Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN HUKUM

(KKLH) FAKULTAS HUKUM UTB LAMPUNG

NAMA : Riska Adelia Zulfiana

NPM :192110083

INSTANSI :KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI BANDAR


LAMPUNG

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS
TULANG BAWANG BANDAR
LAMPUNG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Laporan KKLH di kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar Lampung

Tentang : Keimigrasian
Hari/Tanggal KKL : Senin,7 Maret 2022
Alamat Instansi : Jl.HJ. Haniah NO 3 Cut Mutia RT/RW.02/01 Kel.Gulak Galik,Kec
Teluk Betung Utara

Bandar Lampung, Maret 2022

Pembimbing Laporan KKL Pembimbing Lapangan


Fakultas Hukum Instansi/Perusahaan KKL

D.Novriansyahputra S.H.,M.H Romdhoni ,S.E.,


NPP.15950201012 NIP.19671212 198903 1 002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Hukum

D. Novrian Syahputra, SH,MH


NPP.15950201012

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunianya-Nya sehingga kegiatan Kuliah Kerja Lapangan Hukum (KKLH) ini hingga
penyusunan laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salampun kami haturkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang telah
memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran penyusun mampu menyelesaikan
Laporan KKLH ini, semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam
menuntut ilmu.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan Hukum (KKLH) di antaranya:
1. Bapak Topan Indra Karsa S.H.,M.H selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Tulang Bawang (UTB) Lampung
2. Bapak D.Novriansyahputra S.H.,M.H selaku Pembimbing pelaksanaan Kegiatan
KKLH
3. Bapak Agung Prianto S.H selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar
Lampung
4. Bapak Romdhoni,S.E, selaku Kaur Kepegawaian beserta staf yang telah
mendukung semua program yang dijalankan.
Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini, kami susun berdasarkan apa yang telah kami
jalankan selama melaksanakan KKL di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar Lampung yang
dilaksanakan selama 15 hari yaitu, mulai tanggal 07 Maret hingga 25 maret 2022.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah KKL di Kantor Imigrasi Kelas 1
Bandar Lampung. Dalam penulisan Laporan ini, penulis menyadari bahwa Laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan
penulisan di masa mendatang.
Bandar Lampung,
Penulis
Riska Adelia Zulfiana

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................... 5

1.2 TUJUAN KKL................................................................................. 6

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KKL

2.1 Sejarah Perkembangan Imigrasi ............................................................. 7

2.2 Visi dan Misi Imigrasi ........................................................................... 10

2.3 Struktur Organisasi Imigrasi .................................................................. 11

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Imigrasi .......................................................... 12

BAB III PELAKSANAAN KKL

3.1 Metode Kegiatan KKL ........................................................................... 13

3.2 Hasil KKL ............................................................................................. 14

BAB IV ALANISIS HASIL KEGIATAN KKL/FielTrip

4.1 Istilah Deportasi .................................................................................... 15

4.2 Alih Status ITK ke ITS ......................................................................... 16

4.1 Biaya Penerimaan Negara ..................................................................... 20

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN .................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23

LAMPIRAN .................................................................................................... 24

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Universitas Tulang Bawang (UTB) Lampung sebagai institusi pendidikan
yang mengedepankan kualitas mahasiswa dalam menjawab tantangan dunia kerja,
menilai bahwa perlu diadakan Praktik Kerja Lapangan Hukum (KKLH). KKLH dapat
diartikan sebagai sarana pelatihan mental, sikap, penerapan ilmu, dan pembentukan
awal lulusan yang kompeten pada bidangnya masing-masing. Dengan demikian
KKLH adalah suatu kegiatan yang terpadu dari seluruh pengalaman belajar
sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang
berhubungandengan penerapan ilmu yang telah dipelajari. KKLH merupakan salah
satu syarat yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk mengikuti kegiatan mata
kuliah.
Menurut Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian bahwa keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan
pelaksanaan penegakkan kedaulatan atas wilayah indonesia dalam rangka menjaga
ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang Negara Republik Indonesia
tahun1945.
Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandar Lampung merupakan salah satu instansi yang
menangani pengawasan Warga Negara Asing di wilayah kota Bandar lampung dan
juga 4 wilayah kabupaten dan 1 wilayah kota lainnya, yakni kabupaten Pesawaran,
Tanggamus, Pringsewu, Lampung Tengah dan kota Metro.(Kantor Imigrasi Kelas 1
Bandar Lampung).
Alasan penulis memilih Praktik Kerja Lapangan Hukum (KKLH) di Kantor
Imigrasi Kelas 1 Bandar Lampung adalah ingin mendapatkan ilmu tambahan dan
pengalaman yang belum pernah dikerjakan dikampus dan dikehidupan sehari-hari.
Selanjutnya penulis ingin mengetahui kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh
Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandar Lampung di dunia kerja yang sesungguhnya itu
seperti apa.

5
1.2 Tujuan Kegiatan KKLH
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan adalah:
1. Mempelajari bidang pekerjaan pada kantor imigrasi kelas 1 bandar
lampung
2. Melakukan praktik kerja sesuai dengan latar belakang pendidikan atau
sesuai dengan bidangkeahlian.
3. Menambah pengalaman kepada mahasiswa dalam hal bagaimana bekerja
dan bersikap di dunia kerja pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandar Lampung
4. Melakukan penerapan teori pembelajaran selama pelaksanaan perkuliahan
pada program studi S1 Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Tulang
Bawang (UTB) Lampung

6
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKLH

A. Sejarah Singkat Imigrasi


Kekayaan sumber daya alam, khususnya sebagai penghasil komoditas perkebunan
yang diperdagangkan di pasar dunia, menjadikan wilayah Indonesia yang sebagian besar
dikuasai oleh Hindia Belanda menarik berbagai negara asing untuk turut serta
mengembangkan bisnis perdagangan komoditas perkebunan. Untuk mengatur arus
kedatangan warga asing ke wilayah Hindia Belanda, pemerintah kolonial pada tahun 1913
membentuk kantor Sekretaris Komisi Imigrasi dan karena tugas dan fungsinya terus
berkembang, pada tahun 1921 kantor sekretaris komisi imigrasi diubah menjadi
immigratie dients (dinas imigrasi). Dinas imigrasi pada masa pemerintahan penjajahan
Hindia Belanda ini berada di bawah Direktur Yustisi, yang dalam susunan organisasinya
terlihat pembentukan afdeling-afdeling seperti afdeling visa dan afdeling (bagian) lain-
lain yang diperlukan. Tenaga-tenaga berpengalaman serta berpendidikan tinggi
dipekerjakan di pusat. Tidak sedikit di antaranya adalah tenaga-tenaga kiriman dari negeri
Belanda (uitgezonden krachten). Semua posisi kunci jabatan imigrasi berada di tangan
para pejabatBelanda.
Walaupun terus berkembang (penambahan kantor dinas imigrasi di berbagai daerah),
namun struktur organisasi dinas imigrasi pemerintah Hindia Belanda relatif sederhana.
Hal ini diduga berkaitan dengan masih relatif sedikitnya lalu lintas kedatangan dan
keberangkatan dari dan/atau keluar negeri pada saat itu. Bidang keimigrasian yang
ditangani semasa pemerintahan Hindia Belanda hanya 3 (tiga), yaitu: (a) bidang perizinan
masuk dan tinggal orang; (b) bidang kependudukan orang asing; dan (c) bidang
kewarganegaraan. Era kolonialisasi Hindia Belanda mulai berakhir bersamaan dengan
masuknya Jepang ke wilayah Indonesia pada tahun 1942. Namun pada masa pendudukan
Jepang hampir tidak ada perubahan yang mendasar dalam peraturan keimigrasian.
Dengan kata lain, selama pendudukan Jepang, produk hukum keimigrasian Hindia
Belanda masih digunakan. Eksistensi pentingnya peraturan keimigrasian
mencapai momentumnya pada saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya pada 17
Agustus 1945. Ada 4 (empat) peristiwa penting pasca proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia yang terkait dengan keimigrasian,yaitu : (1) Repatriasi APWI dan serdadu
Jepang;dalam peristiwa ini di tandai dengan pengakutan ex APWI dan pelucutan serta
pengangkutan serdadu Jepang di Jawa Tengah khususnya,di pulau Jawa dan Indonesia

7
umumnya yang di tandatangani oleh Panitia Oeroesan Pengangkutan Djepang(POPDA);
(2) Kegiatan barter,pembelian senjata dan pesawat terbang;pada masa Revolusi
Kemerdekaan para pejuang sering bepergian ke luar negeri,misal masuk ke Singapore dan
Malaysia,masih tanpa paspor; (3) Perjuangan Diplomasi; diawali dengan
penyelenggaraan Inter Asian Conference di New Delhi. Dalam kesempatan itu
Kementerian Luar Negeri Indonesia akhirnya berhasil mengeluarkan “Surat Keterangan
dianggap sebagai paspor” sebagai dokumen perjalanan antar negara yang pertama setelah
kemerdekaan bagi misi pemerintah Indonesia yang sah dalam konferensi tersebut.
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh H. Agus Salim ikut memperkenalkan “Paspor
Diplomatik” pemerintah Indonesia kepada dunia Internasional; dan (4) Keimigrasian di
Aceh; Aceh sebagai satu-satunya wilayah Indonesia yang tidak pernah diduduki Belanda,
sejak tahun 1945 telah mendirikan kantor imigrasi di lima kota dan terus beroperasi
selama masa revolusi kemerdekaan. Pendirian kantor imigrasi di Aceh sejak tahun 1945
adalah olehAmirudin.
Selain itu, untuk mengatasi kevakuman hukum, peraturan perundang-undangan
keimigrasian produk pemerintah Hindia Belanda harus dicabut dan digantikan dengan
produk hukum yang selaras dengan jiwa kemerdekaan. Selama masa revolusi
kemerdekaan ada dua produk hukum Hindia Belanda yang terkait dengan keimigrasian
dicabut, yaitu (a) Toelatings Besluit (1916) diubah menjadi Penetapan Ijin Masuk (PIM)
yang dimasukkan dalam Lembaran NegaraNomor 330 Tahun 1949, dan (b) Toelatings
Ordonnantie (1917) diubah menjadi Ordonansi Ijin Masuk (OIM) dalam Lembaran
Negara Nomor 331 Tahun 1949. Era Republik Indonesia Serikat merupakan momen
puncak dari sejarah panjang perjalanan pembentukan lembaga keimigrasian di Indonesia.
Di era inilah dinas imigrasi produk Hindia Belanda diserahterimakan kepada pemerintah
Indonesia pada tanggal 26 Januari 1950. Struktur organisasi dantata kerja serta
beberapa produk hukum pemerintah Hindia Belanda terkait keimigrasian masih
dipergunakan sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan bangsa Indonesia.
Kepala Jawatan Imigrasi untuk pertama kalinya dipegang oleh putra pribumi, yaitu Mr.
H.J Adiwinata. Struktur organisasi jawatan imigrasi meneruskan struktur immigratie
dients yang lama, sedangkan susunan jawatan imigrasi masih seder hana dan berada
dalam koordinasi Menteri Kehakiman, baik operasional- taktis, administratif,
maupunorganisatoris.
Pada era pemerintah orde baru ini terjadi beberapa kali perubahan organisasi kabinet
dan pembagian tugas departemen, yang pada gilirannya membawa perubahan terhadap

8
organisasi jajaran imigrasi. Pada tanggal 3 November 1966 ditetapkan kebijakan tentang
Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Departemen, yang mengubah kelembagaan
Direktorat Imigrasi sebagai salah satu pelaksana utama Departemen Kehakiman menjadi
Direktorat Jenderal Imigrasi yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Imigrasi. Perubahan
inipun berlanjut dengan pembangunan sarana fisik di lingkungan Direktorat Jenderal
Imigrasi yang luas Beban kerja yang semakin meningkat dan kebutuhan akan akurasi
data, mendorong Direktorat Jenderal Imigrasi untuk segera menerapkan sistem
komputerisasi di bidang imigrasi.
Di masa Orde Baru ini yang tidak bisa dilupakan adalah lahirnya Undang-Undang
Keimigrasian baru yaitu Undang Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3474), yang disahkan oleh DPR pada tangal 4 Maret
1992. Undang Undang Keimigrasian ini selain merupakan hasil peninjauan kembali
terhadap berbagai peraturan perundang- undangan sebelumnya yang sebagian merupakan
peninggalan dari Pemerintah Hindia Belanda, juga menyatukan/mengkompilasi substansi
peraturan perundang- undangan keimigrasian yang tersebar dalam berbagai produk
peraturan perundangan keimigrasian sebelumnya hingga berlakunya Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1992. Lahirnya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 ini diikuti dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaannya dalam: (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1994 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan dan
Penangkalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1994 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3561), (2) Peraturan Pemerintah Nomor 31
Tahun 1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3562), (3) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994
tentang Visa, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1994 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3563),
dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1994 tentang Surat Pejalanan Republik
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3572). (Imigrasi, 2014)

9
Gambar 2.1Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandar Lampung

B. Visi Misi Kantor Imigrasi

1. Visi dan Misi

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

VISI

Masyarakat Memperoleh Kepastian Pelayanandan Penegakan Hukum Keimigrasian

MISI

Melindungi Hak Asasi Manusia

10
C. Struktur Organisasi Kantor Imigrasi
Berikut ini adalah bentuk struktur organisasi dari Kantor Imigrasi Kelas l Bandar
Lampung dan sekaligus hubungan organisasi, peran dan rincian tugas dari masing-masing
bagian dalam struktur tersebut.Berikut Struktur Organisasidapat dilihat pada Gambar 2.3:

KEPALAKANTORIMIGRASIKELASITPIBA
NDAR LAMPUNGPALLAWARUKKA,S.H.,M
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Sumber: Imigrasi, 2022

11
D. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas :
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar Lampung mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM di bidang
Keimigrasian khususnya di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar
Lampung
Fungsi :
1. Melaksanakan tugas Keimigrasian dibidang Informasi dan Sarana Komunikasi
Keimigrasian;
2. Melaksanakan tugas Keimigrasian dibidang Lalu lintas Keimigrasian
3. Melaksanakan tugas Keimigrasian dibidang Status Keimigrasian;
4. Melaksanakan tugas Keimigrasian dibidang Pengawasan dan Penindakan
Keimigrasian

12
BAB III
PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN HUKUM

3.1 Metode Kegiatan KKLH


Pelaksanaan Kuliah Keja Lapangan Hukum (KKLH) di Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandar
Lampung, dilaksanakan selama 3 Minggu tepatnya pada tanggal 7 Maret 2022 sampai 25
Maret 2022 untuk memantapkan kemampuan, pengalaman dan pengetahuan tentang
dunia kerja yang telah didapat selama di bangku perkuliahan.Penulis mempunyai
kesempatan melaksanakan kegiatan KKL di dua bagian yaitu Bagian Tata Usaha (TU),
bagian Seksi Intelijen Dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim), dan Seksi Sekretaris
Kepala Imigrasi
1. Metode Observasi (Pengamatan)
1.1. Bagian Tata Usaha
Dalam pelaksanaan tugas,Sub Bagian Tata Usaha mencakup Urusan
Kepegawaian,Urusan Umum dan Urusan Keuangan. Sub bagian Tata Usaha
mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program dan anggaran,
pengelolaan keuangan,barang milik negara,sumber daya manusia,administrasi
umum,pengawasan dan pengendalian internal serta evaluasi dan
pelaporan,dibidang administrasi kepegawaian, keuangan, persuratan, barang
milik negara, dan rumah tangga. Dalam melaksanakan tugasnya penulis
menjalankan tugas nya di Sub Bagian Tata Usaha menyelenggarakan tugas
sebagai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan apel pagi pada pukul 07.30 WIB setiap hari Senin.
b. Menulis surat atau berkas masuk dan keluar
c. Membagikan surat atau berkas yang sudah masuk
1.2. Bagian Seksi Intelijen Dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim)
Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian mempunyai tugas melakukan
pengawasan dan penindakan Keimigrasian terhadap Orang Asing dilingkungan
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar Lampung sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugasnya penulis tersebut di
Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian mempunyai tugas:
a. Apel Organisasi Gabungan
b. Pelaksanaan kerjasama intelijen dan pengawasan keimigrasian;

13
1.3 Bagian Seksi Sekretaris Kepala Imigrasi
Seksi Sekretaris Kepala Imigrasi mempunyai tugas melakukan :
a. Mencatat surat atau berkas masuk
b. Steril surat atau berkas masuk
c. Meminta tanda tangan kepala
d. Menyambut Tamu Kepala Imigrasi

3.2 Hasil KKLH


Program Studi Ilmu Hukum Universitas Tulang Bawang Lampung telah
melaksanakan KKL di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar Lampung untuk mendasari
aktivitas kinerja tersebut memberikan materi mulai dari sejarah keimigrasian,Visi dan
Misi keimigrasian, tugas pokok dan fungsi pada pelaksanaan nya. Selama melaksanakan
KKL dikantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar Lampung tersebut mengenal lebih tentang
Deportasi.

14
BAB IV
ANALISIS HASIL KEGIATAN KKL

4.1 Istilah Deportasi


Untuk penjelasan yang sangat umum, deportasi biasa dikenal masyarakat umum
dengan pengusiran warga negara asing dari suatu negara karena berbagai macam hal.
Yang memiliki wewenang dalam mendeportasi seorang warga asing adalah instansi
Keimigrasian. Keimigrasian adalah instansi utama yang mengurus warga negara asing di
suatu negara, mulai dari mengawasi sampai menindaklanjuti apabila adanya pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh seorang warga negara asing tersebut. Salah satu penindak
lanjutan oleh Keimigrasian terhadap seorang warga negara asing adalah deportasi.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian pasal 1 ayat 36
dikatakan bahwa deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan warga negara asing dari
wilayah Indonesia. Dengan kata lain, dapat dipahami bahwa deportasi adalah pengusiran
orang asing keluar dari wilayah suatu negara dengan alasan bahwa adanya orang asing
tersebut dalam wilayah tersebut tidak dikehendaki oleh negara yang bersangkutan.
Pada hakikatnya, pengusiran atau deportasi ini bukan merupakan hukuman terhadap
seorang warga negara asing, melainkan sebuah tindakan administrasi yang merupakan
suatu perintah dari pemerintah yang bertujuan menetapkan seorang warga negara asing
untuk meninggalkan wilayah negara yang bersangkutan. Dijelaskan dalam
Undang0Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian bahwa deportasi
merupakan salah satu Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap orang asing yang
berada di wilayah Indonesia yang di karenakan melakukan kegiatan berbahaya dan patut
diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati serta
tidak menaati peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia. Tindakan
administratif keimigrasian yang berupa deportasi ini dapat juga dilakukan terhadap orang
asing yang berada di wilayah Indonesia karena berusaha menghindarkan diri dari
ancaman dan pelaksanaan hukuman di negaranya.

15
4.2 Alih Status ITK ke ITS
Berikut hal mengenai ITK ke ITS
Alih status izin tinggal keimigrasian adalah perubahan status dari satu izin tinggal
menjadi izin tinggal yang lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Izin tinggal yang
dapat dialih statuskan meliputi izin tinggal kunjungan menjadi izin tinggal terbatas dan
izin tinggal terbatas menjadi izin t inggal Tetap.
Orang asing yang dapat dialih statuskan izin tinggalnya yaitu seluruh orang asing
pemegang izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. Seluruh orang asing pemegang izin tinggal kunjungan
dan izin tinggal terbatas sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
orang asing yang dapat diberikan alih status izin tinggal kunjungan menjadi izin tinggal
terbatas adalah:
a. pemegang izin tinggal kunjungan; dan
b. anak yang baru lahir di wilayah Indonesia dari ayah dan/atau ibu pemegang izin
tinggal kunjungan berdasarkan visa kunjungan satu kali perjalanan atau visa
kunjungan beberapa kali perjalanan yang dikeluarkan berdasarkan persetujuan
Direktur Jenderal.
Izin tinggal kunjungan yang dimaksud pada huruf a merupakan izin tinggal kunjungan
yang berasal dari visa kunjungan satu kali perjalanan atau beberapa kali perjalanan yang
dikeluarkan berdasarkan persetujuan Direktur Jenderal. Tidak semua izin tinggal
kunjungan dapat dialih statuskan, seperti visa kunjungan saat kedatangan atau bebas visa
kunjungan; atau awak alat angkut.
Orang asing pemegang izin tinggal kunjungan sebagaimana dimaksud adalah orang
asing:
a. yang menanamkan modal;
b. yang bekerja sebagai tenaga ahli;
c. yang melaksanakan tugas sebagai rohaniawan;
d. yang mengikuti pendidikan dan pelatihan;
e. yang mengadakan penelitian ilmiah;
f. yang menggabungkan diri dengan suami atau istri Warga Negara Indonesia;
g. yang menggabungkan diri dengan suami atau istri pemegang izin tinggal terbatas atau
izin tinggal tetap;

16
h. yang menggabungkan diri dengan orang tua bagi anak berkewarganegaraan asing
yang mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan orang tua Warga Negara
Indonesia;
i. yang menggabungkan diri dengan orang tua pemegang izin tinggal terbatas atau izin
tinggal tetap bagi anak yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum
kawin;
j. berdasarkan alasan kemanfaatan untuk kesejahteraan masyarakat dan/atau
kemanusiaan setelah mendapatkan pertimbangan Menteri;
k. dalam rangka memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
l. wisatawan lanjut usia mancanegara;
m. eks Warga Negara Indonesia yang bermaksud tinggal terbatas di wilayah Indonesia;
n. yang memiliki anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin,
berasal dari orang asing yang telah kawin secara sah dengan Warga Negara Indonesia
dan bermaksud menggabungkan diri dengan orang tuanya; dan
o. eks subyek anak berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia

17
Orang asing yang telah memenuhi persyaratan izin tinggal kunjungan yang sebagaimana
dimaksud dalam keterangan diatas dapat diberikan alih status izin tinggal kunjungan menjadi
izin tinggal terbatas berdasarkan permohonan yang diajukan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum jangka waktu izin tinggal kunjungan berakhir. Permohonan alih status harus
mengisi aplikasi data dan melampirkan dokumen:

a. surat keterangan domisili;


b. paspor kebangsaansah dan yang memuat:
a. visa dan tanda masuk kecuali bagi anak pemegang izin tinggal kunjungan
yang diberikan karena lahir di wilayah Indonesia dari ayah dan/atau ibunya
pemegang izin tinggal kunjungan; atau
b. izin tinggal kunjungan.
c. surat penjaminan dari penjamin;
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga penjamin atau penanggungjawab;
e. kartu izin tinggal terbatas atau kartu izin tinggal tetap dalam hal penjamin atau
penanggung jawab berkebangsaan asing; dan
f. bermeterai cukup dalam hal pengurusan melalui kuasa.

Proses alih status izin tinggal kunjungan ke izin tinggal terbatas berlangsung selama 11
(sebelas) hari kerja dengan rincian sebagai berikut:

a. Permohonan di proses paling lama 3 (tiga) hari pada Kantor Imigrasi sejak tanggal
diterima secara lengkap. Apabila diperlukannya pengawasan keimigrasian lapangan,
penyampaian permohonan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari
kerja terhitung sejak tanggal diterima permohonan secara lengkap;
b. Kepala Divisi Keimigrasian memproses permohonan yang berasal dari Kepala Kantor
Imigrasi kepada Direktur Jenderal dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
terhitung sejak tanggal diterima permohonan;
c. Permohonan alih status pada Direktorat Jenderal Imigrasi akan di proses dalam jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima.

18
Jangka waktu izin tinggal terbatas diberikan sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal.
Jangka awaktu yang diberikan ditentukan dengan mempertimbangkan:

a. rekomendasi instansi yang berwenang;


b. permohonan pemohon; dan
c. masa berlaku paspor kebangsaan.

dengan catatan bahwa jangka waktu izin tinggal terbatas yang diberikan tidak melebihi masa
berlaku paspor kebangsaannya.

19
4.3 Biaya Penerimaan Negara
Pendapatan Negara Bukan Pajak yang dikeluarkan untuk proses alih status izin
tinggal kunjungan ke izin tinggal tetap sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses
pembuatan izin tinggal terbatas yang terdiri dari biaya:
A. izin tinggal terbatas
B. izin masuk kembali
C. jasa penggunaan teknologi Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian

Besaran biaya yang dibayarkan oleh pemohon akan disesuaikan dengan jangka waktu
izin tinggal terbatas yang dimohonkan. Berikut daftar Penerimaan Negara Bukan Pajak
untuk izin tinggal terbatas, izin masuk kembali dan jasa penggunaan teknologi Sistem
Informasi Manajemen Keimigrasian:

a. Izin Tinggal Terbatas

No Jenis PNPB Kuantiti Harga


1 Saat Kedatangan Per orang Rp. 450.000,00
2 Izin Tinggal Terbatas Non Elektronik Masa Per orang Rp. 450.000,00
Berlaku Paling Lama 6 (enam) bulan
3 Izin Tinggal Terbatas Elektronik Masa Per orang Rp. 650.000,00
Berlaku Paling Lama 6 (enam) bulan
4 Izin Tinggal Terbatas Non Elektronik Masa Per orang Rp. 800.000,00
Berlaku Paling Lama 1 (satu) tahun

5 Izin Tinggal Terbatas Elektronik Masa Per orang Rp. 1.000.000,00


Berlaku Paling Lama 1 (satu) tahun
6 Izin Tinggal Terbatas Non Elektronik Masa Per orang Rp. 1.400.000,00
Berlaku Paling Lama 2 (dua) tahun
7 Izin Tinggal Terbatas Elektronik Masa Per orang Rp. 1.600.000,00
Berlaku Paling Lama 2 (dua) tahun

20
b. Izin Masuk Kembali

No Jenis PNPB Kuantiti Harga


1 Izin Masuk Kembali Per orang Rp. 600.000,00
2 Izin Masuk Kembali Per orang Rp. 1.000.000,00
3 Izin Masuk Kembali Per orang Rp. 1.750.000,00

c. Jasa Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian

No Jenis PNPB Kuantiti Harga


1 Jasa Penggunaan Teknologi Sistem Per orang
Informasi Manajemen Keimigrasian Rp. 55.000,00

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan kerja praktik pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar
Lampung dari tanggal 7 Maret 2022 sampai dengan tanggal 25 Maret 2022,penulis
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
 Untuk kegiatan penulis mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman
terlebih khusus dalam melakukan pelayanan keimigrasian terhadap warga negara
Indonesia. Dalam proses pelayanan penulis turut ambil bagian untuk melakukan
pelayanan kanim Bandar Lampung. Pembelajaran yang penulis dapat seperti
pengetahuan, wawasan, serta pengalaman dan pemahaman mengenai syarat-syarat
atau dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan atau
memperpanjang izin tinggal dan juga penulis dapat mengetahui bagaimana cara
mengoprasikan sistem Keimigrasian. Penulis juga mendapatkan pengalaman
bagaimana cara melakukan pelayanan terhadap masyarakat yang baik dan benar.
 Penulis belajar dan mengetahui tentang Deportasi yaitu ketetapan sipil yang
dikenakan oleh warga negara asing yang memasuki negara lain secara ilegal atau
melanggar administrasi misalnya visa atau paspor, ataupun izin-izin yang lain,
sesuai dengan peraturan negara tersebut.Serta peraturan yang telah di tetapkan
dalam pasal 78 ayat 3 tentang Deportasi yang berbunyi Orang Asing pemegang
Izin Tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam
Wilayah Indonesia lebih dari 60 (enam puluh) hari dari batas waktu Izin Tinggal
dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi dan Penangkalan.
 Dalam kegiatan tambahan ini, penulis juga banyak belajar terutama dalam
mendisposisi surat-surat yang masuk ke kepala kantor dan melakukan
pengambilan nomor surat-surat Kanim Bandar Lampung serta melakukan
pencarian berkas-berkas dokumen di arsip.

22
DAFTAR PUSTAKA

 Buku Pelayanan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandar Lampung


Bapak Ikhsan Yusuf Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi
Kelas I TPI Bandar Lampung.

 https://kanimbandarlampung.kemenkumham.go.id/

 https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2011/6TAHUN2011UU.htm

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai