Anda di halaman 1dari 53

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

LAPORAN MAGANG INDUSTRI DI PT. IMIP

(INDONESIA MOROWALI INDUSTRI PARK)

DIVISI OPERASIONAL BOILER

PT. TSINGSHAN STEEL INDONESIA (TSI)

Oleh :

SYAHRIL KARIM MOHA


F 331 18 117

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2023

1
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek dengan judul “(DIVISI OPERASIONAL BOILER


DEPARTEMEN POWER PLANT PT TSI)”
Telah disusun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah
Kerja Praktek Prongram Studi S1 Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin
Universitas Tadulako.

Oleh

SYAHRIL KARIM MOHA


F 331 18 117

Menyetujui,

Koordinator program S1 Teknik Mesin Dosen Pembimbing

DR, Sri Chandrabakty, ST.M.Eng Ir. Muchsin, ST., MT.


NIP:19701206 199702 1 001 NIP: 19780512 200812 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Dr. Ir. Khairil Anwar, ST., MT.


NIP.19800515 200312 1 001

2
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil „Aalamin, puji dan sykur kehadirat Allah


subhanahu wa Ta‟ala yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek di
PT TSINGSHAN STEEL INDONESIA (TSI). Dengan Pelaksanaan kegiatan
magang berlangsung dari 27 Februari hingga 18 Agustus 2023. Adapun
kegiatan kerja praktek ini merupakan wadah bagi penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama perkuliahan. Selain itu,
melalui kegiatan ini penulis dapat mempelajari secara langsung
permasalahan yang mungkin terjadi pada dunia industri khususnya yang
berhubungan dengan keilmuan di bidang Teknik Mesin.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih


kepada pihak-pihak yang telah terlibat mulai dari proses pelaksanaan
hingga penyusunan laporan magang. Berkat bantuan, dukungan, dan
bimbingan yang diberikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan kegiatan
magang serta laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Pihak-pihak
tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rektor Universitas Tadulako.

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Tadulako.

3. Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako.

4. Koordinator Program Studi S1 Teknik Mesin Fakultas Teknik


Universitas Tadulako.

5. Orang tua yang selalu setia tulus dan ikhlas mendoakan saya, serta
memberikan dorongan semangat dan motivasi baik berupa moral
maupun materi.

3
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

6. Bapak Hilman Jaya selaku pembimbing industri yang telah


memberikan bimbingan serta ilmunya selama pelaksanaan magang.

7. Bapak Fajar selaku pembimbing lapangan di PT. Tsingshan Steel


Indonesia (TSI), yang telah memberikan bimbingan serta ilmunya
selama pelaksanaan magang.

8. Seluruh karyawan dan staff di PT. Tsingshan Steel Indonesia (TSI)


yang telah membantu dan membimbing penulis selama pelaksanaan
magang.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi ganjaran yang


setimpal atas segala jasa yang diberikan kepada penulis dan semoga
laporan magang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan
khususnya bagi penulis pribadi. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan laporan ini.

Palu, 25 Agustus 2023

SYAHRIL KARIM MOHA


F 331 18 117

4
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................1


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................3
DAFTAR ISI ....................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………
1.2. Tujuan Magang………………………………………………………..
1.2.1. Tujuan Umum……………………………………..
1.2.2. Tujuan Khusus……………………………………..
1.3. Tempat Dan Waktu……………………………………..

BAB II PROFIL PERUSAHAAN


2.1. Sejarah Singkat……………………………………..
2.1.1. PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)………
2.1.2. PT. Tsingshan Steel Indonesia (TSI)………..
2.2. Visi Dan Misi……………………………………..
2.3. Tujuan Perusahaan……………………………………..
2.4. Struktur Organisasi……………………………………..
2.5. Aspek Manajemen……………………………………..
2.5.1. Aspek Produksi……...
2.5.2. Aspek SDM…… …..

BAB III KAJIAN TEORITIS


3.1. Kajian Pustaka……………………………
3.1.1. Boiler………………………………
3.1.2. Proses Kerja Boiler……………
3.1.3. Bagian-Bagian Boiler…………
3.1.4. Jenis-Jenis Boiler………………

5
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

BAB IV AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG


4.1. Lokasi Unit/Penempatan KP……………………………………..
4.2. Lingkup Penugasan……………………………………..
4.3. Rencana Dan Penjadwalan Kerja……………………………………..
4.4. Realisasi Kegiatan Magang……………………………………..
4.5. Relevansi Teori Dan Praktik……………………………………..
4.6. Permasalahan Khusus……………………………………..
4.7. Penyelesaian/Rekomendasi……………………………………..

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan……………………………………..
5.2. Saran……………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................


LAMPIRAN 1. NILAI DARI PERUSAHAAN……...................................

LAMPIRAN 2. LOGBOOK/KEGIATAN MAGANG ................................


LAMPIRAN 3. DOKUMENTASI...........................................................
LAMPIRAN 4. SURAT KETERANGAN MAGANG/SERTIFIKAT DARI
PERUSAHAAN ..................................................................................

6
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi menuntut kebutuhan akan kemampuan dan


profesionalisme sehingga diperlukan adanya industri yang maju dengan
tenaga kerja yang handal di bidangnya masing-masing untuk bersaing
mengikuti perkembangan zaman yang dinamis dan canggih. Selain
mendapatkan teori di bangku pendidikan formal diperlukan juga
pengalaman kerja di lapangan untuk menunjang kebutuhan industrialisasi.
Pemahaman terhadap praktek lapangan sangat diperlukan bagi
lulusanlulusan pendidikan formal salah satunya lulusan teknik mesin dalam
menghadapi tantangan dunia kerja. Oleh karena itu prodi teknik mesin
fakultas teknik Universitas tadulako telah menyediakan sarana dan
prasarana penunjang pendidikan, namun sarana dan prasarana tersebut
hanya menunjang aspek keahlian secara teori saja. Salah satu cara untuk
meningkatkan pemahaman dan menambah pengalaman kerja yang
berkaitan dengan bidang studi yang telah dipelajari adalah melalui program
magang.
Melalui magang mahasiswa dapat mempelajari serta mendapatkan
gambaran yang jelas dan nyata mengenai berbagai masalah di lapangan.
Kegiatan magang ini dilakukan pada Tahap Sarjana dengan waktu selama
6 bulan. Dengan pelaksanaan magang ini, mahasiswa diharapkan dapat
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari lapangan yang dapat
digunakan sebagai persiapan dalam memasuki dunia kerja sehingga
mampu menjadi sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan
era globalisasi dan mempunyai kualitas untuk bersaing di pasar bebas.
Kegiatan magang kerja ini dilakanakan di PT. Tsingshan Steel
Indonesia, Departemen Power Plant, Divisi Operasional Boiler. Pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU) adalah suatu pembangkit listrik dihasilkan oleh
generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap

7
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

hasil dari penguapan air yang dipanaskan oleh bahan bakar didalam ruang
bakar (boiler).
Energi sangat dibutuhkan untuk kehidupan manusia, salah satu
energi yang diperlukan untuk menunjang kehidupan manusia yaitu energi
listrik. Energi listrik diperlukan manusia untuk berbagai keperluan baik itu
untuk kepentinganrumah tangga, industri, dan prasarana lainnya. Energi
listrik yang besar serta penggunaannya yang terus menerus tidak dapat
tersedia secara alami. Oleh sebab itu dibutuhkan pembangkit listrik yang
handal. Energi listrik tidak tersedia secara alami di alam sehingga
dibutuhkan alat untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi energi
listrik, yang dikenal sebagai pembangkit listrik. Terdapat banyak jenis
pembangkit listrik di Indonesia, diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga
Uap, Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
dan masih banyak jenis lainnya. Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan
salah satu jenis pembangkit listrik utama di Indonesia.
Prinsip kerja dari PLTU adalah panas dari hasil pembakaran batubara
digunakan untuk mengubah air menjadi uap kemudian uap tersebut
digunakan untuk memutar turbin yang seporos dengan generator sehingga
generator menghasilkan listrik. Untuk memeproduksi listrik dengan tenaga
uap adalah dengan mengambil energi panas yang terkandung dalam bahan
bakar, untuk memproduksi uap kemudian di pindahkan kedalam turbin dan
turbin tersebut merubah energi panas menjadi energi mekanis dalam
bentuk gerak putar. Kemudian karena poros Turbin dan poros generator
dikopel maka generator akan berputar sehingga bisa menghasilkan listrik.
Dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap ada 4 komponen utama yaitu Boiler,
Turbin, Condensor, dan Pompa.
Peralatan pendukung misalnya pompa pelumas, pompa air
pendingin, sistem pendingin generator, dll. Peralatan utama maupun
pendukung tersebut jika digunakan terus-menerus maka akan berkurang
keandalannya maupun umur pemakaiannya, hal itu berkaitan langsung
dengan efisiensi sebuah pembangkit.

8
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

Divisi operasional boiler memiliki fungsi dalam pengoperasian boiler


dan melakukan inpeksi pada area boiler. Dalam pengoperasian boiler divisi
ini bertugas mengotrol agar boiler beroperasi pada standar yang telah di
tentukan dan secara bergantian dalam melakukan inspeksi. Inspeksi yang
dilakukan antara lain pengecekan temperatur, getaran dan kebocoran pada
peralatan boiler.

1.2. Tujuan Magang

1.2.1. Tujuan Umum


Secara umum tujuan pelaksanaan magang/kerja praktik ini antara
lain:
a. Terciptanya hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara
dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai outputnya.
b. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan
memahami aplikasi ilmunya di dunia industri pada umumnya.
c. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di
dunia industri sekaligus mampun mengadakan pendekatan
masalah secara utuh.
d. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir kontruktif yang
lebih berwawasan bagi mahasiswa.

1.2.2. Tujuan Khusus


Secara khusus tujuan dari pelaksanaan magang/kerja praktek ini
adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai operasional dan inspeksi
kinerja boiler di pembangkit listrik tenaga uap PT Tsingshan Steel Indonesia
(TSI).

9
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

1.3. Tempat Dan Waktu

Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan di PT Tsingshan Steel


Indonesia (TSI), Departement Power Plant, Divisi Operasional Boiler
terletak di kabupaten morowali, Provinsi Sulawesi tengah. Dalam waktu
kurang lebih 6 bulan terhitung mulai tanggal 27 Februari sampai dengan 20
Agustus.

10
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat


2.1.1. PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Gambar 2.1.1 PT IMIP


Sumber:(imip.co.id 2023)

PT IMIP adalah perusahaan yang berdiri sejak tanggal 19 September


2013 dengan bentuk badan hukum perseroan terbatas (PT). Mengelola
Kawasan industry berbasis nikel yang terintegrasi dengan produk utama
berupa nikel, stainless steel, carbon steel dan industri pendukung dari coal
power plant, pabrik magang, silikon, crome, kapur, kokas, dan lainya
hingga pelabuhan samudra dan bandara. Pemegang saham PT IMIP adalah
Shanghai Decent Investment (Group) sebesar 49,69%, PT Sulawesi Mining
Investment sebesar 25% dan PT BintangDelapan Investama sebesar
25,31% dengan modal dasar US$40.000.000 atau US$40 juta.

Perusahaan ini sepenuhnya dikendalikan oleh Tsingshan Group dari


China, sebelum membangun kawasan industry IMIP Tsingshan Group telah
memiliki 3 unit produksi nikel pig iron (npi) dengan kapasitas 2 juta ton dan
3,4 juta ton Stainless Steel. Tsingshan Group merupakan perusahaan

11
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

terbesar di dunia di bidang pengolahan Nikel dan sudah menguasai


teknologi pengolahan yang lengkap dengan teknologi maju dan modern.

Sebagai kawasan industri perkembangan konstruksi Pembangunan


pabrik smelter terdiri atas beberapa tahap pembangunan, yaitu :

1. Pembangunan pabrik smelter tahap I PT. SMI dengan kapasitas


prosuksi 300.000 ton nikel pig iron pertahun telah beroperasi dan
telah di resmikan langsung oleh presiden jokowidodo pada
tanggal 29 mei 2015.
2. Pembangunan pabrik smelter tahap II PT. GCNS memiliki
kapasitas 600.000 ton nikel pig iron pertahun dan dukungan
PLTU sebesar 2x150MW.
3. Pembangunan pabrik tahap III PT. ITSS memiliki kapasitas
produksi 1.000.000 ton billet baja pertahun dan dukungan PLTU
sebesar 2x350MW.
4. Pembangunan pabrik smelter tahap IV PT. IRNC memiliki
kapasitas produksi 600.000 ton ferrochrome pertahun dan
system kogenerasi yang menghasilkan energi panas 4x12.5MW
dari 1.200.000 ton kokas serta kapasitas produksi 700.000 ton
stainless steel hasil pengolahan pada suhu ruang (cold rolling)
5. Pembangunan pabrik smelter tahap V PT. TSI memiliki kapasitas
produksi 2.000.000 ton baja karbon beserta 1.000.000 ton nikel
pig iron pertahun dan system kogenerasi yang menghasilkan
energi panas 2x65MW telah memasuki tahap operasi atau berada
dalam proses Pembangunan yang berjalan lancer.

Lokasi kegiatan magang penulis ada di PT. Tsingshan Stell Indonesia


(TSI) Perusahaan ini menjadi wadah pelatihan kerja bagi mahasiswa,
seperti misalnya kegiatan magang kerja PLTU TSI 2x65MW.

12
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

2.1.2. PT Tsingshan Steel Indonesia (TSI).

PT TSI adalah pabrik smelter nikel yang berlokasi di Morowali,


Sulteng, merupakan salah satu pabrik yang berada di Kawasan Industri
Morowali pada tanggal 14 Desember 2016. PT TSI yang bekerja sama
dengan pihak Tiongkok untuk mengolah sumber daya alam nikel menjadi
barang-barang industri hilirnya.

PT TSI merupakan industri Nikel, dimana smelter ini merupakan


pembangunan tahap V yang memiliki kapasitas produksi 2.000.000 ton baja
karbon dan 1.000.000 ton nikel pig iron pertahun dengan system kogenerasi
yang menghasilkan energi panas 2x65MW.

2.2 Visi Misi

Visi PT IMIP adalah Menjadikan Kawasan Industri yang Terintegrasi,


Nyaman, Kompetitif, dan Berwawasan Lingkungan. Selalu menghormati,
mengikuti dan mentaati hukum dan peraturan. Memberikan kontribusi
Masyarakat local untuk menjaga hubungan yang baik.
Misi PT IMIP adalah menjaga operasi secara berkelanjutan
(sustainable) dan dalam mengembangkan kawasan industri, adalah:
a. Berkomitmen menjalankan manajemen secara profesional.
(Professional Management Commitment Standard).

b. Menerapkan standar yang berlaku bagi sebuah Kawasan Industri.


(Implementation of Industrial Estate Standard).
c. Berkomitmen melakukan peningkatan/ perbaikan secara
berkelanjutan. (Continuous improvement Commitment).
d. Berusaha yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan tenant.

e. Memfasilitasi perkembangan usaha masyarakat local bekerja sama


dengan industri-industri yang ada di Kawasan Industri dan
Pemerintah.

13
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

2.3. Tujuan Perusahaan


Tujuan PT IMIP adalah untuk Menjadikan Kawasan Industri yang
Terintegrasi, Nyaman, Kompetitif, dan Berwawasan Lingkungan. Selalu
menghormati, mengikuti dan mentaati hukum dan peraturan.

2.4. Struktur Organisasi Pada Divisi Operasional Boiler PT TSI

Site Manager Power Plant


(1 orang)

SuperVisor Staff Keuangan dan


(1 orang) Administrasi

Forman
(1 orang)

CREW
(9 orang)

Gambar 2.3 Struktur Organisasi

Divisi-Divisi Yang Ada Di Pltu:

1. Oprasional Turbin
Bertugas di bagian menjalankan alat bagian turbin dan membuat
laporan pekerjaan, serta hasil kerja dan mencatat semua
oprasional turbin, mengecek kondisi peralatan yang sedang
beroperasi

14
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

2. Oprasional Boiler
Bertugas untuk menjalankan alat bagian boiler, membuat
laporan pekerjaan, pengambilan sampel batu bara dan mencatat
semua oprasional boiler, serta mengecek kondisi peralatan yang
sedang beroperasi.
3. Oprasional elektrik
Bertugas di bagian kelistrikan, membuat laporan pekerjaan,
membuat perencanaan dalam penggunaan listrik, pengoperasian
instalasi dan panel listrik.
4. Oprasional water treath
Bertugas dalam bagian sistem dan sarana pengolahan air.
5. Oprasional Batu Bara
Bertugas di bagian prosedur pembakaran batu bara dari
tongkang ke coal shed di pltu
6. Mekanik Elektrik
Bertugas bertanggung jawab pada urusan kelistrikan di
perusahaan. Mekanik elektrik diwajibkan memiliki kemampuan
dalam memperbaiki masalah kelistrikan dari mesin produksi atau
peralatan lainnya yang ada demi kelancaran oprasional
perusahaan.
7. Mekanik Instrument
Bertugas pemeliharaan yang menangani perangkat pengendali
dan memelihara peralatan yang digunakan untuk memantau,
mengukur, dan mengontrol suatu proses di lingkungan pltu.
8. Mekanik Turbin
Bertugas dalam pemeliharaan dan maintenance pada alat bagian
turbin.
9. Mekanik Boiler
Bertugas dalam pemeliharaan dan maintenance pada alat bagian
boiler.

15
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

2.5 Aspek Manajemen


2.5.1. Aspek Produksi
Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mampu mengubah peta
produsen nikel olahan di Indonesia. Menggeser PT Vale Indonesia Tbk
(INCO), sejak 2018 IMIP sudah menguasai separuh produksi nikel olahan
di Indonesia. Dalam webinar mengenai hilirisasi nikel pekan lalu, PT
Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) bahwa maraknya produksi nikel
olahan di Morowali tidak lah sekali jadi. Dengan menggandeng investor dari
China, industri olahan nikel dibangun mulai tahun 2013. Pembangunan
dimulai dari nol, tanpa infrastruktur penunjang seperti pembangkit listrik.
Bahkan untuk menunjang pengerjaan konstruksi, IMIP harus membangun
sendiri pembangkitl listrik diesel sebesar 6 x 3 megawatt (MW). Oksigen
juga tidak cukup, jadi kami bangun oksigen plant. Air bersih juga sama,
perumahan juga harus dibangun. Pelabuhan juga kami bangun. Kalau di
Jawa semua sudah ada, di sini tidak, itulah tantangan yang besar.
Awal tahun 2014, fasilitas pengolahan nikel (smelter) pertama pun
dibangun dengan kapasitas saat itu sebesar 300.000 ton Nikel Pig Iron
(NPI). Tak berhent isampai di situ, industry nikel olahan Morowali
berkembang pesat dalam rentang 2015-2019 Investor kita ini berpikir
untuk mengembangkan berikutnya. Antara 2015-2019 dibangunlah.
Totalnya hari ini kita punya 32 line (fasilitas produksi), Hingga akhir tahun,
fasilitas produksi ditarget terus bertambah hingga mencapai 40 line.
Dengan kapasitas itu, kebutuhan bijih nikel (ore) yang mampu diserap
sebagai bahan baku mencapai 25 juta metrik ton (MT).
Secara keseluruhan, lebih dari 90% produk smelter Indonesia masih
berupa produk berbasis NPI. Perkembangan produksi smelter cukup
signifikan, tetapi 99%, atau semuanya 100% masih intermediate produk.
90% lebih adalah produk NPI, Berdasar data dari Kementerian
Perindustrian, dalam 5 tahun terakhir, Tsingshan Group dan Jiangsu Delong
Group sangat agresif dalam mengembangkan industry olahan nikel di

16
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

Sulawesi dan Maluku. Hal itu tergambar dari maraknya pembangunan


fasilitas pengolahan nikel di sana.
Di Morowali, paling tidak ada 6 fasilitas pengolahan nikel yang
dibangunTsingshan Group pada 2015-2018, dengan mengolah nikel
menjadi aneka produk seperti NPI, FeroNikel, Stainless Steel, SS Slabs, SS
HRC, fan Carbon. Selain itu, Tsingshan Group juga mengembangkan
fasilitas olahan nikel di Weda Bay untuk memproduksi FeNi Ore dan nikel
(NPC). Sedangkan di Konawe, investor yang agresif adalah Jiangsu Delong
melalui Virtue Dragon yang mengolah nikel menjadi NPI dan Stainless Steel
serta Obsidian Stainless Steel yang memproduksi SS Billets.
Adapun, saat ini ada 19 smelter nikel yang beroperasi. 11 smelter
nikel mengantongi izin usaha operasi dari Kementerian ESDM. Dari sisi
penambang, merujuk pada data Kementerian ESDM, ada 292 perusahaan
pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan 4 Kontrak Karya. Namun
dari jumlah tersebut, hanya ada 11 IUP OP dan 1 KK yang menjadi pemasok
11 smelter pemegang IUP OPK dari Kementerian ESDM. Secara
keseluruhan, pada tahun 2019, produksi nikel matte sebesar 72.000 ton.
Produksi FeroNikel 1,1 juta ton dan produksi NPI sebanyak 781.000 ton.

2.5.2. Aspek SDM


A. Proses rekrutment
Proses rekrutmen PT. IMIP mewajibkan pelamar menyetor 13 berkas
sebagai persyaratan.
Berikut syarat berkasnya:
1) Surat lamaran
2) Daftar Riwayat hidup
3) KTP Asli
4) Akte kelahiran
5) Ijazah terakhir (Minimanl SMP)
6) Kartu AK-1

17
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

7) BPJS Kesehatan
8) NPWP
9) SKCK
10) SIM BII Umum (bagi pelamar operator)
11) SIO (Bagi pelamar operator)
12) Sertifikat vaksin
13) Kartu kuning

Adapun proses rekrutmen karyawan di kawasan industi PT. IMIP antara


lain:
1) Proses verifikasi berkas calon karyawan di kantor IMIP
2) Interview calon karyawan oleh pihak tenant
3) Medical check up calon karyawan di klinik PT. IMIP
4) Tanda tangan kontrak kerja calon karyawan
5) Induksi K3 calon karyawan di kantor IMIP
6) Penyerahan APD kepada karyawan baru

B. Kompensasi dan benefit


Pasal 44 Ketentuan umum tentang kompensasi dan benefit Sebagai
berikut:
1) Perusahaan memberikan kompensasi dan benefit kepada karyawan
dengan mengacu pada kemampuan perusahaan yang diatur dengan
mengindahkan ketentuan dalam ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
2) Perusahaan memberikan kompensasi pada karyawan berupa upah
dan pendapatan non upah:
a) Upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan
tidak tetap.
b) Pendapatan non upah terdiri dari tunjangan hari raya, tunjangan
kehadiran hari raya, fasilitas makan dan transportasi, fasilitas

18
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

pengobatan, BPJS Kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan, cuti


kunjungan keluarga (family visit), dan bonus.
Pasal 45 Upah, antara lain sebagai berikut:
1. Perusahaan menetapkan struktur dan skala upah dengan tidak
melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku
2. Komponen upah meliputi:
a. Upah pokok
b. Tunjangan tetap:
1) Tunjangan lokasi
2) Tunjangan perumahan
3) Tunjangan keluarga
c) Tunjangan tidak tetap:
1) Tunjangan kehadiran
2) Tunjangan shift malam
d) Pendapatan lain-lain:
1) Tunjangan jabatan
2) Kinerja
3) Lembur
4) Bonus diberikan berdasarkan ketetapan direksi.
3. Komponen upah karyawan yang di maksud pada point 2 disesuaikan
dengan level/tingkat jabatan karyawan.
4. Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan yang menempati
jabatan structural dalam perusahaan (foreman dan diatasnya).
5. Bonus kinerja diberikan berdasarkan tingkat skill dan sikap kerja
karyawan.
6. Pedoman penetapan struktur skala upah karyawan akan ditetapkan
melalui surat keputusan direksi tersendiri.
7. Perusahaan menerapkan prinsip upah tidak dibayar sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku yakni bagi karyawan

19
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

yang mangkir kerja dan atau izin diluar ketentuan


perundangundangan.
Pasal 46 Pendapatan non upah
8. Pendapatan non upah terdiri dari tunjangan hari raya, tunjangan
kehadiran di hari raya, fasilitas makan dan transportasi, fasilitas
pengobatan, BPJS Kesehatan dan ketenaga kerjaan, cuti kunjungan
keluarga (family visit) dan bonus.
Tunjangan hari raya:
a. Perusahaan memberikan tunjangan hari raya 1(satu) kali setahun
pada karyawan yang telah mempunyai masa kerja sekurang-
kurangnya satu (satu) bulan yang dibayarkan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum hari raya keagamaannya.
b. Besarnya tunjangan hari raya ditetapkan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yakni bagi karyawan yang
telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan atau lebih
diberikan tunjangan hari raya yang disebut.
c. Bagi karyawan yang masa kerjanya telah mencapai 1 (satu) bulan
atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan akan diberikan
tunjangan hari raya secara proposional.
d. Karyawan yang berakhir hubungan kerjanya akibat berakhirnya
perjanjian kerja sebelum melewati hari raya yang menjadi
patokan pembayaran tunjangan hari raya untuk karyawan maka
tidak berhak atas tunjangan hari raya.
9. Fasilitas makan dan transportasi
a. Perusahaan memberikan makan untuk setiap masuk kerja 1
(satu) kali setiap periode kerja/shift kepada setiap karyawan
yang bekerja di site.
b. Perusahaan memberikan fasilitas transportasi dalam lingkungan
kerja.

20
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

10. Fasilitas pengobatan:


a. Perusahaan mengikutsertakan karyawan dan anggota
keluarganya pada program BPJS Kesehatan.
b. Perusahaan tidak ikut menanggung untuk biaya
pengobatan/perawatan berdasarkan Tindakan atau keadaan
sebagai berikut:
1) Percobaan bunuh diri
Perkelahian dan atau tindak kekerasan yang bertentangan
dengan hukum dan ketertiban sosial.
2) Penyakit menular seksual.
3) AIDS.
4) Penggunaan barang selundupan, narkoba, alcohol, dan zat
adiktif lainnya atau penggunaan obat-obatan tanpa nasihat
medis.
5) Operasi kecantikan atas keinginan pribadi.
6) Penyakit/kecacatan khusus yang telah ada sebelum masuk
kerja.
7) Kehamilan diluar nikah.
8) Menolak pengobatan dan perawatan yang diputuskan oleh
dokter perusahaan.
9) Memeriksa Kesehatan pribadi (pemeriksaan medis umum)
tanpa rekomendasi dari dokter perusahaan.
11. Karyawan dapat mengajukan cuti kunjungan keluarga (family visit)
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang ditentukan oleh
perusahaan dengan tetap mendapatkan upah.
12. Bonus dapat diberikan perusahaan kepada karyawan sebagai
kebijakan khusus pimpinan perusahaan setelah mempertimbangkan
kondisi keuangan perusahaan yang besarnya ditetapkan tersendiri
melalui surat keputusan direksi.

21
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

C. Berakhirnya hubungan kerja


Pasal 57. Berakhirnya hubungan kerja
1. Perusahaan berusaha semaksimal mungkin agar jangan sampai
terjadi pemutusan hubungan kerja antara perusahaan dengan
karyawan.
2. Apabila segala upaya telah ditempuh tetapi pemutusan hubungan
kerja tidak dapat dihindarkan, maka perusahaan akan
menyelesaikannya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Berakhirnya hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan
dapat merupakan akibat dari berakhirnya perjanjian kerja, Karyawan
memundurkan diri, Karyawan diputus hubungan kerjanya oleh
Perusahaan, Karyawan meninggal dunia, dan Karyawan pension.
4. Karyawan yang berakhir hubungan kerjanya dengan perusahaan
memiliki kewajiban untuk:
a. Melunasi hutang kepada Perusahaan apabila memilikinya karena
berakhirnya hubungan kerja tidak serta merta membebaskan
Karyawan dari kewajiban melunasi hutang tersebut.
b. Melunasi denda atau ganti rugi yang masih menjadi tanggungan
Karyawan.
c. Menyelesaikan kewajiban kompensasi ikatan dinas yang masih
menjadi tanggungan karyawan sesuai denga kontrak ikatan dinas
yang ditanda-tangani dengan perusahaan.
d. Melakukan serah terima pekerjaan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan, serta mengembalikan semua harta benda/asset dan
alat perlengkapan kerja milik perusahaan yang dipercayakan
kepadanya.
e. Tetap melaksanakan tugas dan kewajiban sampai tanggal efektif
pengunduran diri dilaksanakan.

22
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

5. Karyawan diputus hubungan kerjanya oleh perusahaan akan


diberikan uang pesangon, dan atau uang penghargaan masa kerja,
dan uang penggantian hak bagi yang memenuhi persyaratan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Uang pesangon adalah pembayaran berupa uang dari perusahaan
kepada karyawan sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja
yang diberikan bagi karyawan yang persyaratan dan jumlahnya
diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan ketentuan dasar sebagai berikut:
1) Masa kerja kurang dari 1 tahun 1 bulan upah
2) Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun 2 bulan
upah
3) Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun 3 bulan
upah
4) Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun 4 bulan
upah
5) Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun 5 bulan
upah
6) Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 6 bulan
upah
7) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun 7 bulan
upah
8) Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun 8 bulan
upah
9) Masa kerja 8 tahun atau lebih 9 bulan upah.
7. Uang penghargaan masa kerja adalah uang jasa sebagai
penghargaan perusahaan terkait dengan adanya masa kerja
karyawan sebagai alat pemutusan hubungan kerja yang diberikan
bagi karyawan yang persyaratan dan jumlahnya diatur sesuai

23
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan


ketentuan dasar sebagai berikut:
1) Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 2 bulan
upah
2) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun 3 bulan
upah
3) Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun 4 bulan
upah
4) Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun 5
bulan upah
5) Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun 6
bulan upah
6) Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun 8
bulan upah
7) Masa kerja 24 tahun lebih 10 bulan upah
8. Uang penggantian hak adalah uang yang dibayarkan sebagai
pengganti hak-hak karyawan yang belum diambil Ketika berakhir
hubungan kerjanya dengan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yakni berupa:
1) Cuti tahunan yang belum diambil atau belum hangus dengan
perhitungan

( upah pokok tunjangan tetap) sisa hari cuti


2) Biaya atau ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya ke
tempat dimana karyawan diterima bekerja.
9. Komponen upah yang menjadi dasar perhitungan uang pesangon,
uang penghaargaan masa kerja dan uang penggantian hak adalah
upah pokok ditambah ditambah dengan tunjangan kerja.
10. Perusahaan berhak memotong uang hak yang diperoleh karyawan
dari berakhirnya hubungan kerja untuk menyelesaikan kewajiban

24
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

hutang yang dimiliki karyawan kepada perusahaan, dan apabila


kewajiban hutang yang dimiliki karyawan lebih besar daripada uang
hak yang diperolehnya maka karyawan harus melunasi sisanya.
11. Metode pembayaran uang pesangon, uang penghargaan masa kerja
dan uang penggantian hak adalah dibayarkan satu kali dan sekaligus
serta dibayarkan setelah karyawan menyelesaikan kewajiban serah
terima atau kewajiban lainnya.
12. Hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan otomatis
berakhir Ketika karyawan meninggal dunia.
13. Apabila karyawan meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja,
maka perusahaan memberikan santunan kematian kepada ahli
warisnya dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Upah dalam bulan yang sedang berjalan dibayar penuh.
2) Bantuan ikut duka cita yang jumlahnya ditentukan berdasarkan
kebijakan perusahaan.
14. Karyawan yang hubungan kerjanya dengan perusahaan berdasarkan
perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) maka hubungan kerjanya
secara otomatis berakhir pada saat berakhirnya masa berlaku
perjanjian tersebut.
15. Dengan menandatangani perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)
maka karyawan dianggap sudah mengetahui batas waktu berlakunya
perjanjian kerja tersebut sehingga perusahaan tidak wajib
memberitahukan tanggal berakhir perjanjian kerja tersebut pada
karyawan Ketika tiba masanya perjanjian tersebut berakhir.
16. Karyawan yang berakhir hubungan kerjanya akibat berakhirnya
perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) tidak berhak atas uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja atau uang penggantian
hak dari perusahaan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

25
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

17. Karyawan yang telah mencapai usia 57 (lima puluh tujuh) tahun
maka hubungan kerjanya dengan perusahaan berakhir pada tanggal
ulang tahun yang ke 57 (lima puluh tujuh).
18. Peraturan mengenai pension diatur sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
19. Apabila karyawan yang pension masih diperlukan karyanya, maka
karyawan yang bersangkutan dapat dipekerjakan Kembali atas dasar
suatu kontrak kerja khusus untuk jangka waktu yang ditentukan
berdasarkan persetujuan direksi.
20. Karyawan yang bermaksud mengundurkan diri wajib
memberitahukan secara tertulis kepada perusahaan dalam waktu
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal efektif
pengunduran dirinya dan wajib menyelesaikan kewajiban kepada
perusahaan sebelum tanggal efektif pengunduran diri.
21. Karyawan yang mengundurkan diri sesuai prosedur berhak atas hak
tertentu sesuai dengan yang diatur dalam peraturan
perundangundangan yang berlaku.

26
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

BAB III
KAJIAN TEORITIS
3.1. Kajian Pustaka
3.1.1 Boiler
Boiler merupakan mesin kalor (thermal engine) yang
mentransfer energienergi kimia menjadi kerja (usaha). Boiler atau
ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang
digunakan untuk menghasilkan uap. Uap diperoleh dengan
memanaskan bejana yang berisi air dengan bahan bakar. Air adalah
media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Jika air didihkan sampai menjadi uap, volumenya akan
meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang
menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan baik
(UNEP, 2008).

Gambar 3.1 Sistem Boiler


Sumber: Denny, 2013

27
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

Sistem boiler terdiri dari:


a. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air
untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
uap.
b. Sistem uap (steam system) mengumpulkan dan
mengontrol produksi uap dalam boiler. Uap dialirkan
melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Tekanan uap
diatur menggunakan katup dan dipantau dengan alat
pemantau tekanan.
c. Sistem bahan bakar (fuel system) adalah semua
peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan
bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada
sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi uap disebut
air umpan (feed water). Dua sumber air umpan adalah:
a. Kondensat atau uap yang mengembun yang
dikembalikan dari proses.
b. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus
diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses.
Sistem lain adalah penggunaan economizer untuk
memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas
buang, untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi.

28
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

3.1.2 Proses Kerja Boiler

Gambar 2.3 Proses Kerja Pada Boiler


Sumber : Nurmalita, 2012

Bahan akar batubara dari coal bunker dialirkan oleh coal


feeder menuju mill. Di dalam mill batubara tersebut di giling sampai
halus menjadi serbuk batubara. Udara panas (primary air) dialirkan
oleh primary air fan (PAF) ke dalam mill untuk memanasi dan
membawa serbuk batubara menuju burner. Burner digunakan
untuk menyemburkan serbuk batubara ke dalam ruang bakar
boiler. Udara untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna
dipenuhi oleh udara sekunder yang diambil dari udara luar oleh
force draft fan (FDF) dengan dipanasi terlebih dahulu didalam air
heater menggunakan gas buang boiler. Panas api di dalam ruang
bakar boiler diserap secara radiasi oleh pipa-pipa evaporator yang
tersusun membentuk dinding ruang bakar. Pipa-pipa evaporator
tersebut dialiri air sehingga panas dari pipa diserap oleh air yang
mengalir didalamnya, sehingga air berubah wujud menjadi uap
jenuh dan ditampung di dalam drum boiler. Didalam drum boiler
uap terpisah dengan air. Air tersebut dialirkan menuju header

29
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

bawah evaporator bersama dengan air yang berasal dari


economizer dengan melalui pipa down comer. Uap jenuh dari drum
boiler seanjutnya dialirkan didalam pipa-pipa superheater untuk
dinaikkan temperaturnya menjadi uap superheated dengan
menggunakan panas dari gas buang boiler yang mengalir diluar
pipa-pipa superheater.
Uap superheated yang dibangkitkan dalam sistem boiler
memiliki nilai tekanan, temperatur dan laju aliran yang menentukan
pemanfaatan uap yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal
tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP) dan tekanan-temperatur tinggi (high
pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan uap yang keluar
dari system boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk
memanaskan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers) atau membangkitkan energi listrik dengan
mengubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar
generator sehingga menghasilkan energi listrik. Namun, ada juga
yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang
memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan
energi listrik, kemudian sisa uap dari turbin dengan keadaan
tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses
industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem uap dan
sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler
secara otomatis sesuai dengan kebutuhan uap. Berbagai katup
disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem
air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk
pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem uap.
Sistem uap mengumpulkan dan mengontrol produksi uap dalam
boiler. Uap dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna.
Tekanan uap diatur menggunakan katup dan dipantau dengan alat

30
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan


yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan
pada system bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada system (Arham dan Yusuf, 2015).

3.1.3 Bagian-Bagian Boiler


A. Bagian Utama
1) Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan
bakar. Beberapa bagian dari furnace diantaranya:
refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas,
charge and discharge door.
2) Drum Boiler
Drum boiler berfungsi untuk menampung dan
mengontrol kebutuhan air di boiler. Fungsi lain yang
tidak kalah pentingnya adalah memisahkan uap dan air.
Pengontrolan dilakukan pada kebutuhan air boiler untuk
menjaga level air di drum agar selalu konstan pada level
normalnya. Uap didalam boiler dipisahkan melalui
separator cyclone.
3) Down Comer
Adalah pipa yang berasal dari steam drum berfungsi
untuk mengalirkan air pengisi ke bawah menuju bottom
header untuk proses pemanasan air. Arah aliran pipa
yang mengarah kebawah sehingga dinamakan down
comer.
4) Bottom Header
Bottom header merupakan tempat penampung air yang
turun dari down comer. Di bottom header air

31
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

mendapatkan pemanasan melalui radiasi pipa-pipa


pemanas. Bottom header berfungsi mendistribusikan air
ke tubetube atau pipa pemanas yaitu Riser
5) Wall Tube/Riser
Wall Tube/Riser adalah pipa uap yang tersusun secara
vertikal dari bottom header menuju drum boiler. Wall
Tube/Riser berfungsi sebagai media tempat untuk
memanaskan air menjadi uap.
6) Superheater
Superheater merupakan alat yang berfungsi untuk
menaikan temperatur uap jenuh sampai menjadi uap
panas lanjut (superheat vapour). Uap panas lanjut bila
digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi
di dalam turbin atau mesin uap tidak akan mengembun,
sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya
yang disebabkan. Terjadinya pukulan balik atau back
stroke yang diakibatkan mengembunnya uap belum
pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di tempat
yang tidak semestinya di daerah ekspansi. Superheater
ditempatkan pada daerah aliran gas asap yang
bertempratur tinggi. Superheater memproduksi
superheated steam atau uap kering. Uap air ini
menyimpan lebih banyak energi panas daripada uap air
saturated (uap air basah), ditandai dengan nilai entalpi
yang lebih tinggi. Uap air yang diproduksi oleh boiler
konvensional umumnya hanya mencapai fase saturated,
dan pada boiler superheater uap air saturated ini akan
dipanaskan lebih lanjut mencapai fase superheated.
Selain menyimpan energi panas yang lebih besar, uap air
superheater juga menghilangkan sifat basah dari uap

32
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

saturated sehingga tidak akan terjadi kondensasi yang


terlalu cepat di dalam mesin yang menggunakan uap air
tersebut.
7) Air Heater
Air heater adalah suatu alat yang digunakan untuk
memanaskan udara pembakaran sebelum masuk ke
ruang bakar (furnace). Alat ini tersusun dari pipa–pipa
kecil yang didalamnya dilewati udara bertekanan, sama
seperti economizer kalor yang diterima oleh air heater
diambil dari gas buang dari pembakaran di furnace, suhu
gas buang yang melewati air heater berkisar antara 140–
190ºC.
8) Reheater
Fungsi reheater untuk memanaskan uap yang keluar dari
turbin yang memiliki tekanan tinggi dengan suhu 540°C.
Adanya reheater memudahkan boiler untuk
mengendalikan temperatur proses pembakaran. Uap
yang keluar dari turbin tidak kehilangan panas yang
cukup tinggi karena mendapatkan perlakukan panas dari
reheater, sehingga panas yang terbuang tidak banyak.
9) Economizer
Economizer adalah alat yang digunakan untuk
memanaskan air pengisi/air umpan yang digunakan
untuk menghasilkan uap sebelum dialirkan ke steam
drum. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan air
pengisi yang suhunya tidak jauh berbeda dengan air
yang terdapat pada steam drum, serta untuk menaikkan
efisiensi boiler. Kalor yang diterima oleh Economizer
diambil dari gas buang pembakaran di furnace yang
suhunya antara 470–490ºC, sedangkan air pengisi

33
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

setelah mengalami pemanasan di economizer memiliki


suhu antara 200–300ºC.
B. Bagian Pendukung
1) Soot Blower
Soot Blower berfungsi membersihkan abu atau jelaga
yang menempel pada bagian boiler yang dilewati gas
buang, hasil reaksi pembakaran bahan bakar dan udara
selain api dan gas panas adalah abu dan jelaga, abu ini
terbawa gas dan menempel pada pipa-pipa saluran yang
dilewati gas buang sehingga menimbulkan slaging dan
fouling (pengotoran).
2) Forced Draft Fan (FDF)
Force Draft Fan berfungsi sebagai pemasok udara
pembakaran, dimana udara ini diambil dari atmosfir
kemudian dialirkan ke air heater.
3) Electrostatic Precipitator (ESP)
Electrostatic Precipitator berfungsi untuk menangkap
abu dan debu yang terbawa dalam gas hasil pembakaran
sebelum dibuang ke atmosfir.
4) Induced draft fan (IDF)
Induced Draft Fan berfungsi untuk menghisap gas dan
membuang ke atmosfir melalui cerobong. IDF juga
berfungsi mengontrol tekanan ruang bakar agar selalu
sedikit vakum.
5) Coal Bunker
Coal Bunker berfungsi sebagai alat penampungan batu
bara sebelum melalui proses grinding.
6) Coal Feeder

34
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

Coal Feeder berfungsi untuk mengatur jumlah batubara


yang akan masuk ke dalam coal mill (pulverizer).
7) Coal Mill
Ukuran batubara yang terlalu besar dapat mengurangi
efisiensi proses pembakaran, karena semakin kecil
ukuran partikel batubara maka akan semakin cepat pula
batubara tersebut terbakar. Coal mill berfungsi untuk
menggerus batubara sehingga menjadi bubuk
(pulverized fuel), batubara keluaran pulverizer akan
berukuran 200 MESH atau 75 µm. Sedang untuk
membawa bubuk batubara ke furnace, dihembuskan
udara primer ke mill. Udara primer dihasilkan oleh
primary air fan (PAF) dan dipanaskan pada Air Preheater
sehingga cukup untuk mengeringkan bubuk batubara.
Selanjutnya batubara yang sudah digiling di tiap Mill
akan didorong oleh primary air ke Burner melalui coal
pipe.
8) Primary Air Fan (PAF)
Primary Air Fan Berfungsi menghembuskan udara primer
ke mill untuk membawa bubuk batubara ke burner,
dipanaskan pada air preheater sehingga cukup untuk
mengeringkan bubuk batubara.
9) Seal Air Fan (SAF)
Seal Air Fan yaitu alat yang berfungsi menghasilkan
udara perapat yang digunakan pada Mill Pulverizer dan
acces udara pada boiler (PLTU Jeneponto Unit 1).

35
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

3.1.4 Jenis-Jenis Boiler


Berikut ini adalah jenis-jenis boiler :
1. Fire Tube Boiler
Pada Fire Tube Boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan
air umpan boiler ada didalm shell untuk diubah menjadi
uap. Fire Tube Boiler biasanya digunakan untuk kapasitas
uap yang relatif kecil dengan tekanan uap rendah sampai
sedang. Sebagai pedoman, fire tube boiler kompetitif
untuk kecepatan uap sampai 12.000 kg/jam dengan
tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire Tube Boiler dapat
menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan
bakar padat dalam operasinya (UNEP,2008).

Gambar 2.3 Fire Tube Boiler


Sumber : UNEP, 2008

2. Water Tube Boiler


Pada Water Tube Boiler, air umpa boiler mengalir melalui
pipa pipa masuk ke dalam drum. Air yang tersirkulasi
dipanaskan oleh gas pembakar membentuk uap dalam
drum. Boiler jenis ini dipilih jika kebutuhan uap dan
tekanan uap sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk
pembangkit tenaga (UNEP, 2008).

36
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

Gambar 2.4 Water Tube Boiler


Sumber : UNEP, 2008
3. Boiler Paket
Disebut dengan boiler paket sebab sudah tersedia
sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik
hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan
bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi.
Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube
dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik
radiasi maupun konveksi yang tinggi.

Gambar 2.5 Boiler Paket


Sumber : UNEP, 2008

4. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)


Pembakaran dengan Fluidized Bed muncul sebagai
alternatif yang memungkinkan dan memiliki kelebihan
yang cukup berarti disbanding sistim pembakaran yang

37
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

konvensional dan memberikan banyak keuntungan,


misalnya rancangan boiler yang kompak, fleksibel
terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi
dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti
SOx dan NOx.20

5. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC)


Boiler jenis ini berupashell boiler konvensional biasa yang
ditambah dengan sebuah Fluidized Bed Combustor.
Sistem seperti ini telah digabungkan dengan water tube
boiler/boiler pipa air konvensional.

6. Pressurerized Fluidized Bed Combustion (PFBC)


Boiler jenis ini memakai sebuah kompresor untuk
memasok udara Force Draft (FD) dan pembakarannya
merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas
dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed
yang dalam digunakan untuk mengestraksi sejumlah
besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi
pembakaran dan penyerapan sulfur dioksida dalam bed.

