TINJAUAN UMUM
Notaris merupakan salah satu profesi hukum yang tertua di dunia, dimana
Notaris awalnya ada dari lahirnya scribae pada jaman Romawi Kuno (abad ke II
dan ke III sesudah Masehi). Jabatan Notaris ini lahir untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan bukan merupakan jabatan yang sengaja diciptakan kemudian baru
diperkenalkan kepada khalayak umum. 56 Kata Notaris itu sendiri berasal dari kata
notarius yang digunakan oleh masyarakat Romawi untuk mereka yang melakukan
pekerjaan menulis, namun fungsi Notaris pada jaman tersebut tidak sama dengan
fungsi Notaris sekarang. Orang yang disebut notarius adalah mereka yang
“pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki
56
Anke Dwi Saputro, 2010, Jati Diri Notaris Indonesia Dulu, Sekarang Dan Di Masa
Datang, Gramedia Pustaka, Jakarta, h. 40.
57
Abdul Ghofur Anshori, 2016, Lembaga Kenotariatann Indonesia (Perspektif Hukum Dan
Etika), UII Press, Yogyakarta, h. 7.
41
42
Notaris pada tanggal 1 Juli 1860 (selanjutnya disebut PJN) menentukan mengenai
afschriften en uittreksels uit te geven; alles voorzoover het opmaken dier akten
door eene algemeene verordening niet ook aan andere ambtenaren of personen
opgedragen of voorbehouden.58
umum atau yang dikehendaki oleh orang-orang yang berkepentingan, yang akan
pejabat-pejabat lainnya.
58
Engelbrecht, 1998, De Wetboeken Wetten En Veroordeningen, Benevens De Gronwet Van
De Republiek Indonesie, Ichtiar Baru-Van Voeve, Jakarta, h. 882.
43
yang dapat diartikan sebagai seseorang yang ditunjuk negara untuk mengambil
perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh
pihak yang berkepentingan dalam suatu akta autentik, dengan jaminan kepastian
semuanya sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan
kepada pejabat atau orang lain. 59 Seorang Notaris, menurut Tan Thong Kie yaitu
tempat seseorang dapat memperoleh nasihat yang boleh diadalkan. Segala sesuatu
Belanda dan Perancis. Belanda menjajah Indonesia selama lebih dari tiga abad dan
59
Sajadi, I., & Saptanti, N, (2015), Tanggung Jawab Notaris Terhadap Keabsahan Akta
Notaris Yang Dibuatnya Atas Penghadap Yang Tidak Dapat Membaca Dan
Menulis, Repertorium, Vol. 2, No. (2), p. 183.
60
Tan Thong Kie, 2013, Studi Notariat dan Serba-Serbi Praktek Notaris, PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, Jakarta, h. 157.
44
tepatnya pada tanggal 27 Agustus 1620 diangkat Notaris pertama di Indonesia yaitu
Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada saat itu
kepentingan yang berkuasa pada saat itu, bukan untuk kepentingan umum (publik).
terdiri dari 34 pasal yang menyatakan mengenai batas-batas tugas dan wewenang
dari seorang notaris dan yang kiranya dapat dipandang sebagai langkah pertama di
minutanya dan mengeluarkan grossenya, demikian juga salinannya yang sah dan
61
Pandamdari, E, (2018), Peranan Ikatan Notaris Indonesia (Ini) Terhadap Pengawasan
Notaris Dalam Pelaksanaan Tugas Jabatan Notaris Di Provinsi Dki Jakarta, Jurnal Hukum
Adigama, Vol. 1, No. (1), p. 14.
45
aturan peralihan saat itu dan lebih dikenal dengan sebutan PJN. PJN ini berlaku
Jabatan Notaris.62
UUJN kemudian diperbaharui dengan UUJN Perubahan dan sampai saat ini
62
Gansham Anand, 2014, Karakteristik Jabatan Notaris Di Indonesia (Seri Peraturan
Jabatan Notaris), Zifatama Publisher, Sidoarjo, h. 12.
46
dalam pemerintahan atau organisasi. 63 Jabatan dalam arti sebagai Ambt merupakan
fungsi, tugas, wilayah kerja pemerintah pada umumnya atau badan perlengkapan
lingkungan perkerjaan tetap (kring van vaste werkzaamheden) yang diadakan dan
bahwa jabatan Notaris sengaja diciptakan negara sebagai implementasi dari negara
bukti yang autentik yang diakui oleh negara. 65 Notaris menerima tugasnya dari
negara dalam bentuk delegasi dari negara sehingga ini mendari dasar kenapa
jabatan Notaris, dan mereka inilah para Notaris yang merupakan personifikasi dari
lembaga Notaris.66
63
Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., h. 392.
64
Habib Adjie dan Rusdianto Sesung, 2020, Tafsir, Penjelasan, dan Komentar Atas
Undang-Undang Jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung, h. 56.
65
Mokodongan, S. S, (2017), Pengangkatan, Pemberhentian Dan Tugas Kewajiban Notaris
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Lex Privatum, Vol. 5,
No. (3), p. 69.
66
Habib Adjie, 2019, Memahami Dan Menguasai Teori Akta Notaris Ragam Awal Akta
Komparisi Dan Akhir Akta Notaris, Duta Nusindo Semarang, Semarang, h. 51, (selanjutnya disebut
Habib Adjie III).
47
Notaris sebagai suatu jabatan menjalankan sebagian dari fungsi publik dari
negara, khususnya di bidang perdata. Hal inilah yang membedakan jabatan Notaris
delegasi dari negara. Menurut Habib Adjie, jabatan Notaris memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Sebagai Jabatan
tugas yang sengaja dibuat oleh aturan hukum untuk keperluan dan fungsi tertentu
hal yang berkaitan dengan jabatan Notaris harus mengacu pada UUJN yang
aturan hukum dalam bentuk undang undang yang mengatur jabatan Notaris di
Indonesia.
hukumnya sebagai batasan agar jabatannya dapat berjalan dengan baik dan tidak
Menteri (pemerintah), dalam hal ini Menteri yang diberi tugas dan tanggung
artinya dalam menjalankan jabatannya, Notaris tidak dapat dicampuri oleh pihak
Notaris diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah. Sesuai Pasal 36 ayat (1)
UUJN, Notaris hanya menerima honorarium atas jasa hukum yang diberikan oleh
UUJN, Notaris juga wajib memberikan jasa hukum di bidang kenotariatan secara
masyarakat. Jika terbukti bahwa akta yang dibuat oleh Notaris tidak sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku maka masyarakat dapat menggugat Notaris secara
49
perdata serta menuntut ganti rugi dan bunga. Hal ini merupakan bentuk
dengan selalu menjunjung tinggi etika hukum dan martabat serta keluhuran
jabatannya, sebab apabila hal tersebut diabaikan oleh seorang Notaris maka akan
jabatannya harus mematuhi seluruh kaidah moral yang telah hidup dan berkembang
di masyarakat. Selain adanya tanggung jawab dari etika profesi, penting bagi
alasan ini maka seorang Notaris harus memiliki semangat untuk melayani
masyarakat, dan masyarakat yang telah merasa dilayani oleh Notaris sesuai tugas
jabatannya dapat memberikan honorarium kepada Notaris. Oleh karena itu Notaris
sebagai jabatan merupakan suatu bidang pekerjaan atau tugas yang sengaja dibuat
67
Habib Adjie, 2013, Menjalin Pemikiran Pendapat Tentang Kenotariatan (Kumpulan
Tulisan), PT Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 15, (selanjutnya disebut Habib Adjie IV).
68
K. Bertens, 2011, Etika, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h. 282.
69
Mowoka, V. P, (2014), Pelaksanaan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta Yang
Dibuatnya. Lex Et Societatis, Vol. 2, No. (4), p. 61.
50
oleh aturan hukum untuk keperluan dan fungsi tertentu (kewenangan tertentu).
terus menerus sebagai suatu lingkungan pekerjaan tetap. Pada saat seseorang
kedudukannya sebagai seorang Notaris, namun Notaris sebagai jabatan akan tetap
ada selama aturan hukum mengenai jabatan Notaris itu tetap ada.
Notaris sesuai Pasal 1 angka 1 UUJN adalah pejabat umum. Pasal 1 angka 1
UUJN menyatakan bahwa “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk
pembuktian dari akta autentik yang dibuatnya, dapat dikatakan bahwa jabatan
jabatannya. 70
70
Edwar, E., Rani, F. A., & Ali, D, (2019), Kedudukan Notaris sebagai Pejabat Umum
Ditinjau dari Konsep Equality Before the Law, Jurnal Hukum & Pembangunan, Vol. 49, No. (1), p.
181.
51
yang tetap.71 Jabatan Notaris adalah jabatan umum atau publik, hal ini dikarenakan
Notaris diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah. Pejabat umum adalah pejabat
yang diangkat dan diberhentikan oleh kekuasaan umum (pemerintah) dan diberi
wewenang serta kewajiban untuk melayani publik dalam hal-hal tertentu, karena itu
tugas negara, menggunakan lambang negara, dan minuta akta yang dibuat adalah
dokumen negara. Sebagai pejabat umum, notaris haruslah: (a) berjiwa Pancasila;
(b) taat kepada hukum, sumpah jabatan, kode etik notaris; (c) berbahasa Indonesia
yang baik.72
dalam Pasal 1 PJN, dan Pasal 1868 KUH Perdata. PJN Pasal 1 menentukan bahwa :
geven; alles voorzoover het opmaken dier akten door ene algemene verordening
71
Ridwan H.R, op. cit, h. 20.
72
Abdulkadir Muhammad, 2014, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. h.
89.
52
verleden. Door of ten overstain van openbare ambtenaren die daartoe bevoegd zijn
Regelement op het Notaris Ambt in Indonesia, atau PJN Pasal 1 tersebut diatas,
Istilah Openbare Amtbtenaren yang terdapat dalam Pasal 1868 KUH Perdata
terjemahan dari istilah Openbare Ambtenaren yang terdapat dalam ketentuan Pasal
1868 KUH Perdata yaitu suatu akta autentik ialah suatu akta yang dibuat dalam
bentuk yang ditentukan undang-undang oleh atau dihadapan pejabat umum yang
berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat. Openbare Ambtenaren yang
diterjemahkan sebagai pejabat umum diartikan sebagai pejabat yang diserahi tugas
untuk membuat akta autentik yang melayani kepentingan publik, dan kualifikasi
seperti itu diberikan kepada notaris. Berdasarkan ketentuan Pasal 1868 KUH
Perdata tersebut, untuk dapat membuat akta autentik seseorang harus mempunyai
kedudukan sebagai pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu
dibuat.75
73
Habib Adjie & Rusdianto Sesung, op.cit, h. 68.
74
Habib Adjie & Rusdianto Sesung, op.cit, h. 45.
75
Sari, M. P, (2017), Analisis Yuridis Komparisi Penghadap Dalam Akta Notaris
Berdasarkan Studi Putusan No. 51pk/tun/2013, Premise Law Journal, Vol. 15, No. (1), p. 5.
53
membuat akta autentik dan kewenangan lainnya sebagaimana diatur pada UUJN.
Mengenai akta autentik dalam Pasal 1868 KUH Perdata menyatakan bahwa suatu
akta autentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan UU
oleh/dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat.
Akta autentik merupakan alat bukti yang sempurna sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 1870-1871 KUH Perdata adalah akta autentik mereupakan alat pembuktian
yang sempurna bagi kedua pihak. 76 Mereka yang berwenang diberikan jabatan
yakni sebagai pejabat umum oleh aturan hukum untuk membuat akta autentik,
seperti halnya Notaris sebagai pejabat umum. Oleh karenanya Notaris sudah pasti
merupakan pejabat umum, namun pejabat umum belum tentu adalah Notaris,
karena pejabat umum dapat disandang juga oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
kualifikasi notaris sebagai pejabat umum tidak hanya untuk Notaris saja karena
PPAT dan pejabat lelang juga diberi kualifikasi sebagai pejabat umum. Kualfikasi
yang diberikan kepada Notaris sebagai Pejabat Umum berkaitan dengan wewenang
Notaris. Menurut Pasal 15 ayat (1) UUJN bahwa Notaris berwenang membuat akta
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain. Pemberian wewenang
kepada pejabat atau instansi lain, seperti PPAT, Pejabat Lelang, atau Kantor
76
Fauzan, R., Suryadi, S., & Nuraini, L, (2020), Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap
Akta Otentik Sebagai Alat Bukti Yang Sempurna Dalam Perkara Jual Beli Tanah (Studi Putusan
Mahkamah Agung Nomor 2469K/PDT/2017), Student Online Journal (SOJ) UMRAH-Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Vol. 1, No. (2), p. 807.
54
Catatan Sipil, tidak berarti memberikan kualifikasi sebagai Pejabat Umum tapi
hanya menjalankan fungsi sebagai Pejabat Umum saja ketika membuat akta-akta
yang ditentukan oleh aturan hukum, dan kedudukan mereka tetap dalam jabatannya
Notaris sebagai pejabat umum juga dapat diartikan sebagai pejabat publik.
Sesuai Wet op het Notarisambt yang mulai berlaku tanggal 3 April 1999, Notaris
tidak lagi disebut sebagai Openbaar Ambtenaar, namun sebagai suatu jabatan
(Ambt) yang pada dasarnya adalah jabatan publik. 78 Sebutan pejabat publik dapat
umum sesuai dengan kewenangannya, tidak kepada Pejabat Eksekutif saja namun
juga kepada Notaris. Notaris sebagai pejabat publik dalam pengertian mempunyai
adalah pejabat umum atau publik yang diangkat dan diberhentikan oleh
pemerintah, namun Notaris bukan pegawai pemerintah atau pegawai negeri yang
memperoleh gaji dari pemerintah. Dalam hal ini Undang-Undang yang mengatur
mengenai kepegawaian menjadi tidak berlaku bagi Notaris. Selain itu Notaris
sebagai pejabat publik juga bukanlah pejabat Tata Usaha Negara. Produk dari
Notaris adalah akta autentik, bukan Keputusan Tata Usaha Negara. Notaris bukan
77
Makmur, M., & Siregar, T, (2013), Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Notaris
Setelah Berakhir Masa Jabatannya Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
Jabatan Notaris, JURNAL MERCATORIA, Vol. 6, No. (1), p. 6.
78
Muhjad, M. H, (2018), Jabatan Notaris dalam Perspektif Hukum Administrasi, Lambung
Mangkurat Law Journal, Vol. 3, No. (1), p. 87.
55
Tugas pokok seorang Notaris adalah membuat akta autentik, baik yang
tertentu dan badan hukum yang memerlukannya. 79 Sesuai UUJN, salah satu tugas
atau tindakan para penghadap kedalam bentuk akta autentik. Tugas Notaris selain
penghadap, selain itu Notaris juga memberikan nasehat hukum dan penyuluhan
Notaris mempunyai peran khusus yaitu untuk mengatur secara tertulis dan
autentik hubungan hukum antara para pihak yang secara mufakat meminta untuk
memakai jasa Notaris yang pada dasarnya adalah sama dengan tugas hakim yang
penjabaran tugas Notaris tersebut bahwa Notaris merupakan pihak mandiri yang
berada ditengah-tengah para pihak dan bukan sebagai salah satu pihak. 80 Seperti
Notaries in a typical civil law country serve three principal functions. First,
79
Supriadi, 2018, Etika & Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta, h. 37.
80
Fatimah, P. T, (2020), Tanggung Jawab Notaris Dan Ppat Yang Melakukan Pemalsuan
Akta Autentik (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 451/K.
Pid/2018, Indonesian Notary, Vol. 2, No. (4) p. 542.
56
that the instrument itself is genuine and that what it recites accurately represents
what the parties said and what the notary saw and hears. Third, notaris act as a
kind of public record office. They are required to retain the original of every
authenticated copy usually has the same evidentiary value as the original.81
Pertama, mereka menyusun instrumen hukum penting, seperti surat wasiat, piagam
menetapkan dengan pasti bahwa instrumen itu sendiri asli dan apa yang didalamnya
secara akurat mewakili apa yang dikatakan para pihak serta apa yang dilihat dan
didengar oleh notaris. Ketiga, notaris bertindak sebagai semacam kantor catatan
publik. Mereka diharuskan untuk menyimpan asli dari setiap instrumen yang
Selain tugas yang dimiliki Notaris seperti yang diuraikan diatas, seorang
KBBI wewenang adalah merupakan hak dan kekuasaan yang dimiliki untuk
81
John Henry Merryman and Rogelio Perez-Perdomo, 2018, The Civil Law Tradition: An
Introduction To The Legal Systems Of Europe And Latin America, Stanford University Press,
Stanford, California, h. 207.
57
bertindak.82 Kewenangan Notaris dapat dilihat dari pengertian Notaris itu sendiri,
yaitu dalam Pasal 1 angka 1 UUJN dinyatakan bahwa “Notaris adalah pejabat
umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan
yang meliputi pembuatan segala jenis akta autentik kecuali yang dikecualikan
untuk tidak dibuat oleh Notaris. Dengan kata lain, pejabat-pejabat lain selain
Notaris hanya mempunyai kewenangan membuat akta tertentu saja dan harus
sebatas apa yang diberikan oleh UUJN. 83 Mengenai kewenangan Notaris, diatur
82
Aisyah, S, (2021), Akibat Hukum Terhadap Akta Notaris Yang Tidak Sesuai Dengan
Fakta Hukum, Repertorium: Jurnal Ilmiah Hukum Kenotariatan, Vol. 10, No. (2), p. 150.
