PADA PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA KARENA HARGA DIRI RENDAH Tn. Ferdi berusia 30 tahun, pekerjaan sebelumnya kuli bangunan. Ia mengalami kecelakaan, yaitu terjatuh dari bangunan dengan ketinggian 10 meter. Oleh keluarganya klien dibawa ke rumah sakit. Karena kondisi tangan kanannya yang tidak memungkinkan dan keadaan lukanya cukup parah maka tangan kanannya harus diamputasi. Pagi itu ada dua orang perawat datang ke ruangan pak Ferdi Perawat 1 : Selamat pagi pak. Tn. Ferdi : (hanya terdiam menatap perawat) Perawat 1 : Perkenalkan saya perawat Mia Tn. Ferdi : (hanya terdiam menatap perawat) Perawat 1 : Bapak kan belum makan pagi,mari saya bantu untuk makan nya pak? Tn. Ferdi : (memalingkan wajahnya dari perawat) Perawat 2 : Bapak kenapa? Bapak kan harus makan agar bapak tidak lemas. Tn. Ferdi : (tetap terdiam dan tiba-tiba menangis) Perawat 1 : Kenapa bapak menangis? Bapak cerita saja apa yang bapak rasakan sekarang. Tn. Ferdi : Kamu tidak mengerti perasaan saya,kamu tidak tahu kan betapa menderitanya saya sekarang ini,hidup dengan satu tangan seperti saya !!!!! Perawat 2 : Iya pak,saya paham dengan apa yang bapak rasakan. Tn. Ferdi : (masih tetap menangis) Perawat1 : Sabar ya pak.. semua pasti ada hikmahnya. Tn. Ferdi : saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya benar-benar tidak berguna. Perawat 2 : Bapak tidak boleh seperti itu. Bapak itu kepala rumah tangga, bapak harus tegar untuk menghadapi semua itu. Saya yakin bapak dapat melakukannya dan melewati cobaan ini. Sekarang saya bantu untuk makan ya pak. Tn.Ferdi : Baiklah sus. Tiba-tiba istri pasien datang untuk menjenguk pasien. Istri : Pagi Sus, bagaimana keadaan suami saya sekarang? Perawat 2 : Sudah lebih membaik saat ini. Istri : Sus, tolong berikan pengarahan pada suami saya, agar dia semangat kembali. Perawat 2 : Iya kami akan berusaha tapi kami juga butuh bantuan dari anda dan keluargan untuk memberi support untuk pak Ferdi. Istri : Baik Sus, terima kasih. Sus,bisa saya bicara sebentar? Perawat 2 : Ya bisa bu,mari bicara diluar bu. Perawat 2 segera keluar dan berbicara dengan Istri pak Ferdi di luar ruangan Istri : Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya sus? Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan sering murung? Perawat 2 : Maaf bu, bukan kewenangan saya untuk memberi tahu keadaan pasien. Nanti akan saya diskusikan dulu dengan dokter ya bu. Istri : Ya sudah sus,terima kasih. Istri pak Ferdi kembali masuk ke ruangan. Perawat 1 : Baiklah bu,sekarang bapak sudah selesai makan. Nanti siang saya akan kembali untuk mengantarkan makan siang ya bu. Istri : Ya sus,terima kasih. Sementara itu perawat segera ke ruang dokter untuk mendiskusikan keadaan pak Ferdi Perawat 2 : Selamat siang dok, Dokter : Selamat siang, Perawat 2 : Saya akan melaporkan kondisi pak Ferdi dok,sejauh ini kondisinya baik,namun kejiwaannya masih belum stabil. Dia masih sering diam dan masih sensitif. Dokter : Baik sus,tentunya keadaan kejiwaan seperti itu merupakan hal yang wajar. Nanti saya akan memberikan penjelasan lebih kepada keluarga pasien. Untuk itu, tolong hubungi salah satu keluarga pasien untuk ke ruangan saya sus, Perawat 2 : Baik dok, Dokter : Terima kasih sus, Perawat 2 : Ya dok.. Akhirnya perawat kembali ke ruangan pak Ferdi untuk menghubungi istrinya agar datang ke ruangan dokter. Perawat 2 : Bu,maaf sekarang ibu diminta untuk ke ruang dokter. Istri : Ya sus. Perawat mengantar Istri pak Ferdi ke ruangan dokter. Istri : Selamat siang dok Dokter : Selamat siang bu,silakan duduk.. Istri : Ya dok,terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya Dok? Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan sering terdiam ? Dokter : Ibu tidak perlu khawatir,tentunya itu hal yang wajar ketika seseorang kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Hal itu membuat harga diri rendah yang dialami pak Ferdi. Beliau sering sensitif karena beliau merasa sudah tidak berguna,terlebih beliau sebagai kepala keluarga,sehingga merasa menjadi beban untuk keluarga. Istri : Ooo… Baik Dok,lalu apa yang harus kami lakukan ?? Dokter : Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu memberikan dukungan agar pak Ferdi menjadi lebih semangat dan bangkit untuk tidak berputus asa. Istri : Baiklah dok,terima kasih. Dokter : Ya bu,semoga pak Ferdi lekas membaik ya bu.. Istri : Ya dok.. Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh istri dan keluarganya sementara itu perawat masuk lagi ke ruangan Tn. Ferdi untuk memberi sarapan lagi. Perawat 2 : Selamat pagi pak, bagaimana keadaan bapak pagi ini? Tn. ferdi : Alhamdulillah sudah semakin membaik,sus. Istri : Ya sus,alhamdulillah sekarang suami saya sudah semakin membaik dan memiliki semangat lagi. Perawat 2 : Syukurlah Saya senang mendengar kabar ini,semoga dengan keadaan yang sudah semakin membaik, membuat bapak semakin bangkit dan tidak putus asa. Perawat 1 : Saya datang kesini untuk memberikan makan pagi bu. Mungkin bapak akan lebih nyaman apabila ibu yang menyuapi bapak ya bu, Istri : Baik sus, Kakak Ferdi : Lalu apa yang harus kami lakukan jika saat di rumah, bapak kembali berputus asa? Perawat 1 : bapak tenang saja, tentunya hal itu tidak akan terjadi jika Ibu dan keluarga selalu memberikan semangat dan selalu membuat nyaman pak Ferdi. Kakak Ferdi : Semampunya kami akan terus memberikan dukungan agar dia bisa semangat seperti dulu. Perawat 1 : Ya pak,itu usaha yang sangat bagus. Istri : Lalu kapan suami saya boleh pulang? Perawat 1 : Menurut catatan kami, pak Ferdi sudah boleh pulang,tetapi lebih jelas lagi menunggu pengarahan dan ijin dari dokter bu,karena dokter yang lebih bertanggung jawab dan memiliki kewenangan untuk memutuskan kepulangan pasien. Istri : Baiklah sus,terima kasih.. Perawat 2 : Baik bu,saya pamit dulu. Nanti siang saya akan datang lagi untuk mengantar makan siang. Istri : Ya sus,terima kasih.