Anda di halaman 1dari 25

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial dalam
tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:

do
gu 1. JOSMAR SIMBOLON, warga negara Indonesia, bertempat
tinggal di Jalan Perintis IX Pejuang Jaya RT. 006/008,

In
A
Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kodya
Bekasi;
ah

lik
2. MARULI MATONDANG, warga negara Indonesia,
bertempat tinggal di Perum Mangunjaya Indah II, Jalan
Merpati Block 9 Nomor 9, RT. 008/RW. 014, Kelurahan
am

ub
Mekar Sari, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi;
3. PAULUS SIMANJUNTAK, warga negara Indonesia,
ep
bertempat tinggal di Jalan Gelora RT/RW 011/004,
k

Kelurahan/Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Bekasi;


ah

dalam hal ini memberi kuasa kepada:


R

si
1. ILHAM SYAH;
2. ABDUL ROSYID;

ne
ng

3. MUDARIP;
4. PRESLY MANULANG;

do
gu

5. YULIUS M. TAKALIUANG; dan


6. GALLYTA NUR BAWOEL;
Kesemuanya kewarganegaraan Indonesia, Para Pengurus pada
In
A

Dewan Pengurus Pusat Serikat Pekerja Buruh Transportasi


Perjuangan Indonesia yang beralamat di Jalan Jampea Raya
ah

lik

Lorong 20, Nomor 123 D Koja, Jakarta Utara 14220,


berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 Juni 2015, sebagai
m

ub

Para Pemohon Kasasi dahulu Para Penggugat;


Lawan:
ka

PT TUBAGUS JAYA MANDIRI, yang diwakili oleh Direktur


ep

H. TADJUDIN IUS, S.E., berkedudukan di Jalan Marunda


ah

Makmur Nomor 60, RT. 010/001, Kelurahan Marunda,


R

Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, dalam hal ini memberi


es

kuasa kepada LODEWYK SIAHAAN, S.H., Advokat/Pengacara -


M

ng

Penasehat Hukum, yang beralamat di Jakarta, berdasarkan


on
gu

Hal. 1 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Surat Kuasa Khusus tanggal 19 Agustus 2015, sebagai

si
Termohon Kasasi dahulu Tergugat;
Mahkamah Agung tersebut;

ne
ng
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Para Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan

do
gu terhadap Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada

In
A
pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:
Dalam Putusan Sela:
ah

lik
1. Bahwa Para Penggugat di Putuskan Hubungan Kerjanya oleh Tergugat
pada Tanggal 17 Juli 2014 secara sepihak dan tanpa terlebih dahulu
merundingkan dengan Para Penggugat tentang maksud Pemutusan
am

ub
Hubungan Kerja tersebut yang diistilahkan oleh Tergugat sebagai
Pemutusan Hubungan Kemitraan;
ep
2. Bahwa Para Penggugat menolak tindakan Pemutusan Hubungan Kerja
k

yang dilakukan secara sepihak oleh Tergugat dan berupaya untuk


ah

menyelesaikan permasalahan Pemutusan Hubungan Kerja tersebut


R

si
dengan mengajukan permintaan perundingan bipartite namun ditolak oleh
pihak Tergugat;

ne
ng

3. Bahwa oleh karena segala upaya untuk merundingkan permasalahan


Pemutusan Hubungan Kerja ini sudah dilakukan oleh Para Penggugat

do
gu

namun tidak menemui suatu kesepakatan dan oleh karena anjuran yang
sudah dikeluarkan pihak Mediator dari kantor Suku Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara dengan Nomor 9977/-
In
A

1.831 tertanggal 9 Oktober 2014 ternyata tidak dilaksanakan dengan


sukarela oleh Tergugat, maka demi mendapatkan Kepastian Hukum,
ah

lik

Para Penggugat sekalipun menerima isi Anjuran terpaksa harus menjadi


Pihak Penggugat dalam Perkara ini, karena sekalipun menolak Anjuran
m

ub

namun sampai dengan Gugatan ini di daftarkan Para Penggugat ke


Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta Selatan, Tergugat juga ternyata
ka

belum mengajukan gugatannya sebagai konsekwensi dari penolakannya


ep

terhadap Anjuran dari Pihak Mediator tersebut, sehingga menyebabkan


ah

Para Penggugat yang notabene adalah Kepala Keluarga menjadi


R

kehilangan mata pencahariannya yang tetap untuk menafkahi


es

keluarganya;
M

ng

on
gu

Hal. 2 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Bahwa oleh karena Para Penggugat sebelum di putuskan hubungan

si
kerjanya hanya menerima upah dalam bentuk komisi yang apabila di
akumulasi setiap bulannya untuk tahun 2014 tidak mencapai nilai nominal

ne
ng
sebesar ketentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta yang
berlaku pada tahun 2014 , maka Para Penggugat memohon kepada
Majelis Hakim agar menetapkan Upah Para Penggugat dengan standar

do
gu upah sebulan disesuaikan dengan besarnya Upah Minimum Provinsi DKI
Jakarta yang berlaku pada setiap tahun berjalan terhitung sejak Tahun

In
A
2014 yaitu sebesar Rp2.441.000,-;
5. Bahwa oleh karena sejak bulan Juli 2014 Tergugat sudah melakukan
ah

lik
Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak dan tidak bersedia
membayar upah Para Penggugat sekalipun sudah dianjurkan oleh pihak
Mediator selaku pegawai dari instansi yang berwenang dalam bidang
am

ub
ketenagakerjaan, maka apabila diperhitungkan sejak bulan Agustus
sampai dengan bulan Desember 2014 atau sebulan sebelum
ep
didaftarkannya gugatan a quo, terdapat 5 (Lima) bulan upah yang belum
k

dibayarkan oleh Tergugat, oleh karenanya Para Penggugat memohon


ah

kepada Majelis Hakim untuk menghukum Tergugat agar membayar Upah


R

si
kepada masing-masing Penggugat secara sekaligus sebesar
@Rp12.205.000,- (dua belas juta dua ratus lima ribu Rupiah) - (dengan

ne
ng

perhitungan 5 bulan x Rp2.441.000,-) x 3 orang dengan nilai Total


Rp36.615.000 (tiga puluh enam juta enam ratus lima belas ribu Rupiah);

do
gu

6. Bahwa oleh karena Tindakan Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan


oleh Tergugat secara jelas sudah bertentangan dengan ketentuan Pasal
151 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
In
A

Ketenagakerjaan, karena dilakukan tanpa adanya penetapan dari


Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, sehingga bisa
ah

lik

dikualifikasikan sebagai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang Batal


Demi Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 Ayat (1) Undang-
m

ub

Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, sementara


Pasal 155 Ayat (2) Undang-Undang a quo sudah sangat jelas
ka

mengamanatkan bahwa "Selama putusan lembaga penyelesaian


ep

perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha


ah

maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya",


R

namun oleh karena dalam perkara ini keinginan Para Penggugat untuk
es

melaksanakan kewajibannya yaitu bekerja tidak diijinkan oleh Tergugat


M

ng

dan disamping itu juga Tergugat ternyata tidak mengeluarkan keputusan


on
gu

Hal. 3 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk menskorsing Para Penggugat, maka sesuai Pasal 93 Ayat (2) huruf

si
f Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Para Penggugat memohon
kepada Majelis Hakim untuk menghukum Tergugat agar membayar Upah

ne
ng
Para Penggugat untuk selanjutnya setiap bulan secara tunai sebesar
Upah Minimum Propinsi DKI Jakarta yang berlaku, terhitung sejak bulan
Januari 2015 sampai dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap

do
gu dalam perkara ini dilaksanakan oleh Tergugat;
Dalam Pokok Perkara:

In
A
1. Bahwa Tergugat adalah sebuah Perusahaan berbadan hukum, yang
bergerak di bidang usaha Pelayanan Jasa Transportasi untuk angkutan
ah

lik
barang- barang/peti kemas dengan menggunakan truck trailer sebagai
kendaraan pengangkut;
2. Bahwa Para Penggugat sejak masuk bekerja pada Tergugat tidak
am

ub
diberikan Id- Card dan sebagai Tanda Pengenal bagi Para Penggugat
pihak Tergugat memberikan seragam kerja yang berlogo PT.Tubagus
ep
Jaya Mandiri;
k

3. Bahwa Para Penggugat melaksanakan pekerjaannya sebagai sopir di


ah

PT.Tubagus Jaya Mandiri atas perintah Tergugat untuk mengoperasikan


R

si
kendaraan head truck/trailler dengan tugas utamaya adalah
mengantar/menjemput barang milik pemberi order, dengan menerima

ne
ng

upah harian dalam bentuk komisi per ritase yang dibayarkan setiap bulan
sekali dan nilainya sebesar Rp40.000,-/ritase (Bukti: P-la, P-lb dan P-I.c);

do
gu

4. Bahwa sekalipun Para Penggugat menjalankan tugasnya selama lebih


dari 21 hari, namun upah yang diterimanya dalam bentuk komisi tersebut
tidak pernah mencapai nominal Upah Minimum Propinsi DKI Jakarta,
In
A

karena jauh dekatnya jarak tempuh dalam pelaksanaan tugasnya tidak


menjadi patokan dalam penetapan Upahnya, yang menjadi dasar
ah

lik

penetapan besarnya upah yang diberikan Tergugat kepada Para


penggugat adalah jumlah Ritase dalam kegiatan antar/jemput barang;
m

ub

5. Bahwa Para Penggugat, berkewajiban melaksanakan pekerjaannya


sampai selesai tanpa ada penetapan batas waktu kerja dan tidak pernah
ka

menerima upah lembur;


ep

6. Bahwa sejak masuk bekerja, Para Penggugat diikutsertakan ke dalam


ah

program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), namun ternyata


R

pemotongan premi Jamsostek yang dilakukan oleh pihak Tergugat


es

nominalnya tidak sesuai dengan yang disetorkan kepada pihak Pengelola


M

ng

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Bukti: P-2);dan untuk hal ini sudah kami
on
gu

Hal. 4 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
laporkan ke pihak Pengawasan Suku Dinas Tenaga Kerja dan

si
Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara dan sedang dalam proses;
7. Bahwa Para Penggugat setiap tahun tidak menerima Tunjangan Hari

ne
ng
Raya Keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 4 Tahun 1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan, namun
hanya mendapatkan sejumlah Uang yang disebut Ketupat Lebaran dan

do
gu Bonus Ramadhan seperti halnya yang diterima pada tahun 2014 yang
jumlahnya bervariasi ada yang totalnya sebesar Rp500.000,- dan ada

In
A
yang totalnya sebesar Rp900.000,- sebagaimana tercantum dalam bukti
(Bukti: P-3a dan P- 3b) yang besarannya di bawah standar Upah
ah

lik
Minimum Propinsi DKI Jakarta yang berlaku tahun 2014;
8. Bahwa perselisihan antara Para Penggugat dengan Tergugat yang
mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja ini, berawal pada tanggal
am

ub
14 Mei 2014, tepatnya pada saat Tergugat meminta Para Penggugat
untuk menandatangani Perjanjian Kerja yang baru melalui Pengumuman
ep
yang ditempel di kaca kantor operasional Tergugat dengan memberi
k

tenggang waktu sampai dengan tanggal 14 Juli 2014 dan Para


ah

Penggugat menolak untuk menandatangani Perjanjian Kerja yang baru


R

si
tersebut karena Perjanjian Kerja tersebut dibuat secara sepihak oleh
Tergugat dan Para penggugat menilai isi dari Perjanjian Kerja tersebut

ne
ng

bertentangan dengan ketentuan Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang


Nomor 13 Tahun 2003, disamping itu Para Penggugat juga merasa

do
gu

bahwa Permintaan Tergugat kepada Para Penggugat sudah tidak tepat


lagi waktunya, mengingat sudah sekian tahun Para Penggugat bekerja
dengan tanpa menandatangani Perjanjian Kerja dalam bentuk apapun,
In
A

sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 57 Ayat (2) Undang-Undang


Nomor 13 Tahun 2003, status hubungan kerjanya dengan Tergugat
ah

lik

sudah menjadi hubungan kerja Tetap (permanent);


9. Bahwa Para Penggugat sebelumnya tidak pernah menyangka kalau
m

ub

Tergugat akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau yang


diistilahkan oleh Tergugat dengan sebutan Pemutusan Hubungan
ka

Kemitraan sebagaimana tertulis dalam surat yang dikeluarkan oleh


ep

Tergugat dengan Nomor Ref: SR.076/Ops-mdri/VII-14 (Bukti: P-4a dan P-


ah

4b) tertanggal 16 Juli 2014, Hal:


R

Pemutusan Hubungan Kemitraan, yang ditujukan untuk Penggugat 1 dan


es

Penggugat 2, dan surat bernomor Ref: SR.078/Ops-mdri/VII-14 yang


M

ng

ditujukan untuk Penggugat 3 (Bukti: P-4c), karena selain Para Penggugat


on
gu

Hal. 5 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
selama bekerja tidak pernah mendapatkan Surat Peringatan ataupun

si
sanksi akibat suatu perbuatan yang akan berujung pada pengakhiran
hubungan kerja dengan Tergugat juga karena Tergugat tidak pernah

ne
ng
mengajak Para Penggugat untuk merundingkan permasalahan yang
menyebabkan Tergugat mengambil tindakan pemutusan hubungan kerja
tersebut;

do
gu 10. Bahwa di dalam surat Pemutusan Hubungan Kemitraan sebagaimana
disebut dalam uraian Posita angka 9 di atas, Tergugat menjelaskan

In
A
tentang dasar Pertimbangannya dalam melakukan Pemutusan Hubungan
Kemitraan dengan Para Penggugat yang efektif diberlakukan pada
ah

lik
tanggal 17 Juli 2014, yaitu:
a. Informasi dari rekan rekan pengemudi tentang ajakan saudara untuk
menjadi anggota serikat pekerja tertentu dan ha I ini cukup membuat
am

ub
resah serta menyebabkan kondisi tidak nyamanan dilingkungan
pengemudi;
ep
b. Bahwa saudara tidak patuh pada Peraturan Perusahaan dan saudara
k

tidak dapat bekerjasama dengan manajemen perusahaan dalam hal ini


ah

dengan Pengurus;
R

si
11. Bahwa pertimbangan yang disebutkan dalam surat Tergugat di atas,
merupakan pertimbangan yang sangat tidak mendasar, karena faktanya

ne
ng

dari sekitar + 300 orang pekerja yang notabene adalah pengemudi yang
bekerja di lingkungan kerja Tergugat di wilayah pool/garasi Marunda,

do
gu

tercatat ada 200 orang pekerja yang mengikuti ajakan Para Penggugat
bahkan selain Para Pengemudi, Tenaga mekanik/helperpun ikut
bergabung pada serikat pekerja yang dibentuk oleh Para Penggugat dan
In
A

beberapa rekannya sejak awal, sehingga Pertimbangan ini kami maknai


sebagai sebuah tindakan menghalang-halangi kebebasan para pekerja
ah

lik

untuk menjadi dan atau membentuk serikat pekerja yang independent,


mandiri, demokratis dan bebas dari intervensi pihak lain, dan hal ini tentu
m

ub

saja sudah tidak sejalan dengan amanat Konstitusi Negara ini maupun
Undang-Undang pelaksana di bawahnya, dalam hal ini Undang-Undang
ka

Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat


ep

Pekerja/Serikat Buruh;
ah

Adapun pertimbangan selanjutnya yang dinyatakan Tergugat tentang


R

sikap tidak patuh pada Peraturan Perusahaan juga adalah alasan yang
es

tidak bisa diterima Para Penggugat, karena selama bekerja pada


M

ng

Tergugat, Para penggugat tidak pernah mengetahui tentang Isi Lengkap


on
gu

Hal. 6 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dari Peraturan Perusahaan tersebut, karena Pembuat Peraturan

si
Perusahaan adalah Pihak Tergugat dan tidak disosialisasikan secara
utuh kepada Para Penggugat. Para penggugat juga tidak pernah

ne
ng
menerima Buku Salinan Naskah dari Peraturan Perusahaan yang
dimaksud Tergugat dalam suratnya tersebut;
12. Bahwa setelah mendapatkan Surat Pemutusan Hubungan Kemitraan dari

do
gu Tergugat, Para penggugat selanjutnya melalui Dewan Pengurus Pusat
Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia selaku penerima

In
A
kuasa, mengirimkan surat permintaan bipartiet kepada Tergugat guna
membicarakan Permasalahan Pemutusan Hubungan Kerja atau
ah

lik
Pemutusan Hubungan Kemitraan yang sudah dilakukan oleh Tergugat
kepada Para Penggugat, namun Permintaan tersebut di tolak oleh
Tergugat dan oleh karena penolakan tersebut Pihak Dewan Pengurus
am

ub
Pusat Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia selaku kuasa
dari para pekerja/Para Penggugat kembali mengirimkan surat permintaan
ep
perundingan bipartite yang ke-II melalui Kantor Post, (Bukti: P-5a dan P-
k

5b) namun lagi lagi ditolak oleh Tergugat;


ah

13. Bahwa oleh karena permintaan perundingan bipartiet yang sudah


R

si
disampaikan oleh pihak Dewan Pengurus Pusat Serikat Buruh
Transportasi Perjuangan Indonesia untuk membicarakan permasalahan

ne
ng

Pemutusan Hubungan Kerja tersebut ditolak oleh Tergugat, maka


selanjutnya pada tanggal 13 Agustus 2014 pihak Dewan Pengurus Pusat

do
gu

Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia mengajukan surat


permohonan pencatatan perselisihan hubungan industrial ke Kantor Suku
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara;
In
A

14. Bahwa Pada tanggal 19 Agustus 2014 pihak Suku Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara mengirimkan surat
ah

lik

Panggilan Klarifikasi untuk Para Penggugat dan Tergugat, dan Para


Penggugat maupun Tergugat menghadiri panggilan tersebut pada
m

ub

tanggal 26 Agustus 2014 sesuai jadwal yang ditetapkan oleh pihak Suku
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara;
ka

Pada saat itu baik Tergugat maupun Para Penggugat menyepakati untuk
ep

di mediasikan oleh Pihak Mediator vane ada di kantor Suku Dinas


ah

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara, dan


R

pada tanggal 03 September 2014 sidang Mediasi pertama dilakukan


es

namun oleh karena belum pernah ada perundingan Bipartite antara Para
M

ng

Penggugat dan Tergugat, pihak Mediator mengarahkan untuk melakukan


on
gu

Hal. 7 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perundingan bipartite terlebih dahulu sekalipun pihak mediator

si
mengetahui bahwa Para Penggugat sebelumnya sudah mengirimkan
Permintaan Bipartite kepada Tergugat namun di tolak oleh Tergugat;

ne
ng
Dan pada saat itu baik Para Penggugat maupun Tergugat tetap
menyetujui saran dan arahan dari Mediator untuk melaksanakan
perundingan bipartite dan pada tanggal 05 September 2014 terjadi

do
gu perundingan Bipartite antara Para Penggugat dan Tergugat. Dalam
kesempatan itu Para Penggugat menyatakan sikapnya untuk bekerja

In
A
kembali namun pihak Tergugat sekalipun menerima kehadiran Serikat
Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia di lingkungan kerja perusahaan
ah

lik
namun tetap Menolak keinginan Para Penggugat Tersebut, sebagaimana
yang tertulis dalam Risalah Perundingan (Notulensi pertemuan); (Bukti:P-
6);
am

ub
15. Bahwa pada tanggal 04 September 2014, Ketua Komisariat Serikat Buruh
Transportasi Perjuangan Indonesia - PT Tubagus Jaya Mandiri yakni
ep
Saudara Yatno, menyerahkan surat pemberitahuan organisasi kepada
k

Pihak Tergugat dengan melampiri tanda bukti pencatatan dari Pihak Suku
ah

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara


R

si
dengan jumlah keanggotan pada saat itu sebanyak 162 orang. Surat
tersebut diterima oleh Bapak H.Didin salah satu staf operasional di

ne
ng

perusahaan Tergugat (Bukti: P- 7);


16. Bahwa setelah beberapa kali dilakukan sidang mediasi dan oleh karena

do
gu

belum ada kesepakatan antara pihak Tergugat dan Para Penggugat,


maka pada tanggal 09 Oktober 2014 pihak Mediator mengeluarkan
anjurannya, yang berbunyi:
In
A

1. Agar Pihak Perusahaan PT. Tubagus Jaya Mandiri memanggil


pekerja 1. SdrJosmar Simbolon, 2. Maruli Matondang, 3 Paulus
ah

lik

Simanjuntak untuk dipekerjakan kembali sebagaimana biasa dengan


status menjadi pekerja tetap;
m

ub

2. Agar Pihak Perusahaan PT. Tubagus Jaya Mandiri membayar upah


selama dalam proses kepada ketiga pekerja tersebut di atas beserta
ka

hak-hak lainnya sampai ada penetapan dari Lembaga Penyelesaian


ep

Perselisihan Hubungan Industrial yang bersifat mengikat;


ah

3. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban secara tertulis atas


R

anjuran tersebut di atas selambat-lambatnya dalam jangka waktu 10


es

hari kerja setelah menerima anjuran ini dengan catatan:


M

ng

on
gu

Hal. 8 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Apabila para pihak atau salah satu pihak menolak Anjuran, maka

si
para pihak atau salah satu pihak dapat melanjutkan perselisihan ini
ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta

ne
ng
Pusat sesuai Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2004;
Bahwa para Penggugat menerima isi Anjuran tersebut di atas dan
selanjutnya, para Penggugat juga segera membawa Surat Pernyataan

do
gu Bersedia Bekerja Kembali kepada Tergugat, namun Tergugat yang
menerima surat pernyataan tersebut, hanya menulis di atas kertas Tanda

In
A
Terima Surat dengan kalimat: "surat pernyataan secara pribadi diterima.
Mengenai jawaban menunggu balasan surat anjuran": (Bukti: P-8.a, P-8.b
ah

lik
dan P-8.c);
17. Bahwa akibat tidak dilaksanakannya secara sukarela Anjuran yang sudah
dikeluarkan pihak Mediator oleh Tergugat, dan oleh karena sampai
am

ub
dengan bulan Desember 2014, ternyata Tergugat belum juga
mengajukan Gugatannya ke Pengadilan Hubungan Industrial, maka
ep
akhirnya Para Penggugat mengambil langkah untuk mengajukan gugatan
k

ini, dengan harapan untuk bisa secepatnya mendapatkan sebuah


ah

kepastian hukum atas nasibnya yang secara langsung dirasakan sudah


R

si
dipermainkan oleh Tergugat;
18. Bahwa Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Jakarta

ne
ng

Pusat, pada tahun 2012 juga pernah memeriksa perkara Pemutusan


Hubungan Kerja yang di ajukan gugatannya oleh Dewan Pengurus Pusat

do
gu

- Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia (DPP-SBTPI) selaku


Kuasa Hukum dari Para Pengemudi melawan PT.ANS Logistick
(Tergugat), yang secara substansinya sama dengan perkara a quo yaitu
In
A

tentang Pemutusan Hubungan Kerja dengan dalih Pemutusan Hubungan


Kemitraan (Karena para Pengemudi tidak dianggap sebagai pekerja
ah

lik

melainkan mitra, yang dianggap tidak memiliki hak yang sama dengan
para pekerja pada umumnya) dan dalam Putusan Pengadilan Hubungan
m

ub

Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor


57/PHI.G/2012/-PN.JKT.PST, tanggal 09 Agustus 2012 (terlampir):
ka

Gugatan Para Pengemudi selaku Para Penggugat untuk mendapatkan


ep

kepastian status hukumnya dikabulkan oleh Majelis Hakim, dengan amar


ah

Putusan, antara lain sebagai berikut:


R

2. Menyatakan Hubungan Hukum Antara Para Penggugat dengan


es

Tergugat adalah Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam


M

ng

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;


on
gu

Hal. 9 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh

si
Tergugat Batal demi hukum;
4. Menyatakan hubungan kerja antara Para Penggugat dan Tergugat

ne
ng
tidak pernah putus;
5. Menghukum Tergugat untuk mempekerjakan kembali Para
Penggugat pada jabatan atau posisi semula;

do
gu 6. ... (dst)
(vide: Hal 69 s.d. 70, Put. Nomor 57/PHI.G/2012/PN.JKT.PST), dan dalam

In
A
pertimbangannya Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial yang
memeriksa Perkara antara Para Pengemudi melawan PT.ANS Logistick
ah

lik
(Tergugat), menyebutkan: "dalil Tergugat yang menyatakan Para
Penggugat bukan sebagai karyawan tetapi sebagai mitra merupakan suatu
pola hubungan hukum yang bertentangan dengan Undang-Undang
am

ub
Ketenagakerjaan. Praktik ini lebih tepat dikualifikasi sebagai tindakan
penyelundupan hukum yang secara langsung dijadikan alasan untuk
ep
menggelapkan hak fundamental buruh" (vide: Hal 65 s/d 66, Put.Nomor
k

57/PHI.G/2012/PN.JKT.PST);
ah

19. Bahwa akibat maraknya praktek-praktek "Penyelundupan Hukum" yang


R

si
dilakukan oleh oknum Pengusaha Angkutan Umum khususnya untuk
Barang dengan mengatasnamakan sistem hubungan kemitraan sudah

ne
ng

secara masif menyebabkan sekian banyak warga negara yang berprofesi


sebagai Pengemudi Truck/trailler khususnya yang ada di wilayah Jakarta

do
gu

dan sekitarnya, menjadi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hak


hak normativenya, dan untuk itu Para Penggugat memohon kepada Majelis
Hakim agar dapat memberikan putusan yang benar-benar bisa memberikan
In
A

efek jera terhadap setiap pelaku praktek penyelundupan hukum tersebut,


mengingat Pasal 2 Ayat (1) dan Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 51
ah

lik

Tahun 2012, sudah dengan jelas menyatakan bahwa:


(1) Sumber daya manusia di bidang Transportasi meliputi:
m

ub

a. Sumber daya manusia dibidang lalu lintas dan angkutan jalan;


b. Sumber daya manusia dibidang perkeretaapian;
ka

c. Sumber daya manusia dibidang penerbangan;


ep

d. Sumber daya manusia dibidang multimoda transportasi;


ah

(2) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pada Ayat (1)
R

mencakup sumber daya manusia yang menjalankan fungsi regulator,


es

Penyedia jasa transportasi dan tenaga kerja di bidang transportasi;


M

ng

on
gu

Hal. 10 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
20. Bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya

si
Manusia Di Bidang Transportasi khususnya dalam BAB VI sudah sangat
jelas mengamanatkan tentang Perlindungan Kerja dan waktu Kerja Bagi

ne
ng
Sumber Daya Manusia di bidang transportasi dengan memperhatikan
Undang-Undang yang berlaku di bidang Ketenagakerjaan maupun di Bidang
lain yang terkait, namun sampai saat ini praktek penyelundupan hukum itu

do
gu masih terus marak terjadi, sebagaimana yang dialami oleh Para Penggugat,
maka oleh karenanya Para Penggugat memohon kepada Majelis Hakim

In
A
untuk menyatakan bahwa status hubungan kerja antara Para Penggugat
dan Tergugat adalah hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam
ah

lik
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003;
21. Bahwa mengingat sudah cukup banyak regulasi yang menyatakan bahwa
Para Pengemudi Angkutan Barang yang sistem kerjanya di bawah perintah
am

ub
dan di upah setelah melaksanakan perintah dari pengusaha yang
mempekerjakannya adalah Tenaga Kerja , dan mengingat ketentuan Pasal
ep
1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa
k

"Pekerja/Buruh adalah orang yang bekerja dengan menerima upah atau


ah

imbalan dalam bentuk lain" dan oleh karena dalam persidangan mediasi
R

si
Tergugat justru tidak mengakui Para Penggugat adalah sebagai
Pekerja/Buruh maka untuk itu Para Penggugat memohon kepada Majelis

ne
ng

Hakim agar menyatakan dalam Putusan perkara a quo bahwa Para


Penggugat adalah Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud dalam Undang-

do
gu

Undang Nomor 13 Tahun 2003;


22. Bahwa oleh karena Para Penggugat dapat membuktikan melalui slip
pembayaran komisi tentang unsur upah, perintah dan pekerjaan yang
In
A

berarti bahwa Para Penggugat adalah Pekerja/Buruh maka seharusnya


Tergugat dalam mengakhiri hubungan kerja dengan Para Penggugat wajib
ah

lik

tunduk pada ketentuan Perundang-undangan Ketenagakerjaan yang


berlaku;
m

ub

23. Bahwa sebelum Tergugat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau


yang disebut Tergugat sebagai Pemutusan Hubungan Kemitraan, Tergugat
ka

tidal pernah merundingkan terlebih dahulu dengan Para Penggugat tentang


ep

Pengakhiran Hubungan Kerja tersebut, maka sikap Tergugat sudah


ah

bertentangan dengan ketentuan Pasal 151 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-
R

Undang Nomor 13 Tahun 2003;


es

24. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 151 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 13
M

ng

Tahun 2003: Pemutusan Hubungan Kerja bisa dilakukan setelah


on
gu

Hal. 11 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mendapatkan penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan

si
Hubungan Industrial dai dalam Pasal 155 Ayat (2) Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 dikatakan bahwa selama Lembaga Penyelesaian

ne
ng
Perselisihan Hubungan Industrial belum menyatakan putus hubungan kerja
maka Tergugat wajib mempekerjakan Pari Penggugat seperti biasa dengan
tetap membayar Upah. Namun oleh karena; Pemutusan Hubungan Kerja

do
gu yang dilakukan Tergugat kepada Para Penggugat terbukti tidak sesuai
dengan ketentuan di atas, dan sesuai pasal 155 Ayat (1 Undang-Undang

In
A
Nomor 13 Tahun 2003, maka Pemutusan Hubungan Kerja tersebut adalah
batal demi hukum;
ah

lik
25. Bahwa oleh karena Pemutusan Hubungan Kerja yang sudah dilakukan oleh
Tergugat dapat dikualifikasikan sebagai Pemutusan Hubungan Kerja yang
batal demi hukum, untuk itu Para Penggugat memohon Kepada Majelis
am

ub
Hakim untuk memutus dan menyatakan bahwa Surat Pemutusan Hubungan
Kemitraan yang dikeluarkan oleh Tergugat dengan nomor Ref: SR.076/Ops-
ep
mdri/VII-14 yang ditujukan untuk Penggugat 1 dan Penggugat 2 dan surat
k

dengan nomor Ref SR.078/Ops-mdri/VII-14 yang ditujukan untuk Penggugat


ah

3 tertanggal 16 Juli 2014 batal demi hukum, dan selanjutnya berdasarkan


R

si
Pasal 170 Undan Undang Nomor 13 Tahun 2003 menghukum Tergugat
untuk memanggil da mempekerjakan Para Penggugat pada jabatan dan

ne
ng

posisinya semula atau yang setara dengan itu;


26. Bahwa oleh karena Pemutusan Hubungan Kerja ini terbukti dilakukan oleh

do
gu

Tergugat dengan cara melawan hukum dan di satu pihak keinginan Par
Penggugat untuk bekerja tidak diijinkan oleh Tergugat, dan oleh karena
selam dalam proses Pemutusan Hubungan Kerja Para Penggugat juga tidak
In
A

diskorsing dan tidak juga diberikan upahnya, maka sesuai ketentuan Pasal
93 Ayat (2) huruf f, Para Penggugat memohon kepada Majelis Hakim untuk
ah

lik

menghukum Tergugat membayar Upah Para Penggugat sejak bulan


Agustus 2014 sampai dengan bulan Desember 2014 secara sekaligus,
m

ub

masing-masing sebesar @Rp 12,205,000,- (dua belas juta dua ratus lima
ribu Rupiah) - (dengan perhitungan 5 bulan x Rp2,441,000,-) x 3 orang
ka

dengan nilai Total Rp36,615,000 (tiga puluh enam juta enam ratus lima
ep

belas ribu rupiah);


ah

27. Bahwa dalam Pasal 170 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dikatakan
R

"Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan tidak memenuhi ketentuan


es

Pasal 151 ayat (3) dan Pasal 168, kecuali Pasal 158 ayat (1), Pasal 160
M

ng

ayat (3), Pasal 162, dan Pasal 169 “batal demi hukum dan pengusaha wajib
on
gu

Hal. 12 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempekerjakan pekerja/buruh yang bersangkutan serta membayar seluruh

si
upah dan hak yang seharusnya diterima”. Maka oleh karenanya beralasan
hukum bagi Para Penggugat untuk memohon kepada Majelis Hakim agar

ne
ng
menghukum Tergugat membayar Upah Para Penggugat untuk selanjutnya
terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai putusan ini dilaksanakan oleh
Tergugat;

do
gu 28. Bahwa ketentuan Pasal 3 Ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor
04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Bagi

In
A
pekerja di Perusahaan, dikatakan" besarnya THR sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 Ayat (1), ditetapkan sebagai berikut: a. Pekerja yang telah
ah

lik
mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih sebesar 1
(satu) bulan upah” dan dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan: “Pekerja yang
putus Hubungan Kerjanya terhitung sejak waktu 30 (tiga puluh) hari
am

ub
sebelum jatuh tempo Hari Raya Keagamaan berhak atas THR": dan sesuai
ketentuan Pasal 1 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 123
ep
Tahun 2013 Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2014, yaitu Upah
k

Minimum Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar Rp2.441.000,- (dua juta


ah

empat ratus empat puluh satu Ribu), itu memberi arti bahwa THR
R

si
Keagamaan yang seharusnya diberikan adalah sebesar Rp2.441.000,-
karena Pasal 90 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dengan

ne
ng

tegas melarang pengusaha membayar upah di bawah ketentuan upah


minimum yang berlaku, namun oleh karena Tergugat hanya memberikan

do
gu

kepada Para Penggugat sejumlah uang yang disebut Ketupat Lebaran dan
Bonus Ramadhan yang ternyata nilai nominalnya tidak sebesar satu bulan
upah sesuai peraturan di atas, maka Para Penggugat memohon agar
In
A

Majelis Hakim menghukum Tergugat untuk membayar kekurangan Hak atas


Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2014 kepada Para Penggugat,
ah

lik

dengan perinciannya sebagai berikut:


Ketupat Lebaran Dan Kekurangan Pembayaran Tunjangan Hari Raya
m

Bonus Ramadhan yang Keagamaan Diperhitungkan sebagai berikut:


ub

KETERANGAN diterima secara Total UMP 2014 Rp2,441,000 dikurangi dengan


oleh Masing Masing jumlah Total penerimaan Ketupat Lebaran Dan Bonus
Penggugat Ramadhan masing masing Penggugat
ka

Penggugat 1 Rp900,000,- Rp1.541.000,-


ep

(satu juta lima ratus empat puluh satu ribu Rupiah)


Penggugat 2 Rp900,000,- Rp1.541.000,-
ah

(satu juta lima ratus empat puluh satu ribu Rupiah)


R

Rp1.941.000,-
(satu juta sembilan ratus empat puluh satu ribu
es

Penggugat 3 Rp500,000,-
Rupiah)
M

ng

on
gu

Hal. 13 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
29. Bahwa oleh karena Para Penggugat tidak menuntut Kompensasi Pesangon

si
namun menuntut Tergugat agar segera memanggil Para Penggugat untuk
bekerja kembali pada posisi dan jabatan semula atau yang setara dengan

ne
ng
itu, maka demi melindungi Hak Para Penggugat sebagai warga Negara
untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai amanat
Konstitusi Negara ii, untuk itu Para Penggugat memohon kepada Majelis

do
gu Hakim yang mulia, untuk menghukum Tergugat membayar uang Paksa
(Dwangsom) sebesar Rp3.000.000,- (tiga juta Rupiah) perhari terhitung

In
A
sejak perkara ini berkekuatan hukum tetap sampai putusan ini dilaksanakan
oleh Tergugat;
ah

lik
30. Bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat terbukti berdasarkan hukum
dan mengingat putusan perkara a quo menghukum Tergugat
mempekerjakan kembali Para Penggugat, maka sesuai Pasal 108 Undang-
am

ub
Undang Nomor 2 Tahun 2004, yang berbunyi: "Ketua Majelis Hakim
Pengadilan Hubungan Industrial dapat mengeluarkan putusan yang dapat
ep
dilaksanakan lebih dahulu, meskipun putusannya diajukan perlawanan atau
k

kasasi", maka beralasan hukum bagi Para Penggugat memohon kepada


ah

Majelis Hakim untuk menyatakan Putusan ini dapat dilaksanakan terlebih


R

si
dahulu sekalipun Tergugat mengajukan perlawanan atau kasasi,
(uitvoerbaar bij voorraad);

ne
ng

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada


Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar

do
gu

memberikan putusan sebagai berikut:


Dalam Putusan Sela:
1. Mengabulkan Tuntutan Putusan Sela Para Penggugat tersebut;
In
A

2. Menyatakan Tergugat melakukan tindakan yang bertentangan dengan


ketentuan Pasal 93 Ayat (2) huruf f Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003;
ah

lik

3. Menyatakan Tergugat tidak membayar Upah Para Penggugat sejak Bulan


Agustus 2014, sekalipun Para Penggugat bersedia melaksanakan
m

ub

kewajibannya yaitu bekerja;


4. Menghukum Tergugat untuk membayar Upah Para Penggugat sejak bulan
ka

Agustus 2014 sampai dengan Bulan Desember 2014 secara sekaligus


ep

sebesar @Rp12.205.000,- (dua belas juta dua ratus lima ribu Rupiah) -
ah

(dengan perhitungan 5 bulan x Rp2,441,000,-) x 3 orang dengan nilai Total


R

Rp36,615,000 (tiga puluh enam juta enam ratus lima belas ribu Rupiah);
es

5. Menghukum Tergugat untuk membayar Upah Para Penggugat untuk


M

ng

selanjutnya setiap bulan secara tunai sebesar Upah Minimum Propinsi DKI
on
gu

Hal. 14 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jakarta yang berlaku, terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan

si
putusan yang berkekuatan hukum tetap dalam perkara ini dilaksanakan oleh
Tergugat;

ne
ng
Dalam Pokok Perkara:
1. Menyatakan bahwa status kerja Para Penggugat adalah sah berdasarkan
hukum sebagai pekerja/buruh sebagaimana ketentuan Undang-Undang

do
gu Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 3: "pekerja/buruh adalah orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain";

In
A
2. Menyatakan menurut hukum sah dan mengikat hubungan kerja antara Para
Penggugat dengan Tergugat, sebagaimana ketentuan Undang-Undang
ah

lik
Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 15, "Hubungan kerja adalah
hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian
kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah";
am

ub
3. Menyatakan bahwa Surat Pemutusan Hubungan Kemitraan yang
dikeluarkan oleh Tergugat dengan nomor Ref: SR.076/Ops-mdri/VII-14 yang
ep
ditujukan untuk Penggugat 1 dan Penggugat 2 dan surat dengan nomor Ref:
k

SR.078/Ops-mdri/VII-14 yang ditujukan untuk Penggugat 3 tertanggal 16


ah

Juli 2014 Tidak Sah dan batal demi hukum;


R

si
4. Menyatakan bahwa hubungan kerja antara Para Penggugat dan Tergugat
tidak pernah putus;

ne
ng

5. Menghukum Tergugat untuk memanggil dan mempekerjakan Para


Penggugat pada jabatan dan posisinya semula atau yang setara dengan itu;

do
gu

6. Menghukum Tergugat untuk membayar Upah Para Penggugat sejak bulan


Agustus 2014 sampai dengan Bulan Desember 2014 secara sekaligus
sebesar @Rp12.205.000,- (dua belas juta dua ratus lima ribu Rupiah) -
In
A

(dengan perhitungan 5 bulan x Rp2.441.000,-) x 3 orang dengan nilai Total


Rp36.615.000 (tiga puluh enam juta enam ratus lima belas ribu Rupiah);
ah

lik

7. Menghukum Tergugat untuk membayar Upah Para Penggugat untuk


selanjutnya setiap bulan secara tunai sebesar Upah Minimum Propinsi DKI
m

ub

Jakarta yang berlaku, terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan
putusan yang berkekuatan hukum tetap dalam perkara ini dilaksanakan oleh
ka

Tergugat;
ep

8. Menghukum Tergugat untuk membayar kekurangan Hak atas Tunjangan


ah

Hari Raya Keagamaan Tahun 2014 kepada masing-masing Penggugat


R

dengan perinciannya sebagai berikut:


es

a. Penggugat 1 sebesar: Rp1.541.000,- (satu juta lima ratus empat puluh


M

ng

satu ribu Rupiah);


on
gu

Hal. 15 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Penggugat 2 sebesar: Rp1.541.000,- (satu juta lima ratus empat puluh

si
satu ribu Rupiah);
c. Penggugat 3 sebesar: Rp1.941.000,- (satu juta sembilan ratus empat

ne
ng
puluh satu ribu Rupiah);
9. Menghukum Tergugat membayar Uang Paksa (Dwangsom) sebesar
Rp3,000,000,- (tiga juta Rupiah) perhari terhitung sejak perkara ini

do
gu berkekuatan hukum tetap sampai putusan ini dilaksanakan oleh Tergugat;
10. Menyatakan Putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu sekalipun

In
A
Tergugat mengajukan perlawanan atau kasasi (uitvoerbaar bij voorraad);
11. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara;
ah

lik
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka Para Penggugat memohon
putusan yang seadil adilnya (ex aequo et bono);
Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan eksepsi
am

ub
yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:
a. Kompetensi Absolut;
ep
1. Bahwa hubungan hukum antara Tergugat dengan Para Penggugat
k

adalah hubungan Perjanjian Mitra Kerja Dalam Pengelolaan Head Truck


ah

& Trailer yang dibuat berdasarkan azas kebebasan berkontrak


R

si
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1320 KUH Perdata dan Pasal
1338 KUH Perdata;

ne
ng

2. Dalam Perjanjian Mitra Kerja Dalam Pengelolaan Head Truck & Trailler,
telah disepakati, apabila terjadi perselisihan diselesaikan oleh Pengadilan

do
gu

Negeri Jakarta Utara. Angka 15 Perjanjian Mitra Kerja Dalam


Pengelolaan Head Truck & Trailler yang menyatakan:
15. Apabila terjadi perselisihan, maka Pihak I dan Pihak II sepakat
In
A

dengan menempuh penyelesaian secara musyawarah untuk


mencapai mufakat, segala syarat-syarat dan akibat yang timbul
ah

lik

dalam perjanjian ini, kedua belah pihak memilih domisili hukum yang
tetap pada Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara. (Bukti-T.l);
m

ub

3. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 1 angka (17) Undang-Undang Nomor 2


Tahun 2004 tentang: Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
ka

yang isinya dikutip sebagai berikut:


ep

"Pengadilan Hubungan Industrial adalah pengadilan khusus yang


ah

dibentuk di lingkungan Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa,


R

mengadili dan memberi putusan terhadap perselisihan hubungan


es

industrial”;
M

ng

on
gu

Hal. 16 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Perselisihan hubungan industrial sebagaimana dimaksud dalam point (3)

si
diatas merupakan perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

ne
ng
tentang Ketenagakerjaan";
Dengan demikian nyatalah bahwa perkara ini bukan perselisihan hubungan
industrial, tetapi perkara perdata (perjanjian kemitraan), sehingga bukan

do
gu merupakan kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial untuk memeriksa
dan mengadilinya melainkan kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Utara;

In
A
b. Gugatan Kabur (obscure libel);
1. Para Penggugat telah mencampuradukkan beberapa permasalahan
ah

lik
dalam perkara ini, yaitu Para Penggugat mendalilkan dalam gugatannya
bahwa perkara ini merupakan perkara perselisihan pemutusan hubungan
kerja, namun Para Penggugat juga menuntut agar diberikan upah sesuai
am

ub
ketentuan upah minimum (UM) DKI Jakarta, sementara Para Penggugat
mengakui dalam gugatannya bahwa Para Penggugat menerima komisi
ep
per ritase yang diakumulasi setiap bulannya, sehingga sulit dimengerti
k

apakah perkara ini merupakan perkara perselisihan pemutusan


ah

hubungan kerja atau perkara mengenai besaran uang komisi (yang oleh
R

si
Para Penggugat dipersamakan dengan upah)?
2. Hal ini terbukti dari dalil-dali gugatan Para Penggugat, dimana Para

ne
ng

Penggugat mendalilkan gugatannya berdasarkan hubungan kerja dengan


mendasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang

do
gu

Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi, sementara dalam petitum


pokok perkara meminta agar Majelis Hakim menyatakan agar status kerja
Para Penggugat dinyatakan sah sebagai Pekerja/Buruh sesuai Undang-
In
A

Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;


3. Ini menunjukkan ketidakkonsistenan Para Penggugat dalam dalil-dalinya,
ah

lik

dimana Para Penggugat menyatakan hubungannya dengan Tergugat


adalah hubungan kerja, akan tetapi tuntutannya agar hubungan antara
m

ub

Tergugat dengan Para Penggugat dinyatakan sebagai hubungan kerja


(status sebagai pekerja/buruh) berdasarkan Undang-Undang Nomor 13
ka

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;


ep

4. Dengan demikian sangat jelas bahwa gugatan Para Penggugat ini kabur
ah

(obscure libelle);
R

Berdasarkan uraian tersebut di atas, mohon dengan hormat kepada Majelis


es

Hakim Yang Memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk memutuskan


M

ng

on
gu

Hal. 17 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menolak Gugatan Para Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan

si
Gugatan Tidak Dapat Diterima (Niet Onvanklijke Verklaard/NO);
Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada

ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberi putusan Nomor 19/Pdt.Sus-
PHI/2015/ PN.JKT.PST, tanggal 24 Juni 2015 yang amarnya sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:

do
gu - Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara:

In
A
1. Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
2. Membebankan biaya perkara kepada Negara yang keseluruhannya
ah

lik
berjumlah sebesar Rp381.000,- (tiga ratus delapan puluh satu ribu Rupiah);
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut telah diucapkan dengan hadirnya
am

ub
Kuasa Para Penggugat pada tanggal 24 Juni 2015, terhadap putusan
tersebut, Para Penggugat dengan perantaraan kuasanya berdasarkan Surat
ep
Kuasa Khusus tanggal 25 Juni 2015 mengajukan permohonan kasasi pada
k

tanggal 8 Juli 2015, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi


ah

Nomor 75/Srt.KAS/PHI/2015/PN.JKT.PST yang dibuat oleh Plt. Panitera


R

si
Muda pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, permohonan mana disertai dengan memori kasasi yang diterima di

ne
ng

Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat tersebut pada tanggal 15 Juli 2015;

do
gu

Bahwa setelah itu, oleh Tergugat yang pada tanggal 11 Agustus 2015
telah disampaikan salinan memori kasasi dari Para Penggugat, diajukan
jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan
In
A

Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 24 Agustus


2015;
ah

lik

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-


alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,
m

ub

diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam
undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut formal dapat
ka

diterima;
ep

Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Para


ah

Pemohon Kasasi/Para Penggugat pada pokoknya sebagai berikut:


R

I. Judex Facti mulai dari Putusan sela hingga dalam putusan akhir/putusan
es

pokok perkara dengan tegas menyatakan Menolak eksepsi Tergugat


M

ng

untuk seluruhnya:
on
gu

Hal. 18 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Bahwa dalam eksepsi Tergugat/Termohon Kasasi mendalilkan tentang

si
adanya Hubungan Kemitraan antara Para Penggugat/Para Pemohon
Kasasi dengan Tergugat/Termohon Kasasi, sehingga Pengadilan

ne
ng
Hubungan Industrial tidak berwenang memeriksa dan mengadili
perkara a quo;
b. Bahwa dengan ditolaknya seluruh eksepsi Tergugat/Termohon Kasasi

do
gu telah memberi arti bahwa eksepsi Tergugat/Termohon Kasasi
termasuk eksepsi kewenangan mengadili secara absolute juga ditolak

In
A
oleh Judex Facti;
c. Bahwa dengan demikian pula memberi arti tentang adanya
ah

lik
kewenangan dari Pengadilan Hubungan Industrial untuk memeriksa,
mengadili dan memutus perkara a quo;
d. Bahwa oleh karenanya dasar pertimbangan hukum Judex Facti yang
am

ub
menegaskan tentang adanya hubungan hukum masalah perjanjian
bukanlah merupakan kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial
ep
melainkan kewenangan Pengadilan Negeri (vide Putusan Hal. 48)
k

adalah merupakan pernyataan yang bertolak belakang dan membuat


ah

Para Pemohon Kasasi selaku pencari keadilan merasa tidak bisa


R

si
mendapatkan kepastian hukum atas perkara yang sedang
dihadapinya;

ne
ng

II. Judex Facti salah menerapkan hukum dengan menjatuhkan amar


putusan Menolak Gugatan Penggugat Untuk Seluruhnya;

do
gu

a. Bahwa yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo adalah


tentang Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh
Tergugat/Termohon Kasasi kepada Para Penggugat/Para Pemohon
In
A

Kasasi, dengan dasar hukum Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003


tentang ketenagakerjaan Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
ah

lik

tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;


b. Bahwa oleh karenanya di dalam gugatan Para Penggugat/Para
m

ub

Pemohon Kasasi menerangkan tentang klausul terjadi Pemutusan


Hubungan Kerja tersebut yang diistilahkan oleh Tergugat/Termohon
ka

Kasasi sebagai Pemutusan Hubungan Kemitraan;


ep

c. Bahwa dalam persidangan seluruh alat bukti yang menerangkan


ah

tentang adanya Hubungan Kerja antara Para Penggugat/Para


R

Pemohon Kasasi dengan Tergugat/Termohon Kasasi telah


es

disampaikan oleh Para Penggugat diantaranya adalah Slip Komisi


M

ng

on
gu

Hal. 19 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Para Penggugat, Slip Pembayaran Ketupat Lebaran dan Print Out

si
Saldo Jamsostek;
d. Bahwa selanjutnya Tergugat/Termohon Kasasi juga mengajukan alat

ne
ng
bukti berupa Slip Komisi Sopir dan beberapa alat bukti berupa Surat
Perjanjian Mitra Kerja;
e. Bahwa dari seluruh alat bukti yang diajukan oleh Tergugat/Termohon

do
gu Kasasi tidak ada satupun yang menerangkan tentang adanya
Hubungan Kemitraan antara Para Penggugat/Para Pemohon Kasasi

In
A
dengan Tergugat/Termohon Kasasi;
f. Bahwa bukti surat perjanjian mitra kerja yang diajukan oleh
ah

lik
Tergugat/Termohon Kasasi yang ditandatangani oleh Maruli
Matondang (ic. Penggugat 2) pada tanggal 02 Januari 2008 adalah
perjanjian mitra kerja dengan pihak PT. Tubagus Jaya Makmur bukan
am

ub
dengan PT. Tubagus Jaya Mandiri (Ic.Tergugat/Termohon Kasasi);
g. Bahwa berdasarkan uraian di atas, selanjutnya Para Penggugat/Para
ep
Pemohon Kasasi juga sudah mengajukan replik terhadap
k

eksepsi/jawaban Tergugat/Termohon Kasasi yang pada dasarnya


ah

menolak tentang adanya perjanjian mitra kerja karena memang secara


R

si
fakta Para Penggugat/Para Pemohon Kasasi tidak pernah
menandatangani perjanjian kerja mitra yang dimaksud oleh

ne
ng

Tergugat/Termohon Kasasi;
h. Bahwa ketentuan Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

do
gu

2003 tentang Ketenagakerjaan menerangkan: "Hubungan kerja adalah


hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan
perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
In
A

perintah" selanjutnya dalam Pasal 51 Ayat (1) Undang-Undang a quo


juga menjelaskan bahwa: "Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau
ah

lik

lisan", dan sebagaimana ketentuan Pasal 57 Ayat (2) Undang-Undang


a quo, jelaslah bahwa status Para Penggugat adalah sebagai
m

ub

Pekerja/buruh dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu


(permanent);
ka

i. Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 1601c KUH-Perdata, secara jelas


ep

diterangkan bahwa:" Jika suatu persetujuan mengandung sifat-sifat


ah

suatu perjanjian kerja dan persetujuan lain, maka balk ketentuan-


R

ketentuan mengenai perjanjian kerja maupun ketentuan-ketentuan


es

mengenai persetujuan lain yang sifat-sifatnya terkandung di dalamnya,


M

ng

keduanya berlaku; jika ada pertentangan antara kedua jenis ketentuan


on
gu

Hal. 20 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut, maka yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan mengenai

si
perjanjian kerja";
j. Bahwa Putusan Akhir yang menolak gugatan Penggugat merupakan

ne
ng
penetapan dan penegasan yang pasti mengenai hubungan hukum
diantara Para Pihak maupun dengan objek sengketa. Berarti secara
pasti Penggugat tidak mempunyai hubungan hukum yang sah dengan

do
gu Tergugat maupun dengan objek gugatan, sehingga tidak ada
kewajiban hukum apapun yang harus dipenuhi tergugat kepada

In
A
Penggugat;
Landasan dasar hukum bagi hakim menjatuhkan putusan akhir
ah

lik
menolak gugatan penggugat, apabila:
• Penggugat tidak mampu membuktikan dalil gugatan, disebabkan
alat bukti yang diajukan tidak memenuhi batas minimal pembuktian;
am

ub
• Atau alat bukti yang diajukan penggugat dilumpuhkan dengan bukti
lawan (tegen bewisj);
ep
Pokoknya patokan yang menjadi dasar hukum menjatuhkan putusan
k

akhir dengan amar menotak gugatan penggugat untuk seluruhnya,


ah

apabila penggugat tidak dapat membuktikan dalil gugatannya (M.


