Victor Alan Gumara, Sovia Vega Savela, Muslikah, Zahro Zakiyatul Muna
Abstrak
Zaman sekarang jenis makanan semakin beragam, terutama makanan yang digoreng
sehingga banyak menghasilkan minyak goreng bekas. Minyak goreng bekas atau jelantah sering
dibuang dengan begitu saja, dapat berdampak buruk pada lingkungan sekitar. Limbah minyak
jelantah yang dihasilkan dari sisa penggorengan serta limbah hasil produksi Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat diolah kembali. Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)
14 mengajak masyarakat Desa Gondang melalui kegiatan seminar untuk memanfaatkan limbah
minyak jelantah menjadi sabun. Penelitian ini menginvestigasi pemanfaatan minyak jelantah
sebagai bahan dasar dalam produksi sabun batang untuk mencuci piring, dengan fokus pada
partisipasi pelaku UMKM serta ibu-ibu PKK di Desa Gondang Purwantoro. Tujuan penelitian
adalah mendorong pengurangan limbah minyak jelantah melalui proses daur ulang yang
kreatif dan memberdayakan pelaku ekonomi lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui pelatihan dan kerja sama, pelaku UMKM dan ibu-ibu PKK di Desa Gondang
Purwantoro dapat berhasil mengubah minyak jelantah menjadi sabun berkualitas untuk
mencuci piring. Dampak sosial ekonomi juga terlihat, dengan peningkatan keterampilan,
pendapatan tambahan, dan kesadaran lingkungan. Penelitian ini memberikan pandangan
tentang pelaksanaan proyek berkelanjutan di tingkat komunitas yang menggabungkan aspek
lingkungan dan ekonomi, serta memberikan kontribusi pada upaya pengurangan limbah dan
pengembangan ekonomi lokal.
Kata Kunci: Minyak Jelantah, daur ulang, sabun cuci, Pengabdian Masyarakat
Abstract
Nowadays, the types of food are increasingly diverse, especially fried foods that produce
a lot of used cooking oil. Used cooking oil or used cooking oil is often thrown away, which can
have a negative impact on the surrounding environment. Used cooking oil waste generated
from frying residue and waste from the production of Micro, Small and Medium Enterprises
(MSMEs) can be reprocessed. Community Service Lecture (KPM) 14 invited the people of
Gondang Village through a seminar to utilise used cooking oil waste into soap. This research
investigates the utilisation of used cooking oil as a basic ingredient in the production of bar soap
for washing dishes, with a focus on the participation of MSME players and PKK mothers in
Gondang Purwantoro Village. The research objective is to encourage the reduction of used
cooking oil waste through creative recycling processes and empower local economic actors. The
results showed that through training and collaboration, MSME actors and PKK mothers in
Gondang Purwantoro Village were able to successfully convert used cooking oil into quality
soap for washing dishes. Socio-economic impacts were also seen, with improved skills,
additional income, and environmental awareness. This research provides insights into the
implementation of sustainable projects at the community level that combine environmental and
economic aspects, and contributes to waste reduction efforts and local economic development.
PENDAHULUAN
Minyak goreng adalah minyak nabati yang memiliki masa penggunaan yang
sangat terbatas dalam pemakaianya. Minyak goreng yang sudah dipakai berulang-
ulang kali dan melewati masa penggunaanya harus digantikan dengan minyak
goreng yang baru, minyak goreng yang tidak bisa dipakai biasanya disebut dengan
minyak jelantah.1
1
Pauhesti Pauhesti et al., “Pemanfaatan Minyak Jelantah Untuk Pembuatan Sabun” 4, no. 2 (2022): 281–
86.
Minyak goreng yang sudah digunakan lebih dari tiga kali akan menjadi
masalah bagi kesehatan dan lingkungan.2 Untuk menghemat uang, orang sering
menggunakan kembali minyak jelantah untuk menggoreng tanpa memikirkan resiko
terhadap kesehatan mereka. Padahal, sudah banyak diketahui bahwa minyak jelantah
dapat menyebabkan penyakit. Minyak goreng tidak boleh digunakan berulang kali
karena menyebabkan komposisi kimiawi minyak berubah (dilihat dari bilangan asam
dan peroksidase), dan karena menghasilkan senyawa karsinogenik selama proses
penggorengan yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular atau jantung dan
kerongkongan gatal atau serak. dapat menurunkan pembuluh darah dan
penumpukan lemak (aterosklerosis), serta kecerdasan generasi mendatang. Selain itu,
bahan kimia akrolein yang berbahaya juga dihasilkan selama proses penggorengan. 3
Setiap rumah tangga dan UMKM biasanya akan menghasilkan minyak jelantah
dari proses penggorengan, sebagian besar penggunaan minyak goreng langsung
membuang minyak jelantah ke tempat-tempat pembuangan seperti saluran air
maupun tanah. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya
minyak jelantah bagi tubuh dan lingkungan dapat menyebabkan masyarakat lalai
dalam pemanfaatan dan pembuangan limbah minyak jelantah.4
Namun, jika limbah minyak jelantah dari UMKM dan limbah rumah tangga
ibu-ibu PKK dibuang secara sembarangan, maka akan mencemari lingkungan dan
menjadi sumber pencemaran tanah dan air. Selain itu, pembuangan limbah minyak
jelantah secara terus menerus dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan
keberlangsungan hidup manusia.5 Minyak goreng bekas akan terserap ke tanah
menjadi tidak subur, selain itu minyak goreng yang dibuang kelingkungan juga
mempengaruhi kandungan mineral dalam air bersih.6 Karena lingkungan adalah
2
Alfian Putra, Silvia Mahrdania, and Agustina Dewi, “Recovery Minyak Jelantah Menggunakan
Mengkudu Sebagai Absorben,” Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012, 2012, 585–89.
3
Kusuma Handayani et al., “Pelatihan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci Untuk
Pemberdayaan Ibu-Ibu PKK Di Bandar Lampung,” Unri Conference Series: Community Engagement 2
(2020): 123–27, https://doi.org/10.31258/unricsce.2.123-127.
4
Kusuma Handayani et al., “Pembuatan Sabun Cuci Dari Minyak Jelantah Sebagai Upaya Mengurangi
Limbah Rumah Tangga,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) TABIKPUN 2, no. 1 (2021): 55–62,
https://doi.org/10.23960/jpkmt.v2i1.25.
5
Tholib Hariono et al., “2472-Article Text-8559-1-10-20220730” 3, no. 2 (2022).
6
Pauhesti et al., “Pemanfaatan Minyak Jelantah Untuk Pembuatan Sabun.”
tempat hidup bagi makhluk hidup seperti manusia serta sebagai sarana manusia
dalam melakukan interaksi, lingkungan yang sehat sangat diperlukan bagi organisme
yang hidup dalam suatu lingkungan termasuk manusia.7
Desa Gondang terletak di tempat yang strategis dekat dengan perkotaan serta
jalan raya, sehingga banyak dari masyarakat menekuni UMKM makanan di sepanjang
jalan yang menggunakan bahan dasar minyak sebagai alat pengolah makanan.
Dengan demikian banyaknya minyak hasil penggorengan yang telah digunakan
berulang kali dalam menggoreng makanan dapat menjadi inovasi dalam rangka
meminimalisir limbah minyak jelantah yang dihasilkan oleh sisa minyak goreng hasil
penjualan makanan tersebut. Dengan demikian, warga Desa Gondang perlu
dipaparkan dengan ide-ide inovatif dan kreatif seperti pelatihan pembuatan sabun
cuci piring dari limbah minyak jelantah.
Tujuan dari pelatihan ini untuk menambah wawasan kepada masyarakat Desa
Gondang terutama ibu-ibu rumah tangga dan pelaku UMKM agar lebih tau manfaat
serta dampak daripada penggunaan minyak jelantah yang berlebih. dengan demikian
masyarakat dapat meminimalisir pembuangan minyak jelantah dengan menerapkan
Zero Waste Industri, minyak jelantah tersebut dapat diolah menjadi bahan yang
memiliki nilai jual,. serta aman lingkungan, yaitu berupa sabun cuci tangan dari
limbah minyak jelantah.8
METODE
7
Elya Mufidah and Ika Atsari Dewi, “Education and Training on Making Solid Washing Soap Based
on Used Cooking Oil (Study on Students of SMAN 9 Malang),” Journal of Innovation and Applied
Technology 9, no. 1 (2023): 31–38.
8
Sayyidina Abdul et al., “PENYASAWAN KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR Making
Bar Soap from Used Cooking Oil as an Effort to Handle Household Waste Problems in Penyasawan
Village , Kampar District , Kampar Regency” 4, no. 2 (2023): 57–61.
merupakan kerangka atau pedoman mengenai apa yang dapat dilakukan namun
bukan apa yang harus dilakukan. Setiap komunitas, organisasi, atau situasi berbeda-
beda, dan prosesnya mungkin perlu disesuaikan dengan situasi tertentu 9
Program kerja dan kegiatan dalam KPM ini terfokus pada pemanfaatan limbah
minyak jelantah. Pemilihan program tersebut dikarenakan banyak sekali aset-aset
UMKM yang dimiliki di Desa Gondang ini diantaranya seperti produksi keripik
pisang, produksi keripik talas, penjual snack kekinian dan lain-lain. Dalam upaya
mengatasi masalah limbah rumah tangga serta limbah UMKM di Desa Gondang,
Kecamatan Purwantoro, dibuatlah pelatihan pembuatan minyak jelantah menjadi
sabun cuci piring. Metode ABCD dirasa tepat diterapkan karena berbasis aset yang
selaras dengan potensi yang dimiliki Desa Gondang. Metode ABCD memiliki lima
tahapan yang meliputi 1)Inkulturasi, 2) discovery, 3) design, 4) define, dan 5) reflection.
A. Inkulturasi
9
Mustofa Aji Prayitno and Wirawan Fadly, “Pelatihan Pemanfaatan Dan Pendampingan Pembuatan QRIS (QR
Code Indonesian Standard) Sebagai Media Digitalisasi ZIS Di Desa Glinggang Kabupaten Ponorogo,” Bubungan
Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 4, no. 2 (2022): 543, https://doi.org/10.20527/btjpm.v4i2.5254.
10
Husna Ni’matul Ulya and Ravina Putri Agustin, “Penguatan UMKM Melalui Pembuatan Merek Dagang Dan
Label Pada UMKM Jajanan Camilan Di Desa Joresan Mlarak Ponorogo,” Amaluna: Jurnal Pengabdian
Masyarakat 1, no. 1 (2022): 58–70, https://doi.org/10.21154/amaluna.v1i1.1069.
14 Gondang selalu melakukan jalan pagi untuk mengamati keseharian warga
setempat.
B. Discovery
C. Design
Desain (memahami aset dan mengenali peluang) meliputi mengetahui aset dan
peluang serta menggunakan pengetahuan tersebut untuk membuat rencana kerja
yang akan dilaksanakan dengan menggunakan data dari tahap sebelumnya.
Minggu kedua kegiatan merupakan penyelesaian tahap ini. Kelompok KPM 14
Gondang menemukan cara untuk mengubah limbah menjadi barang yang lebih
bernilai setelah mengetahui bahwa ada banyak limbah minyak jelantah di Desa
Gondang. Di sini, kami mengumpulkan minyak jelantah dari UMKM di Desa
Gondang yang akan diolah menjadi sabun batangan untuk mencuci piring.
D. Define
Program kerja inti KPM 14 Gondang Multi Disiplin yang berjudul “Seminar Digital
Marketing dan Personal Branding UMKM serta Pelatihan Pemanfaatan Minyak
11
Husna Ni’matul Ulya, Renaldin Shadruddin, and Diyan Putri Ayu, “Peningkatan Inovasi Produk Keripik Tempe
‘Cipta Rasa’ Di Ketawang Madiun,” Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement 3, no.
1 (2022): 97–111, https://doi.org/10.37680/amalee.v3i1.1290.
Jelantah”. Seminar ini mengenai cara pembuatan minyak jelantah menjadi sabun
batang cuci piring yang dilakukan pada 31 Juli 2023 berlokasi di aula balai Desa
Gondang. Melibatkan audiens dari kalangan ibu-ibu PKK, pelaku UMKM, serta
perangkat desa.
E. Reflection (refleksi)
Refleksi adalah metode untuk melacak dan menilai efektivitas program kerja
dalam mencapai tujuan kegiatan. Minggu keempat kegiatan, atau minggu terakhir,
adalah saat tahap ini selesai.
sabun sendiri.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada awal bulan Juli, tepatnya tanggal 3 Juli 2023, Kegiatan Pengabdian
Masyarakat (KPM) ini dilaksanakan di Desa Gondang, Kecamatan Purwantoro,
Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Setelah melakukan diskusi,
diperoleh beberapa kesepakatan mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan di Desa
Gondang yaitu Seminar Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Personal Branding dan
Digital Marketing bagi UMKM kegiatan ini merupakan hasil dari diskusi bersama
kelompok mahasiswa KPM 14.
Kegiatan seminar dilaksanakan pada hari Senin tanggal 31 Juli 2023 pukul
08.30-11.00 WIB bertempat di Balai Desa Gondang, agar banyak orang yang datang
mengikuti seminar pelatihan pemanfaatan limbah minyak jelantah ini. Dengan
demikian para perangkat desa yang bertugas di Kantor Desa juga ikut andil
menghadiri dan mengikuti kegiatan pelatihan ini. Cukup banyaknya peserta yang
hadir pada saat pelatihan, terbagi dalam 2 kelompok yang masing masing kelompok
terdiri dari 8-9 orang.
Kegiatan seminar dihadiri oleh ibu Mutia Tsalitsa Alawia, S.S.T., M.Ak. selaku
DPL KPM 14, ibu Yunaita Rahmawati, M.Si sebagai pemateri, bapak Sartono selaku
Kepala Desa Gondang, bapak Supri selaku Carik Desa Gondang, bapak Manto selaku
Kepala Pemerintahan dan bapak Eko selaku Kepala Dusun Plosorejo serta segenap
perangkat desa, 10 anggota UMKM yang tersebar di desa gondang, baik UMKM
makanan maupun peralatan rumah tangga serta 15 anggota ibu- ibu PKK.
Gambar 2. Sosialisasi pelatihan kepada peserta UMKM dan ibu-ibu PKK
Anggota PKK serta anggota UMKM menjadi sasaran kegiatan seminar, karena
dalam suatu usaha mikro kecil menengah maupun rumah tangga, mereka berinteraksi
langsung dengan penggunaan minyak goreng sehingga perlu diberi pemahaman agar
tidak lagi memanfaatkan serta menggunakan minyak jelantah lebih dari 3x dan tidak
membuangnya secara sembarangan.
1. Minyak jelantah,
2. Larutan NaOH atau dapat disebut dengan soda api,
3. Arang aktif
4. Air
5. Pewarna dan fragrance atau pewangi sesuai keinginan.
1. Wadah
2. Saringan
3. Sendok untuk mengocok adonan,
4. Timbangan
5. Sarung tangan dan
6. Wadah untuk mencetak sabun.
Dalam proses pembuatan sabun, harus selalu memakai sarung tangan saat
membuat sabun, hindari menggunakan peralatan yang terbuat dari aluminium, saat
membersihkan peralatan tunggu hingga minyak mengental menjadi sabun,. Dengan
melakukan hal ini, dapat mencegah terjadinya kontak langsung dengan efek NaOH
yang merusak kulit pada tangan. Tunggu hingga campuran sabun benar-benar padat
setelah dituangkan ke dalam cetakan. Penggunaan sabun harus ditunggu selama tiga
sampai empat minggu sebelum menggunakan sabun untuk memastikan bahwa alkali
NaOH yang tersisa telah hilang.
Selain itu hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan sabun batang
ini yaitu, bahan dasar yang digunakan adalah bahan kimia NaOH/soda api yang
memiliki sifat korosif maka peralatan yang dipergunakan harus berbahan stainless
steel, juga dalam pembuatannya harus menggunakan sarung tangan dan masker
12
Delovita Ginting et al., “1857-Article Text-3842-1-10-20200419” 4, no. 1 (2020): 1–4.
untuk keamanan. Karena dalam reaksi bahan kimia tersebut sifat korosif pada soda
api apabila terkena kulit akan menimbulkan rasa gatal, iritasi serta luka bakar
terhadap kulit. Selain itu dalam reaksi bahan kimia tersebut akan mengeluarkan gas
yang tidak boleh terhirup, karena dapat mengganggu kesehatan. Menurut Subamia
memperkuat bahwa NaOH bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup,
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit
mengelupas.13
Adapun penggunaan soda api dalam pembuatan sabun batang dari limbah
jelantah yaitu sebagai bahan baku utama selain minyak atau lemak, ketika NAoH
dicampurkan dengan minyak atau lemak maka Saponification Reaction terjadi. Hasilnya
terbentuknya sabun. Namun sabun padat dari bahan alami ini memiliki nilai plus dan
minus, dari segi minusnya sabun padat ini tidak dapat bertahan lama karena sifatnya
yang alami, selain itu sabun padat ini kurang efektif apabila dijadikan sabun mandi,
akan lebih baiknya digunakan untuk mencuci pakaian maupun perabotan rumah
tangga lainnya. Nilai plusnya sabun padat ini selain ramah lingkungan sabun padat
ini juga dapat menghemat pengeluaran bulanan.
Pada tahap pembuatan sabun dari limbah minyak jelantah, peserta dari
anggota PKK maupun anggota UMKM terlihat sangat antusias dengan kegiatan
pelatihan ini, peserta merasakan kegiatan ini sangat bermanfaat untuk diterapkan
dalam kehidupan bermasyarakat karena dapat mengurai limbah jelantah menjadi
barang yang bermanfaat yaitu menjadi sabun batang, sehingga dampak buruk yang
dihasilkan dari pembuangan limbah minyak jelantah dapat berkurang. Selain itu
pelatihan dari sisi nilai ekonomis, pemanfaatan dari penggunaan minyak jelantah
menjadi sabun padat mampu menjadi inovatif bagi UMKM sebagai sumber
penghasilan tambahan menjadi produk yang memiliki nilai jual.
Pemanfaatan limbah minyak jelantah ini sebagai bahan baku sabun padat,
dapat meminimalisir jumlah limbah minyak jelantah di lingkungan. Kemudian dari
Sisi manfaat nilai ekonomis. Pemanfaatan dari penggunaan minyak jelantah menjadi
13
Dini Siti Aisyah et al., “Pembuatan Sabun Padat Dari Minyak Jelantah Sebagai Solusi Permasalahan
Limbah Rumah Tangga Dan Home Industri,” Proceedings Uin … 31, no. November (2021): 47–60.
sabun padat, selain dapat mengurangi volume limbah minyak jelantah juga dapat
memberdayakan limbah menjadi suatu produk yang mempunyai nilai jual. Kemudian
dari sisi manfaat dari segi kualitas.14
Hasil penilaian pada tahap pembuatan sabun batang ini, selama proses
pelatihan peserta benar-benar menyimak apa yang disampaikan pemateri serta
mengikuti arahan dari tim pelaksana yang mana merupakan mahasiswa KPM. Para
peserta memberikan respon positif dengan mengungkapkan beberapa kendala dan
kesulitan yang mereka hadapi untuk memperoleh lingkungan yang bersih sehingga
terhindar dari bahaya kesehatan yang buruk. Para peserta pelatihan kebanyakan
berharap adanya pelatihan yang serupa untuk beberapa limbah rumah tangga yang
belum dimanfaatkan ketersediaannya. Sehingga dapat mengurangi adanya
pencemaran lingkungan dan memiliki nilai jual.
14
Nina Arlofa et al., “Pembuatan Sabun Mandi Padat Dari Minyak Jelantah,” Jurnal Chemtech 7, no. 1
(2021): 17–21.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Dini Siti, Nida Pesona Ilahi, Hani Soleha, and Witrin Gamayanti.
“Pembuatan Sabun Padat Dari Minyak Jelantah Sebagai Solusi Permasalahan
Limbah Rumah Tangga Dan Home Industri.” Proceedings Uin … 31, no.
November (2021): 47–60.
Arlofa, Nina, Benny Setia Budi, Muhammad Abdillah, and Wahyu Firmansyah.
“Pembuatan Sabun Mandi Padat Dari Minyak Jelantah.” Jurnal Chemtech 7, no. 1
(2021): 17–21.
Ginting, Delovita, Shabri Putra Wirman, Yulia Fitri, and Neneng Fitrya. “1857-Article
Text-3842-1-10-20200419” 4, no. 1 (2020): 1–4.
Hariono, Tholib, Nurul Yaqin, Nurul Hidayah, Aufia Aisa, Siti Sulaikho, Sistem
Informasi, Universitas Kh, and A Wahab Hasbullah. “2472-Article Text-8559-1-
10-20220730” 3, no. 2 (2022).
Mufidah, Elya, and Ika Atsari Dewi. “Education and Training on Making Solid
Washing Soap Based on Used Cooking Oil (Study on Students of SMAN 9
Malang).” Journal of Innovation and Applied Technology 9, no. 1 (2023): 31–38.
Pauhesti, Pauhesti, Puri Wijayanti, Wildan Tri Koesmawardani, and Gabey Jane.
“Pemanfaatan Minyak Jelantah Untuk Pembuatan Sabun” 4, no. 2 (2022): 281–86.
Putra, Alfian, Silvia Mahrdania, and Agustina Dewi. “Recovery Minyak Jelantah
Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben.” Prosiding Seminar Nasional PERTETA
2012, 2012, 585–89.
Husna Ni’matul Ulya, and Ravina Putri Agustin. “Penguatan UMKM Melalui
Pembuatan Merek Dagang Dan Label Pada UMKM Jajanan Camilan Di Desa
Joresan Mlarak Ponorogo.” Amaluna: Jurnal Pengabdian Masyarakat 1, no. 1 (2022):
58–70. https://doi.org/10.21154/amaluna.v1i1.1069.
Ulya, Husna Ni’matul, Renaldin Shadruddin, and Diyan Putri Ayu. “Peningkatan
Inovasi Produk Keripik Tempe ‘Cipta Rasa’ Di Ketawang Madiun.” Amalee:
Indonesian Journal of Community Research and Engagement 3, no. 1 (2022): 97–111.
https://doi.org/10.37680/amalee.v3i1.1290.