Anda di halaman 1dari 3

Ma’asyiral Muslimin...Jama’ah Sholat Jum’at Rahimakumullah...

diantaranya adalah :

Pertama-tama marilah,  kita mengucapkan syukur kepada Allah atas segala Pertama : seimbang antara ilmu dan amal.
nikmat yang telah diberikan kepada kita, nikmat Iman, nikmat Islam dan
nikmat kesehatan, sehingga kita bisa hadir untuk melaksanakan sholat Umat Islam dalam hidupnya harus bisa menyeimbangkan antara ilmu dan
Jum’at di masjid yang dimuliakan Allah ini. amal. Tidak boleh - umpamanya - hanya menekankan pada ilmu saja,
tanpa diimbangi dengan amal perbuatan yang nyata dalam kehidupan ini.
Yang kedua, marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah
swt, yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala Sifat seperti ini adalah sifat yang dimurkai oleh Allah swt, sebagaimana
larangan-Nya. firman-Nya :

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....

 Allah telah memberikan  predikat kepada umat Islam sebagai umat yang
pertengahan, yaitu umat yang berada di tengah-tengah antara umat-umat
lainnya. Umat yang berada di tengah karena mampu menyeimbangkan
dan meratakan amal dalam seluruh aspek kehidupan ini. Allah swt
“ Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
berfirman :
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. “ ( Qs Ash
Shof : 2-3 )

Mengatakan sesuatu yang tidak dikerjakan, artinya seseorang hanya


Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat berkutat pada teori belaka dan berjalan di atas konsep yang kosong. Dia
yang pertengahan,  agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia menjadikan ajaran Islam hanya sebagai islamologi, ilmu pengetahuan
dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” ( Qs tentang Islam yang hanya dibicarakan, didiskusikan dan diseminarkan
Al Baqarah : 143 ) tanpa ada prakteknya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan ironisnya lagi,
amalan sehari-harinya justru bertentangan dengan ajaran Islam yang biasa
Umat Islam menjadi umat yang pertengahan dan mampu menjadi saksi ia bicarakan di berbagai tempat.
bagi umat-umat yang lainnya, karena mempunyai beberapa kelebihan,
Ini adalah sifat orang-orang Yahudi, dimana mereka dikarunia oleh Allah Jalan yang lurus adalah jalannya umat Islam, yaitu umat yang
ilmu yang sangat banyak, tetapi perbuatan mereka tidak mencerminkan menggabungkan antara ilmu dan amal secara bersamaan. Sedang jalan
ilmu yang mereka miliki, bahkan justru ilmu karunia Allah tersebut, mereka orang-orang  yang dimurkai oleh Allah adalah jalannya umat Yahudi yang
gunakan untuk membuat kerusakan di muka bumi ini dengan menipu dan hanya menekankan keilmuan tapi kosong dari pengamalan. Sedang jalan
membodohi orang lain demi kepentingan dunia mereka. Orang-orang orang-orang yang sesat adalah jalannya umat Nashara yang hanya
Yahudi inilah yang dimurkai Allah di banyak tempat dalam Al Qur’an. semangat di dalam beribadah, tapi tidak punya bekal ilmu yang cukup.

Di sisi lain, umat Islam juga tidak boleh hanya menekankan amal ibadah Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah....
saja, tanpa diimbangi dengan ilmu yang cukup. Sebelum beramal harus
diketahui dulu teori dan ilmunya, sehingga diharapkan amal yang Kedua : Seimbang antara rasa takut dan harapan.
dilakukan tersebut benar dan tidak menyeleweng, sehingga dia akan
berjalan pada jalan yang lurus dan benar yang akan mengantarkannya Seorang muslim di dalam hidupnya tidak boleh selalu diliputi rasa takut
pada tujuan. Beramal tanpa disertai ilmu yang cukup akan menyebabkan terhadap dosa-dosa yang selama ini dikerjakannya secara berlebihan,
seseorang tersesat di jalan, sehingga tujuannyapun tidak akan tercapai. sehingga menimbulkan rasa putus asa terhadap rahmat dan ampunan dari
Inilah yang dilakukan oleh orang-orang Nashrani yang bersemangat di Allah swt. Sebaliknya pula, dia juga tidak boleh berlebihan di dalam
dalam beribadah, tetapi malas menuntu ilmu sehingga dicap oleh Allah mengharap rahmat dan ampunan Allah sehingga meremahkan dosa-dosa
semoga umat yang sesat. yang selama ini dia kerjakan, bahkan menganggap enteng dosa besar
dengan dalih bahwa Allah Maha Pengampun.
Allah swt telah menggambarkan ketiga umat ini dengan ciri-cirinya masing-
masing di dalam surat Al Fatihah : Seorang muslim yang baik adalah yang menggabungkan antara kedua hal
di atas, yaitu menggabungkan antara rasa takut terhadap siksaan Allah
karena dosa-dosanya dan dalam waktu yang sama, dia sangat mengharap
rahmat dan ampunan dari-Nya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…


“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai Ketiga : Seimbang di dalam menjalankan ajaran agama,
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. “ ( Qs Al Fatihah : 6-7 ) sehingga tidak bersikap berlebihan  dan juga tidak bersikap meremehkan
Keempat : Keseimbangan Antara urusan Dunia dan Akherat. bergantung kepada belas kasih orang lain di dalam mempertahankan
hidup mereka padahal mereka mampu bekerja.
Seorang muslim yang baik, dituntut untuk memikirkan dan
mempersiapkan diri untuk mencari bekal yang akan dibawanya ke alam Di sisi lain, kita dapatkan sebagian kaum muslimin yang lain disibukkan
akherat kelak, dan di waktu yang sama dia tidak boleh melupakan dengan mengumpulkan perhiasan dunia dan mengumbar hawa nafsunya
keberadaannya di dunia yang dia jalani ini. Sebagaimana firman nya dalam dengan kenikmatan-kenikmatan dunia yang semu. Mereka menghabiskan
alquran surat Al- qashash 77 yg artinya: waktu mereka untuk memburu harta, tanpa ada sisa waktu sedikitpun
untuk memperbaiki agama dan kehidupan akherat mereka, bahkan tidak
“ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu waktu untuk istri dan anak-anak mereka.
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada Sikap yang paling tepat adalah memadukan antara kepentingan dunia dan
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan akherat sekaligus, mencari dunia tanpa megorbankan akherat dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah memperhatikan akherat tanpa mengabaikan kehidupan dunia.
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” .( Qs Al Qashash :
77 ) Rasulullah saw pernah mengajarkan kepada kita do’a untuk kepentingan
dunia dan akherat. Dalam hadist Abu Hurairah ra, bahwasanya ia berkata :
Ayat di atas memberikan isyarat kepada kita tentang konsep
keseimbangan dalam hidup seorang muslim. Diantaranya adalah "Rasulullah saw pernah berdoa sebagai berikut: "Ya Allah ya Tuhanku,
memadukan antara kepentingan dunia dan akherat sekaligus. Oleh perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku
karenanya, tidak boleh seorang muslim hanya mementingkan kehidupan duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku
akherat saja, tanpa pernah memikirkan kehidupan dunianya. yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini
mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah
Sangat tidak dibenarkan apa yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan!" ( HR Muslim )
yang aktivitasnya hanya duduk-duduk di pojok-pojok masjid bermunajat
kepada Allah, berdzikir, berdo’a kepada Allah tapi pada saat yang sama Mudah-mudahan khotbah kita hari ini bermanfaat bagi kita semua, amien
mereka tidak bekerja mencari nafkah untuk istri dan anaknya, tidak yang rabbal  ‘alamin.
bergaul dengan masyarakat serta menjauhi kehidupan dunia yang kita
diperintahkan untuk memakmurkannya. Bahkan ironis lagi, mereka

Anda mungkin juga menyukai