Anda di halaman 1dari 3

1

MODUL BIMTEK 2018

vFILOSOFI BIMBINGAN PERKAWINAN


2

Modul Bimtek
FILOSOFI BIMBINGAN PERKAWINAN

GAMBARAN UMUM
Dalam materi ini, peserta mendalami fondasi di balik desain Bimbingan Perkawinan yang akan
dijalankan. Peserta akan mempelajari pendekatan Enabling (memampukan) dan Andragogi, serta
memahami beberapa poin panduan teknis penyelenggaraan

TUJUAN
1. Peserta memahami gambar besar modul Bimbingan Perkawinan
2. Peserta memahami poin-poin penting dalam pelaksanaan Bimbingan Perkawinan
3. Peserta memahami pendekatan Enabling (memampukan)
4. Peserta memahami konsep dan penerapan Andragogi

POKOK BAHASAN
1. Mengapa Bimbingan Perkawinan
2. Gambar Besar Bimbingan Perkawinan
3. Panduan Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan
4. Lima Pilar Pembelajaran
5. Pendekatan dan prinsip Enabling
6. Andragogi

METODE
Game, tugas kelompok, presentasi, ceramah, dan tanya-jawab.

WAKTU
120 menit.

MEDIA
Kertas HVS, pensil, kertas plano, spidol, solatip, papan tulis putih, laptop dan LCD jika ada.

LANGKAH-LANGKAH

Pengantar (15 menit):


1. Sampaikan salam pada peserta dan ajaklah mereka bersama-sama membuka sesi dengan
bacaan basmalah bersama-sama.
2. Berilah penjelasan umum tentang materi sesi Filosofi Bimbingan Perkawinan:
a. Tujuan Modul Sesi Filosofi Bimbingan Perkawinan
b. Filosofi Bimbingan Perkawinan tidak termasuk dalam materi Bimbingan
Perkawinan

Langkah 1. Gambar Besar Bimbingan Perkawinan


3. Bagi peserta menjadi kelompok beranggota 7-8 orang. Persilakan kelompok untuk duduk di
lantai memutari kertas plano
4. Tugas:
a. Dengan cepat, mintalah setiap orang membuat 1 lingkaran di atas kertas plano. Boleh
dalam bentuk dan ukuran saja. Beri waktu 1 menit, lalu hentikan menggambar.
b. Mintalah kelompok untuk membuat gambar tantangan perkawinan dan keluarga masa
kini, dengan menggunakan lingkaran-lingkaran yang telah ada. Kelompok tidak boleh
berdiskusi sampai selesai menggambar. Beri waktu 2 menit, lalu hentikan.
3

c. Mintalah kelompok untuk mendiskusikan hasil gambaran mereka. Beri waktu 5 menit,
lalu hentikan. Minta kelompok untuk menentukan nama kelompok dan menuliskannya
di pojok kanan atas kertas plano.
d. Mintalah semua peserta berdiri, lalu bersama kelompoknya bergeser/berpindah menuju
kelompok sebelahnya.
e. Mintalah setiap kelompok mempelajari sejenak gambar yang ditinggalkan oleh kelompok
sebelumnya. Beri waktu 3 menit.
f. Mintalah setiap kelompok melengkapi gambar yang sudah ada dengan gambaran keluarga
yang ideal, sakinah mawaddah wa rahmah. Beri waktu 5 menit.
g. Minta setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
5. Narasumber menggunakan hasil proses aktivitas untuk menunjukkan mengapa Bimbingan
Perkawinan diperlukan oleh para calon pengantin, dan mengapa Kementerian Agama RI
mengembangkan Bimbingan Perkawinan model tahun 2017.
a. Tujuan Bimbingan Perkawinan
b. Materi Pokok Bimbingan Perkawinan
c. Prinsip Pembelajaran: Lima Pilar Pembelajaran
d. Prinsip Pembelajaran: Pendekatan Enabling
6. Narasumber memutarkan video animasi Pengantar Bimbingan Perkawinan
7. Narasumber melanjutkan dengan pembahasan mengenai Andragogi dengan menggunakan
tahap aktivitas Lingkaran di awal untuk menjelaskan proses andragogi.
8. Narasumber menjelaskan beberapa poin penting terkait muatan Bimbingan Perkawinan dalam
pelaksanaannya:
a. Bimbingan Perkawinan terdiri dari 2 jenis metode: tatap muka dan mandiri
b. Bimbingan Tatap Muka diikuti oleh 15-20 pasangan calon pengantin
c. Materi Dasar: Fondasi Keluarga Sakinah dan Psikologi Keluarga
1) Harus dilaksanakan lengkap sesuai modul
2) Diampu oleh narasumber yang telah memiliki sertifikat Bimtek Bimwin Catin
9. Narasumber membuka ruang tanya jawab.
10. Narasumber membuat kesimpulan umum dari seluruh proses di sesi mengenai filofosi
Bimbingan Perkawinan ini.

Penutupan (20 menit)


11. Tutuplah sesi dengan ucapan terimakasih dan bacaan hamdalah bersama-sama.

CATATAN UNTUK NARASUMBER


1. Narasumber berfokus untuk melatihkan kecakapan terkait dengan dinamika hubungan
perkawinan, dan menjaga agar tidak terdistraksi menjadi ceramah berkepanjangan.
2. Narasumber perlu mengawasi waktu agar materi dapat diproses secara utuh sehingga perlu
menghindari improvisasi (kreatifitas) yang cukup memakan waktu.
3. Proses tanya jawab berlangsung menyatu dalam proses karena sifat modul ini yang mengalir
dan banyak menggunakan aktivitas.
4. Narasumber dapat memanfaatkan media sederhana yang ada di lingkungan masing-masing
sebagai penunjang proses bimbingan,

Anda mungkin juga menyukai