Anda di halaman 1dari 31

LOGO

KURIKULUM
PROGRAM PAKET A PAKET B DAN
PAKET C
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT ( PKBM )


“NUSANTARA”
Ijin Operasional No : 503/A.1/PKBM-P/007/35.09.325/2021
NPSN : P9963056
Alamat : Jalan Bung Tomo No. 05 RT.01 RW. 27 Krajan II Jombang
Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur Kode Pos 68168
Hp : 081 336 709 659/ Email : pkbmnusantara01@gmail.com

i
REKOMENDASI PENGESAHAN

KURIKULUM PKBM NUSANTARA


Alamat ; Jalan Bung Tomo No. 05 RT.01 RW. 27 Krajan II Jombang
Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur
Kode Pos 68168

LEMBAR VALIDASI
KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2021 /2022

Setelah dilakukan validasi dengan instrumen validasi yang telah disesuaikan


dengan regulasi yang berlaku, maka Rancangan Kurikulum :

PKBM : NUSANTARA
Alamat : Jalan Bung Tomo No. 05 RT.01 RW. 27 Krajan II Jombang
Tahun Pelajaran : 2021 /2022

Dapat direkomendasikan untuk mendapat pengesahan sebagai pedoman


penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Paket C pada PKBM
N U S A N T A R A Tahun Pelajaran 2021 /2022 sesuai dengan ketentuan
peraturan perudangan yang berlaku.

Jember, 18 Juli 2021


Penilik KK,

Drs. Suyitno
NIP. 196703182009011001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

KURIKULUM PAKET C PKBM

Nama Lembaga : PKBM “ NUSANTARA“

Alamat : Jalan Bung Tomo No. 05 RT.01 RW. 27 Krajan II Jombang


Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur Kode Pos 68168

Ketua Lembaga : MOH. SUDARMAJI, S.Pd

No Hp : 081 336 709 659

Email : Pkbm.nusantara01@gmail.com

Kurikulum ini diberlakukan Pada Tahun Pelajaran 2021 /2022

Di tetapkan di : Jember

Pada tanggal : 08 Juli 2021

Mengetahui
Ketua PKBM NUSANTARA Penanggung Jawab Kesetaraan
Paket C NUSANTARA

MOH. SUDARMAJI, S.Pd NANIK SUKARTINI, S.Pd

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah, akhirnya kami dapat


menyelesaikan penyusunan Kurikulum Program Paket C PKBM “NUSANTARA” sebagai
salah satu acuan satuan pendidikan yang ada di lembaga kami. Penyusunan kurikulum ini
dilakukan bersama-sama antara tutor dan pengelola / penyelenggara PKBM
“NUSANTARA”.
Penyusunan Dokumen Kurikulum ini merupakan salah satu upaya mengoptimalkan
kegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga selama masa pandemic covid
19, sesuai dengan karakteristik kondisi zona/daerah dan zona asal warga belajar serta
berorientasi pada kebutuhan warga belajar.
Kurikulum mengacu pada SK Dirjen Pendis No 2791 tahun 2020 tentang Panduan
Kurikulum Pandemi yang kami susun ini mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2021
/2022 selama masa pandemi covid 19. Namun demikian, kami menyadari bahwa Dokumen
kurikulum ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus
dilakukan seiring dengan perubahan dan penyempurnaan Kurikukum dimasa pandemic
covid 19.
Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh warga lembaga
dan Staf yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu baik waktu maupun
tenaganya untuk menyusun Dokumen ini.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
petunjuk terhadap segala upaya yang kita lakukan demi peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia.

Ketua PKBM NUSANTARA

MOH. SUDARMAJI, S.PD

iv
DAFTAR ISI

REKOMENDASI ……………………........……………….......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 6


A. Latar Belakang…............……………………......……................... 6
B. Acuan Pengembangan Kurikulum………………………........…….. 7
C. Tujuan Penyusunan Dokumen Kurikulum ……................................... 9
D. Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum …........................... 10

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN LEMBAGA ................................................. 12


A. Tujuan Pendidikan Nasional .............................................................. 12
B. Tujuan Pendidikan Keaksaraan .......................................................... 12
C. Visi..................................………………………………….................... 12
D. Misi .................................………............…...................…….................. 13
E. Tujuan Lembaga ................................. ....…………............…….....…….... 13

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM ............................................14


A. Struktur Kurikulum............................................................................. 14
B. Muatan Kurikulum ............................................................................ 18
1. Mata Pelajaran 18
2. Keterampilan Fungsional 18
3. Muatan Lokal 19
4. Kegiatan Pengembangan Kepribadian Profesional 19
5. Mata Pelajaran 19
6. Pengaturan Beban Belajar.................................................................. 20
7. Kegiatan Belajar Dalam Satuan Kredit Kompetensi ……………........ 21
8. Kriteria Ketuntasan Minimal................................................................. 21
9. Kenaikan Kesetaraan Tingkatan dan Derajat........................................ 23

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN ................................................................... 24


A. Permulaan Tahun Pelajaran ………………………….......................... 24
B. Jumlah Minggu Efektif………..…………………........................... 26
C. Jadwal Waktu Libur ......................................................................... 28

BAB V PENUTUP................................................................................................ 29

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Situasi Pandemi smengakibatkan kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara
normal seperti biasanya, namun warga belajar harus tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran. Lembaga tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran di
tengah situasi pandemi. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan
kreatifitas masing-masing lembaga. Warga belajar melakukan pembelajaran dari rumah
secara mandiri dengan bimbingan dari tutor dan orang tua.
Menghadapi tahun pelajaran 2021 /2022 yang masih dalam masa pandemi, lembaga
membutuhkan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh
satuan pendidikan pada masa pandemi dengan memperhatikan rambu- rambu ketentuan
yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing satuan pendidikan di masa
pandemi.
Kurikulum ini dikembangkan untuk menghadapi masa pandemi covid 19 oleh Tim
Pengembang Kurikulum lembaga yang meliputi kerangka dasar Kurikulum Pandemi,
tujuan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender
pendidikan, Sebelum mengembangkan Kurikulum, lembaga melakukan analisis kondisi
internal yang ada di satuan pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan
pendidikan dengan melakukan skrining zona lokasi tempat tinggal tutor, tenaga
kependidikan dan warga belajar untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan
episentrum penularan Covid-19.
Kurikulum ini disusun dan dilaksanakan pada masa pandemi covid 19. Oleh karena
itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi pandemi pada setiap
satuan pendidikan lembaga. Dalam menyusun kurikulum pandemi, satuan pendidikan
dapat melakukan modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan lembaga.

6
Dengan tersusunnya dokumen Kurikulum ini, PKBM NUSANTARA akan menjadi
lembaga yang memiliki Kurikulum yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
lingkungan lembaga dimasa pandemi covid 19, sehingga terselenggara proses pendidikan
yang berbasis lingkungan lembaga dengan mengembangkan berbagai keunggulan-
keunggulan dan kreatifitas dan inovasi lembaga.

B. Acuan Pengembangan Kurikulum


a. Acuan Yuridis
1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01.07/MENKES/ 328/2020 tentang
Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran
dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang
Sistem Pendidikan Naisonal dan PeraturanPemerintah Repubilk Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Setandar Nasional Pendidikan
mengamanatkan kurikulm pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah
disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Selain dari itu, Penyusunan
3. KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU
20/2003 dan PP 19/2005.
4. Panduan yang disusun BSNP terdiri dari atas dua bagian.Pertama, Panduan Umum
yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat di terapkan
pada satuan pendidikan dengan mengacu pada standar Kompetensi dan Kompetensi
dasar yang terdapat dalam SI dan SKL temasuk dalam ketentuan umum adalah
adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003 dan ketentuan PP 19/2005 serta
perinsip dan langkah yang harus diacu dalam pengembangan KTSP.Kedua, model
KTSP sebagai salah satu contoh hasil ahir pengembangan KTSP dengan mengacu
pada SI dan SKL dengan berpedoman pada panduan Umum yang di kembangkan
BSNP. Sebagai model KTSP.

7
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah
Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35
ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1),
(2).
6. Peraturan Pemerintah Repubilk Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP,
adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15) : Pasal 5 ayat (1), (2): Pasal 6 ayat (6): Pasal
7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8) : Pasal 8 ayat (1), (2), (3): Pasal 10 ayat (1),
(2), (3): Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4): Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4): Pasal 14 ayat
(1), (2), (3): Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5): Pasal 17 ayat (1), (2): Pasal 18 ayat
(1), (2), (3): Pasal 20.
7. Surat Edaran no 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid 19
8. Surat Edaran Kemendikbud nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Covid 19
9. Standar Isi
SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi
lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah :
kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang
pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22
Tahun 2006.
10. Standar Kompetensi Lulusan
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan ketrampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas
No.23 Tahun 2006.

8
b. Acuan Praktis
1. Pengembangan kurikulum ini dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, sosial,
akademik dan vokasioanl.
2. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan warga belajar memiliki potensi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi warga belajar
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan warga
belajar serta tuntutan lingkungan
3. Kurikulum ini dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
warga belajar, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya, dan adat-istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
4. Kurikulum ini dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
isi kurikulum mendorong warga belajar utnuk mengikuti dan memanfaatkan secara
tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
5. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum


Tujuan pengembangan kurikulum ini untuk memberikan acuan kepada Tutor dan
Tenaga Kependidikan, dalam mengembangkan program-program dimasa Pandemi
Covid-19 yang akan dilaksanakan. K e m u d i a n Kurikulum i n i disusun agar dapat
memberi kesempatan warga belajar untuk:

9
1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Belajar untuk menghayati dan mengamati
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4. Belajar untuk bersama dan berguna untuk orang lain
5. Belajar untuk membangun dan menemukan dirinya melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Harapan kami kurikulum ini tidak sekedar sebuah dokumen, tetapi betul–betul
sebagai acuan tenaga pendidik dan kependidikan di dalam melaksanakan tugas utama dan
kewajibannya. Di masa Pandemi Covid-19 Para pendidik hendaknya mampu
menciptakan pembelajaran yang bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan
aktivitas dan kreatifitas anak, efektif, demokratis, dan menantang. Melalui kompetensi
tutor semoga kurikulum ini menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggara
pendidikan dan pembelajaran di PKBM “NUSANTARA”.

D. Prinsip Pengembangan/ Pengelolaan Kurikulum


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, dan kepentingan warga belajar dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa warga belajar memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, NUSANTARA, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut, pengembangan kompetennsi warga belajar disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
warga belajar.
2. Beragam dan terpadu
Pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar warga belajar untuk mengikuti dan
10
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan warga belajar yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selaluu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
8. Tematik
Kurikulum dikembangkan dengan mengorganisasikan pengalaman – pengalaman
secara menyeluruh dalam tema – tema kontekstual yang mendorong terjadinya
pengalaman belajar baru yang meluas dan tidak tersekat – sekat oleh pokok – pokok
bahasan sehingga dapat mengaktifkan aktifitas mental warga belajar sekaligus
aktifitas social yang menumbuhkan kerjasama.
9. Partisipatif
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
agar tercipta rasa memiliki dan bertanggungjawab dalam melaksanakannya.

11
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN LEMBAGA

A. Tujuan Pendidikan Nasional


Berkembangnya potensi warga belajar agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Tujuan Pendidikan Kesetaraan


1. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi warga belajar yang
kurang beruntung : putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah sekolah, khususnya
perempuan, minoritas etnik dan anak yang bermukim di desa terbelakang,
miskin, terpencil atau sulit dicapai karena letak geografis dan atau keterbatasan
transportasi dalam rangka member konstribusi terhadap peningkatan APM dan APK
pendidikan dasar minimal 2 – 5 % dalam mempercepat suksesnya wajar dikdas 9
tahun
2. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang
dewasa melalui akses yang adil pada program belajar dan kecakapan hidup
3. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan rata – rata lama pendidikan
bagi masyarakat Indonesia 9 tahun sehingga mampu meningkatkan Human
Development Index ( HDV ) dan upaya menghapus ketidakadilan gender dalam
pendidikan dasar dan menengah
4. Memberikan peluang kapada warga masyarakat yang ingin memiliki pendidikan
setara SD, SMP dan SMA atau sederajat dengan mutu baik
5. Melayani warga belajar yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan
hidup secara fleksibel untuk mengaktualisasikan diri sekaligus meningkatkan mutu.

