PENANGGULANGAN
SYOK ANAFILAKTIK
TATA LAKSANA :
Baringkan klien pada posisi kaki lebih tinggi dari kepala (posisi “TRENDELENBRUG”).
Suntikkan segera adrenalin bi tatras (1:1000) sejumlah 0,4 cc-0,6 cc (4-6 strip), sub kutan, pada bagian
tubuh yang mudah dicapai.
Pasang segera infus Ringer lactate/Glukose 5%, teteskan 12 tetes per menit untuk memudahkan tindakan
selanjutnya. Pasang oxygen pada hidung klien.
Amati kesadaran, denyut nadi, tekanan darah dan frekuensi pernafasan, apakah ada tanda tanda kemajuan.
Bila tidak ada kemajuan (tanda tanda syok masih ada ), ulangi pemberian adrenalin bi tatras ( 1:1000)
sejumlah 0,4 cc – 0,6 cc, setiap 10-15 menit, subkutan, maksimal 3 (tiga ) kali.
Sementara itu segera, siapkan transportasi untuk merujuk bila tidak terdapat tanda tanda kemajuan ke
PUSKESMAS – langsung ke Rumah Sakit terdekat.
PERHATIAN :
Syok anafilaktik dapat terjadi pada semua tindakan penyuntikan / pemberian obat.
Dapat dihindari bila dilaksanakan anamnesis yang benar serta tindakan yang cepat dan tepat.
Dokter / bidan harus mengetahui tanda tanda awal syok anafilaktik, yaitu :
Tanda subjektif antara lain : Mual, Pusing, Sakit kepala, Lemas, Berdebar – debar, Telinga berdenging.
Tanda objektif antara lain : Keringat dingin, Tekanan darah menurun, Kesadaran menurun, Denyut nadi
meningkat, Frekuensi nafas mningkat.
Sediakan selalu : Adrenalin di tatras ( 1:1000 ), sepuit steril, Infus set, Cairan infus Ringer lactate atau
cairan infuse glucose 5%, bila mungkin siapkan oxygen.
Syok anafilaktik adalah normovolemik syok, karena itu cairan glucose 5% dan Ringer lactate adalah cairan
infuse paling tepat.
Sumber : Pedoman tata laksana syok anafilaktik di PUSKESMAS, Dep. Kesehatan 1989.
Standar ketrampilan dokter, PB.IDI, 1985