pada amfibi dan Reptil


Jenis Peluang Peluang
Jumlah D(%) Jenis Reptil Jumlah D(%)
Amfibi Perjumpaan Perjumpaan

Katak
Ular lidah
pohon 1 25 0,5 1 25 0,5
api
bergaris

Kongkang Cicak
1 25 0,5 1 25 0,5
kolam tembok

Tabel 2 Rekapitulasi dengan metode Survey Penjumpaan Visual (Visual Encounter Survey)

Lokasi pengamatan H’ E Dmg

Kolam FPIK 0 0 2,16

Data yang ditunjukan pada Tabel 1 bahwa jika kepadatan suatu hewan atau tumbuhan
menunjukan indeks dominansi serta peluang di suatu daerah sangat berlimpah atau dominan, hal
perjumpaan pada setiap individu spesies yang ini mengindikasikan bahwa kondisi lingkungan
ditemukan. Diketahui bahwa indeks dominansi pada daerah tersebut sangat mendukung bagi
pada setiap spesies sebesar 25% dengan peluang kehidupan hewan tersebut, namun jika kepadatan
perjumpaan pada masing-masing spesies sebesar hewan atau tumbuhan disuatu daerah tidak
0,25. Hal ini menunjukan bahwa setiap spesies ditemukan, maka kondisi lingkungan pada daerah
yang ditemukan merupakan jenis dominan yang tersebut tidak mendukung bagi kehidupan hewan
ditemukan di tempat pengamatan karena nilai tersebut. Sedangkan menurut Alikodra (1990)
indeks dominansi ≥ 5%. dominansi yang sama bisa diakibatkan beberapa
Terdapat beberapa faktor yang faktor yang dapat mempengaruhi ukuran dan
menyebabkan indeks dominansi menjadi dominan kepadatan populasi seperti kondisi iklim,
diantaranya yang dikemukakan oleh Suin (2004) kemampuan adaptasi suatu jenis satwaliar,
interaksi antar individu maupun antar jenis dan diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa indeks
penyakit yang sesuai. Secara umum habibat amfibi keanekargaman herpetofauna di lokasi pengamatan
dan reptil terbagi menjadi 5 yakni terrestrial, kolam FPIK IPB termasuk rendah. Sedangkan
arboreal, akuatik, semi akuatik, dan fossorial. indeks kemerataan jenis (E) diperoleh
Reptil dan amfibi menghuni hampir seluruh menunjukkan bahwa kemerataan herpetofauna di
permukaan bumi, kecuali di antartika (Pough et al lokasi penyebarannya tidak merata. Hal ini
1998). dikarenakan, menurut konsep kemerataan jika nilai
Kepadatan spesies populasi di lokasi indeks yang diperoleh mendekati 1 (satu) berarti
pengamatan pada umumnya tidak pernah sama. Hal penyebarannya semakin merata. Dengan demikian
ini karenakan kelahiran dapat menambah populasi dapat dikatakan bahwa penyebaran spesies di
dan kematian mengurangi jumlah populasi, selain lokasi pengamatan tidak merata karena nilai yang
itu bertambah atau berkurangnya populasi suatu diperoleh jauh dari angka 1 (satu).
spesies juga dipengaruhi oleh predator, Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai
ketersediaan makanan dan habitat spesies tersebut untuk indeks kekayaan Margalef (Dmg) sebesar
(Suin 2004). Selain itu, pada umumnya semua 2,16. Diketahui bahwa kategori penetapan
makhluk hidup selalu berinteraksi dengan kekayaan jenis untuk indeks kekayaan Margalef
lingkungan mereka. Mattison (1992) menyatakan dibagi menjadi tiga kategori, diantaranya jika Dmg
bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi ≤ 3,5 maka kekayaan jenis rendah, jika 3,5 ≤ Dmg
hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya, ≤ 5 maka kekayaan jenis tinggi, dan jika Dmg > 5
yaitu faktor fisik (panas, cahaya matahari dan maka kekayaan jenis tinggi. Dengan demikian
kelembaban) dan faktor biologi (pemangsaan, dapat dikatakan bahwa kekayaan spesies di lokasi
suplai makanan dan kompetisi). pengamatan sangat rendah karena kurang dari 3,5.
Keanekaragaman jenis dapat dilihat dengan
menggunakan berbagai parameter diantaranya
dengan menghitung nilai indeks keanekaragaman. SIMPULAN
Indek yang dihitung meliputi indek kelimpahan
individu jenis (H’), indek kemerataan jenis (E) dan Jenis amfibi dan reptile yang ditemukan di sekitar
dan Indeks kekayaan Margalef (Dmg). Pernyataan kolam FPIK yaitu Katak Pohon Bergaris,
ini didukung dengan pendapat Darmawan (2006) Kongkang Kolam, Ular Lidah Api dan Cicak
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara Tembok.
keanekaragaman dengan keseimbangan jenis
dalam satu komunitas.
Penghitungan hanya dilakukan terhadap DAFTAR PUSTAKA
jenis-jenis yang ditemukan di dalam jalur
pengamatan yaitu di Kolam FPIK IPB. Data Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwaliar. Bogor
mengenai indeks keanekaragaman dapat dilihat (ID): Departemen Pendidikan dan
pada Tabel 2 yang menyatakan bahwa indeks Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
keanekaragaman Shannon-Wiener (H′) dan indeks Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati.
kemerataan (E) bernilai 0 sedangkan indeks Institut Pertanian Bogor.
kekayaan margalef (Dmg) sebesar 2,16. Ario A. 2010. Panduan Lapangan Mengenal Satwa
Magurran (1988) menjelaskan bahwa nilai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
indeks keanekaragaman (H’) ini berhubungan Jakarta (ID) :Conservation International
dengan kekayaan spesies pada lokasi tertentu, akan Indonesia Perpustakaan Nasional.
tetapi dipengaruhi juga oleh distribusi kelimpahan Darmawan MP. 2006. Keanekaragaman Jenis
spesies. Berdasarkan Masson (1981) bahwa nilai Burung Pada Beberapa Tipe
H’≤ 1 termasuk keanekaragaman rendah dan nilai Habitat Di Hutan Lindung Gunung Lumut
1≤H’≤3 termasuk keanekaragaman sedang dan Kalimantan Timur [Skripsi]. Bogor (ID):
kestabilan komunitas sedang. Menurut data yang
Departemen Konservasi Sumkberdaya Hutan Jawa Barat [skripsi]. Depok (ID):
dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Departemen Biologi FMIPA, UI.
Duellman W, Trueb L. 1976. Biology of Vitt LJ, Caldwell JP. 2009. Herpetology: An
Amphibians. New York (USA): McGraw-hill Introductory Biology of Amphibians and
book Company. Reptiles. 3rd ed. California (USA)
Halliday T, Adler K. 2000. The Encyclopedia of :Elsevier, Academic Press, Inc.
Reptiles and Amphibians. New York (USA) :
Facts on File Inc.
Heyer. 1994. Measuring and Monitoring
Biological Diversity: Standard Methods for
Amphibians. Washington (USA):
Smithsonian Institution Press.
Iskandar D T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali Seri
Panduan Lapangan. Bogor (ID) : Puslitbang
LIPI.
Kusrini MD, Alford RA. 2006. Indonesia’s exports
of frogs’ legs. Traffic Bull. 21(1): 13-24.
Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its
Measurement. New Jersey (USA) :
Princeton University Press.
Mason cf. 1981. Biology Freshwater Polution 2nd
Edition. New York (USA): Longman
Scientific and Technical.
Mattison C. 2005. Encyclopedia of Reptils and
Amfibians An Essential Guide to Reptiles
and Amphibians of The World. London
(UK) : The Grange Book Plc.
Pough FH, Andrew RM, Cadle JE, Crump ML,
Savitzky AH, Wells KD. 1998.
Herpetology. New Jersey (USA): Prentice-
Hall Inc.
Putra K, Rizaldi, Djong HT. 2012. Komunitas
anura (amphibia) pada tiga tipe habitat
perairan di Kawasan Hutan Harapan Jambi.
Jurnal Biologi Universitas Andalas.
1(2):156-165.
Qurniawan TF, Addien FU, Rury E , Trijoko. 2012.
Eksplorasi keanekaragaman herpetofaunna
di Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon
Progo Yogyakarta. Jurnal Teknosains. 1(2):
78-85.
Stebbins RC, Nathan WC. 1997. A Natural History
of Amphibians. New Jersey (USA):
Princeton Univ.
Suin NM. 2004. Metode Ekologi. Padang (ID)
:Andalas University Press.
Susanto D. 2006. Struktur komunitas amfibi di
Kampus Universitas Indonesia, Depok,
Lampiran

Tabel 1 Daftar jenis herpetofauna yang ditemukan menggunakan metode VES di sekitar kolam FPIK

BERAT SVL TL
NO NAMA WAKTU SUBSTRAT AKTIVITAS X(m) Y(m) (gr) (cm) (cm)
Kongkang
1 19.30 Tembok Diam 0.5 0.3 3.5
kolam
2 Cicak rumah 20.15 Tembok Diam 0.5 1 10 6
3 Lidah Api 20.30 Pohon Diam 1 2 100 67
Katak pohon Batang daun
4 21.13 Diam 0.5 0.3 8.5
bergaris talas

Pengolahan data

1. Dominansi
𝑛𝑖
𝐷= 𝑥 100% = 25%
𝑁
2. Indeks kekayaan jenis
𝑆−1 4−1
𝐷𝑚𝑔 = = = 2,16
ln( 𝑁) ln( 4)
3. Indeks keanekaragaman
𝐻 ′ = − ∑ 𝑝𝑖 ln 𝑝𝑖 = − ∑ 1 ln 1 = 0
4. Indeks kemeraraan
𝐻′
𝐸 = ln(𝑆) = 0
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1 Katak pohon hijau

Gambar 2 Ular lidah api

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai