Anda di halaman 1dari 19

Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 1 Tahun 2019 Halaman 01-19

BADAN PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN JURNAL BPPK
REPUBLIK INDONESIA

PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM


INDONESIA
REZZY EKO CARAKA a
aCollege of Informatics, Chaoyang University of Technology, Jifeng East Road, Wufeng District, Taichung City,
41349, Taiwan (ROC)
rezzyekocaraka@gmail.com / s10714905@gm.cyut.edu.tw
INFO ARTIKEL ABSTRAK
SEJARAH ARTIKEL Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya yang diikuti oleh
Diterima Pertama Peneliti yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik
20 January 2019 Indonesia di Natuna. Sumber daya alam yang melimpah di Natuna terutama Kekayaan laut dan
perikanan yang kemudian ditargetkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai poros maritim
Dinyatakan Dapat Dimuat Indonesia sehingga perlu dilakukan analisis lebih mendalam. Tujuan penelitian ini adalah
28 Juni 2019 untuk mengetahui daerah mana saja yang memiliki kedekatan yang mirip dan akan
mempermudah LPDB dalam melakukan pemetaan potensi daerah di Natuna. Penelitian ini
KATA KUNCI: melibatkan 3 variabel dependen yang terdiri dari laju PDRB, PBB, dan Jumlah Rumah Tangga
Perikanan. Seterusnya melibatkan 12 variabel independen yang terdiri dari Pengeluaran
LPDB Kapita, Indeks Kedalaman Kemiskinan, Jumlah Penduduk, Jumlah Usaha Mikro, Total Usaha,
EKONOMI Jumlah Pedagang, Jumlah Koperasi, Produksi, Jumlah Rumah Tangga Perikanan Budidaya,
Perahu Tanpa Motor, Perahu Motor Tempel, dan Kapal Motor. Semua tujuan analisis dapat
MARITIM dijawab dengan menggunakan biplot analisis komponen utama. Biplot adalah upaya membuat
PENDAPATAN DAERAH gambar di ruang berdimensi banyak menjadi gambar di ruang berdimensi dua. Pada Biplot
pertama didapatkan 77.28 persen dari total keragaman data yang sebenarnya. Hal ini
KOMPONEN UTAMA menunjukkan bahwa interpretasi biplot komponen utama yang dihasilkan mampu
menerangkan dengan baik hubungan antara laju PDRB pada Kabupaten Natuna terhadap
pengeluaran kapita dan Index kedalaman kemiskinan dan gini rasio di Natuna. Pada Biplot
kedua didapatkan sebesar 82.17 persen dari total keragaman yang berarti mampu
menerangkan 82.17 persen PBB Terhadap Jumlah Penduduk, Jumlah Usaha Mikro, Total
Usaha, Jumah Pedagang, Jumlah Koperasi. Pada analisis ini juga didapatkan 4 dimensi daerah
yang memiliki hubungan yang mirip sehingga mempermudah LPDB untuk memetakan potensi
daerah di Natuna sebagai poros maritim Indonesia
This research was motivated by Nusantara Jaya Expedition activities which were followed by
Researcher and organized by the Coordinating Ministry of Maritime Affairs of the Republic of
Indonesia in Natuna. The abundant natural resources in Natuna are mainly marine wealth and
fisheries, which are then targeted by the Indonesian government as Indonesia's maritime axis so
that more in-depth analysis. The purpose of this study is to find out which areas have similar
closeness and will make it easier for LPDB to map potential areas in Natuna. This study involved
three dependent variables consisting of GRDP, UN, and Number of Fisheries Households. Then it
meant 12 independent variables comprising Capita Expenditures, Poverty Index, Population,
Micro Business Number, Total Business, Number of Traders, Number of Cooperatives, Production,
Number of Aquaculture Households, Motorless Boats, Outboard Motorboats, and Motorboats. All
analysis objectives can be answered using the principal component analysis biplot. Biplot is a
method to make images in many dimensions of space into images in two-dimensional areas. The
first Biplot obtained 77.28 percent of the total diversity of actual data. The interpretation of the
main component of the biplot produced can explain very well the relationship between the rate
of GDP in Natuna District to capita expenditure and the poverty depth index and the Gini ratio in
Natuna. In the second Biplot obtain 82.17 percent of the total diversity, which means that it was
able to explain 82.17 percent of the United Nations Against Population, Number of Micro
Businesses, Total Businesses, Traders, Number of Cooperatives. In this analysis also found four
dimensions of regions that have similar relationships, making it easier for LPDB to map the
potential of the area in Natuna as Indonesia's maritime.
PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang mancanegara membuat peluang besar bagi daerah
maritim untuk menjadi potensi bisnis yang akan
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki
mendapatkan pemasukan unit usaha di daerah
potensi maritim yang besar. Indonesia terdiri dari
tersebut. Potensi sumber daya pesisir dan laut di
sekelompok pulau dengan garis pantai yang mana
Indonesia begitu beragam baik dari segi kuantitas
panjangnya hingga 95.000 km. Dengan keadaan
maupun kualitas, sehingga seharusnya memberikan
geografis yang ada, Indonesia memiliki potensi besar
kontribusi yang sangat penting terhadap pertumbuhan
untuk industri kelautan. Indonesia memiliki sektor
ekonomi Negara Indonesia. Sumber daya pesisir dan
ekonomi yang tidak bergantung pada daratan, tetapi
kelautan yang dimaksudkan secara garis besar dibagi
juga di bidang kelautan dan membuat ekonomi
kedalam tiga bagian, yaitu: sumber daya alam hayati,
berbasis kelautan terus tumbuh di Indonesia dan
non hayati, energi dan mineral. Ketiga jenis sumber
meningkatkan pengembangan industri lainnya.
daya tersebut merupakan kekayaan alam yang
Industri bisnis yang terkait erat dengan transportasi
potensial untuk dikembangkan dan dikelola sebagai
laut adalah bisnis pelabuhan, transportasi multi-
sektor pembangunan andalan di masa yang akan
modal, perusahaan asuransi, industri pembuatan kapal
datang.
dan banyak lagi. Industri ini memiliki hubungan satu
sama lain dan tumbuh bersama. Kekayaan laut yang dimiliki seperti ikan, udang,
dan berbagai jenis hewan laut lainnya membuktikan
Salah satu industri yang berkembang seiring
bahwa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa
dengan perkembangan industri maritim adalah
dalam sektor kelautan dan dapat menopang
transportasi laut. Transportasi laut menjadi kekuatan
pendapatan asli daerah. Untuk mencapai pengelolaan
utama bagi pengembangan industri maritim. Karena
yang efektif dan berkelanjutan, diperlukan identifikasi
itu, Indonesia harus mengembangkan industri
dan arahan pemanfaatan terhadap potensi sumber
pembuatan kapal. Industri perkapalan memiliki
daya tersebut dan juga kemudahan untuk
prospek yang baik seiring dengan meningkatnya
mendapatkan pinjaman dana untuk memulai bisnis.
permintaan untuk transportasi massal dan logistik di
tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat di Indonesia. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan
Dimana kapal sebagai alat transportasi yang yang diperoleh berdasarkan peraturan daerah sesuai
menghubungkan kegiatan ekonomi antar pulau di dengan peraturan perundang-undangan untuk
Indonesia. Kapal penyedia transportasi dan fasilitas mengumpulkan dana bagi keperluan daerah yang
kerja pertambangan, perikanan, pariwisata, serta bersangkutan dalam membiayai kegiatannya (BPS,
sistem pertahanan penyedia alat utama. Jadi 2013). Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki peran
kebutuhan kapal akan terus meningkat. Industri yang cukup penting dalam menentukan kemampuan
perkapalan memiliki prospek yang baik untuk daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan
mendukung kekuatan maritim Indonesia. program-program pembangunan. Pemerintah daerah
diharapkan mampu meningkatkan PAD untuk
Galangan kapal sebagai tempat pembuatan
mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan
produksi kapal di Indonesia masih terus berkembang
dari pusat, sehingga daerah bisa menunjukkan tingkat
untuk memenuhi kebutuhan pasar. Saat ini, Indonesia
kemandiriannya. Sumber pendapatan daerah antara
memiliki lebih dari 240 perusahaan galangan kapal.
lain pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan
Berdasarkan World Shipbuilding Statistics pada 2007,
milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang
peringkat Indonesia sebagai salah satu pembuat kapal
dipisahkan, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
dari 22 negara menempati peringkat dunia. Saat ini,
(BPS, 2013).
jumlah industri pembuatan kapal di dalam negeri
sebanyak 250 galangan kapal dengan kemampuan Penduduk yang tinggal di daerah pesisir umumnya
membangun 900.000 DWT baru / tahun dan bekerja atau bermata pencaharian sebagai nelayan.
kemampuan perbaikan 12.000.000 DWT / tahun. Itu Nelayan sangat tergantung pada alam, tidak bisa setiap
artinya Indonesia memiliki kemampuan. Tingginya hari atau sepanjang tahun mereka dapat pergi melaut,
permintaan dari pasar lokal dan global membuat karena tergantung dengan kondisi alam. Jika musim
kinerja industri pelayaran nasional menunjukkan ombak besar otomatis para nelayan tidak ada yang
peningkatan. pergi melaut, dan tidak akan melakukan penangkapan
ikan sama sekali, mereka hanya berdiam sambil
Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia,
menunggu waktu yang baik untuk dapat melaut
Indonesia memiliki 16.056 pulau bernama yang
kembali. Selain pengaruh alam, sarana dan alat yang
didaftarkan ke PBB mulai dari Sabang hingga Merauke.
dipakai atau yang dimiliki oleh para nelayan sebagian
Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang
besar masih sangat sederhana (Badan Pusat Statistik
terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan,
2015).
dan 2,55 juta km2. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
merupakan suatu Negara dengan luas perairan lebih Permasalahan yang sering muncul di desa
besar dari pada luas daratan, maka dari itu Indonesia terutama desa pesisir pada umumnya adalah
disebut sebagai Negara Maritim. Meningkatnya kemiskinan dan pendidikan yang rendah. Kondisi
kebutuhan konsumsi perikanan di Indonesia dan juga tersebut dimanfaatkan oleh para tengkulak. Hampir di

