Tidak dapat kita pungkiri dalam kehidupan ini, kita selalu menerima nikmat Memang kalau kita lihat dari segi prosentase nikmat yang diturunkan Allah
Allah yang berlimpah ruah. Karena saking banyaknya, tidak ada satu mesin SWT ke dunia sangat kecil hanya 1 %. Akan tetapi bagi ukuran kita atau
atau tekhnologi secanggih apapun yang mampu mencatat berapa banyak bagi ukuran duniawi, 1 % sudah merupakan nikmat yang sangat banyak,
nikmat Allah tersebut. Dalam hubungan ini, maka wajarlah kiranya jika karena dari satu sumber nikmat inilah terpancar nikmat nikmat yang lain
Allah SWT menantang kita, kalau memang kita mau dan mampu yang beraneka ragam jenis dan macamnya dan sangat banyak jumlahnya.
Kendatipun nikmat Allah itu sangat banyak, namun para ulama tubuh kita pun ikut membeku, termasuk darah kita. Subhanallah , namun
mengelompokkan nikmat Allah kedalam 3 kelompok besar. dengan Rahman dan Rahim-Nya Allah SWT, telah menjadikan bumi ini
berputar sehingga terjadilah siang dan malam secara silih berganti
Yang pertama, adalah nikmat hidup dan kehidupan. Nikmat ini diberikan
sehingga suhu dipermukaan bumi selalu stabil. Sebagaimana firman Allah
oleh Allah SWT kepada seluruh makhluknya, tanpa terkecuali termasuk
dalam Alquran :
hewan dan tumbuh tumbuhan.
Kita bisa hidup di bumi ini, dikarenakan bumi ini berputar, dalam satu kali
putaran memakan waktu 24 jam. Bagi belahan bumi yang menghadap
matahari, maka disana akan terjadi siang. Sebaliknya, bagi bagian bumi
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
yang membelakangi matahari, maka akan terjadi malam.demikian
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi
seterusnya silih berganti. Seandainya bumi ini tidak berputar, berarti ada
orang orang yang berakal (QS. Ali Imran 190)
belahan bumi yang mengalami siang terus menerus dan ada belahan bumi
yang mengalami malam terus menerus. Bagi belahan bumi yang
mengalami siang terus menerus , menurut perkiraan para ahli, dalam
Kedua, nikmat kebebasan atau kemerdekaan berpikir, Nikmat ini hanya
jangka waktu 100 jam, maka suhu udara dipermukaan bumi akan
dianugerahkan Allah SWT kepada manusia. Dengan nikmat ini manusia
mencapai 100 derajat Celcius, ini berarti seluruh zat cair baik itu air sumur,
dipersilakan oleh Allah untuk memilih apa saja yang dia mau, demikian
air sungai dan air danau akan mendidih, kalau sudah demikian
juga dengan kehidupan beragama. Allah dengan jelas dan tegas telah
keadaannya maka sudah bisa dipastikan tidak ada kehidupan dimuka bumi
memberikan petunjukNya kepada kita manusia, melalui Alquran dan
ini. Sebaliknya bagi belahan bumi yang mengalami malam terus menerus,
sunnah, baik mengenai perintah atau kewajiban yang harus dilaksanakan
maka menurut perkiraan para ahli, dalam jangka 100 jam suhu udara
maupun berbagai larangan yang harus dihindarkan. Namun Allah sama
dibumi menjadi 0 derajat celcius, ini berarti seluruh benda cair akan
sekali tidak memaksa kita , mau dilaksanakan kewajiban itu, atau tidak.
membeku, dan kita bisa memperhitungkan jika kondisi ini berjalan selama
Mau dilanggar atau di patuhi larangan itu, Allah tidak peduli. Yang pasti,
200 atau 300 jam lebih, hampir bisa di pastikan zat cair yang ada dalam
Allah sudah memberikan garis yang jelas dan tegas, yang kesemuanya
tentu ada resiko atau konsekuensinya. Bagi yang menjalankan perintah Rasulullah tersebut mendapat teguran keras dari Allah SWT, sebagaimana
dan menjauhi LaranganNya, sorga balasannya. Sebaliknya bagi yang tidak firmannya :
mau menjalankan perintah dan tidak mengindahkan laranganNya, siksa
Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk
Neraka Balasannya.
(hidayah) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk
(hidayah) Allah lebih mengetahui orang orang yang mau menerima
petunjuk (QS. Al-Qashash 56)
Yang ketiga adalah Nikmat hidayah atau nikmat iman dan islam,nikmat
ini hanya diberikan Allah kepada manusia tertentu yang dia kehendaki,
sebagaimana firmannya :
Mendengar teguran Allah ini, rasulullah tidak bisa berbuat apa apa lagi
kecuali diam dan pasrah. Karena rasulullah menyadari Allah maha tahu
serta Maha Bijaksana terhadap apa yang menjadi keputusan-Nya,
kendatipun menurut kacamata manusia mungkin dirasa kurang adil.
Artinya: dia memberi hidayah kepada siapa yang dikendakinya ke jalan
yang benar (QS. Al Baqarah 142)
Ma’asyiral muslimin rahima kumullah,
Hidayah adalah mutlak milik Allah , rasulullah sendiri tidak diberikan hak
untuk memberikan hidayah pada orang lain, sebagai contoh Abu Thalib, Beruntunglah kita saat ini, karena telah ditakdirkan Allah menjadi orang
paman beliau, orang yang banyak berjasa terhadap keberadaan islam dan orang yang di anugerahi hidayah atau nikmat iman dan islam. Sebab tidak
kaum muslimin di masa rasulullah, ternyata di akhir hayatnya tidak sempat semua orang memperolehnya, dan mudah-mudahan nikmat iman dan
mengucapkan kalimat syahadat, padahal rasulullah telah berupaya islam ini senantiasa menyertai kehidupan kita hingga sampai aakhir hayat
membujuk dan membimbing pamannya Abu Thalib, melihat keadaan nanti.
pamannya yang demikian, rasulullah benar benar sedih, sehingga
Demikianlah khotbah kita pada jumat ini, mudah-mudahan ada
terucaplah permohonan sekaligus pengaduaan beliau untuk meminta
manfaatnya bagi kita semua
pertimbangan Allah terhadap kondisi pamannya. Namun justru pengaduan