BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2021/2022
I. MATERI BIMBINGAN
Terdapat tiga gaya belajar yang masing-masing memiliki ciri yang berbeda-beda. Dengan memahami gaya belajar,
maka individu akan dapat menentukan langkah-langkah untuk belajar dengan lebih cepat dan mudah. Dibawah ini akan
dijabarkan tentang tiga gaya belajar tersebut :
1. Gaya Belajar Visual, orang-orangnya disebut Pembelajar Visual.
Ciri-cirinya :
a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d. Teliti terhadap detail
e. Mementingkan penampilan dan tulisan
f. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka.
g. Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar.
h. Mengingat dengan asosiasi visual
i. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
j. Mengalami kesulitan mengingat instruksi verbal dan cenderung minta orang mengulangi.
k. Pembaca cepat dan tekun.
l. Mencoret-coret tanpa arti ketika menerima telefon atau selama mengikuti pelajaran.
m. Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
n. Menjawab pertanyaan dengan singkat.
o. Lebih suka berdemonstrasi daripada berpidato
p. Lebih suka seni lukis, drama, tarian dan sejenisnya daripada musik.
q. Seringkali tahu apa yang harus dilakukan tetapi tidak pandai memilih kata-kata.
Saran bagi pembelajar visual : 1. Gunakan pena dan kertas untuk membantu mengingat materi yang diterangkan
guru; 2. Buatlah sketsa berupa diagram atau gambar-gambar dari apa yang dipelajari; 3. Warna teks yang penting saat
membaca dengan menggunakan spidol berwarna cerah; 4. Gunakan imajinasi visual pikiran saat mencermati materi.
2. Gaya Belajar Auditorial, orang-orangnya disebut pembelajar Auditorial.
Ciri-cirinya :
a. Sering berbicara dengan diri sendiri saat belajar
b. Mudah terganggu oleh keributan
c. menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca.
d. Senang mendengarkan dan membaca dengan suara keras.
e. Mampu mengulangi dan menirukan nada dan suara.
f. Kesulitan dalam menulis tetapi pandai dalam bercerita.
g. Berbicara dengan irama yang terpola.
h. Biasanya merupakan pembicara yang fasih.
i. Lebih suka musik dan belajar sambil mendengarkan musik.
j. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan.
k. Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.
l. Kesulitan dalam pekerjaan yang melibatkan visualisasi seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain.
m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
n. Lebih suka grauan lisan daripada cerita lucu dari komik.
Saran bagi pembelajar Auditorial : 1. Saat membaca materi, suarakan materi tersebut dalam hati untuk
mengingatnya; 2. Gunakan kaset rekaman saat guru menerangkan di kelas sehingga di rumah dapat diputar dan dipelajari
kembali; 3. Belajar dengan teman dengan cara berdiskusi atau tanya jawab; 4. Saat belajar, luangkan waktu untuk
melakukan diskusi internal tentang materi yang diberikan; 5. Konsentrasikan saja pada penjelasan guru karena
pembelajaran ini cocok dengan metode ceramah.
3. Gaya Belajar Kinestetik, orang-orangnya disebut pembelajar kinestetik.
Ciri-cirinya :
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menanggapi perhatian fisik
c. Menyentuk orang untuk menarik perhatian mereka
d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e. Berorientasi pada fisik dan senang bergerak
f. Belajar melalui praktek
g. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat-lihat
h. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
i. Banyak menggunakan isyarat tubuh
j. Tidak dapat duduk dalam waktu lama
k. Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
l. Membaca dengan menyertakan gerakan fisik sesuai dengan isi cerita
m. Kemungkinan tulisannya jelak
n. Selalu ingin mempraktekkan segala sesuatu
o. Suka permainan yang menyibukkan.
Saran bagi pembelajar kinestik : 1. Tempatkan diri di lingkungan yang aktif, materi yang didiskusikan dengan
disertai simulasi lebih mudah diserap dengan baik; 2. Tandai materi yang penting dengan spidol berwarna; 3. Buatlah
catatan peta yaitu catatan dengan disertai gambar sehingga selama pembelajaran kegiatan kinestik terus berlangsung; 4.
Peragakan atau praktekan materi yang dipelajari.
Sangatlah penting untuk mengetahui gaya belajar diri sendiri, dan penting pula untuk memahami gaya belajar
orang lain, sehingga tidak terjadi benturan karena adanya perbedaan, tetapi masing-masing individu tetap dapat
berkomunikasi dengan saling menyesuaikan diri satu sama lain.
