Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Komponen : Layanan Dasar


Bidang Layanan : Belajar
Topik Bimbingan : Strategi belajar sesuai gaya belajar
Kelas : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 40 Menit

1. Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD)


1. Aspek Perkembangan :
Kematangan Intelektual
2. Tataran Internalisasi Tujuan
Mempelajari cara-cara pengembilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif
2 Tujuan Layanan Tahap Pengenalan Tahap Akomodasi Tahap Tindakan
Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik dapat
mengaitkan gaya belajar mengelola gaya belajar menggunakan strategi
dengan strategi belajar untuk diterapkan dalam belajar sesuai dengan gaya
(C4) pembelajaran online (A4) belajar dalam pembelajaran
online (P4)
3. Metode, Alat dan Media
1. Metode, Jumlah Peserta Didik : Luring, 9 Peserta Didik
2. Media dan Alat : Media sosial WhatsApp, video tentang stategi belajar sesuai gaya
belajar, Google Form
4. Langkah-langkah Kegiatan
A. Tahap Awal
1. Guru BK menyampaikan tujuan bimbingan kelompok di group whatsapp melalui Video Call
2. Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan bimbingan kelompok
3. Guru BK menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan (Konsolidasi)
4. Guru BK menanyakan kalau ada siswa yang belum mengerti dan diberi penjelasan (Storming)
5. Guru BK menyiapkan siswa untuk melakukan komitmen tentang kegiataan yang akan
dilakukan (Norming)
6. Guru BK menyiapkan topik dalam bimbingan kelompok dan disampaikan ke anggota kelompok
B. Tahap Inti / Kerja
1. Guru BK menampilkan video di link https://www.youtube.com/watch?v=fJa8EqnYguc sesuai topik
yang dibahas
2. Anggota kelompok menanggapi isi video yang sudah ditampilkan
3. Anggota kelompok saling memberikan pendapat tentang gaya belajar
4. Anggota kelompok saling memberikan pendapat tentang strategi-strategi belajar yang dapat
dilakukan pada masing-masing gaya belajar yang dimiliki peserta didik.
5. Guru BK menanyakan rencana tindakan untuk menerapkan stategi belajar pada masing-masing gaya
belajar yang dimiliki peserta didik dalam pembelajaran online
C. Tahap Pengakhiran / Terminasi
1. Memberi penguatan tentan kegiatan dan merencakanan kegiatan lanjutan
2. Berdoa dan Menyampaikan salam perpisahan dan dilanjutkan dengan menyanyi bersama
5. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Menyimak proses jalannya layanan via whatsApp group tentang sikap dan
keaktifan para peserta dalam mengikuti bimbingan kelompok
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi dari bimbingan kelompok ini akan dilakukan secara daring melalui google
form yang akan diisi anggota kelompok

Mengetahui Muntilan, Oktober 2020


Kepala Sekolah Guru BK

Sutrisno, ST Sidik Apriansyah, S.Pd


TOPIK : 1 KE PROGRAM BK

MENGENAL DAN MEMAHAMI GAYA BELAJAR

1. Aspek perkembangan : Wawasan Persiapan Karir


2. Sub Aspek Perkembangan: Kesungguhan Belajar
3. Bidang Bimbingan : Belajar
4. Kompetensi Yang Diharapkan : Siswa mampu memahami dan me-
nerapkan gaya-gaya belajar yang
dipandang tepat dalam kegiatan
belajarnya

