Anda di halaman 1dari 3

RESUME SEJARAH MATEMATIKA

PERTEMUAN KE-3

NAMA : REVALINA APRILIANI SAPUTRI


NIM : 06081282328052

PERKEMBANGAN PENGAJARAN MATEMATIKA DI DALAM NEGERI DAN


LUAR NEGERI

Di Indonesia, pemyebutan matematika mulai dipakai sejak tahun 1970. Awal


matematika diterapkan dengan memilih buku sumber utama matematika yaitu belajar
berhitung, terbitan departemen P dan K tahun 1969. Kedua buku itu disusun oleh Dr.
Supartinah Pakasi. Setelah itu dilakukan penterjemahkan buku Entebbe Mathematics Series
(buku matematika modern untuk SD) yang kemudian 12 buku murid dan 12 buku pedoman
khusus ditambah dengan sebuah buku pedoman umum. Terjemahan buku ini selesai sekitar
tahun 1972-1973.

Indonesia mengalami perubahan kurikulum, dari kurikulum 1968 ke kurikulum 1975.

Materi yang ada dalam kurikulum 1975 :

1. Himpunan
2. Macam-macam bilangan
3. Bilangan dasar non desimal
4. Aritmatika jam
5. Pengantar teori kemungkinan
6. Pengerjaan hitung
7. Geometri

Ciri-ciri kurikulum 1975 :

1. Menekankan pada pengertian dan metode penemuan


2. Matematika modern (NeW MaTh) mamuat materi baru. Materi baru yang termuat
antara lain :
a. Bilangan dasar non desimal
b. Aritmatika jam/modular
c. Teori himpunan
d. Aljabar abstrak
e. Logika matematika
f. Aljabar boole
g. Statistika
h. Probabilitas
i. Topologi
3. Pendekatan materi dalam matematika modern adalah matematika deduktif.
4. Dalam matematika modern ketepatan bahasa sangat diperhatikan.
5. Matematika modern sangat menekankan pada struktur.

Pengajaran Matematika Tradisional

Materi matematika tradisional ialah bilangan asli beserta operasi hitungnya, bilangan
cacah beserta operasi hitungnya, bilangan rasional beserta operasi hitungnya, sampai dengan
bilangan real beserta operasi hitungnya. Tujuan dari pengajaran berhitung lama adalah untuk
melatih otak, yang sifatnya drill.

Pada awal abad ke-20 timbul paham baru dari E. Thorndike. Thorndike merumuskan
teori pengaitan. Dalam proses belajar-mengajar, guru memberikan stimulus berupa
pertanyaan, baik pertanyaan yang sifatnya menelusuri pengetahuan yang telah diperoleh,
maupun pertanyaan tentang pendapat siswa terhadap suatu masalah tertentu. Jika hal ini
dilakukan secara terus-menerus, maka penguasaan bahan akan tercapai.

Beberapa kelemahan pengajaran tradisional, sebagai berikut.

1. Keterampilan berhitung dan proses menghafal yang sifatnya mekanis lebih


diutamakan tanpa usaha mendalami pengertiannya.
2. Pengajaran matematika lama (berhitung) kurang memberi rangsangan pada siswa
untuk memotivasi dan memacu keingintahuan pada diri mereka.
3. Materi dalam berhitung lama tidak berkesinambungan.
4. Topik matematika yang diberikan kurang ada hubungan dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Berhitung lama kurang memperhatikan ketepatan bahasa.
6. Penalaran siswa terhadap konsep yang sesungguhnya kurang mendapat perhatian.
Pembelajaran Matematika Masa Kini di Indonesia

1. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum 1984


2. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum 1994
3. Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK

Anda mungkin juga menyukai