KURIKULUM
PROGRAM PAKET A PAKET B DAN
PAKET C
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
i
REKOMENDASI PENGESAHAN
LEMBAR VALIDASI
KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2021 /2022
PKBM : NUSANTARA
Alamat : Jalan Bung Tomo No. 05 RT.01 RW. 27 Krajan II Jombang
Tahun Pelajaran : 2021 /2022
Drs. Suyitno
NIP. 196703182009011001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Email : Pkbm.nusantara01@gmail.com
Di tetapkan di : Jember
Mengetahui
Ketua PKBM NUSANTARA Penanggung Jawab Kesetaraan
Paket C NUSANTARA
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
REKOMENDASI ……………………........……………….......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
BAB V PENUTUP................................................................................................ 29
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Situasi Pandemi smengakibatkan kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara
normal seperti biasanya, namun warga belajar harus tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran. Lembaga tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran di
tengah situasi pandemi. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan
kreatifitas masing-masing lembaga. Warga belajar melakukan pembelajaran dari rumah
secara mandiri dengan bimbingan dari tutor dan orang tua.
Menghadapi tahun pelajaran 2021 /2022 yang masih dalam masa pandemi, lembaga
membutuhkan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh
satuan pendidikan pada masa pandemi dengan memperhatikan rambu- rambu ketentuan
yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing satuan pendidikan di masa
pandemi.
Kurikulum ini dikembangkan untuk menghadapi masa pandemi covid 19 oleh Tim
Pengembang Kurikulum lembaga yang meliputi kerangka dasar Kurikulum Pandemi,
tujuan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender
pendidikan, Sebelum mengembangkan Kurikulum, lembaga melakukan analisis kondisi
internal yang ada di satuan pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan
pendidikan dengan melakukan skrining zona lokasi tempat tinggal tutor, tenaga
kependidikan dan warga belajar untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan
episentrum penularan Covid-19.
Kurikulum ini disusun dan dilaksanakan pada masa pandemi covid 19. Oleh karena
itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi pandemi pada setiap
satuan pendidikan lembaga. Dalam menyusun kurikulum pandemi, satuan pendidikan
dapat melakukan modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan lembaga.
6
Dengan tersusunnya dokumen Kurikulum ini, PKBM NUSANTARA akan menjadi
lembaga yang memiliki Kurikulum yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
lingkungan lembaga dimasa pandemi covid 19, sehingga terselenggara proses pendidikan
yang berbasis lingkungan lembaga dengan mengembangkan berbagai keunggulan-
keunggulan dan kreatifitas dan inovasi lembaga.
7
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah
Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35
ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1),
(2).
6. Peraturan Pemerintah Repubilk Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP,
adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15) : Pasal 5 ayat (1), (2): Pasal 6 ayat (6): Pasal
7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8) : Pasal 8 ayat (1), (2), (3): Pasal 10 ayat (1),
(2), (3): Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4): Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4): Pasal 14 ayat
(1), (2), (3): Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5): Pasal 17 ayat (1), (2): Pasal 18 ayat
(1), (2), (3): Pasal 20.
7. Surat Edaran no 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid 19
8. Surat Edaran Kemendikbud nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Covid 19
9. Standar Isi
SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi
lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah :
kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang
pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22
Tahun 2006.
10. Standar Kompetensi Lulusan
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan ketrampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas
No.23 Tahun 2006.
8
b. Acuan Praktis
1. Pengembangan kurikulum ini dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, sosial,
akademik dan vokasioanl.
2. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan warga belajar memiliki potensi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi warga belajar
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan warga
belajar serta tuntutan lingkungan
3. Kurikulum ini dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
warga belajar, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya, dan adat-istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
4. Kurikulum ini dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
isi kurikulum mendorong warga belajar utnuk mengikuti dan memanfaatkan secara
tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
5. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
9
1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Belajar untuk menghayati dan mengamati
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4. Belajar untuk bersama dan berguna untuk orang lain
5. Belajar untuk membangun dan menemukan dirinya melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Harapan kami kurikulum ini tidak sekedar sebuah dokumen, tetapi betul–betul
sebagai acuan tenaga pendidik dan kependidikan di dalam melaksanakan tugas utama dan
kewajibannya. Di masa Pandemi Covid-19 Para pendidik hendaknya mampu
menciptakan pembelajaran yang bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan
aktivitas dan kreatifitas anak, efektif, demokratis, dan menantang. Melalui kompetensi
tutor semoga kurikulum ini menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggara
pendidikan dan pembelajaran di PKBM “NUSANTARA”.
