Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

“PPOK EKSARSEBASI AKUT”


Pemimbing : dr Moh Ramadhani Soeroso, Sp.P(k)

Oleh

Sisca Feronika N Pandiangan (22010068)

SMF ILMU PARU


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI MEDAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Penyakit Paru Kronis (PPOK) atau penyakit paru


Menahun (PPOM) adalah istilah umum yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi obstruksi irreversibel
progresif aliran udara ekspirasi. Individu dengan PPOK
mengalami kesulitan bernapas,batuk produktif,dan
intoleransi aktivitas. kelainan utama yang nampak pada
penerita PPOK adalah bronkhitis kronis,emfisema.
LATAR BELAKANG

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) => tahun 1990 PPOK menempati
urutan ke-6 sebagai penyebab utama kematian di dunia.
data Sukernas tahun 2001 => penyakit pernafasan (termasuk PPOK)
merupakan penyebab kematian ke-2 di Indonesia.
Tahun 2020 => WHO memperkirakan prevalensi PPOK akan terus
meningkat dari urutan 6 menjadi peringkat ke-3 di dunia dan dari peringkat
ke-6 menjadi peringkat ke-3 penyebab kematian tersering setelah penyakit
kardiovaskuler dan kanker.
tahun 2002 => menempati urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskuler dan
kanker (WHO,2002).
Di Amerika Serikat => dibutuhkan dana sekitar 32 juta US$ dalam setahun
untuk menanggulangi penyakit ini, dengan jumlah pasien sebanyak 16 juta
orang dan lebih dari 100 ribu orang meninggal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI PPOK

PPOK merupakan penyakit paru kronik


yang ditandai dengan adanya gejala
pernafasan berkepanjangan dan adanya
hambatan aliran udara disaluran nafas
PPOK
yang bersifat progesif non-reversibel atau
reversibel parsial akibat adanya respon
inflamasi terhadap partikel atau gas
berbahaya
DEFINISI PPOK

Bronkhitis kronis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang


berlangsung 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut.
kondisi ini terutama berkaitan dengan perokok sigaret atau pemajan
terhadap polutan. pasien mengalami peningkatan kerentanan terhadap
terjadinya infeksi saluran pernapasan bawah.

Emfisema pulmonal adalah suatu


perubahan anatomis pada parenkim paru
yang ditandai oleh perbesaran abnormal
duktus alveoli dan alveolar dan
kerusakan dinding alveolar.
DEFINISI PPOK

PPOK yang mengalami perburukkan


PPOK simptom respirasi dari kondisi sebelumnya
Eksarsebasi yang stabil dan dengan variasi gejala
Akut harian normal sehingga pasien memerlukan
perubahan pengobatan.
ETIOLOGI
Etiologi dari PPOK yaitu karena adanya pajanan
asap rokok dan partikel berbahaya lainnya yang
berkepanjangan kesaluran nafas sehingga menyebabkan
inflamasi saluran nafas. Inflamasi ini memicu
datangnya neutrofil ke bronkiolus dan alveolus.
Akibatnya paru kehilangan elastisitasnya, sementara
compliance paru meningkat.
ETIOLOGI
Etiologi dari PPOK eksarsebasi akut biasanya
disebabkan oleh infeksi (bakteri atau virus) ,
bronkospasme, asap rokok/polusi udara, atau obat
golongan sedatif.
FAKTOR RESIKO

 Faktor Risiko Penyakit Paru Obstruktif


Kronik
Faktor  Faktor pejamu (host),
Resiko  Faktor perilaku
 (kebiasaan) merokok,
PPOK  Faktor lingkungan (polusi udara).
Depkes (2008)
PATOGENESIS TB
Polutan/asap
rokok

Inflamasi
saluran nafas
Aktivasi ↑stress oksidatif, mediator
makrofag inflamasi, sitokin

Hipersekresi
mukus
Penebalan dinding
Aktivasi bronkiolus dan fibrosis
neutrofil ke protease
bronkiolus Obstruksi
dan alveolus /penyempitan Penyempitan
saluran nafas saluran nafas

Kegagalan
↑ enzim neutrophil
ventilasi
elastase & matrix
metalloproteinase Memecah
elastin CO2
terperangkap
Mendegradasi
elastin
sesak
Paru kehilangan elastisitas
& ↑compliance paru

Volume residu
meningkat

kerusakan dinding Gangguan


Air trapping
alveolus disfungsi gas
MANIFESTASI KLINIS PPOK

Gejala

• Dipsnea yang progresif , menetap, dan memberat dengan


aktivitas
• Batuk kronis, bisa hilang timbul dan tidak produktif
• Produksi sputum kronik
MANIFESTASI KLINIS PPOK EKSARSEBASI AKUT

Gejala respirasi

• Sesak nafas yang semakin bertambah berat


• Peningkatan volume dan perubahan warna
pada sputum (purulensi sputum)
• Batuk yang semakin sering dan nafas yang
dangkal dan cepat
MANIFESTASI KLINIS PPOK EKSARSEBASI AKUT

Gejala sistemik

• Peningkatan suhu tubuh


• Peningkatan denyut nadi
• Gangguan status mental
DIAGNOSIS PPOK

Anamnesis

• Sesak nafas yang semakin bertambah berat


• Peningkatan volume dan perubahan warna pada
sputum (purulensi sputum)
• Batuk yang semakin sering dan nafas yang dangkal dan
cepat
DIAGNOSIS PPOK
Pemeriksaan Fisik :
• Keadaan umum : terlihat duduk membungkuk kedepan dan
menyokong tubuhnya dengan tangan yang diekstensikan
(posisi tripoding)
• Vital sign : takipnea dan demam
• Mulut : inspeksi pursed lips breathing
• Dada : inspeksi barrel chest, penggunaan otot bantu nafas,
pelebaran sela iga
• Paru :
1) Palpasi fremitus melemah dan sela iga melebar
2) Perkusi : hipersonor, batas jantung mengecil dan hepar
terdorong kebawah
3) Auskultasi : suara nafas vesikuler normal atau melemah,
suara tambahan mengi dan ronki, dan ekspirasi memanjang
• Jantung :
1. Palpasi : teraba right ventricular heave (jika sudah terjadi
komplikasi cor pulmonar)
2. Auskultasi : bunyi jantung terdengar jauh
DIAGNOSIS PPOK
Penunjang
• Tes fungsi paru (spirometri)
FEV1< 80% atau FEV1/FVC <70%
• Darah rutin
• AGDA : untuk melihat ada hipoksemia ringan-
sedang tanpa hiperkapnia, atau pada fase
lanjut terdapat hiposekmia denga hiperkapnia
• Foto thoraks : terdapat gambaran
hiperlusen,ruang retrosternal melebar (barel
chest), sela iga melebar, jantung pendulum,
dan diafragma mendatar. Dan dapat
menyingkirkan penyakit paru lain
• EKG
• CT Scan : Bila ada kecurigaan tumor paru
• Kultur dan sensitivitas kuman
PENATALAKSANAAN
MEDIS
• Berhenti merokok • Menyesuaikan kebiasaan hidup
Edukasi • Pengunaaan obat - obatan dengan keterbatasan aktiviti
• Penggunaan oksigen

• Bronkodilator • Antibiotika
Obat -
• Antiinflamasi • Antioksidan
obatan • Antitusif • Mukolitik

Untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan


Terapi
sel baik di otot maupun organ - organ lainnya.
oksigen

Ventilasi • Ventilasi mekanik dengan intubasi


• Ventilasi mekanik tanpa intubasi
Mekanik

Malnutrisi => bertambahnya kebutuhan energi akibat kerja muskulus respirasi


Nutrisi yang meningkat karena hipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan terjadi
hipermetabolisme.
Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendah karbohidrat .

• Ditujukan untuk memperbaiki efisiensi dan kapasiti sistem transportasi


Rehabilitasi oksigen. Latihan
• Psikososial
• Latihan Pernapasan
Gagal Infeksi
nafas berulang

KOMPLIKASI

Cor
pulmonal
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN

Diane C. Baughman dan Joann C. Hackley


Perhimpunan Dokter
(2000)
Paru Indonesia (2003)
• Instruksikan pasien untuk melaporkan jika
 Mencegah terjadinya
sputum mengalami perubahan warna dan/atau
PPOK
terdapatnya gejala-gejala pernapasan yang
• Hindari asap rokok
memburuk.
• Hindari polusi udara
• Instruksikan untuk menghindari pemajanan di
• Hindari infeksi saluran
luar rumah saat musim bunga tiba karena
napas berulang
sangat bertanggung jawab terhadap terjadinya
 Mencegah perburukan
polusi udara; dapat meningkatkan
PPOK
bronkospasme.
• Berhenti merokok
• Instruksikan untuk menghindari suhu iklim
• Gunakan obat-obatan
dan kelembapan yang sangat tinggi.
adekuat
• Berikan dorongan untuk melakukan imunisasi
• Mencegah eksaserbasi
terhadap Haemophilus influenza dan
berulang
Streptococcus pneumonia.
BAB III
STATUS ORANG SAKIT
DATA PASIEN
Nama Lengkap : Amidah Lubis
RM: 01.19.24.20
Tanggal Lahir :19-06-1962 Status : Sudah menikah
Umur : 60 tahun No. Telepon : -
Jenis Kelamin: Perempuan Jenis Suku : Batak
Pekerjaan : Ibu rumah Agama : Islam
tangga
Pendidikan : SLTA Tanggal masuk : 30-09-2022
ANAMNESA
Keluhan
sesak napas dan demam
Utama

Seorang pasien perempuan


berusia 60 tahun datang ke IGD
RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan
keluhan sesak nafas > 2 minggu,
Deskripsi demam selama ± 3 hari naik turun,
dan batuk berdahak yang sulit
dikeluarkan. Pasien juga
mengalami riwayat penyakit DM
dan hipertensi. Tidak BAB selama
3hari
TANDA VITAL
Kesadaran Compos Mentis (GCS E4V5M6)

Tekanan Darah 152/92 mmHG

Nadi 102x/i

Temperatur 36 ͦC

Pernafasan 25x/i

SpO2 91%
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Kepala Normosefali tanpa tanda trauma dan deformitas. Wajah tidak edema
dan simetris, tidak ada bekas trauma.
Mata Kelopak mata cekung -/-, kongjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-,
reflex cahaya tidak langsung +/+, kornea jernih.

Telinga Bentuk daun telinga normal dan simetris. Otorhea (-), perdarahan (-),
dan cairan (-).
Hidung Tidak ada keluhan, epistaksis (- ), defiasi septum (-), mulkosa
kering
Tenggorokan Dalam batas normal

Mulut, Gigi dan Mukosa mulut dan bibir normal, karies gigi (+), gusi baik,
Lidah tidak ada perdarahan. Pada lidah tidak tampak kelainan.
Kebersihan kurang.
PEMERIKSAAN FISIK PARU
Pemeriksaan Fisik Paru
Inspeksi Bagian tertinggal (+), simetris kanan kiri. Bentuk dada
normal. ada retraksi, penggunaan otot pernapasan
tambahan (+), tidak ada lesi dan massa.

Palpasi Fremitus melemah kanan dan kiri.

Perkusi Hiposonor pada bagian lapang paru kanan dan kiri.

Auskultasi Suara pernapasan : Vesikuler melemah. Suara


tambahan : ronki (+/+)
Jantung Dalam batas normal 

Inspeksi Dinding abdomen simetris, distensi (+)


abdomen
Palpasi Nyeri tekan hipogastrik (+). Hati dan limpa tidak teraba, ginjal
tidak teraba (DBN).
Perkusi Timpani (+)
Auskultasi Peristaltik (+)

Punggung Tidak ada lesi dan massa.

Alat Kelamin Tidak dilakukan pemeriksaan

Anus Tidak dilakukan pemeriksaan


Ekstremitas Atas Akral hangat. CRT < 2 detik. Tidak ada deformitas, edema dan
sianosis.
Ekstremitas Akral hangat. CRT < 2 detik. Tidak ada deformitas, edema dan
Bawah sianosis.
Kulit Turgor baik, tidak ada ikterik dan sianosis. Tidak ada lesi ataupun
jejas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG
DILAKUKAN
Pemeriksaan Darah Rutin (30-09-2022)

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

WBC 18.72 103/L 4-11.0

RBC 4.27 106/L 4.00-5.40

HGB 11.0 g/dl 12-16

HCT 33.5 % 36.0-48.0

PCT 0.32 % 0.2-0.5

Limfosit 1.88 103/L 1.0-4.0

Monosit 1.26 103/L 0.10-0.80

Eosinophil 0.01 103/L 0.0-0.5

neutrofil 15.56 103/L 5.0-7.0


PEMERIKSAAN PENUNJANG
YANG DILAKUKAN
Kimia Klinik (30-09-2022)
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

Glukosa Adrandom 300 mg/dl <140

ureum 63.00 mg/dl 10.00-50.00

Alkaline phospatase 185.00 U/L 30.00-142.00

Pemeriksaan Mikrobiologi
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan

TCM negatif negatif

Rapid Test (Covid 19)


Nilai Rujukan
Pemeriksaan Imunologi Hasil

Rapid Test Covid-19 Non Reaktif Non Reaktif


PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DILAKUKAN

Pemeriksaan Radiologi

Foto thoraks (PA) :


• Jantung besar, dan bentuk kesan
normal, tampak kalsifikasi
diaortic knob
• Tampak infiltrat diparakardial
kanan
• Trakea tampak ditengah
• Hemidiafragma kanan dan kiri
tampak baik
• Sinus prenicocostalis kanan kiri
tampak tajam
• Tulang tampak baik
• Soft tissue tampak baik
RENCANA AWAL
No.RM : 01.19.24.20
Nama Penderita : Amidah Lubis
No Masalah Rencana Rencana Terapi Rencana Rencana Edukasi
Diagnosa Monitoring

1. PPOK - Foto - NaCl 0,9% 20gtt Perbaiki


Eksarseba Thorax - O2 2-3 l/i kondisi
 
- Inj.levofloxasin
si akut - Darah rutin 500 mg/hari umum
- inj.dexamethason
- Elektrolit 5 mg/8 jam
- Inj. Furosemid 20
- KGD mg/ 8 jam
- Neb.ventolin 2,5
- AGDA mg/8jam
- Neb. Flixotide 0,5
- Rapid Test mg/12 jam
(Covid 19)  
Tanggal S O A P Rencana
TD: 110/70 PPOK KGD/ 2 Jam
01/10/22 - Sesak - NaCl 0,9% 20gtt
RENCANA
(Kenanga nafas (+)
AWAL mmHg
HR:102x/i
eksarsebasi
akut - O2 2-3 l/i
RR: 24x/i - Inj.levofloxasin
1) - Batuk T : 36.0oC 500 mg/hari
SpO2 : 92% - inj.dexamethaso
berdaha
NRM n 5 mg/8 jam
- Lemah (+) - Inj. Furosemid
20 mg/ 8 jam
  - Neb.ventolin 2,5
mg/8jam
- Neb. Flixotide
0,5 mg/12 jam
- Retaphyl sr 300
mg 2x ½
- Salbutamol 2
mg 1x1
- Codein 10 mg
3x1
Tanggal S O A P Rencana

TD: 140/100 PPOK


03/10/22 - Sesak - NaCl 0,9%
mmHg eksarseba
(Kenangan nafas (+) HR:118x/i si akut 20gtt
RR: 20x/i - O2 2-3 l/i
1) - Batuk T : 36,8oC - Inj.levofloxasin
berdahak SpO2 : 98% 500 mg/hari
NMR  - inj.dexamethas
- Lemah (+) on 5 mg/8 jam
- Inj. Furosemid
  20 mg/ 8 jam
- Neb.ventolin
2,5 mg/8jam
- Neb. Flixotide
0,5 mg/12 jam
- Retaphyl sr 300
mg 2x ½
- Salbutamol 2 mg
1x1
- Codein 10 mg
3x1
Tanggal S O A P Rencana

TD: 140/80 PPOK


04/10/22 • Sesak nafas - Diet MB DM
mmHg eksarseba
(+) HR:85x/i si akut - O2 8 l/i NRM
(Kenangan
RR: 25x/I - Inj.levofloxasi
1) • Batuk T : 36oC n 500 mg/hari
SpO2 : 98% - inj.dexamethas
berdahak
NRM on 5 mg/8 jam
- Inj. Furosemid
20 mg/ 8 jam
  - Neb.ventolin
2,5 mg/6jam
- Neb. Flixotide
0,5 mg/8 jam
- Retaphyl sr 300
mg 2x ½
- Salbutamol 2 mg
1x1
- Codein 10 mg
3x1
Tanggal S O A P Rencana

TD: 140/90 PPOK


05/10/22 • Sesak nafas - Diet MB DM
mmHg eksarseba
(+) HR:85x/i si akut - O2 6 l/I NRM
(Kenangan
RR: 24x/I - Inj.levofloxasi
1) • Batuk T : 36,5oC n 500 mg/hari
SpO2 : 92% - inj.dexamethas
berdahak
NRM on 5 mg/8 jam
- Inj. Furosemid
20 mg/ 8 jam
  - Neb.ventolin
2,5 mg/6jam
- Neb. Flixotide
0,5 mg/8 jam
- Retaphyl sr 300
mg 2x ½
- Salbutamol 2 mg
1x1
- Codein 10 mg
3x1
Tanggal S O A P Rencana

06/10/22 TD: 130/90 PPOK


• Sesak - Diet MB DM
mmHg eksarsebasi
(Kenangan 1) nafas (+) HR:89x/i akut - O2 2-3 l/i
RR: 23x/I - Inj.levofloxasi
• Batuk T : 36,5oC n 500 mg/hari
SpO2 : 95% - inj.dexamethas
berdahak
NRM on 5 mg/8 jam
• Badan - Inj. Furosemid
20 mg/ 8 jam
lemah - Neb.ventolin
2,5 mg/6jam
- Neb. Flixotide
0,5 mg/8 jam
  - Retaphyl sr 300
mg 2x ½
- Salbutamol 2 mg
1x1
- Codein 10 mg
3x1
Tanggal S O A P Rencana

07/10/22 TD: 130/100 PPOK - Diet MB DM


• Sesak
mmHg eksarsebasi
nafas (+) HR:103x/i akut - O2 6 l/i nasal
(Kenangan 1)
canul
RR: 22x/I - Inj.levofloxasin
• Batuk T : 36oC 500 mg/hari
berdahak SpO2 : 95% - inj.dexamethaso
NRM n 5 mg/8 jam
• Badan - Inj. Furosemid
20 mg/ 8 jam
lemah - Inj. Ranitidine
50 mg/12 jam
- Neb.ventolin 2,5
mg/6jam
  - Neb. Flixotide
0,5 mg/8 jam
- Retaphyl sr
300 mg 2x ½
- Salbutamol 2
mg 1x1
- Codein 10 mg
3x1
Tanggal S O A P Rencana

08/10/22 TD: 140/90 PPOK - Diet MB DM


• Sesak
mmHg eksarsebasi
nafas (+) HR:98x/i akut - O2 6 l/i nasal
(Kenangan 1)
canul
RR: 22x/I - Inj.levofloxasin
• Batuk T : 37oC 500 mg/hari
berdahak SpO2 : 94% - inj.dexamethaso
NRM n 5 mg/8 jam
• Badan - Inj. Furosemid
20 mg/ 8 jam
lemah - Inj. Ranitidine
50 mg/12 jam
- Neb.ventolin 2,5
mg/6jam
  - Neb. Flixotide
0,5 mg/8 jam
- Retaphyl sr
300 mg 2x ½
- Salbutamol 2
mg 1x1
- Codein 10 mg
3x1
Tanggal S O A P Rencana

10/10/22 TD: 130/80 PPOK - Diet MB DM


• Sesak
mmHg eksarsebasi
nafas (+) HR:117x/i akut - O2 6 l/i nasal
(Kenangan 1)
canul
RR: 22x/I - Inj.levofloxasin
• Batuk T : 36,3oC 500 mg/hari
berdahak SpO2 : 90% - inj.dexamethaso
NRM n 5 mg/8 jam
• Badan ST : ronki - Inj. Furosemid
( 20 mg/ 8 jam
lemah +/+) - Inj. Ranitidine
50 mg/12 jam
• Nafsu - Neb.ventolin 2,5
mg/6jam
makan - Neb. Flixotide
0,5 mg/8 jam
menurun - Retaphyl sr 300
mg 2x ½
- Salbutamol 2
mg 1x1
 
- Codein 10 mg
3x1
Tanggal S O A P Rencana

11/10/22 TD: 130/80 PPOK - Diet MB DM


• Sesak
mmHg eksarsebasi
nafas (+) HR:117x/i akut - O2 6 l/i nasal
(Kenangan 1)
canul
RR: 22x/I - Inj.levofloxasin
• Batuk T : 36,3oC 500 mg/hari
berdahak SpO2 : 90% - inj.dexamethaso
NRM n 5 mg/8 jam
• Badan ST : ronki - Inj. Furosemid
( 20 mg/ 8 jam
lemah +/+) - Inj. Ranitidine
50 mg/12 jam
• Nafsu - Neb.ventolin 2,5
mg/6jam
makan - Neb. Flixotide
0,5 mg/8 jam
menurun - Retaphyl sr 300
mg 2x ½
- Salbutamol 2
mg 1x1
 
- Codein 10 mg
3x1
Terima Kasih
BAB IV
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Pasien perempuan atas nama Amidah Lubis usia 60 tahun


dengan keluhan sesak napas sejak ±2 minggu batuk berdahak yang
sulit keluar, dan ada riwayat demam 3 hari. Pasien ini di diagnosa
PPOK eksarsebasi akut. melalui hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
PPOK yang mengalami perburukkan simptom respirasi dari
kondisi sebelumnya yang stabil dan dengan variasi gejala harian
normal sehingga pasien memerlukan perubahan pengobatan.
Etiologi dari PPOK eksarsebasi akut biasanya disebabkan oleh
infeksi (bakteri atau virus) ,bronkospasme, asap rokok/polusi
udara, atau obat golongan sedatif.

Anda mungkin juga menyukai