Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
Abstrak
Luas wilayah laut Indonesia yang mencapai 80% daripada daratan membuat kesulitan dalam hal
distribusi material untuk industri konstruksi antar pulau. Sebagian besar pemasok material
konstruksi berada di Pulau Jawa sedangkan pembangunan harus merata di seluruh wilayah
Indonesia. Diperlukan strategi rantai pasok dari setiap pembangunan di seluruh Indonesia agar
dapat mengelola pengadaan material dengan baik. Rantai pasok merupakan jaringan perusahaan
yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke
pemakai. Seperti diketahui bahwa terjadi perbedaan harga material konstruksi yang cukup
signifikan antara satu pulau dengan pulau lain. Misalnya material semen, harga semen di Pulau
Jawa lebih murah jika dibandingkan dengan Pulau Papua. Hal ini dikarenakan biaya angkutnya
yang mahal. Oleh karena itu konsep rantai pasok dengan mengoptimalkan pelabuhan harus
diaplikasikan untuk mereduksi harga yang terlalu tinggi tersebut. Hasil aplikasi rantai pasok ini
adalah efektifitas waktu pengadaan material, mutu material, dan biaya yang lebih murah.
Kata kunci : rantai pasok, pengadaan material, semen, antar pulau
1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
yang mahal. Oleh karena itu diperlukan analisa Indonesia disebut sebagai nusantara, hal ini
mengenai strategi rantai pasok konstruksi yang bisa dikarenakan Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang
efektif dalam kondisi antar pulau di Indonesia. berjumlah 17.508 pulau. Nusantara sendiri memiliki
arti kepulauan yang terpisah oleh laut atau bangsa-
2. TINJAUAN PUSTAKA bangsa yang terpisah oleh laut. Luas wilayah negara
Indonesia menjadi daya tarik sendiri untuk
2.1 Kondisi Indonesia
wisatawan.
Indonesia adalah negara di kawasan Asia Tenggara
Banyaknya jumlah pulau, luasnya wilayah negara,
yang dilintasi garis khatulistiwa, berada diantara
dan tinggginya jumlah penduduk akan membutuhkan
benua Asia dan Australia serta antara Samudra
sarana dan prasarana transportasi yang cukup
Pasifik dan Samudra Hindia. Wilayah Indonesia
kompleks [8]. Sarana transportasi yang ada di
terbentang sepanjang 3.977 mil diantara dua samudra
Indonesia saat ini adalah pesawat dan kapal. Pesawat
tersebut. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570
mampu mengirimkan orang secara cepat dan kapal
km2 dan luas perairannya 3.257.483km2. Pulau
mampu mengirimkan barang dalam jumlah yang
terpadat penduduknya adalah Pulau Jawa dimana
banyak. Jika tranportasi lancar maka akan
setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia
mempercepat arus perdagangan dan meningkatkan
terdiri dari 5 pulau besar yaitu: Jawa dengan luas
ekonomi antar daerah.
132.107 km2, Sumatera dengan luas 473.606 km2,
Kalimantan dengan luas 539.460 km2, Sulawesi Untuk mendukung tercapainya sasaran yangtelah
dengan luas 189.216 km2, dan Papua dengan luas dipaparkan dalam dokumen MP3EI,pemerintah telah
421.981 km2 [7]. menerbitkan Perpres Nomor 26tahun 2012 tentang
“Cetak Biru PengembanganSistem Logistik
2.2 IntegrasiAntar Pulau
Nasional”.
2
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
a. Terbatasnya fasilitas alat-alat pendukung Hubungan dari ketiga batasan di atas harus dipenuhi
kegiatan pelabuhan. dalam setiap proyek konstruksi. Artinya jika proyek
b. Sarana dan prasarana penunjang pelayanan ingin dikatakan sukses maka harus tepat terhadap
tidak mengikuti perkembangan pelabuhan. waktu, mutu, dan biaya. Namun terkadang tidak
2. Faktor sumber daya manusia semua batasan ini bisa dipenuhi semuanya karena
a. Mutu pelayanan belum berorientasi pada harus ada yang paling dioptimalkan tergantung
kepuasan pelanggan. tingkat kompleksitas proyek. Oleh karena itu
b. Kinerja pelayanan di lapangan belum diperlukan manajemen yang baik oleh manajer
optimal. proyek.
Kegiatan proyek konstruksi adalah usaha untuk Manajemen rantai pasok merupakan jaringan
memenuhi kebutuhan manusia [9]. Dikatakan sebagai perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama
usaha memenuhi kebutuhan manusia karena setiap bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu
kegiatan yang dilakukan berfungsi untuk masyarakat produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-
umum. Oleh karena itu proyek konstruksi ini menjadi perusahaan tersebut biasanya termasuk suplier,
suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan pabrik, distributor, toko, atau ritel serta perusahaan-
manajemen yang baik. perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa
logistik [10]. Biasanya ada tiga macam aliran yang
Kegiatan proyek bisa dikatakan sebagai rangkaian harus dikelola pada manajemen rantai pasok yaitu:
kegiatan sementara yang dilakukan dalam waktu
terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk 1. Aliran yang mengalir dari hulu ke hilir.
menghasilkan output yang memiliki kinerja dengan 2. Aliran uang atau sejenisnya yang mengalir dari
kriteria yang jelas [10]. hilir ke hulu.
3. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke
Proyek memiliki ciri-ciri sebagai berikut: hilir ataupun sebaliknya.
1. Memiliki tujuan yang menghasilkan suatu
produk akhir atau hasil kerja akhir dengan Pendapat lain mengatakan bahwa rantai pasok adalah
ketentuan tertentu. aliran yang kompkeks, dinamis, dan mengikuti
2. Tidak terjadi selamanya, artinya proyek akan informasi (perencanaan, penjadwalan, pemesanan),
berlangsung sementara yang ada titik awal dan material (komponen, produk akhir) dan biaya dari
titik akhir. pemesanan sampai penggunaan.
3. Non rutin atau tidak berulang-ulang, artinya
proyek memiliki karakteristik tertentu yang
intensitasnya berubah sepanjang proyek
berlangsung.
Mutu
Mutu Mutu
Gambar 2 Triple Constraint Proyek Konstruksi[9] Gambar 3 Struktut Aliran Rantai Pasok[11]
3
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
4
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
5
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
pelabuhan sebagai penghubung pulau. Pelabuhan- pelabuhan, termasuk 25 pelabuhan strategis utama
pelabuhan di Indonesia saat ini diatur berdasarkan yang dianggap sebagai pelabuhan komersial dan
undang-undang pelayaran tahun 1992. Sistem dikelola oleh empat BUMN, Perum Pelabuhan
pelabuhan di Indonesia disusun secara hierarkis yang Indonesia I, II, III, IV dengan cakupan geografis pada
terdiri atas sekitar 1700 pelabuhan. Terdapat 111 Tabel 3.
Tabel 3. Perum Pelabuhan Indonesia: Cakupan Geografis
Perum Cakupan (Provinsi) Pelabuhan-Pelabuhan yang Diatur
Pelabuhan
Pelindo I Aceh, Sumatera Utara, Riau Belawan, Pekanbaru, Dumai, Tanjung Pinang,
Lhokseumawe
Pelindo II Sumatera Barat, Jambi, Tanjung Priok, Panjang, Palembang, Teluk Bayur,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Pontianak, Cirebon, Jambi, Bengkulu, Banten,
Lampung, Jakarta Sunda Kelapa, Pangkal Balam, Tanjung Pandan
Pelindo III Kalimantan Tengah, Kalimantan Tanjung Perak, Tanjung Emas, Banjarmasin,
Selatan, Nusa Tenggara Barat, Benoa, Tenau/Kupang
Nusa Tenggara Timur
Pelindo IV Sulawesi, Maluku, Papua Makassar, Balikpapan Samarinda, Bitung, Ambon,
Sorong, Biak, Jayapura
Pelindo II : Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta sebagai
pelabuhan utama dalam distribusi material di
Selain itu terdapat juga 614 pelabuhan diantaranya Indonesia bagian barat.
berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan pelabuhan Pelindo III : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
non-komersial yang cenderung tidak menguntungkan sebagai pelabuhan utama dalam distribusi material di
dan hanya sedikit bernilai strategis. Indonesia bagian tengah.
Pelindo IV : Pelabuhan Makassar sebagai pelabuhan
5. Pembahasan
utama dalam distribusi material di Indonesia bagian
Pemanfaatan pelabuhan yang ada di Indonesia ini timur.
sangat potensial untuk rantai pasok material
Setelah melihat potensi pelabuhan-pelabuhan tersebut
konstruksi antar pulau. Masing-masing cakupan
maka konsep rantai pasok distribusi material semen
geografis di Pelabuhan Indonesia (Pelindo) memiliki
harus digambarkan dalam pola ditribusi material
pelabuhan besar sebagai pelabuhan utama. Oleh
nasional. Hal ini bertujuan untuk menunjang
karena itu jika dipetakan setiap cakupan ada satu
kesuksesan proyek. Seperti dibahas sebelumnya
pelabuhan utama akan seperti berikut:
bahwatidak semua daerah dapat memproduksi semen
Pelindo I: Pelabuhan Tanjung Pinang sebagai sendiri sehingga memerlukan distribusi dengan
pelabuhan utama dalam distribusi material di wilayah mengoptimalkan peran pelabuhan-pelabuhan utama.
Indonesia bagian paling barat. Gambar 6 menampilkan pola distribusi material
semen di Indonesia.
6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
Makassar
Tanjung Perak
Tanjung Pinang
Tanjung Priok
Distribusi material semen di atas menjadi acuan pasoknya ketika ingin melakukan tender proyek.
kontraktor jika mengerjakan proyek di luar daerah. Sehingga siap jika akan mengadakan pengadaan
Strategi yang perlu dicermati kontraktor adalah: material semen. Terlebih jika pekerjaan berada di luar
Pulau Jawa, maka kontraktor harus mempunyai
1. Letak pekerjaan strategi yang lebih kuat.
2. Letak pemasok material semen
3. Pelabuhan utama terdekat Hal yang akan terjaga jika integrasi rantai pasok antar
pulau lancar maka proyek konstruksi akan berhasil
Letak daerah yang memproduksi material semen terhadap tiga aspek yaitu:
akan sangat berpengaruh terhadap harga dan mutu
material itu sendiri. Harga material akan semakin 1. Biaya
mahal dan semakin jauh maka mutunya semakin Biaya material akan lebih terjangkau dan efisien
menurun. jika kontraktor tau kondisi lokal dimana harus
mengadakan material.
Contohnya jika kontraktor mengerjakan pekerjaan di 2. Waktu
Kalimantan Timur maka kontraktor akan memesan Waktu pengadaan akan efektif dan efisien
material semen di Jawa Timur menggunakan dengan adanya pola distribusi material semen
pelabuhan Tanjung Priok. Jika kontraktor membeli yang fokus pada lokasi produksi material
material di Jawa Barat maka akan menggunakan terdekat dan pelabuhan utama terdekat.
Pelabuhan Tanjung Priok yang tentunya harganya 3. Mutu
lebih mahal. Begitupun jika kontraktor mengerjakan Mutu semen akan lebih terjaga jika waktu
pekerjaan di Papua maka akan memesan material di pengadaan lebih cepat dan tidak banyak tertahan
Sulawesi Selatan dengan menggunakan Pelabuhan di pelabuhan atau lama dalam perjalanan.
Makassar. Jika kontraktor membeli material semen di
Jawa Timur maka letaknya akan menjadi lebih jauh 6. Kesimpulan
sehingga harganya semakin mahal.
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan maka
Melihat kondisi pelabuhan yang tidak semua dapat disimpulkan bahwa pekerjaan konstruksi
berstandar maka mutu material menjadi ancaman. sangat membutuhkan kemudahan dalam pengadaan
Semakin lama menunggu di pelabuhan akan berakibat material. Konsep rantai pasok konstruksi sangat
material tertahan. Waktu untuk pelaksanaan di membantu kesuksesan proyek. Melihat kondisi
lapangan juga akan terpengaruh. Oleh karena itu Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau maka dalam
kontraktor sudah harus mempersiapkan rantai menunjang MP3EI (Master Plan Percepatan
7
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
[5] F. B. Lawrence dan A. Varma, “Integrated [16] Widiastuti, “Analisis dan Perancangan Sistem
supply: Supply chain management in materials Pengadaan Barang Pada PT Indo Mitra
management and procurement,” Production and Pratama,” 2012.
Inventory Management Journal, pp. 1-5, 1999.
[6] K. P. Umum, Konstruksi Indonesia, Jakarta:
BPK Kementerian PU, 2012.
[7] Wikipedia, “Indonesia,” 2015.
[8] Lenhamnas, “Pengembangan Sistem
Transportasi Nasional,” Lemhamnas, Jakarta,
2012.