Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jum'at

tauhid dan amal shalih


MUFTAHULHAQ

jin dan manusia kecuali hanya umum, diawali dengan pentingnya


untuk beribadah kepada-Ku.” membangun karakter tauhid
(Adz-Dzariat [51]: 56). sebagai fondasi dan tolok ukur
Ibadah dalam pandangan pelaksanaan fungsi dan tujuan
ulama Tauhid adalah meng- penciptaannya, yaitu beribadah.
Esakan Allah SwT dengan Semangat tauhid ini pula yang
sungguh-sungguh dan dijadikan ajaran pertama yang
merendahkan diri serta disampaikan dalam upaya
menundukkan jiwa setunduk- penyebaran misi keagamaan dan
tunduknya kepada-Nya. reformasi sosial masyarakat saat
Sedangkan ulama lain, itu. Sebagai mana kita ketahui,
mendefinisikan ibadah sebagai bahwa reaksi masyarakat Makkah
ketaatan kepada Allah dengan pada umumnya, khususnya suku
menjalankan apa yang telah Quraisy, menolak dan menentang
diperintahkan-Nya melalui lisan- secara ekstrem. Tetapi, Nabi
lisan para Rasul. Sifat ketundukan teguh dan terus berjuang untuk
dan pengakuan, bahwa yang meraih sejumlah pengikut dalam
Maha Esa hanyalah Allah, masa lebih dari 13 tahun selama
selanjutnya adalah bekal kita misinya di Makkah.
sebagai seorang hamba dalam Tauhid, dengan serangkaian
manjalankan tugas ibadah. nilai yang dikandungnya, tidaklah
Dalam ajaran Islam, prinsip cukup hanya dipahami sebagai
dasar dan hal pertama yang doktrin. Tetapi bagaimana tauhid
dilakukan adalah bagaimana kita dapat kita jadikan kunci untuk
memiliki ketauhidan yang murni. menjawab berbagai persoalan
Tauhid adalah upaya pengakuan zaman yang kita hadapi saat ini.
Hadirin, jamaah Jum’at yang kita, bahwa Allah SwT adalah Sebagai Muslim, tidaklah cukup
berbahagia. Tuhan satu-satunya yang kita kalimat tauhid tersebut hanya
Kita selaku manusia yang sembah. Tauhid yang diwujudkan dinyatakan dalam bentuk ucapan
hidup di dunia ini pasti dalam kalimat talbiyah laa ilaaha (lisan) dan diyakini dalam hati,
mempunyai maksud dan tujuan. illallah, merupakan bentuk tetapi harus dilanjutkan dalam
Allah SwT telah menuntunkan deklarasi kemerdekaan diri kita bentuk perbuatan.
dalam Al-Qur'an bahwa kita dari segala mahluk dan hanya Dengan kata lain, tauhid
manusia dan juga mahluk lain bersandar dan bergantung pada sebagai perwujudan keimanan kita
yang bernama jin, diciptakan Dzat yang Maha Pencipta, yaitu kepada Allah, haruslah kita ikuti
memiliki maksud dan tujuan untuk Allah SwT. dengan pelaksanaan amal shalih.
beribadah kepada-Nya. Firman Iman dan amal shalih ini ibarat
Allah: Jamaah Jum’at yang dimuliakan dua sisi mata uang yang saling
Allah SwT. terkait satu sama lain, dan tidak
Dalam konteks sejarah bisa kita pisahkan satu per satu.
perkembangan Islam, upaya Melaui iman dan amal shalih, kita
pembentukan pribadi Muslim dan akan mampu memosisikan diri
“Dan tidaklah Aku ciptakan kehidupan masyarakat secara kita sebagai mahluk yang
SUARA MUHAMMADIYAH 07 / 97 | 1 - 15 APRIL 2012 31
Khutbah Jum'at
sempurna, baik secara pribadi dari binatang unta, atau kalau sebagai perwujudan keluhuran
maupun sosial. Terhindar dari tidak dianggap sama. Namun, budi pekerti atau akhlakul
kehidupan yang hina dan rendah. tatkala dia telah memeluk Islam, karimah. Dan ingatlah bahwa
Sebagaimana firman Allah: dia menjadi manusia yang kesempurnaan iman kita, sangat
merdeka, dan kedudukannya tergantung dari kemuliaan akhlak.l
sama dengan Abu Bakar, Usman
bin Affan, ataupun Umar bin
Khattab yang merupakan
golongan orang-orang terhormat
di kalangan kaum Quraisy.
Dengan demikian, jelas bagi
“Sesungguhnya Kami telah kita, bahwa keimanan kita tidaklah
menciptakan manusia dalam terhenti pada diri kita semata,
bentuk yang sebaik-baiknya. tetapi harus kita ejawantah-kan
Kemudian Kami kembalikan dia dalam kehidupan sosial kita. Doa Kutbah Kedua
ke tempat yang serendah- Ibadah mahdhah apa pun yang
rendahnya (yaitu neraka). kita lakukan tidak akan memiliki
Kecuali orang-orang yang makna apa-apa, apabila tidak kita
beriman dan mengerjakan amal teruskan dengan berbuat baik
shalih, maka bagi mereka pahala kepada sesama manusia. Allah
yang tiada putus-putusnya,” (At- berfirman:
Tin [95]: 4–6)

Hadirin, Jamaah Jum’at yang


berbahagia.
Tauhid akan membentuk kita
selaku manusia untuk dapat
menempatkan manusia lain pada
posisi kemanusiaannya. Bagi kita “Maka kecelakaanlah bagi
yang bertauhid, manusia tidaklah orang-orang yang shalat, (yaitu)
dihargai lebih rendah dari orang-orang yang lalai dari
kemanusiaannya sehingga shalatnya, orang-orang yang
diposisikan bagai binatang. Atau berbuat ria, dan enggan
sebaliknya, lebih tinggi bagai (menolong dengan) barang yang
Tuhan. Kedudukan kita sesama berguna),” (Al-Maun [107]: 4-7)
manusia sesungguhnya adalah
sama. Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Dalam sejarah kita ketahui Demikianlah Islam, agama
bersama, bahwa bagaimana Islam yang mengajarkan kita pada
datang di tanah Makkah sangat keseimbangan hidup. Yaitu,
menghormati kedudukan manusia, bagaimana kita tetap memiliki
dan sangat menentang adanya komitmen untuk selalu
praktik perbudakan. Bilal bin mendekatkan diri kita kepada
Rabah misalnya, bagi kaum kafir Allah (ibadah) atau hablum
Quraisy tidaklah lebih dianggap minallah, tetapi juga tetap
sebagai manusia. Dia hanyalah menjaga komitmen kemanusiaan
seorang budak yang hitam dan kita kepada sesama manusia Ustad Madrasah Muallimin
kedudukannya pun sangat hina dengan pelaksanaan amal shalih Muhmmadiyah Yogyakarta.

32 SUARA MUHAMMADIYAH 07 / 97 | 9 - 23 JUMADILAWAL 1433 H


Khutbah Jum'at
keRjA sama yang baik
ASFARI MUKRI

Ma’asyiral Muslimin atas, sungguh benar-benar


Rahimakumullah. merupakan ibrah pelajaran
Maaf, khutbah Jum’at kali Ini berharga bagi kita sekalian jamaah
sengaja kami awali sebuah kisah Jum’at yang berbahagia. Dan
(cerita) pendek: …ada seekor semuanya bisa disimpulkan secara
harimau (raja hutan) sedang tidur singkat dan direnungkannya.
nyenyak. Tiba-tiba datang seekor Sungguh aneh bin ajaib, betapa
tikus berjalan-jalan di atas tidak, mahluk Allah yang kedua-
kepalanya, maka terbangunlah ia duanya hidup cukup bermodalkan
dari tidurnya sambil marah-marah fisik, panca indra dan naluri
karenanya. Lalu, dipeganglah si (instink) tanpa akal saja mampu
kecil itu untuk dibunuhnya. Ia menggalang kerja sama positif.
menangis merengek-rengek Bantu-membantu, tolong-
sehingga membuat hati raja rimba menolong, hormat-menghormati,
menjadi berubah dan luntur, serta saling menyayangi
menaruh belas kasihan dan segera sesamanya?
melepaskan dari cengkeramannya. Bagaimana halnya manusia,
Pada hari berikutnya, sang raja mereka yang diciptakan oleh Allah
Ma’asyiral Muslimin hutan tersebut jatuh terperosok ke SwT sebagai mahluk nomor
Rahimakumullah. jaring perangkap milik seorang wahid di dunia, yang dimodali
Izinkanlah pada kesempatan pemburu. Raja hutan itu fisik ahsanutakwim dan dilengkapi
yang baik ini, kami mengaum, sehinga terdengar oleh dengan panca indra juga berikut
menyampaikan khutbah Jum’at si kecil (tikus) itu. Kemudian ia akal dan hidayah berupa tatanan
kali ini. Langkah pertama, mari segera mendatanginya tempat dan tuntunan lengkap, kadang-
ber sama-sama meningkatkan tersebut sambil berucap: “Jangan kadang berlaku sebaliknya, dan
iman dan takwa kita terhadap takut, aku siap menolongmu.” enggan melaksakan perintah-
Allah SwT, dengan senantiasa Akhirnya, si kecil pun mulai perintah Allah SwT sebagai
melaksanakan perintah-perintah- beraksi, menggerogoti tali-temali penciptanya (Khaliq). Padahal,
Nya dan meninggalkan larangan- jaring itu dengan giginya yang telah dinyatakan dengan firman-
larangan-Nya. tajam dan mulai putus satu Nya dalam surat Al-Maidah 2:
Demikian pula, puji syukur tak persatu. Maka keluarlah si raja
lupa kita panjatkan ke hadirat- hutan dengan selamat dari
Nya, atas berkat rahmat serta musibah, seraya berucap:
inayah-Nya. Sehingga sampai “Sungguh aku tak mengira,
detik ini, alhamdulillah kita tetap binatang kecil lagi lemah ”Dan tolong-menolonglah
dalam keadaan sehat wal afiat semacam kamu, ternyata mampu kamu dalam (mengerjakan)
tiada halangan rintangan suatu apa berbuat yang aku sendiri tak kebajikan dan takwa, dan jangan
pun. Sempat memenuhi panggilan mampu berbuat!” tolong-menolong dalam berbuat
untuk melaksanakan ibadah shalat dosa dan pelanggalaran...”
berjamaah Jum’at di masjid ini Ma’asyiral Muslimin Di samping apa yang telah
dengan baik, khusyu’ dan Rahimakumullah. diutarakan itu semua, kita dituntut
tawadhu’. Mengkaji kisah tersebut di memiliki jiwa pemaaf, serta
SUARA MUHAMMADIYAH 07 / 97 | 1 - 15 APRIL 2012 33
Khutbah Jum'at
pengertian, berbuat amar ma’ruf
nahi munkar, jauh dari kehidupan
jahiliyah sebagaimana Allah telah “Tidaklah beriman seseorang
berfirman dalam surat Al-A’raf dari kamu sehingga hatinya Doa Khutbah Kedua
199: patuh mengikuti apa yang telah
aku bawa (syariat Islam).’’

Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah.
“Jadilah kamu seorang Semua uraian di atas, firman
pemaaf, suruhlah (seseorang) Allah dan sabda Rasulullah saw,
untuk mengerjakan yang baik- akhirnya dapat kami simpulkan
baik dan berpalinglah dari dengan singkat sebagai berikut:
orang-orang yang tidak 1. Sebaiknya yang besar dan
berpengetahuan.” kuat, pemaaf dan menyayangi
Rasulullah saw Bersabda: yang kecil (lemah).
2. Sifat bantu-membantu, tolong-
menolong, kerja sama, sangat
perlu dilestarikan.
3. Seorang Mukmin sejati,
hendaknya senantiasa taat
“Bukanlah dari golongan patuh terhadap perintah
kami orang yang tidak mengasihi agamanya.
dan menyayangi yang lebih
muda, tidak menghormati yang Ma’asyiral Muslimin
lebih tua dan tidak beramar Rahimakumullah.
ma’ruf nahi munkar.” Akhirnya, khutbah Jum’at
Selanjutnya, Rasulullah saw singkat yang dapat kami
sempat memperingatkan kepada sampaikan pada siang hari ini,
kaum Muslimin khususnya, agar semoga bermanfaat bagi para
mereka menyadari untuk jamaah yang berbahagia, amin.l
mengikuti, menaati syariatnya
yang dinyatakan dengan
sabdanya:

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un


Keluarga Besar Suara Muhammadiyah mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya:

Hj. Siti Makfiyah (usia 76 tahun)


(Ibunda Dra.Hj. Siti Aisyah, M.Ag, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah)
Pada Hari Kamis, 15 Maret 2012 pukul 02.00 WIB di Banjarnegara, Jawa Tengah

Semoga Khusnul Khotimah, semua amal ibadah almarhum diterima Allah SwT
diampuni dosa-dosanya dan diberikan tempat yang layak disisiNya. Amien.

34 SUARA MUHAMMADIYAH 07 / 97 | 9 - 23 JUMADILAWAL 1433 H

Anda mungkin juga menyukai