Anda di halaman 1dari 2

RANGKUMAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 11 TAHUN 2022 TENTANG KEOLAHRAGAAN

Latar belakang UU 11 tahun 2022 tentang Keolahragaan adalah mencabut Undang-


Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. UU Nomor 3 Tahun
2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan keolahragaan sehingga perlu diganti. Dasar hukum UU ini adalah Pasal 20 dan
Pasal 28C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
UU 11 tahun 2022 tentang Keolahragaan ini mengatur mengenai: 1) dasar, fungsi,
tujuan, dan prinsip; 2) hak dan kewajiban; 3) tugas, wewenang, dan tanggung jawab
pemerintah pusat dan pemerintah daerah; 4) ruang lingkup olahraga; 5) pembinaan dan
pengembangan olahraga; 6) pengelolaan keolahragaan; 7) penyelenggaraan kejuaraan
olahraga; 8) pelaku olahraga; 9) prasarana olahraga dan sarana olahraga; 10) pendanaan
keolahragaan; 11) pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan dan
informasi keolahragaan; 12) peran serta masyarakat; 13) kerja sama dalam bidang
keolahragaan; 14) industri olahraga; 15) standardisasi, akreditasi, dan sertifikasi; 16) doping;
17) penghargaan olahraga dan jaminan sosial; 18) pengawasan; penyelesaian sengketa di
bidang olahraga; dan 19) ketentuan pidana terkait keolahragaan. Pendanaan Keolahragaan
menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan usaha,
dan Masyarakat.
 Undang-undang (UU) ini mulai berlaku pada tanggal 16 Maret 2022.
 UU ini mencabut UU Nomor 3 Tahun 2005.
 Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini mulai berlaku.
Dengan demikian yang menjadi pokok bahasan isi dari tiap bab dan pasal yang
tertulis dalam UU 11 tahun 2022 tentang Keolahragaan adalah sebagai berikut:
1. UU ini menekankan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia.
Pembangunan nasional di bidang keolahragaan tidak hanya dilakukan secara terencana,
sistematis, terpadu, berjenjang tetapi berkelanjutan dan diarahkan untuk tercapainya kualitas
kesehatan dan kebugaran masyarakat.
2. Penguatan olahragawan sebagai profesi, pengaturan mengenai kesejahteraan serta
penghargaannya bukan hanya dalam bentuk pemberian kemudahan beasiswa, pekerjaan,
kenaikan pangkat luar biasa, tanda kehormatan kewarganegaraan melainkan juga adanya
perlindungan jaminan sosial.
3. Dalam hal pendanaan, UU ini mengatur mengenai dana perwalian keolahragaan yaitu dana
hibah yang diberikan oleh satu atau beberapa pemberi hibah yang dikelola secara mandiri dan
profesional oleh lembaga non pemerintah sebagai wali amanat untuk tujuan pembinaan dan
pengembangan olahraga nasional.
4. Dalam hal kelembagaan KONI-KOI, adanya pengaturan yang jelas mengenai tugas dan
kewenangan KONI-KOI serta penguatan sinergi KONI-KOI di mana KONI memiliki
kewenangan memberikan rekomendasi kepada KOI untuk mengirim atlet di ajang
internasional dan KOI harus melaksanakan rekomendasi KONI itu. Dengan demikian terjadi
sinergi dan kolaborasi yang baik di antara keduanya.
5. Dalam hal pemajuan olahraga prestasi, dalam UU ini diatur adanya pengaturan mengenai
DBON untuk pusat dan desain olahraga daerah untuk daerah provinsi, kabupaten dan kota.
Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib mengelola paling sedikit dua cabang olahraga
unggulan yang bertaraf nasional dan atau internasional.
6. Dalam hal pengelolaan kejuaraan dan industri olahraga, dalam UU ini diatur mengenai hak
dan kewajiban penonton dan suporter antara lain dalam bentuk hak mendapatkan
perlindungan hukum dan mendapatkan prioritas menjadi bagian dari pemilik klub.
7. Adanya pengaturan mengenai olahraga berbasis teknologi digital atau elektronik namun
tetap berorientasi pada kebugaran, kesehatan dan interaksi sosial serta didorong untuk
mendukung pengembangan industri olahraga. Selain itu olahraga berbasis teknologi digital
elektronik diselenggarakan dengan memperhatikan nilai kemanusiaan sosial, budaya, literasi
fisik, keamanan, norma kepatutan dan kesusilaan.
8. Dalam hal kepentingan olahraga nasional dibentuk sistem data keolahragaan nasional
terpadu sebagai satu data olahraga nasional yang memuat data mengenai pembinaan,
pengembangan, penghargaan dan kesejahteraan olahragawan dan pelaku olahraga.
9. Dalam hal penyelesaian sengketa olahraga, diatur hanya ada satu badan arbitrase yang
bersifat mandiri dan keputusannya final dan mengikat serta dibentuk berdasarkan Piagam
Olimpiade.
10. Dalam hal olahraga penyandang disabilitas, dalam UU ini diselaraskan dengan UU
Penyandang Disabilitas dan dilakukan penguatan di mana pembinaan dan pengembangan
olahraga penyandang disabilitas dilaksanakan oleh Komite Paralimpiade Indonesia,
organisasi olahraga penyandang disabilitas dan atau induk organisasi cabor ditingkat pusat
dan daerah dengan menekankan kemampuan manajerial melalui pendidikan dan pelatihan
secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai