1. Kiamat Sugra adalah kiamat kecil yang terjadi kepada Hamba Allah yang salah satunya berupa kematian, kiamat ini akan terjadi kepada setiap hambanya, dan tidak ada satupun yang mampu larinya. Dengan tidak diketahuinya kapan kita akan meninggal, seharusnya kita mamppu meningkatkan amal ibadah kita sehati-hari, sebab siap atau tidak siap kita akan dipanggil oleh Sang Pendicita. 2. Kiamat Kubra adalah kiamat besar, yaitu pemusnahan seluruh kehidupan alam semesta. Setelah manusia dihancurkan, maka Allah Swt. akan membangkitkan manusia dari kuburnya, mereka akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah mereka lakukan selama di dunia. Dan pada hari itu tidak ada satupun yang mampun menolong manusia kecuali iman dan amal sholah mereka sendiri, Allah SWT membalas dengan surga bagi orang-orang yang taat Konsep (Beberapa istilah 1 kepadaNya, dan Allah SWT membalas dengan dan definisi) di KB neraka terhadap orang-orang yang ingkar. 3. Kehidupan Setelah Hari Akhir adalah proses dimana kehidupan setelah terjadinya hari kiamat, terdapat fase-fase setelah hari akhir yang nantinya semua manusia akan dibangkitkan, dikumpulkan, diberikan buku catatan, diperhitungkan amalnya dan ditimbang amalnya lalu akan melalui jembatan As-syirat hingga mencapai hasil antara surga dan neraka. Surga adalah tempat yang diperuntukkan bagi orang-orang yang taat, yang dimana tidak ada kesedihan dan kesengsaraan di dalamnya, hanya ada kenikmatan dan kebahagiaan saja. Neraka adalah tempat yang diperuntukkan bagi orang-orang yang ingkar atau kafir dan tidak mentaati perintah bahkan melakukan pelanggaran yang dilarang-Nya, yang didalamnya penuh dengan kesengsaraan dan siksaan. 4. Takdir Mubram adalah ketentuan Allah yang pasti terjadi dan tidak dapat berubah. Seperti halnya kematian, kematian tidak ada satu orangpun yang mengetahui kapan dia meninggal dimana ia meninggal, dalam keadaan seperti apa dia meninggal (beriman atau tidak) hambanya tidak akan tau, sebab ketentuan ini hanya ada dalam Ilmu Allah SWT. Takdir Mu'allaq adalah ketentuan Allah yang berada pada lambaran-lembaran para Malaikat, yang telah mereka kutip dari al-Lauh al-Mahfuzh. Seperti halnya si fulan apa bila ia berdoa meminta berumur seratus tahun, diluaskan rezeki, maka ia akan berumur seratus tahun, dan mendapat rizki yang luas, begitupun seterusnya, segala hal yang diikhtiarkan dengan do’a dan usaha hambanya maka akan terkabul sesuai do’a dan usahanya sendiri. 5. Konsep Kebebasan Manusia dalam Konteks Takdir Allah, dalam hal ini setiap manusia memiliki harapan serta keinginan masing-masing, tapi keinginan tersubut bisa saja terwujud atau tidak terwujud, hal itu sebabkan anatara lain bukan takdir yang allah tentukan, tapi sejauh mana kepantasan diri kita dalam berusaha dan mampu untuk menerima apa yang diberikan, sebab Allah SWT lebih menjaga adab waktu dalam pemberian apa yang dimintakan Hambanya. Adapun contoh halnya Tsa’labah yang dahulu seoang yang sangat miskin akan tetapi termasuk orang yang taat kepada Allah SWT, suatu ketika ia merasakan muak dengan kemiskinannya dan memohon kepada Rasulullah SAW untuk mendo’akannya menjadi seorang yang kaya raya, akan tetapi Rasulullah SAW menolaknya, sebab Rasulullah paham seseorang akan bisa lalai karena harta dunia. Singkat cerita iya meluluhkan hati Rasul dengan berjanji akan beristiqomah, lalu Rasulpun mengabulakan permintaanya, akhir cerita Tsa’labah menjadi kaya akan tetapi iya malah menjadi tergolong orang yang lalai dan ketika dipinta zakatnya ia menolak, dan celakalah tsa’labah celakalah. Jadi kesimpulannya segala apapun itu bisa saja Allah berikan, akan tetapi Allah membaca waktu yang tepat untuk kita dimana kita sudah mampu atau siap atau belum, sebab segala apapun ketentuan Allah SWT yang terjadi itulah yang terbaik, tinggal kita mampu bersyukur apa yang telah dirasakan dan dibeikan oleh Allah SWT kepada kita dan tetap berusaha semaksimal mungkin terhadap apa yang kita inginkan dengan di iringi Do’a, Ikhtiar lahir batin dan Tawakal. Kebebasan Manusia disini bisa lebih dijabarkan kembali seperti Hidup adalah Pilihan, ketika hidup adalah pilihan, maka akan terjadi sebab dari akibat yang kita tentukan sebelumnya, seperti halnya contoh seorang siswa memiliki harapan untuk rangking, akan tetapi proses kehidupannya dalam usahanya itu yang menentukan, apakah iya akan mampu hidup rajin belajar atau bermalas malasan srol scrol tiktok misalnya, itu adalah pilihan yang dimana akan menimbulkan sebab dari hasil yang kita biasakan dan usahakan, maka ketika kita ingin memperoleh segala sesuatu itu untuk tercapai harus mampu memaksimalkan diri dan memantaskan diri terlebih dahulu, agar apa yang diberikan sesuai dengan apa yang harapan. Ketika belum tercapaipun berarti usaha yang kita lakukan masih belum maksimal dan belum pantas untuk menerimanya, sebab segala apaun yang Allah berikan dan Allah tentukan itu adalah Ketentuan yang terbaik untuk hambaNya. 1. Takdir Mubram, Seorang yang telah ditentukan oleh Allah baginya mati dalam keadaan beriman maka itulah yang akan terjadi baginya, tidak akan pernah berubah. Sebaliknya, seorang yang telah ditentukan oleh Allah baginya mati dalam keadaan kufur maka pasti itulah pula yang akan terjadi pada Daftar materi pada KB 2 dirinya, tidak ada siapapun, dan tidak ada yang sulit dipahami perbuatan apapun yang dapat merubahnya. 2. Takdir Mu’alak Meskipun takdir terbagi dua, muallaq dan mubram, kita sebagai manusia tidak mengetahui mana takdir muallaq dan takdir mubram.
Takdir Mubram, Seorang yang telah ditentukan oleh
Allah baginya mati dalam keadaan beriman maka itulah yang akan terjadi baginya, tidak akan pernah berubah. Hal ini ketika tidak dipahami betul mampu meresahkan masyarakat terhadap perilakunya sehari hari.
Takdir Mu’alak mampu menimpulkan berbagai macam
pemahaman yang kurang jika tidak dipahami betul- Daftar materi yang sering betul, seperti bisa saja orang lalai tidak berusaha dan 3 mengalami miskonsepsi mengandalkan seberjalannya waktu, sebab takdir- dalam pembelajaran takdir sudah ditentukan.
Hampir setiap orang menginginkan kemauannya
terwujud, baik itu kemauan yang baik maupun kemauan buruk. Hanya saja ada kemauan yang dapat terwujud dengan syarat-syarat tertentu. Di sini hukum kausalitas berlaku. Tetapi ada juga kemauan orang- orang tertentu yang terwujud tanpa bergantung pada syarat apapun.