Anda di halaman 1dari 11

JURNAL REALTECH Vol. xx, No.

xx, (20xx) ISSN: xxxxx 1

IMPLEMENTASI ALGORITMA C5.0 UNTUK MENENTUKAN TINGKAT


PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN
SECARA DARING DI MASA PANDEMI COVID-19
(STUDI KASUS: UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO)

Joshua Tulenan1, Debby Paseru2 dan Indah Yessi Kairupan3


Program Studi Informatika, Fakultas Teknik
1,2,3
Universitas Katolik De La Salle Manado
e-mail: 18013120@unikadelasalle.ac.id1, dpaseru@unikadelasalle.ac.id2, ikairupan@unikadelasalle.ac.id3

Abstrak – Pembelajaran daring merupakan kegiatan precision tertinggi diperoleh dari hasil pengujian 90% data uji
proses belajar mengajar yang terhubung melalui jaringan dan 10 % data latih dengan nilai 62,25%.
internet. Pembelajaran daring menjadi hal yang baru bagi
para mahasiswa dan memerlukan adaptasi ketika Kata Kunci— Pembelajaran Daring, Pemahaman
melakukannya. Metode pembelajaran ini dapat Mahasiswa, Algoritma C5.0, Data Mining.
mempengaruhi mahasiswa dalam memahami
pembelajaran karena setiap mahasiswa mempunyai I. PENDAHULUAN

P
tingkat pemahaman yang berbeda dalam memahami embelajaran Daring merupakan pembelajaran yang
materi pembelajaran.
Universitas Katolik De La Salle Manado merupakan
memanfaatkan teknologi dalam mendukung proses
lembaga pendidikan tinggi yang bertugas untuk mendidik belajar mengajar secara jarak jauh, yaitu pengajar dan peserta
para mahasiswa. Selama pandemi, lembaga ini juga didik tidak perlu bertatap muka secara langsung, tapi
melaksanakan pembelajaran daring. Untuk mengetahui memanfaatkan teknologi, seperti perangkat elektronik berupa
tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi smartphone, laptop atau komputer menggunakan media
pembelajaran, maka perlu dilakukan survey mengenai hal untuk menyampaikan informasi berupa materi atau tugas
ini namun, hal ini belum dilakukan. Oleh karena itu, antara dosen pengajar dengan mahasiswa dan memerlukan
dibangun aplikasi untuk menentukan tingkat pemahaman akses internet dalam penyampaiannya [1]. Pembelajaran
mahasiswa terhadap materi pembelajaran secara daring
daring merupakan hal baru bagi peserta didik, sehingga
menggunakan metode algoritma C5.0 agar dapat diketahui
hambatan ataupun pendukung mahasiswa dalam proses belum diketahui apakah pembelajaran tersebut merupakan
pemahaman pembelajaran. Proses dan cara kerja dari metode pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, untuk
algoritma C5.0 pada aplikasi yang dibangun, yaitu dengan mengetahui keefektifan dan faktor-faktor yang
menghitung nilai entropy, information gain dan gain ratio mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa dalam
dari setiap atribut, kemudian dari hasil perhitungan pembelajaran daring, perlu dilakukan penelitian terkait hal
tersebut akan menghasilkan pohon keputusan dan aturan ini. Berdasarkan hasil wawancara langsung kepada beberapa
yang akan dipakai untuk klasifikasi tingkat pemahaman dosen dan mahasiswa penulis menemukan permasalahan
mahasiswa yang dikategorikan menjadi sangat paham, dalam pembelajaran Daring, yaitu kurangnya interaksi dan
cukup paham dan tidak paham terhadap pembelajaran
secara daring..
komunikasi antara dosen dengan mahasiswa, fokus
Metodologi yang digunakan dalam pembuatan aplikasi mahasiswa yang terganggu karena suasana belajar di rumah
ini menggunakan CRISP-DM atau Cross-Industry Standard yang tidak mendukung, serta permasalahan utama yang
Process Model for Data Mining. Bahasa pemrograman sering dikeluhkan adalah kualitas jaringan internet yang tidak
yang digunakan, yaitu Python, CSS dan HTML. Untuk memadai bergantung pada tempat dan rumah dari masing-
penggambaran langkah-langkah pembuatan aplikasi dan masing mahasiswa dan dosen. Selanjutnya pengumpulan data
penerapan algoritma menggunakan Flowchart dan dapat dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan
penggambaran aliran data digunakan DFD. Sumber data selanjutnya dilakukan pengolahan data hasil kuesioner untuk
pada Tugas Akhir ini diambil dari hasil kuesioner yang
dianalisis menggunakan metode metode Data Mining [1].
dibagikan kepada 198 mahasiswa.
Data Mining adalah suatu proses penambangan
Penelitian ini memberikan hasil bahwa aplikasi
implementasi algoritma C5.0 untuk menentukan tingkat pengetahuan atau menemukan informasi baru dari data yang
pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran berjumlah cukup banyak dengan mencari pola dan juga
secara daring di masa pandemi covid-19 berhasil aturan tertentu. Data Mining merupakan teknologi yang
diimplementasikan dan berjalan cukup baik. Pohon dapat menjadi penghubung komunikasi antara data dengan
keputusan yang terbentuk pada aplikasi menjadikan penggunanya. Terdapat beberapa metode dalam melakukan
atribut komunikasi sebagai root dari pohon keputusan dan Data Mining salah satunya adalah metode klasifikasi Data
memberikan hasil akurasi tertinggi dari hasil pengujian Mining. Klasifikasi adalah tipe analisis data yang dapat
70% data uji dan 30% data latih, yaitu 65%, sedangkan membantu orang menentukan kelas label dari sampel yang
nilai recall tertinggi diperoleh dari hasil pengujian 60 data
ingin diklasifikasi [2].
uji dan 40% data latih dengan nilai 65%, dan nilai
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 2

Berdasarkan uraian masalah yang ada, Tugas 2.2. Tingkatan Dalam Pemahaman
Akhir ini bertujuan untuk mengimplementasikan Tingkata pemahaman dibagi ke dalam tiga tingkatan
algoritma C5.0 dalam menentukan tingkat pemahaman berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat penyerapan suatu
mahasiswa terhadap pembelajaran daring dan akan materi atau informasi [7]:
digunakan 8 variabel, yaitu komunikasi, antusiasme, A. Menerjemahkan (translation)
interaksi, suasana belajar, penyampaian materi, kualitas Menerjemahkan ini merupakan tingkat dasar dalam
jaringan internet, software dan alat bantu pembelajaran pemahaman terjemahan dapat diartikan sebagai pengalihan
daring. Variabel tersebut diperoleh dari hasil wawancara arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain sesuai
dengan mahasiswa dan dosen yang pernah mengikuti dengan pemahaman masing-masing seseorang yang
kegiatan pembelajaran secara daring. Dipilihnya diperoleh dari konsep tersebut. Dapat juga diartikan dari
algoritma C5.0 dikarenakan penerapannya yang cukup konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk
mudah dan memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan mempermudah orang mempelajarinya.
dengan pendahulunya, yaitu algoritma C4.5 [3].
Aplikasi yang akan dibangun diharapkan dapat B. Menafsirkan (interpretation)
membantu dalam memberikan informasi kepada pihak Menafsirkan atau interpretation merupakan tingkat
mahasiswa untuk mengetahui seberapa paham menengah dalam pemahaman menafsirkan adalah
mahasiswa saat pembelajaran daring dilaksanakan dan kemampuan yang lebih luas dari pada menerjemahkan,
terlebih khusus kepada pihak akademi agar dapat terus kemampuan ini untuk mengenal dan memahami.
menjaga kualitas dan mutu dari pendidikan di- Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan
Universitas Katolik De La Salle Manado dan dapat pengetahuan yang lalu yang telah didapat dengan
meminimalisir resiko yang dapat menghasilkan tingkat pengetahuan lain yang diperoleh berikutnya. Seperti
pemahaman yang minim dari mahasiswa di bidang menghubungkan antara grafik dengan kondisi yang
akademik dan juga dapat memberikan kesempatan dijabarkan sebenarnya, dan membedakan yang pokok dan
kepada dosen dalam mengevaluasi kinerja dalam proses tidak pokok dalam pembahasan.
belajar mengajar secara daring. Penelitian ini juga
dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi dari C. Ekstrapolasi (extrapolation)
algoritma C5.0 dalam mengklasifikasi dan menentukan Ekstrapolasi atau extrapolation, yaitu menuntut kemampuan
tingkat pemahaman terhadap pembelajaran daring bagi intelektual yang lebih tinggi dari yang lain karena seseorang
para mahasiswa. harus bisa melihat arti lain dari apa yang tertulis. Membuat
perkiraan sendiri tentang konsekuensi atau memperluas
II. TINJAUAN PUSTAKA presepsi dalam artian waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya.
2.1. Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring adalah sebuah sistem 2.2.1.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman
pembelajaran kegiatan belajar mengajar yang dilakukan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman
dengan tidak bertatap muka secara langsung tetapi [8], yaitu sebagai berikut:
memanfaatkan teknologi dalam mendukung proses belajar A. Faktor Internal
mengajar. Pembelajaran daring dilakukan secara jarak jauh Yaitu intelegensi ketika orang berpikir mengunakan
di mana pengajar dan peserta didik tidak perlu berkumpul inteleknya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan atau
dalam satu ruangan dan tidak hanya mendengarkan tidaknya sesuatu masalah tergantung kepada
penjelasan materi dari pengajar di dalam sebuah kelas yang kemampuan intelegensinya. Dilihat dari intergensinya,
saling bertatap muka, tetapi peserta didik juga dapat maka dapat mengatakan bahwa seseorang itu pandai
mempelajarinya di luar kelas ketika melaksanakan kegiatan atau bodoh, pandai sekali atau cerdas (jenius) atau
pembelajaran [4]. pardir, dengun (idiot). Satu pribadi manusia yang
Pembelajaran daring dilakukan dalam jaringan atau mengakibatkan penemuan yang terarah kepada sesuatu
disebut online yang artinya pembelajaran daring adalah tujuan. Berpikir untuk menemukan pemahaman atau
pembelajaran yang dilakukan secara online karena pengertian yang dikehendaki. Biasanya faktor internal
tersambung ke dalam jaringan internet dengan yang mempengaruhi pemahaman seseorang berupa
memanfaatkan teknologi, seperti perangkat elektronik faktor psikologis dari seseorang meliputi: intelegensi
berupa smartphone, laptop atau komputer sebagai media (IQ), perhatian, bakat, motivasi, kognitif, dan daya
untuk menyampaikan informasi berupa materi atau tugas nalar dari masing-masing orang tersebut.
antara pengajar kepada peserta didik. Platform atau aplikasi B. Faktor Eksternal
yang biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan Yaitu berupa faktor dari orang yang menyampaikan
pembelajaran daring antara lain Google Classroom, Google karena penyampaian akan sangat berpengaruh pada
Meet, Zoom, Ruang Guru, Edmodo, Moodle, Zenius [4]. pemahaman. Jika bagus cara penyampaian maka orang
akan lebih mudah memahami apa yang kita sampaikan,
begitu juga sebaliknya.
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 3

2.4.1. Algoritma Decision Tree C5.0


2.3. Data Mining Algoritma Decision Tree C5.0 adalah salah satu
Data Mining adalah sebuah tahapan dalam algoritma pohon keputusan. Algoritma C5.0 adalah algoritma
melakukan analisis terhadap sekelompok data dan proses yang dibentuk oleh Ross Quinlan di tahun 1987, dan merupakan
pengumpulan untuk mengolah data bertujuan untuk penyempurnaan dari algoritma ID3 dan algoritma C4.5 dan
mengekstrak informasi penting pada data yang ada. dapat membantu dalam melakukan klasifikasi data karena
Biasanya data yang dianalisis memiliki ukuran yang besar karakteristik data yang diklasifikasi dapat diperoleh dengan jelas
sehingga mendapatkan suatu relasi atau pola antara data baik dalam bentuk pohon keputusan ataupun aturan if-then.
tersebut dan dapat menyimpulkan data yang belum Algoritma C5.0 adalah sebuah algoritma yang berperan
diketahui sebelumnya agar dapat menjadi bentuk yang mengolah sekumpulan data yang besar dan menjadi algoritma
lebih ringkas, mudah dan juga dapat dimengerti [9]. Data yang lebih baik dibandingkan dengan algoritma sebelumnya,
Mining juga merupakan proses yang menyatukan teknik yaitu C4.5 dalam hal waktu, akurasi, penyimpanan dan efisiensi.
tradisional dengan teknologi sehingga data yang ada pada Dalam prosesnya algoritma C5.0 dimulai dengan semua data
basis data yang berukuran cukup besar dapat diolah yang dijadikan akar dari pohon keputusan dan memilih atribut
menjadi lebih tepat dan cepat. Proses Data Mining juga untuk memecah objek dalam beberapa kelas kemudian dipilih
menggabungkan teknik statistika, matematika dan atribut yang menghasilkan information gain dan gain ratio
teknologi artificial intelligence (AI) dan machine paling besar selanjutnya akan terpilih sebagai root atau parent
learning[10]. Pada penelitian ini, jenis data mining yang bagi node selanjutnya[16]. [16]. Langkah pertama untuk
digunakan, yaitu klasifikasi. Metode klasifikasi yang perhitungan algoritma C5.0 akan menghitung nilai entropy total
digunakan, yaitu pohon keputusan dengan menggunakan dari keseluruhan data pada suatu kasus dapat dilihat dengan
algoritma C5.0. persamaan 1.
n
2.4. Pohon Keputusan Entropy (S)= ∑ − pi∗log 2( pi) (1)
Pohon Keputusan atau biasa disebut Decision i=1
Tree adalah suatu metode klasifikasi yang mempunyai Keterangan :
bentuk pola menyerupai pohon, di mana setiap node S = himpunan kasus
menunjukkan suatu test pada suatu atribut, tiap branch n = jumlah partisi S
merepresentasikan hasil dari test tersebut, daun node pi= proporsi dari Si terhadap S
menunjukkan kelas-kelas atau distribusi kelas pada setiap Dari persamaan 1 memberikan informasi S merupakan
cabang. Pohon keputusan biasa digunakan untuk himpunan dari keseluruhan kasus. dan n adalah jumlah dari
memodelkan persoalan yang terdiri dari serangkaian pada kelas, i adalah informasi dari jumlah kasus yang ada
keputusan yang akan mengarah kepada solusi. pada kelas sedangkan p𝑖 yang merupakan rasio atau skala.
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai information
gain dari keseluruhan data pada suatu kasus dapat dilihat
dengan persamaan 2.

n
|Si|
Entropy (S,A)= Entropy (S)−∑ ∗Entropy Si
i=1 |S|

(2)
Keterangan :
S = himpunan kasus
A = atribut
n = jumlah partisi atribut A
|Si| = jumlah kasus pada partisi ke-I
|S| = jumlah kasus dalam S
Dari persamaan 2 memberikan informasi S merupakan
himpunan suatu kasus yang terdiri dari data sampel.
Diketahui n mendefinisikan kelas-kelas yang ada di dalam
atrubut dan A adalah jumlah atribut yang digunakan pada
kelas tersebut. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai
gain ratio dari keseluruhan data pada suatu kasus dapat
dilihat dengan persamaan 3.
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 4

Information Gain ( S , A ) Metode yang banyak diterapkan dalam data mining


Gain Ratio = n adalah CRISP-DM. CRISP-DM Cross-Industry Standard
∑ Entropy Si Process Model for Data Mining. CRISP-DM merupakan
salah satu metodologi dari data mining dan dapat dipakai
i=1
3) untuk melakukan suatu penelitian [34]. Dengan tujuan agar
dapat melakukan proses pemecahan masalah dari penelitian
Keterangan : ataupun bisnis dan agar memperoleh sebuah pola yang
n menarik dan berharga dari data yang akan dipakai. Proses
∑ Entropy Si=¿ jumlah nilai entropy dalam suatu data mining dibagi dalam enam tahap, yaitu: [33].
i=1
variabel 1. Pemahaman Bisnis (Business Understanding)
Information Gain (S,A) = nilai information gain dari
Tahapan pemahaman bisnis menjadi tahap pertama ketika
suatu variabel
menggunakan metode CRISP-DM. Berfokus pada
Dari Persamaan 3 memberikan informasi adalah
pemahaman tujuan kebutuhan berdasarkan penilaian bisnis
jumlah nilai entropy dalam masing-masing variabel
yang sudah didapat pada perhitungan sebelumnya,
2. Pemahaman Data (Data Understanding)
sedangkan information Gain (S,A) merupakan nilai
information gain dari suatu variabel yang telah dihitung Tahapan pemahaman data merupakan tahap kedua dari
kemudian nilai dari information gain akan dibagi metode CRISP-DM dimulai dengan pengumpulan data awal
dengan nilai total entropy suatu variabel. dan hasil kegiatan dalam rangka untuk membiasakan diri
dengan data.
2.4.1 Confusion Matrix
Confusion matrix merupakan sebuah metode 3. Persiapan Data (Data Preparation)
untuk mengevaluasi yang menggunakan tabel matrix. Tahapan persiapan data merupakan tahap ketiga dari metode
Hasil evaluasi dengan menggunakan confusion matrix CRISP-DM. Di mana data yang telah selesai dikumpulkan
menghasilkan nilai akurasi dan laju error. Berikut akan diproses.
adalah format umum dari confusion matrix [17].
TP+TN 4. Pemodelan (Modeling)
Akurasi = ×100 (4)
TP+ FN + FP+ FN Tahapan pemodelan merupakan tahap di mana peneliti
Keterangan : melakukan pemilihan metode pengolahan data. Setelah
1. TP (True Positive), yaitu hasil prediksi bernilai benar dilakukan tahapan pemrosesan pada tahap sebelumnya.
sesuai dengan hasil sebenarnya yang memiliki nilai Langkah selanjutnya akan dilakukan pemodelan.
positif.
2. TN (True Negative), yaitu hasil prediksi yang 5. Evaluasi (Evaluation)
bernilai benar sesuai dengan hasil sebenarnya yang
memiliki nilai negatif. Evaluasi merupakan tahapan di mana model yang dihasilkan
3. FN (False Negative), yaitu hasil prediksi yang dianalisis untuk mengetahui apakah pola yang dihasilkan
bernilai salah namun pada hasil sebenarnya bernilai sudah sesuai dengan standar yang ada. Proses ini akan
benar. melakukan pengukuran dari hasil evaluasi pola yang telah
4. FP (False Positive), yaitu hasil prediksi yang bernilai diterapkan pada tahap sebelumnya.
benar namun pada hasil sebenarnya bernilai salah.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat tabel 6. Penjabaran (Deployment)
confusion matrix yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tahapan penjabaran merupakan tahap terakhir dari metode
CRISP-DM. Pada tahap ini, dilakukan penggabungan tidak
Tabel 1 Confusion Matrix hanya untuk menghasilkan nilai model, tetapi juga skor
Confusion Matrix Nilai Akurasi keputusan dan bagaimana menggabungkan seluruhnya dalam
sistem operasional.
True False
Nilai True TP FP IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prediksi False FP TN A. Perancangan Sistem


1. Rancangan Pemoodelan Sistem
Penggambaran pemodelan perangkat lunak dilakukan
menggunakan diagram flowchart. Flowchart memiliki fungsi
III. METODE PENELITIAN
untuk memberikan visualisasi mengenai alur kerja sistem
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 5

secara terurut dari sistem yang sedang berjalan agar


nantinya dapat membentuk suatu sistem yang dapat
digunakan. Berikut terdapat flowchart yang
menggambarkan alur kerja dari aplikasi menentukan
tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi
pembelajaran secara daring menggunakan algoritma
C5.0, sehingga nantinya dapat membentuk suatu
aplikasi yang dapat digunakan. Adapun flowchart-nya
adalah sebagai berikut:

Gambar 2 Diagram Konteks


Dapat dilihat terdapat entitas user yang berperan
sebagai pihak yang memberikan input terhadap sistem
dengan memasukkan dokumen dataset yang akan diproses
oleh aplikasi untuk dilakukan proses klasifikasi
menggunakan algoritma C5.0. Hasil dari proses klasifikasi
menggunakan algoritma C5.0 adalah aplikasi yang akan
menampilkan hasil dari perhitungan, aturan, akurasi dan
pohon keputusan.
DFD Level 1 adalah penjabaran dari diagram konteks
yang akan memberikan gambaran mengenai alur kerja dari
aplikasi menentukan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap
materi pembelajaran secara daring menggunakan algoritma
C5.0 dengan lebih rinci:

2. Analisis Perhitungan Algoritma


Penelitian ini menggunakan algoritma C5.0. Untuk
penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada contoh kasus
berikut.
Dataset diambil dari mahasiswa Universitas Katolik De
La Salle Manado yang merupakan tempat penelitian yang
dipakai dalam penelitian ini. Jumlah dari dataset yang
diambil yaitu 198 sampel dengan menggunakan margin of
error sebesar 5%. Penentuan sampel tersebut menggunakan
metode Isaac and Michael diambil dari total populasi 460
mahasiswa Fakultas Teknik Informatika periode akademik
2022/2023 genap yang terdaftar.
Gambar 1 Folwchart

Penggambaran pemodelan perangkat lunak


selanjutnya adalah menggunakan Data Flow Diagram
(DFD). Data Flow Diagram memiliki fungsi untuk
menjelaskan workflow dari aplikasi menentukan tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran
secara daring menggunakan algoritma C5.0. Terdapat
dua bagian dalam DFD, yaitu Diagram Konteks yang
akan memberikan gambaran alur kerja dari sistem
secara umum dan Diagram Level 1 yang memberikan
gambaran mengenai workflow dari diagram konteks
secara lebih mendetail.
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 6

Perangkat spesifikasi:
Keras
CPU Ryzen 5, RAM 8GB,
1. Python 3.11 64 bit
2. Visual Studio Code 1.70.2
3. Google Chrome version

Perangkat 104.0.5112.102

Lunak 4. Microsoft Word 2019


MSO (Version 2306)
Build 16.0.16529.20002
5. Microsoft Excel
6. Windows 11

2. Implementasi User Interface


a. Halaman Upload Dataset

Data yang diambil memiliki 8 atribut yang terdiri


dari komunikasi, antusias, interaksi, penyampaian
materi, suasana belajar, kualitas jaringan internet,
software dan alat bantu pembelajaran daring

Sisa kasih lanjutt

Gambar 4. Halaman Upload Daataset


B. Implementasi b. Halaman Dataset
1. Lingkungan Implementasi
Lingkungan implementasi memberikan penjelasan
mengenai perangkat yang dipakai dalam melakukan
implementasi terhadap aplikasi yang akan
dibangun. Lingkungan implementasi dari
lingkungan perangkat keras (hardware) dan
lingkungan perangkat lunak (software). Berikut
daftar perangkat keras dan perangkat lunak yang
dipakai dalam pembuatan aplikasi:
Tabel 4. 1 Lingkungan Implementasi Gambar 3. Halaman Dataset
Jenis c. Halaman Data Uji dan Latih
Sumber Daya
Perangkat
Minimum Laptop dengan
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 7

Gambar 8. Halaman Dataset Tunggal

Gambar 4 Halaman Data Uji dan Latih


d. Halaman Tingkat Akurasi h. Halaman Hasil Klasifikasi

Gambar 9. Halaman Hasil Klasifikasi


Gambar 5. Halaman ingkat Akurasi i. Halaman Bantuan
e. Halaman Aturan

Gambar 10. Halaman Bantuan


Gambar 6. Halaman Aturan
f. Halaman Pohon Keputusan 3. Pemrograman
Tahap ini bertujuan untuk menerapkan pemrograman
berdasarkan hasil perancangan aplikasi analisis
pemahaman mahasiswa dalam pembelajaran daring
menggunakan algoritma C5.0, ke dalam bentuk bahasa
pemrograman python.

Script untuk meng-upload dokumen dataset


def uploadDataset():
global df
global dataAtribut
file = request.files['upload-dataset']
if file:
Gambar 7. Halaman Pohon Keputusan
df = pd.read_csv(file)
g. Halaman Dataset Tunggal data = df.to_dict('records')
dataset_path = 'dataset.csv'
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 8

file.save(dataset_path) train_html = data_latih.to_html(index=False)


dataAtribut = df test_html =
return render_template('klasifikasi.html', data_uji_dengan_prediksi.to_html(index=False)
data=data)

return render_template('datatraintest.html',
train_data=train_html, test_data=test_html,
test_ratio=test_ratio))

Script untuk membagi dan menampilkan


data uji dan data latih
@app.route('/datatraintest', methods=['GET', C. Pengujian
'POST']) Pengujian akurasi, recall, precision yang juga telah
def halaman_datatraintest(): dilakukan pada empat pembagian dataset, yaitu 60%,
if df is None: 70%, 80% dan 90% menghasilkan beberapa kesimpulan,
return render_template('index.html', yaitu sebagai berikut:
message='Mohon unggah file dataset terlebih
dahulu.')
Tabel 6. 1 Hasil Pengujian Akurasi
global test_ratio
if request.method == 'POST': Pembagian
test_ratio = float(request.form['test_ratio']) Accurration Recall Precision
Data
# Bagi dataset menjadi data latih dan data uji 60% dan 40% 63% 66% 66,61%
berdasarkan test_ratio
data_latih, data_uji = train_test_split(df, 70% dan 30% 65% 65% 63,41%
test_size=test_ratio, random_state=42)
nama = data_uji['Nama'] 80% dan 20% 62,5% 62,50% 60,61%
nama_latih = data_latih['Nama']
90% dan 10% 60% 60% 62,22%
kolom_no = data_uji['No']
kolom_no_latih = data_latih['No']
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui beberapa
# Prediksi tingkat pemahaman menggunakan kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
algoritma pohon keputusan 1. Akurasi tertinggi, yaitu 65% yang diperoleh dari hasil
hasil_prediksi = pengujian dengan pembagian data latih 70% dan 30%
prediksi_pohon_keputusan(data_latih, data_uji) data uji.
2. Tingkat recall tertinggi, yaitu 66%, yang diperoleh dari
# Tambahkan hasil prediksi ke dalam dataset uji hasil pengujian dengan pembagian data latih 60% dan
data_uji_dengan_prediksi = data_uji.copy() 40% data uji
data_uji_dengan_prediksi['Prediksi'] = 3. Tingkat precision tertinggi, yaitu 62,25%, yang
hasil_prediksi diperoleh dari hasil pengujian dengan pembagian data
latih 90 % dan 10% data uji
# Pindahkan kolom 'Nama' setelah kolom 'No'
pada data uji
data_uji_dengan_prediksi.insert(0, 'Nama', nama) V. KESIMPULAN DAN SARAN
# data_uji_dengan_prediksi.insert(0, 'No',
kolom_no)
A. Kesimpulan
# Pindahkan kolom 'Nama' setelah kolom 'No' Berdasarkan pada hasil pembangunan dan pengujian
pada data latih aplikasi analisis pemahaman mahasiswa dalam pembelajaran
data_latih.insert(0, 'Nama', nama_latih) daring menggunakan Algoritma C5.0, maka dapat ditarik
# data_latih.insert(0, 'No', kolom_no_latih) kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi menentukan tingkat pemahaman mahasiswa
# Konversi data latih dan data uji dengan hasil terhadap materi pembelajaran secara daring
prediksi ke format HTML menggunakan pandas
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 9

menggunakan algoritma C5.0 telah berhasil Penelit., vol. Vol.2, no. Vol.2 No.8, pp. 2501-2510.,
dibangun dan dapat membantu dalam melakukan 2022.
klasifikasi pemahaman mahasiswa. [5] I. Aprinawati, “Penggunaan Model Peta Pikiran
2. Aplikasi dapat menampilkan hasil klasifikasi (Mind Mapping) Untuk Meningkatkan Pemahaman
berupa grafik hasil pemahaman mahasiswa untuk Membaca Wacana Siswa Sekolah Dasar,” J.
dosen atau pihak akademik mengetahui sejauh Basicedu, vol. 2, no. 1, pp. 140–147, 2018, doi:
mana mahasiswa memahami materi pembelajaran 10.31004/basicedu.v2i1.35.
secara daring. [6] J. Sakerebau, “Memahami Peran Psikologi
3. Akurasi tertinggi diperoleh dari hasil pengujian Pendidikan Bagi Pembelajaran,” Memahami Peran
70% data latih 30% data uji dan data latih dengan Psikol. Pendidik. Bagi Pembelajaran, vol. 1, no. 1,
nilai 65%, sedangkan nilai recall tertinggi diperoleh pp. 96–111, 2018.
dari hasil pengujian 60% data latih dan 40% data [7] J. P. Tambusai, “PENGGUNAAN MODEL
uji dengan nilai 65%, dan nilai precision tertinggi PEMBELAJARAN INSIDE-OUTSIDE CIRCLE
diperoleh dari hasil pengujian 90% data latih dan UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
10% data uji dengan nilai 62,25%. SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI TEKS
PROSEDUR,” vol. 4, p. 74, 2020.
[8] S. Afniola, R. Ruslana, and W. Artika, “Intelegensi
B. Saran
Dan Bakat Pada Prestasi Siswa,” Al-Din J. Dakwah
Untuk pengembangan aplikasi ke depannya, maka dan Sos. Keagamaan, vol. 6, no. 1, pp. 1–10, 2020,
penulis memberi saran sebagai berikut: doi: 10.35673/ajdsk.v6i1.844.
1. Mengembangkan fitur untuk memasukkan dataset [9] Andri and Marlindawati, “Pengelompokan Minat
tunggal secara langsung melalui form yang tersedia Belajar Mahasiswa Menggunakan Teknik Data
di aplikasi sehingga pengguna tidak perlu Mining Dengan Metode Clustering,” J. Ilm.
memasukkan data ke dalam file .csv MATRIK, vol. 17, no. 1, pp. 67–76, 2015.
2. Pengembangan aplikasi ini, perlu penambahan [10] F. Marisa, “Educational Data Mining (Konsep dan
beberapa fitur, seperti cetak hasil klasifikasi Penerapan),” J. Teknol. Inf., vol. 4, no. 2, pp. 91–93,
pemahaman dan pengembangan user interface agar 2013.
lebih menarik. [11] M. A. Hasanah, S. Soim, and A. S. Handayani,
3. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan “Implementasi CRISP-DM Model Menggunakan
menambah jumlah variabel dan atribut yang lain dari Metode Decision Tree dengan Algoritma CART
8 variabel yang sudah peneliti pakai, serta untuk Prediksi Curah Hujan Berpotensi Banjir,” J.
menggunakan lebih banyak pengujian agar hasil Appl. Informatics Comput., vol. 5, no. 2, pp. 103–
akurasi lebih baik. 108, 2021, doi: 10.30871/jaic.v5i2.3200.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Yurni, “Studi Kasus: Persepsi Dan Pengalaman
Mahasiswa Selama Perkuliahan Profesi
Kependidikan Secara Daring,” J. Ilm. Univ.
Batanghari Jambi, vol. 21, no. 3, p. 1423, 2021,
doi: 10.33087/jiubj.v21i3.1764.
[2] Y. R. Nugraha, “MPLEMENTASI
ALGORITMA SUPPORT VECTOR
MACHINE UNTUK KLASIFIKASI
PENYESUAIAN UANG KULIAH TUNGGAL
TERDAMPAK PANDEMI COVID-19,” vol. V,
no. 2, 2021.
[3] A. Apriyadi and M. R. Lubis, “Penerapan
Algoritma C5.0 Dalam Menentukan Tingkat
Pemahaman Mahasiswa Terhadap Pembelajaran
Daring,” Komputa J. Ilm. Komput. dan Inform.,
vol. 11, no. 1, pp. 11–20, 2022, doi:
10.34010/komputa.v11i1.7386.
[4] Nasriani, “EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN
DARING PADA MASA PANDEMI COVID 19
DI MTs NEGERI 2 TOLITOLI,” J. Inov.
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 1
0
JURNAL REALTECH Vol. xx, No. xx, (20xx) ISSN: xxxxx 1
1

Anda mungkin juga menyukai