Anda di halaman 1dari 47

KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN

PROGRAM PAKET B SETARA SMP / MTS


PKBM AL MUTTAQIN

NPSN : P2964156

Jl. Buko – Bungo Rt 01 Rw 07 Wedung Demak


e-mail : almuttaqintaqin51@gmail.Telp 085290644709
PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
“ AL MUTTAQIN ”
Akta Notaris Nomor : 54 Tanggal 08 Desember 2015
Ijin Operasional Nomor : 420.3/1338/2018 tanggal 07 Februari 2018
Alamat : Jl. Buko – Bungo Rt 01 Rw 07 Wedung Demak
NPSN : P2964156, e-mail : almuttaqintaqin51@gmail.Telp 085290644709

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 421/018/SKMU/VII/2021

TENTANG PENETAPAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B
PKBM MUKTI UTAMA

Menimbang : a.Bahwa dalam rangka pencapalan tuiuan pendidikan


kesetaraan program Paket A diperlukan dokumen yang dapat
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Untuk hal tersebut perlu ditetapkan Dokumen Kurikulum
Pendidikan Kesetaraan Program Paket A.

Memperhatikan : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional Pasal 35 - 38.
2. PP. No.19 Tahun 2005 Pasa1 16.
3. Permendikbud Nomor14 Tahun 2007 Tentang Standar Isi Paket A,
B dan C.
4. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
5. Permendikbud No 86/2014 Tentang Keaksaraan Dasar.

Mengingat : Saran dan usul peserta rapat Pengelola dan Tutor Paket A tentang
Penetapan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Program Paket A
PKBM Mukti Utama.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Menetapkan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Program Paket A PKBM


Mukti Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Segala hal dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi warga belajar
Paket A harus mengacu pada kurikulum ini.
KETIGA : Kurikulum ini berlaku sejak ditetapkan sampai terjadi perubahan aturan
baru tentang Kurikulum Pendidikan Kesetaraan.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : Demsk
Ketua PKBM Mukti Utama

Pada Tanggal : 5 Juli 2021

KUSFITRIA MARSTYASIH, S.Pd

Ketua PKBM Mukti Utama

Kusfitria Marstyasih, S.Pd

LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PROGRAM PAKET A
PKBM MUKTI UTAMA

Berdasarkan keputusan rapat pengelola atau penyelenggara PKBM Mukti Utama


bersama tutor tentang Penyusunan Kurikulum Program Paket A, maka kurikulum ini dapat
disahkan dan dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran di PKBM Mukti Utama.
Kurikulum ini berlaku mulai tahun pelajaran 2021/2022.

Demak, 5 Juli 2021

Mengesahkan

Kabid PAUD dan PNF

Dra. AFIDA ASPAR, M.M.


NIP 19730718 199202 2 001

Plt. Kepala DINDIKBUD


Kabupaten Demak
Drs. EKO PRINGGOLAKSITO, M.Si
NIP. 19631110 198912 1 002

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan


Kurikulum Program Paket A PKBM Mukti Utama sebagai salah satu acuan satuan pendidikan
pada lembaga kami. Kurikulum ini disusun oleh tutor dan pengelola PKBM Mukti Utama.
Kurikulum Program Paket A ini disusun dengan merujuk pada Permendiknas No. 14
tahun 2007 tentang Standar Isi dan Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan aktualisasi pengembangan
kemampuan profesional tutor dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu kurikulum ini perlu
selalu dievaluasi dan diperbaiki agar sesuai dengan perkembangan zaman terutama di bidang
pendidikan (kurikulun nasional) dan tuntutan jenjang pendidikan di atasnya serta kebutuhan
masyarakat.
Besar harapan kami kurikulum ini dapat dipergunakan khususnya tutor dalam
menyelenggarakan pembelajaran dan stakeholder lainnya dalam pembinaan penyelenggaraan
pendidikan.

Demak, 5 Juli 2021


Ketua PKBM Mukti Utama

Kusfitria Marstyasih, S.Pd

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................
Lembar Pengesahan ........................................................................................................
Daftar Isi .........................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................


A. Rasional...............................................................................................................
B. Fungsi dan Tujuan...............................................................................................
C. Landasan .............................................................................................................
D. Pengertian ...........................................................................................................

BAB II. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM.............................................


A. Struktur
Kurikulum .............................................................................................
B. Muatan
Kurikulum ..............................................................................................
1. Mata Pelajaran ..............................................................................................
2. Muatan Lokal ................................................................................................ 3.
Pengembangan Kepribadian Fungsional....................................................... 4.
Mata Pelajaran yang Diujikan ....................................................................... 5.
Beban Belajar ................................................................................................ 6.
Kenaikan Kesetaraan, Tingkat dan Derajat .................................................. 7.
Kelulusan ...................................................................................................... 8.
Penentuan Kelulusan .....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Pendidikan non formal berbeda dengan pendidikan formal. Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan untuk mengganti,
menambah, dan/atau melengkapi pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi warga belajar
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
mengembangkan sikap dan kepribadian professional. Salah satu ruang lingkup pendidikan
nonformal adalah pendidikan kesetaraan.

Program pendidikan kesetaraan meliputi Paket A setara SD/MI, Paket B setara


SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Mengingat tantangan pendidikan kesetaraan
kedepan cukup berat yaitu lulusan dari pendidikan kesetaraan harus memiliki standar
kompetensi lulusan sama dengan lulusan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Sesuai dengan
Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, khususnya
pada 26 ayat 6 : hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang
ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan.

Untuk itu perlu disusun kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar


nasional pendidikan dan disesuaikan dengan potensi wilayah. Kurikulum dikembangkan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

B. Fungsi dan Tujuan

Pendidikan kesetaraan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan


penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Sedangkan tujuan diselenggarakannya
pendidikan kesetaraan adalah untuk :
1. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak yang kurang
beruntung (putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya perempuan,
dan anak yang bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai
karena letak geografis dan atau keterbatasan transportasi.
2. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang dewasa
melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup,
Menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah.
3. Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup
secara fleksibel untuk mengaktualisasikan diri sekaligus meningkatkan mutu
kehidupan. Program Paket A berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang setara dengan SD/MI kepada warga belajar, karena
tidak dapat bersekolah sehingga dapat meningkatkan angka partisipasi sekolah
(SD/MI) bagi kelompok usia 7 – 12 tahun, dan memberikan akses terhadap pendidikan
setara SD/MI bagi orang dewasa sesuai dengan potensi dan kebutuhannya, program ini
bertujuan :
1. Memberikan dasar pembentukan warga negara yang beriman dan bertaqwa,
berkarakter dan bermartabat.
2. Memberikan dasar-dasar kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
3. Memberikan pengalaman belajar yang mandiri dan produktif.
4. Memberikan dasar-dasar kecakapan hidup.
5. Memberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap yang bermanfaat untuk
mengikuti pendidikan lanjutan di SMP/MTS atau Paket B.

Fungsi dan tujuan program Paket A di atas, sesuai dengan visi dan misi PKBM Mukti
Utama, yaitu:

Visi PKBM Mukti Utama:

Mewujudkan pendidikan sepanjang hayat dengan menggali potensi sumber daya


alam dan lingkungan sebagai pendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia
Indonesia seutuhnya.

Misi PKBM Mukti Utama:

1. Sebagai lembaga pendidikan yang memahami kebutuhan hidup masyarakat


sekitar.
2. Menjadi mitra utama dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis
masyarakat.
3. Mendorong sinergi dan aplikasi pembangunan dengan prioritas karakter
kebangsaan.
4. Meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di tataran
pergaulan internasional.

Tujuan PKBM Mukti Utama:

1. Terciptanya pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik


masyarakat Indonesia.
2. Mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
3. Membentuk dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
4. Mengembangkan sumberdaya manusia yang tangguh dan dapat bersaing
dalam kancah global.
C. Landasan

1. UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah.
3. PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Inpres Nomor 1/1994 tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
5. Inpres Nomor 5/2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
6. Keputusan Mendikbud Nomor 131/U/1994 tentang Program Paket A dan Paket B
7. Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
9. Permendiknas No.14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Program Paket
A, Program Paket B, dan Program Paket C.
D. Pengertian

1. Pendidikan Non Formal


Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang menekankan pada pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta sikap dan kepribadian profesional.
2. Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan Kesetaraan adalah pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan umum, meliputi program Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs,
dan Paket C Setara SMA/MA.
3. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masingmasing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus.
5. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
7. Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Satuan Kredit Kompetensi (disingkat SKK) adalah penghargaan hasil belajar setiap
mata pelajaran yang diikuti peserta didik program kesetaraan dengan mengacu kepada
kompetensi yang dikuasai peserta didik. SKK diperhitungkan untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan
muatan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) tiap mata pelajaran. SKK
dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan
informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri, atau kombinasi secara
proporsional dari ketiganya. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai
melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau
kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud
adalah satu jam pembelajaran dalam satu minggu. Untuk paket A satu jam pembelajaran
sama dengan 35 menit.
8. Tingkatan dan Derajat Kompetensi
Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan dilaksanakan dalam sistem tingkat yang
setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan derajat kompetensi masing-
masing sebagai berikut:
Kurikulum Paket A 7 Program Paket A meliputi:
Tingkatan 1 dengan derajat kompetensi Awal setara dengan kelas I-III SD/MI,
menekankan pada kemampuan literasi dan numerasi (kemahirwacanaan bahasa dan
angka), sehingga peserta didik mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan
lisan, baik dalam bentuk huruf maupun angka.
Tingkatan 2 dengan derajat kompetensi Dasar setara dengan kelas IV-VI SD/MI,
menekankan penguasaan fakta, konsep, dan data secara bertahap, sehingga peserta
didik mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan lisan dengan menggunakan
fenomena alam dan atau sosial sederhana secara etis, untuk memiliki keterampilan
dasar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi.
9. Belajar Mandiri
Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik atau disesuaikan dengan
kebutuhan, kesempatan, penyelesaian dan ketuntasan yang diatur oleh peserta didik.
10. Belajar Tatap Muka
Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran dalam interaksi langsung antara
peserta didik dengan pendidik sebagai kegiatan tutorial untuk pendalaman materi yang
sulit, penguatan motivasi dan peningkatan ketuntasan belajar serta penilaian hasil
belajar.
11. Belajar Daring pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi
pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran
yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah
tersedia.
BAB II

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM

Struktur kurikulum Paket A merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar
yang harus ditempuh oleh warga belajar dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata
pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK). Penyusunan kurikulum pendidikan
kesataraan mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum pendidikan
dasar dan menengah (Permendikbud No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi
dasar tersebut dilakukan kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi kualitas
dan standar kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata pelajaran agama dan budi
pekerti sepenuhnya menggunakan kurikulum pendidikan dasar dan menegah yang
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Muatan belajar Paket A dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang
menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap muka, tutorial, dan atau belajar
mandiri. SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung
berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran.

SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan
informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan
kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam pelajaran tatap muka atau 2 jam
pelajaran tutorial atau 3 jam pelajaran mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari
ketiganya.

Struktur kurikulum program Paket A dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi


lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 dengan orientasi
pengembangan olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi
kekhasan program program pendidikan kesetaraan yaitu memiliki keterampilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tabel 1. Struktur Kurikulum Paket A


Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Mata Pelajaran Tingkatan 1 Setara Tingkatan 2
Kelas I - III Setara Kelas IVVI Jumlah

Kelompok Umum
Pendidikan Agama dan Budi
1.
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2.
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 71 82 153
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok Khusus
7 Pemberdayaan
31 35 66
8 Keterampilan (okupasi)
Jumlah 102 117 219

B. MUATAN KURIKULUM PAKET A DI PKBM MUKTI UTAMA

Muatan kurikulum meliputi 9 mata pelajaran, 1 dan muatan lokal.

1. Mata Pelajaran

Mata Pelajaran Paket A terdiri dari 10 mata pelajaran yaitu :


1. Pendidikan Agama Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Bahasa Inggris
8. Seni Budaya
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
10. Bahasa Jawa

2. Muatan Lokal

Muatan Lokal Paket A di PKBM Mukti Utama adalah bahasa jawa. Pemilihan
Pembelajaran bahasa jawa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
peserta didik serta mampu menghargai kebudayaan yang dimiliki. Pembelajaran
muatan lokal bahasa jawa sekolah dasar dilihat dari standar isi lebih menekankan
pada berbagai materi seperti unggah ungguh basa, kesenian jawa, aksara jawa,
wayang, dan tokoh kepahlawanan jawa.

3. Pengembangan Kepribadian Profesional

Bimbingan Konseling. Pemilihan bimbingan konseling sebagai mata pelejaran


Pengembangan Kepribadian Profesional karena sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik Paket A di PKBM Mukti Utama. Dengan bimbingan konseling
diharapkan dapat membantu dalam memecahkan masalah mereka.

4. Mata Pelajaran yang diujikan

Mata pelajaran yang diujikan merupakan penilaian hasil belajar yang dilakukan
secara nasional oleh pemerintah, meliputi :
• Pendidikan Kewarganegaraan
• Bahasa Indonesia
• Matematika
• Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
• Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
• Bahasa Inggris
• Bahasa Jawa
5. Beban Belajar

Beban belajar program Paket A dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK)
yang menunjukkan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam
mengikuti program pembelajaran baik melalui tatap muka, praktek keterampilan,
dan/atau kegiatan mandiri. Pencapaian beban belajar menggunakan sistem modular
yang menekankan pada belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan.
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sesuai dengan bobot
SKK yang tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel
dengan jumlah beban belajar yang tetap. Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
b. Alokasi waktu untuk belajar mandiri atau tutorial dengan waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan bersifat fleksibel. Pemanfaatan alokasi
waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.

6. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian


hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ketuntasan
untuk masing-masing indikator berkisar antara 65 % s.d. 70%. PKBM Mukti Utama
menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai target pencapaian kompetensi (TPK)
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. PKBM
Mukti Utama secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan
kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian
kompetensi (TPK) di PKBM Mukti Utama.

STANDAR KETUNTASAN BELAJAR PAKET A


PKBM MUKTI UTAMA
NO KOMPONEN KETUNTASAN BELAJAR
1 Pendidikan Agama Islam 70 %
2 Pendidikan Pancasila dan 70 %
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 70 %
4 Matematika 65 %
5 Ilmu Pengetahuan Alam 65 %
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 %
7 Seni Budaya 70 %
8 Pend. Jasmani olah raga dan kesehatan 70 %
9 Bahasa Inggris 65 %
10 Bahasa Jawa 65 %

7. Kenaikan Kesetaran Tingkatan dan derajat


Kenaikan tingkatan berdasarkan ketuntasan belajar sebagai hasil belajar yang dapat
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak pada setiap tingkatan. a.
Kriteria kenaikan tingkatan.
1. Nilai raport diambil dari nilai pengamatan, nilai tugas/PR, dan nilai tes akhir
pada tiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan kepribadian
profesional.
2. Memiliki raport di tingkatannya masing-masing.
b. Penentuan kenaikan tingkat.
1. Penentuan peserta didik yang naik tingkat dilakukan oleh satuan pendidikan
non formal dalam suatu rapat yang dihadiri oleh penyelenggara dan tutor
dengan mempertimbangkan sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran
peserta didik yang bersangkutan.
2. Peserta didik yang dinyatakan naik tingkat, raportnya dituliskan naik tingkat.
3. Peserta didik yang tidak naik tingkat harus mengulang di tingkatnya.

8. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus Ujian Pendidikan Kesetaraan.

9. Penentuan kelulusan
a. Kriteria kelulusan
1. Memiliki raport tingkatan II.
2. Telah mengikuti ujian nasional dan memiliki nilai untuk seluruh mata
pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penentuan kelulusan
1. Penentuan peserta didik yang lulus dilakukan dengan mempertimbangkan
nilai raport, nilai ujian, sikap/prilaku/ budi pekerti peserta didik yang
bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2. Peserta didik yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan raport tingkatan II.
3. Peserta didik yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di
tingkatan II.
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PROGRAM PAKET C SETARA SMA / MA
PKBM MUKTI UTAMA

NPSN : P2964263

Dusun Gebyok RT. 005 RW. 002, Desa Karangsari, Kecamatan


Karangtengah, Kabupaten Demak.

0823-2813-6850 muktiutama.pkbm@gmail.com
Https://www.bolomoe.com
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 421/019/SKMU/VII/2021

TENTANG PENETAPAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C
PKBM MUKTI UTAMA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pencapalan tuiuan


pendidikan kesetaraan program Paket C diperlukan dokumen
yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran.
b. Untuk hal tersebut perlu ditetapkan Dokumen Kurikulum
Pendidikan Kesetaraan Program Paket C.

Memperhatikan : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional Pasal 35 - 38.
2. PP. No.19 Tahun 2005 Pasa1 16.
3. Permendikbud Nomor14 Tahun 2007 Tentang Standar Isi Paket A,
B dan C.
4. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
5. Permendikbud No 86/2014 Tentang Keaksaraan Dasar.

Mengingat : Saran dan usul peserta rapat Pengelola dan Tutor Paket C tentang
Penetapan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Program Paket C
PKBM Mukti Utama.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Menetapkan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Program Paket C PKBM


Mukti Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Segala hal dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi warga belajar
Paket C harus mengacu pada kurikulum ini.
KETIGA : Kurikulum ini berlaku sejak ditetapkan sampai terjadi perubahan aturan
baru tentang Kurikulum Pendidikan Kesetaraan.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : Demsk
Ketua PKBM Mukti Utama

Pada Tanggal : 5 Juli 2021

KUSFITRIA MARSTYASIH, S.Pd

Ketua PKBM Mukti Utama

Kusfitria Marstyasih, S.Pd

LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PROGRAM PAKET C
PKBM MUKTI UTAMA

Berdasarkan keputusan rapat pengelola atau penyelenggara PKBM Mukti Utama


bersama tutor tentang Penyusunan Kurikulum Program Paket C, maka kurikulum ini dapat
disahkan dan dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran di PKBM Mukti Utama.
Kurikulum ini berlaku mulai tahun pelajaran 2021/2022.

Demak, 5 Juli 2021

Mengesahkan

Kabid PAUD dan PNF

Dra. AFIDA ASPAR, M.M.


NIP 19730718 199202 2 001

Plt. Kepala DINDIKBUD


Kabupaten Demak
Drs. EKO PRINGGOLAKSITO, M.Si
NIP. 19631110 198912 1 002

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan


Kurikulum Program Paket C PKBM Mukti Utama sebagai salah satu acuan satuan
pendidikan pada lembaga kami. Kurikulum ini disusun oleh tutor dan pengelola PKBM
Mukti Utama.
Kurikulum Program Paket C ini disusun dengan merujuk pada Permendiknas No. 14
tahun 2007 tentang Standar Isi dan Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan aktualisasi pengembangan
kemampuan profesional tutor dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu kurikulum ini perlu
selalu dievaluasi dan diperbaiki agar sesuai dengan perkembangan zaman terutama di bidang
pendidikan (kurikulun nasional) dan tuntutan jenjang pendidikan di atasnya serta kebutuhan
masyarakat.
Besar harapan kami kurikulum ini dapat dipergunakan khususnya tutor dalam
menyelenggarakan pembelajaran dan stakeholder lainnya dalam pembinaan penyelenggaraan
pendidikan.

Demak, 5 Juli 2021


Ketua PKBM Mukti Utama

Kusfitria Marstyasih, S.Pd


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................


Lembar Pengesahan ........................................................................................................
Daftar Isi .........................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................


A. Rasional...............................................................................................................
B. Fungsi dan Tujuan...............................................................................................
C. Landasan .............................................................................................................
D. Pengertian ...........................................................................................................

BAB II. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM.............................................


A. Struktur
Kurikulum .............................................................................................
B. Muatan
Kurikulum ..............................................................................................
1. Mata Pelajaran ..............................................................................................
2. Keterampilan Fungsional ..............................................................................
3. Muatan Lokal ................................................................................................
4. Pengembangan Kepribadian Fungsional.......................................................
5. Mata Pelajaran yang
Diujikan ....................................................................... 6. Beban
Belajar ................................................................................................ 7.
Kenaikan Kesetaraan, Tingkat dan Derajat .................................................. 8.
Kelulusan ...................................................................................................... 9.
Penentuan Kelulusan .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Pendidikan non formal berbeda dengan pendidikan formal. Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan untuk mengganti,
menambah, dan/atau melengkapi pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi warga belajar
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
mengembangkan sikap dan kepribadian professional. Salah satu ruang lingkup pendidikan
nonformal adalah pendidikan kesetaraan.

Program pendidikan kesetaraan meliputi Paket A setara SD/MI, Paket B setara


SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Mengingat tantangan pendidikan kesetaraan
kedepan cukup berat yaitu lulusan dari pendidikan kesetaraan harus memiliki standar
kompetensi lulusan sama dengan lulusan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Sesuai dengan
Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, khususnya
pada 26 ayat 6 : hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang
ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan.

Untuk itu perlu disusun kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar


nasional pendidikan dan disesuaikan dengan potensi wilayah. Kurikulum dikembangkan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

B. Fungsi dan Tujuan

Pendidikan kesetaraan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan


penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Sedangkan tujuan diselenggarakannya
pendidikan kesetaraan adalah untuk :
1. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak yang kurang
beruntung (putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya perempuan,
dan anak yang bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai
karena letak geografis dan atau keterbatasan transportasi.
2. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang dewasa
melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup,
Menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah.
3. Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup
secara fleksibel untuk mengaktualisasikan diri sekaligus meningkatkan mutu
kehidupan. Program Paket C berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang setara dengan SMA/MA kepada warga belajar,
karena tidak dapat bersekolah sehingga dapat meningkatkan angka partisipasi sekolah
(SMA/MA) bagi kelompok usia 15 – 18 tahun, dan memberikan akses terhadap
pendidikan setara SMA/MA bagi orang dewasa sesuai dengan potensi dan
kebutuhannya, program ini bertujuan :
1. Memberikan dasar pembentukan warga negara yang beriman dan bertaqwa,
berkarakter dan bermartabat.
2. Memberikan dasar-dasar kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
3. Memberikan pengalaman belajar yang mandiri dan produktif.
4. Memberikan dasar-dasar kecakapan hidup.
5. Memberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap yang bermanfaat untuk
mendapatkan pekerjaan atau mengikuti pendidikan lanjutan di Universitas.

Fungsi dan tujuan program Paket C di atas, sesuai dengan visi dan misi PKBM Mukti
Utama, yaitu:

Visi PKBM Mukti Utama:

Mewujudkan pendidikan sepanjang hayat dengan menggali potensi sumber daya


alam dan lingkungan sebagai pendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia
Indonesia seutuhnya.

Misi PKBM Mukti Utama:

1. Sebagai lembaga pendidikan yang memahami kebutuhan hidup masyarakat


sekitar.
2. Menjadi mitra utama dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis
masyarakat.
3. Mendorong sinergi dan aplikasi pembangunan dengan prioritas karakter
kebangsaan.
4. Meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di tataran
pergaulan internasional.

Tujuan PKBM Mukti Utama:

1. Terciptanya pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik


masyarakat Indonesia.
2. Mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
3. Membentuk dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
4. Mengembangkan sumberdaya manusia yang tangguh dan dapat bersaing
dalam kancah global.
C. Landasan

1. UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah.
3. PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Inpres Nomor 1/1994 tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
5. Inpres Nomor 5/2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
6. Keputusan Mendikbud Nomor 131/U/1994 tentang Program Paket A dan Paket B
7. Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
9. Permendiknas No.14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Program Paket
A, Program Paket B, dan Program Paket C.
D. Pengertian

1. Pendidikan Non Formal


Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang menekankan pada pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta sikap dan kepribadian profesional.
2. Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan Kesetaraan adalah pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan umum, meliputi program Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs,
dan Paket C Setara SMA/MA.
3. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masingmasing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus.
5. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
7. Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Satuan Kredit Kompetensi (disingkat SKK) adalah penghargaan hasil belajar setiap
mata pelajaran yang diikuti peserta didik program kesetaraan dengan mengacu kepada
kompetensi yang dikuasai peserta didik. SKK diperhitungkan untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan
muatan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) tiap mata pelajaran. SKK
dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan
informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri, atau kombinasi secara
proporsional dari ketiganya. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai
melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau
kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud
adalah satu jam pembelajaran dalam satu minggu. Untuk paket C satu jam
pembelajaran sama dengan 35 menit.
8. Tingkatan dan Derajat Kompetensi
Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan dilaksanakan dalam sistem tingkat yang
setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan derajat kompetensi masing-
masing sebagai berikut:
Kurikulum Paket B terdiri dari:
Tingkatan 5 Derajat Kompetensi Terampil 1 setara dengan Kelas X - XI SMA/MA
Tingkatan 4 Derajat Kompetensi Terampil 2 setara dengan Kelas XII SMA/MA.
9. Belajar Mandiri
Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik atau disesuaikan dengan
kebutuhan, kesempatan, penyelesaian dan ketuntasan yang diatur oleh peserta didik.

10. Belajar Tatap Muka


Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran dalam interaksi langsung antara
peserta didik dengan pendidik sebagai kegiatan tutorial untuk pendalaman materi yang
sulit, penguatan motivasi dan peningkatan ketuntasan belajar serta penilaian hasil
belajar.
11. Belajar Daring pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi
pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran
yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah
tersedia.
BAB II

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM

Struktur kurikulum Paket A merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar
yang harus ditempuh oleh warga belajar dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata
pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK). Penyusunan kurikulum pendidikan
kesataraan mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum pendidikan
dasar dan menengah (Permendikbud No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi
dasar tersebut dilakukan kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi kualitas
dan standar kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata pelajaran agama dan budi
pekerti sepenuhnya menggunakan kurikulum pendidikan dasar dan menegah yang
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Muatan belajar Paket B dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang
menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap muka, tutorial, dan atau belajar
mandiri. SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung
berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran.

SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan
informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan
kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam pelajaran tatap muka atau 2 jam
pelajaran tutorial atau 3 jam pelajaran mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari
ketiganya.

Struktur kurikulum program Paket C dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi


lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 dengan orientasi
pengembangan olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi
kekhasan program program pendidikan kesetaraan yaitu memiliki keterampilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Tabel 1. Struktur Kurikulum Paket C


Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Mata Pelajaran Tingkatan 5 Setara Kelas Tingkatan 6 Setara Kelas
Jumlah
X-XI XII
Kelompok Umum
Pendidikan Agama dan Budi
1.
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2.
Kewarganegaraan
26 14 40
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
7. Geografi
8. Sejarah
30 15 45
9. Sosiologi
10. Ekonomi
Kelompok Khusus
11. Bahasa Jawa 24 13 37
12. Kelas Jurnalistik
Jumlah Bobot SKK Ditempuh 80 42 122

B. MUATAN KURIKULUM PAKET A DI PKBM MUKTI UTAMA


1. Mata Pelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan PKBM Mukti Utama disusun secara induktif,
terpadu dan berbasis keckapan hidup, serta sesuai dengan kontek lokal dan global.
Penysusunan struktur kurikulum mengacu pada standar nasional Pendidikan dan
karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan, dan peserta didik. Muatan
kurikulum PKBM Mukti Utama mengacu pada standar nasional pendidikan yang
meliputi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
Kedalaman muatan kurikulum disajikan per tingkat pencapain kompetensi, muatan
kurikulum disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal maupun
global serta memperhatikan karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan,
dan peserta didik. Pengaturan beban belajar diatur dengan menggunakan dua sistem
jam belajar.
a. Pertemuan sistem tatap muka (Reguler)
b. Sistem Satuan Kredit Kesetaraan (SKK)
Kedua model pengaturan beban belajar dilakukan agar lebih cocok dengan ciri
pendidikan kesetaraan yang menekankan program pembelajaran secara mandiri dan
moduler, serta dapat dipilh sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan peserta didik.

2. Keterampilan Fungsional

Keterampilan fungsional merupakan kegiatan pembelajaran untuk memberikan


bekal kemampuan bekerja atau berusaha yang menjadi ciri khas dari Paket B,
sehingga standar kompetensi dan kompentensi dasar yang ingin dicapai perlu
disusun sendiri oleh satuan pendidikan.
Mata pelajaran keterampilan fungsional ini harus diikuti oleh setiap peserta didik
yang dipilih berdasarkan minat, potensi dan kebutuhan peserta didik melalui analisis
minat dan kebutuhan belajar yang dilakukan PKBM Mukti Utama. Hal ini dijadikan
kesepakatan bersama antara pengelola kelompok belajar, tutor dan warga belajar.
PKBM Mukti Utama, jenis keterampilan fungsional yang diberikan dalam satu tahun
ajaran adalah 2 jenis keterampilan fungsional yang terdiri dari keterampilan
Jurnalistik dan tata boga.

3. Muatan Lokal

Muatan Lokal Paket C di PKBM Mukti Utama adalah bahasa jawa. Pemilihan
Pembelajaran bahasa jawa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
peserta didik serta mampu menghargai kebudayaan yang dimiliki. Pembelajaran
muatan lokal bahasa jawa sekolah dasar dilihat dari standar isi lebih menekankan
pada berbagai materi seperti unggah ungguh basa, kesenian jawa, aksara jawa,
wayang, dan tokoh kepahlawanan jawa.

4. Pengembangan Kepribadian Profesional

Bimbingan Konseling. Pemilihan bimbingan konseling sebagai mata pelejaran


Pengembangan Kepribadian Profesional karena sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik Paket C di PKBM Mukti Utama. Dengan bimbingan konseling
diharapkan dapat membantu dalam memecahkan masalah mereka.

5. Mata Pelajaran yang diujikan

Mata pelajaran yang diujikan merupakan penilaian hasil belajar yang dilakukan
secara
nasional oleh pemerintah, meliputi :
• Pendidikan Kewarganegaraan
• Bahasa Indonesia
• Bahasa Inggris
• Matematika
• Geografi
• Sosiologi
• Ekonomi
• Sejarah
• Seni Budaya
• Bahasa Inggris
• Bahasa Jawa

6. Beban Belajar

Beban belajar dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang


menunjukkan kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam mengikuti program
pembelajaran baik melalui tatap muka, tutorial, dan/atau mandiri.
Pencapaian beban belajar menggunakan sistem modular yang menekankan pada
belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan. Program pembelajaran
Paket C di PKBM Mukti Utama dilakukan melalui sistem pembelajaran tatap muka,
tutorial dan mandiri. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai
berikut :
a. Satuan Kredit Kompetensi (SKK) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
mencapai SKK setiap mata pelajaran dalam masing-masing tingkatan dapat
dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar tertentu. Satuan
pendidikan dimungkinkan mengatur pencapaian SKK sesuai pola pembelajaran
yang dilaksanakan.
b. Alokasi waktu untuk kegiatan mandiri dalam sistem pembelajaran Paket B untuk
setiap mata pelajaran dikelola oleh peserta didik.
c. Alokasi waktu untuk tutorial disesuaikan dengan kebutuhan, hal ini dilakukan
untuk mendukung pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran.

Alokasi waktu pembelajaran tatap muka secara klasikal di Kelompok Belajar Paket C
PKBM Mukti Utama berjumlah 12 Jam pelajaran per minggu atau 3 hari efektif
belajar per minggu.

Alokasi Waktu Pembelajaran Tatap Muka Paket


C PKBM Mukti Utama

No. Mata Pelajaran Jam Pelajaran / Minggu


1 Pendidikan Agama Islam 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 3
4 Bahasa Inggris 3
5 Matematika 3
6 Geografi 2
7 Sosiologi 2
8 Ekonomi 2
9 Sejarah 2
10 Seni Budaya 2
11 Pendidkan Jasmani, Olahraga dan kesehatan 2
12 TIK 3
13 Bahasa Jawa 2
14 Kelas Jurnalistik 2
32

7. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian


hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ketuntasan
untuk masing-masing indikator berkisar antara 65 % s.d. 70%. PKBM Mukti Utama
menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai target pencapaian kompetensi (TPK)
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. PKBM
Mukti Utama secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan
kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian
kompetensi (TPK) di PKBM Mukti Utama.

STANDAR KETUNTASAN BELAJAR PAKET B


PKBM MUKTI UTAMA
NO KOMPONEN KETUNTASAN BELAJAR
1 Pendidikan Agama Islam 70
2 Pendidikan Kewarganegaraan 75
3 Bahasa Indonesia 70
4 Bahasa Inggris 65
5 Matematika 65
6 Geografi 70
7 Sosiologi 70
8 Ekonomi 70
9 Sejarah 70
10 Seni Budaya 70
11 Pendidkan Jasmani, Olahraga dan 75
kesehatan

12 TIK 75
13 Bahasa Jawa 75
14 Kelas Jurnalistik 70

8. Kenaikan Kesetaran Tingkatan dan derajat


Kenaikan tingkatan berdasarkan ketuntasan belajar sebagai hasil belajar yang dapat
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak pada setiap tingkatan. a.
Kriteria kenaikan tingkatan.
1. Nilai raport diambil dari nilai pengamatan, nilai tugas/PR, dan nilai tes akhir
pada tiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan kepribadian
profesional.
2. Memiliki raport di tingkatannya masing-masing.
b. Penentuan kenaikan tingkat.
1. Penentuan peserta didik yang naik tingkat dilakukan oleh satuan pendidikan non
formal dalam suatu rapat yang dihadiri oleh penyelenggara dan tutor dengan
mempertimbangkan sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran peserta didik yang
bersangkutan.
2. Peserta didik yang dinyatakan naik tingkat, raportnya dituliskan naik tingkat.
3. Peserta didik yang tidak naik tingkat harus mengulang di tingkatnya.

9. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus Ujian Pendidikan Kesetaraan.

10. Penentuan kelulusan


a. Kriteria kelulusan
1. Memiliki raport tingkatan VI.
2. Telah mengikuti ujian nasional dan memiliki nilai untuk seluruh mata
pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penentuan kelulusan
1. Penentuan peserta didik yang lulus dilakukan dengan mempertimbangkan
nilai raport, nilai ujian, sikap/prilaku/ budi pekerti peserta didik yang
bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2. Peserta didik yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan raport tingkatan VI.
3. Peserta didik yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di
tingkatan VI.

KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN


PROGRAM PAKET B SETARA SMP / MTS
PKBM MUKTI UTAMA
NPSN : P2964263

Dusun Gebyok RT. 005 RW. 002, Desa Karangsari, Kecamatan


Karangtengah, Kabupaten Demak.

0823-2813-6850 muktiutama.pkbm@gmail.com
Https://www.bolomoe.com

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 421/019/SKMU/VII/2021

TENTANG PENETAPAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B
PKBM MUKTI UTAMA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pencapalan tuiuan


pendidikan kesetaraan program Paket B diperlukan dokumen
yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran.
b. Untuk hal tersebut perlu ditetapkan Dokumen Kurikulum
Pendidikan Kesetaraan Program Paket B.
Memperhatikan : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 35 - 38.
2. PP. No.19 Tahun 2005 Pasa1 16.
3. Permendikbud Nomor14 Tahun 2007 Tentang Standar Isi Paket A,
B dan C.
4. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
5. Permendikbud No 86/2014 Tentang Keaksaraan Dasar.

Mengingat : Saran dan usul peserta rapat Pengelola dan Tutor Paket B tentang
Penetapan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Program Paket B
PKBM Mukti Utama.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Menetapkan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Program Paket B PKBM


Mukti Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Segala hal dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi warga belajar
Paket B harus mengacu pada kurikulum ini.
KETIGA : Kurikulum ini berlaku sejak ditetapkan sampai terjadi perubahan aturan
baru tentang Kurikulum Pendidikan Kesetaraan.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : Demak
Pada Tanggal : 5 Julli 2021
Ketua PKBM Mukti Utama

Kusfitria Marstyasih, S.Pd

LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PROGRAM PAKET B
PKBM MUKTI UTAMA
Ketua PKBM Mukti Utama

Berdasarkan keputusan
rapat pengelola atau
penyelenggara PKBM Mukti
KUSFITRIA MARSTYASIH, S.Pd
Utama bersama tutor tentang
Penyusunan Kurikulum Program Paket B, maka kurikulum ini dapat disahkan dan dapat
digunakan sebagai pedoman pembelajaran di PKBM Mukti Utama.
Kurikulum ini berlaku mulai tahun pelajaran 2021/2022.

Demak, 30 April 2021

Mengesahkan

Kabid PAUD dan PNF

Dra. AFIDA ASPAR, M.M.


NIP 19730718 199202 2 001

Plt. Kepala DINDIKBUD


Kabupaten Demak

Drs. EKO PRINGGOLAKSITO, M.Si


NIP. 19631110 198912 1 002

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan


Kurikulum Program Paket B PKBM Mukti Utama sebagai salah satu acuan satuan
pendidikan pada lembaga kami. Kurikulum ini disusun oleh tutor dan pengelola PKBM
Mukti Utama.
Kurikulum Program Paket B ini disusun dengan merujuk pada Permendiknas No. 14
tahun 2007 tentang Standar Isi dan Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan aktualisasi pengembangan
kemampuan profesional tutor dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu kurikulum ini perlu
selalu dievaluasi dan diperbaiki agar sesuai dengan perkembangan zaman terutama di bidang
pendidikan (kurikulun nasional) dan tuntutan jenjang pendidikan di atasnya serta kebutuhan
masyarakat.
Besar harapan kami kurikulum ini dapat dipergunakan khususnya tutor dalam
menyelenggarakan pembelajaran dan stakeholder lainnya dalam pembinaan penyelenggaraan
pendidikan.

Demak, 5 Juli 2021


Ketua PKBM Mukti Utama

Kusfitria Marstyasih, S.Pd

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................


Lembar Pengesahan ........................................................................................................
Daftar Isi .........................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................


A. Rasional...............................................................................................................
B. Fungsi dan Tujuan...............................................................................................
C. Landasan .............................................................................................................
D. Pengertian ...........................................................................................................

BAB II. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM.............................................


A. Struktur
Kurikulum .............................................................................................
B. Muatan
Kurikulum ..............................................................................................
1. Mata Pelajaran ..............................................................................................
2. Keterampilan Fungsional ..............................................................................
3. Muatan Lokal ................................................................................................
4. Pengembangan Kepribadian Fungsional.......................................................
5. Mata Pelajaran yang
Diujikan ....................................................................... 6. Beban
Belajar ................................................................................................ 7.
Kenaikan Kesetaraan, Tingkat dan Derajat .................................................. 8.
Kelulusan ...................................................................................................... 9.
Penentuan Kelulusan .....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Pendidikan non formal berbeda dengan pendidikan formal. Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan untuk mengganti,
menambah, dan/atau melengkapi pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi warga belajar
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
mengembangkan sikap dan kepribadian professional. Salah satu ruang lingkup pendidikan
nonformal adalah pendidikan kesetaraan.

Program pendidikan kesetaraan meliputi Paket A setara SD/MI, Paket B setara


SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Mengingat tantangan pendidikan kesetaraan
kedepan cukup berat yaitu lulusan dari pendidikan kesetaraan harus memiliki standar
kompetensi lulusan sama dengan lulusan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. Sesuai dengan
Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, khususnya
pada 26 ayat 6 : hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang
ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan.

Untuk itu perlu disusun kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar


nasional pendidikan dan disesuaikan dengan potensi wilayah. Kurikulum dikembangkan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

B. Fungsi dan Tujuan

Pendidikan kesetaraan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan


penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Sedangkan tujuan diselenggarakannya
pendidikan kesetaraan adalah untuk :
1. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak yang kurang
beruntung (putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya perempuan,
dan anak yang bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai
karena letak geografis dan atau keterbatasan transportasi.
2. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang dewasa
melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup,
Menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah.
3. Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup
secara fleksibel untuk mengaktualisasikan diri sekaligus meningkatkan mutu
kehidupan. Program Paket B berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang setara dengan SMP/MTs kepada warga belajar,
karena tidak dapat bersekolah sehingga dapat meningkatkan angka partisipasi sekolah
(SMP/MTs) bagi kelompok usia 13 – 15 tahun, dan memberikan akses terhadap
pendidikan setara SMP/MTs bagi orang dewasa sesuai dengan potensi dan
kebutuhannya, program ini bertujuan :
1. Memberikan dasar pembentukan warga negara yang beriman dan bertaqwa,
berkarakter dan bermartabat.
2. Memberikan dasar-dasar kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
3. Memberikan pengalaman belajar yang mandiri dan produktif.
4. Memberikan dasar-dasar kecakapan hidup.
5. Memberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap yang bermanfaat untuk
mengikuti pendidikan lanjutan di SMA/MA atau Paket C.

Fungsi dan tujuan program Paket B di atas, sesuai dengan visi dan misi PKBM Mukti
Utama, yaitu:
Visi PKBM Mukti Utama:

Mewujudkan pendidikan sepanjang hayat dengan menggali potensi sumber daya


alam dan lingkungan sebagai pendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia
Indonesia seutuhnya.

Misi PKBM Mukti Utama:

1. Sebagai lembaga pendidikan yang memahami kebutuhan hidup masyarakat


sekitar.
2. Menjadi mitra utama dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis
masyarakat.
3. Mendorong sinergi dan aplikasi pembangunan dengan prioritas karakter
kebangsaan.
4. Meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di tataran
pergaulan internasional.

Tujuan PKBM Mukti Utama:

1. Terciptanya pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik


masyarakat Indonesia.
2. Mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
3. Membentuk dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
4. Mengembangkan sumberdaya manusia yang tangguh dan dapat bersaing
dalam kancah global.
C. Landasan

1. UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah.
3. PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Inpres Nomor 1/1994 tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
5. Inpres Nomor 5/2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
6. Keputusan Mendikbud Nomor 131/U/1994 tentang Program Paket A dan Paket B
7. Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
9. Permendiknas No.14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Program Paket
A, Program Paket B, dan Program Paket C.
D. Pengertian
1. Pendidikan Non Formal
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang menekankan pada pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta sikap dan kepribadian profesional.
2. Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan Kesetaraan adalah pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan umum, meliputi program Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara SMP/MTs,
dan Paket C Setara SMA/MA.
3. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masingmasing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus.
5. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
7. Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
Satuan Kredit Kompetensi (disingkat SKK) adalah penghargaan hasil belajar setiap
mata pelajaran yang diikuti peserta didik program kesetaraan dengan mengacu kepada
kompetensi yang dikuasai peserta didik. SKK diperhitungkan untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan
muatan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) tiap mata pelajaran. SKK
dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan
informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri, atau kombinasi secara
proporsional dari ketiganya. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai
melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau
kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud
adalah satu jam pembelajaran dalam satu minggu. Untuk paket B satu jam
pembelajaran sama dengan 35 menit.
8. Tingkatan dan Derajat Kompetensi
Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan dilaksanakan dalam sistem tingkat yang
setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan derajat kompetensi masing-
masing sebagai berikut:
Kurikulum Paket B terdiri dari:
Tingkatan 3 Derajat Kompetensi Terampil 1 setara dengan Kelas VII - VIII SMP/MTs
Tingkatan 4 Derajat Kompetensi Terampil 2 setara dengan Kelas IX SMP/MTs.
9. Belajar Mandiri
Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik atau disesuaikan dengan
kebutuhan, kesempatan, penyelesaian dan ketuntasan yang diatur oleh peserta didik.

10. Belajar Tatap Muka


Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran dalam interaksi langsung antara
peserta didik dengan pendidik sebagai kegiatan tutorial untuk pendalaman materi yang
sulit, penguatan motivasi dan peningkatan ketuntasan belajar serta penilaian hasil
belajar.
11. Belajar Daring pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi
pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran
yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah
tersedia.
BAB II

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM

Struktur kurikulum Paket A merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar
yang harus ditempuh oleh warga belajar dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata
pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK). Penyusunan kurikulum pendidikan
kesataraan mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum pendidikan
dasar dan menengah (Permendikbud No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi
dasar tersebut dilakukan kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi kualitas
dan standar kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata pelajaran agama dan budi
pekerti sepenuhnya menggunakan kurikulum pendidikan dasar dan menegah yang
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Muatan belajar Paket B dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang
menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap muka, tutorial, dan atau belajar
mandiri. SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung
berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran.

SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan
informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan
kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam pelajaran tatap muka atau 2 jam
pelajaran tutorial atau 3 jam pelajaran mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari
ketiganya.

Struktur kurikulum program Paket B dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi


lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 dengan orientasi
pengembangan olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi
kekhasan program program pendidikan kesetaraan yaitu memiliki keterampilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Tabel 1. Struktur Kurikulum Paket B
Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)

Mata Pelajaran Tingkatan 3


Tingkatan 4 Setara
Setara Kelas VII - Jumlah
Kelas IX
VIII
Kelompok Umum
Pendidikan Agama dan Budi
1.
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2.
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 56 27 83
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Ilmu Pengetahuan Alam
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok Khusus
8. Pemberdayaan
24 11 35
9. Keterampilan
Jumlah 80 38 118

B. MUATAN KURIKULUM PAKET A DI PKBM MUKTI UTAMA


1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan
dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan yang ditentukan. Kelompok mata pelajaran pada program Paket B
adalah :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Kelompok mata pelajaran estetika;
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Mata pelajaran dilaksanakan dengan pola pembelajaran dan pendekatan tatap muka,
tutorial dan mandiri. Untuk warga belajar usia sekolah dan tidak bekerja
pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan tatap muka secara klasikal, dan bagi
warga belajar usia dewasa pembelajaran dilaksanakan secara mandiri dan tutorial
2. Keterampilan Fungsional

Keterampilan fungsional merupakan kegiatan pembelajaran untuk memberikan


bekal kemampuan bekerja atau berusaha yang menjadi ciri khas dari Paket B,
sehingga standar kompetensi dan kompentensi dasar yang ingin dicapai perlu
disusun sendiri oleh satuan pendidikan.
Mata pelajaran keterampilan fungsional ini harus diikuti oleh setiap peserta didik
yang dipilih berdasarkan minat, potensi dan kebutuhan peserta didik melalui analisis
minat dan kebutuhan belajar yang dilakukan PKBM Mukti Utama. Hal ini dijadikan
kesepakatan bersama antara pengelola kelompok belajar, tutor dan warga belajar.
PKBM Mukti Utama, jenis keterampilan fungsional yang diberikan dalam satu tahun
ajaran adalah 2 jenis keterampilan fungsional yang terdiri dari keterampilan
Jurnalistik dan tata boga.

3. Muatan Lokal

Muatan Lokal Paket B di PKBM Mukti Utama adalah bahasa jawa. Pemilihan
Pembelajaran bahasa jawa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
peserta didik serta mampu menghargai kebudayaan yang dimiliki. Pembelajaran
muatan lokal bahasa jawa sekolah dasar dilihat dari standar isi lebih menekankan
pada berbagai materi seperti unggah ungguh basa, kesenian jawa, aksara jawa,
wayang, dan tokoh kepahlawanan jawa.

4. Pengembangan Kepribadian Profesional

Bimbingan Konseling. Pemilihan bimbingan konseling sebagai mata pelejaran


Pengembangan Kepribadian Profesional karena sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik Paket B di PKBM Mukti Utama. Dengan bimbingan konseling
diharapkan dapat membantu dalam memecahkan masalah mereka.

5. Mata Pelajaran yang diujikan

Mata pelajaran yang diujikan merupakan penilaian hasil belajar yang dilakukan
secara nasional oleh pemerintah, meliputi :
• Pendidikan Kewarganegaraan
• Bahasa Indonesia
• Bahasa Inggris
• Matematika
• Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
• Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
• Seni Budaya
• Bahasa Inggris
• Bahasa Jawa
6. Beban Belajar

Beban belajar dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang


menunjukkan kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam mengikuti program
pembelajaran baik melalui tatap muka, tutorial, dan/atau mandiri.
Pencapaian beban belajar menggunakan sistem modular yang menekankan pada
belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan. Program pembelajaran
Paket B di PKBM Mukti Utama dilakukan melalui sistem pembelajaran tatap muka,
tutorial dan mandiri. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai
berikut :
a. Satuan Kredit Kompetensi (SKK) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
mencapai SKK setiap mata pelajaran dalam masing-masing tingkatan dapat
dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar tertentu. Satuan
pendidikan dimungkinkan mengatur pencapaian SKK sesuai pola pembelajaran
yang dilaksanakan.
b. Alokasi waktu untuk kegiatan mandiri dalam sistem pembelajaran Paket B untuk
setiap mata pelajaran dikelola oleh peserta didik.
c. Alokasi waktu untuk tutorial disesuaikan dengan kebutuhan, hal ini dilakukan
untuk mendukung pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran.

Alokasi waktu pembelajaran tatap muka secara klasikal di Kelompok Belajar Paket B
PKBM Mukti Utama berjumlah 12 Jam pelajaran per minggu atau 3 hari efektif
belajar per minggu.

Alokasi Waktu Pembelajaran Tatap Muka Paket


B PKBM Mukti Utama

No. Mata Pelajaran Jam Pelajaran / Minggu


1 Pendidikan Agama Islam 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 3
4 Bahasa Inggris 3
5 Matematika 3
6 Ilmu Pengetahuan Alam 2
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 2
8 Seni Budaya 2
9 Pendidkan Jasmani, Olahraga dan kesehatan 2
10 TIK 3
11 Bahasa Jawa 2
12 Kelas Jurnalistik 2
28

7. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian


hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ketuntasan
untuk masing-masing indikator berkisar antara 65 % s.d. 70%. PKBM Mukti Utama
menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai target pencapaian kompetensi (TPK)
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. PKBM
Mukti Utama secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan
kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian
kompetensi (TPK) di PKBM Mukti Utama.

STANDAR KETUNTASAN BELAJAR PAKET B


PKBM MUKTI UTAMA
NO KOMPONEN KETUNTASAN BELAJAR
1 Pendidikan Agama Islam 70
2 Pendidikan Kewarganegaraan 75
3 Bahasa Indonesia 70
4 Bahasa Inggris 65
5 Matematika 65
6 Ilmu Pengetahuan Alam 70
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 75
8 Seni Budaya 70
9 Pendidkan Jasmani, Olahraga dan 75
kesehatan

10 TIK 75
11 Bahasa Jawa 75
12 Kelas Jurnalistik 70

8. Kenaikan Kesetaran Tingkatan dan derajat


Kenaikan tingkatan berdasarkan ketuntasan belajar sebagai hasil belajar yang dapat
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak pada setiap tingkatan. a.
Kriteria kenaikan tingkatan.
1. Nilai raport diambil dari nilai pengamatan, nilai tugas/PR, dan nilai tes akhir
pada tiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan kepribadian
profesional.
2. Memiliki raport di tingkatannya masing-masing.
b. Penentuan kenaikan tingkat.
1. Penentuan peserta didik yang naik tingkat dilakukan oleh satuan pendidikan non
formal dalam suatu rapat yang dihadiri oleh penyelenggara dan tutor dengan
mempertimbangkan sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran peserta didik yang
bersangkutan.
2. Peserta didik yang dinyatakan naik tingkat, raportnya dituliskan naik tingkat.
3. Peserta didik yang tidak naik tingkat harus mengulang di tingkatnya.

9. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus Ujian Pendidikan Kesetaraan.

10. Penentuan kelulusan


a. Kriteria kelulusan
1. Memiliki raport tingkatan IV.
2. Telah mengikuti ujian nasional dan memiliki nilai untuk seluruh mata
pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penentuan kelulusan
1. Penentuan peserta didik yang lulus dilakukan dengan mempertimbangkan
nilai raport, nilai ujian, sikap/prilaku/ budi pekerti peserta didik yang
bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2. Peserta didik yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan raport tingkatan IV.
3. Peserta didik yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di
tingkatan IV.

Anda mungkin juga menyukai