Anda di halaman 1dari 3

Kaum muslimin jamaah jumat rahimakumullah pertama , untuk apa kita hidup??

Allah SWT telah menjelaskan dengan


gamblang sebagaimana firmannya :
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT , dimana sampai
saat ini kita masih diberi anugrah, hidayah, taufik dan inayah Nya, baik
berupa kesehatan, kesempatan bahkan iman dan takwa, sehingga kita
masih dapat menghambakan diri untuk beribadah shalat jumat pada siang
hari ini. Untuk itu sebagai rasa syukur atas berbagai nikmat yang telah di Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia , melainkan supaya
berikan , marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita , dengan cara mereka mengabdi kepada ku (QS Adz Dzariyat 56)
mengoptimalkan beribadah kepada Nya dan berupaya meninggalkan
Kita hidup didunia hanya untuk beribadah kepadaNya, ibadah yang
segala laranganNya
dimaksud disini bukan hanya ibadah yang bersifat ‘ubudiyyah saja,
Selanjutnya salawat dan salam tak lupa kita haturkan buat junjungan kita seperti, menjalankan shalat, puasa, zakat, haji dll. Akan tetapi juga ibadah
nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman pembawa rahmat bagi semesta ‘Amaliyyah , seperti sadaqah, membantu orang lain, menafkahi keluarga,
alam. Mudah mudahan kita semua tetap istiqamah menjalankan ajaran menuntut ilmu dll sebagainya. Semua ini akan bernilai ibadah manakala
ajaran beliau dan mendapat safaat darinya kelak di yaumil akhir. diniatkan untuk beribadah atau mengabdi kepadaNya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah….. Kedua, Mengapa kita di hidupkan??? Kita diciptakan oleh Allah SWT atas
kehendak Nya. Allah SWT menciptakan kita di dunia untuk menguji dan
Ditengah kehidupan yang senantiasa bergulir dengan aktifitas dan rutinitas
memberi penghormatan sebagai khalifah dimuka bumi ini, sebagaimana
yang tinggi, terkadang kesadaran akan apa sebenarnya hidup, untuk apa
firman nya, yang artinya:
kita hidup, Mengapa kita dihidupkan dan bagaimana kita menjalani hidup,
menjadi tumpul bahkan luntur. “ingatlah ketika tuhan mu berfirman kepada para malaikat : sesungguhnya
aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi. Mereka berkata :
Pertanyaan pertanyaan diatas akan menggugah pikiran dan kesadaran kita
Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) dibumi itu orang yang
untuk menterjemahkan pengertian hidup yang sebenarnya. Untuk itu
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
marilah kita coba melakukan perenungan kembali tentang pertanyaan
kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan menyucikan
pertanyaan diatas tadi
engkau?? Tuhan berfirman : sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak Hadist ini menegaskan bahwa kepemimpinan itu sangat luas maknanya.
kamu ketahui (QS. Al-Baqarah .30) Seorang ayah adalah pemimpin bagi keluarganya, guru pemimpin bagi
anak muridnya, seorang mandor adalah pemimpin bagi anak buahnya. Dan
Manusia diciptakan mengembang amanat untuk memakmurkan dan
kesemuanya harus menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik.
menjaga dunia. Manusia diberi wewenang menggali potensi alam beserta
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mengarahkan
isinya. Manusia juga diberi kewenangan untuk menjaga kelestariannya.
bawahannya kepada hal yang baik dan menjauhi hal yang buruk sesuai
Ditangan manusia lah dunia ini berada.
dengan ajaran dan tuntunan alquran dan hadis. Para pemimpin harus
Sebagai wakil Allah dimuka bumi, maka manusia diberi kelebihan dari menjabarkan nilai nilai kepemimpinan sebagaimana tercantum dalam
makhluk lainnya, yaitu berupa akal. Dengan akal inilah manusia diberi alqur’an, seperti adil, bijaksana, mengayomi dan lain lain sebagainya. Dan
tanggung jawab mengurus dunia beserta isinya, menjaganya dari ini semua harus dimiliki oleh tiap tiap kita. Jika kita sukses menjalankan
kerusakan. tugas kepemimpinan, maka pertanggungjawaban dihadapan allah kelak
akan terasa ringan.
Tak heran jika alquran sering menyuguhkan fenomena kehidupan yang
harus ditelaah oleh manusia. Alquran sering menyebutnya dengan kalimat Ketiga, bagaimana kita menjalani hidup??? Menjalani hidup harus
“afala ta’qilun”, tidakah kalian berfikir ??? itulah sindiran alquran kepada didasari dengan kesabaran dan ketaatan kepada Allah SWT, sebab pada
manusia. Selanjutnya sebagai pemimpin tentunya kita harus bisa menjadi hakikatnya hidup ini adalah cobaan atau ujian. Cobaan atau ujian yang
yang terbaik bagi kepemimpinan kita masing masing, disini perlu di diberikan Allah SWT kepada hambaNya yang muslim bisa berupa dua hal,
tegaskan bahwa kepemimpinan tidak hanya menjelma dalam bentuk yaitu : Ujian yang berbentuk musibah dan ujian kenikmatan. Seringkali
jabatan, melainkan dalam semua sisi kehidupan tersimpan nilai yang pertama disebut manusia sebagai ujian yang buruk dan yang kedua
kepemimpinan, Nabi Muhammad SAW bersabda: disebut ujian yang baik. Namun pada hakikatnya keduanya merupakan
ujian dari Allah, keduanya mempunyai potensi yang sama, jika kita lulus
menghadapinya, maka kita akan memperoleh kehidupan yang hakiki dan
mulia di sisiNya, namun jika tak mau bersabar, maka Allah SWT akan
menghinakanNya. Sebab Allah SWT hanya akan memandang amal dan
Artinya : setiap kalian adalah pemimpin , dan setiap kalian akan diminta
keikhlasan kita dalam menjalani hidup, Sebagaimana firmannya :
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya (HR Bukhari)
Artinya : yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa
diantara kamu yang paling baik amalnya (QS. Al-Mulk.2)

Kaum muslimin jamaah jumat rahimakumullah

Bertitik tolak dari salah satu hakikat hidup adalah cobaan atau ujian, maka
perlu kiranya kita kembali melakukan perenungan, apalagi kita sudah
memasuki penghujung bulan ramadhan yang tentu tak lama lagi akan
disambut dengan hari raya idul fitri. Seperti kita ketahui bersama sudah
menjadi tradisi bagi kita umat islam merayakan idul fitri dengan penuh
suka cita, islam tidak melarang kita memakai pakaian yang bagus pada saat
lebaran tiba, juga tidak pernah melarang untuk menyiapkan segala
makanan dan penganan yang lezat dan nikmat. Namun yang perlu kita
garis bawahi adalah makna dari idul fitri itu sendiri. Tidak perlu kita
mengedepankan sikap konsumtif dalam menghadapi idul fitri. Yang harus
kita renungkan dan pikirkan adalah bagaimana setelah ramadhan berlalu,
kita dapat mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah kita selama
ramadhan, karena inilah salah satu ciri orang yang berhasil puasa
ramadhannya

Demikianlah khotbah kita pada hari ini mudah mudahan ada manfatnya
bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai