Anda di halaman 1dari 7

ORANG-ORANG CINA BERONTAK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

-Adinda Lumbantobing
-Agnes Purba
-Bhonita Samosir
-Sahat Simamora

SMA NEGERI 1 Doloksanggul/kabupaten Humbang Hasundutan


Dinas Pendidikan SUMATERA UTARA
Tahun terbit 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul
"Orang-orang Cina berontak". Pada kesempatan ini,penulis ingin menyampaikan terimah kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun dukungan materil sehingga penyusunan
makalah ini dapat selesai.Ucapan terimah kasih saya ucapkan kepada:
- Bapak Zetto Purba S.pd selaku Bapak Guru yang mendidik dalam pelajaran Sejarah Indonesia selama
kelas 11 SMA.
- Teman seperjuangan saya dalam menyelesaikan makalah ini,Adinda Lumbantobing,Agnes
Purba,Bhonita Samosir yang telah berjuang sebagai teman perjuangan saya.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah penelusuran dengan sebaik mungkin,penulis
menyadari bahwa makalah kami ini masih memiliki banyak kekurangan.Oleh karna itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang membangun guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Doloksanggul,Agustus 2023
Penulis
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Orang Cina sudah lama datang di Indonesia. Awal mula datangnya orang-orang Cina ke
Indonesia dapat ditelusuri sejak masa Dinasti Han (206 SM- 220 M). Tiongkok membuka perdagangan
dengan negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara, dan menurut catatan sudah ada orang Cina
yang datang ke Pulau Jawa. Sampai awal abad XX kebanyakan orang-orang Cina di Jawa berasal dari
Fukien di Cina Selatan.
Para pendatang Cina tersebut pada umumnya terdiri dari pedagang, pengrajin atau tukang,
penambang, dan sebagian kecil sebagai petani. Migrasi etnis Cina terjadi secara besar-besaran setelah
terjadinya Perang Candu (1839-1842), dan pemberontakan Taiping (1851-1865), yang mengakibatkan
hancurnya perekonomian di Cina Selatan. Hal itu menyebabkan banyak orang Cina terpaksa
meninggalkan kampung halamannya untuk mendapatkan penghidupannya yang lebih baik.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana Sejarah awal masuknya Orang-Orang Cina Berontak
2.Apa Aksi anti Cina
3.Apa Sebab Orang-orang Cina Berontak
4.Apakah Akibat Dari Kejadian Orang-orang Cina Berontak
5.Apakah penyebab terjadinya perlawanan pangeran Mangkubumi dan Mas Said
6.Apakah Proses/ jalannya perlawanan
7.Apakah akibat dari perlawanan pangeran Mangkubumi dan Mas Said
C.Tujuan Penelitian
1.Mengetahui Bagaimana Sejarah awal masuknya orang-orang cina berontak
2.Mengetahui Apa Aksi anti Cina
3.Mengetahui Apa Sebab Orang-orang Cina Berontak
4.Mengetahui Apakah Akibat Dari Kejadian Orang-orang Cina Berontak
5.Mengetahui Apakah penyebab terjadinya perlawanan pangeran mangkubumi dan mas said
6.Mengetahui Apakah Proses/ jalannya perlawanan
7.Mengetahui Apakah akibat dari perlawanan pangeran mangkubumi dan mas said
BAB II PEMBAHASAN

A.Sejarah awal masuknya Orang Orang Cina Berontak


Sejak abad ke-5 orang-orang cina sudah mengadakan hubungan dagang ke Jawa. Pada masa
perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam banyak pedagang Cina yang tinggal di
daerah pesisir, dan menikah dengan penduduk Jawa.
Pada masa pemerintahan VOC, banyak orang Cina yang datang ke Jawa. VOC sengaja mendatangkan
orang-orang Cina dari Tiongkok dalam rangka mendukung kemajuan perekonomian dan keamanan
kota Batavia dan sekitarnya.
Faktanya, orang-orang Cina yang datang ke Jawa tidak semua memiliki modal sehingga banyak yang
menjadi pengemis bahkan pencuri. Tentu hal ini sangat mengganggu kenyamanan dan keamanan di
Kota Batavia. Akhirnya VOC mengeluarkan kebijakan membatasi imigran Cina. VOC mengeluarkan
surat ketentuan bahwa setiap orang Cina yang tinggal di Batavia harus memiliki surat izin bermukim
yang disebut "PERMISSIEBRIEFJES" atau masyarakat sering menyebutnya dengan "SURAT PAS".
Apabila tidak memiliki surat izin, maka akan ditangkap dan dibuang ke Sailon (Sri Langka) untuk di
pekerjakan di kebun-kebun pala milik VOC atau akan dikembalikan ke Cina.
Sumber : BUKU SEJARAH INDONESIA, KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA(minggu,6-Agustus 2023 Pukul 08.06 PM).
Migrasi besar-besaran orang Cina ke Asia Tenggara berlangsung pada pertengahan abadke 19 setelah
dinasti Qing ditaklukan oleh kekuasaan Barat.Kekacauan di Cina terjadi bersamaan dengan ekspansi
Barat di Asia Tenggara. Dan peluang-peluang baru yang menyertai ekspansi itu.Faktor-faktor penarik
(peluang ekonomi di Asia Tenggara) danfaktor-faktor pendorong (kemiskinan dan kekacauan Cina)
merupakan penyebab kehadiran banyak sekali migran Cina di Asia Tenggara. Sumber tradisional
migran Cina adalah dua propinsi di selatan: Fujian (Fuchien) dan Guandong (Kwangtung); kemudian,
orang Cinadari propinsi-propinsi lain mengikuti peraturan-peraturan yang diskriminatif pada orangCina
dari waktu ke waktu, secara keseluruhan kedua pihak pada akhirnya menemukan titik temu tertentu
karena saling membutuhkan. Pada periode kolonial pra abad 20 kecuali diThailand, yang tidak pernah
dijajah konflik-konflik besar terjadi antara orang Cina danorang barat.Konflik serius antara orang Cina
dengan apa yang disebut penduduk asli jarang terjadi.Kebangkitan nasionalisme di Cina daratan pada
awal abad 20, yang menjalar ke AsiaTenggara, menimbulkan kekhawatiran di sejumlah Negara tetapi
segera dapat dikendalikan. Namun, nasionalisme Cina menjadi tantangan Thai. Pada tahun 1908, tiga
bulan sebelum kematian Raja Chulonkorn, penduduk Cina di Bangkok mogok. Mereka menolak
bekerjaatau menjual barang, sebagai protes atas kenaikan pajak. Pemogokan itu menimbulkan
kesengsaraan bagi penduduk Bangkok yang bergantung pada orang Cina untuk memperoleh makanan
dan keperluan sehari-hari. Raja Wachhirawut, yang menggantikan Chulongkorn,menyuarakan amarah
rakyat pada orang Cina, menuduh mereka melakukan; aksi-aksi tidak patriotik.’Kebangkitan
nasionalisme Cina sebagai idiologi juga dipandang ancaman bagisistem kerajaan. Ia menulis dua
famlet, berjudul’ Yahudi dari timur’ dan ‘ ganjalan-ganjalan pada roda-roda kita,’ yang berisi kecaman
mengenai orang Cina di Thailand. Dari tahun1913 hingga 1925, Thailand mengeluarkan sejumlah
undang-undang untuk membendungnasionalisme Cina dan memaksa orang Cina menjadi warga negara
Thailand. Pada tahun1913, Thailand mengeluarkan undang-undang, yang pertama, mengenai
kewarganegaraan,yang menetapkan bahwa semua orang Cina kelahiran setempat adalah warga Negara
Thai,dan pada tahun berikut sebuah undang-undang dikeluarkan untuk mengendalikan kegiatan
perhimpunan-perhimpunan Cina.Pada tahun 1927, ketika Raja Prachadhipok menggantikan ayahnya, ia
mulai membatasi jumlah migran Cina ke Thailand. Setelah revolusi tahun 1932, militer semakin kuat
danPhibulsongkhram, perdana mentri sejak tahun 1938, mengambil langkah-langkah anti-Cina:ia
menutup surat kabar berbahasa Cina dan sekolah Cina, melarang perhimpunan- perhimpunan rahasia
Cina, dan mengendalikan aliran uang orang Cina ke Cina. Ia jugamenerbitkan undang-undang yang
menetapkan bidang pekerjaan tertentu semata-matahanya untuk orang Thai asli. Meski ada peraturan-
peraturan ini, deskriminasi Thai terhadaporang Cina boleh dikatakan lunak. Tidak ada catatan
mengenai konflik besar dengankekerasan antara orang Thai dan orang Cina pada abad ke 19 atau abad
20. Ini kemungkinandisebabkan oleh beberapa faktor. Berbeda dengan banyak Asia Tenggara lain,
Thailand tidak pernah dijajah dan orang Thai sudah merancang mekanisme untuk orang Cina yangingin
menjadi warga Negara Thailand, dan banyak orang Cina yang berasimilasisepenuhnya setelah generasi
ke dua. Ini berbeda sekali dengan situasi di berbagai NegaraAsia Tenggara: di situ orang Cina masih
tetap dapat diidentifikasi secara sosial. Juga penting adalah pertautan kepentingan ekonomi antar orang
Thai dan orang Cina.Jelas,hubungan antar orang Cina setempat dengan pemerintahan kolonial tidak
selaluharmonis. Masalah kekuatan ekonomi orang Cina tidak pernah berhasil dipecahkan
denganmemuaskan bagi pemerintah kolonial, yang juga khawatir mengenai kerja sama antara
orangCina dengan penduduk asli dan perjuangan anti- kolonialisme yang mulai muncul. Tidak
mengherankan bila pemerintah kolonial mengandalkan diri dari pada kebijakan divide etimpera di Asia
Tenggara. Hanya Thailand yang dapat menjalankan kebijakan integrasi yang berhasil.
Sumber : (https://id.scribd.com/document/541485851/Makalah-Tentang-Orang-Cina-Berontak,
(minggu 6-Agustus,2023 Pukul 08.11)

B.Aksi anti Cina Periode pasca kolonial di Indonesia


Konflik antara penduduk asli dan orang cina seringterjadi Indonensia.Ini tetap terjadi, meskipun ada
fakta daftar panjang konflik yang terjadi dalam jaman kolonial menunjukan konflik terjadi terutama
penguasa India Timur Belandadan orang Cina dengan penduduk asli jarang terjadi.Keadaan berubah
setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Belanda inginmengembalikan kekuasaan kolonial ke
Indonesia sementara orang Indonesia bersikerasuntuk mewujudkan kemerdekaannya. Krisis kekuasaan
berakhir dengan kekacauan, dan banyak orang Cina yang kehilangan harta dan nyawa. Perkosaan
perempuan Cina olehsejumlah pejuang revolusi yang tidak bertanggung jawab juga terjadi. Dibiarkan
sendiri untuk membela diri, warga Cina kemudian membentuk Bao An Dui (Pao An Tui), sebuah
kelompok keamanan yang konon mendapat persenjataan dari Belanda. Peristiwa ini memperburuk
hubungan warga antara warga Cina dan nasionalis Indonesia. Pertentangan pribumi dengan etnis Cina
karena faktor ekonomi bukan hal baru.Misalnya pada tahun 1909 di Betawi (Jakarta) didirikan
organisasi dagang dengan namaSarekat Dagang Islam (SDI). Pada 1911 di Bogor didirikan SDI yang
kedua. Pendirinyaadalah Tirtoadisurjo, dengan cita-cita mendirikan persekutuan dagang
perkoperasianIndonesia bertujuan utama mematahkan dominasi ekonomi pengusaha Cina dalam bisnis
bahan dan industri batik. Untuk mencapai tujuan itu, didirikan SDI yang ketiga di Solo(akhir 1911)
oleh H. Samanhudi, seorang pedagang besar batik di Solo, dengan tujuanmemajukan kehidupan
ekonomi rakyat di bawah bendera. Keinginan untuk membatasi kekuatan ekonomi warga Cina di mulai
tahun 1950-anmelalui apa yang dinamakan sistem benteng, yang mendahulukan orang Indonesia
aslidaripada orang Cina dalam pemberian lisensi impor. Ini menyebabkan timbulnya apa
yangdinamakan system Ali Baba, ketika orang Indonesia asli tidak mampu menjalankan usaha karena
tidak berpengalaman/tidak bermodal.
Sumber : (https://id.scribd.com/document/541485851/Makalah-Tentang-Orang-Cina-Berontak,
(minggu 6-Agustus,2023 Pukul 08.13)

C.Sebab Orang-orang Cina Berontak

Meningkatnya populasi etnis Tionghoa di Batavia, sehingga pengangguran meningkat.Dan karena


terkekangnya suatu kebebasan berdagang di wilayah nusantara dan terjadi pungli di tubuh VOC
(contohnya surat izin bermukim yang disebut permissiebriefjes atausurat pas) biaya resmi pembuatan
kartu tersebut hanya 2 ringgit namun, akibat dari punglitersebut menjadi naik, dan karena tidak
memiliki kartu tersebut orang-orang Cina harusdideportasi ke negaranya atau dipekerjakan di kebun-
kebun pala milik VOC di Sri Langka.
Proses Kejadian:
a) Lokasi : di Batavia dan Jawa.
b) pada abad ke 18 (tahun 1740-1741).
c) Tokoh : Oey Panko atau Khe Panjang dan Raja Pakubuwana I
Sumber : (https://id.scribd.com/document/541485851/Makalah-Tentang-Orang-Cina-Berontak,
(minggu 6-Agustus,2023 Pukul 08.13)
D.Akibat Dari Kejadian
a)Bagi bangsa Indonesia : kerugian karena wilayah Batavia porak poranda akibat pemberontakan dan
pencurian barang-barang oleh orang-orang Cina.
b) Bagi VOC : keuntungan karena penyelewengan harga pembuatansurat pas yang lebih mahal dan
kerugian karena benteng VOC di Kartasura diserangoleh orang-orang Cina dan dibantu Raja
Pakubuwana II serta orang-orang pribumisehingga jatuh banyak korban dari pihak VOC.
Sumber : (https://id.scribd.com/document/541485851/Makalah-Tentang-Orang-Cina-Berontak,
(minggu 6-Agustus,2023 Pukul 08.13)
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai