Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TRANSAKSI BANK GARANSI

DISUSUN OLEH :
Bunga Isnaina S
Chelsea Sofitri
Fiaruza Nabilah
Hesti Aditya A
Mutiara Khadra K
Syifa Alika P

KELAS XII

PERBANKAN DAN KEUANGAN MIKRO


SMK PLUS PELITA NUSANTARA
YAYASAN PELITA NUSANTARA BOGOR
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
A...Latar Belakang ......................................................................................
B...Batasan Masalah ....................................................................................
C...Rumusan Masalah .................................................................................
D...Tujuan Penulisan....................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................
A...Perkembangan Bank Garansi di Indonesia ...........................................
B...Definisi Bank Garansi ...........................................................................
C...Landasan Hukum Bank Garansi ............................................................
D...Manfaat dan Tujuan Bank Garansi.........................................................
E...Pihak - pihak yang terkait dengan Bank Garansi...................................
F...Jenis - Jenis Bank Garansi.......................................................................
G...Syarat dan Rukun Bank Garansi............................................................
H...Bentuk Perjanjian dan Berakhirnya Bank Garansi.................................
I....Prosedur Mekanisme Bank Garansi........................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................
A...Simpulan ...............................................................................................
B...Saran ......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perekonomian saat ini, lembaga keuangan perbankan memiliki
peranan yang sangat penting dalam suatu negara. Lembaga perbankan
mempunyai peran sebagai perantara bagi pihak-pihak yang kelebihan dana
dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana. Fungsi bank yaitu
menghimpun dana masyarakat lalu menyalurkannya lagi kepada masyarakat,
serta bank sebagai lembaga yang berfungsi untuk melancarkan transaksi
perdagangan dan pembayaran uang. Dalam menyimpan dana masyarakat,
bank berusaha menawarkan kepada masyarakat akan keamanan dananya
dengan jasa lainnya yang akan diperoleh.
Dalam menjalankan aktifitas perekonomian terutama dalam
melakukan transaksi perdagangan, kontrak pembangunan dan lain sebagainya
para pengusaha atau pemilik modal pastilah akan membutuhkan suatu
perjanjian dimana antara pihak yang satu dengan yang lainnya membutuhkan
kepercayaan. Maka dalam kelancaran aktivitas tersebut di butuhkan suatu
jaminan untuk bisa menjamin suatu perjanjian agar memudahkan suatu
kemudahan penyelesaian kontrak dalam suatu proyek tanpa adanya cacat atau
terjadinya ingkar janji. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan jasa
pelayanan perbankan dalam bentuk Bank Garansi.
Bank garansi merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh bank
sebagai fungsi pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa bank yang
sifatnya menunjang kegiatan usaha. Hal ini dimaksudkan bahwa bank
menjamin untuk memenuhi suatu kewajiban dari pihak terjamin (pemohon
bank garansi) apabila di kemudian hari ternyata pihak penerima jaminan
(kreditur) melakukan wanprestasi. Jadi apabila terjamin wanprestasi, bank
yang akan memenuhinya, sehingga pihak penerima jaminan dapat
mengajukan klaimnya kepada bank.
B. Batasan Masalah
1) Fokus pada Bank Garansi di Indonesia: Batasan masalah dapat
membatasi pembahasan hanya pada penggunaan dan mekanisme bank
garansi di Indonesia. Hal ini akan memungkinkan penulis untuk
mendalami pengaturan dan peraturan khusus yang berlaku dalam
konteks Indonesia.
2) Jenis Bank Garansi Tertentu: Batasan masalah dapat memfokuskan pada
jenis bank garansi tertentu, seperti bank garansi tender atau bank garansi
pelaksanaan. Penulis dapat mengeksplorasi secara mendalam tentang
penggunaan dan prosedur terkait jenis bank garansi tersebut.
3) Penggunaan Bank Garansi dalam Industri Tertentu: Batasan masalah
dapat membatasi pembahasan hanya pada penggunaan bank garansi
dalam industri atau sektor bisnis tertentu, seperti konstruksi,
perdagangan internasional, atau proyek infrastruktur.
4) Aspek Hukum dan Regulasi: Batasan masalah dapat menitikberatkan
pada aspek hukum dan regulasi yang mengatur bank garansi di
Indonesia. Hal ini akan memungkinkan penulis untuk lebih mendalami
pengaruh peraturan dan kebijakan terhadap transaksi bank garansi.
5) Peran Bank Garansi dalam Pertumbuhan Ekonomi: Batasan masalah
dapat memfokuskan pada peran bank garansi dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penulis dapat mengeksplorasi
kontribusi bank garansi dalam menarik investasi dan mengurangi risiko
dalam berbagai proyek ekonomi.
6) Tantangan dan Peluang dalam Penggunaan Bank Garansi: Batasan
masalah dapat menitikberatkan pada tantangan dan peluang yang
dihadapi dalam penggunaan bank garansi, seperti risiko kredit,
kecurangan, atau perkembangan teknologi terkini.
Dengan menetapkan batasan masalah yang tepat, penulis dapat memfokuskan
penelitian atau makalah pada topik yang relevan dan memberikan kontribusi
yang berarti terhadap pemahaman tentang transaksi bank garansi dalam
konteks yang lebih spesifik dan terfokus.
C. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Perkembangan Bank Garansi di Indonesia

2) Apa saja Definisi Bank Garansi

3) Jelaskan Landasan Hukum Bank Garansi

4) Sebutkan Manfaat dan Tujuan Bank Garansi

5) Jelaskan Pihak-pihak yang terkait dengan Bank Garansi

6) Apa saja Jenis-Jenis Bank Garansi

7) Bagaimana Syarat dan Rukun Bank Garansi Syariah

8) Sebutkan Bentuk Perjanjian dan Berakhirnya Bank Garansi

9) Jelaskan Prosedur Mekanisme Bank Garansi

D. Tujuan Penulisan
tujuan dari penulisan makalah tentang transaksi bank garansi adalah
untuk memberikan wawasan mendalam tentang peran, mekanisme, dan
dampak bank garansi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan
menciptakan lingkungan bisnis yang lebih aman, terpercaya, dan menarik
bagi para pelaku bisnis di Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perkembangan Bank Garansi di Indonesia
Perkembangan bank garansi di Indonesia telah mengalami
pertumbuhan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Bank garansi
menjadi salah satu instrumen keuangan yang sangat penting dalam
mendukung berbagai transaksi bisnis dan proyek di Indonesia. Berikut adalah
beberapa poin tentang perkembangan bank garansi di Indonesia:
1) Peran dalam Transaksi Bisnis : Bank garansi telah menjadi alat yang
sangat efektif dalam mendukung berbagai transaksi bisnis di Indonesia.
Banyak perusahaan dan lembaga pemerintah menggunakan bank garansi
untuk memberikan jaminan pembayaran atau pelaksanaan dalam
berbagai jenis transaksi seperti tender proyek, kontrak, pembelian
barang, dan jasa.
2) Peraturan dan Regulasi : Pertumbuhan bank garansi di Indonesia juga
sangat dipengaruhi oleh peraturan dan regulasi yang dikeluarkan oleh
Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Peraturan ini
memberikan kerangka kerja yang jelas tentang penggunaan, pengelolaan,
dan akuntansi bank garansi, sehingga menciptakan lingkungan yang
aman dan terpercaya bagi semua pihak yang terlibat.
3) Inovasi Produk : Bank-bank di Indonesia terus berinovasi dalam
mengembangkan produk bank garansi untuk memenuhi kebutuhan
beragam pelanggan. Inovasi ini mencakup berbagai jenis bank garansi,
seperti bank garansi tunai, bank garansi tender, bank garansi
pemeliharaan, dan bank garansi pembayaran.
4) Peran dalam Pembiayaan Proyek dan Investasi: Bank garansi juga
memiliki peran penting dalam pembiayaan proyek dan investasi di
Indonesia. Para pihak yang terlibat dalam proyek atau investasi
seringkali meminta bank garansi sebagai jaminan pelaksanaan dan
penyelesaian proyek, sehingga meningkatkan kepercayaan dan
mengurangi risiko finansial.
5) Pertumbuhan Ekonomi dan Infrastruktur: Pertumbuhan ekonomi yang
pesat di Indonesia juga turut mendorong peningkatan penggunaan bank
garansi. Proyek-proyek infrastruktur yang besar dan kompleks
memerlukan jaminan keuangan yang kuat, dan bank garansi menjadi
pilihan yang sangat relevan dalam konteks ini.
6) Peran dalam Peningkatan Kepercayaan Bisnis: Penggunaan bank garansi
telah membantu meningkatkan kepercayaan di antara para pelaku bisnis.
Dengan adanya jaminan dari bank, risiko gagal bayar atau wanprestasi
dapat dikelola dengan lebih baik, sehingga membuka peluang bagi
kemitraan dan kerjasama bisnis yang lebih luas.
7) Pengembangan Industri Jasa Keuangan: Perkembangan bank garansi
juga telah berkontribusi pada pengembangan industri jasa keuangan di
Indonesia. Bank-bank dan lembaga keuangan terus meningkatkan
kapabilitas mereka dalam menyediakan layanan bank garansi yang
handal dan terpercaya.
8) Tantangan dan Peluang: Meskipun perkembangan bank garansi di
Indonesia cukup positif, tetap ada beberapa tantangan yang perlu diatasi,
seperti risiko penyalahgunaan dan fraud dalam penggunaan bank garansi.
Selain itu, ada peluang untuk mengembangkan teknologi digital dalam
proses pengelolaan dan monitoring bank garansi untuk meningkatkan
efisiensi dan transparansi.
Kesimpulan
Perkembangan bank garansi di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang
positif dan memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung transaksi
bisnis, pembiayaan proyek, dan investasi. Penggunaan bank garansi telah
membantu meningkatkan kepercayaan bisnis dan mendorong pertumbuhan
industri jasa keuangan di Indonesia. Dengan tetap menghadapi tantangan dan
memanfaatkan peluang, diharapkan penggunaan bank garansi akan terus
berkembang dan menjadi lebih efektif dalam mendukung aktivitas ekonomi
di Indonesia.
B. Definisi Bank Garansi
Bank garansi di Indonesia adalah janji tertulis yang diberikan oleh
bank kepada penerima garansi (beneficiary) sebagai jaminan pelaksanaan
suatu kewajiban atau pembayaran sejumlah uang oleh pihak pemberi garansi
(applicant) apabila terjadi wanprestasi atau ketidakmampuan pemenuhan
kewajiban dari pihak pemberi garansi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Instrumen ini berperan
penting dalam mendukung berbagai transaksi bisnis, tender proyek, kontrak,
pembelian barang, dan jasa di Indonesia dengan memberikan kepastian dan
kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut.
Penggunaan bank garansi diatur oleh peraturan dan regulasi yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk
menciptakan lingkungan yang aman dan terpercaya dalam penggunaannya.

C. Landasan Hukum Bank Garansi


Landasan hukum bank garansi di Indonesia terdiri dari beberapa
peraturan dan undang-undang yang mengatur penggunaan, pengelolaan, dan
perlindungan terhadap bank garansi. Beberapa landasan hukum utama
tentang bank garansi di Indonesia antara lain:
1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal: Undang-
Undang ini mengatur tentang transaksi di pasar modal, termasuk di
dalamnya tentang instrumen keuangan seperti bank garansi yang dapat
digunakan sebagai jaminan dalam transaksi bisnis atau investasi.
2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan: Undang-
Undang ini mengatur tentang kegiatan perbankan, termasuk di dalamnya
tentang fungsi dan peran bank dalam menerbitkan dan mengelola bank
garansi.
3) Peraturan Bank Indonesia (PBI): Bank Indonesia sebagai otoritas
moneter dan bank sentral di Indonesia mengeluarkan peraturan-peraturan
terkait kegiatan perbankan, termasuk peraturan tentang bank garansi.
4) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK): Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) sebagai lembaga pengawas dan regulator sektor jasa keuangan
juga mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang bank garansi.
5) Peraturan-Peraturan Lembaga Perbankan: Bank-bank yang berperan
sebagai pemberi garansi juga memiliki peraturan internal terkait
penerbitan, pengelolaan, dan pencairan bank garansi.
6) Putusan Pengadilan: Selain peraturan perundang-undangan, putusan-
putusan pengadilan juga dapat menjadi landasan hukum dalam kasus-
kasus yang melibatkan bank garansi.
Keseluruhan landasan hukum tersebut memberikan pedoman dan kerangka
kerja yang jelas dalam penggunaan bank garansi, menjaga stabilitas dan
kepercayaan dalam transaksi bisnis, serta melindungi hak dan kepentingan
semua pihak yang terlibat dalam transaksi dengan menggunakan bank
garansi di Indonesia.

D. Manfaat dan Tujuan Bank Garansi


Manfaat dan tujuan bank garansi di Indonesia sangat penting dalam
mendukung berbagai transaksi bisnis dan proyek. Berikut adalah beberapa
manfaat dan tujuan utama penggunaan bank garansi di Indonesia:
1) Jaminan Keamanan Transaksi: Tujuan utama bank garansi adalah
memberikan jaminan keamanan transaksi bisnis. Dengan adanya bank
garansi, pihak penerima garansi (beneficiary) memiliki jaminan tertulis
dari bank bahwa kewajiban akan dipenuhi sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan. Hal ini mengurangi risiko wanprestasi atau gagal
bayar dari pihak pemberi garansi (applicant).
2) Memperkuat Kepercayaan: Bank garansi berperan penting dalam
memperkuat kepercayaan di antara pihak-pihak yang terlibat dalam
transaksi. Keberadaan bank sebagai pihak penjamin memberikan rasa
aman dan meningkatkan kepercayaan bahwa transaksi akan dilaksanakan
dengan baik.
3) Perlindungan bagi Penerima Garansi: Manfaat bank garansi juga
dirasakan oleh pihak penerima garansi. Jika pihak pemberi garansi tidak
dapat memenuhi kewajibannya, penerima garansi dapat meminta bank
untuk membayar sesuai dengan nilai garansi. Ini memberikan
perlindungan bagi penerima garansi dari kerugian finansial akibat
ketidakpatuhan pihak pemberi garansi.
4) Fasilitas Kredit dan Pembiayaan: Bank garansi dapat digunakan sebagai
jaminan dalam mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan dari pihak
lain. Dengan adanya jaminan bank, risiko kredit bagi pihak pemberi
pembiayaan menjadi lebih terkendali dan mereka lebih cenderung
memberikan pembiayaan.
5) Meningkatkan Kesempatan dalam Tender Proyek: Dalam proses tender
proyek, bank garansi seringkali menjadi persyaratan wajib. Pihak yang
mengikuti tender harus menyertakan bank garansi sebagai jaminan
pelaksanaan proyek, sehingga bank garansi memungkinkan para pelaku
bisnis untuk memiliki kesempatan yang lebih baik dalam memenangkan
tender.
6) Mendukung Pembangunan Infrastruktur: Dalam upaya pembangunan
infrastruktur yang besar dan kompleks, bank garansi menjadi alat
penting untuk memberikan kepastian pelaksanaan proyek. Dengan
adanya jaminan bank, pihak yang terlibat dalam proyek merasa lebih
yakin dan proyek dapat berjalan lancar.
7) Meningkatkan Kredibilitas Pihak Pemberi Garansi: Pihak pemberi
garansi (applicant) yang sering menggunakan bank garansi menunjukkan
kredibilitasnya dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya dalam
transaksi bisnis. Hal ini dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan
dari mitra bisnis dan klien.
Dengan manfaat dan tujuan di atas, bank garansi menjadi instrumen yang
sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi dan bisnis di Indonesia,
memfasilitasi transaksi yang lebih aman, efisien, dan dapat dipercaya oleh
semua pihak yang terlibat.
E. Pihak-pihak yang terkait dengan Bank Garansi
1) Penerima Garansi (Beneficiary): Penerima garansi adalah pihak yang
mendapatkan manfaat dari bank garansi. Biasanya, penerima garansi
adalah pihak yang menerima jaminan pembayaran atau pelaksanaan dari
bank apabila pihak pemberi garansi gagal atau tidak mampu memenuhi
kewajibannya.
2) Pemberi Garansi (Applicant): Pemberi garansi adalah pihak yang
meminta bank untuk mengeluarkan bank garansi sebagai jaminan
pelaksanaan kewajiban atau pembayaran. Pemberi garansi adalah pihak
yang memiliki kewajiban untuk membayar atau melaksanakan sesuatu
sesuai dengan perjanjian.
3) Bank: Bank adalah lembaga keuangan yang menerbitkan dan mengelola
bank garansi. Bank bertindak sebagai pihak penjamin yang memberikan
jaminan atas kewajiban atau pembayaran yang diminta oleh pihak
pemberi garansi.
4) Pemberi Pembiayaan (Financier): Dalam beberapa kasus, pemberi
pembiayaan atau kreditur dapat menjadi pihak yang terkait dengan bank
garansi. Pemberi pembiayaan dapat menerima bank garansi sebagai
jaminan untuk memberikan pembiayaan atau kredit kepada pihak
pemberi garansi.
5) Pihak Ketiga (Third Party): Dalam beberapa situasi, ada pihak ketiga
yang juga terkait dengan bank garansi. Pihak ketiga dapat berperan
sebagai arbiter atau mediator untuk menyelesaikan sengketa atau
perbedaan pendapat yang mungkin timbul terkait bank garansi.
Pihak-pihak di atas bekerja bersama untuk menjalankan transaksi bank
garansi dengan penuh integritas dan kepercayaan. Peran masing-masing
pihak sangat penting dalam menjamin keamanan dan efektivitas penggunaan
bank garansi dalam transaksi bisnis atau proyek di Indonesia.
F. Jenis - jenis Bank Garansi
Di Indonesia, terdapat beberapa jenis bank garansi yang sering
digunakan dalam transaksi bisnis dan proyek. Berikut adalah beberapa jenis
bank garansi yang umum digunakan:
1) Bank Garansi Tender (Bid Bond): Jenis bank garansi ini digunakan
sebagai jaminan partisipasi dalam proses tender proyek atau pengadaan.
Jika pihak pemberi garansi gagal memenangkan tender atau tidak
melanjutkan kontrak setelah memenangkan tender, penerima garansi
dapat meminta bank untuk membayar sejumlah uang sesuai dengan nilai
garansi.
2) Bank Garansi Pelaksanaan (Performance Bond): Bank garansi
pelaksanaan digunakan sebagai jaminan bahwa pihak pemberi garansi
akan melaksanakan proyek atau kontrak sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati. Jika pihak pemberi garansi gagal melaksanakan
pekerjaan sesuai kontrak, penerima garansi dapat meminta bank untuk
membayar sejumlah uang sesuai dengan nilai garansi.
3) Bank Garansi Pembayaran (Payment Bond): Jenis bank garansi ini
digunakan sebagai jaminan pembayaran dari pihak pemberi garansi
kepada pihak penerima garansi untuk pembelian barang atau jasa. Jika
pihak pemberi garansi gagal melakukan pembayaran sesuai dengan
perjanjian, penerima garansi dapat meminta bank untuk membayar
sejumlah uang sesuai dengan nilai garansi.
4) Bank Garansi Uang Muka (Advance Payment Bond): Bank garansi uang
muka digunakan sebagai jaminan pengembalian uang muka yang
diberikan oleh pihak penerima garansi kepada pihak pemberi garansi
sebelum pelaksanaan pekerjaan atau kontrak. Jika pihak pemberi garansi
gagal menyelesaikan pekerjaan atau kontrak, pihak penerima garansi
dapat meminta bank untuk mengembalikan uang muka sesuai dengan
nilai garansi.
5) Bank Garansi Lelang (Auction Bond): Jenis bank garansi ini digunakan
dalam proses lelang atau pelelangan. Jika pemenang lelang tidak
memenuhi kewajibannya, pihak penerima garansi dapat meminta bank
untuk membayar sejumlah uang sesuai dengan nilai garansi.
6) Bank Garansi Pemeliharaan (Maintenance Bond): Bank garansi
pemeliharaan digunakan sebagai jaminan bahwa pihak pemberi garansi
akan memelihara atau memperbaiki hasil pekerjaan selama periode
tertentu setelah selesai. Jika terjadi masalah atau cacat selama periode
pemeliharaan, penerima garansi dapat meminta bank untuk membayar
sejumlah uang sesuai dengan nilai garansi.
Setiap jenis bank garansi memiliki peruntukan dan fungsi yang spesifik,
sesuai dengan kebutuhan dan perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam transaksi bisnis atau proyek.

G. Syarat dan Rukun Bank Garansi Syariah


- Syarat Bank Garansi Syariah:
1) Kepatuhan terhadap Prinsip Syariah: Bank garansi syariah harus
sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, termasuk
larangan riba (bunga), maysir (perjudian), gharar (ketidakjelasan), dan
haram lainnya.
2) Kesepakatan Pihak: Ada kesepakatan antara pihak pemberi garansi
(bank) dan pihak penerima garansi (nasabah) mengenai syarat dan
ketentuan penggunaan bank garansi.
3) Dokumen yang Lengkap: Pihak penerima garansi harus menyediakan
dokumen-dokumen yang lengkap dan sah yang diperlukan untuk
menerbitkan bank garansi sesuai dengan persyaratan bank.
4) Kesesuaian dengan Peraturan: Transaksi bank garansi harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku di negara tempat bank beroperasi dan
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang telah ditetapkan.
- Rukun Bank Garansi Syariah:
1) Musharakah: Konsep musharakah adalah rukun penting dalam bank
garansi syariah yang mengacu pada konsep kerjasama atau partisipasi
dalam risiko dan keuntungan antara bank dan nasabah.
2) Tawarruq: Rukun tawarruq adalah penjualan kembali aset dengan harga
tunai yang lebih rendah dari harga beli, yang memungkinkan nasabah
untuk memperoleh dana tunai dari bank dan sekaligus menyediakan dana
untuk membeli aset yang diperlukan untuk memenuhi syarat bank
garansi.
3) Wakalah: Konsep wakalah mengacu pada wakil atau pihak yang ditunjuk
oleh bank (wakil pemberi garansi) untuk melakukan transaksi bank
garansi atas nama bank sesuai dengan prinsip syariah.
Penting untuk diingat bahwa bank garansi syariah harus mematuhi aturan-
aturan syariah Islam dan memastikan kesepakatan yang jelas dan sah antara
pihak-pihak yang terlibat. Bank garansi syariah berupaya untuk menjaga
transparansi, adil, dan meminimalkan risiko konflik dengan prinsip syariah
dalam semua aspek transaksi.

H. Bentuk Perjanjian & Berakhirnya Bank Garansi


- Bentuk Perjanjian Bank Garansi:
1) Perjanjian Antara Pihak Pemberi Garansi dan Bank: Perjanjian pertama
adalah antara pihak pemberi garansi (applicant) dengan bank. Pihak
pemberi garansi akan mengajukan permohonan untuk menerbitkan bank
garansi, dan bank akan mengevaluasi permohonan tersebut berdasarkan
persyaratan dan kriteria yang telah ditentukan. Jika persyaratan
terpenuhi, bank akan menerbitkan bank garansi sesuai dengan nilai dan
tujuan yang diinginkan oleh pihak pemberi garansi.
2) Perjanjian Antara Pihak Penerima Garansi dan Bank: Perjanjian kedua
adalah antara pihak penerima garansi (beneficiary) dengan bank. Pihak
penerima garansi adalah pihak yang mendapatkan manfaat dari bank
garansi. Jika terjadi wanprestasi atau ketidakmampuan pemenuhan
kewajiban dari pihak pemberi garansi, pihak penerima garansi dapat
meminta bank untuk membayar sesuai dengan nilai garansi. Perjanjian
ini menyatakan kewajiban bank untuk membayar kepada pihak penerima
garansi jika situasi tersebut terjadi.
- Berakhirnya Perjanjian Bank Garansi:
1) Penyelesaian Kewajiban atau Pembayaran Kewajiban: Bank garansi
akan berakhir ketika pihak pemberi garansi telah menyelesaikan
kewajibannya atau melakukan pembayaran sesuai dengan perjanjian
yang telah ditentukan dalam dokumen bank garansi.
2) Masa Berlaku Garansi Habis: Bank garansi biasanya memiliki masa
berlaku tertentu yang telah ditetapkan dalam dokumen perjanjian. Jika
masa berlaku garansi telah habis, maka bank garansi akan berakhir dan
menjadi tidak berlaku lagi.
3) Permintaan Pembatalan (Cancellation): Pihak pemberi garansi dapat
mengajukan permintaan pembatalan bank garansi kepada bank. Namun,
permintaan pembatalan ini harus disetujui oleh pihak penerima garansi
dan bank sebelum bank garansi benar-benar berakhir.
4) Pencabutan Oleh Bank: Dalam beberapa kasus, bank dapat mencabut
bank garansi jika terjadi pelanggaran atau kecurangan dalam penggunaan
bank garansi, atau jika pihak pemberi garansi tidak memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
5) Pencabutan Oleh Pengadilan: Pengadilan juga dapat memutuskan untuk
mencabut bank garansi dalam kasus-kasus tertentu, seperti jika terjadi
sengketa antara pihak-pihak yang terlibat.
Penting untuk diingat bahwa bank garansi berlaku sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Jika semua
persyaratan telah terpenuhi dan tidak ada masalah atau pelanggaran, bank
garansi akan berakhir secara wajar sesuai dengan masa berlaku yang
telah ditetapkan.

I. Prosedur Mekanisme Bank Garansi


Prosedur mekanisme bank garansi di Indonesia meliputi
beberapa tahap yang harus diikuti oleh pihak-pihak yang terlibat,
yaitu pemberi garansi (applicant), penerima garansi (beneficiary),
dan bank sebagai pihak penjamin. Berikut adalah prosedur umum
mekanisme bank garansi di Indonesia:
1) Permintaan Bank Garansi: Tahap pertama adalah permintaan
bank garansi yang diajukan oleh pemberi garansi (applicant)
kepada bank. Permintaan ini berisi informasi tentang nilai
garansi, tujuan, serta persyaratan dan kondisi yang ingin
diterapkan pada bank garansi.
2) Evaluasi Permintaan: Setelah menerima permintaan, bank
akan melakukan evaluasi terhadap permintaan bank garansi.
Evaluasi ini mencakup penilaian kelayakan dan risiko dari
permohonan tersebut, termasuk kredibilitas dan kapasitas
keuangan pemberi garansi.
3) Penerbitan Bank Garansi: Jika permohonan diterima dan
dianggap layak, bank akan menerbitkan bank garansi sesuai
dengan nilai dan persyaratan yang telah disepakati. Bank
garansi akan dihasilkan dalam bentuk dokumen tertulis yang
sah dan mengikat.
4) Penandatanganan Perjanjian: Setelah bank garansi diterbitkan,
pemberi garansi (applicant) dan bank akan menandatangani
perjanjian bank garansi. Perjanjian ini berisi ketentuan dan
kewajiban masing-masing pihak yang terlibat dalam transaksi
bank garansi.
5) Penyerahan Bank Garansi: Setelah perjanjian ditandatangani,
bank garansi akan diserahkan oleh bank kepada penerima
garansi (beneficiary). Penerima garansi akan memastikan
bahwa dokumen bank garansi sesuai dengan permintaan dan
persyaratan yang telah disepakati.
6) Masa Berlaku Bank Garansi: Bank garansi memiliki masa
berlaku tertentu sesuai dengan yang telah disepakati dalam
dokumen perjanjian. Bank garansi akan berlaku selama
periode tertentu dan berakhir setelah masa berlaku tersebut
habis.
7) Pencairan Bank Garansi:Pencairan bank garansi terjadi jika
terjadi situasi di mana pihak pemberi garansi (applicant) tidak
memenuhi kewajiban atau tidak memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan. Penerima garansi (beneficiary) dapat
meminta bank untuk membayar sesuai dengan nilai garansi.
8) Berakhirnya Bank Garansi: Bank garansi akan berakhir
setelah masa berlaku garansi habis atau setelah semua
kewajiban yang dijamin telah dipenuhi. Bank juga dapat
mencabut bank garansi jika ada pelanggaran atau kecurangan
yang terjadi.
9) Penyelesaian Sengketa: Jika terjadi sengketa terkait bank
garansi, pihak-pihak yang terlibat dapat mencari penyelesaian
melalui mekanisme mediasi, arbitrase, atau melalui jalur
hukum yang berlaku.
Prosedur mekanisme bank garansi di Indonesia ini bertujuan
untuk memastikan transaksi berlangsung dengan lancar dan adil,
serta memberikan jaminan keamanan bagi semua pihak yang
terlibat dalam transaksi bisnis atau proyek.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Bank garansi merupakan instrumen keuangan yang memainkan peran
krusial dalam mendukung transaksi bisnis dan proyek di Indonesia. Melalui
bank garansi, pihak pemberi garansi memberikan jaminan keamanan dan
kepercayaan kepada pihak penerima garansi bahwa kewajiban akan dipenuhi
sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Bank garansi memainkan peran penting dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam transaksi bisnis dan proyek, bank
garansi memberikan jaminan pelaksanaan, pembayaran, atau kualitas
pekerjaan yang membantu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih aman,
terpercaya, dan berdampak positif terhadap stabilitas ekonomi.
Meskipun bank garansi memberikan manfaat yang besar, tetap ada
tantangan yang harus dihadapi, seperti risiko kredit, kecurangan, dan
perbedaan interpretasi perjanjian. Namun, dengan adanya regulasi yang kuat
dan inovasi teknologi, tantangan ini dapat diatasi dan memberikan peluang
bagi pengembangan lebih lanjut dari transaksi bank garansi.
Dalam kesimpulannya, bank garansi merupakan alat penting dalam
mendukung transaksi bisnis dan proyek di Indonesia. Keberadaannya
membantu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih aman, efisien, dan
dapat dipercaya oleh semua pihak yang terlibat. Regulasi yang baik dan
penerapan teknologi digital secara cerdas menjadi kunci dalam meningkatkan
efektivitas dan manfaat dari bank garansi. Dengan demikian, bank garansi
terus menjadi pilihan utama dalam memberikan jaminan keamanan dan
kepercayaan dalam dunia bisnis dan proyek di Indonesia.

B. SARAN
 Pahami Tujuan Transaksi: Sebelum mengajukan bank garansi, pahami
dengan jelas tujuan transaksi Anda. Pastikan bahwa bank garansi
merupakan solusi yang sesuai untuk memberikan jaminan dan
kepercayaan dalam mencapai tujuan tersebut.
 Pilih Jenis Bank Garansi yang Sesuai: Identifikasi jenis bank garansi
yang sesuai dengan kebutuhan transaksi Anda, seperti bank garansi
tender untuk mengikuti proses lelang atau bank garansi pelaksanaan
untuk memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.
 Riset dan Pilih Bank yang Tepat: Lakukan riset tentang bank-bank yang
menerbitkan bank garansi. Pilih bank yang memiliki reputasi yang baik,
kredibilitas, dan kemampuan keuangan yang memadai.
 Ajukan Permohonan dengan Dokumen Lengkap: Pastikan Anda
menyediakan semua dokumen yang diperlukan secara lengkap dan
akurat. Penerbitan bank garansi memerlukan dokumen-dokumen yang
valid untuk mengevaluasi kelayakan dan kemampuan Anda sebagai
pemberi garansi.
 Lengkapi Persyaratan Administrasi: Ikuti semua persyaratan administrasi
yang diberlakukan oleh bank. Penuhi semua persyaratan pembukaan
rekening, verifikasi identitas, dan perjanjian lain yang dibutuhkan untuk
mengajukan bank garansi.
 Jaga Komunikasi yang Baik dengan Bank: Selalu jaga komunikasi yang
baik dengan bank terkait proses pengajuan bank garansi. Pastikan Anda
memahami proses dan persyaratan dengan jelas, dan bertanya jika ada
hal yang kurang jelas.
 Pantau Masa Berlaku dan Jatuh Tempo: Pastikan Anda memantau
tanggal berakhirnya masa berlaku bank garansi dan tanggal jatuh tempo
pembayaran, jika ada. Jangan sampai melewatkan jatuh tempo
pembayaran agar bank garansi tetap berlaku secara sah.
 Sampaikan Informasi dan Perubahan yang Relevan: Jika terdapat
perubahan atau informasi penting terkait transaksi, segera sampaikan
kepada pihak bank yang terkait. Transparansi dalam komunikasi akan
membantu mencegah adanya ketidaksepahaman di kemudian hari.
 Kelola Risiko dengan Bijaksana: Lakukan analisis risiko dengan cermat
dan pertimbangkan langkah-langkah untuk mengelola risiko yang
mungkin timbul dalam transaksi bank garansi. Pertimbangkan pula solusi
alternatif jika ada risiko yang tidak dapat dihindari.
 Catat dan Tetapkan Tanggal-tanggal Penting: Buat catatan mengenai
tanggal-tanggal penting terkait bank garansi, seperti tanggal pembayaran
dan tanggal jatuh tempo. Pastikan Anda selalu memenuhi tenggat waktu
yang telah ditetapkan.
Dengan mengikuti tindakan-tindakan ini, Anda dapat mengoptimalkan
penggunaan bank garansi dalam transaksi bisnis dan proyek, mengurangi
risiko, dan memastikan kelancaran proses transaksi secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai