Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA MINYAK JELANTAH MENJADI

LILIN AROMATERAPI DI DUKUH TAGUNG DESA REMBUN


Ikha Septiana Dianasari
Program Studi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Mas Said
Surakarta
Email ikhaseptiana18@gmail.com
ABSTRAK
Di dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat belum dapat terlepas dari penggunaan minyak
goreng yang sudah dipakai akan menjadi minyak bekas atau minyak jelantah yang berdampak
pada penggunaannya yang secara terus menerus baik pada kesehatan tubuh maupun
lingkungan. Minyak jelantah perlu diminimalisir melalui recycle atau reduce. Pencemaran
lingkungan yang diakibatkan jelantah telah menjadi masalah yang tiada henti sebagaimana
secara biologis, jelantah membutuhkan waktu yang lama agar terurai. Munculah sebuah solusi
untuk mengolah jelantah sebagai bahan alternatif pembuatan lilin. Pengabdi termotivasi untuk
mencari gagasan dalam penggunaan minyak tersebut dengan cara yang mudah dan sederhana
agar dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembuatan lilin. Permasalahan dalam karya tulis
ini adalah bagaimana memperoleh jelantah dan bagaimana efisiensi pengolahan jelantah
menjadi lilin. Dengan melakukan eksperimen, studi pustaka, dan observasi penulis
memperoleh hasil bahwa jelantah dapat diolah menjadi lilin dengan mencampurkan beberapa
bahan lainnya. Selain itu, pengabdi berharap agar adanya pemberdayaan masyarakat melalui
peningkatan keterampilan pengolahan minyak jelantah menjadi produk rumah tangga yaitu
lilin aromaterapi yang dapat dijadikan sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
peningkatan daya kretivitas masyarakat, masyarakat mampu membuat sumber energi sendiri
untuk memenuhi kebutuhan energi dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menciptakan
lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan masyarakat.
Kata Kunci: pemanfaatan minyak jelantah, lilin aromaterapi
ABSTRACT
In daily life, the community cannot be separated from the use of cooking oil that has been used
will be used oil or used cooking oil that has an impact on its use both continuously on the health
of the body and the environment. Used cooking oil needs to be minimized through recycle or
reduce. Environmental pollution caused by waste cooking has become an endless problem as
biologically, waste cooking takes a long time to break down. A solution appeared to process
waste cooking as an alternative material for making candles. The servants are motivated to look
for ideas in the use of oil in an easy and simple way so that it can be used as an alternative
material for making candles. The problem in this paper is how to obtain waste cooking and
how to process cooking waste into wax. By conducting experiments, literature studies, and
observations the author obtained the result that waste cooking can be processed into wax by
mixing several other ingredients. In addition, the servant hopes that community empowerment
through improved cooking oil processing skills into household products, namely aromateraphy
candles that can be used as an increase in community welfare and increase community
creativity, the community is able to make their own energy sources to meet energy needs in
daily life. day and able to create jobs and sources of community income.
Keywords: utilization of used cooking oil, aromateraphy candles
PENDAHULUAN
Tagung merupakan salah satu dukuh yang berada di Desa Rembun Kecamatan Nogosari
Kabupaten Boyolali terdiri dari 3 RT. Dimana mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
petani yang dapat menghasilkan padi, sayur dan palawija. Kondisi lingkungan di Dukuh
Tagung secara umum masih asri. Akan tetapi, yang menjadi persoalan yaitu tidak terdapat
tempat pembuangan akhir sampah. Sampah tersebut dibakar pada tempat untuk membakar
sampah yang dimiliki oleh setiap rumah. Sampah yang tidak dapat dibakar seperti minyak
jelantah dibuang di saluran air maupun tanah. Apabila hal ini terus-menerus dilakukan dapat
menimbulkan pencemaran air dan tanah lingkungan.
Minyak jelantah dapat menjadi dampak buruk bagi lingkungan sebagai bahan pencemar
pada tanah dan perairan jika pembuangan limbah minyak jelantah dilakukan dengan secara
langsung tanpa adanya pengolahan. Sifat minyak jelantah yang tidak dapat bercampur dengan
air menyebabkan penumpukan dan berakibat pada tertutupnya permukaan air oleh lapisan
minyak (Aini et al., 2020). Minyak jelantah pada tanah yang terserap dapat menurunkan tingkat
kesuburan tanah dengan mempengaruhi kandungan air bersih dan mineral yang terkandung
dalam tanah dan menghambat pergerakan air pada pori – pori tanah. Keseimbangan ekosistem
tanah dan perairan menjadi terganggu karena kehadiran minyak jelantah yang bersifat persisten
di lingkungan yaitu tidak dapat diuraikan secara alami sehingga menyebabkan ekosistem tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya(Rinanti et al., 2022).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minyak goreng bekas adalah minyak sisa atau
minyak goreng bekas memasak yang disebut sebagai minyak jelantah. Dalam kegiatan
memasak khususnya penggorengan akan menghasilkan limbah minyak yang biasanya
dinyatakan sebagai minyak jelantah (Kusumaningtyas et al., 2018). Beberapa orang
menggunakan kembali minyak jelantah untuk alasan menghemat uang. Padahal dengan
menggunakan kembali minyak jelantah dapat menyebabkan masalah kesehatan (Mujadin et al.,
2015). Minyak jelantah sebagai minyak limbah rumah tangga yang belum dimanfaatkan oleh
kebanyakan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan inovasi pemanfaatan minyak jelantah agar
tidak menimbulkan limbah dan mencemari lingkungan serta dapat menghasilkan keuntungan
(Andayani et al., 2023). Selain merusak lingkungan minyak jelantah juga dapat menjadi imbas
yang tidak baik bagi manusia apabila mengkonsumsinya dalam jumlah yang banyak.
Untuk mencegah dampak negatif dari minyak jelantah bagi kesehatan dan lingkungan,
minyak jelantah dapat dimanfaatkan sehingga terciptanya ekonomi kreatif masyarakat
(Syarifuddin & Hamzah, 2019). Pemanfaatan kembali limbah jelantah menjadi suatu bahan
yang bermanfaat merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat pencemaran
lingkungan. Pengolahan limbah minyak jelantah yang kurang maksimal menyebabkan minyak
jelantah memiliki potensi besar untuk diolah kembali menjadi produk tertentu seperti lilin
aromaterapi. Lilin aromaterapi merupakan lilin yang dimodifikasi dengan memanfaatkan
tambahan minyak aromaterapi yang bertujuan memberikan aroma relaksasi atau menenangkan
(Wardani et al., 2020).
Pengolahan minyak jelantah menjadi lilin sudah terdapat beberapa artikel yang memuat
program tersebut. Terdapat program pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah di
Dusun Sorowajan, Pedukuhan Glugo, Desa Pangungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten
Bantul (Wardani et al., 2020). Selain itu terdapat program yang sama dilakukan di Desa
Tirtonirmolo Kasihan, Rogocolo, Bantul (Jamilatun et al., 2020). Di Dusun Jetak Desa Bolon
Kecamatan Colomadu Karanganyar, minyak jelantah diolah menjadi lilin berwarna warni
(Sundoro et al., 2020). Namun, belum ada program pengabdian yang dilakukan untuk
pengolahan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi di Dukuh Tagung, Desa
Rembun, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Diharapkan melalui pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi ini dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesadaran
terhadap potensi penyakit akibat pemakaian minyak goreng yang digunakan berkali kali
(Inayati & Dhanti, 2021). Hasil dari program ini berupa produk lilin aromaterapi yang bisa
dimanfaatkan oleh ibu-ibu Dukuh Tagung sebagai bentuk pengurangan limbah minyak jelantah
yang dihasilkan dari limbah rumah tangga.
METODE
Pelaksanaan kegiatan pengabdian mahasiswa dalam program KKN (Kuliah Kerja Nyata)
kepada masyarakat dilaksanakan di Rumah RT 02 Dukuh Tagung Desa Rembun Kecamatan
Nogosari, Kabupaten Boyolali. Pengabdian ini dilakukan menggunakan metode sosialiasi,
diskusi dan praktek kepada ibu-ibu Dukuh Tagung Desa Rembun. Dalam pelaksanaanya yang
pertama yaitu melakukan sosialisasi dilakukan dengan teknik penyampaian langsung materi
kepada peserta. Adapun materi yang disampaikan yaitu bahaya penggunaan minyak goreng
secara berulang dan pencemaran lingkungan akibat limbah minyak jelantah. Untuk sesi yang
kedua yaitu pelaksanaan kegiatan dan penerapan langsung pengelolaan minyak bekas menjadi
bahan pembuatan lilin aromaterapi. Kemudian diikuti oleh dialog tanya jawab dan diskusi dari
ibu-bu berdasarkan materi yang telah disampaikan.
Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan serta menumbuhkan
kreativitas ibu – ibu Dukuh Tagung. Harapannya warga yang telah mendapatkan pemahaman
mengenai dampak negatif minyak jelantah dapat meneruskan kepada warga lainnya. Kegiatan
sosialisasi dan pembuatan lilin aromaterapi ini dilaksanakan selama satu hari pada tanggal 23
Juli 2023. Kegiatan ini telah melakukan persiapan dengan melakukan kordinasi dengan ketua
dukuh untuk melaksanakan kegiatan dengan tema Pemanfaatan Minyak Jelantah menjadi Lilin
Aromaterapi yang akan dihadiri oleh 30 peserta dari ibu-ibu Dukuh Tagung, serta
mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan ini,
maka evaluasi dilakukan dengan partisipasi peserta serta keaktifan peserta dalam hal tanya
jawab dan apabila target dari program ini tercapai yaitu setiap warga di Dukuh Tagung mampu
membuat sendiri produk lilin aromaterapi dari limbah minyak jelantah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sosialisasi pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan dasar pembuatan lilin aromaterapi
telah dilaksanakan dan secara keseluruhan berjalan lancar bertempat di desa Sumbang Peserta
yang hadir adalah ibu-ibu Dukuh Tagung yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan
sering menggunakan minyak goreng secara berulang. Para peserta sosialisasi dapat menerima
sosialisasi yang disampaikan dengan baik. Ada ketertarikan yang tinggi dari peserta untuk tahu
lebih lanjut mengenai pemanfataan minyak jelantah sebagai bahan dasar pembuatan lilin
aromaterapi.
Pelaksanaan program diawali dengan memberikan pemaparan mengenai dampak
penggunaan dan pembuangan minyak jelantah yang tidak tepat. Minyak jelantah yang sudah
digunakan untuk menggoreng lebih dari tiga kali akan menimbulkan dampak buruk bagi
kesehatan tubuh seperti munculnya kolesterol, kanker, penyakit jantung, dan penyakit lainnya.
Pembuangan minyak jelantah secara sembarangan ke saluran air dan lingkungan juga akan
menimbulkan kerusakan ekosistem apabila dibiarkan secara terus menerus dan tidak
terkendali. Air yang tercemar limbah minyak jelantah ini akan menyebabkan munculnya
penyakit seperti kolera, tifus, hepatitis, dan penyakit lainnya (Widiyanto, dkk, 2015). Peserta
yang hadir pada kegiatan ini sangat antusias memperhatikan informasi yang diberikan, hal ini
dapat dilihat dari bagaimana peserta menyimak dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
oleh pemateri. Kegiatan pemaparan informasi minyak jelantah dapat dilihat pada gambar
berikut ini:

Kegiatan sosialisasi sebagai bentuk kegiatan program kerja KKN-T Kersodarma UIN
Raden Mas Said Surakarta ini memiliki tujuan utama sosialisasi dan memperkenalkan
pengetahuan baru mengenai pemanfaatan kembali sampah yang masih bisa digunakan seperti
minyak jelantah dan bagaimana produk dapat dikelola agar menambah penghasillan rumah
tangga. Pendekatan sosialisasi dilakukan praktek secara langsung. Kegiatan ini dihadiri oleh
30 peserta yang merupakan perwakilan ibu-ibu yang ada di Dukuh Tagung Desa Rembun.
Peserta sosilisasi ditujukan paling utama pada ibu-ibu dikarenakan peran ibu dalam kegiatan
rumah tangga yang lebih dominan. Hal ini disebabkan penyampaian informasi dalam
sosialisasi yang bertujuan untuk menjaga kesehatan yang mulai dari diri sendiri dan anggota
keluarga di rumah. Selain itu, pembuatan kerajinan dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan perlengkapan di rumah.
Sosialisasi tentang pemanfaatan limbah menjadi produk yang bermanfaat dimulai dari
tayangan informasi yang berkaitan dengan penggunaan minyak goreng pada kegiatan memasak
dan estimasi minyak jelantah yang dihasilkan di wilayah Dukuh Tagung. Dari informasi
tersebut, warga dapat mengetahui bagaimana jumlah limbah yang meningkat, dan dari limbah
dapat menghasilkan alternatif yang membantu masyarakat sekitar mengolah limbah menjadi
bahan yang bermanfaat serta mengatasi masalah pencemaran lingkungan oleh limbah. Materi
yang disampaikan kepada peserta pelatihan diharapkan akan menambah pengetahuan,
kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengolah limbah minyak goreng jelantah.
Dalam pelaksanaan kegiatan, digunakan metode demonstrasi dimana beberapa anggota
mahasiswa KKN secara langsung mendampingi dalam proses pembuatan lilin aromaterapi.
Metode demonstrasi yang digunakan memudahkan peserta pelatihan untuk memahami proses
pembuatan lilin. Adapun beberapa tahapan dalam pembuatan lilin aromaterapi dari limbah
minyak jelantah, diantaranya sebagai berikut:
Alat dan Bahan:
1. Kompor dan gas elpiji
2. Panci
3. Baskom 4
4. Gelas kaca (untuk cetak lilin)
5. Pisau
6. Centong
7. Talenan
8. Pisau
9. Gelas ukur
10. Tusuk sate
11. Benang katun
12. Sendok
13. Minyak jelantah
14. Stearin
15. Essential oil (untuk memberi aroma harum/aromaterapi pada lilin) dengan 3 varian yakni
Eucalyptus, Cherry Blossoms, dan Vanilla
16. Krayon (pewarna tulis)
17. Arang
Cara Pembuatan:
1. Pertama, rendam minyak jelantah (minyak bekas) dengan arang untuk mengurangi bau
pada minyak tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk merendam cukup 10 menit saja.
2. Kedua, takar minyak jelantah yang sudah direndam menggunakan gelas ukur dengan
ukuran 500 ml ke dalam panci.
3. Ketiga, taburkan 15 sendok makan stearin ke dalam panic (dalam hitungan perbandingan 1
: 3).
4. Keempat, panaskan minyak jelantah dengan api sedang. Lalu, aduk secara berulang-ulang.
5. Kelima, tuangkan Essential Oil lalu aduk secara berulang-ulang hingga aromanya tercium.
6. Keenam, potong/tumbuk tipis krayon (satu warna) lalu masukkan ke dalam panci dan aduk
hingga warnanya tercampur rata.
7. Ketujuh, tuangkan minyak secukupnya ke dalam gelas lalu pasang sumbu (benang katun)
tepat di tengah-tengah diameter gelas.
8. Kedelapan, tunggu minyak membeku menjadi lilin selama 24 jam.

Demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi

Lilin ketika dihidupkan

Foto Bersama peserta


Setelah mengikuti pelatihan, berdampak pada para peserta ibu-ibu Dukuh Tagung yaitu
adanya peningkatan wawasan peserta terhadap dampak dari penggunaan minyak goreng
jelantah. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan dalam pengolahan minyak goreng jelantah
menjadi produk rumah tangga yang ramah lingkungan seperti lilin aromaterapi. Pengetahuan
awal peserta pelatihan hanya terbatas pada dampak negatif minyak goreng jelantah bagi
kesehatan, namun sebagian besar peserta tidak mengetahui bahwa membuang limbah minyak
goreng ke tanah atau air dapat menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan.
Masyarakat memperoleh pengetahuan baru mengenai upaya mengalih fungsikan minyak
goreng jelantah sekaligus sebagai bentuk pengurangan limbah yang dibuang ke lingkungan.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas minyak jelantah dengan memanfaatkan arang aktif
ditambah aromaterapi. Minyak goreng jelantah yang awalnya hanya digunakan untuk
keperluan menggoreng atau dibuang jika sudah tidak digunakan, akhirnya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan lilin (Wijayanti et al, 2012).
Hasil dari kegiatan sosialisasi dapat diamati secara langsung setelah kegiatan. Peserta
kegiatan antusias dan merespon positif kegiatan sosialisasi. Hal ini dibuktikan dengan
terjawabnya semua pertanyaan yang diberikan mahasiswa KKN kepada para peserta.
Pertanyaan tersebut mengenai materi yang telah disampaikan sosialisasi dan tahapan dalam
pembuatan lilin aromaterapi.
Dari kegiatan pelatihan yang diberikan, peserta mendapatkan keterampilan dalam
membuat sabun dan lilin berbahan dasar minyak jelantah. Jika pembuatan sabun dan lilin terus
dikembangkan, pemanfaatan minyak jelantah ini dapat berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian warga. Pengembangan yang dapat dilakukan yaitu dengan
mengikuti pelatihan pengemasan dan pemasaran produk serta pemasaran untuk meningkatn
penjualan. Pemanfaatan minyak jelantah menjadi produk ekonomis seperti sabun dan lilin
dapat membuka lapangan pekerjaan dan menjadi sumber alternatif pendapatan bagi masyarakat
(Anisa, 2021). Anisa, C., Susilawati, E.P., & Halimah, Renisa. (2021).
Kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat dari segi pendapatan. Masyarakat dapat menjual
barang-barang yang dihasikan dari limbah hasil rumah tangga ini. Walaupun menghasilkan
limbah (bahan sisa), limbah yang dihasilkan (minyak goreng bekas/jelantah) dapat dibuat
menjadi barang yang bermanfaat, seperti lilin aromaterapi dengan melalui proses tertentu.
Dengan membuat lilin secara pribadi, secara tidak langsung akan mengurangi pengeluaran
masyarakat. Dalam hal ini, mengurangi pengeluaran dimaksudkan agar masyarakat dapat
memanfaatkan minyak jelantah untuk membuat lilin sebagai penerangan, artinya masyarakat
dapat mengonsumsi hasil secara pribadi.
Apabila masyarakat memproduksi lilin ini untuk didistribusikan, tentu saja akan
menguntungkan dan akan menjadi sumber pendapatan untuk masyarakat. Lilin dari jelantah ini
diharapkan dapat menjadi sebuah keunggulan suatu daerah, karena produk ini merupakan suatu
barang alternatif baru yang menggunakan limbah rumah tangga yang kebanyakan dihasilkan
oleh industri makanan cepat saji yang sudah banyak terdapat di berbagai daerah. Jika suatu
daerah mengembangkan produk ini, hal itu dapat meningkatkan pendapatan daerah dan juga
dapat menyerap banyak tenaga kerja. Terhadap daya saing, produk ini dapat bersaing dengan
sumber energi lainnya, karena produk ini memiliki banyak keunggulan seperti bisa dijadikan
sebagai souvenir.
KESIMPULAN
Bertambahnya pengetahuan warga masyarakat mengenai dampak dari penggunaan dan
pembuangan minyak goreng jelantah terhadap lingkungan dan bertambahnya pengetahuan
peserta mengenai produk-produk recycles dari minyak goreng jelantah. Minyak jelantah dapat
dimanfaatkan sebagai produk ramah lingkungan berupa lilin aaromaterapi. Pengabdian
dilanjutkan dengan membuat lilin aromaterapi dengan memanfaatkan minyak goreng
bekas/minyak jelantah. Dampak positif kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
Peningkatan Daya Saing dan Keunggulan Daerah, Kesempatan Kerja, Peningkatan
Perekonomian.
Kegiatan ini merupakan kegiatan dengan alternatif baru dalam mengatasi intensitas limbah
yang meningkat, sehingga pemerintah dapat lebih mensosialisasikannya kepada masyarakat,
dengan memanfaatkan bahan rumah tangga yang mudah didapatkan menjadi produk ramah
lingkungan yaitu lilin aromaterapi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan meningkatkan daya kretivitas masyarakat. Untuk masyarakat, supaya dapat
mengembangkan teknologi pembuatan lilin ini. Sehingga dari teknologi ini masyarakat dapat
membuat sumber energi sendiri untuk memenuhi kebutuhan energi dalam kehidupan sehari-
hari dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, D. N., Arisanti, D. W., Fitri, H. M., & Safitri, L. R. (2020). Pemanfaatan minyak
jelantah untuk bahan baku produk lilin ramah lingkungan dan menambah penghasilan
rumah tangga di Kota Batu. Warta Pengabdian, 14(4), 253–262.
Andayani, E. A., Riza, M. D., Kotimah, K., & Nurwahyunita, N. (2023). Pemanfaatan
Limbah Minyak Jelantah Untuk Bahan Dasar Pembuatan Lilin Aromaterapi Sebagai
Optimalisasi Kreativitas Ibu-Ibu PKK Di Desa Siwalanpanji. BERBAKTI: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 86–91.
Inayati, N. I., & Dhanti, K. R. (2021). Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Lilin Aromaterapi Sebagai Alternatif Tambahan Penghasilan Pada Anggota
Aisyiyah Desa Kebanggan Kec Sumbang. Budimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
3(1), 160–166.
Jamilatun, S., Sitophyta, L. M., & Amelia, S. (2020). Pemanfaatan minyak jelantah untuk
pembuatan lilin sebagai alternatif mengatasi limbah domestik dan meningkatkan nilai
tambah. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Ahmad Dahlan, 2(1), 49–56.
Kusumaningtyas, R. D., Qudus, N., Putri, R. D. A., & Kusumawardani, R. (2018). Penerapan
teknologi pengolahan limbah minyak goreng bekas menjadi sabun cuci piring untuk
pengendalian pencemaran dan pemberdayaan masyarakat. Jurnal Abdimas, 22(2), 201–
208.
Mujadin, A., Jumianto, S., & Puspitasari, R. L. (2015). Pengujian Kualitas Minyak Goreng
Berulang Menggunakan Metoda Viskositas dan Perubahan Fisis. Jurnal Al-Azhar
Indonesia Seri Sains Dan Teknologi, 2(4), 229–233.
Rinanti, A., Ferianita Fachrul, M., Irvindiaty Hendarawan, D., & Setiati, R. (2022).
Penyuluhan dan Pelatihan Pemanfaatan Minyak Jelantah menjadi Lilin dan Sabun di
Kelurahan Cisalak, Depok, Jawa Barat. I-Com: Indonesian Community Journal, 2(2),
142–148. https://doi.org/10.33379/icom.v2i2.1383
Sundoro, T., Kusuma, E., & Auwalani, F. (2020). Pemanfaatan minyak jelantah dalam
pembuatan lilin warna-warni. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks, 6(2), 127–136.
Wardani, D. T. K., Saptutyningsih, E., & Fitri, S. A. (2020). Ekonomi Kreatif: Pemanfaatan
Limbah Jelantah Untuk Pembuatan Lilin Aromaterapi. Prosiding Seminar Nasional
Program Pengabdian Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai