Interpretasi atau penafsiran sering disebut sebagai bidang subjektivitas. Hal tersebut
sebagian dikatakan benar, tetapi sebagian lagi dikatakan salah. Benar karena tanpa penafsiran
sejarawan, data tidak dapat berbicara. Dan salah karena subjektivitas dalam penulisan
sejarawan diakui, namun hal tersebut untuk dihindari. Interpretasi dibagi menjadi 2 macam
yaitu:
1. Analisis (menguraikan), tujuannya adalah untuk mengembangkan sebuah data atau fakta
sejarah yang sumbernya terbatas.
2. Sintesis (menyatukan), tujuannya adalah untuk mengelompokkan data-data atau fakta-
fakta sejarah yang sumbernya terpisah kemudian data atau fakta tersebut dikelompokkan
menjadi satu.
Menurut buku “metodologi penelitian sosial” dan pendidikan oleh Drs. Sumanto, M.A.
Sintesis data, data yang bersifat sejarah harus diorganisasi dan digabung, serta
harus dirumuskan kesimpulan dan generalisasinya. Pada bagian ini tidak hanya
merupakan suatu daftar urutan kejadian-kejadian. Kritik pada penelitian sejarah,
pertanyaan mengenai validitas generalisasi berdasarkan peristiwa-peristiwa yang sama
sekali tidak bisa ditiru.
Penyimpulan data penelitian sejarah lebih melibatkan analisis yang masuk akal bukan analisis
statiska. Sangat mudah membuang atau melewati buku yang tidak mendukung atau bertentangan
dengan hipotesis penelitian.