I. MATERI BIMBINGAN

Terdapat tiga gaya belajar yang masing-masing memiliki ciri yang berbeda-beda. Dengan memahami gaya belajar,
maka individu akan dapat menentukan langkah-langkah untuk belajar dengan lebih cepat dan mudah. Dibawah ini akan
dijabarkan tentang tiga gaya belajar tersebut :
1. Gaya Belajar Visual, orang-orangnya disebut Pembelajar Visual.
Ciri-cirinya :
a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d. Teliti terhadap detail
e. Mementingkan penampilan dan tulisan
f. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka.
g. Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar.
h. Mengingat dengan asosiasi visual
i. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
j. Mengalami kesulitan mengingat instruksi verbal dan cenderung minta orang mengulangi.
k. Pembaca cepat dan tekun.
l. Mencoret-coret tanpa arti ketika menerima telefon atau selama mengikuti pelajaran.
m. Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
n. Menjawab pertanyaan dengan singkat.
o. Lebih suka berdemonstrasi daripada berpidato
p. Lebih suka seni lukis, drama, tarian dan sejenisnya daripada musik.
q. Seringkali tahu apa yang harus dilakukan tetapi tidak pandai memilih kata-kata.
Saran bagi pembelajar visual : 1. Gunakan pena dan kertas untuk membantu mengingat materi yang diterangkan
guru; 2. Buatlah sketsa berupa diagram atau gambar-gambar dari apa yang dipelajari; 3. Warna teks yang penting saat
membaca dengan menggunakan spidol berwarna cerah; 4. Gunakan imajinasi visual pikiran saat mencermati materi.
2. Gaya Belajar Auditorial, orang-orangnya disebut pembelajar Auditorial.
Ciri-cirinya :
a. Sering berbicara dengan diri sendiri saat belajar
b. Mudah terganggu oleh keributan
c. menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca.
d. Senang mendengarkan dan membaca dengan suara keras.
e. Mampu mengulangi dan menirukan nada dan suara.
f. Kesulitan dalam menulis tetapi pandai dalam bercerita.
g. Berbicara dengan irama yang terpola.
h. Biasanya merupakan pembicara yang fasih.
i. Lebih suka musik dan belajar sambil mendengarkan musik.
j. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan.
k. Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.
l. Kesulitan dalam pekerjaan yang melibatkan visualisasi seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain.
m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
n. Lebih suka grauan lisan daripada cerita lucu dari komik.
Saran bagi pembelajar Auditorial : 1. Saat membaca materi, suarakan materi tersebut dalam hati untuk
mengingatnya; 2. Gunakan kaset rekaman saat guru menerangkan di kelas sehingga di rumah dapat diputar dan dipelajari
kembali; 3. Belajar dengan teman dengan cara berdiskusi atau tanya jawab; 4. Saat belajar, luangkan waktu untuk
melakukan diskusi internal tentang materi yang diberikan; 5. Konsentrasikan saja pada penjelasan guru karena
pembelajaran ini cocok dengan metode ceramah.
3. Gaya Belajar Kinestetik, orang-orangnya disebut pembelajar kinestetik.
Ciri-cirinya :
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menanggapi perhatian fisik
c. Menyentuk orang untuk menarik perhatian mereka
d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e. Berorientasi pada fisik dan senang bergerak
f. Belajar melalui praktek
g. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat-lihat
h. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
i. Banyak menggunakan isyarat tubuh
j. Tidak dapat duduk dalam waktu lama
k. Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
l. Membaca dengan menyertakan gerakan fisik sesuai dengan isi cerita
m. Kemungkinan tulisannya jelak
n. Selalu ingin mempraktekkan segala sesuatu
o. Suka permainan yang menyibukkan.
Saran bagi pembelajar kinestik : 1. Tempatkan diri di lingkungan yang aktif, materi yang didiskusikan dengan
disertai simulasi lebih mudah diserap dengan baik; 2. Tandai materi yang penting dengan spidol berwarna; 3. Buatlah
catatan peta yaitu catatan dengan disertai gambar sehingga selama pembelajaran kegiatan kinestik terus berlangsung; 4.
Peragakan atau praktekan materi yang dipelajari.
Sangatlah penting untuk mengetahui gaya belajar diri sendiri, dan penting pula untuk memahami gaya belajar
orang lain, sehingga tidak terjadi benturan karena adanya perbedaan, tetapi masing-masing individu tetap dapat
berkomunikasi dengan saling menyesuaikan diri satu sama lain.

II. KEGIATAN
1. LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

A. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-
informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-
anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Bimbingan kelompok juga dapat diartikan sebagai
bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa
penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan
sosial.1
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses
dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam kelompok agar individu
yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri
dalam menuju perkembangan optimal.2
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu
melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus
diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu
(siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang
menjadi kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan
kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota
kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).
Dalam layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah
konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik pelayanan bimbingan dan konseling. 3
B. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi,
khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan.4 Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok
bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun
nonverbal para siswa. 5
Selain itu, tujuan khusus bimbingan kelompok ialah:

 Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya.


 Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
 Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam kelompok khususnya dan
teman di luar kelompok pada umumnya.
 Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
 Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.
 Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial
 Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain.6

1
http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-tujuan-bimbingan.html
2
Gede Sedanayasa dkk, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, (Singaraja:Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Undiksha,2010 ), hlm. 30
3
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hlm.170
4
Ibid., hlm.172
5
Prayitno, Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang, 2004) hlm. 3
6
http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh
berbagai bahan dari narasumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik
sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Bahan yang dimaksudkan dapat juga
dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan.7

C. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok

Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang
terjadi di lingkungan sekitar.
2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang
mereka bicarakan.
3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan
dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan
memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang
mereka programkan semula.8

D. Isi Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok membahas materi atau topik-topik umum baik topik tugas maupun topik
bebas. Yang dimaksud topik tugas ialah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh pembimbing (pimpinan
kelompok) kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau pokok bahasan yang
dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan topik
secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas terlebih dahulu dan seterusnya.
Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok baik topik bebas maupun topik tugas dapat
mencakup bidang-bidang pengembangan kepribadian, hubungan sosial, pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga,
kehidupan beragama dan lain sebagainya. Topik pembahasan bidang-bidang di atas dapat diperluas ke dalam
subbidang yang relevan. Misalnya pengembangan bidang pendidikan dapat mencakup masalah cara belajar,
kesulitan belajar, gagal ujian dan lain-lain.9

E. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok


Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah,
runtut, dan tepat pada sasaran. Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Prayitno ada empat tahapan, yaitu:
1) Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam
kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga
mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun
seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu
apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan
main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka
akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar

7
Abu Bakar M.Luddin, Dasar-Dasar Konseling, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), hlm.47
8
http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/
9
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hlm. 173
orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.
2) Tahap Peralihan
Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh
dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga
dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya
para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam
keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti
jembatan itu dengan selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:
 Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya
 Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya
 Membahas suasana yang terjadi
 Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
 Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.

3) Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya
cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin
kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses
kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan
serta penuh empati.
Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:
 Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan.
 Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu
 Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas.
 Kegiatan selingan.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan,
dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara
mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang
menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.
4) Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok
itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan
hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama
tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti
melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan
pada tahap ini, yaitu:
 Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
 Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
 Membahas kegiatan lanjutan.
 Mengemukakan pesan dan harapan.

Kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada
pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka
pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.10
F. Teknik Layanan Bimbingan Kelompok

Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam layanan bimbingan kelompok, yaitu:
1) Teknik Umum

Dalam teknik ini, dilakukan pengembangan dinamika kelompok. Secara garis besar meliputi:
a. komunikasi multi arah secara efektif, dinamis dan terbuka.
b. Pemberian rangsangan untuk menimbukan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis dan
pengembangan argumentasi
c. Dorongan minimal untuk memantapkan respons dan aktivitas anggota kelompok
d. Penjelasan, pendalaman dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi dan
pembahasan
e. Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikendaki.

2) Permainan kelompok

Permainan dapat dijadikan sebagai salah satu tenik dalam layanan bimbingan kelompok baik sebagai
selingan maupun sebagai wahana yang memuat materi pembinaan atau materi layanan tertentu. Permaianan
kelompok yang efektif dan dapat dijadikan sebagai teknik dalam layanan bimbingan kelompok harus memenuhi
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sederhana
b. Mengembirakan
c. Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan
d. Meningkatan keakraban
e. Diikuti oleh semua anggota kelompok.11

G. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Kelompok


Layanan bimbingan kelompok memerlukan kegiatan pendukung seperti aplikasi instrumentasi, himpunan
data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
1) Aplikasi Instrumentasi
Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam pembentukan kelompok, pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan,
materi atau pokok bahasan dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. Selain itu, hasil ulangan atau ujian, hasil
AUM, hasil tes, sosiometri dan lain sebagainya merupakan bahan yang sangat berguna dalam merencanakan dan
mengisi kegiatan layanan bimbingan kelompok serta untuk tindak lanjut layanan.
2) Himpunan data
Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dihimpun dalam himpunan data.
Kemudian data tersebut dapat digunakan dalam merencanakan dan mengisi kegiatan layanan bimbingan kelompok
dengan berlandaskan asas-asas tertentu yang relevan.

3) Konferensi Kasus
Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum atau setelah layanan bimbingan kelompok dilakukan. Siswa yang

10
Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm.40
11
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hlm.174
masalahnya dikonferensikasuskan, dapat dilakukan tindak lanjut layanan dengan menempatkan siswa tersebut ke
dalam kelompok bimbingan kelompok tertentu sesuai dengan masalahnya.
4) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan penanganan lebih lanjut tentang masalah siswa
yang dibahas atau dibicarakan dalam layanan. Untuk melakukan kunjungan rumah, konselor harus melakukan
persiapan yang matang dan mengikutsertakan anggota kelompok yang masalahnya dibahas.
5) Alih Tangan Kasus
Seperti pada layanan-layanan yang lain, masalah yang belum tuntas atau di luar kewenanangan konselor
dalam layanan bimbingan kelompok juga harus di alih tangankan atau dilimpahkan kepada konselor atau petugas
lain yang lebih mengetahui.12

H. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok menempuh tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:


1) Perencanaan, yang mencakup mengidentifikasi topik yang akan dibahas dalam layanan bimbingan
kelompok, membentuk kelompok, menyusun jadwal kegiatan, menetapkan prosedur layanan, menetapkan
fasilitas layanan dan menyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan, yang mencakup kegiatan mengkomunikasikan rencana layanan bimbingan kelompok,
mengorganisasikan kegiatan layanan bimbingan kelompok, menyelenggarakan layanan bimbingan
kelompok dengan melalui tahap pembentukan, peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran.
3) Evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur dan standar evaluasi,
menyusun instrumen evaluasi, mengoptimalisasikan instrumen evaluasi dan mengolah hasil aplikasi
instrumen.
4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan norma atau standar analisis, melakukan analisis
dan menafsirkan hasil analisis.
5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengomunikasikan rencana
tindak lanjut kepada pihak-pihak yang terkait dan melaksanakan tindak lanjut.
6) Laporan, yang meliputi menyusun laporan, menyampaikan laporan kepada kepala sekolah/madrasah dan
pihak-pihak yang terkait dan mendokumentasikan laporan layanan.

I. Beberapa Catatan Penting yang Harus Diperhatikan


Pertama, layanan bimbingan kelompok bukan sekedar kegiatan kelompok. Kegiatan bimbingan kelompok
mengemban fungsi-fungsi konseling seperti pemahaman, pencegahan, pengentasan masalah, pengembangan,
pemeliharaan dan fungsi advokasi serta menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas konseling.
Kedua, kegiatan bimbingan kelompok bukan berarti membimbing kelompok, melainkan suatu layanan
terhadap sejumlah klien (siswa) sebagai anggota kelompok agar setiap klien (siswa) memperoleh manfaat tertentu.
Ketiga, kegiatan bimbingan kelompok tidak sama dengan diskusi biasa atau rapat. Sehingga, dalam
bimbingan kelompok tidak diperlukan adanya laporan kelompok dengan notulennya.
Keempat, heterogenitas dalam kelompok. Dinamika kelompok yang kaya dan bersemangat memerlukan
kondisi kelompok yang relatif heterogen sehingga terjadi proses saling merangsang dan merespon dengan materi
yang bervariasi.
Kelima, layanan bimbingan kelompok tidak sekedar memberikan informasi kepada anggota kelompok.13

12
Ibid.,, hlm. 175
13
Ibid.,hlm. 178

Anda mungkin juga menyukai