2 Jurnal BPPK Volume 12 Nomor I Tahun 2019


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

setiap wilayah pesisir di Indonesia dijumpai adanya menjadi kunci awal yang perlu dilakukan dan
tengkulak yang mengambil beberapa fungsi dikembangkan sebagai upaya peningkatan ekonomi
pengembangan di sektor perikanan dan kelautan dan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir.
secara informal. Dalam keadaan tidak melaut untuk
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari banyak
merupakan punggung ekonomi Indonesia. Hingga kini,
nelayan yang mengandalkan pada bantuan
jumlah UMKM di Indonesia mencapai kurang lebih
tengkulak/rentenir. Tidak hanya kebutuhan hidup
sekitar 56, 5 juta unit. UMKM di Indonesia memiliki
sehari-hari saja, tetapi juga kebutuhan sekolah anak-
peranan penting bagi perekonomian di Indonesia, hal
anaknya para nelayan menggantungkan pada pinjaman
ini dikarenakan UMKM menyumbang 60 % dari PDB
dari tengkulak. Para nelayan jarang yang
dan menampung 97% tenaga kerja. Maka dari itu, bila
memanfaatkan fasilitas bank dan lembaga keuangan
tidak diperhatikan dengan serius maka pertumbuhan
lainnya menurut nelayan tradisional memerlukan
ekonomi nasional akan rapuh (Firdamansyah 2017).
persyaratan yang memberatkan mereka.
Natuna memiliki potensi perekonomian yang besar
Sejalan dengan peningkatan ekspornya, produksi dan berpotensi menjadi pusat konsentrasi maritim dan
ikan Indonesia baik dari hasil penangkapan maupun pusat pengembangan Indonesia bagian barat di masa
budi daya juga terus mengalami peningkatan setiap mendatang.
tahunnya. Menurut Kementerian Kelautan dan
Berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun
Perikanan (KKP) produksi perikanan Indonesia telah
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
meningkat mencapai 110 persen. Peningkatan yang
(UMKM) pengertian UMKM adalah sebagai berikut
sangat signifikan terjadi pada produksi perikanan budi
(Departemen Koperasi Indonesia. 2008):
daya yang meningkat lebih dari 3 kali lipat selama
periode tersebut dengan peningkatan mencapai 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik
208,28 persen. Sedangkan produksi perikanan tangkap orang perorangan dan/atau badan usaha
selama periode tersebut secara total hanya meningkat perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
sebesar 21,33 persen. Pertumbuhan produksi yang Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
sangat cepat pada perikanan budi daya Undang ini.
mengindikasikan adanya potensi yang besar dalam 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif
usaha pembudidayaan ikan sehingga usaha ini semakin yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
diminati oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan juga orang perorangan atau badan usaha yang
dengan jumlah rumah tangga usaha (RTU) perikanan bukan merupakan anak perusahaan atau
budi daya yang meningkat dibandingkan RTU bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
penangkapan ikan yang mengalami penurunan. dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah
Pembangunan desa maritim merupakan suatu ide
atau usaha besar yang memenuhi kriteria
baru yang bertujuan untuk memberikan kesempatan
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
bagi pengembangan dan kemajuan desa-desa di
Undang-Undang ini.
Indonesia, di wilayah pesisir/daerah pantai. Dan bila
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi
kita inginkan agar Indonesia menjadi Pusat
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
kemaritiman di Asia Tenggara, maka pembangunan
oleh orang perseorangan atau badan usaha
yang dilaksanakan pemerintah bukan hanya berfokus
yang bukan merupakan anak perusahaan atau
pada area pesisir/pantai tapi juga harus berorientasi
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
kepada pesisir, laut serta daratan karena saling
atau menjadi bagian baik langsung maupun
memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
Pembangunan desa maritim sendiri dapat terlaksana
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
ketika adanya pemenuhan faktor-faktor pendukung
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
terlaksananya pembangunan desa maritim. Misalnya
dalam Undang Undang ini.
a. transportasi yang memadai
Berikut adalah kriteria UMKM berdasarkan Undang-
b. adanya sumber daya manusia yang
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
berkualitas
Kecil dan Menengah (UMKM)
c. adanya fokus pembangunan yang
dimulai dari desa ke kota, Tabel 1. Kriteria UMKM
dan bukan kota barulah ke desa
Uraian Aset Omzet
Pemberdayaan dan peningkatan infrastruktur
merupakan alat utama dalam pembangunan Usaha Mikro Max 50 Juta Max 300 Juta
masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir yang masuk Usaha Kecil >50 Juta – 500 >300 juta – 2.5
dalam kategori tertinggal perlu penanganan serius dari Juta Miliar
pemerintah. Dibutuhkan sebuah program
pembangunan yang best practice sebagai upaya Usaha >500 juta – 10 >2.5-50 Miliar
pembangunan berkelanjutan. Begitu pula Menengah Miliar
pembangunan yang tepat guna dan tepat sasaran

Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 1 Tahun 2019 3


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa usaha Koperasi dan UKM membentuk badan layanan umum
yang tergolong UMKM memiliki omzet dengan rentang yaitu Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM
0 – 50 Miliar Rupiah dan memiliki nilai aset dengan (LPDB-KUMKM).
rentang 0 – 10 Miliar Rupiah.
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan
Triyono dan Romadona (2018) mengkaji produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM)
unggulan perikanan di Kabupaten Natuna diawali merupakan Satuan Kerja dari Kementerian Koperasi
melalui penjajakan potensi sumber daya yang ada dan UKM yang menerapkan pola pengelolaan Badan
dengan mempertimbangkan sektor unggulan daerah. Layanan Umum (BLU) (LPDB 2017). Ketentuan
Pada tahapan ini diperoleh informasi bahwa sektor tentang BLU diatur dalam beberapa peraturan,
unggulan di Kabupaten Natuna adalah pertanian, terakhir dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
kehutanan dan perikanan. 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Melalui proses FGD dan mempertimbangkan
Badan Layanan Umum.
statistik potensi daerah, diperoleh 3 produk yang
nantinya akan ditetapkan sebagai Produk Unggulan Hingga saat ini telah ada 203 satuan kerja yang
Perikanan. Produk tersebut antara lain; Kerupuk Ikan/ menerapkan pola Pengelolaan Keuangan Badan
Kerupuk atom; Kernas/Kasam ; Ikan Salai. Analisis FGD Layanan Umum (PK-BLU). PK BLU ini berada dalam
yang menghasilkan 3 produk unggulan selanjutnya pembinaan Direktorat Pembinaan Pengelolaan
ditentukan prioritas pengembangan melalui analisis Keuangan Badan Layanan Umum Kementerian
daya tarik dan daya saing. Dalam analisis ini, daya tarik Keuangan. LPDB-KUMKM termasuk salah satu BLU
dan daya saing dibagi dalam beberapa faktor dengan yang memiliki status penuh berdasarkan KEP-
kriteria mempertimbangkan Permendagri No.9 Tahun 292/MK.5/2006 tanggal 28 Desember 2006 tentang
2014 untuk kem udian diberi nilai secara kuantitatif. Penetapan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi
Hasil analisis berdasarkan prioritas pengem bangan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada
yaitu: (1). Kerupuk Ikan, (2). Ikan Salai, (3) Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Kernas/Kasang. Menengah Sebagai Instansi Pemerintah yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Pigawati (2005) mengkaji dan mengidentifikasi
Layanan Umum (PPK-BLU).LPDB-KUMKM memiliki
potensi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil
tugas pokok dalam pengelolaan dana bergulir, antara
meliputi sebaran dan kualitasnya serta memberikan
arahan lokasi penambangan pasir laut di Kabupaten lain :
Natuna berdasarkan pertimbangan keberadaan
a. Melaksanakan penghimpunan, pengalihan dan
kawasan konservasi. Didapatkan bahwa Kecamatan
pengembalian dana bergulir dari pinjaman
Bunguran Barat merupakan kawasan potensial sumber
program dana bergulir Kementerian Koperasi
daya terumbu karang, klorofil dan sedimen/ pasir laut,
dan UKM, dan penyalur pinjaman/
sedangkan potensi padang lamun dan mangrove
pembiayaan yang telah dilaksanakan LPDB-
berada pada Kecamatan Bunguran Timur. Dalam
KUMKM;
melakukan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil
b. Melaksanakan pemberian pinjaman
perlu diberikan arahan kawasan yang boleh di
/pembiayaan kepada Koperasi, Usaha Mikro,
eksplorasi dengan mempertimbangkan keberadaan
Kecil dan Menengah (KUMKM), dengan atau
kawasan konservasi dalam rangka mewujudkan
tanpa lembaga perantara, baik Lembaga
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
Keuangan Bank (LKB), maupun Lembaga
lingkungan.
Keuangan Bukan Bank (LKBB)
Program pemerintah yang memiliki tujuan untuk c. Melaksanakan pemberian bentuk pembiayaan
menekan angka kemiskinan dan meningkatkan potensi lainnya bagi KUMKM sesuai dengan
usaha pada daerah, antara lain yang popular di kebutuhan KUMKM.
penggiat usaha di Natuna adalah PEMP
(Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
dilaksanakan Kementerian Kelautan Perikanan. Dalam sebelumnya adalah melibatkan spasial dari masing-
kenyataannya, banyak pelaku KUMKM di Natuna masing lokasi di Natuna dan juga variabel yang akan
memiliki keterbatasan kemampuan dalam mengakses dianalisis lebih lanjut, untuk mendapatkan informasi
pinjaman/pembiayaan dari perbankan. Hal tersebut lokasi mana yang perlu perhatian khusus oleh LPDB.
menyebabkan potensi usaha yang memiliki prospek Bentuk pembiayaan dan kriteria diatur oleh LPDB yang
bagus kehilangan kesempatan memaksimalkan bermanfaat untuk pegiat bisnis di wilayah Natuna dan
peluang usaha yang tersedia terutama untuk menuju dapat membantu untuk mewujudkan Natuna sebagai
Natuna sebagai poros maritim Indonesia. Untuk poros maritim Indonesia.
meningkatkan akses pembiayaan usaha bagi Koperasi
dan UMKM, sekaligus meningkatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat dalam rangka
memajukan sektor usaha produktif, peningkatan
lapangan usaha dan lapangan kerja, Kementerian

4 Jurnal BPPK Volume 12 Nomor I Tahun 2019


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

1.2. Perumusan Masalah negara maka digunakan istilah Negara Maritim karena
terkait dengan kata sifat yakni mengelola dan
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut,
memanfaatkan laut untuk kejayaan negaranya
masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah
(Subagyo et al. 2017). Masyarakat maritim adalah
potensi Natuna sebagai poros maritim Indonesia
kelompok masyarakat yang kehidupan dan
dengan menggunakan analisis biplot komponen utama.
perekonomian dominan pada potensi sumber daya laut
1. Menganalisis informasi dan keragaman dan juga perikanan. Masyarakat maritim dapat sebagai
masing-masing variabel yang dianggap dapat pembudidaya ikan, pengolah ikan, pedagang ikan,
mewakili informasi untuk menyiapkan Natuna penambangan pasir dan transportasi laut.
sebagai poros maritim Indonesia
2.3. Pendapatan Asli Daerah
2. Mengetahui daerah yang memiliki kemiripan
Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan
karakteristik dengan daerah lain.
daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil
3. Menyajikan posisi relatif suatu daerah retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
terhadap potensi yang dimiliki dan korelasi yang dipisahkan, dan pendapatan lain asli daerah yang
variabel-variabelnya serta menentukan sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan
bagaimana peran Lembaga Pengelola Dana kepada daerah dalam menggali pendanaan, dalam
Bergulir (LPDB). pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas
desentralisasi. Pendapatan asli daerah masyarakat
1.3. Ruang Lingkup Penelitian
maritim lebih banyak terdapat pada usaha yang di
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif bidang perikanan dan juga transportasi laut
yang melibatkan 3 variabel dependen utama yaitu Laju Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999
PDRB (𝑌1 ), Pajak Bumi dan Bangunan (𝑌2 ) dan Jumlah disebutkan bahwa sumber pendapatan asli daerah
Rumah Rangga Perikanan (𝑌3 ). Penelitian ini untuk terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
mendapatkan variabel mana yang memiliki hubungan perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan
kekerabatan paling dekat dan akan terdapat 3 analisis daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan asli
utama yaitu : Laju PDRB terhadap Pengeluaran Kapita, daerah yang sah. Menurut Santoso dan Rahayu (2005)
dan Index Kedalaman Kemiskinan, PBB terhadap faktor–faktor yang mempengaruhi pendapatan asli
Jumlah Penduduk di setiap wilayah di Natuna, Jumlah daerah (PAD) antara lain pengeluaran pemerintah,
usaha mikro, total usaha, jumah pedagang, jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan jumlah
koperasi. Jumlah Rumah Tangga Perikanan (Marine penduduk.
Fisheries), Produksi (Production), Jumlah Rumah
Berdasarkan sumber-sumber dan faktor-faktor di
Tangga Perikanan Budidaya (Aquaculture Fishery
atas maka dalam penelitian ini digunakan variabel-
Households), Perahu tanpa motor (nonpowered boat),
variabel sebagai berikut:
Perahu motor tempel (outboard motorboat), dan kapal
motor (inboard motorboat). 1. Pajak daerah merupakan iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala
2. KERANGKA TEORITIS DAN daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,
PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
2.1. Profil Natuna perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
Secara administratif Kabupaten Natuna termasuk
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah
dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten ini
(Yani, 2009). Berdasarkan Undang-Undang No. 34
baru dibentuk pada tahun 1999 sebagai hasil
Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-
pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau berdasar pada
Undang No. 18 Tahun 1997 tentang pajak dan
UU No. 53 Tahun 1999, yang menyebutkan Kabupaten
retribusi daerah, pajak dirinci menjadi
Kepulauan Riau (Kabupaten Bintan), Kabupaten
(Mardiasmo, 2002):
Karimun, dan Kabupaten Natuna sebagai daerah
a. Pajak provinsi terdiri atas pajak kendaraan
otonom. Menurut data yang diperolehdari pemerintah
bermotor dan kendaraan di atas air, bea balik
daerah terdapat 154 pulau di Kabupaten ini, dengan 27
nama kendaraan bermotor (BBNKB) dan
pulau (17,53 persen) yang berpenghuni dan127 pulau
kendaraan di atas air, pajak bahan bakar
(82,44 persen) tidak berpenghuni. Dari semua
kendaraan bermotor, dan pajak pengambilan
kecamatan, Kecamatan Serasan memiliki jumlah pulau
dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
terbanyak yang belum berpenghuni yaitu 30 pulau
permukaan.
(23,62 persen dari total pulau belum berpenghuni)
b. Jenis pajak kabupaten atau kota terdiri atas
(Badan Pusat Statistik 2018).
pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,
2.2. Masyarakat Maritim pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak
pengambilan bahan galian golongan C dan
Negara Maritim adalah negara yang berdaulat,
pajak parkir.
menguasai, mampu mengelola dan memanfaatkan
secara berkelanjutan dan memperoleh kemakmuran
dari laut. Dengan demikian apabila membicarakan
Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 1 Tahun 2019 5
PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

Karena pajak daerah merupakan salah satu 6. Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah
sumber PAD maka dengan meningkatnya pajak yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
daerah maka PAD juga akan meningkat. bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan. Belanja daerah terdiri dari belanja
2. Retribusi daerah merupakan pungutan daerah
tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
langsung adalah bagian belanja yang dianggarkan
tertentu yang khusus disediakan atau diberikan
tidak terkait langsung dengan pelaksanaan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang
program sedangkan belanja langsung adalah
pribadi atau badan (BPS, 2013). Berdasarkan
bagian belanja yang dianggarkan terkait langsung
Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang
dengan pelaksanaan program (BPS 2015). Peran
perubahan atas Undang-Undang No. 18 Tahun
pemerintah dalam pembangunan membutuhkan
1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, retribusi
berbagai sarana dan fasilitas pendukung, termasuk
dirinci menjadi retribusi jasa umum, retribusi jasa
anggaran belanja dalam rangka terlaksananya
usaha, retribusi perijinan tertentu (Mardiasmo,
pembangunan yang berkesinambungan.
2002). Karena retribusi daerah merupakan salah
Perbelanjaan-belanjaan tersebut akan
satu sumber PAD maka dengan meningkatnya
meningkatkan pengeluaran agregat dan
retribusi daerah maka PAD juga akan meningkat.
mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi. Dengan
3. PDRB atas dasar harga berlaku, perkembangan meningkatnya kegiatan ekonomi, maka aliran
PDRB atas dasar harga berlaku dari tahun ke tahun penerimaan pemerintah melalui PAD juga akan
menggambarkan perkembangan yang disebabkan meningkat.
oleh adanya perubahan dalam volume produksi
barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan 2.4. Analisis Komponen Utama
dalam tingkat harganya. PDRB atas dasar harga
Analisis Biplot Komponen Utama atau juga disebut
berlaku dapat dihitung dengan menggunakan dua
dengan biplot klasik (Greenacre 2009) adalah salah
metode yaitu metode langsung dan metode tidak
satu teknik statistika deskriptif berupa representasi
langsung (BPS 2015). Dengan meningkatnya PDRB
grafik yang dapat menyajikan secara simultan n buah
atas dasar harga berlaku maka akan menambah
objek dan p buah variabel dalam satu grafik berdimensi
penerimaan pemerintah daerah untuk membiayai
dua (Streiner 1993).
program-program pembangunan.
Analisis biplot adalah gambaran grafik dan matriks
4. PDRB atas dasar harga konstan, perhitungan atas
nxp dan mengacu pada dua jenis informasi yang
dasar harga konstan ini berguna antara lain dalam
terkandung dalam data matriks. Informasi dalam baris
perencanaan ekonomi, proyeksi dan untuk menilai
berkaitan dengan smpel atau unit sampling dan kolom
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan
berkaitan dengan variable (Beh 2012).
maupun sektoral. Nilai atas dasar harga konstan
juga mencerminkan kuantum produksi pada tahun Proses analisis biplot memerlukan data dari
yang berjalan yang dinilai atas dasar harga pada sejumlah objek dengan atribut-atribut (kolom dari
tahun dasar (BPS 2015). Dengan meningkatnya matriks data X), yang diukur dengan skala interval dan
PDRB atas dasar harga konstan maka akan rasio (Pieter M 2017). Hasil akhir analisis ini akan
menambah penerimaan pemerintah daerah untuk diberikan dalam bentuk tampilan gambar dua dimensi
membiayai program-program pembangunan. yang berisi informasi tentang :
5. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di A. Posisi relatif objek. Berdasarkan informasi ini
wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 dua objek yang memiliki jarak terdekat
bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili dikatakan memiliki tingkat kemiripan yang
kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk tinggi berdasarkan atribut-atribut yang
menetap. Dengan didukung bukti empiris bahwa diamati.
pertumbuhan penduduk tinggi akan dapat
B. Hubungan antar atribut, dari informasi ini
menaikkan output melalui penambahan tingkat
akan diketahui mengenai hubungan linier
dan ekspansi pasar baik pasar dalam negeri
(korelasi) antar atribut serta tingkat
maupun luar negeri. Penambahan penduduk tinggi
kepentingan suatu atribut yang didasarkan
yang diiringi dengan perubahan teknologi akan
pada variannya.
mendorong tabungan dan juga penggunaan skala
ekonomi di dalam produksi. Penambahan C. Penggabungan informasi (1) dan (2) dikenal
penduduk merupakan satu hal yang dibutuhkan dengan istilah bi-plot, akan diketahui ciri-ciri
dan bukan suatu masalah, melainkan sebagai masing-masing objek berdasarkan atribut
unsur penting yang dapat memacu pembangunan yang diamati. Analisis biplot menggabungkan
dan pertumbuhan ekonomi. Jika jumlah penduduk antara plot variabel asal
meningkat maka pendapatannya juga bisa
Dengan plot pengamatan melalui superimpose akan
meningkat.
memberi informasi tentang hubungan antara variabel
dengan pengamatan (Gower, Lubbe, and Roux 2011).

