Anda di halaman 1dari 3

Etika Kebidanan

Etika merupakan komponen penting dalam kehidupan karena kita memilih untuk hidup di
tengah masyarakat dan bersama orang lain. Hal ini serupa dengan pentingnya etika dalam sebuah
profesi kesehatan. Profesi kesehatan merupakan profesi yang mulia yang tujuan utamanya adalah
membantu dan menolong manusia lainnya. Etika profesi kesehatan adalah norma-norma atau
perilaku bertindak bagi petugas atau profesi kesehatan dalam melayani kesehatan masyarakat
(Amiruddin, 2014).

Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian (expertise) tertentu, menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian
tersebut diperoleh dari suatu lembaga pendidikan dan diperuntukkan untuk suatu profesionalisme
yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan bidang dan profesi yang diembannya. (Purba,
2020).

Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang menunjuk
bidan melaksanakan praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga,
masyarakat, teman sejawat, profesi, dan dirinya. Penetapan kode etik kebidanan harus dilakukan
dalam kongres Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Ketentuan hak dan tanggung jawab profesi disusun oleh
IBI menjadi sebuah kode etik Bidan yang harus ditaati oleh seluruh Bidan di Indonesia tanpa
terkecuali. (Sumiati et al., 2018).

Jenis-Jenis Pelanggaran Etik Kebidanan

1. Pelanggaran Ringan

a. Melalaikan tugas, contohnya :

• tidak masuk kerja tanpa izln,

• tidak melakukan tugas yang merupakan tanggung jawabnya (tidak melengkapi status, tidak
merapikan alat setelah dipakai, dll)

• menggunakan handphone saat bekerja untuk kepentingan pribadi dalam waktu yang lama

• tidur saat bertugas shift malam

• suka memposting foto di media sosial saat jam sibuk

b. Berperilaku tidak menyenangkan penderita atau keluarga, contohnya :

2. Pelanggaran Sedang

• Meminta imbalan berupa uang atau barang kepada pasien atau keluarga untuk
kepentingan pribadi atau kelompok

• Memukul pasien dengan sengaia, tanpa menimbulkan kecacatan fisik

• Bagi bidan yang sudah menikah menjalin cinta dengan pasien dan keluarga, suami atau istri
ternan sejawat

• Menyalahgunakan uang perawatan atau pengobatan pasien untuk kepentingan pribadi


atau kelompok.
• Merokok dilingkungan RS saat masih memakai uniform bidan.

• Berjudi di Iingkungan RS saat masih memakai uniform bidan.

• Menceritakan aib ternan seprofesi atau menjelekkan profesi bidan dihadapan profesi lain

• Menjelekkan dan atau membuat cerita HOAX mengenai profesi kebidanan pada profesi lain
dalam forum, media cetak, maupum media online.

• Sering melakukan Pelanggaran Etik Ringan (minimal 3 kali)

3. Pelanggaran Berat

• Melakukan tindakan keperawatan tanpa mengikuti prosedur sehingga penderitaan pasien


bertarnbah parah atau bahkan meninggal

• Salah memberikan obat sehingga berakibat fatal bagi pasien

• Membiarkan pasien dalam keadaan sakit parah atau sakratul maut tanpa memberikan
pertolongan

• Berjudi atau meminum minuman beralkohol sampal mabuk diruangan kebidanan

• Menodai kehormatan pasien

• Memukul atau berbuat kekerasan pada pasien dengan sengaja sampai terjadi cacat fisik

• Menyalahgunakan obat pasien untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

• Menjelekkan dan atau membuat cerita HOAX mengenai profesi kebidanan pada profesi lain
dalam forum, media cetak, maupum media online yang mengakibatkan adanya tuntutan hukum.

Sanksi Untuk Pelanggaran Etik Kebidanan

1. Sanksi Pelanggaran Ringan

a. Yang bersangkutan mengucapkan janji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi

b. Meminta maafterhadap pihak yang dirugikan

2. Sanksi pelanggaran Sedang

a. Harus mengembalikan barang atau uang yang diminta kepada pasien atau keluarganya

b. Meminta maafterhadap pihak yang dirugikan

c. Membuat surat pernyataan diatas kertas bermaterai bahwa tidak akan mengulanginya lagi.

3. Sanksi Pelanggaran Berat

a. Harus meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan.

b. Membuat surat pemyataan diatas kertas bennaterai bahwa tidak akan mengulangi
perbuatannya lagi.

c. Dilaporkan kepada pihak kepolisian

d. Diberhentikan dari kedinasan dengan tidak hormat .


Catatan: pelanggaran dan hukuman di ambil dari referensi bidang keperawatan.

Referensi

Amiruddin, P. (2014). Hukum dan Etika Kesehatan. (A. Syafri (ed.); 1st ed.). Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat.

Purba, S. dkk. (2020). Etika Profesi: Membangun Profesionalisme Diri. Yayasan Kita Menulis.

Sumiati, B., Fristikawati, Y., & Susiarno, H. (2018). Tanggungjawab Bidan Terkait Kegagalan Dalam
Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Ditinjau Dari Segi Hukum Perdata. SOEPRA.
https://doi.org/10.24167/shk.v3i2.778

Komite Keperawatan RS Jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang. Buku Standar Kode Etik Keperawatan Tahun
2017-2020.

Anda mungkin juga menyukai