11
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN LEMBAGA
C. Visi
Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan digunakan untuk
memandu perumusan misi sekolah. Visi juga diartikan rumusan umum untuk mengenai
keadaan yang diinginkan pada akhir periode yang direncanakan.
12
Visi PKBM “NUSANTARA” :
‘Mewujudkan Yayasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat NUSANTARA sebagai salah satu wadah
profesional dalam pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan
Non Formal Informal untuk membentuk generasi yang cerdas, terampil, berkualitas dan berakhlak
mulia’.
D. Misi
Misi adalah jalan yang ditempuh untuk merealisasikan visi yang ditetapkan
berdasarkan asumsi tentang lingkungan yang dimasuki. Misi juga diartikan tindakan
untuk memenuhi masing – masing dari kelompok kepentingan yang terkait dengan visi.
Misi PKBM “NUSANTARA” untuk mewujudkan visinya adalah:
Mengembangkan usaha-usaha pembelajaran, pemberdayaan pembangunan
masyarakat setempat antara lain. sebagai berikut :
1. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas, terjangkau dan
mandiri
2. Mengupayakan perluasan dan pemerataan pendidikan melalui program pendidikan
Non Formal
3. Mewujudkan masyarakat yang memiliki kecakapan hidup "life skill"
4. Membangun jaringan kerja dengan berbagai pihak terkait program pendidikan Non
Formal
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan masyarakat khususnya di
kecamatan Panti
6. Meningkatkan kualitas layanan Pusat Kegiatan belajar Masyarakat
E. Tujuan Lembaga
Penyelenggaraan PKBM NUSANTARA bertujuan untuk :
1. Memberikan motivasi dan pembinaan masyarakat agar mau meningkatkan minat
pada pendidikan
2. Memberikan layanan informasi kegiatan pendidikan luar sekolah, Pendidikan Non
Formal Informal
3. Mendampingi Warga Belajar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup atas dasar
potensi yang dimilikinya, melalui pendidikan keterampilan
13
4. Memberikan layanan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan bagi masyarakat
5. Meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi dilingkungannya
6. sehingga mampu memecahkan permasalahan tersebut
14
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
1. Struktur Kurikulum
A.1. Struktrur kurikulum Paket A
Bobot Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
Tingkatan 1 / Tingkatan 2 /
Mata Pelajaran Derajat Awal Derajat Dasar
Jumlah
Setara Kelas I - Setara Kelas IV –
III VI
1. Pendidikan Agama 9 9 18
2. Pendidikan
9 9 18
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 15 15 30
4. Matematika 15 15 30
7. Seni Budaya 6 6 12
8. Pendidikan Jasmani,
6 6 12
Olahraga dan Kesehatan
9. Keterampilan
9 9 18
Fungsional*)
10. Muatan Lokal**) 6**) 6**) 12**)
11. Pengembangan
6 6 12
Kepribadian Profesional
Jumlah 102 102 204
Keterangan :
*) Pilihan mata pelajaran
**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke
dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.
15
A.2. Struktur Kurikulum Paket B
Bobot Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
Tingkatan 3 / Tingkatan 4 /
Mata Pelajaran Derajat Terampil Derajat
Jumlah
1 Setara Kelas Terampil 2
VII - VIII Setara Kelas IX
1. Pendidikan Agama 4 2 6
2. Pendidikan
4 2 6
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 8 4 12
4. Bahasa Inggris 8 4 12
5. Matematika 8 4 12
8. Seni Budaya 4 2 6
9. Pendidikan Jasmani,
4 2 6
Olahraga dan Kesehatan
10. Keterampilan
4 2 6
Fungsional*)
11. Muatan Lokal**) 4**) 2**) 6**)
12. Pengembangan
4 2 6
Kepribadian Profesional
Jumlah 68 34 102
Keterangan :
*) Pilihan mata pelajaran
**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke
dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.
16
A.3. Struktur Kurikulum Paket C ( Program IPS )
Bobot Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
Tingkatan 6 /
Mata Pelajaran Tingkatan 5 /
Derajat Mahir 2
Derajat Mahir 1 Jumlah
Setara Kelas XI –
Setara Kelas X
XII
1. Pendidikan Agama 2 4 6
2. Pendidikan
2 4 6
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 8 12
4. Bahasa Inggris 4 8 12
5. Matematika 4 8 12
6. Fisika 2 - 2
7. Kimia 2 - 2
8. Biologi 2 - 2
9. Sejarah 1 3 4
10. Geografi 1 7 8
11. Ekonomi 2 8 10
12. Sosiologi 2 8 10
13. Seni Budaya 2 4 6
14. Pendidikan Jasmani,
2 4 6
Olahraga dan Kesehatan
15. Keterampilan
4*) 8*) 12*)
Fungsional*)
16. Muatan Lokal**) 2**) 4**) 6**)
17. Pengembangan
2 4 6
Kepribadian Profesional
Jumlah 40 82 122
Keterangan :
*) Pilihan mata pelajaran
**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke
dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.
17
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum Paket A, Paket B dan Paket C meliputi sejumlah mata
pelajaran yang ditempuh dalam dua tingkatan. Paket A terdiri dari Tingkatan 2 ( Setara
Kelas IV – VI ), Paket B terdiri dari Tingkatan 3 ( Setara Kelas VII – VIII ) dan
Tingkatan 4 ( Setara Kelas IX ), dan Paket C terdiri dari Tingkatan 5 ( Setara Kelas X )
dan Tingkatan 6 ( Setara Kelas XI – XII ) Materi pelajaran keterampilan fungsional,
muatan lokal dan kegiatan pengembangan kepribadian profesional merupakan bagian
dari muatan kurikulum.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang
akan dibelajarkan kepada warga belajar sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu.
Pada bagian ini satuan pendidikan mencantumkan 11 mata pelajaran untuk
program Paket A, 12 mata pelajaran untuk program Paket B, 17 mata pelajaran untuk
program Paket C program IPS termasuk keterampilan fungsional, muatan lokal, dan
pengembangan kepribadian profesional beserta alokasi waktunya yang akan diberikan
kepada warga belajar.
Kurikulum Paket A, Paket B dan Paket C PKBM NUSANTARA, terdiri dari 11
mata pelajaran untuk program Paket A, 12 mata pelajaran untuk program Paket B dan 17
mata pelajaran untuk program Paket C IPS yang harus diberikan kepada warga belajar.
Mata Pelajaran keterampilan fungsional dan muatan lokal merupakan mata pelajaran
berbasis keunggulan lokal yaitu dengan menggali potensi dan seni budaya daerah
Sedangkan pengembangan kepribadian profesional meliputi kegiatan layanan konseling.
Pada situasi pandemi sekarang ini Pola pembelajaran dilaksanakan bentuk daring
dan luring, tutorial dan belajar door to door.
2. Keterampilan fungsional
Keterampilan fungsional merupakan kegiatan pembelajaran untuk memberikan
bekal kemampuan bekerja atau berusaha, sehingga standar kompetensi dan
kompentensi dasar yang ingin dicapai perlu disusun sendiri oleh satuan pendidikan.
Mata pelajaran ini merupakan pilihan yang harus diikuti oleh setiap warga belajar
berdasarkan minat, potensi dan kebutuhan warga belajar melalui analisis minat dan
kebutuhan belajar, sehingga dijadikan kesepakatan bersama antara pengelola kelompok
18
belajar, tutor dan warga belajar. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran keterampilan fungsional, atau dua mata pelajaran keterampilan dalam satu
tahun pelajaran.
3. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang substansi materinya dapat disesuaikan dan menjadi bagian dari mata
pelajaran lain atau mata pelajaran sendiri.
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah dan diterapkan di kelompok
belajar adalah : Bahasa Jawa yang diberikan melalui mata pelajaran seni budaya dan
ketrampilan fungsional. Muatan lokal wajib bagi semua warga belajar
1. Pendidikan Kewarganegaran X X X
2. Bahasa Indonesia X X X
3. Bahasa Inggris - X X
4. Matematika X X X
5. IPA X X -
6. IPS X X
7. Fisika - - -
8. Kimia - - -
9. Biologi - - - -
10. Sejarah - - - -
11. Geografi - - X -
12. Ekonomi - - X -
13. Antropologi - - - X
14. Sosiologi - - X -
15. Sastra Indonesia - - - X
16. Bahasa Asing - - - X
6. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam SKK dan Kontrak Belajar yang menunjukkan
bobot kompetensi yang harus dicapai oleh warga belajar dalam mengikuti program
pembelajaran.
1. Beban belajar dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
2. SKK merupakan modifikasi dari SKS, hanya perhitungan satuan berbasis capaian
kompetensi bukan waktu pembelajaran
3. Dengan SKK diharapkan lebih dapat menghargai pengalaman belajar yang
selama ini banyak dilakukan masyarakat
4. Prior Learning Assesment ang Recognition merupakan perangkat system penilaian
yang akan dikembangkan
5. SKK merupakan ukuran kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya
fleksibel
20
6. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur
Pendidikan formal, kursus, keahlian dan pengalaman yang relevan
7. Dengan SKK, kegiatan tatap muka, praktek ketrampilan, dan kegiatan
NUSANTARA yang terstruktur dapat dirancang sesuai kebutuhan warga belajar di
bawah supervisi pendidik
8. 1 ( satu ) SKK setara dengan 1 ( satu ) jam pelajaran Tatap Muka ( TM ) pada
jenjang atau 2 tutorial ( Tt ) atau 3 ( Md )
9. Jam pelajaran ditetapkan untuk Paket A 1 jam = 30 menit, Paket B = 40 menit dan
Paket C = menit.
21
8. Kriteria Ketuntasan Minimal
1. Penetapan KKM
a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran
b. KKM ditetapkan oleh forum tutor inti atau kelompok kerja tutor
c. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0
– 100
d. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100
e. Lembaga dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar
maksimal
f. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar peserta
didik
2. Kriteria
a. Kerumitan
b. Daya dukung
c. Intake ( rata – rata kelas )
3. Penafsiran Kriteria
a. Kerumitan
Tinggi ( 1 )
Sedang ( 2 )
Rendah ( 3 )
b. Daya Dukung
Tinggi ( 3 )
Sedang ( 2 )
Rendah ( 1 )
c. Intake
Tinggi ( 3 )
Sedang ( 2 )
Rendah ( 1 )
22
4. Penafsiran Kriteria Menjadi Nilai
a. Kerumitan
Tinggi ( 50 – 64 )
Sedang ( 65 – 80 )
Rendah ( 81 – 100 )
b. Daya dukung
Tinggi ( 81 – 100 )
Sedang ( 65 – 80 )
Rendah ( 50 – 64 )
c. Intake
Tinggi ( 81 – 100 )
Sedang ( 65 – 80 )
Rendah ( 50 – 64 )
Contoh : jika indikator yang dimiliki kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan
intake sedang maka nilainya 3+3+2/9x100 = 88,89 maka dibulatkan
KKM 89.
23
c. Kenaikan kelas juga mempertimbangkan kehadiran dalam tatap muka mencapai
minimal 65%. Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat
(1), warga belajar dinyatakan telah menyelesaikan Paket A, Paket B dan Paket C
setelah memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
matapelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus Ujian Pendidikan Kesetaraan semua mata pelajaran yang diujikan;
24
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
1. Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Lembaga dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai
dengan keadaan dan kebutuhannya.
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri
4. Permulaan tahu pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.
6. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur Lembaga ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang
terkait dengan hari raya keagamaan, kepala daerah tingkat kabupaten/kota, dan atau
organisasi penyelenggara pendidikan dapat menempatkan hari libur khusus.
7. Lembaga pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran efektif. Bagi Lembaga yang memerlukan kegiatan
khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
25
8. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan
jenis pendidikan disesuaikan dengan peraturan pemerintah pusat/provinsi/
kabupaten/kota.
Tabel
Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
26
B. Jadwal Waktu Libur
JULI 2021 AGUSTUS 2021 SEPTEMBER 2021
M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4
4 5 6 7 8 9 10 8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11
11 12 13 14 15 16 17 15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18
18 19 20 21 22 23 24 22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25
25 26 27 28 29 30 31 29 30 31 26 27 28 29 30
27
JANUARI 2022 FEBRUARI 2022 MARET 2022
M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S
1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2 3 4 5 6 7 8 6 7 8 9 10 11 12 6 7 8 9 10 11 12
9 10 11 12 13 14 15 13 14 15 16 17 18 19 13 14 15 16 17 18 19
16 17 18 19 20 21 22 20 21 22 23 24 25 26 20 21 22 23 24 25 26
23 24 25 26 27 28 29 27 28 27 28 29 30 31
30 31
28
29
C. Penetapan Kalender Pendidikan
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur Lembaga ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, kepala daerah tingkat kabupaten/kota, dan atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serentak
untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada
dokumen standar isi ini dengan memerhatikan ketentuan dari pemerintah/
pemerintah daerah.
5. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan tuntutan kurikulum.
6. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 tahun pelajaran 2021 /2022 adalah 258
hari belajar yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
7. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan untuk proses
pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap
minggu untuk kelas VII sebanyak 48 jam pelajaran sedangkan untuk kelas
VIII sebanyak 48 jam. Untuk kelas IX sebanyak 48 jam pelajaran, dengan
alokasi waktu 20 menit per jam pelajaran. Jumlah jam belajar efektif selama satu
tahun untuk kelas VII sebanyak 1920 jam pelajaran, sedangan kelas VIII sebanyak
1920 jam pelajaran, dan kelas IX sebanyak 1920 jam pelajaran.
30
BAB V
PENUTUP
31