6 Jurnal BPPK Volume 12 Nomor I Tahun 2019


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

Dengan penyajian seperti ini, ciri –ciri variabel dan Cov(Wj,Wl) = aj’∑al j,l = 1, 2,…,k
objek pengamatan serta posisi relatif antara objek
Var(Wj) = aj’∑aj j = 1, 2,…,k
pengamatan dengan variabel dapat dianalisis (Pieter M
2017). Analisis Biplot pertama kali diperkenalkan oleh Jumlah komponen utama dapat ditentukan dengan
(Bradu and Gabriel 1978). Empat hal penting yang bisa melihat persentase total varian ketika j (j < k) buah
didapatkan dari tampilan biplot adalah: komponen yang dipilih mampu menerangkan varian
sekitar 80% sampai 90%. Komponen yang diambil
A. Kedekatan antar objek yang diamati
tersebut sudah dapat menggantikan variabel k aslinya
Informasi ini dapat dijadikan panduan untuk tanpa banyak kehilangan informasi.
mengetahui objek yang memiliki kemiripan
Jumlah komponen utama juga dapat diketahui
karakteristik dengan objek lain. Penafsiran ini
dengan menggunakan scree plot. Scree plot adalah plot
mungkin akan berbeda untuk setiap bidang terapan,
antara λj dengan j, besarnya nilai eigen. Untuk
namun inti dari penafsiran ini adalah bahwa dua objek
menentukan jumlah komponen utama dengan melihat
yang memiliki karakteristik sama akan digambarkan
tikungan tajam pada scree plot. Jumlah komponen yang
sebagai dua titik dengan posisi yang berdekatan.
diambil adalah yang nilai eigen relatif kecil dan semua
B. Keragaman variabel berukuran sama. Estimator bias dari Koefisien regresi
dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur yang
Informasi ini digunakan untuk melihat apakah ada
dikenal dengan regresi komponen utama. Berdasarkan
variabel yang mempunyai nilai keragaman yang
bentuk persamaan resmi dari model yaitu:
hampir sama untuk setiap objek. Dengan informasi ini,
bisa diperkirakan pada variabel mana strategi tertentu y = Qα + ε
harus ditingkatkan, dan juga sebaliknya.
dimana Q = XT, α = T’ β, T’X’XT = Q’Q = 𝚲
C. Korelasi antar variabel
𝚲 = diag(λ1, λ2,…, λk) adalah matriks diagonal
Dari informasi ini bisa diketahui bagaimana suatu dari nilai eigen X’X
variabel mempengaruhi ataupun dipengaruhi variabel T adalah matriks orthogonal k x k yang
yang lain. memiliki vektor eigen yang berhubungan
dengan λ1, λ2,…, λk.
D. Nilai variabel pada suatu objek
Pada bagian ini dapat dihitung koordinat dari bagian
Informasi ini digunakan untuk melihat keunggulan dari
principal component plots. Y = XA′ , representasi dua
setiap objek. Objek yang terletak searah dengan arah
dimensi c22 dari Yc berdasarkan komponen utama
vektor variabel dikatakan bahwa objek tersebut
mempunyai nilai di atas rata-rata. (yang merupakan representasi yang sama seperti yang
didasarkan pada dekomposisi nilai tunggal).
Perlu dipahami sebelumnya bahwa biplot adalah 𝑥11 𝑥2
upaya membuat gambar di ruang berdimensi banyak 𝑎 ⋯ 𝑎𝑝1
𝒀𝑐≅ 𝑋𝟐 𝐴𝟐 = ( ⋮
′ ⋮ ) ( 11
menjadi gambar di ruang berdimensi dua. Pereduksian 𝑎12 ⋯ 𝑎𝑝2 )
𝑥𝑛1 𝑥𝑛2
dimensi ini mengakibatkan menurunnya informasi
yang terkandung dalam biplot. Biplot yang mampu Oleh karena itu, diplotkan titik (𝑥𝑖1 , 𝑥12 ) 𝑖 = 1,2, … , 𝑛i
memberikan informasi sebesar 70% dari seluruh dan titik (𝑎𝑗1 , 𝑎𝑗2 ) 𝑗 = 1,2, … , 𝑝 . Untuk membedakan
informasi dianggap cukup (Greenacre 2009). individu dan variabel, titik (𝑎𝑗1 , 𝑎𝑗2 ) dihubungkan
dengan titik origin (0,0) oleh garis lurus membentuk
Analisis komponen utama digunakan untuk
sebuah panah (R.E. Caraka and Yasin 2018). Jika
menemukan suatu kombinasi linier dari kovarian yang
saling tidak berkorelasi satu dengan yang lain, diperlukan, skala dari titik (𝑎𝑗1 , 𝑎𝑗2 ) menyesuaikan
sehingga masalah multikolinieritas dapat dihindari. menjadi sama dengan komponen utama (𝑥𝑖1 , 𝑥12 ).
Selain itu analisis komponen utama dapat memastikan Cosinus dari sudut antara tanda panah (garis)
bahwa kombinasi linier yang dipilih memiliki varian digambarkan untuk setiap sepasang dari sumbu titik
maksimal. Komponen utama merupakan kombinasi (𝑎𝑗1 , 𝑎𝑗2 ) dan (𝑎𝑘1 , 𝑎𝑘2 ) menunjukkan korelasi antara
linear dari variabel random k (X1, X2, …., Xk). Analisis dua variabel yang sesuai (R.E. Caraka and Tahmid
komponen utama tergantung pada matriks kovarian ∑ 2019).
atau matriks korelasi ρ. Misalkan vektor random X’= Jadi sebuah sudut kecil antara dua vektor
[X1, X2, …, Xk] mempunyai matriks kovarian ∑ dengan menunjukkan dua variabel atau lebih berkorelasi, dua
nilai eigen λ1 ≥ λ2 ≥ ··· ≥ λk ≥ 0 maka bentuk kombinasi variabel yang vektornya berbentuk sudut 90 ̊ tidak
linier sebagai berikut: berkorelasi, dan sebuah sudut yang lebih dari 90 ̊
W1 = a1’X = a11X1 + a12X2 + ··· + a1kXk menujukkan jika variabel itu berkorelasi negatif. Nilai
W2 = a2’X = a21X1 + a22X2 + ··· + a2kXk dari p variabel dalam ke-i vektor pengamatan yi
⋮ (terkoreksi untuk rata-rata) adalah terkait dengan
Wk = ak’X = ak1X1 + ak2X2 + ··· + akkXk proyeksi tegak lurus dari titik (𝑥𝑖1 , 𝑥12 ) pada p vektor
dari asal titik (𝑎𝑗1 , 𝑎𝑗2 ) merepresentasikan variabel.
Semakin jauh dari asal proyeksi jatuh pada panah,
dengan semakin besar nilai pengamatan pada variabel
Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 1 Tahun 2019 7
PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

tersebut. Oleh karena itu vektor akan berorientasi pada (mentransformasi) suatu matrik data awal atau asli
pengamatan yang memiliki nilai yang lebih besar pada menjadi satu suatu set kombinasi linier yang lebih
variabel yang sesuai (Rencher, 2002). sedikit akan tetapi menyerap sebagian besar jumlah
variansi dari data awal (Rezzy Eko Caraka and Yasin
3. METODOLOGI PENELITIAN 2017). Tujuan utama adalah menggunakan seminimal
3.1. Jenis dan Sumber Data mungkin komponen utama namun menjelaskan
Data statistik perikanan merupakan data sekunder sebanyak mungkin jumlah variansi data asli. Jumlah
yang bersumber dari Direktorat Jenderal Perikanan peubah (p) dari data awal yang dapat diekstrak
Tangkap Dan Direktorat Jenderal Budidaya dan juga menjadi komponen utama (k) adalah sama banyak,
Badan Pusat Statistika Natuna 2018. Statistik dengan kata lain p=k, hal ini berkebalikan dengan
perikanan dibedakan atas data perikanan tangkap dan tujuan utama. Komponen yang digunakan hanya yang
perikanan budidaya. Perikanan tangkap memiliki proporsi besar, maka k harus lebih kecil
diklasifikasikan atas penangkapan ikan di laut dan di dibanding p(k<p). Hal ini menjelaskan harus sedikit
perairan umum. Perikanan budidaya diklasifikasikan mungkin komponen yang dipertahankan namun cukup
atas jenis budidaya yaitu budidaya laut, tambak, kolam, memberikan sebagian besar informasi yang terdapat
karamba, jaring apung, dan sawah. Pada penelitian ini dalam data asli.
akan fokus pada 3 permasalahan yang terdiri dari:
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Laju PDRB terhadap Pengeluaran Kapita, dan 4.1 Statistika Deskriptif Potensi Perikanan
Index Kedalaman Kemiskinan
Keadaan wilayah geografis yang sebagian
B. PBB terhadap Jumlah Penduduk, Jumlah Usaha
besarnya merupakan laut menjadikan potensi
Mikro, Total Usaha,Jumah Pedagang, dan
perikanan Kabupaten Natuna memiliki potensi yang
Jumlah Koperasi
sangat besar untuk dikembangkan. Perikanan tangkap
C. Variabel independent yang terdiri dari Jumlah
lebih mendominasi baik dari segi jumlah rumah tangga
Rumah Tangga Perikanan (Marine Fisheries),
usaha maupun produksi dibanding perikanan
Produksi (Production), Jumlah Rumah Tangga
budidaya. Jumlah rumah tangga perikanan tangkap
Perikanan Budidaya (Aquaculture Fishery
laut di Natuna berjumlah 5.221 rumah tangga. Kondisi
Households), Perahu Tanpa Motor
ini mengalami kenaikan dibanding tahun 2017. Seiring
(Nonpowered Boat), Perahu Motor Tempel
dengan itu, jumlah produksi perikanan laut juga
(Outboard Motorboat), dan Kapal Motor
meningkat yaitu dari 65.180,34 ton menjadi 86.141,74
(Inboard Motorboat).
ton pada 2017 atau naik 32 persen.
3.2. Langkah-langkah analisis data
Produksi dari setiap kecamatannya terutama
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan untuk Kecamatan Bunguran Utara dan Midai yang naik
mencapai tujuan penelitian dapat dilihat pada gambar hampir 2 (dua) kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
9 dibagian lampiran dan juga dapat diuraikan sebagai Hal ini sejalan juga dengan kenaikan jumlah rumah
berikut: tangga perikanan tangkap yaitu di Bunguran Utara
sebesar 28,7 persen dan Midai 10,2 persen. Namun,
Regresi komponen utama
satu satunya kecamatan yang mengalami penurunan
1. Melakukan analisis komponen utama produksi yaitu Bunguran Tengah yaitu 12 persen dapat
sebagai berikut: dilihat pada Gambar 1 (lampiran).
a. Mencari nilai eigen dan vektor eigen
4.2 Potensi Natuna
dengan menggunakan matriks
kovarian atau matriks korelasi Menurut Undang-Undang No 45 Tahun 2009
dengan bantuan software R tentang perubahan atas Undang-undang No.31 Tahun
b. Menghitung skor komponen utama 2004 tentang Perikanan, perikanan budi daya adalah
c. Menentukan jumlah komponen semua kegiatan yang berhubungan dengan
utama yang akan digunakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
2. Melakukan regresi komponen utama lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi,
dengan meregresikan antara skor pengolahan sampai dengan pemasaran yang
komponen yang diperoleh dengan dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
variabel terikat
Lebih lanjut lagi disebutkan bahwa
3. Mengembalikan persamaan regresi ke
pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk
bentuk variabel standar
memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan
4. Menghitung standar error untuk masing-
ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang
masing koefisien regresi dan menguji
terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan
koefisien regresi secara individu
kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,
5. Mengembalikan persamaan regresi ke
mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau
bentuk variabel asli.
mengawetkannya.
Secara teknis metode ini akan mereduksi data
multivariat (banyak data) yang mengubah

8 Jurnal BPPK Volume 12 Nomor I Tahun 2019


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

Sehingga, dapat dikatakan bahwa perikanan budi daya b. Keramba jaring apung dikembangkan di
merupakan suatu subbagian kegiatan perikanan yang perairan waduk dan laut.
memproduksi sumber daya ikan dan lingkungannya,
Input hara berupa pupuk dan pakan tergantung
mulai dari pemeliharaan, pembesaran, dan
kualitas dan kuantitasnya pada faktor lingkungan fisik,
pembiakkan serta pemanenan ikan di lingkungan yang
misalnya unsur ramuan pakan tidak dapat diproduksi
masih terkontrol oleh pembudidaya dengan bantuan
dimana lingkungan fisik tidak cocok bagi produksinya.
input yang ada. Terdapat beberapa faktor yang sangat
Spesies ikan yang dibudidayakan sangat tergantung
menentukan keberhasilan kegiatan budi daya ikan
dari faktor-faktor spesifik tiap spesies misalnya Tilapia
yang dilaksanakan yaitu faktor independen dan faktor
tidak cocok dibudidayakan pada saat suhu rendah di
dependen. Faktor independen adalah faktor-faktor
bawah 200oC .Teknologi yang menggunakan karamba
yang umumnya tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
jaring apung menuntut pemberian pakan yang intensif
lain. Faktor-faktor tersebut adalah:
4.2.1 Laju PDRB terhadap Pengeluaran Kapita,
1. Lingkungan
Index Kedalaman Kemiskinan, dan Gini
Ciri-ciri fisik lingkungan (Kamargo and Simbolon Rasio
2018) yang penting bagi pengembangan budidaya
Pada tahap ini akan dianalisis mengenai laju PDRB
perikanan sangat bergantung kepada ketersediaan dan
pada Kabupaten Natuna terhadap pengeluaran kapita
kecocokan fisik dari areal
dan index kedalaman kemiskinan dan gini rasio. Angka
untuk pengembangan budidaya perikanan yaitu: pertumbuhan ekonomi (PDRB riil) Kabupaten Natuna
tahun 2017 mencapai 5.68 persen, angka ini
a. tersedianya lahan,
mengalami penurunan dari pertumbuhan 2016 yang
b. topografi dan elevasi lahan,
sebesar 6.06 persen. Hal ini menunjukkan ekonomi
c. sifat-sifat tanah, teristimewa komposisi,
Kabupaten Natuna sepanjang 2017 mengalami
tekstur dan kemampuan menahan air,
perlambatan. Pengeluaran rata-rata per kapita atau
sifat oseanografi perairan,
biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua
d. frekuensi, jumlah dan disfiibusi hujan,
anggota rumah tangga selama sebulan baik yang
e. mutu, kuantitas, ketersediaan dan
berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi
aksesibilitas air,
sendiri dibagi dengan banyaknya anggota rumah
f. kondisi cuaca, seperti suhu, laju
tangga dalam rumah tangga tersebut memiliki vektor
penguapan, perubahan musim, frekuensi
yang sangat jauh dengan index kedalaman kemiskinan
topan dan lamanya,
dan ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia
g. kualitas dan kuantitas populasi,
yang diukur oleh gini rasio.
h. akses ke supply dan pasar.
Kedekatan antara variabel dapat dilihat pada
2. Faktor Manusia
Gambar 2. Pada biplot, variabel akan digambarkan
Faktor manusia meliputi sikap, adat istiadat dan gaya sebagai garis berarah. Dua variabel yang memiliki nilai
hidup dari warga, stabilitas dan kekuatan ekonomi korelasi positif akan digambarkan sebagai dua buah
serta politik dari pemerintah. Faktor-faktor ini garis dengan arah yang sama atau membentuk sudut
beragam dan kompleks, contohnya: sempit. Sementara itu, dua variabel yang memiliki nilai
korelasi negatif akan digambarkan dalam bentuk dua
a. Sikap dan keterampilan produsen relatif
garis dengan arah yang berlawanan atau membentuk
terhadap mengadopsi teknologi dan modal
sudut lebar (tumpul).
untuk ditanamkan dalam produksi,
b. Permintaan pasar, sikap konsumen, daya beli, Sedangkan dua variabel yang tidak berkorelasi
c. Kemauan dan kemampuan pemerintah akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan
melengkapi prasarana, kredit dan sebagainya, sudut yang mendekati 900 (siku-siku). Keragaman
kemampuan Lembaga Pemerintah melengkapi yang dapat diterangkan oleh biplot komponen Gambar
sistem dukungan pelayanan bagi 2 dimensi adalah sebesar 77,28% yang berarti Gambar
pengembangan budidaya perikanan antara 2 mampu menerangkan 77,28% dari total keragaman
lain pelatihan bagi profesional, penelitian data yang sebenarnya. Hal ini menunjukkan bahwa
guna mengembangkan teknologi baru, dan interpretasi biplot komponen utama yang dihasilkan
penyuluhan. mampu menerangkan dengan baik hubungan antara
laju PDRB pada Kabupaten Natuna terhadap
Sedangkan faktor dependen adalah faktor-faktor yang
pengeluaran kapita dan index kedalaman kemiskinan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor
dan gini rasio di Natuna.
tersebut ialah wadah budi daya ikan, input hara,
spesies ikan, dan teknologi. Wadah budi daya ikan
seperti tambak, kolam, keramba, dan sebagainya
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik dan
manusia misalnya:
a. Kolam lebih cocok di daerah lahan
pegunungan.
Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 1 Tahun 2019 9
PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

4.2.2 PBB Terhadap Jumlah Penduduk, Jumlah untuk mengetahui nilai keragaman variabel yang
Usaha Mikro, Total Usaha,Jumah Pedagang, digunakan. Dari nilai keragaman variabel dapat
dan Jumlah Koperasi diperoleh informasi untuk melihat apakah ada variabel
yang hampir semua objek nilainya hampir sama atau
Pada tahap ini disajikan dendogram untuk melihat
sebaliknya ada yang besar dan ada juga yang kecil.
kedekatan antara masing-masing daerah di Natuna
Sehingga dapat digunakan sebagai strategi untuk
dengan melibatkan variabel Pajak Bumi Bangunan
menentukan variabel mana yang harus ditingkatkan
terhadap Jumlah Penduduk, Jumlah Usaha Mikro, Total
performanya.
Usaha, Jumlah Pedagang dan Jumlah Koperasi.
Variabel yang memiliki keragaman kecil akan
Berdasarkan Gambar 5 sumbu horizontal
digambarkan oleh vektor garis yang pendek.
dendrogram mewakili jarak atau ketidaksamaan antar
Sedangkan variabel yang memiliki keragaman besar
klaster. Sumbu vertical mewakili objek dan cluster.
akan digambarkan oleh vektor garis yang panjang.
Dendrogram cukup mudah diinterpretasikan. Setiap
Berdasarkan Gambar 4 surface kendaraan tangkap ikan
gabungan atau fusi dari dua cluster diwakili pada grafik
daerah Serasan memiliki potensi yang sangat banyak
dengan pemisahan garis horizontal menjadi dua garis
dibandingkan daerah lain dan terdapat gap pada
horizontal. Posisi horizontal perpecahan, ditunjukkan
daerah Burguran Timur Laut, Burguran Tengah dan
oleh bilah vertikal pendek, memberi perbedaan antara
Pulau Tiga dimana jumlah kendaraan tangkap ikan
kedua kelompok. Ada dua cara untuk menafsirkan
sedikit dibandingkan daerah lain. Berdasarkan Gambar
dendrogram: dalam hal kelompok skala besar atau
5 pada lampiran dapat digunakan untuk melihat
dalam hal kesamaan di antara potongan individu.
kedekatan antar objek yang diamati. Objek-objek yang
Untuk mengidentifikasi kelompok skala besar, dapat
memiliki kemiripan karakteristik digambarkan sebagai
dimulai membaca dari atas ke bawah, menemukan titik
titik yang saling berdekatan.
cabang yang paling tinggi level dalam struktur.
Selain melalui Gambar 6 kedekatan antar objek
Seterusnya, Gambar 5 dapat dilihat bahwa tahap
dapat diketahui dengan menghitung jarak Euclidian
pertama kekerabatan terdekat pada daerah Pulau Tiga
antara objek yang satu dengan yang lain. Semakin kecil
dengan Serasan, Bunguran Batubi, Bunguran Timur
nilai jarak Euclidian menunjukkan semakin dekat
Laut dan Bunguran Tengah. Seterusnya yang paling
kedua objek tersebut. Dimensi fasilitas untuk
berbeda adalah bunguran utara. Selama tahun 2017,
menangkap ikan yang terdiri dari Perahu tanpa motor
luas lahan yang dikenakan pajak adalah 255,78 km
(nonpowered boat), Perahu motor tempel (outboard
sedangkan luas bangunan sebesar 1,07 km2 .
motorboat), dan kapal motor (inboard motorboat)
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebesar 256,8
memiliki garis vector yang sama setiap daerah di
juta rupiah. Kecamatan dengan penerimaan PBB
Natuna dan dapat diliihat bahwa garis vektor paling
terbesar adalah Kecamatan Bunguran Utara yaitu
pendek adalah kapal motor (inboard motorboat)
sebesar 18,28 persen. Jumlah koperasi terbanyak
sehingga pemerintah daerah perlu membantu penggiat
terdapat pada daerah Bunguran Timur dan perlu
usaha tangkap ikan dimasing masing daerah dengan
perhatian terhadap daerah Suak Midai, Bunguran
memperhatikan kapal motor (inboard motorboat).
Batubi, Subi, dan Bunguran Tengah.
Analisis biplot komponen utama dapat digunakan
Total usaha mempunyai jarak Euclidian terpanjang
untuk mengetahui korelasi diantara variabel yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap daerah di
digunakan. Korelasi dapat diketahui dari besar sudut
Natuna memiliki perbedaan yang signifikan terhadap
yang terbentuk antar vektor variabel. Jika sudut yang
banyaknya total usaha jika dibandingkan dengan
terbentuk dari kedua vektor variabel mendekati 00 dan
jumlah penduduk. Hal ini akan berdampak pada jumlah
semakin sempit serta mempunyai arah yang sama atau
koperasi, jumlah pedagang dan juga jumlah usaha
nilai cos θ yang terbentuk mendekati 1 maka variabel
mikro pada daerah tersebut. Keragaman yang dapat
tersebut memiliki korelasi yang positif. Jika kedua
diterangkan oleh biplot komponen Gambar 3 dimensi
vektor variabel berlawanan arah dan membentuk
adalah sebesar 82,17% yang berarti Gambar 3 mampu
sudut yang lebar atau nilai cos θ yang terbentuk
menerangkan 82,17% dari total keragaman data yang
mendekati 0 maka variabel tersebut korelasi yang
sebenarnya.
negatif.
4.2.3 Jumlah Rumah Tangga Perikanan terhadap
Sedangkan untuk variabel yang tidak berkorelasi
Produksi Jumlah Rumah Tangga Perikanan
digambarkan dengan dua garis membentuk sudut
Budidaya, dan Fasilitas Perikanan
mendekati 900. Untuk melihat korelasi antara variabel
Pada tahap ini kemudian dilakukan analisis dapat dilihat pada corrplor di Gambar 7 bahwa
menggunakan variabel Jumlah Rumah Tangga terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara
Perikanan (Marine Fisheries), Produksi (Production), produksi dengan variabel fasilitas untuk menangkap.
Jumlah Rumah Tangga Perikanan Budidaya
Dari semua variabel dapat dilihat pengelompokan
(Aquaculture Fishery Households), Perahu tanpa motor
spasial pada gambar 8. Untuk pemetaan potensi secara
(nonpowered boat), Perahu motor tempel (outboard
spasial dapat dikelompokan berdasarkan 4 dimensi
motorboat), dan kapal motor (inboard motorboat).
Analisis biplot komponen utama dapat digunakan

10 Jurnal BPPK Volume 12 Nomor I Tahun 2019


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

Dimensi 1 : Midai, Serasan Timur, Bunguran Timur laki. Sisi inilah yang membuat wanita tidak terburu-
Laut, Serasan, Bunguran selatan buru dalam mengambil keputusan.
Dimensi 2: Bunguran Utara, Pulau Laut 3. Umur pembudidaya
Dimensi 3 : Subi, Bunguran Tengah, Pulau Tiga, Pulau Semakin muda umur seseorang, semakin tinggi
Tiga Barat juga semangat untuk ingin tahu apa yang belum
mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka
Dimensi 4: Bunguran Timur
berusaha untuk lebih cepat melakukan anjuran dari
4.3 Karakteristik Sosial Rumah Tangga Usaha Budi kegiatan penyuluhan (Ginting, 2002 dalam Sirait,
Daya Maritim 2009). Soeharjo dan Patong (1973:51) mengatakan
bahwa umur seseorang akan memengaruhi
Karakteristik sosial rumah tangga usaha budi daya
kemampuan fisik bekerja dan cara berpikir. Orang
dapat dijelaskan pada butir berikut:
yang lebih muda biasanya cenderung lebih agresif dan
1. Banyak anggota rumah tangga (ART) atau lebih dinamis dalam berusaha bila dibandingkan
tanggungan dengan yang lebih tua. Di samping itu, umur juga
memengaruhi seseorang dalam mengelola usahanya.
Banyak anggota rumah tangga (ART) merupakan
Kartasapoetra (1994) mengungkapkan bahwa petani
banyaknya orang yang berada dalam manajemen
yang berusia lanjut sekitar 50 tahun keatas biasanya
rumah tangga termasuk kepala keluarga. Hal ini akan
fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan
berpengaruh terhadap pola produksi dan konsumsi
pengertian yang dapat mengubah cara berpikir, cara
petani serta mengakibatkan perbedaan produksi dan
kerja, dan cara hidupnya. Mereka lebih bersifat apatis
pendapatan (Sahara et al., 2004). Banyaknya ART
terhadap adanya teknologi baru.
merupakan salah satu sumber daya manusia yang
dimiliki, terutama yang berusia produktif dan ikut Umur juga dapat digunakan sebagai pendekatan untuk
membantu dalam usahanya. Banyaknya ART juga pengalaman. Pengalaman merupakan suatu
dapat menjadi beban hidup bagi keluarganya apabila pengetahuan yang diperoleh melalui rutinitas
tidak aktif bekerja (Syafruddin, 2003 dalam kegiatannya sehari-hari atau peristiwa yang pernah
Zulkarnain, 2011). dialaminya.
Banyaknya ART akan mendorong petani untuk Pada penelitiannya (Anwar and Utpalasari 2017)
melakukan banyak kegiatan atau aktivitas terutama menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk
dalam upaya mencari dan menambah pendapatan mengetahui pengaruh jumlah anggota, umur
keluarga (Ginting, 2002 dalam Sirait, 2009). Hal ini pembudidaya, tingkat pendidikan, dan luas lahan yang
dipertegas dengan pernyataan dari Soekartawi (1990) digunakan terhadap jumlah produksi ikan didapatkan
yang mengungkapkan bahwa semakin banyak ART hanya umur yang berpengaruh nyata terhadap jumlah
akan sangat memengaruhi keputusan petani dalam produksi ikan pada taraf 5%, sementara yang lain tidak
berusahatani. Kegagalan petani dalam berusahatani berpengaruh nyata.
akan sangat berpengaruh terhadap pemenuhan
Pengalaman yang dimiliki merupakan salah satu
kebutuhan keluarga. Banyak ART yang besar
faktor yang dapat membantu memecahkan masalah
seharusnya memberikan dorongan yang kuat untuk
yang dihadapi dalam usahanya. Pembudidaya dengan
berusahatani intensif dengan menerapkan teknologi
umur yang lebih tua akan memiliki pengalaman yang
baru, sehingga akan meningkatkan usahatani (Sirait,
lebih banyak tentang usaha budi daya dibandingkan
2009).
pembudidaya yang lebih muda. Semakin lama
2. Jenis kelamin pembudidaya pengalaman yang dimiliki oleh pembudidaya maka
pembudidaya tersebut akan cenderung memiliki
Jenis kelamin dapat memengaruhi tingkat
tingkat keterampilan yang tinggi sehingga akan
produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat
mendukung keberhasilan dalam usahanya.
produktivitas laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor- 4. Tingkat pendidikan pembudidaya
faktor yang dimiliki oleh perempuan seperti: fisik yang
Slamet (2003) menyatakan bahwa perilaku petani
kurang kuat, dalam bekerja cenderung menggunakan
dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan, dan sikap
perasaan, atau faktor biologis seperti harus cuti ketika
mental petani itu sendiri. Digiatkannya penyuluhan
haid atau sedang melahirkan (Amron dan Taufik,
pertanian diharapkan akan terjadi perubahan-
2003).
perubahan, terutama pada perilaku dan bentuk-bentuk
Perempuan di masyarakat terkenal lemah, cantik, kegiatannya seiring dengan terjadinya perubahan cara
emosional, dan keibuan. Adapun laki-laki dikenal kuat, berpikir, cara kerja, cara hidup, pengetahuan, dan sikap
jantan, rasional, dan perkasa. Perbedaan ciri-ciri dan mental yang lebih terarah dan lebih menguntungkan,
sifat-sifat ini dapat terjadi dari waktu ke waktu, dari baik bagi dirinya beserta keluarganya maupun
satu tempat ke tempat lain. Perempuan memiliki sikap lingkungannya. Menurut Ginting (2002), pendidikan
kehati-hatian yang sangat tinggi, cenderung merupakan sarana belajar yang selanjutnya akan
menghindari resiko, dan lebih teliti dibandingkan laki- menanamkan sikap yang menguntungkan menuju
penggunaan praktik pertanian yang lebih modern.
Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 1 Tahun 2019 11
PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

Mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat berasal dari pengambil bagian, peserta, atau pemilik
dalam melakukan anjuran penyuluh. Tingkat (modal saham, modal peserta, dll). Kemudian, menurut
pendidikan yang rendah umumnya kurang pedoman pencacah Survei Rumah Tangga Usaha
menyenangi inovasi sehingga sikap mental untuk Budidaya Ikan 2014, modal sendiri adalah modal yang
menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu berasal bukan dari pinjaman, tetapi milik sendiri
pertanian kurang (Sirait, 2009). Pendidikan dapat (simpanan sendiri, dsb).
berasal dari pendidikan formal dan nonformal.
Sedangkan modal pinjaman merupakan modal
Pendidikan formal merupakan suatu usaha
yang diperoleh berasal dari pinjaman, seperti pinjaman
mengadakan perubahan perilaku berdasarkan ilmu
bank, koperasi, pegadaian, perorangan, dan
dan pengetahuan yang diperoleh masyarakat dari
sebagainya. Modal sendiri adalah modal yang
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Sedangkan
menanggung resiko atau ekuitas, sehingga apabila
pendidikan nonformal biasanya diperoleh melalui
dalam suatu tahun usaha menderita kerugian maka
pendidikan luar di sekolah, misalnya penyuluhan,
yang menanggung kerugian tersebut adalah
kursus, dan pelatihan.
pembudidaya sendiri. Namun, dengan menggunakan
Faktor pendidikan akan memengaruhi cara modal sendiri, pembudidaya tidak menanggung beban
berpikir pembudidaya dalam mengelola usaha budi harus mengembalikan sejumlah modal kepada pihak
dayanya. Pendidikan umumnya membuat seseorang lain, sehingga diduga pembudidaya kurang termotivasi
berpikir ilmiah sehingga mampu untuk membuat untuk meningkatkan usahanya yang dapat
keputusan dari berbagai alternatif dalam mengelola berpengaruh pula terhadap produktivitas usahanya.
usahanya. Pembudidaya dengan tingkat pendidikan Sedangkan ketika menggunakan modal pinjaman,
yang lebih tinggi diduga memiliki kemampuan yang pembudidaya mempunyai tanggungan untuk
lebih baik dalam memahami dan menerapkan mengembalikan sejumlah modal yang dipinjam
teknologi produktif sehingga penggunaan inputnya tersebut kepada pihak lain, sehingga motivasi
menjadi lebih efisien dan produktivitasnya lebih tinggi. pembudidaya dalam berusaha akan semakin tinggi.
Selain itu, pendidikan akan memberikan atau
Pemilik usaha harus memahami kondisi Pasar.
menambah kemampuan dari pembudidaya dalam
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang
mengambil keputusan dan mengatasi masalah-
menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula
masalah yang terjadi.
mempengaruhi kegiatan penjualan (Sartika 2018).
5. Sumber modal utama Adapun faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan
adalah jenis pasar, kelompok pembeli, daya belinya,
Wirausaha umumnya mempunyai tenaga, keinginan
frekuensi pembeliannya, dan keinginan serta
untuk berinovatif, kemauan menerima tanggung jawab
kebutuhannya dan juga besar biasanya masalah
pribadi mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang
penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri. Yang
mereka pilih, dan keinginan untuk berprestasi yang
dipegang oleh orang-orang tertentu atau ahli dalm
sangat tinggi (Purwanti 2012). Selain itu, sikap optimis
bidang penjualan, sedangkan dalam perusahaan
dan kepercayaan terhadap masa depan. Meskipun
kecil biasanya masalah penjualan masih ditangani
imbalan dalam kewirausahaan menggiurkan, tapi ada
oleh orang yang juga melaksanakan fungsi-fungsi
juga biaya yang berhubungan dengan kepemilikan
lainnya.
bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan
bisnisnya sendiri, memerlukan kerja keras, menyita 4.4 Peran LPDB
banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi.
Setelah dianalisis daerah yang paling potensial
Wirausaha mengalami tekanan pribadi yang tidak
adalah yang terkelompok pada Dimensi 1 yaitu Midai,
menyenangkan seperti kebutuhan untuk
Serasan Timur, Bunguran Timur Laut, Serasan,
menginvestasikan lebih banyak waktu dan tenaganya .
Bunguran selatan. Pada analisis sebelumnya yaitu laju
Banyak wirausaha menggambarkan kariernya
PDRB terhadap Pengeluaran Kapita, Index Kedalaman
menyenangkan, tetapi sangat menyita segalanya.
Kemiskinan, Gini Rasio didapatkan hasil yang
Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang
signifikan. LPDB-KUMKM apabila hendak fokus
selalu ada bagi wirausaha, tidak ada jaminan
terhadap menurunkan tingkat kemisikinan dapat fokus
kesuksesan, tantangan yang berupa kerja keras,
terhadap daerah Serasan yang memiliki pendapatan
tekanan emosional, dan resiko meminta tingkat
PBB terkecil. Untuk meningkatkan potensi Koperasi,
komitmen dan pengorbanan .
Total Usaha, Jumlah Pedagang dan Jumlah Usaha Mikro
Salah satu faktor produksi yang penting yaitu modal. perlu perhatian khusus pada daerah Suak Midai,
Semua kegiatan usaha dalam mendapatkan hasil Banguran Batubi. Darerah yang dapat dikategorikan
diperlukan sejumlah modal untuk membiayai aktivitas paling siap dan cukup matang untuk dikembangkan
usahanya. Karena tanpa adanya modal, aktivitas lagi adalah Bunguran Timur dimana memiliki
tersebut tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang pedagang terbanyak yaitu berjumlah 216, 24 koperasi
diinginkan. Modal ada yang bersumber dari modal dan 450 total usaha.
sendiri dan bukan modal sendiri atau modal pinjaman.
Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari
perusahaan itu sendiri (cadangan atau laba), atau

12 Jurnal BPPK Volume 12 Nomor I Tahun 2019


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

5. KESIMPULAN SIlas (1993) menyatakan bahwa konsep


pengembangan ruang permukiman produktif
Pemanfaatan sumber daya laut yang melimpah merupakan pendekatan integrasi dari rumah, dengan
secara optimal merupakan modal strategis untuk peluang menggalang berbagai sumber daya alam,
mewujudkan Indonesia sebagai negara kepulauan manusia, dan buatan untuk dapat meningkatkan
yang berorientasi maritim. Pembangunan Sumber produktivitas masyarakat.
Daya Manusia (SDM) juga berperan penting dalam
keberhasilan pembangunan. SDM merupakan pelaku 6. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
sekaligus pemanfaat pembangunan. Peningkatan
Segala aktivitas yang di dalamnya dapat
keterampilan SDM berkaitan erat dengan peningkatan
menciptakan dan menambah pendapatan penduduk
kemampuan individu untuk mandiri, mengenali
juga perlu kombinasi dan koordinasi material dan
potensi diri, kendala yang dihadapi berikut solusinya.
kekuatan (input, faktor, sumber daya, atau jasa
Sektor kelautan dan perikanan merupakan dua sektor produksi). Untuk mencerdaskan masyarakat maritim
yang berhubungan langsung dengan desa maritim. untuk memproduksi ikan yang baik perlu dua aspek
Melalui peningkatan mutu SDM, terutama penduduk di penting:
desa Maritim, diharapkan dapat mengelola
a) Komposisi faktor produksi yang digunakan
pemanfaatan laut sebagai aset pembangunan ekonomi
untuk menciptakan tingkat produksi yang
berkelanjutan di masa depan.
tinggi
Berdasarkan analisis yang didapatkan telah terbentuk b) Komposisi faktor poduksi yang
daerah yang memiliki kekerabatan yang sama yaitu: meminimumkan biaya produksi untuk
mencapai satu tingkat produksi tertentu.
Dimensi 1 : Midai, Serasan Timur, Bunguran Timur
Laut, Serasan, Bunguran selatan Pada permasalahan lain juga perlu menimbangkan
Dimensi 2 : Bunguran Utara, Pulau Laut faktor produksi terdiri atas alam (natural resources),
Dimensi 3 : Subi, Bunguran Tengah, Pulau Tiga, Pulau tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian
Tiga Barat (skill) atau sumber daya pengusaha (enterpreneurship)
Dimensi 4 : Bunguran Timur dan juga faktor masyarakat maritim yang meliputi
sikap, adat istiadat dan gaya hidup dari warga,
LPDB sebagai wadah untuk mengembangkan
stabilitas dan kekuatan ekonomi serta politik dari
potensi bisnis di daerah terpencil dan potensial, perlu
pemerintah. Lebih spesifik pada Sikap dan
melakukan pengelompokan provinsi lainnya yang
keterampilan produsen relatif terhadap mengadopsi
dapat di approach dan dikembangkan dalam waktu
teknologi dan modal untuk ditanamkan dalam
yang cepat dan tepat dan berbasis ekonomi
produksi, permintaan pasar, sikap konsumen, daya
kerakyatan.
beli, kemauan dan kemampuan pemerintah
Pembangunan berpusat pada rakyat adalah proses
melengkapi prasarana, kredit.
dimana anggota-anggota suatu masyarakat
meningkatkan kapasitas perorangan dan institusional
mereka untuk memobilisasi dan mengelola sumber UCAPAN TERIMA KASIH
daya untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan yang
berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
dengan aspirasi mereka sendiri. Definisi tersebut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
mencakup asas keadilan, berkelanjutan, dan Republik Indonesia yang telah menyelenggarakan
ketercakupan. Ekonomi kerakyatan adalah sistem kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ). Terkhusus
ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat, Dr. Ir. Safri Burhanuddin, DEA Deputi IV Bidang
dimana ekonomi rakyat sendiri adalah kegiatan Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim.
ekonomi yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan yang Kegiatan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari
secara swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa Pemerintah Daerah Midai, Natuna. Peneliti
saja yang dapat diusahakan. Landasan hukum ekonomi mengucapkan terima kasih kepada tim ENJ Natuna
kerakyatan dijelaskan di dalam Undang-Undang yang terlibat Aryo, Solihin, Zulham, Vita, Agi, Wicak,
Republik Indonesia No. 25 Tahun 2000 tentang Alwi, Yuni, Yudi, Fuad, Ine, Rahmat, Bagus, Mulyadi,
Program Pembangunan Nasional. Ekonomi kerakyatan M.Ridwan, Qistina, Bagus, Atarik, Akbar, Fatwa Arief.
dinilai mampu menjadi penopang utama pertumbuhan
ekonomi nasional.
Rusli (2016) menyatakan bahwa konsep
pengembangan wilayah pesisir dapat dikembangkan
oleh masyarakat dengan apa yang mereka miliki, guna
meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas
manusia ini, harus diartikan sebagai motivasi untuk
menyatukan secara harmonis antara sumber daya
alam, manusia, dan teknologi, dengan
mempertimbangkan daya tampung lingkungan itu.

Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 1 Tahun 2019 13


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

DAFTAR PUSTAKA Kamargo, Gogo, and Domu Simbolon. 2018. “Strategi


Pengelolaan Perikanan Tangkap Di Kawasan
Anwar, Syaeful, and Rih Laksmi Utpalasari. 2017. Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Lingga Di
“Analisa Produksi Budidaya Ikan Konsumsi Kabupaten Lingga.” ALBACORE 2(3).
Kelompok Budidaya Ikan (POKDAKAN)
Kecamatan Gandus Kota Palembang.” Jurnal LPDB. 2017. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan PEMERINTAH TAHUN 2017. Jakarta.
12(2): 17–23. Pieter M, Kroonenberg. 2017. “Biplot Analysis.” Crop
Badan Pusat Statistik. 2015. KAJIAN DESA MARITIM Science.
2015. Jakarta. Pigawati, Bitta. 2005. “Identifikasi Potensi Dan
———. 2018. BPS Kabupaten Natuna Dalam Angka Pemetaan Sumberdaya Pesisir Pulau-Pulau Kecil
2018. NATUNA. Dan Laut Kabupaten Natuna - Provinsi
Kepulauan Riau.” Ilmu Kelautan.
Beh, Eric J. 2012. “Biplots in Practice.” Journal of the
Royal Statistical Society: Series A (Statistics in Purwanti, Endang. 2012. “Pengaruh Karakteristik
Society). Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasaran
Terhadap Perkembangan Umkm Di Desa Dayaan
BPS. 2015. “Hasil Sensus Pertanian 2013 (Angka Dan Kalilondo Salatiga.” Jurnal Ilmiah Among
Tetap).” In Berita Resmi Statistik, , 1–13. Makarti 5(9): 14–28.
Bradu, Dan, and K. Ruben Gabriel. 1978. “The Biplot as Rusli. 2016. “INTEGRASI RUANG PERMUKIMAN
a Diagnostic Tool for Models of Two- Way NELAYAN DENGAN EKOWISATA PESISIR DI
Tables.” Technometrics 20(1): 47–68. DONGGALA SULAWESI TENGAH.” ITS.
Caraka, R.E., and M. Tahmid. 2019. Statistika Sartika, Dewi. 2018. “Pengaruh Modal Terhadap
Klimatologi. 1st ed. Yogyakarta: Mobius Graha Omset Pada Pelaku UMKM Di Seluruh
Ilmu. Kecamatan Pekanbaru.” Kompetif 4(2).
Caraka, R.E., and Hasbi Yasin. 2018. Spatial Data Panel. SIlas, J. 1993. Perumahan: Hunian Dan Fungsi Lebihnya
1st ed. Wade Group. Dari Aspek Sumberdaya Dan Eksistensinya.
http://rezzyekocaraka.com/book.
Streiner, D. L. 1993. “An Introduction to Multivariate
Caraka, Rezzy Eko, and Hasbi Yasin. 2017. Statistics.” Canadian Journal of Psychiatry 38(1):
Geographically Weighted Regression (GWR) 9–13.
Sebuah Pendekatan Regresi Geografis. 1st ed.
Yogyakarta: MOBIUS GRAHA ILMU. Subagyo, Agus et al. 2017. “KESIAPAN DAERAH
www.rezzyekocaraka.com/book. DALAM MEWUJUDKAN VISI INDONESIA POROS
MARITIM DUNIA.” Poros Maritim Dunia (April
Departemen Koperasi Indonesia. 2008. Undang- 2015).
Undang Nomor 20 Tahun 2008. Jakarta.
Triyono., and Toni. Romadona. 2018. “Penentuan
Firdamansyah, Agung. 2017. “DYNAMIC SYSTEM Produk Unggulan Perikanan Dan
MODEL FOR IMPROVED PERFORMANCE OF Pengembangannya Di Pulau Terdepan Indonesia
SMALL MEDIUM ENTERPRISE THROUGH THE (Kasus Di Kabupaten Natuna).” TECHNO-FISH
USE OF E-COMMERCE (CASE STUDY: CRAFT 2(2).
BUSINESS IN LAMONGAN).” ITS.
Gower, John, Sugnet Lubbe, and Niël le Roux. 2011.
“Principal Component Analysis Biplots.” In
Understanding Biplots,.
Greenacre, Michael. 2009. SSRN The Standard Biplot.

14 Jurnal BPPK Volume 12 Nomor I Tahun 2019


LAMPIRAN

Serasan Timur 258


Subi 272
Serasan 572
Bunguran Selatan 671
Bunguran Tengah 142
Bunguran Timur Laut 554
Bunguran Timur 654 Jumlah Rumah Tangga
Perikanan
Pulau Tiga Barat 173
Pulau Tiga 373
Pulau Laut 200
Bunguran Utara 20
Bunguran Barat 884
midai 248

0 200 400 600 800 1000

Gambar 1. Jumlah Rumah Tangga Perikanan

PLS Loading Plot


Index Kedalaman Kemiskinan

0.0

-0.2
Component 2

-0.4
Pengeluaran Kapita

-0.6

-0.8
gini rasio

-1.0
-0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75
Component 1

Gambar 2. Plot Variabel PCA Permasalahan 1


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

PLS Loading Plot


0.50 JUMLAH PENDUDUK

koperasi
0.25
jumah pedagang

0.00
Component 2

Jumlah usaha mikro


-0.25

-0.50

-0.75
total usaha
-1.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Component 1

Gambar 3. Plot Variabel PCA Permasalahan 2

Gambar 4. Surface Kendaraan Tangkap Ikan

16 Jurnal BPPK Volume 12 Nomor I Tahun 2019


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

Gambar 5. Dendogram

Gambar 6. Plot Variabel PCA

Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 1 Tahun 2019 17


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

Gambar 7. Korelasi Plot

Gambar 8. Spasial Potensi

18 Jurnal BPPK Volume 12 Nomor I Tahun 2019


PERAN LPDB DAN KUMKM NATUNA UNTUK MENJADI POROS MARITIM INDONESIA
REZZY EKO CARAKA

Mulai

Data dalam bentuk matriks X (n x p)

Laju PDRB terhadap PBB terhadap Jumlah Jumlah Rumah Tangga


Pengeluaran Kapita, dan Penduduk, Jumlah usaha Perikanan.Produksi,Jumlah
Index Kedalaman mikro, total usaha,jumah Rumah Tangga Perikanan
Kemiskinan pedagang, jumlah koperasi Budidaya, Perahu tanpa
motor,Perahu motor tempel
dan kapal motor

Membuat grafik Biplot dan Dendogram

Mendapatkan Daerah yang memiliki kekerabatan


terdekat

Analisis Peran LPDB dan Potensi


Natuna

Selesai
Gambar 9. Diagram Alir

Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 1 Tahun 2019 19

Anda mungkin juga menyukai