Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA (KKN)

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL TAHUN AKADEMIK 2019/2020


DI DESA PAGENTERAN KECAMATAN PULOSARI KABUPATEN PEMALANG

PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN BATANG

Oleh,
Clara Yunita Afdiani
2216500005
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TAHUN 2019

PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Sabun Batang


Nama : Clara Yunita Afdiani
NPM : 2216500005
Fakultas : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

Dosen Pembimbing Lapangan


Nama : M. Agus Shidiq, ST. MT.
NIP/NIPY : 2056211978

Waktu Pelaksanaan : Jum’at, 23 Agustus 2019


Pukul 14.00 – 16.00
Lokasi Kegiatan : Dusun Krajan Desa Pagenteran Kecamatan Pulosari
Kabupaten Pemalang
Jumlah Biaya : Rp. 90.000,-

Pemalang, 26 Agustus 2019


Mengetahui, Pembuat Laporan
Koordinator Desa

Winda Sulistianto Clara Yunita Afdiani


NPM 5116500213 NPM 2216500005
A. Latar Belakang
Minyak jelantah adalah minyak limbah yang berasal dari bjagerbagai jenis minyak doreng
seperti minyak jagung, minyak sayur, minyak sayur dan sebagainya. Minyak ini
merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat digunakan
untuk keperluan kuliner, tetapi apabila ditinjau dari posisi kimianya, minyak jelantah
mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogetik yang terjadi selama proses
penggorengan. Jadi jelas jika pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat
merusak kesehatan manusia, menimbulkan prnyakit kanker, jantung, gangguan ginjal,
hipertensi, obesitas, stroke dan akibat selanjutnya dapat merusak kecerdasan generasi
berikutnya. Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, minyak jelantahpun berbahaya bagi
lingkungan menyebabkan minyak jelantah mengkontaminasi tanah dan air serta
terakumulasi di badan-badan air terutama kawasan muara, apabila tidak dikelola dengan
baik, kandungan senyawa dengan karakteristik sebagai limbah B3 membuat minyak
jelantah berpotensi meracuni ekosistem, mengganggu keseimbangan BOD (biological
oxide demand) dan COD (chemical oxide demand) pada badan-badan yang sangat berperan
menopang kehidupan biota. Karena cukup berbahaya maka kami dari KKN desa
pagenteran berinisiatif untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi suatu produk
yang dapat digunakan kembali yaitu menjadi sabun batang yang dapat digunakan untuk
mencuci noda kotor pada kain lap. 3R yakni reduce, reuse, dan recycle, dimana limbah
organik berupa limbah minyak jelantah dapat digunakan kembali.

B. Tujuan
Kegiatan Program Kuliah Kerja Nyata ini bertujuan untuk :
1. Memanfaatkan limbah minyak jelantah agar dapat bernilai guna kembali.
2. Mengurangi penumpukan limbah minyak jelantah yang dapat berbahaya bagi kesehatan
dan lingkungan.
3. Meningkatkan kreatifitas masyarakat untuk dapat memanfaatkan limbah yang sudah tidak
terpakai menjadi barang yang dapat bermanfaat.
C. Manfaat
1. Sebagai masukan dan ajakan bagi masyarakat untuk memanfaatkan limbah minyak
jelantah untuk didaur ulang dan dapat menjadi suatu produk baru yang dapat digunakan
kembali.
2. Sebagai sumber pustaka yang dapat menambah pengetahuan tentang pemanfaatan limbah
minyak jelantah.

D. Metode
Kegiatan pilar lingkungan yang dilaksanakan adalah “Pemanfaatan Limbah Minyak
Jelantah Menjadi Sabun Batang”. Pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi sabun batang
yang dapat dimanfaatkan untuk mencuci noda membandel pada kain lap.
Waktu pelaksanaan pelatihan Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Sabun
Batang dapat dilihat pada tabel berikut :

No Hari Tanggal Pukul Lokasi


1 Jum’at 23 Agustus 2019 14.00 – 16.000 Rumah Warga

Adapun metode pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Menjadi


Sabun Batang :

1. Menyiapkan minyak jelantah, soda api, jeruk purut, dan daun binahong, cetakan agar-agar.
2. Menggoreng minyak jelantah dengan irisan jahe untuk mengurangi bau kurang sedap,
tunggu sampai jahe menjadi kering dan tiriskan.
3. Larutkan soda api
4. Masukkan larutan soda api kedalam minyak jelantah yang telah digoreng dengan jahe
secara perlahan kemudian aduk sampai sekental mayones.
5. Siapkan daun binahong dan remas remas dengan air, kemudian diambil sarinya, kemudian
masukkan kedalam adonan, proses ini bertujuan untuk anti bacterial pada sabun.
6. Siapkan jeruk purut, iris bagian luar kulit jeruk purut dan masukkan dalam adonan, proses
ini berfungsi untuk memberikan aroma pada sabun.
7. Siapkan cetakan agar-agar, kemudian tuang adonan yang telah sekental mayones kedalam
cetakan.
8. Tunggu 3-5 hari sampai kering dan untuk proses strerilisasi.

E. Hasil Kegiatan
Pembuatan sabun dari limbah minyak jelantah dilaksanakan di Dusun Krajan Desa
Pagenteran yang diikuti oleh beberapa warga terutama ibu – ibu dalam acara jamiyahan.
pembuatan sabun dari limbah jelantah mendapatkan respon yang sangat prositif dari ibu-ibu
yang mengikuti kegiatan ini. Hasil yang didapatkan sangat memuaskan dan diharapkan bagi
warga pagenteran terutama ibu-ibu yang telah paham tentang pembuatan sabun minyak
jelantah dapat memberitahu kepada warga yang lainnya dan dapat mempraktikkannya
dihalaman rumah masing – masing.

F. Faktor Pendukung dan Penghambat


1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan pembuatan sabun dari limbah minyak jelantah adalah
tersedianya bahan baku yang sangat tercukupi yaitu minyak jelantah yang dapat didapat
dihampir seluruh dapur rumah warga.

2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat kegiatan ini berlangsung adalah banyaknya ibu-ibu yang bersemangat
menbgikuti kegiatan ini, sedangkan kami hanya dapat melakukan proker dalam acara
jamiyahan rutinan, sedangkan kelompok jamiyahan didesa Pagenteran jumlahnya banyak.
Lampiran. Foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai