Anda di halaman 1dari 3

III.

HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARA HUKUM ADAT


DAN HUKUM TANAH NASIONAL

1. ARTI HUBUNGAN FUNGSIONAL

Dalam bagian Konsiderans/Berpendapat UUPA dinyatakan:

“… perlu adanya hukum agraria nasional, yang berdasarkan atas hukum adat tentang
tanah …”

Pasal 5 UUPA menyataka:

“ Hukum araria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat…”

Kata “berdasarkan dan “ialah” tersebut menunjukkan adanya hubungan fungsional antara Hukum
Adat dan Hukum Tanah Nasional.

2. FUNGSI HUKUM ADAT ALAM LAITANNYA DENGAN HUKUM TANAH NASIONAL

a . S EBAGAI S UMBER UTAMA BAGI PEM BA NGUNAN HUKUM TANAH


NAS IONAL

Yang dipakai sebagai sumber utama bagi pembangunan HTN adalah KONSEPSINYA,
ASAS-ASASNYA, LEMBAGA-LEMBAGANYA DAN SISTEMNYA.

b. S EBAGAI S UMBER PELANGKAP BA GTI HUKUM TANAH YANG


POS ITIF (YANG BE RLAKU S AAT INI)

Yang dipakain sebagai suber plenegkap adalah Norma-norma hukum adat, yaitu norma yang
masih berlaku pada saat dibutuhkan diotempat dimana terjadi permasalahan, sementara
hukum tanah kita belum mengatur hal tersebut, sepanjang tidak bertentanagn dengan UUPA,
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kepentingan bangsa dan nergara. .

3. ASAS-ASAS.

a. Asas Religius (ps.1);

Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan bahwa bumi, air dan ruang angkasa Indonesia, termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, merupakan Karuniah Tuhan Yang maha Esa
kepada Bangsa Indonesia.

b. Asas Kebangsaan (ps 1,2,9);

Asas Kebangsaan dalam Hukum Tanah nasional berarti hukum tanah nasional memperhatikan
semangat kebangsaan atau kenasionalan.

Hal tersebut terlihat dalam ketentuan Pasal 1 ayat 1 UUPA yang menentukan bahwa “
Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia, yang
bersatu sebagai Bangsa Indonesia.”
Pasal 9 ayat 1 UUPA, yang menetukan hanya WNI yang dapat mempunyai hubungan yg
terkuat dengan tanah di Indobesia, jadi hanya WNI dapat mempunyai hak milik.

c. Asas Demokrasi (ps.9)


Asas ini ditunjuk dalam Pasal 9 ayat 2 UUPA yang menyatakan “Tiap-tiap warganegara, baik
laki-laki maupun wanita, mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh sesuatu hak
atas tanah serta untuk mendapat manfaat dan hasilnya, baik bagi diri sendiri maupun
keluarganya.

Jadi tidak ada perbedaan di dalam pemilikan tanah yang didasarkan pada penggolongan
penduduk maupun perbedaan gender.

d. Asas Pemisahaan Horizontal (Horizontale Scheiding) :

Menurut asas ini bangunan da n ta na ma n buka n me rupa ka n ba gia n da ri ta na h.


Maka hak atas tanah tidak de nga n se ndirinya me liputi pe milika n ba nguna n
dan tanaman yang ada di ata snya .

4. LEMBAGA-LEMBAGA.

Lembaga Jual Beli, Lembaga Hak Milik dll.

Anda mungkin juga menyukai