C. Visi
Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan digunakan untuk
memandu perumusan misi sekolah. Visi juga diartikan rumusan umum untuk mengenai
keadaan yang diinginkan pada akhir periode yang direncanakan.

12
Visi PKBM “NUSANTARA” :
‘Mewujudkan Yayasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat NUSANTARA sebagai salah satu wadah
profesional dalam pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan
Non Formal Informal untuk membentuk generasi yang cerdas, terampil, berkualitas dan berakhlak
mulia’.

D. Misi
Misi adalah jalan yang ditempuh untuk merealisasikan visi yang ditetapkan
berdasarkan asumsi tentang lingkungan yang dimasuki. Misi juga diartikan tindakan
untuk memenuhi masing – masing dari kelompok kepentingan yang terkait dengan visi.
Misi PKBM “NUSANTARA” untuk mewujudkan visinya adalah:
Mengembangkan usaha-usaha pembelajaran, pemberdayaan pembangunan
masyarakat setempat antara lain. sebagai berikut :
1. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas, terjangkau dan
mandiri
2. Mengupayakan perluasan dan pemerataan pendidikan melalui program pendidikan
Non Formal
3. Mewujudkan masyarakat yang memiliki kecakapan hidup "life skill"
4. Membangun jaringan kerja dengan berbagai pihak terkait program pendidikan Non
Formal
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan masyarakat khususnya di
kecamatan Panti
6. Meningkatkan kualitas layanan Pusat Kegiatan belajar Masyarakat

E. Tujuan Lembaga
Penyelenggaraan PKBM NUSANTARA bertujuan untuk :
1. Memberikan motivasi dan pembinaan masyarakat agar mau meningkatkan minat
pada pendidikan
2. Memberikan layanan informasi kegiatan pendidikan luar sekolah, Pendidikan Non
Formal Informal
3. Mendampingi Warga Belajar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup atas dasar
potensi yang dimilikinya, melalui pendidikan keterampilan

13
4. Memberikan layanan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan bagi masyarakat
5. Meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi dilingkungannya
6. sehingga mampu memecahkan permasalahan tersebut

14
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

1. Struktur Kurikulum
A.1. Struktrur kurikulum Paket A
Bobot Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
Tingkatan 1 / Tingkatan 2 /
Mata Pelajaran Derajat Awal Derajat Dasar
Jumlah
Setara Kelas I - Setara Kelas IV –
III VI
1. Pendidikan Agama 9 9 18
2. Pendidikan
9 9 18
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 15 15 30

4. Matematika 15 15 30

5. Ilmu Pengetahuan Alam 12 12 24

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 9 9 18

7. Seni Budaya 6 6 12
8. Pendidikan Jasmani,
6 6 12
Olahraga dan Kesehatan
9. Keterampilan
9 9 18
Fungsional*)
10. Muatan Lokal**) 6**) 6**) 12**)
11. Pengembangan
6 6 12
Kepribadian Profesional
Jumlah 102 102 204
Keterangan :
*) Pilihan mata pelajaran
**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke
dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

15
A.2. Struktur Kurikulum Paket B
Bobot Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
Tingkatan 3 / Tingkatan 4 /
Mata Pelajaran Derajat Terampil Derajat
Jumlah
1 Setara Kelas Terampil 2
VII - VIII Setara Kelas IX
1. Pendidikan Agama 4 2 6
2. Pendidikan
4 2 6
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 8 4 12

4. Bahasa Inggris 8 4 12

5. Matematika 8 4 12

6. Ilmu Pengetahuan Alam 8 4 12

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8 4 12

8. Seni Budaya 4 2 6
9. Pendidikan Jasmani,
4 2 6
Olahraga dan Kesehatan
10. Keterampilan
4 2 6
Fungsional*)
11. Muatan Lokal**) 4**) 2**) 6**)
12. Pengembangan
4 2 6
Kepribadian Profesional
Jumlah 68 34 102
Keterangan :
*) Pilihan mata pelajaran
**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke
dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

16
A.3. Struktur Kurikulum Paket C ( Program IPS )
Bobot Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
Tingkatan 6 /
Mata Pelajaran Tingkatan 5 /
Derajat Mahir 2
Derajat Mahir 1 Jumlah
Setara Kelas XI –
Setara Kelas X
XII
1. Pendidikan Agama 2 4 6
2. Pendidikan
2 4 6
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 8 12
4. Bahasa Inggris 4 8 12
5. Matematika 4 8 12
6. Fisika 2 - 2
7. Kimia 2 - 2
8. Biologi 2 - 2
9. Sejarah 1 3 4
10. Geografi 1 7 8
11. Ekonomi 2 8 10
12. Sosiologi 2 8 10
13. Seni Budaya 2 4 6
14. Pendidikan Jasmani,
2 4 6
Olahraga dan Kesehatan
15. Keterampilan
4*) 8*) 12*)
Fungsional*)
16. Muatan Lokal**) 2**) 4**) 6**)
17. Pengembangan
2 4 6
Kepribadian Profesional
Jumlah 40 82 122
Keterangan :
*) Pilihan mata pelajaran
**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke
dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

17
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum Paket A, Paket B dan Paket C meliputi sejumlah mata
pelajaran yang ditempuh dalam dua tingkatan. Paket A terdiri dari Tingkatan 2 ( Setara
Kelas IV – VI ), Paket B terdiri dari Tingkatan 3 ( Setara Kelas VII – VIII ) dan
Tingkatan 4 ( Setara Kelas IX ), dan Paket C terdiri dari Tingkatan 5 ( Setara Kelas X )
dan Tingkatan 6 ( Setara Kelas XI – XII ) Materi pelajaran keterampilan fungsional,
muatan lokal dan kegiatan pengembangan kepribadian profesional merupakan bagian
dari muatan kurikulum.

1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang
akan dibelajarkan kepada warga belajar sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu.
Pada bagian ini satuan pendidikan mencantumkan 11 mata pelajaran untuk
program Paket A, 12 mata pelajaran untuk program Paket B, 17 mata pelajaran untuk
program Paket C program IPS termasuk keterampilan fungsional, muatan lokal, dan
pengembangan kepribadian profesional beserta alokasi waktunya yang akan diberikan
kepada warga belajar.
Kurikulum Paket A, Paket B dan Paket C PKBM NUSANTARA, terdiri dari 11
mata pelajaran untuk program Paket A, 12 mata pelajaran untuk program Paket B dan 17
mata pelajaran untuk program Paket C IPS yang harus diberikan kepada warga belajar.
Mata Pelajaran keterampilan fungsional dan muatan lokal merupakan mata pelajaran
berbasis keunggulan lokal yaitu dengan menggali potensi dan seni budaya daerah
Sedangkan pengembangan kepribadian profesional meliputi kegiatan layanan konseling.
Pada situasi pandemi sekarang ini Pola pembelajaran dilaksanakan bentuk daring
dan luring, tutorial dan belajar door to door.

2. Keterampilan fungsional
Keterampilan fungsional merupakan kegiatan pembelajaran untuk memberikan
bekal kemampuan bekerja atau berusaha, sehingga standar kompetensi dan
kompentensi dasar yang ingin dicapai perlu disusun sendiri oleh satuan pendidikan.
Mata pelajaran ini merupakan pilihan yang harus diikuti oleh setiap warga belajar
berdasarkan minat, potensi dan kebutuhan warga belajar melalui analisis minat dan
kebutuhan belajar, sehingga dijadikan kesepakatan bersama antara pengelola kelompok
18
belajar, tutor dan warga belajar. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran keterampilan fungsional, atau dua mata pelajaran keterampilan dalam satu
tahun pelajaran.

3. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang substansi materinya dapat disesuaikan dan menjadi bagian dari mata
pelajaran lain atau mata pelajaran sendiri.
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah dan diterapkan di kelompok
belajar adalah : Bahasa Jawa yang diberikan melalui mata pelajaran seni budaya dan
ketrampilan fungsional. Muatan lokal wajib bagi semua warga belajar

4. Kegiatan Pengembangan Kepribadian Profesional


Pengembangan kepribadian profesional merupakan kemampuan mengembangkan
diri untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengelola potensi, bakat, minat, prakarsa,
tindakan, dan waktu secara profesional sesuai tujuan dan kebutuhan, yang dapat
dilakukan antara lain melalui layanan konseling.
Kegiatan pengembangan kepribadian profesional di PKBM NUSANTARA
dilakukan di bawah bimbingan konselor, tutor, atau tenaga kependidikan yang
dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan
pengembangan kepribadian profesional dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier warga belajar. Kegiatan layanan konseling dilaksanakan dalam
bentuk penyuluhan kelompok dan atau bimbingan personal warga belajar sesuai
kebutuhan.

5. Mata Pelajaran yang diujikan


19
Paket Paket Paket C
No Mata Pelajaran
A B IPS

1. Pendidikan Kewarganegaran X X X

2. Bahasa Indonesia X X X

3. Bahasa Inggris - X X
4. Matematika X X X
5. IPA X X -
6. IPS X X
7. Fisika - - -
8. Kimia - - -
9. Biologi - - - -
10. Sejarah - - - -
11. Geografi - - X -
12. Ekonomi - - X -
13. Antropologi - - - X
14. Sosiologi - - X -
15. Sastra Indonesia - - - X
16. Bahasa Asing - - - X

6. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam SKK dan Kontrak Belajar yang menunjukkan
bobot kompetensi yang harus dicapai oleh warga belajar dalam mengikuti program
pembelajaran.
1. Beban belajar dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
2. SKK merupakan modifikasi dari SKS, hanya perhitungan satuan berbasis capaian
kompetensi bukan waktu pembelajaran
3. Dengan SKK diharapkan lebih dapat menghargai pengalaman belajar yang
selama ini banyak dilakukan masyarakat
4. Prior Learning Assesment ang Recognition merupakan perangkat system penilaian
yang akan dikembangkan
5. SKK merupakan ukuran kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya
fleksibel

20
6. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur
Pendidikan formal, kursus, keahlian dan pengalaman yang relevan
7. Dengan SKK, kegiatan tatap muka, praktek ketrampilan, dan kegiatan
NUSANTARA yang terstruktur dapat dirancang sesuai kebutuhan warga belajar di
bawah supervisi pendidik
8. 1 ( satu ) SKK setara dengan 1 ( satu ) jam pelajaran Tatap Muka ( TM ) pada
jenjang atau 2 tutorial ( Tt ) atau 3 ( Md )
9. Jam pelajaran ditetapkan untuk Paket A 1 jam = 30 menit, Paket B = 40 menit dan
Paket C = menit.

7. Kegiatan Belajar Dalam Satuan Kredit Kompetensi

1. Setiap warga belajar wajib mengikuti kegiatan pembelajaran daring, luring,


maupun tutorial sesuai dengan jumlah SKK yang tercantum dalam standar isi
2. Program Paket A Tingkatan 2 / Dasar ( Setara Kelas IV – V I ) mempunyai
beban 102 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
minimal 17 SKK per semester
3. Program Paket B Tingkatan 3 / Terampil 1 ( Setara Kelas VII – VIII )
mempunyai beban 68 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan minimal 17 SKK per semester.
4. Program Paket B Tingkatan 4 / Terampil 2 ( Setara Kelas IX ) mempunyai
beban 34 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
minimal 17 SKK per semester.
5. Program Paket C ( IPS ) Tingkatan 5 / Mahir 1 ( Setara Kelas X) mempunyai
beban 40 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
minimal 20 SKK per semester.
6. Program Paket C ( IPS ) Tingkatan 6 / Mahir 2 (Setara Kelas XI – XII)
mempunyai beban 82 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan minimal 21 SKK per semester.
7. Pengaturan kegiatan pembelajaran adalah sbb : tatap muka minimal 20%,
tutorial minimal 30% dan praktik maksimal 50%

21
8. Kriteria Ketuntasan Minimal
1. Penetapan KKM
a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran
b. KKM ditetapkan oleh forum tutor inti atau kelompok kerja tutor
c. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0
– 100
d. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100
e. Lembaga dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar
maksimal
f. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar peserta
didik

2. Kriteria
a. Kerumitan
b. Daya dukung
c. Intake ( rata – rata kelas )

3. Penafsiran Kriteria
a. Kerumitan
 Tinggi ( 1 )
 Sedang ( 2 )
 Rendah ( 3 )
b. Daya Dukung
 Tinggi ( 3 )
 Sedang ( 2 )
 Rendah ( 1 )
c. Intake
 Tinggi ( 3 )
 Sedang ( 2 )
 Rendah ( 1 )

22
4. Penafsiran Kriteria Menjadi Nilai
a. Kerumitan
 Tinggi ( 50 – 64 )
 Sedang ( 65 – 80 )
 Rendah ( 81 – 100 )
b. Daya dukung
 Tinggi ( 81 – 100 )
 Sedang ( 65 – 80 )
 Rendah ( 50 – 64 )
c. Intake
 Tinggi ( 81 – 100 )
 Sedang ( 65 – 80 )
 Rendah ( 50 – 64 )
Contoh : jika indikator yang dimiliki kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan
intake sedang maka nilainya 3+3+2/9x100 = 88,89 maka dibulatkan
KKM 89.

9. Kenaikan Kesetaraan Tingkatan dan Derajat


Kenaikan tingkatan dan derajat dilaksanakan pada setiap akhir pencapaian
kompetensi. Waktu yang dibutuhkan tergantung pada pola pembelajaran yang
dilakukan. Dengan pola tatap muka kelompok belajar membagi satu tingkatan dan
derajat dalam beberapa satuan waktu yang pada akhir satuan waktu tersebut
diadakan penilaian hasil belajar sebagai wujud dari pencapaian Standar kompetensi.
Setelah semua Standar kompetensi dapat dicapai dilakukan kenaikan tingkatan dan
derajat dengan Kriteria kenaikan yang berlaku di kelompok belajar adalah setelah warga
belajar memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran satu tingkatan dan derajat;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;

23
c. Kenaikan kelas juga mempertimbangkan kehadiran dalam tatap muka mencapai
minimal 65%. Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat
(1), warga belajar dinyatakan telah menyelesaikan Paket A, Paket B dan Paket C
setelah memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
matapelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus Ujian Pendidikan Kesetaraan semua mata pelajaran yang diujikan;

24
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

A. Alokasi Waktu
1. Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Lembaga dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai
dengan keadaan dan kebutuhannya.
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri
4. Permulaan tahu pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.
6. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur Lembaga ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang
terkait dengan hari raya keagamaan, kepala daerah tingkat kabupaten/kota, dan atau
organisasi penyelenggara pendidikan dapat menempatkan hari libur khusus.
7. Lembaga pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran efektif. Bagi Lembaga yang memerlukan kegiatan
khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

25
8. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan
jenis pendidikan disesuaikan dengan peraturan pemerintah pusat/provinsi/
kabupaten/kota.

Tabel
Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU

1 Minggu efektif Minimum 36 Digunakan untuk kegiatan


belajar minggu dan pembelajaran efektif pada setiap
Maksimum 38 satuan pendidikan.
minggu

2 Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II.


Semester minggu

3 Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan


pelajaran minggu dan administrasi akhir dan awal
tahun pelajaran.

4 Hari libur 2–4 minggu Daerah khusus yang memerlukan


keagamaan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengu-
rangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif.

5 Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan peraturan


umum/Nasional minggu pemerintah.

6 Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai


minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing.

7 Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang


Lembaga minggu diprogramkan secara khusus oleh
Lembaga tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

26
B. Jadwal Waktu Libur
JULI 2021 AGUSTUS 2021 SEPTEMBER 2021
M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4
4 5 6 7 8 9 10 8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11
11 12 13 14 15 16 17 15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18
18 19 20 21 22 23 24 22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25
25 26 27 28 29 30 31 29 30 31 26 27 28 29 30

OKTOBER 2021 NOVEMBER 2021 DESEMBER 2021


M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
3 4 5 6 7 8 9 7 8 9 10 11 12 13 5 6 7 8 9 10 11
10 11 12 13 14 15 16 14 15 16 17 18 19 20 12 13 14 15 16 17 18
17 18 19 20 21 22 23 21 22 23 24 25 26 27 19 20 21 22 23 24 25
24 25 26 27 28 29 30 28 29 30 26 27 28 29 30 31
31

27
JANUARI 2022 FEBRUARI 2022 MARET 2022
M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S
1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2 3 4 5 6 7 8 6 7 8 9 10 11 12 6 7 8 9 10 11 12
9 10 11 12 13 14 15 13 14 15 16 17 18 19 13 14 15 16 17 18 19
16 17 18 19 20 21 22 20 21 22 23 24 25 26 20 21 22 23 24 25 26
23 24 25 26 27 28 29 27 28 27 28 29 30 31
30 31

APRIL 2022 MEI 2022 JUNI 2022


M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S
1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4
3 4 5 6 7 8 9 8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11
10 11 12 13 14 15 16 15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18
17 18 19 20 21 22 23 22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25
24 25 26 27 28 29 30 29 30 31 26 27 28 29 30

28
29
C. Penetapan Kalender Pendidikan
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur Lembaga ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, kepala daerah tingkat kabupaten/kota, dan atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serentak
untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada
dokumen standar isi ini dengan memerhatikan ketentuan dari pemerintah/
pemerintah daerah.
5. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan tuntutan kurikulum.
6. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 tahun pelajaran 2021 /2022 adalah 258
hari belajar yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
7. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan untuk proses
pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap
minggu untuk kelas VII sebanyak 48 jam pelajaran sedangkan untuk kelas
VIII sebanyak 48 jam. Untuk kelas IX sebanyak 48 jam pelajaran, dengan
alokasi waktu 20 menit per jam pelajaran. Jumlah jam belajar efektif selama satu
tahun untuk kelas VII sebanyak 1920 jam pelajaran, sedangan kelas VIII sebanyak
1920 jam pelajaran, dan kelas IX sebanyak 1920 jam pelajaran.

30
BAB V
PENUTUP

Dengan telah selesainya penyusunan dokumen I Kurikulum PKBM


NUSANTARA pada awal tahun pelajaran 2021 /2022 maka salah satu pedoman dan
acuan dalam penyelenggaraam pendidikan di PKBM NUSANTARA telah tersedia
Sangat besar harapan kami, semoga Dokumen I Kurikulum PKBM Rumpu
Aksara ini dapat digunakan dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan dalam proses
penyelenggaraan pendidikan di masa darurat pandemi covid 19. Kami juga sangat
mengharap dukungan dari semua pihak, khususnya Tutor, Komite, maupun para Warga
Belajar serta masyarakat yang peduli terhadap pendidikan agar dapat bekerja sama
mendukung keterlaksanaan kurikulum darurat ini. Banyak bantuan yang sudah diberikan
kepada kami dari berbagai pihak,kami mengucapkan banyak terima kasih. Kepada
pemerintah khususnya Kepala Dinas Pendidikan dan Kabid Kabupaten Jember, yang
memberi dukungan dan bimbingan kepada kami dalam Menyusun Kurikulum.
Semoga Dokumen I Kurikulum ini mampu menjadi sarana bagi Lembaga untuk
ikut mencerdaskan generasi muda harapan bangsa di masa pandemic covid 19 ini.
Aamiin.

Jember, 18 Juli 2021

Ketua PKBM NUSANTARA

MOH. SUDARMAJI, S.PD

31

Anda mungkin juga menyukai