Anda di halaman 1dari 4

PATOFISIOLOGI PNEUMONIA

Virus, bakteri, jamur, pasien


terpasang ventilator, PPOK,
lansia, bayi < 2 tahun, HIV, DM

Masuk ke jaringan paru

Bersihan Jalan Masuk ke bronkiolus


Napas Tidak Efektif dan alveolus

Meningkatnya Menyebabkan reaksi


produks mukus peradangan

Menyebabkan reaksi Penigkatan kadar Peningkatan


peradangan leukosit & eritrosit Leukosit

Paru-paru tidak Infeksi menyebar ke


terisi udara seluruh tubuh
ANSIETAS

Gangguan proses Menyebabkan


difusi osmosis O2 kegagalan organ

Penurunan kadar O2 RESIKO


Sesah Napas
didalam tubuh SYOK

Menggunakan otot SIANOSIS


bantu pernafasan

Gangguan Ventilasi Gangguan Sirkulasi


Spontan Spontan
PATOFISIOLOGI PPOK
Asap rokok, polusi uadara,
riwayat infeksi saluran napas

Peradangan Bronkus

Kelenjar mensekresi lender


dan sel goblet meningkat

Elastis paru

PPOK

Proksuksi sekret berlebih

Batuk Tidak Efektif

Terjadi akumulasi sekret berlebih

Recoil elastis jalan napas menurun Obstruksi Jalan Napas

Kolaps Bronkiolus Batuk, Sesah Napas

Dinding alveolus POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF


mengalami kerusakan

Gangguan Difusi Oksigen

Gangguan Pertukaran Gas


PATOFISIOLOGI COVID-19
Covid-19 Rasa cemas

Menyerang sistem pernapasan Gangguan pola tidur

Mengambil alih sel-sel di lorong


hidung & fokus membuat virus

Terjadi kerusakan sel-sel hidung Hipertermi

Batuk kering Sakit tenggorokan peningkatan leukosit

Batuk berdahak Nyeri

Bersihan ajlan napas tidak efektif

Virus masuk paru-paru

Menyerang sel paru Radang paru

Penurunan fungsi paru


Peningkatan
produksi mukus
Rekayasa Alveoli

Kontrasi Berlebih
Sesak Pneoumonia
Hiperventilasi paru

Hipoxemia

Peningkatan frekuensi napas

Ketidakefektifan Pola Napas


FARMAKOLOGI & TERAPI DIET
Pneumonia

Pengobatan pneumonia bertujuan untuk mengatasi infeksi, Pada pasien pneumonia diberikan Diet Tinggi
meredakan gejala, dan mencegah komplikasi. Pengobatan Energi Tinggi Protein (TETP) yaitu :
akan diberikan sesuai penyebab dan tingkat keparahan Kebutuhan energitinggi, yaitu 40 – 45
kondisi. kkal/kg BB
Obat antipiretik dan analgetik, seperti ibuprofen atau Kebutuhan protein 2,0 – 2,5 g/kg BB.
paracetamol, untuk meredakan demam dan nyeri Obat Kebutuhan lemak cukup 10 – 25% dari
untuk meredakan batuk kebutuhan energi.
Obat antibiiotik seperti ceftaroline fosamil, clarithromycin, Karbohidrat rendah, sisa energi dari
azithromycin, erythromycin, atau cefditoren, untuk perhitungan lemak dan protein
mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vitamin & mineral cukup, utamakan vit
Obat antivirus seperti acyclovir, oseltamivir, atau anti oksidan (vit A, B12, C, E).
ketoconazole, untuk mengatasi pneumonia yang Cairan sesuai kebutuhan pasien.
disebabkan oleh infeksi virus Tidak mengandung bahan makanan atau
Obat antijamur seperti fluconazole, voriconazole, atau bumbu yang tajam.
itraconazole, untuk mengatasi pneumonia yang Bentuk makanan menyesuaikan keadaan
disebabkan oleh infeksi jamur pasien

PPOK
Obat hirup (inhaler) berupa : Bronkodilator,
Konsumsi sayuran dan buah, hindari makanan bergas
seperti salbutamol, salmeterol, dan terbutaline.
seperti kubis, agar tidak mengalami perut kembung
Kortikosteroid, seperti fluticasone dan
Cukupi kebutuhan protein
budesonide.
Jauhi minuman yang mengandung kafein dan soda
Antibiotik : diberikan kepada pasien yang
Perhatikan porsi makan, jangan makan 3 kali sehari
mengalami eksaserbasi, antibiotik dapat
dalam porsi besar
mengurangi jumlah bakteri dan lama eksaserbasi
Posisi makan yang benar
pada PPOK.

Covid-19
Berdasarkan Living WHO guideline on drugs for COVID-19,terdapat obat-obatan yang direkomendasi kuat
untuk diberikan kepada pasien COVID-19 (strong recommendations in favour), yaitu kortikosteroid dan IL-6
receptor blockers. Kedua obatini digunakan pada pasien dengan keparahan berat dan kritis
Tidak ada obat yang direkomendasikan untuk pasien tanpa gejala. Pedoman perhimpunan bersama
merekomendasikan hal berikut:
Vitamin C: dosis 500 mg tablet non acidic, diberikan setiap 6‒8 jam peroral selama 14 hari
Pasien dengan gejala ringan yang dirawat di rumah sakit dapat diberikan antibodi monoklonal dosis
tunggal, sebagaiterapi tambahan yang efektif pada awal perjalanan penyakit

Pada pasien pneumonia diberikan Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) yaitu :
Kebutuhan energitinggi, yaitu 40 – 45 kkal/kg BB
Kebutuhan protein 2,0 – 2,5 g/kg BB.
Kebutuhan lemak cukup 10 – 25% dari kebutuhan energi.
Karbohidrat rendah, sisa energi dari perhitungan lemak dan protein
Vitamin & mineral cukup, utamakan vit anti oksidan (vit A, B12, C, E).
Cairan sesuai kebutuhan pasien.
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam.
Bentuk makanan menyesuaikan keadaan pasien

Anda mungkin juga menyukai