Ketua PKRS
Eko Andriyanto,Amd.Farmasi
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
Telp. Pely. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Website. rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Nomor : 1710 / SK/ RSIB /VI/ 2022
TENTANG
TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan secara menyeluruh maka
Rumah Sakit perlu meningkatkan mutu pelayanan, pemasaran dan penyuluhan
secara berkesinambungan.
b. bahwa untu mengoptimalkan kegiatan pada poin a maka perlu dilakukan
reorganisasi Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
c. bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Surat Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor : 445/1181 tahun 2016 tentang
Surat Ijin Operasional Rumah Sakit Umum Kelas D.
4. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :
002/SK/YRSIBA/I/2019 tentang Pengangkatan dr. Agus Ujianto, Ms. Si, Med,
Sp. B sebagai Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
5. Keputusan Ketua dan Sekretaris Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Nomor : 018.A/SK/YRSIBA/II/2019 tentang Pengesahan dan Pemberlakuan
Statuta Rumah Sakit Islam Banjarnegara
6. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :
021/SK/YRSIB/III/2022 tentang Pemberlakuan Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Islam Banjarnegara;
7. Surat keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :
1051/SK/RSIB/III/2022 tentang Pedoman Pengorganisasian dan Tata Kerja
Promosi Kesehatan PKRS
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
TENTANG TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) RUMAH
SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Kesatu : Mencabut Keputusan Direktur RumahSakit Islam Banjarnegara Nomor: 4478 / SK/
RSIB /XII/ 2021 Tentang Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
Kedua : Mengesahkan Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit Banjarnegara sebagaimana
terlampir dalam surat keputusan ini
Ketiga : Segala biaya yang ditimbulkan karena diterbitkannya Keputusan ini dibebankan
kepada Anggaran Belanja Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perubahan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Banjarnegara
PadaTanggal : 02 Juni 2022
Direktur
Jabatan Bertanggung
No Nama Jabatan di RSI Jawab
dalam Tim Kepada
1 Eko Andriyanto, Amd. Farm Kasubag Pemasaran Ketua Direktur
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada Tanggal : 02 Juni 2022
Direktur,
URAIAN TUGAS
TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
I. Ketua
1. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja PKRS.
2. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS secara
efektif, efisien dan bermutu.
3. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait.
4. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS.
5. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait.
6. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk membahas dan
menginformasikan hal - hal penting yang berkaitan dengan PKRS.
7. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
8. Menjalin Kerjasama antar unit terkait.
9. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan
pedoman kerja yang aman dan efektif.
II. Sekretaris
1. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS.
2. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk konsumsi,
khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau sore.
3. Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan administrasi
termasuk pengarsipannya.
4. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat.
5. Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan, pengembangan program
dan fasilitasinya.
III. Anggota
1. Memberikan saran dalam perencanaan dan pelaksanaan promosi kesehatan rumah
sakit.
2. Membantu penyusunan dokumen promosi kesehatan rumah sakit.
3. Mengidentifikasi kebutuhan promosi kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing.
4. Mengkoordinsikan pemberian promosi kesehatan yang ada di unit kerja masing-
masing.
5. Melaporkan kebutuhan promosi kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing.
6. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing.
7. Memantau pelaksanaan SPO tentang promosi kesehatan dalam lingkup kerjanya
msing-masing.
8. Melaksanakan pendokumentasian kegiatan PKRS.
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 02 Juni 2022
i
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
Telp. Pely. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Website. rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id
Ditetapkan di : Banjarnegara
PadaTanggal: 31 Maret 2022
Direktur,
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..................................................................................................................... i
PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PKRS ................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................... 1
B. TUJUAN PEDOMAN ................................................................................... 1
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN............................................................. 2
D. BATASAN OPERASIONAL........................................................................ 3
E. LANDASAN HUKUM .................................................................................. 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN ................................................................................ 4
A. KUALIFIKASI SUMBERDAYA MANUSIA ............................................. 4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN...................................................................... 5
C. PENGATURAN JAGA ................................................................................. 5
BAB III STANDAR FASILITAS ....................................................................................... 6
A. DENAH RUANGAN .................................................................................... 6
B. STANDAR FASILITAS ............................................................................... 6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ...................................................................... 8
A. RAWAT INAP ...... ....................................................................................... 8
B. RAWAT JALAN .......................................................................................... 10
BAB V LOGISTIK ............................................................................................................. 12
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ................................................................................. 13
BAB VII KESELAMATAN KERJA .................................................................................... 15
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................... 16
BAB IX PENUTUP .......................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi
masalah-masalah kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mncegahnya, dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara
menanganinya secara efektif serta efesien. Dengan katta lain, masyarakat mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka memecahkan masalah-masalah
kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik masalah-masalah
kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara mandiri
(dalam batas-batas tertentu).
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan
sebagai berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar
pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan
kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah maslaah-maslaah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang berwawasan kesehatan.,melalui pemebelajaran dari, oleh, untuk
dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik.
B. TUJUAN
Tujuan umum
Sebagai acuan pelayanan dalam tim PKRS Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Tujuan Khusus
1 . Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih
dalam tentang penyakitnya secara holistic.
2 . Rawat Inap
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan
lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama
perawatan dan ketika pasien akan pulang
1
3 . Rawat Jalan
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi penyakitnya
dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik (laboratorium atau
radiologi) yang menunjang ketepatan diagnosis pada pasien tersebut. Merujuk
pasien kepada dokter spesialis yang berkompeten menangani penyakit pasien
tersebut ; membuatkan resume medis pasien.
2. Luar Gedung
Kawasan luar gedung Rumah Sakit yang dapat dimanfaatkan secara
maksimal untuk PKRS yaitu:
a. PKRS ditempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di
2
lapangan/gedung parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-
sudut lapangan/ gedung parkir.
b. PKRS di taman Rumah Sakit, yaitu baik taman-taman yang ada di depan,
samping/sekitar maupun di dalam/halaman dalam Rumah Sakit.
b. PKRS di kantin/warung-warung/kios-kios yang ada di kawasan Rumah Sakit
d. PKRS di tempat ibadah yang tersedia di sekitar Rumah Sakit
e. PKRS di pagar pembatas kawasan Rumah Sakit
f. PKRS di dinding luar Rumah Sakit
D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional PKRS di Rumah Sakit Islam Banjarnegara adalah
1. Pendidikan kesehatan di dalam rumah sakit
2. Pendidikan kesehatan di luar rumah sakit
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No :1114/ MENKES/ SK/
VIIX/ 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 1426/ MENKES/ SK/ XII/
2006 Tentang Petunjuk tekhnis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Sumber Daya Manusia (SDM) utama untuk PKRS meliputi: semua petugas
rumah sakit yang melayani pasien (dokter, perawat, bidan, apoteker, rohaniawan,
fisioterapis, radiografer, ahli gizi)
Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam konseling. Pengetahuan yang cukup dibuktikan dengan ijasah
kelulusan formal pendidikan petugas, keterampilan dalam melakukan konseling
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan komunikasi efektif yang diperoleh dari pelatihan
internal maupun eksternal rumah sakit. Keterampilan melakukan komunikasi secara
efektif diselenggarakan oleh rumah sakit melalui program pelatihan/kursus
komunikasi.
Tabel 2.1
Standar Tenaga Yang Memberikan Pendidikan Kesehatan Di Rumah Sakit
PETUGAS PERSYARATAN
4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Bagian PKRS bekerja di bawah ketua PKRS yang bertanggung jawab langsung
kepada direktur.
2. PKRS diketuai oleh seorang dokter yang berkoordinasi dengan bagian pelayanan
kedokteran, keperawatan, kebidanan, kefarmasian, gizi, kerohanian, PPI, fisioterapi.
3. Setiap bagian berkoordinasi secara internal didalam bagiannya maupun secara
eksternal dengan bagian lain di rumah sakit untuk mendukung ter-laksananya program
PKRS rumah sakit
C. PENGATURAN JAGA
1. Secara umum ketua PKRS bekerja sesuai jadwal yang ditetapkan. Yaitu sesuai
jadwal harian di unit kerjanya yaitu pukul 07.30 s/d 14.30 WIB.
2. Tim pemberi pelayanan pendidikan kepada pasien dan keluarga bertugas sesuai
dengan jadwal jaga di bagiannya masing-masing sehingga di setiap shift
selalu ada petugas yang bertanggung jawab terhadap pemberian pendidikan
kepada pasien dan keluarganya
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap unit PKRS dan terletak di atas
ruang rawat inap Darussalam. Suasana di ruangan PKRS dibina sedemikian rupa sehingga
tenang dan kondusif, sehingga dalam menyampaikan informasi dan promosi kesehatan rumah
sakit bagi pasien dan penunggu pasien dapat berjalan dengan lancar.
Keterangan :
1. Mushola
2. Ruang Penyuluhan
3. Kamar Mandi
4. Koperasi “BAROKAH”
5. Kantin
6. Gudang
B. STANDAR FASILITAS
Dalam pelaksanaannya, strategi promosi kesehatan harus diperkuat dengan metode
dan media yang tepat, serta tersedianya sumber daya yang memadai.
1. Metode dan Media
Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi. Pada
prinsipnya,baik pemberdayaan. Bina suasana, maupun advokasi adalah
proses komunikasi. Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan
kemasan informasinya, keadaan penerima informasi (termasuk sosial budayanya).
Dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu.
Media atau sarana informasi juga perlu dipilih mengikuti metoda yang telah
ditetapkan, mamperhatikan sasaran atau penerima
informasi. Bila penerima informasi tidak bisa membaca maka
komunikasi tidak akan efektif jika digunakan media yang penuh tulisan, atau bila
6
penerima informasi hanya memiliki waktu sangat singkat, tidak akan efektif
jika dipasang poster yang berisi kalimat terlalu panjang.
2. Sumber Daya
Beberapa sarana/peralatan yang dipakai dalam kegiatan promosi kesehatan
Rumah Sakit Umum Purbowangi diantaranya
a. TV,LCD
b. Amplifire dan Wireless Microphone
c. Computer dan laptop
d. Ply chart
e. Kamera foto
f. Pointer
g. Publik Adress System (PSA)/ Megaphone
h. Casestte recorder / player
3. Anggaran
Rumah sakit menyediakan dana/anggaran yang cukup untuk melaksanakan
kegiatan- kegiatan PKRS. Anggaran direncanakan pada akhir tahun, diajukan kepada
direktur rumah sakit untuk disetujui dan disyahkan. Apabila dalam perjalanannya
ada perubahan program atau kegiatan di bagian PKRS, maka masih
memungkinkan untuk mengajukan perubahan rencana anggaran bagian akhir tahun,
diajukan kepada direktur rumah sakit untuk disetujui dan disyahkan. Apabila
dalam perjalanannya ada perubahan program atau kegiatan di bagian PKRS,
maka masih memungkinkan untuk mengajukan perubahan rencana anggaran bagian
PKRS
7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Jenis Pelayanan
Informasi medis tertulis yang diberikan meliputi 10 penyakit terbanyak di RS. Islam
Banjarnegara yaitu : Diare, ISK, Dispepsia, Hipertensi, Decom Cordis, TB, Febris, DM,
Thypoid Fever, DHF. Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap unit
rumah sakit oleh personel medis yang berkompetensi dibidang tersebut terutama rawat
inap, rawat jalan, penunjang medis, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar kategori 10
penyakit terbanyak disampaikan secara lisan oleh sub unit panitia PKRS baik di seluruh
unit terkait di Rumah Sakit maupun di ruangan PKRS.
B. Tata Laksana
Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah suatu tim di rumah sakit yang terdiri dari tim
medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis
serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan
penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien
pulang), rawat jalan, IGD dan penunjang medis. Tim tersebut merupakan titik akhir
pelayanan tim medis RS. Islam Banjarnegara. Pelayanan panitia PKRS terdiri dari
pelayanan promosi kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan pasien dari tujuh
sub unit panitia PKRS yang terintegrasi. Unit tersebut adalah Customer Service (CS),
Medical Information for Patient Care (MIPC), Gizi, Keperawatan (Perawat dan Bidan),
Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Rekam Medis (RM).
C. Tujuan
1. Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
tentang penyakitnya secara holistic.
2. Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi penyakitnya dan
memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik (laboratorium atau radiologi)
yang menunjang ketepatan diagnosa pada pasien tersebut.
3. Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan ketika pasien
akan pulang.
a. Rawa Inap
1. Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang
rawat inap RS Islam Banjarnegara, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi
dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu
pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan informasi lebih dari satu
subunit PKRS yaitu Customer service, Medical Information for Patient Care
8
(MIPC), Farmasi, Keperawatan, PPI, Rekam Medis dan Gizi. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada
pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya
dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO
pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien baru tidak masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak maka
edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter jaga atau subunit PKRS yang terkait.
3. Apabila pasien/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap membutuhkan
informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi, rencana
terapi dan lain-lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter jaga atau
subunit Tim PKRS yang terkait.
4. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian
informasi akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas ( apabila masih
membutuhkan).
5. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway
adalah dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasin dapat diberikan oleh
perawat.
6. Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, no rekam medik, DPJP,
diagnosa dan kode pamflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-
poin edukasi secara tertulis apabila tidak terdapat dalam pamflet yang tersedia.
7. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO pemberian
edukasi dan SPO pemberian edukasi kolaboratif.
8. Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SPO pencatatan LOGBOOK
9. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24 jam dari waktu
DPJP mendiagnosis pasien
10. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh DPJP,
PPJP, dokter jaga atau subunit Tim PKRS terkait, maka jawaban standard yang
akan diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban mengenai
pertanyaan tersebut namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis yang
merawat anda dan akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda secepatnya.
Mohon memberikan nomer telpon yang dapat dihubungi”.
11. Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit yang
bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia ( 30 lembar per materi/bulan).
9
ALUR PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Pasien masuk
PROMOSI KESEHATAN
Clinical
pathway Materi Edukasi
Formulir pemberian
edukasi pulang
edukasi
Formulir edukasi
LOGBOOK
kolaboratif
Unit terkait
LOGBOOK
Edukasi kolaboratif
LAPORAN BULANAN
b. Rawat jalan
1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10
penyakit terbanyak, maka di ruang rawat jalan RS Islam Banjarnegara, perawat
mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien
sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang
membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer
service, Medical Informasi, farmasi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada
pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya
dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO
pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja Senin s/d Sabtu (08.00 – 13.00) maka
pasien dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan
penyakitnya oleh subunit PKRS terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.
10
4. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya
oleh subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hari kerja
berikutnya.
5. Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka informasi akan
diberikan oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau dokter medical information (pada
jam kerja)
6. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau
konsultasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi
akan diberikan oleh dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian
edukasi.
11
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik bagian PKRS sudah direncanakan pada awal tahun. Logistik di
bagian PKRS dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Logistik untuk kebutuhan rutin
Logistik kebutuhan rutin merupakan barang / keperluan yang bersifat rutin bagian PKRS
untuk menjalankan program kerjanya, biasanya barang habis pakai. Meliputi : leaflet, brosur,
formulir pemberian pendidikan, formulir kritik dan saran, formulir survay kepuasan pasien,
dan lain-lain
2. Logistik untuk kebutuhan incidental
Merupakan barang/keperluan yang bersifat insidental diadakan pada saat-saat
tertentu bagian PKRS membutuhkan. Meliputi : banner, spanduk, akrilik, sewa audio, sewa
tenda, sewa meja kursi, dan lain-lain
3. Logistik untuk inventaris rumah sakit
Merupakan barang/keperluan yang bersifat inventaris / tidak habis pakai, dapat
dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam waktu lama. Meliputi : perangkat audio, televisi,
kamera, LCD, mikrofon, dan lain-lain.
12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
13
b. Menilai dan secara periodic melakukan penilaian ulang terhadap potensial
resiko berhubungan dengan pengobatan
c. Mengambil tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko yang tidak
teridentifikasi
14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya untuk memberikan jaminan dan
meningkatkan derajad kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, pengendalian biaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
Di bagian PKRS kesehatan dan keselamatan kerja dupayakan melalui :
1. Memastikan ruangan tetap bersih (bebas dari debu dan kotoran) dan kering.
2. Melakukan bongkar ruang secara berkala untuk membersihkan ruang dari kotoran dan
hama penyebab penyakit lainnya.
3. Membuang sampah sesuai dengan sifatnya.
4. Melakukan pengelolaan logistik di bagain PKRS dengan maksimal, terutama
logistik yang berisiko menimbulkan risiko kecelakaan seperti peralatan dengan energi listrik,
dan sebagainya.
5. Mengoptimalkan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai dengan kegiatan yang
diilakukan.
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkal
7. Melaksanakan prosedur yang menjamin keselamatan kerja dan lingkungan.
8. Melaksanakan prosedur yang mendukung kerja tim pengendalian infeksi rumah sakit
15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Salah satu upaya pengendalian mutu bagian PKRS yang dilakukan RS Islam
Banjarnegara adalah menetapkan indikator keberhasilan kinerja bagian PKRS. Indikator
keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan evaluasi PKRS. Oleh Karena
itu, indikator, keberhasilan mencakup indikator masukan (input), indikator proses, indikator
keluaran (output), dan indikator dampak (outcome).
a. Indikator Masukan
Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya manusia,
sarana/peralatan dan dana.
Indikator ini meliputi :
1. Ada/tidaknya komitmen Direktur yang tercermin dalam Rencana Umum PKRS.
2. Ada/tidaknya komitmen seluruh staf yang tercermin dalam Rencana Operasional
PKRS. koordinator PKRS dan mengacu kepada standar.
3. Ada/tidaknya petugas koordinator PKRS dan petugas petugas lain yang sudah dilatih.
4. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan yang mengacu kepada standar.
5. Ada/tidaknya dana yang mencukupi untuk penyelenggaraan PKRS.
b. Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi PKRS untuk Pasien
(Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Penunjang, PKRS untuk Klien Sehat dan PKRS di
Luar Gedung rumah sakit.
Indikator yang digunakan meliputi:
1. Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan (pemasangan poster, konseling, dan lain-lain)
an atau frekuensinya.
2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, giant banner, spanduk,
neon box, dan lain-lain), yaitu masih bagus atau sudah rusak
c. Indikator Keluaran
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, baik
secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, indikator yang digunakan di sini
adalah berupa cakupan dari kegiatan, yaitu misalnya:
1. Apakah semua bagian dari rumah sakit sudah tercakup PKRS.
2. Berapa pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan PKRS (konseling,
senam, dan lain-lain).
3. Berapa pasien/klien yang merasa puas atas pendidikan yang telah disampaikan
oleh petugas.
4. Apakah ada peningkatan kepuasan bagi pasien, keluarga pasien dan pengunjung
atas pelayanan yang diberikan rumah sakit ?
16
d. Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya PKRS, yaitu
berubahnya pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien rumah sakit serta terpeliharanya
lingkungan rumah sakit dan dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang
disediakan rumah sakit. Oleh sebab itu, kondisi ini sebaiknya dinilai setelah PKRS
berjalan beberapa lama, yaitu melalui upaya evaluasi.
Kondisi lingkungan dapat dinilai melalui observasi, dan kondisi pemanfaatan
pelayanan dapat dinilai dari pengolahan terhadap catatan/data pasien/klien rumah sakit.
Sedangkan kondisi pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien hanya dapat diketahui
dengan menilai diri pasien/klien tersebut. Oleh karena itu data untuk indikator ini
biasanya didapat melalui survei. Survei pasien/klien yang adil adalah yang
dilakukan baik terhadap pasien/klien yang berada di rumah sakit maupun mereka yang
tidak berada di rumah sakit tetapi pernah menggunakan rumah sakit
17
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan
dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi Rumah Sakit Islam
Banjarnegara . yang berhubungan dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah
Sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan
mereka yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan
menjadi urusan (tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS. Yang plaing penting dilaksanakan dalam
rangka PKRS adalah upaya- upaya pemberdayaan, baik pmeberdayaan terhadap pasien (rawat
jalan dan rawat inap) maupun terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung
oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka yang
paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang
dapat mendukung.membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan
sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus
dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yang bersangkutan.
Ditetapkan di : Banjarnegara
PadaTanggal: 31 Maret 2022
Direktur,
18
19
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN TATA KERJA
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Nomor: 1051/ SK/ RSIB / III / 2022
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DATA TATA KERJA
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT ISLAM (PKRS)
Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : 1. bahwa dalam rangka mengatur tata kerja dan tata kelola diperlukan pedoman
pengorganisasian di Tim PKRS di Rumah Sakit.
2. bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Tembusan :
1. Kabag Advokasi dan Komunikasi
2. Arsip.
-------------------------------------
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................................................i
Surat Keputusan Direktur................................................................................................................ii
Daftar isi.........................................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. TUJUAN........................................................................................................................2
BAB II. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA ........................3
BAB III. VISI, MISI,MOTTO, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT.……….......................4
A. VISI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA…………………………………4
B. MISI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA…………………………………4
C. MOTTO RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA……………………………..4
D. SEPULUH BUDAYA RSI BANJARNEGARA……….……………………………..4
E. TUJUH NILAI KARYAWAN RSI BANJARNEGARA…………...………………...5
BAB IV. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT..............................................................6
BAB V. STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA..................................................................7
BAB VI. URAIAN JABATAN......................................................................................................8
BAB VII. TATA HUBUNGAN KERJA........................................................................................9
BAB VIII.POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONEL......................................10
BAB IX. KEGIATAN ORIENTASI..........................................................................................11
BAB X. PERTEMUAN /RAPAT..............................................................................................12
BAB XI. PELAPORAN KEGIATAN.........................................................................................13
BAB XII. PENUTUP………………………………………………………………………….…14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada panyakit yaitu
hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi
pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah
sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan
dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari,
bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usaha yang
lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu bagina kecil
dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan,selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang ada
serta sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
sikap, pola hidup pasien dankeluarganya. Selain itu, tergantung juga pada kerjasama yang
positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan
keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan
penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini
akan membantu peningkatan kualitas kesahatan masyarakat pada umumnya. Promosi
Kesehatan rumah sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan
pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu, PKRS juga
berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit
untuk berperan secara positif dalam berusaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh
karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayana kesehatan
rumah sakit.
Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994 dengan nama
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan
pengembangannya, pada tahun 2003, isitlah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan
Rumah sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS
berubah menjadi promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah
dilakuakan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan
sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan
dan distribusi media serta pengembangan model PKRS. Namun pelaksanaan PKRS dalam
kurun waktu lebih dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan
kesinambungannya di rumah sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya
komitmen Direktur rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan
di Rumah sakit, yaitu:
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan
upaya pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
1
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk memdapatkan informas
tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerjayang aman,bersih dan sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya
pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/ VI/2000
tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, pemberian
promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien mengenai merupakan Hak pasien dan
Kewajiban Rumah Sakit dan seluruh tim medis Rumah sakit. Informasi yang diberikan dapat
mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative). Promosi
kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, serta
dilaksanakan bersama antara unit-unit rumah sakit yang terkait sesuai dengan keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang
Petunjuk Teknis promosi Kesehatan Rumah Sakit.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk
menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan
mempengaruhi prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai autonomi
pasien. Hal ini juga diharapkan akan membangun hubungan dokter dan rumah sakit kepada
pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percaya dan aman sehingga
komplians pasien juga diharapkan akan lebih baik. Berdasarkan hal tersebut diatas dan dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah panitia Promosi
Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan kepada pasien/
keluarga pasien terhadap usaha penyembuhan penyakit.
- Membantu pasien yang sudah sembuh untuk meningkatkan kesehatana agar tidak
terserang kembali oleh penyakit yang sama.
- Meningkatkan pengertian dan sikap tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan secara
tepat.
- Mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Meningkatkan perilaku hidup sehat di era pandemi
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
1. Nama Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Islam Banjarnegara yang disingkat RSI
Banjarnegara
2. Rumah Sakit Islam Banjarnegara berlokasi di Jalan Raya Bawang, Desa / Kecamatan
Bawang, Kabupaten Banjarnegara
3. Status Rumah Sakit Islam Banjarnegara ini adalah Badan Usaha milik Yayasan Jama’ah Haji
Banjarnegara berdasarkan Akte Pendirian Yayasan dari Notaris Budiadi Gunawan, SH
tanggal 16 September 1981; dan beserta seluruh akte perubahannya, yang pengelolaannya
diserahkan kepada Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara sesuai dengan akte penyerahan
pengelolaan Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor : 13 tanggal 05 Februari 2011 yang
dibuat dihadapan Notaris SONY DEWANGKORO, SH
4. Tanggal pendirian Rumah Sakit Islam Banjarnegara pada tanggal 01 Juni 1983 dengan status
Poliklinik dan Rumah Bersalin, seiring dengan peningkatan poliklinik maka mengajukan ijin
operasional dan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Provinsi Jawa Tengah yaitu tanggal 2 November 1992, selanjutnya tanggal
tersebut digunakan sebagai acuan bagi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan didirikannya
Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
3
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
A. Visi
Menjadi Rumah Sakit Umum tipe C terkemuka di Banjarnegara dan sekitarnya pada tahun 2025
yang memberikan pelayanan prima
B. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terstandarisasi
2. Mengembagkan pelayanan unggulan urologi dan ponek
3. Mengembangkan menegemen yang efektif dan dinamis
4. Meninggkatkan kesejahteraan karyawan secara optimal
5. Melaksanakan promosi dan pemasaran secara masif
C. Motto
Brayan waras brayan mulya rahmatan lil’alamin
4
E. Tujuh (7) Nilai Karyawan Rumah Sakit Islam Banjarnegara
1. Jujur
2. Tanggung Jawab
3. Visioner
4. Disiplin
5. Kerjasama
6. Adil
7. Peduli
5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
KASUBAG IT
KA. IRNA KASUBAG. PEP
Ka. INST. CSSD
DIREKTUR
SKRETARIS
ANGGOTA
7
BAB VI
URAIAN JABATAN
II. Sekretaris
1. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS.
2. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk konsumsi,
khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau sore.
3. Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan administrasi
termasuk pengarsipannya.
4. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat.
5. Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan, pengembangan program dan
fasilitasinya.
III. Anggota
1. Memberikan saran dalam perencanaan dan pelaksanaan promosi kesehatan rumah sakit.
2. Membantu penyusunan dokumen promosi kesehatan rumah sakit.
3. Mengidentifikasi kebutuhan promosi kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing.
4. Mengkoordinsikan pemberian promosi kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing.
5. Melaporkan kebutuhan promosi kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing.
6. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing.
7. Memantau pelaksanaan SPO tentang promosi kesehatan dalam lingkup kerjanya
masing-masing.
8. Melaksanakan pendokumentasian kegiatan PKRS.
8
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Direktur
Customer
Service
Tim PKRS Rumah Sakit Islam Banjarnegara dibawahi langsung oleh direktur rumah
sakit dan dipimpin Kasubag Pemasaran. Tim PKRS Rumah Sakit Islam Banjarnegara terdiri dari
integrasi dan kolaborasi 8 (delapan) unit kerja rumah sakit yaitu : Komite Medik, Keperawatan,
Rekam Medik, Customer Service, Farmasi, Gizi, Rehabilitasi Medik.
9
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Tim PKRS terdiri dari 8 (delapan) sub-unit panitia PKRS yaitu: keperawatan (bidan
dan perawat), fisioterapi, customer service, gizi, farmasi, rekam medis, Pencegahan dan
Pengendali Infeksi (PPI) dan Pemasaran (marketing). Tim PKRS berada di bawah naungan
pelayanan medis RSI dan berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh jajaran
unit pelayanan Rumah Sakit dalam menyampaikan informasi medis kepada pasien.
5. Gizi D3 Gizi
6. Farmasi S1 Farmasi
9. Marketing S1 Marketing
10
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Program orientasi dilakukan kepada semua keanggotaan baru di Tim PKRS Rumah Sakit
Islam Banjarnegara.
Orientasi Pegawai Baru/ baru di Urusan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
HARI Ke-
No Materi PenanggungJawab
1 2 3 4 5 6
1. Pengenalan Personil Ketua Tim PKRS
Pengenalan Struktur Tim
2. Ketua Tim PKRS
PKRS
Pengenalan pola kerja di Tim
3 Ketua Tim PKRS
PKRS
Pengenalan Regulasi di Tim
4 Ketua Tim PKRS
PKRS
11
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
Pertemuan/ Rapat Tim PKRS dilaksanakan rutin sesuai dengan penjadwalan. Kegiatan ini
dilaksanakan guna pembahasan terkait Materi Edukasi, Standar Operasional yang digunakan,
Formulir dan sebagainya.
Setiap kegiatan rapat semua di agendakan dan di dokumentasikan meliputi undangan,
daftar hadir, materi rapat, laporan hasil pertemuan dan notulensi.
12
BAB XI
PELAPORAN KEGIATAN
Pelaporan merupakan alat untuk melaporkan semua bentuk kegiatan di PKRS yang
terkait dengan pemberian edukasi baik kepada pasien, keluarga pasien maupun masyarakat.
1. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan dibuat oleh Ketua PKRS dibantu oleh Sekretaris PKRS dan diserahkan
kepada Direktur serta Bagian Keuangan sebelum tanggal 10. Laporan bulanan berisi :
1. Realisasi Kegiatan selama bulan tersebut
2. Sarana dan Prasarana, berisi :
a. Kelengkapan sarana dan prasarana PKRS
b. Masalah yang berhubungan dengan fasilitas yang belum teratasi.
2. LAPORAN TAHUNAN
Laporan Tahunan dibuat oleh Ketua PKRS setiap bulan Januari tahun berikutnya dan
diserahkan kepada Direktur. Laporan tahunan dibuat dengan format yang sama dengan
format laporan Bulanan, ditambah dengan Laporan Rencana Anggaran yang dibuat
setahun sekali menjelang akhir tahun anggaran.
13
BAB XII
PENUTUP
Pedoman Pengorganisasian Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar
menjadi acuan dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi Rumah
Sakit yang berhubungan dengan promosi kesehatan.Pedoman ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah Sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka
yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi
urusan (tugas) bagi hampir seluruh jajaran RS.Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka
PKRS adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan
rawat inap) maupun terhadap klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan berhasil, jika didukung oleh
upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang paling
berpengaruh terhadap pasien/klien.Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat
mendukung membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber daya,
dalam rangka memberdayakan pasien/klien.
Untuk terlaksananya program-program PKRS perlu dukungan dan partisipasi dari seluruh
jajaran di rumah sakit dan sub unit terkait.
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 31 Maret 2022
Direktur,
14
PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF
2022
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
Telp. Pely. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Website. rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id
Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung terbentuknya Komunikasi Efektif yang mudah di
pahami oleh penerima untuk menghasilkan peningkatan keselamatan Pasien.
b. bahwa pedoman Komunikasi Efektif sudah ada dan perlu direvisi
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan
Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Kesehatan Nomor:36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Surat Keputusan Disnaker DMPTSP Nomor : 445/01 Tahun 2021tentang
Perpanjangan Izin Operasional Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
4. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :
002/SK/YRSIBA/I/2019 tentang Pengangkatan dr AgusUjianto, Msi, Med, SpB
sebagai Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
5. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara Nomor :
021/SK/YRSIB/III/2022 tentang Pemberlakuan Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Banjarnegara
PadaTanggal: 07 April 2022
Direktur
Tembusan :
1. Kabag Advokasi dan Komunikasi
2. Kasubag Pemasaran
3. Komite Medik
4. Arsi
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR RSIB TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF........................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................... 1
B. TUJUAN PEDOMAN.....................................................................................................1
.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN..............................................................................1
D. BATASAN OPERASIONAL........................................................................................2
E. LANDASAN HUKUM................................................................................................. 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN..................................................................................... 3
A. KUALIFIKASI STANDAR MANUSIA.......................................................................3
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN.......................................................................................3
C. PENGATURAN JAGA…...............................................................................................3
BAB III STANDAR FASILITAS............................................................................................4
A. DENAH RUANG...........................................................................................................4
B. STANDAR FASILITAS..................................................................................................4
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN.............................................................................6
A. PROSES KOMUNIKASIEFEKTIF.................................................................................6
B. WAKTU PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFKTIF.................................................. 10
1. Komunikasi Dengan Masyarakat..............................................................................10
2. Komunikasi Petugas Rs Kepada Pasien dan Keluarga..............................................14
3. Komunikasi Dokter dan Pasien.................................................................................15
4. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan di Rs............................................................17
a. Rapat Kordinasi...................................................................................................18
b. Perintah Lisan drSpesialis kedr Umum...............................................................20
c. Konsultasi Perawat/Bidan kepada dr Spesialis
berdasarkan delegasi dr Umum.......................................................................... 20
d. Konsultasi Perawat/Bidan kedadr Umum............................................................21
e. Komunikasi Hasil PemeriksaanPenunjang..........................................................21
f. Transfer Pasien Internal...................................................................................... 21
g. Komunikasi dalam Transfer Pasien Antar Rumah Sakit.....................................22
h. Operan Sift Jaga..................................................................................................22
5. Komunikasi saat terjadi Code Blue , Code Red, dan Code Black…........................24
6. Komunikasi pada Ringkasan Pulang Paien Rawat Inap dan rawat jalan…..............24
7. Monitoring dan Evaluasi….......................................................................................25
iii
BAB V LOGISTIK…...................................................................................................................26
BAB VI KESELAMATAN PASIEN….......................................................................................27
BAB VII KESELAMATAN KERJA….......................................................................................29
BAB VIII PENEGNDALIAN MUTU.........................................................................................30
BAB IX PENUTUP…..................................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan umum
Sebagai acuan komunikasi dalam tim di Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Tujuan Khusus.
Memberikan informasi kepada profesional pemberi asuhan tentang bagaimana cara
berkomunikasi yang efektif
1
Komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Banjarnegara dilakukan pada saat:
1. Komunikasi rumah sakit dengan masyarakat
2. Komunikasi petugas rumah sakit kepada pasien dan atau keluarga pasien
3. Komunikasi efektif dokter kepada pasien
4. Komunikasi antar pemberi pelayanan di rumah sakit
5. Komunikasi antar pemberi pelayanan di luar rumah sakit.
D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Banjarnegara adalah
a. Pendidikan kesehatan di dalam rumah sakit
b. Pendidikan kesehatan di luar rumah sakit
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/I/2010 Tentang Klasifikasi
dan perijinan Rumah Sakit;
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi: semua petugas rumah sakit yang melayani
pasien (dokter, perawat, bidan, apoteker, rohaniawan, fisioterapis, radiografer, ahli gizi)
Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam konseling. Pengetahuan yang cukup dibuktikan dengan ijasah
kelulusan formal pendidikan petugas, keterampilan dalam melakukan konseling dibuktikan
dengan sertifikat pelatihan komunikasi efektif yang diperoleh dari pelatihan internal
maupun eksternal rumah sakit. Keterampilan melakukan komunikasi secara efektif
diselenggarakan oleh rumah sakit melalui program pelatihan/kursus komunikasi.
B. Distribusi Ketenagaan
1. Semua Bagian PPA ( Profesional Pemberi Asuhan) bekerja di bawah ketua PKRS
yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur;
2. Setiap bagian berkoordinasi secara internal di dalam bagiannya maupun secara
eksternal dengan bagian lain di rumah sakit untuk mendukung terlaksananya program
komunikasi efektif dirumah sakit.
C. Pengaturan Jaga
Tim pemberi pelayanan pendidikan kepada pasien dan keluarga bertugas
sesuai dengan jadwal jaga di bagiannya masing-masing sehingga di setiap shift selalu ada
petugas yang bertanggung jawab terhadap pemberian pendidikan kepada pasien dan
keluarganya sehingga komunikasi antar PPA, pasien,masyarakat selalu terjaga.
3
BAB III
STANDAR FASILITAS ALAT
A. Denah Ruang
Keterangan :
1. Mushola
2. Ruang Penyuluhan
3. Kamar Mandi
4. Koperasi “BAROKAH”
5. Kantin
6. Gudang
B. Standar Fasilitas
Dalam pelaksanaannya, strategi komunikasi efektif di lingkungan rumah
sakit dan masyarakat harus diperkuat dengan metode dan media yang tepat, serta
tersedianya sumber daya yang memadai.
1. Metode dan Media
Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi. Pada
prinsipnya, baik pemberdayaan. bina suasana, maupun advokasi adalah proses
komunikasi. Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan
kemasan informasinya, keadaan penerima informasi (termasuk sosial
budayanya). Dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu.
Media atau sarana informasi juga perlu dipilih mengikuti metoda yang telah
ditetapkan, mamperhatikan sasaran atau penerima informasi.Bila penerima
informasi tidak bisa membaca maka komunikasi tidak akan efektif jika
digunakan media yang penuh tulisan, atau bila penerima informasi hanya
memiliki waktu sangat singkat, tidak akan efektif jika dipasang poster yang
berisi kalimat terlalu panjang.
2. Sumber Daya
Beberapa sarana/peralatan yang dipakai dalam kegiatan promosi
kesehatan Rumah Sakit Islam Banjarnegara diantaranya
4
a. TV,LCD
b. Amplifire dan Wireless Microphone
c. Computer dan laptop
d. Ply chart
e. Kamera foto
f. Pointer
g. Publik Adress System (PSA)/ Megaphone
3. Anggaran
Rumah sakit menyediakan dana/anggaran yang cukup untuk melaksanakan
kegiatan- kegiatan berkaitan tentang komunikasi efektif. Anggaran direncanakan pada
akhir tahun, diajukan kepada direktur rumah sakit untuk disetujui dan disyahkan.
Apabila dalam perjalanannya ada perubahan program, komunikasi efekti masuk di
dalam bagian PKRS, maka masih memungkinkan untuk mengajukan perubahan
rencana anggaran jika di suatu dalam perjalanan terdapat perubahan.
5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
2. Unsur Komunikasi
a. Sumber/komunikator (dokter,perawat, admission,lab,Kasir,dll)
Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima. Hal-hal yang menjadi
tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih
media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di
terima dengan baik. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8)
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang disampaikan,
cara berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi
oleh si penerima pesan (komunikan).
b. Isi pesan (apa yang disampaiakan )
Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan
komunikasi, media penyampaian dan penerima komunikasi.
c. Media komunikasi (Elektronic,Lisan,dan Tulisan)
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang berisi pernyataan yang
disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita
dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan
tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi
berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa
perubahan sikap. (konsul kedokteran Indonesia, hal.8).Media yang dapat
digunakan antara lain telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd,
handphone, kertas, dll.
d. Penerima (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter, Admission)
Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran
pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab
6
penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan
memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting
sehingga proses komunikasi berlangsung dua arah. (konsil kedokteran Indonesia,
hal.8). Pemberi/komunikator yang baik adalah pada saat melakukan proses
umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal berikut (konsil kedokteran
Indonesia, hal 42):
1) Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapanmenggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan,
klarifikasi, paraphrase, intonasi.
2) Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat.
3) Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik
yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak
tubuh)
4) Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh)
agar tidak menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru
mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
e. Sifat komunikasi
Komunikasi dapat bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (pelayanan
promosi).Komunikasi yang bersifat informasi / asuhan di rumah sakit meliputi
jam pelayanan, pelayanan yang tersedia, cara mendapatkan pelayanan, sumber
alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan
asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit. Akses informasi ini dapat
diperoleh melalui customer service, Admission dan website.
Komunikasi yang bersifat edukasi meliputi edukasi tentang penyakit,
obat,gizi, fisioterapi, bimbingan rohani dan lain-lain. Akses untuk
mendapatkan edukasi ini dapat diperoleh melalui edukator dari disiplin klinis
terkait yang akan diterangkan lebih lanjut dalam pedoman Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS).
7
Gambar 1.1 Proses Komunikasi
Untuk menghindari kesalahan dalam mengeja suatu nama obat atau
hal lain, petugas tidak hanya mengeja hurufnya namun menyebut kode dengan
huruf pertama kata yang dimaksud sebagai huruf yang dituju, daftar kata
yang digunakan untuk mengeja tersebut di bawah ini :
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikanharus
menjabarkan hurufnya satu persatu dengan menggunakan alfabeth yaitu
Tabel 1.2
Daftar Kata Yang Digunakan Untuk Mengeja
HURUF EJAAN
A Alpha
B Bravo
C Charlie
D Delta
E Echo
F Foxtrot
G Golf
H Hotel
I India
J Juliet
K Kilo
L Lima
M Mike
N November
O Oscar
P Papa
Q Quebec
R Romeo
S Sierra
T Tango
U Uniform
V Victor
W Whiskey
X X-ray
Y Yankee
Z Zulu
8
3. UpayaAtasi Hambatan dalam Komunikasi
Upaya –upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi:
1. Petugas harus bersikap lembut dan sopan
2. Petugas lebih memaksimalkan volume suaranya khususnya untuk pasien yang
mempunyai hambatan fisik dan lansia.
3. Apabila pasien atau keluarga pasien kurang memahami apabila
menggunakan bahasa Indonesia maka petugas menyampaikan informasi
dengan menggunakan bahasa daerah
4. Mengoptimalkan panca inderanya (misal: gerakan tangan, gerakan mulut.
Untuk pasien tuna wicara biasanya membawa rekan untuk menerjemahkan
ucapan yang disampaikan petugas rumah sakit melakukan upaya :
a. Mengecek arti atau maksud yang disampaikan
Bertanya lebih lanjut kepada pasien/keluarga pasien apakah ia sudah mengerti
apa yang dibicarakan.
Contoh : Petugas pendaftaran/Perawat bertanya pada pasien “Apakah sudah
mengerti, Pak?”
b. Meminta penjelasan lebih lanjut
Petugas lebih aktif berbicara untuk memastikan apakah ada hal lain yang perlu
ditanyakan lagi.
Contoh: “Apa ada hal lain yang kurang jelas, Bu
c. Mengecek umpan balik atau hasil
Petugas memancing kembali dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal atau
pesan yang telah disampaikan kepada pasien / keluarga pasien.
Contoh: “Tadi obatnya sudah diminum , Pak?”
d. Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat
Contoh: “Obatnya diminum 3 kali sehari ya” sambil menggerakkan tangan.
e. Dokter atau perawat lebih mendekatkan diri dengan berbincang
mengenai hal-hal yang menyangkut keluarga, keadaanny saatini (keluhan
tentang penyakitnya).Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat
f. Petugas menyampaikan hanya hal-hal yang berhubungan pasien (atau
yangditanyakanpasien) sehingga lebih efisien dan tidak membuang-buang waktu.
6. Hambatan bahasa untuk pasien asing
a. Apabila pasien membawa guide/penterjemah, maka informasi
diberikan/ditanyakan melaluiguide/penterjemah.
b. Apabila pasien tidak membawa penterjemah/guide, petugas
memanggil karyawan yang lain yang mempunyai kemamampuan
menggunakan penterjemah bagi pasien asing baik menggunakan guide
maupun dengan cara melatih karyawan berbahasa inggris.
9
B. WAKTU PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif di Rumah Sakit Islam Banjarnegara dilakukan pada saat :
1. Komunikasi Rumah Sakit Dengan Masyarakat
Komunikasi yang dilakukan rumah sakit terhadap masyarakat merupakan hal
penting yang harus dilakukan. Selain untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
kepada rumah sakit, dari komunikasi yang dilakukan tersebut dapat terjalin kerja
sama sehingga dari rumah sakit akan mendapatkan banyak masukan terkait dalam
pemberian pelayanan kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Selain itu, bahasa yang digunakan oleh rumah sakit juga harus
diperhatikan. Dalam hal ini rumah sakit menentukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
utama, namun karena rumah sakit terletak di kawasan Banjarnegara yang yang
mayoritas penduduknya Suku Jawa, maka seyogyanya proses komunikasi
menggunakan bahasa jawa. Penggunaan bahasa jawa disesuaikan dengan kondisi,
situasi, dan usia lawan bicara sesuai panduan budaya Jawa.
Untuk melakukan betuk komunikasi rumah sakit terhadap masyarakat, maka hal yang
harus dilakukan Rumah sakit adalah terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan dari
populasi tersebut. Cara rumah sakit mengidentifikasi adalah melalui data cakupan
mengenai daftar dusunterbanyak yang datang berobat ke rumah sakit. Dari data
tersebut dapat ditentukan zona mana yang dapat didatangi rumah sakit untuk
diberikan informasi mengenai pelayanan rumah sakit dan menfasilitasi akses terhadap
kepelayanan dan maupun akses terhadap informasi tentang pelayanan asuhan pasien
Gambar
1.3
Kabupaten Banjarnegara
10
Peta diatas merupakan gambaran Letak Wilayah di sekitar Rumah Sakit Islam
Banjarnegara yang berpeluang membutuhkan pelayanan di Rumah Sakit Islam
Banjarnegara.
Gambaran Penduduk d i Kecamatan yang Rawat Inap dan Rawat Jalan di RSI Banjarnegara
11
1) Penyuluhan melalui media audio (radio)
2) Penyuluhan langsung kepada masyarakat
b. Screening dan atau kegiatan social
Kegiatan sosial di RSI Banjarnegara, yaitu :
1) Bhakti sosial pengobatan masal
2) Bhakti sosial Sunatan masal
3) Bhakti Sosial Cek Gula Darah dan Asam Urat
4) Tim kesehatan kegiatan institusi pendidikan
5) Dan kegiatan sosial lainnya
Kegiatan tersebut berlangsung dengan adanya kerja sama rumah sakit dan
masyarakat, misal kerja sama dengan :
1) Lembaga pendidikan (Play group, TK, SD, SMP maupun SMA)
2) Kelompok pengajian
3) Pemerintah desa / kecamatan
4) Pondok Pesantren / Organisasi keagamaan
5) Organisasi Pemerintah ( Kepelosian / TNI )
Dari kegiatan tersebut ada beberapa hal yang harus disampaikan oleh
rumah sakit kepada masyarakat dalam proses komunikasi ini minimal meliputi:
a. Mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Mutu pelayanan dapat diperlihatkan data pengunjung rumah
sakit yang meningkat dari bulan ke bulan
12
5) Pelayanan High Care Unit (HCU )
6) PERINA (Kamar Bayi Resiko Tinggi)
7) Layanan Rawat Jalan
a) Rawat Jalan Umum b)
Poli Gigi
c) Spesialis Penyakit Dalam d)
Spesialis Anak
e) Spesialis Syaraf
f) Spesialis Paru
g) Spesialis Bedah
h) Spesialis Obgyn i)
Spesialis THT
j) Spesialis Jantung
k) Spesialis Radiologi l)
Spesialis Urologi
8) Layanan Penunjang Lainnya a)
Fisioterapi
b) General Check Up c)
Home Care
d) One Day Care ( Paket perawatan Satu Hari )
9) Layanan Kamar & Dokter Gratis
(Bagi pasien yang kurang mampu)
10) Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) :
Layanan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
sekitar, waktu sesuai permintaan atau kesehatan meliputi :
a) Bhakti Sosial b)
Sidosis
11) Cara bagaimana masyarakat dapat mengakses layanan tersebut Rumah
sakit menginformasikan bagaimana cara masyarakat
dapat mengakses layanan tersebut, meliputi :
a) Layanan 24 jam telepon Rumah Sakit Islam Banj ar n eg ar a,
(0286)597034- 597015
b) Layanan Fax Rumah Sakit Islam Banjarnegara 597015
c) Layanan email Rumah Sakit Islam Banjarnegara
E-mail: rsi banjarnegra@yahoo.co.id Banjarnegara.
d) Langsung datang ke Alamat R umah Sakit Islam BanjarnegaraJl.
Raya Bawang Km 8.
13
Masyarakat perlu mengetahui tentang perkembangan rumah sakit, sehingga
akan timbul rasa yakin dan percaya atas pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit jika masyarakat datang berkunjung dan atau berobat. Informasi tersebut
disampaikan melalui beberapa media, seperti : spanduk, leaflet dan poster
2. Komunikasi Petugas Rumah Sakit Kepada Pasien Dan Atau Keluarga Pasien
Selain komunikasi yang dilakukan rumah sakit kepada masyarakat,
komunikasi efektif dilakukan didalam rumah sakit salah satunya adalah
komunikasi antara petugas rumah sakit dengan pasien dan atau keluarga pasien.
Salah satu tujuannya adalah untuk membangun komunikasi yang terbuka dan
terpercaya antara pasien dan atau keluarga dengan rumah sakit
Pasien dan keluarga membutuhkan informasi lengkap mengenai
asuhan dan pelayanan yang ditawarkan oleh rumah sakit, serta bagaimana untuk
mengakses pelayanan tersebut. Informasi tersebut membantu mencocokkan harapan
pasien dengan kemampuan rumah sakit untuk memenuhi harapan tersebut.
Informasi tentang sumber alternatif untuk asuhan dan pelayanan diberikan bila
kebutuhan asuhan di luar misi dan kemampuan rumah sakit. Dalam hal ini
petugas juga harus memperhatikan cara berkomunikasi dan bisa menentukan bahasa
apa yang harus digunakan kepada pasien dan atau keluarga karena kemampuan
setiap orang berbeda – beda.
Rumah Sakit Islam Banjarnegara memiliki proses dimana setiap pasien dan
keluarga diberi informasi tentang asuhan dan pelayanan diberikan oleh rumah
sakit dengan cara memberikan informasi pelayanan secara tertulis
yang kemungkinan akan dilakukan terhadap diri pasien, informasi tersebut
dilakukan pada saat proses admisi. Pada saat pasien mengisi lembar pernyataan
persetujuan untuk dirawat di rumah sakit, petugas menginformasikan segala hal yang
berhubungan dengan pelayanan terutama yang ada pada lembar persetujuan tersebut.
Selain itu petugas juga menginformasikan kepada pasien dan keluarga
bagaimana cara untuk mengakses pelayanan tersebut. Informasi dapat
disampaikan rumah sakit melalui petugas rumah sakit yang langsung kepada
pasien dan keluarga, sehingga petugas harus memahami dan menguasi informasi
tersebut. Layanan dapat diakses dengan melakukan prosedur yang ada dan
berlaku. Juga dapat memberikan leaflet kepada setiap pasien dan keluarga.
Jika rumah sakit tidak bisa menyediakan asuhan dan pelayanan yang
dikehendakipasien atau yang tidak dapat dilayani di rumah sakit, maka rumah
sakit menyampaikan informasi tentang sumber altenatif bagi asuhan dan
pelayanan lain.
14
Banyak proses komunikasi yang dilakukan oleh petugas kepada pasien dan
atau keluarga pasien selain beberapa contoh diatas, misalnya adalah ketika :
a. Petugas pendaftaran melakukan proses pendaftaran
b. Proses pengkajian pasien yang dilakukan oleh perawat
c. Petugas memberikan penjelasan mengenai Informed Consent
d. Petugas melakukan edukasi terhadap pasien pulang
15
(usia, latar belakang pendidikan, sosial budaya)
c. Tidak dianjurkan memakai bahasa atau menggunakan
istilah kedokteran. Kalaupun harus menggunakannya, beri penjelasan dan
padanan katanya (kalau memang ada).
Komunikasi yang dibahas dalam buku ini adalah komunikasi yang terjadi
antara dokter dan pasien dalam rangka menyelesaikan masalah kesehatan
pasien yang bukan dalam keadaan gawat darurat (emergency).
Selain itu komunikasi efektif juga dapat dilaksanakan di kamar operasi,
saat pasienakan dilakukan tindakan operatif yang meliputi
menanyakan identitasnya (nama, tanggal lahir,alamat), jenis operasi/lokasi
operasi unuk memastikan identitas pasien dan tindakan yang akan dilakukan.
Apabila pasien tidak mampu untuk melakukan komunikasi maka dapat diwakilkan
oleh keluarga pasien.
Komunikasi efektif dalam hubungan dokter – pasien diharapkan dapat
mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh dokter dan pasien. Tujuannya adalah
untuk mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk
dokter, lebih memberikan dukungan kepada pasien sehingga diharapkan terjadi
perubahan sikap dalam hubungan dokter pasien.
Sikap profesional dokter harus ditunjukkan ketika dokter berhadapan
dengan tugas-tugasnya, secara terus menerus sejak awal konsultasi, selama
16
proses konsultasi berlangsung daan di akhir konsultasi.
Sikap dokter ketika menerima pasien adalah :
a. Menyilakan masuk dan mengucapkan salam
b. Memanggil / menyapa pasien dengan namanya
c. Menciptakan suasana yang nyaman
d. Memperkenalkan diri
e. Menilai suasana hati lawan bicara f.
Memperhatkan sifat non verbal
g. Menatap mata pasien secara profesional
h. Memperhatikan keluhan yang disampaiakan pasien
i. Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau
pengambilan keputusan
j. Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas
k. Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua
belah pihak
l. Membukakan pintu atau berdiri ketika pasien hendak pulang
Hal penting yang harus diperhatikan agar efektif dalam berkomunikasi
dengan pasien yaitu :
a. Materi informasi apa yang disampaikan, apakah berupa tujuan pemeriksaan fisik,
kondisi saat ini, berbagai tindakan medis yang akan dilakukan, hasil dan
interpretasi tindakan medis, diagnosis, piliihan tindakan medis, prognosis
dan dukungan yang tersedia
b. Siapa yang diberi informasi, apakan pasien, keluarganya atau pihak lain
yang menjadi wali
c. Berapa banyak atau sejauh mana pasien atau keluarga pasien menghendaki
informasi dan sejauh mana kesiapan mental
d. Kapan menyampaikan informasi, apakah bersifat segera
e. Dimana menyampaikannya, apakah di ruang praktik dokter, bangsal atau
tempat lain
f. Bagaimana menyampaikannya apakah secara langsung atau media yang lain
Langkah-langkah komunikasi :
Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan
komunikasi yaitu SAJI ( Salam, Ajak Bicara, Jelaskan, Ingatkan)
17
komunikasi yang dapat dilakukan dalam rumah sakit antar pemberi pelayanan, yaitu
secara elektronik, lisan, atau tertulis.
Dalam jenis komunikasi tersebut, komunikasi yang paling mudah mengalami
kesalahan adalah perintah yang diberikan secara lisan dan yang diberikan
melalui telpon, bila diperbolehkan peraturan perundangan. Komunikasi lain yang
mudah terjadi kesalahan adalah pada saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan
kritis, seperti bagian laboratorium klinis menelpon unit pelayanan pasien untuk
melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito.
Dalam rangka mendukung terjadinya komunikasi yang efektif antar pemberi
pelayanan di rumah sakit, maka secara kolaboratif rumah sakit perlu
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur terkait perintah lisan dan melalui
telepon. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
juga ertuang dalam kebijakan.
Proses komunikasi antar pemberi layanan dapat dilakukan dalam
beberapa bentuk dimana hal tersebut sudah menjadi ketentuan yang harus dilakukan
di Rumah Sakit Islam yang dilakukan secara tepat waktu, berikut beberapa bentuk
komunikasi yang dilakukan :
a. Rapat koordinasi
b. Konsultasi Dokter Umum kepada Dokter Spesialis
c. Konsultasi Perawat / bidan kepada Dokter Umum dan atau Spesialis d.
Komunikasi dalam pengelolaan hasil pemeriksaan penunjang
e. Operan shift jaga
a. Rapat koordinasi
Rapat adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi,
perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupun
nonformal untuk membicarakan, merundingkan dan memutuskan suatu masalah
berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
Salah satu upaya Rumah Sakit dalam meningkatkan komunikasi efektif
antar pemberi pelayanan maka rumah sakit mengadakan rapat koordinasi, yaitu :
1) Rapat Bulanan
2) Rapat Triwulan
3) Rapat Tahunan
4) Rapat insidental
Rapat koordinasi dapat dipimpin oleh Direktur, namun tidak harus
dipimpin oleh Direktur. Peserta yang hadir adalah Kepala Sub Bagian, serta
tamu undangan yang diharapkan hadir pada saat rapat koordinasi tersebut
berlangsung.
18
Rapat koordinasi antar bagian digunakan untuk mendiskusikan yang
melibatkan antar bagian. Diharapkan dengan adanya rapat koordinasi yang
berkelanjutan akan memperbaiki kelemahan sistem sehinggga tujuan darai
sasaran keselamatan pasien dapat tercapai.
b. Perintah Lisan Dari Dokter Spesialis Kepada Dokter Umum
Dalam melakuan pelayanan, seringkali didapatkan keadaan dimana
dokter umum mendapatkan perintah penatalaksanaan pasien secara lisan
baik dengan beertemu langsung maupun via telepon.Hal ini dapat
menimbulkan kecelakaan kepada pasien karena sangat mungkin terjadi
kesalahan dari pihak pemberi perintah maupun dari penerima perintah. Oleh
karena itu harus diciptakan sistem yang dapat meminimalkan terjadinya
kesalahan tersebut.
Untuk mengurangi kesalahan tersebut, maka sistem yang
dikembangkan adalah CBaK yaitu Catat (write), Baca ulang (read back),
Konfirmasi (confirm) dan konfirmasi ulang setelah dokter spesialis melakukan
visit.
1) Penerimaan perintah lisan bertemu langsung
Dokter umum bertemu langsung dengan dokter spesialis, apabila
dokter umum tidak membawa status pasien, dokter umum mencatat (C)
dalam kertas atau fasilitas lainnya kemudian membacakan ulang (B)
perintah dan melakukan konfirmasi (K) kemudian tulis (T) di rekam medis
yang akan dimintakan tanda tangan atau paraf dokter spesialis tersebut.
Dalam keadaan dimana dokter menerima perintah lisan bertemu langung
memegang rekam medis pasien maka CBaK
dilakukan persis seperti konsultasi via telepon seperti dibawah ini.
Berikut hal yang harus dilakukan oleh Dokter Umum ketika
melakukan konsultasi via telepon kepada dokter spesialis:
a) Dokter umum memperkenalkan identitas diri kepada dokter
spesialis dan menyampaikan maksud dan tujuan.
b) Bahasa yang digunakan pada saat melakukan konsultasi adalah
bahasa Indonesia, atau dalam kondisi tertentu dapat menggunakan
bahasa Daerah yang dipahami oleh keduanya dengan intonasi
bahasa yang jelas dan sopan
c) Dokter Umum menginformasikan keadaan pasien dengan
menggunakan S-BAR, meliputi :
(1) SITUATION : bagaimana kondisi pasien saat ini ?
Identitas pasien (nama, tanggal lahir, alamat, nomor
rekam medis pasien, ruang perawatan pasien, lama
perawatan, Diagnosa medis. Keluhan utama yang saat ini
19
dirasakan data keadaan umum dan vital sign terakhir
(2) BAGROUND
Riwayat alergi, riwayat pengobatan
Hasil pemeriksaan penunjang : Lab ,USG, Rongten atau
Scan Tindakan atau pengobatan yang sudah diberikan
(3) ASSESMENT
Dokter umum menyampaikan pendapat mengenai analisa
permasalahan (kesimpulan dari Situation dan Baground) yang
terjadi pada pasien saat ini
(4) RECOMENDATIONS
Dokter umum menyampaikan usulan pengobatan /
tindakan yang harus dilakukan ke pasien
d) Dokter umum mencatat informasi yang disampaikan dalam bentuk S-
BAR di atas dan memberikan stempel S-BAR di bawahnya.
e) Saat dokter spesialis menanggapi informasi yang
disampaikan maka Dokter Umum mencatat lengkap
(write/Catat/C) pada dokumen rekam medis pasien sesuai dengan
advis Dokter Spesialis yang diberikan dengan tulisan jelas dan
mudah dibaca, disesuaikan dengan daftar singkatan / penulisan dosis
obat yang diperbolehkan di RS. Islam Banjarnegara
f) Hasil pencatatan yang dilakukan oleh Dokter Umum dibaca
ulang (read back/ baca ulang/Ba) kepada Dokter
Spesialis untuk memvalidasi hasil catatan yang telah ditulis sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman dalam maksud dan tujuan. Untuk obat-
obatan yang masuk dalam daftar LASA atau NORUM, maka
petugas membacakan ulang kembali nama obat yang dimaksud dengan
mengeja obat- obatan tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan
pemberian obat dan menulis di Rekam medik: sudah di bacakan
kembali.
g) Petugas melakukan konfirmasi (K) kepada dokter atas penulisan
dan pembacaan yang dilakukannya dan dinyatakan benar oleh
dokter.
h) Jika terdapat kesalahan pencatatan dan atau salah pemahaman
dalam menerimaan advis, maka catatan dibenarkan,
dibacakan ulang dan dikonfirmasi ulang (reconfirm
/konfirmasi ulang/K) pada Dokter Spesialis
i) Pencatatan pada rekam medis kemudian di stempel CbaK dan advis
ditandatangani oleh Dokter Umum yang kemudian dimintakan tanda
tangan atau paraf kepada Dokter Spesialis pada saat Dokter
20
Spesialis tersebut visit Apabila dokter spesialis tidak mau memberikan
paraf atau tanda tangan, maka di bawah stempel di tulis: dokter
spesialis ( ) tidak bersedia tanda tangan
j) Dalam keadaan darurat, pembacaan ulang catatan pesan tidak harus
dilakukan.
c. Konsultasi Perawat Atau Bidan Kepada Dokter Spesialis
Berdasarkan Delegasi Dokter Umum
Konsultasi dilakukan oleh dokter umum, namun di suatu kondisi
dimana dokter umum mendelegasikan konsultasi kepada perawat atau
bidan, maka perawat atau bidan juga dapat melakukan konsultasi kepada
dokter spesialis.
Hal yang harus dilakukan oleh perawat apabila melakukan
konsultasi secara lisan atau telepon sama dengan konsultasi dokter umum
kepada dokter spesialis, hanya saja apabila dokter umum mendelegasikan
perintah konsultasi kepada perawat maka setelah melakukan CBaK,
perawat/ bidan memintakan tanda tangan atau paraf dokter umum. Setelah
dokter umum membubuhkan paraf atau tanda tangan, petugas dapat
memintakan tanda tangan kepada dokter spesialis pada saat dokter
spesialis melakukan visit.
d. Konsultasi Perawat Atau Bidan Kepada Dokter Umum
Hal yang harus dilakukan oleh perawat apabila melakukan konsultasi
secara lisan atau telepon sama dengan konsultasi dokter umum kepada
dokter spesialis.
e. Komunikasi Dalam Pengelolaan Hasil Pemeriksaan Penunjang
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien petugas
penunjang medis seperti farmasi, laboratorium, radiologi juga
melakukan komunikasi dengan petugas pelayanan medis baik itu
dokter, perawat, bidan maupun petugas lainnya.
Umumnya hasil pemeriksaan penunjang laboratorium atau radiologi dalam
bentuk laporan tertulis yang kemudian akan ditempel dalam lembar yang
sudah disediakan di rekam medis pasien.Namun hasil pemeriksaan
penunjang yang abnormal harus segera disampaikan kepada petugas
terkait melalui lisan atau telepon, tidak harus menunggu hasil
pemeriksaan tertulisnya jadi terlebih dahulu. Karena itulah maka
petugaspenunjang medis juga harus melakukan komunikasi
efektif jika melakukan perintah atau menerima perintah secara lisan
atau melalui telepon untuk menyampaikan hasil
pemeriksaan penunjang kepada disiplin klinis lain di rumah sakit.
Petugas penerima hasil pemeriksaan penunjang secara lisan atau
21
telepon harus mencatat (C) di lembar catatan perkembangan pasien
dalam rekam medis atau dicatat di kertas atau media lain apabila tidak
memungkinkan untuk mencatatnya dalam rekam medis pasien, membaca
ulang (Ba) , melakukan konfirmasi (K) kepada pemberi informasi dan
membubuhkan stempel nama, paraf atau tanda tangan pada catatannya.
Khusus untuk obat-obatan yang masuk dalam daftar NORUM/LASA (nama
obat rupa mirip), pada saat petugas membacakan ulang perintah
pengobatan, petugas harus mengeja kembali nama obat yang ditulisnya
ketika menerima perintah secara lisan atau telepon.Jika hasil pemeriksaan
penunjang sudah jadi, maka petugas menempel di lembar yang
sudah disediakan di rekam medis pasien.
f. Transfer Pasien Internal
Dalam melakukan transfer internal harus petugas yang
melakukan transfer menggunakan lembar transfer internal dengan
format S-BAR dan membacakannya kepada petugas penerima,
Sedangkan petugas penerima pasien mendengarkan dan membacakan ulang
rekomendasi yang disampaikan petugas yang melakukan transfer dan
mengakhiri dengan mencantumkan tanda tangan kedua belah pihak pada
lembar transfer tersebut sebagai bukti timbang terima pasien.
g. Komunikasi dalam Transfer Pasien Antar Rumah Sakit
a. Pasien (jika memungkinkan) dan keluarganya harus diberitahu mengenai
alasan transfer dan lokasi rumah sakit tujuan. Berikanlah nomor telepon
rumah sakit tujuan dan jelaskan cara untuk menuju ke RS tersebut.
b. Pastikan bahwa rumah sakit tujuan dapat dan setuju untuk menerima
pasien sebelum dilakukan transfer.
c. Kontak pertama harus dilakukan oleh konsultan/ dokter penanggung
jawab di kedua rumah sakit, untuk mendiskusikan mengenai kebutuhan
medis pasien.
d. Untuk kontak selanjutnya, tunjuklah satu orang lainnya (biasanya
perawat senior). Bertugas sebagai komunikator utama sampai
transfer selesai dilakukan.
1) Jika selama transfer terjadi pergantian jaga perawat yang
ditunjuk, berikan penjelasan mengenai kondisi pasien yang ditransfer
dan lakukan penyerahan tanggung jawab kepada perawat yang
menggantikan.
2) Komunikator utama harus menghubungi pelayanan ambulan, jika
ingin menggunakan jasanya dan harus menjadi kontak satu-
satunya untuk diskusi selanjutnya antara rumah sakit dengan
layanan ambulans.
22
3) Harus memberikan informasi terbaru mengenai kebutuhan perawatan
pasien kepada rumah sakit tujuan.
e. Tim transfer harus berkomunikasi dengan rumah sakit asal dan
tujuan mengenai penanganan medis yang diperlukan dan
memberikan update perkembangannya.
h. Operan Shift Jaga
Selain kegiatan komunikasi yang dilakukan diatas, proses
komunikasi antar pemberi layanan yang dilakukan dapat dalam bentuk
rapat pergantian shift. Pergantian shift jaga yang dilakukan oleh setiap
petugas harus diproses komunikasi yang dilakukan rumah sakit
berikutnya adalah komunikasi rumah sakit dengan praktisi kesehatan
diluar rumah sakit guna merencanakan dan merancang proses manajemen
informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi baik internal dan
maupun eksternal lakukan adanya operan jaga, yaitu menginformasikan
hal terkait keadaan pasien, meliputi :
a. Status kesehatan pasien
b. Ringkasan pulang pasien rawat jalan dan rawat inap
c. informasi klinis saat transfer dan dirujuk
d. serah terima / operan
5 Komunikasi saat terjadi code blue, code red dan code bleck
1. Code blue
Code blue merupakan kode dimana menunjukan pasien yang
membutuhkan resusitasi atau atau membutuhkan pertolongan medis, paling
sering sebagai akibat dari serangan pernafasan atau serangan jantung, jika ada
kejadian tersebut maka petugas segera menginformasikan ke petugas IGD melalui
telpon IGD dengan no pesawat telpon 110, Saat itu juga dokter dan perawat IGD
akan menuju ruang untuk melakukan pertolongan resusitasi kepada pasien tersebut .
Dalam situasi darurat medis atau henti jantung a.
Segera evaluasi situasi dengan
1) Kaji bahaya yang dapat muncul segera
2) Catat waktu
3) Periksa tanda- tanda kehidupan
a) Tidak ada respon
b) Tidak bernafas normal
c) Tidak teraba nadi
b. Minta bantuan staf lainnya (triak minta bantuan “code blue....code blue”).
c. Telfon segera ke petugas perawat dan dokter IGD dengan no pesawat 110 Jelaskan:
jenis emergencynya (misal henti jantung), lokasi kejadian dengan tepat (misal
23
ruang apa, bed no berapa), nama pelapor dan tempat tugas. di Lakukan pertolongan
dengan :
1) Cek pernafasan
2) Cek nadi
3) Bebaskan jalan nafas
4) Lakukan tindakan emergency sesuai yang diperlukan misalnya CPR
2. Code red
Merupakan kode menunjukan adanya adanya kebakaran, dan segera mungkin
melakukan evakuasi dan pemadaman api, sehingga tidak melebar luas kebakaran api
tersebut.
Tata laksana
1. Jika melihat percikan api, matikan saklar dan hubungi bagian satpam
2. Jika melihat api, aktifkan “kode red”, dengan menelpon satpam 125 sebutkan
nama penelpon,nama ruang, area yang terbakar ,kemudian satpam menghidupkan
sirine, petugas satunya membawa Apar keruang tersebut.
3. Di setiap lantai dipastikan memiliki tim code red, dan menggunakan helm
yang sesuai dengan tugasnya :
24
d. Ringkasan riwayat penyakit : keluhan anamnesa awal pasien beserta
penyakit riwayat pasien terdahulu
e. Pemeriksaan penunjang : hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
yang sudah dilakukan
f. Pengobatan selama di rumah sakit : obat-obatan apa saja yang diberikan
kepada pasien selama pasien dirawat di rumah sakit
g. Alergi : reaksi obat saat pasien minum obat
h. Hasil konsultasi : berisi tentang hasil konsultasi dengan dokter yang
rawat bersama
i. Diagnosa utama : diagnosa akhir/ final yang dipilih dokter pada hari
terakhir perawatan dengan criteria paling banyak menggunakan
sumberdaya atau hari rawatan paling lama
j. Diagnosa Sekunder : diagnosa selain diagnosa utama yang muncul atau
sudah ada sebelum dan selama dirawat dirumah sakit. Terdiri dari diagnosa
penyerta dan diagnosa komplikasi
k. Prosedur : tindakan operasi yang berhungan dengan diagnosanya
l. Kondisi waktu keluar : keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit
m. Diet atau anjuran : saran yang diberikan dokter kepada pasien yang
berkenaan dengan penyakit pasien
n. Tanggal kontrol : waktu yang disarankan dokter untuk pasien
memeriksakan kembali keadaan pasien setelah rawat inap yang disertakan
polikliniknya
o. Terapi pulang : obat-obatan yang dibawakan pasien saat akan pulang dari
ruang perawatan yang berisikan nama obat, jumlah, dosis,
frekuensi, cara pemberian
p. Dokter penanggung jawab pelayanan memberikan tanda tangan dan
nama lengkap.
7. Monitoring Dan Evaluasi
a. Tersedianya info layanan Rumah Sakit Umum Purbowangi dalam setiap
penyampaian penyuluhan, screening dan atau kegiatan sosial lainnya
b. Penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga pasien meliputi :
1) Asuhan dan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Purbowangi
2) Cara mengakses pelayanan tersebut
3) Sumber alternative yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Purbowangi
4) Apabila tidak terdapat pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien
c. Terdapat agenda rapat rutin dengan pihak internal dan eksternal untuk
meningkatkan mutu layanan
d. Terdokumentasinya pesan yang diterima dari pemberi pesan melalui media
komunikasi telepon.
25
BAB V
LOGISTIK
26
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
27
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
a. Menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan asesmen
ulang dengan indikasi perubahan kondisi
b. Menilai dan secara periodik melakukan penilaian ulang terhadap potensial risiko
berhubungan dengan pengobatan
c. Mengambil tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang tidak
teridentifikasi.
28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
29
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Salah satu upaya pengendalian mutu komunikasi efektif ada di bagian PKRS yang
dilakukan Rumah Sakit Islam Banjarnegra adalah menetapkan indikator keberhasilan
kinerja bagian PKRS. Indikator keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan
pemantauan dan evaluasi PKRS. Oleh karena itu, indikator, keberhasilan mencakup
indikator masukan (input), indikator proses, indikator keluaran (output), dan indikator
dampak (outcome).
A. INDIKATOR MASUKAN
Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber
daya manusia, sarana/peralatan, dan dana.
Indikator ini meliputi :
1. Ada/tidaknya komitmen Direktur yang tercermin dalam Rencana Umum
komunikasi efektif.
2. Ada/tidaknya komitmen seluruh staf yang tercermin dalam Rencana Operasional
komunikasi efektif.
3. Ada/tidaknya petugas koordinator PKRS dan petugas petugas lain yang sudah
dilatih.
4. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan yang mengacu kepada
standar.
5. Ada/tidaknya dana yang mencukupi untuk penyelenggaraan PKRS.
B. INDIKATOR PROSES
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan komunikasi efektif yang meliputi
komunikasi efektif untuk Pasien (Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Penunjang, PKRS
untuk Klien Sehat, dan PKRS di Luar Gedung rumah sakit.
Indikator yang digunakan meliputi:
1. Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan (pemasangan poster, konseling, danlain-
lain) an atau frekuensinya.
2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, giant banner, spanduk,
neon box, dan lain-lain), yaitu masih bagus atau sudah rusak.
C. INDIKATOR KELUARAN
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yangdilaksanakan,
baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, indikator yang digunakan di
sini adalah berupa cakupan dari kegiatan, yaitu misalnya:
1. Apakah semua bagian dari rumah sakit sudah tercakup PKRS.
2. Berapa pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan PKRS
30
(konseling, senam, dan lain-lain).
3. Berapa pasien/klien yang merasa puas atas pendidikan yang telah disampaikan
oleh petugas
4. Apakah ada peningkatan kepuasan bagi pasien, keluarga pasien dan pengunjung
atas pelayanan yang diberikan rumah sakit.
D. INDIKATOR DAMPAK
Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya komuni-kasi
efektif serta terpeliharanya lingkungan rumah s a k i t , yaitu berubahnya
pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien rumah sakit dan dimanfaatkannya dengan
baik semua pelayanan yang disediakan rumah sakit. Oleh sebab itu, kondisi ini
sebaiknya dinilai setelah komunikasi efektif berjalan beberapa lama, yaitu melalui
upaya evaluasi.
Kondisi lingkungan dapat dinilai melalui observasi, dan kondisi
pemanfaatan pelayanan dapat dinilai dari pengolahan terhadap catatan/data
pasien/klien rumah sakit. Sedangkan kondisi pengetahuan, sikap dan perilaku
pasien/klien hanya dapat diketahui dengan menilai diri pasien/klien tersebut. Oleh
karena itu data untuk indikator ini biasanya didapat melalui survei. Survei pasien/klien
yang adil adalah yang dilakukan baik terhadap pasien/klien yang berada di rumah
sakit maupun mereka yang tidak berada di rumah sakit tetapi pernah menggunakan
rumah sakit.
31
BAB IX
PENUTUP
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 07 April 2022
Direktur,
32
PROGRAM KERJA
TAHUN 2022
2022
i
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
Telp. Pely. (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Website. rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
TENTANG PROGRAM KERJA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
TAHUN 2022
Pertama : Mengesahkan program kerja Promosi Kesehatan Rumah Sakit Islam
Banjarnegara tahun 2022 sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
Kedua : Segala biaya yang ditimbulkan karena diterbitkannya Surat Keputusan ini
dibebankan kepada Anggaran Belanja Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan
perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 22 April 2022
Direktur,
Tembusan :
1. Tim PKRS
2. Unit terkait
-------------------------
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
II. LATAR BELAKANG MASALAH ...........................................................1
III. TUJUAN .................................................................................................. 2
A. TUJUAN UMUM ....................................................................................2
B. TUJUAN KHUSUS .................................................................................3
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN ..........................3
A. PENGUATAN ORGANISASI ...............................................................3
B. PENDIDIKAN KESEHATAN INTERNAL DAN EXTERNAL
RUMAH SAKIT .............................................................................................3
C. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)….………..………….4
D. SARANA DAN PRASARANA…………………..………….……...….4
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ................................................4
A. PENGUATAN ORGANISASI ...............................................................4
B. PENDIDIKAN KESEHATAN INTERNAL DAN EXTERNAL
RUMAH SAKIT .............................................................................................4
C. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) ...................................6
D. MENGUSULKAN SARANA DAN PRASARANA ............................. 6
VI. SASARAN ................................................................................................7
A. PENGUTAN ORGANISASI………...…………………………...…….6
B. PENDIDIKAN KESEHATAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
RUMAH SAKIT……………………………………………………………7
C. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)………………………8
D. SARANA DAN PRASARANA……………………………………...…8
MATRIKS PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT (PKRS) ............................................................................................10
iii
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN
Efektifitas suatu pengobatan dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang ada
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, diselenggarakan dengan
serta pengutamakan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi,
merupakan suatu strategi rumah sakit kearah lebih baik dari segi penataan struktur,
proses dan output yang berdampak pada peningkatan kontribusi rumah sakit terhadap
pasien dan keluarganya. Jika pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan dan
penyakit tertentu, maka hal ini akan membantu dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, serta mencegah pasien tersebut kembali berobat kerumah sakit
1
Melalui Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), para pelaksana dapat
pasien dan keluarganya tentang upaya pencegahan dan pengobatan suatu penyakit.
Hal ini membuktikan bahwa, PKRS merupakan program yang sangat penting dan
tidak dapat dipisahkan dari sebuah pelayanan dirumah sakit, untuk menunjang
kesehatan masyarakat, serta membuat pasien, keluarga pasien dan para pengunjung
merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan rumah sakit yang mereka pilih.
penduduk sekitar 1.017.767 pada tahun 2020 yang terdiri dari laki-laki 517.056 ,
tingginya jumlah penduduk dan kunjungan dirumah sakit baik rawat jalan maupun
rawat inap , tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit mempunyai program utk
melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan satu bulan dua kali dengan
narasumber dari pihak Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit atau dari pihak yang
kemampuan pola hidup bersih dan sehat dengan menggalakkan budaya cuci tangan,
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
2
B. TUJUAN KHUSUS
A. PENGUATAN ORGANISASI
SAKIT
1. Internal
DLL)
2. External
pesantren
atas (SMA)
Kabupaten Banjarnegara
3
C. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)
1. Internal
2. External
2. Pengadaan kamera
A. PENGUATAN ORGANISASI
c. Pelaksanaan rapat
SAKIT
1. Internal
DLL)
4
e). Melaporkan hasil kegiatan kepada Direktur melalui Ketua
PKRS
PKRS
akan di putar
PKRS
2. External
pesantren
f). Pelaksanaan
PKRS
1. Internal
2. External
b). Pelaksanaan
6
VI. SASARAN
A. PENGUATAN ORGANISASI
RUMAH SAKIT
1. Internal
DLL)
terlaksana 100%.
terlaksana 100%.
terlaksana 100%.
2. External
pesantren
terlaksana 100%.
7
b. Penyuluhan tentang HIV AIDS,Sek bebas dan NARKOBA bagi
terlaksana 100%.
terlaksana 100%.
1. Diklat Internal
2. Diklat Eksternal
8
9
MATRIKS PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT (PKRS)
A. JADWAL KEGIATAN
JADWAL KEGIATAN /BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A. Penguatan Organisasi
1. Rapat Rutin Tim X X X X
PKRS
B. Pendidikan
Kesehatan Internal
dan Eksternal Rumah
Sakit
1. Internal
a. Penyuluhan tentang
penyakit dan
X X X X X X X X X X X X
pencegahannya (TB,
HIV, AIDS, DLL)
b. Penyuluhan tentang
cara kebersihan tangan X X X X X X X X X X X X
dan etika batuk
c. Penyuluhan bahaya
merokok bagi X X X X X X X X X X X X
kesehatan
d. Pembagian brosur dan
X X X X X X X X X X X X
leaflet tentang penyakit
e. Pemutaran film
X X X X X X X X X X X X
edukasi
f. Pembagian brosur dan
leaflet 10 besar
X X X X X X X X X X X X
penyakit tahun 2021
dalam bahasa jawa
2. Eksternal
a. penyuluhan tentang
scabies dan cara
X X
pencegahannya di
pondok pesantren
b. penyuluhan tentang
HIV AIDS, seks bebas
dan narkoba bagi X X
kesehatan di SMP dan
SMA
c. Penyuluhan kesehatan
bakti sosial diluar X X
rumah sakit
d. Penyuluhan kesehatan
X X X X X X X X X X X X
posyandu lansia
e. Penyuluhan kesehatan
tim kader kesehatan
dan penggerak PKK di
X X X X X X X X X X X X
setiap kecamatan
dikabupaten
banjarnegara
f. Kegiatan jejaring
rujukan ibu hamil
kepada bidan-bidan
X X X X X X X X X X X X
puskesmas
dikabupaten
banjarnegara
10
C. PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
(DIKLAT)
1. Internal
a. Diklat internal
X
komunikasi efektif
b. Diklat internal
X
customer servis
2. External
a. Diklat external
X
servis exellent
D. SARANA DAN
PRASARANA
a. LCD X
b. Kamera X
c. Spiker Aktif X
(PKRS) dilaporkan 3 bulanan, 6 bulanan dan tahunan kepada Kabag Advokasi dan
Komunikasi.
A. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Program PKRS dilakukan oleh Tim PKRS
11
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)
TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
TAHUN 2022
No Kegiatan
Cara PIC Anggaran Mekanisme Evaluasi
(Time, Place, Occasion)
A Penguatan Organisasi
1. Rapat Rutin Tim PKRS a. Membuat undangan Ketua Tim PKRS Rp. 500.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
a. T : Setiap tiga bulan sekali b. Menyiapkan sarana dan meliputi : Pelaksanaan rapat dan pelaporan hasil
b. P : Ruang Tamu lt 1 prasaran arapat rapat.
c. O : c. Pelaksanaan rapat 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
- Monitoring dan Evaluasi d. Membuat laporan hasil rapat 3. Melaporkan ke Tim Akreditas
(Absensi,target,disiplin) –
Problem solving
B. Pendidikan Kesehatan Internal dan Eksternal Rumah Sakit
Internal
1. Penyuluhan tentang penyakit dan a. Koordinasi dengan Ketua Tim PKRS Rp. 1.500.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
pencegahannya (TB, HIV, AIDS, narasumber 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
DLL) b. Menentukan jadwal kegiatan 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Membuat undangan
a. T : Setiap Satu bulan sekali
d. Pelaksanaan kegiatan
b. P : Ruang tunggu pasien e. Melaporkan hasil kegiatan
rawat inap dan rawat jalan kepada Direktur melalui
Ketua PKRS
11
c. O : Kepala dan tim PKRS
2. Penyuluhan tentang cara a. Koordinasi dengan Ketua Tim PKRS Rp. 1.500.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
kebersihan tangan dan etika batuk narasumber 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
a. T : Setiap Satu bulan sekali b. Menentukan jadwal kegiatan 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
b. P : Ruang tunggu pasien c. Membuat undangan
rawat inap dan rawat jalan d. Pelaksanaan kegiatan
c. O : Kepala dan tim PKRS e. Melaporkan hasil kegiatan
kepada Direktur melalui
Ketua PKRS
3 Penyuluhan bahaya merokok bagi a. Koordinasi dengan Ketua Tim PKRS Rp. 1.500.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
kesehatan narasumber 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
a. T : Setiap Satu bulan sekali b. Menentukan jadwal kegiatan 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Membuat undangan
b. P : Ruang tunggu pasien
d. Pelaksanaan kegiatan
rawat inap dan rawat jalan
e. Melaporkan hasil kegiatan
c. O : Kepala dan tim PKRS
kepada Direktur melalui
Ketua PKRS
4 Pembagian brosur dan leaflet a. Berkoordinasi dengan Ketua Tim PKRS Rp. 2.000.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
tentang penyakit tim medis 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
a. T : Setiap Hari b. Membuat desain leaflet 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Mencetak leaflet
b. P : RSI Banjarnegara
d. Pengajuan dana kepada
c. O : Kepala dan tim PKRS bagian keuangan
e. Melaporkan hasil
kegiatan kepada Direktur
melalui ketua PKRS
12
5 Pemutaran film edukasi a. Berkoordinasi dengan bagian Ketua Tim PKRS 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
a. T : Setiap Hari IT (Information Technology) 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
b. P : RSI Banjarnegara b. Berkoordinasi dengan bidang 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
pelayanan terkait konten
c. O : Kepala dan tim PKRS
yang akan di putar
c. Melaporkan hasil kegiatan
kepada Direktur melalui
Ketua PKRS
6 Pembagian brosur dan leaflet 10 a. Berkoordinasi dengan Ketua Tim PKRS Rp. 2.000.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
besar penyakit tahun 2021 dalam tim medis terkait 10 besar 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
bahasa jawa penyakit 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
b. Membuat materi leaflet
a. T : Setiap Hari
c. Membuat desain leaflet
b. P : RSI Banjarnegara d. Mencetak leaflet
c. O : Kepala dan tim PKRS e. Pengajuan dana kepada
bagian keuangan
f. Melaporkan hasil
kegiatan kepada Direktur
melalui ketua PKRS
Eksternal
1 penyuluhan tentang scabies dan a. Survei lokasi Ketua Tim PKRS Rp. 1.500.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
cara pencegahannya di pondok b. Koordinasi dengan 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
pesantren narasumber 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Koordinasi dengan instansi
a. T : Setiap empat bulan
terkait
sekali d. Membuat surat izin
13
b. P : Pondok Pesantren e. Perencanaan pelaksanaan
c. O : Kepala dan tim PKRS kegiatan
f. Pelaksanaan
g. Melaporkan hasil kegiatan
kepada Direktur melalui
ketua PKRS
2 penyuluhan tentang HIV AIDS, a. Survei lokasi Ketua Tim PKRS Rp. 1.500.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
seks bebas dan narkoba bagi b. Koordinasi dengan 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
kesehatan di SMP dan SMA narasumber 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Koordinasi dengan instansi
a. T : Berkala
terkait
b. P : Smp dan Sma di d. Membuat surat izin
Banjarnegara e. Perencanaan pelaksanaan
c. O : Kepala dan tim PKRS kegiatan
f. Pelaksanaan Melaporkan
hasil kegiatan kepada
Direktur melalui ketua PKRS
3 Penyuluhan kesehatan bakti sosial a. Survei lokasi Ketua Tim PKRS Rp. 3.500.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
diluar rumah sakit b. Koordinasi dengan 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
a. T : Berkala narasumber 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Koordinasi dengan instansi
b. P : RSI Banjarnegara
terkait
c. O : Kepala dan tim PKRS d. Membuat surat izin
e. Perencanaan pelaksanaan
kegiatan
f. Pelaksanaan
g. Melaporkan hasil kegiatan
14
kepada Direktur melalui
ketua PKRS
4 Penyuluhan kesehatan posyandu a. Survei lokasi Ketua Tim PKRS Rp. 1.500.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
lansia b. Koordinasi dengan 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
a. T : Setiap satu bulan sekali narasumber 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Koordinasi dengan instansi
b. P : Puskesmas – puskesmas
terkait
di banjarnegara d. Membuat surat izin
c. O : Kepala dan tim PKRS e. Perencanaan pelaksanaan
kegiatan
f. Pelaksanaan
g. Melaporkan hasil kegiatan
kepada Direktur melalui
ketua PKRS
5 Penyuluhan kesehatan tim kader a. Survei lokasi Ketua Tim PKRS Rp. 2.000.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
kesehatan dan penggerak PKK di b. Koordinasi dengan 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
setiap kecamatan dikabupaten narasumber 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Koordinasi dengan instansi
banjarnegara
terkait
a. T : Setiap satu bulan sekali d. Membuat surat izin
b. P : Kantor kecamatan di e. Perencanaan pelaksanaan
kabupaten banjarnegara kegiatan
c. O : Kepala dan tim PKRS f. Pelaksanaan
g. Melaporkan hasil kegiatan
kepada Direktur melalui
ketua PKRS
15
6 Kegiatan jejaring rujukan ibu
a. Survei lokasi Ketua Tim PKRS Rp. 2.000.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
hamil kepada bidan-bidan b. Koordinasi dengan 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
puskesmas dikabupaten narasumber 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Koordinasi dengan instansi
banjarnegara
terkait
a. T : Setiap satu bulan sekali
d. Membuat surat izin
b. P : Puskemas - puskesmas
e. Perencanaan pelaksanaan
c. O : Kepala dan tim PKRS
kegiatan
f. Pelaksanaan
g. Melaporkan hasil kegiatan
kepada Direktur melalui
ketua PKRS
C. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)
Internal
a. Diklat internal komunikasi efektif a. Koordinasi dengan bagian Ketua Tim PKRS Rp. 1.000.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
a. T : Berkala terkait 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
b. P : RSI Banjarnegara b. Mengusulkan ke Direktur 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Pelaksanaan diklat
c. O : Kepala dan tim PKRS
b Diklat internal customer servis a. Koordinasi dengan bagian Ketua Tim PKRS Rp. 1.000.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
a. T : Berkala terkait 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
b. P : RSI Banjarnegara b. Mengusulkan ke Direktur 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. Pelaksanaan diklat
c. O : Kepala dan tim PKRS
External
a a. Usulan ke bagian diklat RS Ketua Tim PKRS Rp. 1.000.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
Diklat external servis exellent
b. Pelaksanaan
16
a. T : Berkala c. Laporan pelaksanaan 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
b. P : RSI Banjarnegara d. Bukti kegiatan 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
c. O : Kepala dan tim PKRS
D. SARANA DAN PRASARANA
a. LCD a. Membuat surat permohonan Ketua Tim PKRS Rp. 3.500.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
a. T : Berkala pengajuan Hp, TV, printer, 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
b. P : Rumah Sakit Islam kamera SLR, LCD dan 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
Banjarnegara proyektor, speaker
c. O : Kepala dan staf Sub aktif/portable
Bag Barjas dan MOU b. Mengajukan surat
permohonan pengajuan Hp,
TV, printer, kamera SLR,
LCD dan proyektor, speaker
aktif/portable keurusan
Barjas dan MOU
b. Kamera a. Membuat surat permohonan Ketua Tim PKRS Rp. 2.000.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
a. T : Berkala pengajuan Hp, TV, printer, 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
b. P : Rumah Sakit Islam kamera SLR, LCD dan 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
Banjarnegara proyektor, speaker
c. O : Kepala dan staf Sub aktif/portable
Bag Barjas dan MOU b. Mengajukan surat
permohonan pengajuan Hp,
TV, printer, kamera SLR,
17
LCD dan proyektor, speaker
aktif/portable keurusan
Barjas dan MOU
c. Spiker Aktif a. Membuat surat permohonan Ketua Tim PKRS Rp. 3.000.000 1. Evaluasi dilaksankan oleh Ketua Tim PKRS
a. T : Berkala pengajuan Hp, TV, printer, 2. Melaporkan ke Ketua Tim PKRS
b. P : Rumah Sakit Islam kamera SLR, LCD dan 3. Melaporkan ke Tim Akreditasi
Banjarnegara proyektor, speaker
c. O : Kepala dan staf Sub aktif/portable
Bag Barjas dan MOU b. Mengajukan surat
permohonan pengajuan Hp,
TV, printer, kamera SLR,
LCD dan proyektor, speaker
aktif/portable keurusan
Barjas dan MOU
18
19