83
Adonara, F. F, (2016), Implementasi Prinsip Negara Hukum Dalam Memberikan
Perlindungan Hukum Terhadap Notaris, Perspektif, Vol. 21, No. (1), p. 52.
58
akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh
undang-undang.
Kewenangan Notaris dalam pembuatan akta autentik ini adalah dalam arti
kewenangan Notaris dalam Pasal 15 ayat (1) UUJN haruslah dihubungkan dengan
1. Akta harus dibuat oleh (door) atau dihadapan (ten overstaan) seorang
pejabat umum;
Undang-Undang;
84
Habib Adjie, 2009, Meneropong Khazanah Notaris dan PPAT Indonesia (Kumpulan
Tulisan Tentang Notaris dan PPAT), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 14, (selanjutnya disebut
Habib Adjie V).
59
bersangkutan; dan
b. Kewenangan khusus Notaris yang diatur dalam UUJN dalam Pasal 15 ayat (2)
pihak-pihak setelah isi akta dijelaskan oleh notaris kepada pihak pihak
tersebut dan tanggal dan tanda tangan Notaris telah dilekatkan di dalam
3. Membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang
bersangkutan;
85
Ibid, h. 17.
60
pada ayat (1) dan ayat (2), Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam
adalah wewenang yang berdasarkan aturan hukum lain yang akan datang kemudian
(ius constituendum), dengan batasan bahwa aturan hukum tersebut dibentuk oleh
Badan Perwakilan Rakyat Bersama Pemerintah atau oleh pejabat negara yang
berwenang dan mengikat secara umum. Aturan yang dimaskud dengan batasan ini
Notaris juga memiliki kewenangan yang diatur dalam Pasal 51 UUJN yang
dan/atau kesalahan ketik yang terdapat pada Minuta Akta yang telah
berita acara dengan pemberian catatan menyebutkan tanggal dan nomor berita
acara perbaikan tersebut pada asli akta, serta pemberian salinan berita acara
Kewajiban diartikan dalam KBBI sebagai segala sesuatu yang wajib dan
UUJN, yakni pada Pasal 16. Pasal 16 UUJN mengatur menyatakan bahwa dalam
3) melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada minuta
akta;
minuta akta;
menentukan lain;
7) menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang
memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta, dan jika jumlah akta tidak
dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih
62
dari satu buku, dan mencatat jumlah minuta akta, bulan dan tahun
8) membuat daftar dari akta proses terhadap tidak dibayar atau tidak.
ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan notaris;
kedudukannya, hal ini tercantum dalam Pasal 19 UUJN Selain kewajiban untuk
melakukan hal-hal yang telah disebutkan di atas, Notaris masih memiliki satu
kewajiban lain, yaitu kewajiban ingkar. Kewajiban ingkar Notaris merupakan suatu
63
sumpah jabatan Notaris bahwa Notaris akan merahasiakan isi akta dan keterangan
yang diperoleh sehubungan dengan proses pembuatan akta dan dalam pelaksanaan
jabatan Notaris. Kewajiban ingkar ini telah melekat dalam jabatan Notaris sejak
Kewajiban ingkar ini bukan untuk diri Notaris sendiri namun untuk kepentingan
para pihak yang telah mempercayakan kepada Notaris untuk mampu menyimpan
semua keterangan atau pernyataan para pihak yang pernah diberikan di hadapan
Secara umum, sesuai Pasal 4 ayat 2 UUJN j.o. Pasal 16 ayat (1) huruf f
UUJN j.o. Pasal 54 UUJN, maka hanya undang-undang saja yang dapat
yang berkaitan dengan pembuatan akta tersebut yang diketahui oleh Notaris.
dan hanya perlu dicatat dalam berita acara pemeriksaan bahwa Notaris
Notaris yang telah pensiun, hal ini berkaitan dengan Pasal 65 UUJN dimana Notaris
pembuat akta tetap bertanggung jawab atas akta tersebut meskipun protokol
Notaris menjadi tanggung jawab dan kewajiban Notaris dan pemegang protokolnya
86
Arisaputra, M. I, (2012), Kewajiban Notaris Dalam Menjaga Kerahasiaan Akta Dalam
Kaitannya dengan Hak Ingkar Notaris, Perspektif, Vol. 17, No. (3), p. 180.
64
untuk dijaga seumur hidup dan kemudian dilanjutkan penjagaannya oleh pemegan
Notaris juga memiliki hak istimewa di samping kewajiban ingkar ini yaitu
Notaris untuk tidak berbicara atau memberikan keterangan atau informasi apapun
yang berkaitan dengan akta yang dibuat di hadapan atau oleh Notaris sebagai saksi
dalam penuntutan dan pengadilan. Penggunaan hak ingkar Notaris ini tidak
permohonan itu ditolak maka Notaris perlu bersaksi di pengadilan dan jika ada
yang dirugikan atas keterangan Notaris maka Notaris tidak dapat dituntut karena
Selain kewajiban yang dimiliki oleh Notaris, terdapat pula larangan yang
Notaris. Jika larangan ini dilanggar oleh Notaris, maka kepada Notaris yang
melanggar akan dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam UUJN. Larangan bagi
87
Padry. M, (2020), Perlindungan Hukum Penerima Protokol Werda Notaris Dan
Kewajiban Menyimpan Rahasia Jabatan, Recital Review, Vol. 2, No. 1, p. 103.
88
Habib Adjie & Rusdianto Sesung, op.cit, h. 141.
65
jabatan notaris;
Notaris sebagai suatu profesi juga tidak dapat lepas dari kode etik profesi.
Hubungan Notaris dengan organisasi Notaris diatur melalui Kode Etik Notaris.
Keberadaan kode etik Notaris bertujuan agar suatu profesi notaris dapat dijalankan
serta beragumentasi secara rasional dan kritis serta menjujung tinggi nilai-nilai
moral. Ikatan Notaris Indonesia (INI) sebagai perkumpulan organisasi bagi para
notaris mempunyai peranan yang sangat peting dalam penegakan dan pelaksanaan
66
kode etik profesi bagi notaris. 89 Kode Etik Notaris ini juga memiliki hubungan
dengan UUJN yaitu dalam Pasal 4 UUJN mengenai sumpah jabatan Notaris.
Notaris melalui sumpah jabatannya berjanji akan menjaga sikap, tingkah laku, dan
martabat, dan tanggung jawab sebagai Notaris. Pasal 1 angka 2 Perubahan Kode
Etik Notaris Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia, Banten, 29-30 Mei 2015
menyatakan bahwa :
Kode Etik Notaris dan untuk selanjutnya akan disebut Kode Etik adalah
perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi
serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota Perkumpulan dan semua
menjalankan jabatan.
Ruang lingkup Kode Etik Notaris diatur dalam Bab II Pasal 2 yaitu meliputi
sehari-hari. Menurut Wawan Setiawan, unsur dan ciri yang harus dipenuhi oleh
seorang Notaris profesional dan ideal, antara lain dan terutama adalah :
89
Handayani, T. U., Suryaningtyas, A., & Mashdurohatun, A, (2018), Urgensi Dewan
Kehormatan Notaris Dalam Penegakan Kode Etik Notaris Di Kabupaten Pati, Jurnal Akta, Vol. 5,
No. (1), p. 52.
67
organisasi profesinya;
Kewajiban Notaris juga diatur dalam Pasal 3 Kode Etik Notaris yang juga
harus ditaati selain kewajiban yang diatur didalam UUJN. Pasal 3 Kode Etik
Notaris) wajib :
Notaris;
90
Aulia, F, (2018), Wewenang Pemerintah Dibidang Pembinaan Notaris Di Jawa
Timur, ASPIRASI: JURNAL ILMIAH ADMINISTRASI NEGARA, Vol. 3, No. (1), p. 12.
68
jabatan Notaris;
Negara;
c. Tempat kedudukan;
10. Hadir, mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang
keputusan-keputusan Perkumpulan;
69
13. Membayar uang duka untuk membantu ahli waris teman sejawat yang
meninggal dunia;
yang tertentu;
Larangan Notaris selain dalam Pasal 17 UUJN juga diatur dalam Pasal 4
Notaris) dilarang :
70
kantor perwakilan;
a. Iklan;
b. Ucapan selamat;
c. Ucapan belasungkawa;
e. Kegiatan pemasaran;
olah raga.
mendapatkan klien;
dari Notaris lain kepadanya, baik upaya itu ditujukan langsung kepada
padanya;
rekan Notaris;
10. Menetapkan honorarium yang harus dibayar oleh klien dalam jumlah
kantor Notaris lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Notaris yang
Notaris lain;
menemukan suatu akta yang dibuat oleh rekan sejawat yang ternyata di
dilakukan oleh Notaris selama jabatannya ada dalam protokolnya. Protokol Notaris
dapat dikatakan sebagai rekaman jabatan seorang Notaris. UUJN dalam Pasal 1
merupakan arsip negara yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris sesuai
a. minuta Akta;
a. Minuta Akta;
Merupakan asli akta notaris yang disimpan dalam protokol notaris yang
didalamnya tercantum asli tanda tangan, paraf, dan cap jempol penghadap,
saksi-saksi dan notaris dan tercantum pula renvooi atau dilekatkan dokumen
yang diperlukan untuk pembuatan akta tersebut. Minuta akta harus selalu dijilid
setiap bulannya menjadi satu buku yang disebut budel minuta akta yang
memuat tidak lebih dari 50 akta. Pada sampul setiap buku tersebut dicatat
Berisi catatan tentang semua akta yang dibuat oleh atau dihadapan
mencantumkan nomor urut, nomor bulanan, tanggal, sifat akta dan nama para
74
disahkan penggunaannya.
maupun yang dibukukan dengan mencantumkan nomor urut, tanggal, sifat surat
dan nama para pihak. Buku daftar akta dibawah tangan ini harus dibuat 2 (dua)
penghadap, sifat/judul akta, nomor akta, dan tanggal. Buku ini dibuat sebagai
selama masa jabatan notaris. Buku ini berisi mengenai tidak dilakukannya
pembayaran atas suatu tagihan atau surat berharga. Buku daftar protes
disampaikan setiap bulan dan apabila tidak ada maka notaris wajib
Notaris. Pencatatan buku ini dilakukan setiap bulan dan apabila tidak ada maka
g. Buku Daftar Lain yang harus disimpan oleh Notaris berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. 91
selanjutnya diatur dalam UUJN dan UUJN-P dengan Pasal 63 ayat (5) UUJN-P
UUJN yang menyatakan bahwa Protokol Notaris dari Notaris lain yang pada waktu
penyerahannya berumur 25 (dua puluh lima) tahun atau lebih diserahkan oleh
mengenai penyimpanan protokol Notaris berumur 25 (dua puluh lima) tahun atau
lebih tersebut, diatur pula dalam Pasal 70 huruf e menyatakan bahwa Majelis
yang pada saat serah terima Protokol Notaris telah berumur 25 (dua puluh lima)
menerus. Oleh sebab itu, meskipun Notaris yang menjabat tersebut pensiun atau
meninggal dunia, maka jabatan Notaris tersebut masih ada, dan produk dari jabatan
Notaris tersebut yang antara lain adalah akta-akta yang dibuat di hadapan atau oleh
Notaris tersebut tetap diakui dan akan disimpan oleh Notris pemegang protokolnya.
91
Habib Adjie & Rusdianto Sesung, op.cit, h. 526.
76
Ketika Notaris akan diangkat untuk menjalankan jabatannya, pasti akan selalu
diminta untuk bersedia menerima protokol Notaris. Hal ini sudah menjadi
protokol Notaris adalah kumpulan dokumen yang merupakan arsip negara yang
harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris sesuai dengan ketentuan peraturan
terus berlangsung walaupun Notaris yang bersangkutan telah pensiun atau bahkan
sudah meninggal dunia. Protokol Notaris tersebut diserahkan kepada Notaris lain
protokol tersebut tidak dapat melakukan tindakan apapun, seperti merubah isi akta,
isi akta, Grosse akta, kutipan akta, atau mengeluarkan salinan tambahan atas
permintaan para pihak yang berkepentingan langsung pada akta atau para ahli
warisnya, atau orang yang memperoleh hak, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan.
92
Yuhana, D. A, (2021), Peran Majelis Pengawas Daerah dan Notaris Penerima Protokol
Terhadap Penyimpanan Protokol Notaris Yang Telah Berumur 25 Tahun, Jurnal Officium
Notarium, Vol. 1, No. (1), p. 50.
77
Secara umum definisi Ahli Waris adalah pihak yang menerima warisan dari
Pewaris setelah pewaris meninggal dunia. Menurut Eman Suparman, Ahli Waris
ialah orang yang berhak menerima peninggalan orang yang telah meninggal. Yaitu
sekalian orang yang menjadi waris, berarti orang yang berhak menerima harta
pesan apa yang ditinggalkan oleh pewaris melalui surat wasiat. Dalam hukum
perdata, ahli waris dibagikan menjadi beberapa golongan yang dimana untuk
Orang yang berhak atau ahli waris atas harta peninggalan harus sudah ada
atau masih hidup saat kematian si pewaris. Hidupnya ahli waris dimungkinkan
dengan :
hidup. Dalam hal ini termasuk juga bayi yang dalam kandungan ibunya.
Dalam KUHPerdata ada dua cara untuk mendapatkan sebuah warisan dari
pewaris, yaitu :
mereka.
2. Secara testamentair (ahli waris karena di tunjuk dalam suatu wasiat atau
94
H. Zainuddin Ali, 2010, Pelaksanaan Hukum Waris Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
h. 85.
79
Ahli Waris di Indonesia antara daerah yang satu dengan yang lainnya
terdapat suatu perbedaan tentang para waris, baik terhadap ahli waris yang berhak
mewarisi maupun yang bukan ahli waris tetapi mendapat warisan. Berhak atau
tidaknya para waris sebagai penerima warisan sangat dipengaruhi oleh sistem
kekerabatan dan agama yang dianut. Djaren Saragih mengemukakan bahwa pada
keturunannya
tersebut yaitu :
masyarakat itu sendiri, maka yang menjadi ahli waris tiap daerah akan berbeda.
Masyarakat yang menganut prinsip patrilineal seperti Batak, yang merupakan ahli
waris hanyalah anak laki-laki, demikian juga di Bali. Berbeda dengan masyarakat
di Sumatera Selatan yang menganut matrilineal, golongan ahli waris adalah tidak
saja anak laki-laki tetapi juga anak perempuan. Masyarakat Jawa yang menganut
sistem bilateral, baik anak laki-laki maupun perempuan mempunyai hak sama atas
Hukum waris adat tidak mengenal azas “legitieme portie” atau bagian
mutlak sebagaimana hukum waris barat dimana untuk para waris telah ditentukan
hak-hak waris atas bagian tertentu dari harta warisan sebagaimana diatur dalam
pasal 913 KUHPerdata. Hukum waris adat juga tidak mengenal adanya hak bagi
waris untuk sewaktu-waktu menuntut agar harta warisan dibagikan kepada para
waris sebagaimana disebut dalam alinea kedua dari pasal 1066 KUHPerdata. Akan
95
Puspita, S. D., & Fadhly, F, (2015), Legitieme Portie Dalam Hukum Waris Islam Di
Indonesia, Veritas et Justitia, Vol. 1, No. (2), p. 371.
81
Untuk menjadi ahli waris yang terpenting adalah anak kandung, sehingga
anak kandung dapat menutup ahli waris lainnya. Di dalam hukum adat juga dikenal
istilah :96
1. Anak angkat
Dalam hal status anak angkat, setiap daerah mempunyai perbedaan. Putusan
Raad Justitie tanggal 24 Mei 1940 mengatakan anak angkat berhak atas
(barang asal) anak angkat tidak berhak mewarisinya, (Putusan M.A. tanggal 18
2. Anak Tiri
Terhadap bapak dan ibu kandungnya anak tersebut merupakan ahli waris,
namun anak tersebut tidak menjadi ahli waris orang tua tirinya. Kadang-kadang
begitu eratnya hubungan antara anggota rumah tangga, sehingga anak tiri mendapat
hak hibah dari bapak tirinya, bahkan anak tiri berhak atas penghasilan dari bagian
4. Kedudukan Janda
96
Manossoh, M. D, (2019), Kedudukan Anak Angkat Dalam Pembagian Harta Warisan
Dilihat Dari Perspektif Hukum Adat, LEX PRIVATUM, Vol. 6, No. (10), p. 169.
82
adalah tidak sama sesuai dengan sifat dan sistem kekeluargaan. Sifat kekeluargaan
5. Kedudukan Duda
hakekatnya tidak masuk keluarga isteri, sehingga duda tidak berhak atas warisan
isteri.
Menurut hukum Islam hak waris itu diberikan baik kepada keluarga wanita
saudara perempuan sebapak seibu, sebapak atau seibu saja). Para ahli waris
berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 15 orang dari pihak laki-laki dan 10 dari pihak
2. Cucu laki-laki, yaitu anak laki-laki dan seterusnya kebawah (ibnul ibn)
97
Muchtar, M. A, (2018), Analisis Terhadap Sistem Pembagian Harta Warisan, JUSTISI,
Vol. 4, No. (2), p. 72.
83
waris.
Jabatan Notaris merupakan jabatan kepercayaan dengan peran yang sangat penting,
oleh karena itu seorang Notaris selalu diawasi dalam pelaksanaan jabatannya.
melihat dan menilik tugas dan kewenangan Notaris. Pengawasan, yang dalam
bahasa inggris disebut dengan supervision, diartikan sebagai (1) penilikan dan
pada penilikan, yang artinya proses, cara atau perbuatan menilik, pengontrolan atau
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan membentuk Majelis
98
Salim HS, 2015, Teknik Pembuatan Akta Satu (Konsep Teoretis, Kewenangan Notaris,
Bentuk dan Minuta Akta), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 203.
85
secara melekat, dalam arti segala hal yang disebutkan dalam peraturan peraturan
Notaris diangkat pemerintah bukan untuk kepentingan diri Notaris itu sendiri,
tetapi untuk kepentingan masyarakat umum. 100 Pengawasan Notaris selain diatur
dalam UU melalui UUJN dan UUJN juga diatur dalam Peraturan Menteri Hukum
Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 Tentang
2015) dan dalam Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
99
Kuntjoro, N, (2016), Efektivitas Pengawasan Majelis Pengawas Daerah (MPD) Kota
Yogyakarta Terhadap Perilaku Notaris di Kota Yogyakarta Menurut Kode Etik Notaris, Lex
Renaissance, Vol. 1, No. (2), p. 205.
100
Hariyanto, B, (2022), Peran Majelis Pengawas Notaris Dalam Upaya Penegakan
Terhadap Pelanggaran Kode Etik Notaris Berdasarkan Undang-Undang Jabatan Notaris, IUS:
Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum, Vol. 10, No. (01), p. 16.
86
sebelumnya, yaitu Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan Organisasi, Tata Kerja, Dan Tata Cara
Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris. Hal ini sesuai dengan Pasal 81 UUJN yang
menyatakan bahwa “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan dan
pemberhentian anggota, susunan organisasi dan tata kerja, serta tata cara
(4) Dalam hal suatu daerah tidak terdapat unsur instansi pemerintah
(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perilaku Notaris
Pengawas Notaris yaitu terdiri atas Majelis Pengawas Daerah (selanjutnya disebut
2020 maka pembinaan, pengawasan, dan pemeriksaan Notaris dimulai dari tahap
MPD yang kemudian dilaporkan ke MPW untuk diputuskan dan upaya hukum
selain diatur dalam UUJN juga diatur dalam Permenkumham 40 Tahun 2015 dan
kewajiban MPD diatur dalam Pasal 69, 70 dan Pasal 71 UUJN. MPD menurut Pasal
(3) Ketua dan Wakil Ketua Majelis Pengawas Daerah dipilih dari dan oleh
(4) Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan anggota Majelis Pengawas Daerah
(5) Majelis Pengawas Daerah dibantu oleh seorang sekretaris atau lebih
kabupaten atau kota. MPD akan dibentuk oleh Kepala Kantor Wilayah atas nama
Menteri jika di kabupaten atau kota tersebut telah diangkat paling sedikit 12 (dua
belas) orang Notaris. Apabila pada suatu kabupaten atau kota belum dapat dibentuk
MPD, maka sesuai Pasal 29 Permenkumham 40 Tahun 2015 tugas dan kewenangan
69 ayat (2) UUJNP j.o. Pasal 9 Permenkumham 40 Tahun 2015 adalah terdiri atas
unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (3) yaitu terdiri atas 9 (Sembilan)
orang dimana 3 (tiga) orang dari unsur Pemerintah yang diusulkan oleh Kepala
Divisi Pelayanan Kantor Wilayah, 3 (tiga) orang dari unsur Organisasi Notaris
yang diusulkan oleh Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia, dan 3 (tiga) orang
dari unsur ahli atau akademisi yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah.
89
berikut :
Notaris;
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau setiap waktu yang dianggap perlu;
yang bersangkutan;
terima Protokol Notaris telah berumur 25 (dua puluh lima) tahun atau
lebih;
Undang-Undang ini;
bulan;
pada saat serah terima Protokol Notaris telah berumur 25 (dua puluh
termasuk surat yang dilekatkan pada akta tersebut atas permintaan pihak
Undang-Undang;
bawah tangan yang disahkan, dan daftar surat di bawah tangan yang
91
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender pada bulan berikutnya, yang
c. mengeluarkan salinan dari akta yang telah berusia 25 (dua puluh lima)
tahun atau lebih yang telah diterima oleh Majelis Pengawas Daerah
dan/atau surat yang di lekatkan pada akta tersebut atas permintaan pihak
dan
dengan akta yang dibuatnya atau protokol Notaris yang berada dalam
penyimpanan Notaris.
92
sebagai berikut:
surat di bawah tangan yang disahkan dan yang dibuat sejak tanggal
pemeriksaan terakhir;
d. menerima salinan yang telah disahkan dari daftar akta dan daftar lain
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, dengan tembusan kepada pihak yang
Notaris;
cuti.
kewajiban MPD atas pemeriksaan terhadap Notaris yang berkaitan dengan adanya
93
perilaku Notaris. Pemeriksaan pada tahap MPD ini dilakukan melalui Majelis
pengantar yang ditembuskan kepada Pelapor, Terlapor, MPP, dan Pengurus Daerah
Ikatan Notaris Indonesia. MPD sendiri tidak menjatuhkan sanksi kepada Notaris
MPW diatur dalam Pasal 72 UUJN, Pasal 73 UUJN, dan Pasal 74-75 UUJN. MPW
provinsi.
(3) Ketua dan Wakil Ketua Majelis Pengawas Wilayah dipilih dari dan oleh
(4) Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan anggota Majelis Pengawas
(5) Majelis Pengawas Wilayah dibantu oleh seorang sekretaris atau lebih
Permenkumham 40 Tahun 2015 seperti halnya MPD yaitu terdiri atas unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (3) yaitu terdiri atas 9 (Sembilan)
orang dimana 3 (tiga) orang dari unsur Pemerintah yang diusulkan oleh Kepala
Kantor Wilayah, 3 (tiga) orang dari unsur Pemerintah yang diusulkan oleh Kepala
Kantor Wilayah, 3 (tiga) orang dari unsur Organisasi Notaris yang diusulkan oleh
Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia, dan 3 (tiga) orang dari unsur ahli atau
akademisi yang diusulkan oleh dekan fakultas hukum setempat atau ahli/akademisi
Pasal 73 UUJN :
tahun;
tertulis;
hormat.
g. dihapus.
Pasal 74 UUJN :
dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) huruf a bersifat tertutup untuk umum.
(2) Notaris berhak untuk membela diri dalam pemeriksaan dalam sidang
a. memberikan izin cuti untuk jangka waktu lebih dari 6 (enam) bulan
Undang-Undang.
(1) huruf a, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f kepada Notaris yang
dan tertutup untuk umum. Majelis Pemeriksa Wilayah memeriksa dan memutus
hasil pemeriksaan Majelis Pengawas Daerah paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
Majelis Pemeriksa Wilayah dapat mengambil putusan yang dibacakan dalam siding
yang terbuka untuk umum. Putusan ini dapat berupa sanksi peringatan lisan
maupun peringatan tertulis atau memberi usulan penjatuhan sanksi kepada MPP
berupa pemberhentian sementara 3 (tiga) bulan sampai dengan 6 (enam) bulan, atau
pengurus pusat Ikatan Notaris Indonesia dengan surat pengantar, dalam jangka
waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak putusan dibacakan. Notaris
MPW. Apabila Notaris melakukan banding, maka MPW memiliki kewajiban untuk
ditindak lanjuti.
kewenangan, dan kewajiban MPP diatur dalam Pasal 76 sampai Pasal 80 UUJN.
(3) Ketua dan Wakil Ketua Majelis Pengawas Pusat dipilih dari dan oleh
(4) Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan anggota Majelis Pengawas Pusat
(5) Majelis Pengawas Pusat dibantu oleh seorang sekretaris atau lebih yang
sesuai Pasal 72 ayat (2) UUJN j.o. Pasal 11 Permenkumham 40 Tahun 2015 seperti
halnya MPD dan MPW yaitu terdiri atas unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
67 ayat (3) yaitu terdiri atas 9 (sembilan) orang dimana 3 (tiga) orang dari unsur
Pemerintah yang diusulkan oleh Direktur Jenderal atau yang ditunjuk oleh Menteri,
3 (tiga) orang dari unsur Organisasi Notaris yang diusulkan oleh Pengurus Pusat
Ikatan Notaris Indonesia, dan 3 (tiga) orang dari unsur ahli atau akademisi yang
Kewenangan dari MPW diatur dalam Pasal 77 UUJN dan 78 UUJN, yaitu
sebagai berikut :
Pasal 77 UUJN :
Pasal 78 UUJN :
(2) Notaris berhak untuk membela diri dalam pemeriksaan sidang Majelis
Pengawas Pusat.
sebagai berikut :
a. memberikan izin cuti untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun;
Undang-Undang.
Pasal 79 UUJN ;
100
Pasal 80 UUJN :
(2) Menteri menunjuk Notaris yang akan menerima Protokol Notaris dari
terhadap keberatan atas putusan MPW, usulan penjatuhan sanksi oleh MPW atau
Pemeriksaan ini tertutup untuk umum dan dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
dalam sidang yang terbuka untuk umum paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
berkas dicatat dalam buku register. Putusan MPP bersifat final serta berkekuatan
hukum tetap, kecuali putusan sanksi pemberhentian tidak hormat yang diajukan
kepada Menteri, Pelapor, Terlapor, MPD dan MPW serta Pengurus Pusat Ikatan
Notaris Indonesia dengan surat pengantar. Apabila ada dugaan unsur pidana maka
Berkaitan dengan penegakan Kode Etik Notaris, maka Notaris juga tunduk
kepada Dewan Kehormatan Notaris untuk hal-hal yang berkaitan dengan Kode Etik
Notaris. Pengertian Dewan Kehormatan Notaris sesuai Pasal 1 angka 8 Kode Etik
dan berfungsi menegakkan Kode Etik, harkat dan martabat Notaris, yang bersifat
mengawasi dan memeriksa Notaris dalam hal yang berkaitan dengan dugaan
101
Sinaga, N. A, (2020), Kode Etik Sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum Yang
Baik, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol. 10, No. (2), p. 23.
102
Wilayah, dan terakhir pada Dewan Kehormatan Pusat. Dewan Kehormatan Notaris
juga dapat menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik Notaris. Sesuai
Pasal 14 Kode Etik Notaris maka apabila sanksi yang dijatuhkan adalah
Indonesia Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Tugas Dan Fungsi, Syarat Dan Tata Cara
Akta dan pemanggilan Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan
dengan Akta atau Protokol Notaris yang berada dalam penyimpanan Notaris. MKN
terdiri dari MKN Pusat dan MKN Wilayah. MKN Pusat bertugas membina MKN
oleh penyidik, penuntut umum, dan hakim, serta memberikan persetujuan atau
103
majelis pemeriksa yang beranggotakan sebanyak 3 (tiga) orang yang terdiri dari
setiap unsur anggota MKN Wilayah, paling lambat 5 (lima) hari setelah laporan
atau penolakan terhadap permintaan penyidik, penuntut umum, atau hakim terkait
pengambilan fotokopi minuta akta dan surat-surat yang dilekatkan pada minuta
Ketua MKN Wilayah yang kemudian mengirimkan laporan bulanan kepada Ketua
MKN Pusat.
dan pemanggilan Notaris oleh pihak penyidik, penuntut umum, atau hakim untuk
hadir dalam pemeriksaan yang terkait dengan akta atau protokol Notaris yang
2020 diajukan kepada Ketua MKN Wilayah pada wilayah kerja Notaris yang
Wilayah ini harus diberikan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
yaitu oleh Menteri melalui MPD, MPW, dan MPP, serta Dewan Kehormatan
Notaris, dan juga MKN, dapat disimpulkan bahwa kewenangan dan kewajiban
puluh lima) tahun hanya diberikan oleh UUJN kepada MPD. Protokol yang berusia
25 (dua puluh lima) tahun tersebut seharusnya disimpan oleh MPD sesuai aturan
Pasal 63 ayat (5) UUJN dan MPD memiliki kewenangan untuk menentukan tempat