II. KEGIATAN
1. LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-
informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-
anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Bimbingan kelompok juga dapat diartikan sebagai
bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa
penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan
sosial.1
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses
dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam kelompok agar individu
yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri
dalam menuju perkembangan optimal.2
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu
melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus
diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu
(siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang
menjadi kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan
kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota
kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).
Dalam layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah
konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik pelayanan bimbingan dan konseling. 3
B. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi,
khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan.4 Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok
bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun
nonverbal para siswa. 5
Selain itu, tujuan khusus bimbingan kelompok ialah:
1
http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-tujuan-bimbingan.html
2
Gede Sedanayasa dkk, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, (Singaraja:Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Undiksha,2010 ), hlm. 30
3
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hlm.170
4
Ibid., hlm.172
5
Prayitno, Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang, 2004) hlm. 3
6
http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh
berbagai bahan dari narasumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik
sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Bahan yang dimaksudkan dapat juga
dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan.7
1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang
terjadi di lingkungan sekitar.
2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang
mereka bicarakan.
3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan
dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan
memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang
mereka programkan semula.8
Layanan bimbingan kelompok membahas materi atau topik-topik umum baik topik tugas maupun topik
bebas. Yang dimaksud topik tugas ialah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh pembimbing (pimpinan
kelompok) kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau pokok bahasan yang
dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan topik
secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas terlebih dahulu dan seterusnya.
Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok baik topik bebas maupun topik tugas dapat
mencakup bidang-bidang pengembangan kepribadian, hubungan sosial, pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga,
kehidupan beragama dan lain sebagainya. Topik pembahasan bidang-bidang di atas dapat diperluas ke dalam
subbidang yang relevan. Misalnya pengembangan bidang pendidikan dapat mencakup masalah cara belajar,
kesulitan belajar, gagal ujian dan lain-lain.9
7
Abu Bakar M.Luddin, Dasar-Dasar Konseling, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), hlm.47
8
http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/
9
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hlm. 173
orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.
2) Tahap Peralihan
Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh
dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga
dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya
para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam
keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti
jembatan itu dengan selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:
Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya
Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya
Membahas suasana yang terjadi
Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.
3) Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya
cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin
kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses
kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan
serta penuh empati.
Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:
Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan.
Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu
Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas.
Kegiatan selingan.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan,
dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara
mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang
menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.
4) Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok
itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan
hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama
tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti
melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan
pada tahap ini, yaitu:
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
Membahas kegiatan lanjutan.
Mengemukakan pesan dan harapan.
Kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada
pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka
pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.10
F. Teknik Layanan Bimbingan Kelompok
Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam layanan bimbingan kelompok, yaitu:
1) Teknik Umum
Dalam teknik ini, dilakukan pengembangan dinamika kelompok. Secara garis besar meliputi:
a. komunikasi multi arah secara efektif, dinamis dan terbuka.
b. Pemberian rangsangan untuk menimbukan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis dan
pengembangan argumentasi
c. Dorongan minimal untuk memantapkan respons dan aktivitas anggota kelompok
d. Penjelasan, pendalaman dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi dan
pembahasan
e. Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikendaki.
2) Permainan kelompok
Permainan dapat dijadikan sebagai salah satu tenik dalam layanan bimbingan kelompok baik sebagai
selingan maupun sebagai wahana yang memuat materi pembinaan atau materi layanan tertentu. Permaianan
kelompok yang efektif dan dapat dijadikan sebagai teknik dalam layanan bimbingan kelompok harus memenuhi
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sederhana
b. Mengembirakan
c. Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan
d. Meningkatan keakraban
e. Diikuti oleh semua anggota kelompok.11
3) Konferensi Kasus
Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum atau setelah layanan bimbingan kelompok dilakukan. Siswa yang
10
Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm.40
11
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hlm.174
masalahnya dikonferensikasuskan, dapat dilakukan tindak lanjut layanan dengan menempatkan siswa tersebut ke
dalam kelompok bimbingan kelompok tertentu sesuai dengan masalahnya.
4) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan penanganan lebih lanjut tentang masalah siswa
yang dibahas atau dibicarakan dalam layanan. Untuk melakukan kunjungan rumah, konselor harus melakukan
persiapan yang matang dan mengikutsertakan anggota kelompok yang masalahnya dibahas.
5) Alih Tangan Kasus
Seperti pada layanan-layanan yang lain, masalah yang belum tuntas atau di luar kewenanangan konselor
dalam layanan bimbingan kelompok juga harus di alih tangankan atau dilimpahkan kepada konselor atau petugas
lain yang lebih mengetahui.12
12
Ibid.,, hlm. 175
13
Ibid.,hlm. 178