7. Stoker Fired Boiler


Stoker diklasifikasikan menurut metode pengumpanan
bahan bakar ke tungku dan oleh jenis grate-nya.
Klasifikasi umumnya adalah spreader stoker dan chain
grate atau traveling gate stoker. Spreader stoker
memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan
pembakaran grate. Batubara diumpankan secara
kontinyu ke tungku diatas bed pembakaran batubara.
Batubara yang halus dibakar dalam suspensi, partikel
yang lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara

38
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

ini akan dibakar dalam bed batubara yang tipis dan


pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan
fleksibilitas yang baik terhadap fluktuasi beban,
dikarenakan penyalaan hampir terjadi secara cepat bila
laju pembakaran meningkat. Karena hal ini, spreader
stoker lebih disukai dibanding jenis stoker lainnya dalam
berbagai penerapan di industri. Jenis lainnya adalah
chain-grate atau travelling-gate stoker. Pada boiler jenis
ini batubara diumpankan ke ujung grate baja yang
bergerak. Ketika grate bergerak sepanjang tungku,
batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai
abu. Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama
bila menyetel grate, damper udara dan baffles untuk
menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan
seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar
dalam abu.

8. Boiler Pulverized
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang
berbahan bakar batu bara menggunakan batubara halus,
dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar
juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini
berkembang dengan baik dan diseluruh dunia terdapat
ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas
pembakaran batubara merupakan jenis ini (UNEP, 2008).

39
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

BAB IV
AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG

4.1. Lokasi Unit/Penempatan Kp

Penulis ditempatkan di PT TSI Departemen Power Plant, divisi


Operasional Boiler, adapun lokasi PT TSI yang bertempat di Fatufia, Kec
Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah 94974.

PT TSI merupakan salah satu perusahaan Tiongkok yang mengawali


pembangunan di area kawasan industri dengan kapasitas produksi
2.000.000 ton baja karbon dan 1.000.000 ton nikel pig iron pertahun yang
memiliki pendukung PLTU 2x65 MW.

Departemen Power Plant adalah departemen dibawah naungan PT


TSI, departemen ini merupakan Pendukung dalam proses produksi. Power
plant menghasilkan energi listrik yang kemudian di distribusikan guna
menjalankan proses produksi pada industry smelter.

4.2. Lingkup Penugasan


1. Monitoring Boiler.
Ruang kontrol merupakan ruang pusat di mana fasilitas fisik
besar atau layanan tersebar di bagian boiler pengontrol suhu dan
tekanan memonitor operasi mesin selama 24 jam pekerjaanya
memiliki akurasi, kewaspadaan dan dapat mengambil keputusan
dengan cepat.

Gambar 4.1 Monitoring Boiler

40
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

2. Inspeksi Profesional.
Dalam proses melakukan inpeksi harus dengan hati-hati, metode
yang di gunakan dalam melakukan inspeksi yaitu dengan cara
mendengar, melihat, dan mencium. Jika ada hal yang tidak normal
segera melapor.
Adapun proses lain saat inspeksi yaitu dengan melakukan
pengecekan getaran dan temperature pada motor listrik. Ruang
lingkup dalam melakukan inspeksi antara lain :

A. Area 10m
Pada area ini terdapat peralatan yaitu :
• Coal feeder merupakan peralatan yang berfungsi untuk
mentransfer batu bara dari coal bunker menuju coal feeder
dan kemudian dimasukan ke Pulverizer dengan pengaturan
otomatis dan terkendali. Didalam coal feeder terdapat
conveyor yang digunakan untuk memindahkan batu bara
dari coal bunker ke pulverizer untuk dihaluskan.
Prinsip kerja dari coal feeder adalah batu bara mentah
yang berasal dari coal bunker masuk ke dalam coal feeder
melalui chute inlet dan akan ditampung pada conveyor belt
dari coal feeder menuju pulverizer dengan pengoperasian
otomatis melalui ruang kontrol atau melalui local.

Gambar 4.2 Coal Feeder

41
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

• Desuperheater merupakan alat yang menggunakan air


sebagai media pendingin untuk mengatur suhu uap
superheated reheated. Fungsinya untuk mengontrol dan
menjaga temperatur superheated steam atau temperatur
steam reheated pada nilai tertentu, dan untuk mencegah
pemanasan superheater dan dinding tabung reheater.

Gambar 4.3 Desuperheater

B. Area 0m
Pada area ini terdapat peralatan yaitu :
• Primary Air Fan (PAF) adalah komponen pada boiler yang
berfungsi untuk pendukung dalam proses pembakaran
pada boiler, dimana Primary Air Fan (PAF) yang kemudian
dihembuskan ke Pulverizer untuk mentransfer atau sebagai
transportasi batu bara yang sudah di grinding dari
pulverizer menuju boiler.

42
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

Gambar 4.4 Primary Air Fan (PAF)

• Secondary Air Fans (SAF) adalah sebuah kipas yang


menyupply udara utama kedalam furnace boiler untuk
memenuhi kebutuhan proses pembakaran.
Fungsi dari Secondary Air Fans (SAF) yaitu
menghasilkan udara sekunder pada tekanan tinggi yang
akan di alirkan kedalam boiler untuk menyampur udara dan
bahan bakar dan selanjutnya di gunakan sebagai udara
pembakaran pada furnace boiler.

Gambar 4.5 Secondary Air Fans (SAF)

• Electrostatic Precipitator (ESP) adalah salah satu jenis


filter (yang dikenal juga dengan istilah scrubber kering)
yang menggunakan listrik statis dalam pengoperasiannya
untuk menghilangkan debu / abu / jelaga dari gas
buangan yang yang berasal dari boiler sebelum akhirnya
gas tersebut dikeluarkan dari cerobong asap.

43
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

Gambar 4.6 Electrostatic Precipitator (ESP)

• Induced Draft Fan (IDF) merupakan salah satu jenis


komponen mesin pada boiler, Induced Draft Fan (IDF) ini
adalah kipas yang mengisap udara dari dalam boiler keluar
menuju cerobong, atau tekanan negatif pada boiler.
Fungsi Induced Draft Fan (IDF) yaitu, menjaga sirkulasi
udara pembakaran dalam boiler tetap normal yakni dari
Secondary Air Fan (SAF) sebagai pemasok udara
pembakaran dengan Induced Draft Fan (IDF) sebagai
pengisap udara pembakaran.main tank berfungsi sebagai
penampungan system pelumas.

Gambar 4.7 Induced Draft Fan (IDF)

• Pulverizer atau mill adalah alat bantu pada ketel uap


dengan bahan bakar batu bara yang berfungsi sebagai

44
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

penggiling batu bara kasar agar menjadi halus atau


serbuk (Coal Finesses) masuk keruang bakar (Furnace)
untuk digunakan pada proses pembakaran. Tujuan
penghalusan batu bara ini adalah agar batu bara lebih
mudah terbakar sehingga pembakaran sempurna dapat
tercapai.

Gambar 4.8 Pulverizer

3. Perawatan
Dalam melakulan perawatan dikerjakan langsung oleh crew
Operasional boiler, Perawatan yang di lakukan antara lain:
• Pembersihan peralatan dari debu batu bara yang dilakukan
setiap shift sore.

Gambar 4.9 Area pulverizer/grinding

45
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

• Pembersihan kerak debu sisa pembakaran yang menepel pada


walltube yang dilakukan pada saat stop operasi boiler.

Gambar 4.10 Walltube

4. Pengambilan Data
Data yang di input yaitu getaran dan temperature yang dilakukan
setiap shift pagi dihari jumat.

Gambar 4.11 Motor Listrik

5. Pengambilan Sampel Batu Bara


Adapun pengambilan sampel batu bara yang diambil terbagi
menjadi 2, yaitu:

46
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

• Sampel batu bara halus

Gambar 4.12 Batu Bara Halus

• Sampel batu bara kasar

Gambar 4.13 Batu Bara Kasar

4.3 Rencana Dan Penjadwalan Kerja


Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 6
bulan terhitung mulai tanggal 27 februari sampai 18 agustus 2023 dilakukan
penarikan atau magang berakhir. Sistem kerja 3 shift 3 regu, setiap 5 hari
kerja perubahan shift kerja dengan waktu kerja 8 jam, 1 hari libur dalam 7
hari kerja.

47
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

Hari Shift 1 Shift 2 Shift 3


1. 08:00-16.00 00:00-08:00 16:00-00:00
2. 08:00-16.00 00:00-08:00 16:00-00:00
3. 08:00-16.00 00:00-08:00 16:00-00:00
4. 08:00-16.00 00:00-08:00 16:00-00:00
5. 08:00-16.00 00:00-08:00 16:00-00:00

tabel 4.1 Jadwal kerja praktik

4.4. Realisasi Kegiatan Magang Industri.


Dalam kerja praktek yang di lakukan selama di PT Indonesia
morowali Industrial park (IMIP) pekerjaanya sesuai dengan jabatan yang
di berikan oleh atasan walaupun ada beberapa pekerjaan lain selain job
yang di tentukan namun hal itu tidak menjadi halangan dalam proses
kerja praktek sebab mahasiswa di harapkan dapat berpartisipasi untuk
kelancaran produksi dalam perusahaan, selain itu juga mahasiswa
mendapat pengalaman baru di dalam dunia kerja sebenarnya selama
kegiatan kerja praktek berlangsung.

4.5. Relevansi Teori Dan Praktik.


Kegiatan magang yang dilakukan di PT TSI merupakan bentuk
praktik nyata dari beberapa mata kuliah yang didapat penulis di
perkuliahan. Dapat dikatakan bahwa kegiatan magang tersebut adalah
merupakan praktik atau simulasi yang dilakukan berdasrkan teori yang
diperoleh. Teori yang diberikan dalam perkuliahan dapat menjadi tambahan
pengetahuan untuk menganalisa suatu sistem dalam perusahaan.
Berdasarkan kegitan kerja yang dilakukan penulis sering mendapati aspek
manajement untuk menjalankan perusahaan. Dengan itu penulis dapat
membandingkan antara teori dan praktik atau kegiatan nyata dilapangan
apakah sejalan atau justru berjalan berlawanan. Berikut ini adalah relevansi
teori dan praktik saat kegiatan magang:

48
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

A. Perpindahan Panas
Di divisi operasional boiler sendiri mahasiswa menjumpai dan
mempelajari perpindahan panas pada alat Ekonomiser yang
merupakan suatu alat pemindah panas berbentuk tubular,
fungsinya untuk memanaskan air umpan boiler sebelum masuk
kedalam steam drum.
Istilah ekonomiser diambil dari fungsinya alat tersebut, yaitu
untuk menghemat (to economize) pemakaian bahan bakar dengan
memanfaatkan panas (recovery) gas buang sebelum dibuang ke
atmosfir. Gas buang yang temperaturnya cukup tinggi tidak dibuang
begitu saja, tetapi digunakan untuk memanaskan air sebelum air
tersebut dipanaskan didalam boiler. Dengan dipanaskannya air di
ekonomiser menyebabkan temperatur air yang masuk kedalam
boiler sudah cukup tinggi, sehingga dapat mengurangi pemakaian
bahan bakar.

B. Analisis Kegagalan
Pada Desuperheater spray pada TSI 65MW ditemukan kerusakan
pada bagian pipanya. Kerusakan yang ditemukan menyebabkan
kegagalan operasional, yang mengakibatkan suhu over heat.
Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti
kesalahan operasi, kondisi lingkungan, kesalahan pemasangan,
pemilihan material dan lain-lain.

49
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

4.6. Permasalahan
Selama kegiatan magang berlangsung penulis banyak melakukan
kegiatan atau pekerjaan yang jarang atau sebelumnya tidak pernah
dilakukan. Hal tersebut menjadi suatu tantangan tersendiri dalam menjalani
kegiatan magang. Tantangan selanjutnya bagi penulis pribadi adalah
bagaimana mengatasi tantangan tersebut.

A. Permasalahan yang terjadi saat operasional boiler


• Selang filter oli sering lepas pada sambungan karena pada
sambungan ujung pipa besi tanpa ada ulir dan selang plastik
hanya di ikat dengan kawat, mengakibatkan oli berceceran dan
bisa berakibat fatal jika oli turbine berkurang.
B. Sambungan elbow pipa pemadam kurang efesien
• Pada pipa pemadam sambungan elbow dengan sudut 90 ͦ yang
hanya dengan memotong pipa dan menyambungnya
membentuk L hal ini dapat menyebabkan losses.

4.7. Penyelesaian/Rekomendasi.

A. Permasalahan yang terjadi saat operasional boiler


Pada sambungan pipa besi si berikan ulir agar selang plastik
bertambah daya cengkramnya. Sehingga mencegah terjadinya lepas
pada sambungan.
B. Sambungan elbow pipa pemadam kurang efesien
Merancang ulang system perpipaan pemadam dengan sambungan
yang sesuai agar lebih efesien.

50
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di PT. Tsingshan Steel
Indonesia (TSI). Departemen PowerPlant, divisi Operasional Boiler, banyak
pengetahuan dan pembelajaran yang penulis dapatkan. Dengan demikian
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang penulis dapatkan dari
Praktik Kerja Lapangan :
1. Mengetahui tentang prosedur kinerja boiler pada (PLTU) pembangkit
listrik tenaga uap dan mengetahui bentuk tugas yang di kerjakan
karyawan dalam bidang pengoprasian yang sudah di tetapkan.
2. Pelaksanaan magang/kerja praktik ini adalah untuk mengetahui lebih
jauh mengenai oprasional dan insfeksi profesional boiler.
3. Meningkatkan softskill dan hardskill, serta menciptakan pola berfikir
kontruktif yang lebih berwawasan bagi mahasiswa.
4. Terjalin nya hubungan baik antara peserta kerja praktik dan para
pegawai PT. Tsingshan Steel Indonesi khususnya devisi oprasional
boiler.

51
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

5.2. Saran
Setelah melaksanakan kerja praktik lapangan selama kurang lebih 6
bulan pada PT. Tsingshan Steel Indonesia (TSI). Departemen Power Plant,
Divisi Operasional Bioler, saran yang dapat di sampaikan oleh penulis
sebagai berikut:
1. Universitas lebih memaksimalkan memberikan pembekalan untuk
meningkatkan materi, contohnya pembelajaran konversi energi yang
ada di PLTU.
2. PT. Tsingshan Steel Indonesia (TSI). Departemen Power Plant di
harapkan dapat melakukan kerja sama lagi untuk melakukan kerja
praktik lapangan terhadap mahasiswa/i universitas tadulako agar dapat
belajar dengan rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang di berikan
dari pihak PT. Tsingshan Steel Indonesia, Departemen Power Plant.

52
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako – Kota Palu

DAFTAR PUSTAKA

M Deni, Surindra. 2013. Analisis Perubahan Efisiensi Boiler Pembangkit


Listrik Tenaga Uap Tanjung Jati 1 dan 2, 2x660 MW. Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang.

Nurmalita. 2012. Analisis Efisiensi Energi Pada Pembangkit Listrik Tenaga


Uap (PLTU) PT. Energi Alamraya Semesta di Kabupaten Nagan
Raya Nanggroe Aceh Darusalam. Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Arham, Arsyil dan Septiawan, Muh.Yusuf. 2015. Evaluasi Kinerja Boiler


Combustion Fluidized Bed di PT. PLN (Persero) Unit PLTU Barru.
Skripsi. Makassar: Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung
Pandang

United Nations Environment Programme. 2008. Boiler & Pemanas Fluida


Termis. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia.

https://imip.co.id/14/9/2023

https://palu.tribunnews.com/perusahaan-nikelterbesar-disulawesi-tengah-
apa-itu-pt-imip-cek-pejelasannya 14/9/2022

http://repository.pip-semarang.ac.id/616/3/16.

53

Anda mungkin juga menyukai