R

si
Yahya Harahap, SH dalam buku Hukum Acara Perdata - diterbitkan
oleh Sinar Grafika 891 s.d. 892);

ne
ng

k. Bahwa berdasarkan dalil dalil diatas maka adalah tidak beralasan bagi
Judex Facti dalam memberikan pertimbangan hukum tentang adanya

do
gu

masalah perjanjian yang merupakan kewenangan Pengadilan Negeri


karena sudah sangat jelas ketentuan hukum yang mengatur tentang
adanya hubungan kerja antara Para Penggugat/Para Pemohon Kasasi
In
A

maupun tentang sahnya sebuah perikatan serta ketentuan hukum


tentang apabila ada pertentangan terhadap kedua jenis perjanjian;
ah

lik

l. Bahwa Para Penggugat/Para Pemohon Kasasi juga ternyata dapat


membuktikan dalil gugatannya tentang Pemutusan Hubungan Kerja
m

ub

yang dilakukan oleh Tergugat/Termohon Kasasi, selanjutnya


Pemutusan Hubungan Kerja tersebut di benarkan oleh
ka

Tergugat/Termohon Kasasi sekalipun dengan menggunakan istilah


ep

"Pemutusan Hubungan Kemitraan";


ah

m.Berdasarkan uraian-uraian di atas pula, maka terbukti Judex Facti


R

telah salah dalam menerapkan hukum karena pertimbangan tidak


es

adanya hubungan kerja antara Para Penggugat/Para Pemohon Kasasi


M

ng

dengan Tergugat/Termohon Kasasi, karena faktanya selama bekerja


on
gu

Hal. 21 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada Tergugat/Termohon kasasi, Para Penggugat jelas menerima

si
Upah dalam bentuk komisi, melakukan pekerjaan mengantar/jemput
order milik costumer dengan dasar perintah Tergugat/Termohon

ne
ng
Kasasi;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut,
Mahkamah Agung berpendapat sebagai berikut:

do
gu Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena Judex
Facti Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

In
A
telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Bahwa Judex Facti salah dalam mempertimbangkan unsur-unsur
ah

lik
hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 1 angka
15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 mengenai tidak ada unsur
upah dan perintah dalam hubungan hukum antara Para Penggugat
am

ub
dengan Tergugat;
- Unsur upah sesuai pengakuan Tergugat dalam jawabannya dan bukti
ep
saksi-saksi Para Penggugat maupun Tergugat pada pokoknya terbukti
k

ada upah dengan sistem komisi sesuai ketentuan Pasal 157 ayat (3)
ah

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Sistem komisi tersebut


R

si
dinyatakan sebagai upah;
- Unsur perintah sesuai jawaban Tergugat pada butir 5 dan bukti

ne
ng

keterangan Saksi Para Penggugat Eben Siregar dan saksi-saksi


Tergugat Nurdin Bahrudin dan Arry Heliyanto terbukti adanya unsur

do
gu

perintah yaitu pada pokoknya pengantaran barang konsumen atas


perintah manajemen (Tergugat);
2. Bahwa dengan demikian sekalipun secara formal hubungan kerja
In
A

didasarkan kemitraan unsur pekerjaan, upah dan perintah sebagaimana


dimaksud ketentuan Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
ah

lik

2003 terbukti, karenanya hubungan antara Para Penggugat dengan


Tergugat terdapat hubungan kerja;
m

ub

3. Bahwa sesuai bukti P.11a, P.11b dan P.11c berupa Surat Pengalaman
Kerja Para Penggugat diperoleh fakta hukum masa kerja Penggugat I
ka

(Josmar Simbolon) 7 tahun 9 bulan, Penggugat II (Maruli Matondang) 6


ep

tahun 6 bulan, Penggugat III (Paulus Simanjuntak) 2 tahun 2 bulan,


ah

sedangkan upah ditetapkan sebesar Upah Minimum Provinsi Tahun 2014


R

sebesar Rp2.441.000,00 per bulan;


es

4. Bahwa oleh karena hubungan kerja tidak mungkin lagi dipertahankan dan
M

ng

putusnya hubungan kerja bukan atas kesalahan Para Penggugat maka


on
gu

Hal. 22 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sesuai kebiasaan dan keadilan beralasan hubungan kerja diputus dengan

si
memperoleh hak-haknya 2 (dua) kali Uang Pesangon dan Uang
Penghargaan Masa Kerja (UPMK) serta Uang Penggantian Hak (UPH)

ne
ng
sesuai ketentuan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
sebagai berikut:
a. Penggugat I (Josmar Simbolon) :

do
gu - Uang Pesangon : 2 x 8 x Rp2.441.000,00 = Rp39.056.000,00
- UPMK : 3 x Rp2.441.000,00 = Rp 7.323.000,00

In
A
- UPH : 15% x Rp46.379.000,00 = Rp 6.956.850,00
Jumlah = Rp53.335.850,00
ah

lik
(lima puluh tiga juta tiga ratus tiga puluh lima ribu delapan ratus lima
puluh rupiah);
b. Penggugat II (Maruli Matondang) :
am

ub
- Uang Pesangon : 2 x 7 x Rp2.441.000,00 = Rp34.174.000,00
- UPMK : 3 x Rp2.441.000,00 = Rp 7.323.000,00
ep
- UPH : 15% x Rp41.497.000,00 = Rp 6.224.550,00
k

Jumlah = Rp47.721.550,00
ah

(empat puluh tujuh juta tujuh ratus dua puluh satu ribu lima ratus lima
R

si
puluh rupiah);
c. Penggugat III (Paulus Simanjuntak) :

ne
ng

- Uang Pesangon : 2 x 3 x Rp2.441.000,00 = Rp14.646.000,00


- UPH : 15% x Rp14.646.000,00 = Rp 2.196.900,00

do
gu

Jumlah = Rp16.842.900,00
(enam belas juta delapan ratus empat puluh dua ribu sembilan ratus
rupiah);
In
A

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,


Mahkamah Agung berpendapat, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan
ah

lik

permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: JOSMAR SIMBOLON, dan kawan-


kawan tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial
m

ub

pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 19/Pdt.Sus-PHI/2015/-


PN.JKT.PST, tanggal 24 Juni 2015 serta Mahkamah Agung akan mengadili
ka

sendiri dengan amar sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini;


ep

Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di


ah

bawah Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta Rupiah), sebagaimana


R

ditentukan dalam Pasal 58 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka


es

biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Negara;


M

ng

on
gu

Hal. 23 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

si
Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-Undang Nomor 48

ne
ng
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan

do
gu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan
lain yang bersangkutan;

In
A
M E N G A D I L I:
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: 1. JOSMAR
ah

lik
SIMBOLON, 2. MARULI MATONDANG, 3. PAULUS SIMANJUNTAK
tersebut;
Membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
am

ub
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 19/Pdt.Sus-PHI/2015/PN.JKT.PST,
tanggal 24 Juni 2015;
ep
MENGADILI SENDIRI:
k

Dalam Eksepsi:
ah

- Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;


R

si
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan untuk sebahagian;

ne
ng

2. Menyatakan hubungan kerja antara Para Penggugat dan Tergugat putus;


3. Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Para Penggugat sesuai

do
gu

dengan ketentuan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003


yang perinciannya sebagai berikut:
a. Penggugat I (Josmar Simbolon) sebesar Rp53.335.850,00 (lima puluh
In
A

tiga juta tiga ratus tiga puluh lima ribu delapan ratus lima puluh rupiah);
b. Penggugat II (Maruli Matondang) Rp47.721.550,00 (empat puluh tujuh
ah

lik

juta tujuh ratus dua puluh satu ribu lima ratus lima puluh rupiah);
c. Penggugat III (Paulus Simanjuntak) Rp16.842.900,00 (enam belas juta
m

ub

delapan ratus empat puluh dua ribu sembilan ratus rupiah);


4. Menolak gugatan Para Penggugat untuk selain dan selebihnya;
ka

Membebankan biaya perkara kepada Negara;


ep

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah


ah

Agung pada hari Selasa, tanggal 3 Mei 2016 oleh Dr. Irfan Fachruddin, S.H.,
R

C.N., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
es

Ketua Majelis, Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H. dan Dr. Fauzan, S.H., M.H.,
M

ng

Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan


on
gu

Hal. 24 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh

si
Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Anggota-anggota tersebut dan dibantu
oleh Maftuh Effendi, S.H., M.H., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri

ne
ng
oleh para pihak.

Anggota-anggota, K e t u a,

do
gu Ttd. Ttd.
Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H. Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N.

In
A
Ttd..
Dr. Fauzan, S.H., M.H.Dr. Horadin Saragih, SH., MH.Dr. Irfan Fachruddin, S.H.,
ah

lik
ttd.auzan, SH., MH.
Panitera Pengganti,
Ttd.
am

ub
Maftuh Effendi, S.H., M.H.
S.H., M.H.
ep
k
ah

Untuk salinan
R

si
MAHKAMAH AGUNG RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus,

ne
ng

do
gu

RAHMI MULYATI, S.H., M.H.


NIP. 19591207 198512 2 002
In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 25 dari 25 hal. Put. Nomor 85 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Anda mungkin juga menyukai