SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Nomor : 782/SK/RSIB/II/2021
TENTANG
REORGANISASI TIM
PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : a. dahwa dalam rangka penyegaran organisasi dipandang perlu melakukan
perubahan susunan keanggotaan dan pengelolaan Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba (PPRA);
b. bahwa bahwa nama- nama yang tercantum dalam Surat Keputusan ini
dipandang mampu dan cakap melaksanakan tugas tersebut;
c. bahwa dalam hubungan tersebut diatas perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 23 Februari 2021
Direktur,
DIREKTUR
Ketua PPRA
Wakil Ketua
Sekretaris
Panitia Farmasi Dan Terapi Farmasi Staf Klinisi / Penulis Resep Keperawatan Laboratorium
IPCN
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada tanggal : 23 Februari 2021
Direktur,
SUSUNAN TIM
Bertanggungjawab
No Nama Jabatan dalam Tim
Kepada
Ketua
9 Rudi Abri W,Amd.,Kep Anggota
URAIAN TUGAS
TIM PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
1. Ketua TimPPRA
• Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam menetapkan kebijakan tentang pengendalian
resistensi antimikroba
• Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam menetapkan kebijakan umum dan panduan
penggunaan antibiotik di Rumah Sakit
• Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam pelaksanaan program pengendalian resistensi
antimikroba
• Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program
pengendalian resistensi antimikoba
• Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi terintegrasi
• Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik
• Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap antibiotik
• Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip pengendalian
resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara bijak, dan ketaatan terhadap pencegahan
pengendalian infeksi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan
• Mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba
• Melaporkan kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba kepada Direktur/Kepala rumah
sakit
• Melaporkan kegiatan Tim PPRA
3. Sekertaris
• Melaksanakan kegiatan administrasi dan menginventarisir program kerja Tim PPRA
• Bertanggungjawab terhadap pencatatan dan pelaporan semua kegiatan Tim PPRA
• Membuat dan mensosialisasikan Uraian TugasTim PPRA di Rumah Sakit
• Bertanggungjawab terhadap penyediaan dan penyimpanan berkas Rekam Medis
• Bertanggungjawab terhadap pelaporan internal dan eksternal.
4. Anggota
1. Panitia Farmasi Dan Terapi
a. Berperanan dalam menyusun kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik di Rumah Sakit,
b. Memantau kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan panduan di Rumah Sakit
c. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersamatim
2. IPCN
a. Standar Precaution (kewaspadaan standar)
b. Isolasi penderita
c. Penanganan unit kerja sumber mikroba resisten (source control)
d. Surveillance mikrobaresisten
e. Menyusun pedoman-pedoman terkait
3. Farmasi
a. Upaya mendorong penggunaan antibiotik secarabijakMenurunkan transmisi infeksi melalui
keterlibatan aktif dalam Komite Pencegahan dan PengendalianInfeksi.
b. Memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat tentang penyakit infeksi
dan penggunaan antibiotik yang bijak. Mengelola serta menjamin mutu dan ketersediaan antibiotik
yang tercantum dalamformularium.
c. Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata laksana pasien infeksi, melalui:
pengkajian peresepan, pengendalian dan monitoring penggunaan antibiotik, visite ke bangsal
pasien bersamatim.
d. Memberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan antibiotik yang tepat dan benar.
e. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersamatim
4. KSM / StafKlinisi
a. Menerapkan prinsip penggunaan antibiotik secara bijak dan menerapkan kewaspadaan standar.
b. Melakukan koordinasi program pengendalian resistensi antimikroba di SMF/bagian.
c. Melakukan koordinasi dalam penyusunan panduan penggunaan antibiotik di
SMF/bagian.
d. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim
5. Bidang Keperawatan
a. Menerapkan kewaspadaan standar dalam upaya mencegah penyebaran mikroba resisten.
b. Terlibat dalam cara pemberian antibiotik yangbenar.
c. Terlibat dalam pengambilan spesimen mikrobiologi secara teknik aseptik.
6. Laboratorium
Bertanggungjawab dalam pengambilan spesimen mikrobiologi secara teknik aseptik.
i
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Jl. Raya Bawang Km. 8 Banjarnegara
Telp. Pelayanan (0286) 597034, IGD (0286) 5988848, Fax. (0286) 597015
Website. rsibanjarnegara.com, Email : rsi_banjarnegara@yahoo.co.id
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM
BANJARNEGARA TENTANG PROGRAM KERJA TIM PPRA
TAHUN 2022 RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA
Kesatu : Surat Mencabut surat keputusan No 4175/SK/RSIB/XII/2021 tentang
program kerja tim PPRA tahun 2021
Kedua : Mengesahkan Surat Keputusan direktur tentang Program Kerja Tim PPRA
tahun 2022 sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini .
Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Surat Keputusan Direktur
ini dibebankan pada anggaran belanja Rumah Sakit Islam Banjarnegara
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam peraturan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Banjarnegara
Pada Tanggal : 28 April 2022
Direktur
ii
DAFTAR ISI
BAB VI Sasaran……………………………………………………... 7
iii
BAB I. PENDAHULUAN
Resistensi mikroba terhadap antimikroba (disingkat : resistensi
antimikroba,antimicrobialresistence, AMR) telahmenjadimasalahkesehatan
yang mendunia, dengan berbagai dampak merugikan dapat menurunkan mutu
pelayanan kesehatan. Muncul dan berkembangnya resistensi antimikroba
terjadi karena tekanan seleksi (selection pressure) yang sangat berhubungan
dengan penggunaan, sedangkan proses penyebaran dapat dihambat dengan
cara mengendalikan infeksisecara optimal.
Resistensi antimikroba yang dimakasud adalah resistensi terhadap
antimikroba yang efektif untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri,jamur,virus, dan parasit. Bakteri adalah penyebab infeksi terbanyak
maka penggunaan antibakteri yang dimaksud adalah penggunaan antibiotik.
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai
permasalahan global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap
antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi
dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi.Pada awalnya
resistensi terjadi di tingkat , tetapi lambat laun juga berkembang di
lingkungan masyarakat, khususnya Streptococus pneumoniae (SP),
Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli.
Melalui penggunaan antibiotik yang rasional dan bijak merupakan
salahsatuupayapeningkatanmutupelayanandalam program pencegahan
pengendalianinfeksi dan program pengendalianresistensiantimikroba.
1
BAB 11. LATAR BELAKANG
Beberapa kuman resisten antibiotik sudah banyak ditemukan di seluruh
dunia, yaitu Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),
Vancomycin-Resistant Enterococci (VRE), Penicillin-ResistantPneumococci,
Klabsiella pneumoniae yang menghasilkan Extended-Spectrum Beta-
Laktamase (ESBL), Carbapenem-Resistant Acinetobacterbaumannii dan
Multiresistant Mycobacterium tuberculosis (Guzman-Blanco et al.2000;
Stevenson et al. 2005). Kuman resisten antibiotik tersebut terjadi akibat
penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan penerapan kewaspadaan standar
(standard precaution) yang tidak benar di fasilitas pelayanan kesehatan.
Hasil penelitihan Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-
Study)terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43% Escherechia coli
resisten terhadap berbagai jenis antibiotik atara lain: ampisilin (34%),
kotrimoksazol (29%) dan klorampenikol (25%).Hasil penelitihan 781 pasien
yang di rawat di di dapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai
jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), klorampenikol
(43%), siproploksasin (22%), dan gentamisin (18%).
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Idonesia No. 40 tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, pada bagian kedua perihal Jaminan
kesehatan maka di butuhkan suatu pedoman pengobatan Antibotik sebagai
pedoman pendukung Formularium Nasional yang dapat di gunakan sebagai
acuan pada dan fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman berupa
formularium nasional untuk menjamin ketersediaan dan akses terhadap obat
serta menjamin kerasionalan penggunaan obat yang aman, bermanfaat dan
bermutu bagi masyarakat.
Maka dari itu untuk penggunaaan antibiotika secara bijak dan
peningkatan mutu seoptimal mungkin perlu adanya program pengendalian
resistensi antimikroba di secara kontinyu oleh tim PPRA dan Komite PPI
2
BAB III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan,meminimalkan,mencegah kejadian resistensi terhadap
antimikroba dan meningkatkan penggunaan antibiotik yang bijak pada
pasien di Rumah Sakit Islam Banjarnegara
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan data dasar penggunaan antibiotik pada pasien di Rumah
Sakit Islam Banjarnegara
b. Menurunkan terjadinya resistensi antimikroba di Rumah Sakit Islam
Banjarnegara
c. Mengidentifikasi secara dini kejadian luar biasa (KLB) kuman infeksi
di Rumah Sakit Indonesia
d. Terwujudnya penggunaan antibiotik secara bijak di Rumah Sakit
Islam
Banjarnegara
e. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program pengendalian
resistensi antimikroba dan program pencegahan pengendalian infeksi
di Rumah Sakit Islam Banjarnegara
f. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan di Rumah
Sakit Banjarnegara .
3
BAB IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Kegiatan Rutin
1. Rapat rutin/ koordinasi
2. Monitoring dan evaluasi Penggunaan Antibiotik
3. Visite bersama Tim PPRA
4. Pembentukan Pilot projek penerapan Antibiotik Profilaksis pada
operasi bedah
5. Revisi Buku Panduan umum Pemberian antibiotik
6. Sosialisasi Panduan umum Pemberian Antibiotik
7. Pengembangan sistem informasi antibiotik Stop Order
8. Forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
9. Pemeriksaan kultur
B. Pendidikan dan Pelatihan
1. Diklat ekternal
Workshop reviewer Antibiotik Bagi Klinisi
2. Diklat internal
Kegiatan Sosialisasi dan pelatihan Staf Tenaga Kesehatan tentang
Pengendalian Resistensi antimikroba
C. Monitoring Pelayanan Tim PPRA
D. Peningkatan Mutu
1. Pemantauan indikator mutu
2. Penyusunan indikator mutu
3. Pencatatan dan pelaporan indikator mutu
4. Analisa dan rencana tindak lanjut
5. Validasi data
6. Publikasi data
7. Supervisi mutu
4
A. KEGIATAN RUTIN
1 . Rapat Rutin
a. Melakukan rapat Tim PPRA
b. Menyiapkan sarana dan prasarana rapat
c. Menyusun laporan kegiatan rapat
2. Monitoring dan evaluasi penggunaan Antibiotik
a) Pengambilan data
b) Audit kualitatif dan kuantitatif
c) Pelaporan Hasil Audit
3. Visite Bersama Tim PPRA
a. Visite
b. Pencatatan di buku Ronde
4. Pembentukkan pilot projek penerapan antibiotik profilaksis
a) Koordinasi dengan IBS
b) Mengambil data antibiotik profilaksis
5. Revisi Buku panduan umum Pemberian Antibiotik
a. Mencari literatir penggunaan Antibiotik yang baru
b. Melakukan koordinasi dengan tim PPRA
c. Menbuat buku panduan umum Pemberian
6. Sosialisasi Buku Panduan umum pemberian Antibiotik
a) Melakukan koordinasi dengan bagian diklat
b) Melakukan sosialisasi
c) Melaporkan kegiatan sosialisasi
7.Pengembangan sistem informasi antibiotik Stop order
a. membuat daftar antibiotik stop order
b. melakukan sosialisasi antibiotik stop order
8. Forum Kajian Penyakit infeksi terintegrasi
a) Mencari data pasien yang mengalami infeksi
b) Menyiapkan ATK untuk melakukan FORKIT
c) Melaporkan hasil FORKIT
9. Pemeriksaan kultur
5
a. Permintaan kultur Dari DPJP
b. Pengambilan Spesimen kultur
c. Mengirim Spesimen kultur ke Laboratorium rujukan
d. Melaporkan hasil kultur ke DPJP
D. PENINGKATAN MUTU
1. Pemantauan indikator mutu
a. Penyusunan indikator mutu
- Menggali permasalahan
- Membuat profil indikator mutu
- Koordinasi dengan Komite PMKP untuk dimasukkan keKamus
Indikator RS
b. Pencatatan dan pelaporan indikator mutu
- Pencatatan
- Rekapitulasi dan Pelaporan melalui laporan bulanan
- Input di Aplikasi SISMADAK
6
c. Analisa dan rencana tindak lanjut
- Analisa dan RTL dilaksanakan setiap 3 bulan dengan melihat trend
capaian
- Indikator yang belum tercapai dilakukan PDSA sebagai upaya
perbaikan
d. Monev indikator mutu
- Monev Indikator mutu dilaksanakan setiap 3 bulan
- Menyusun RTL dan TL dari hasil capaian
e. Validasi data
- Koreksi log book indikator mutu
- Telaah hasil capaian mutu
- Validasi data capaian mutu
- Hasil valid sebagai dasar pelaksanaan publikasi
f. Publikasi data
- Data yang sudah divalidasi dinyatakan layak untuk dilakukan
publikasi
g. Supervisi mutu
- Supervisi dilaksanakan oleh Ketua tim PPRA kepada PICdata mutu
- Mengisi formulir supervisi
- Melaporkan kepada Komite PMKP
7
Tim PPRA
e .Revisi buku panduan umum pemberian antibiotik
Tim PPRA
f .Sosialisasi buku panduan pemberian antibiotik
Tim PPRA
g .pengembangan sistem informasi antibioyik stop order
Tim PPRA
h .Forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
Tim PPRA, DPJP, perawat,
i . pemeriksaan kultur
Tim PPRA, DPJP, analis kesehatn, perawat
2. Pendidikan dan pelatihan
Eksternal
Diklat eksternal reviewer bagi klinisi : 2 dokter
Internal
Dokter, Apoteker, perawat
3. Rekruitmen karyawan
Tidak ada rekruitmen karyawan dalam tim PPRA
4. Monitoring kegiatan tim PPRA
Tim PPRA
5. Peningkatan mutu
Tim PPRA, PMKP
6. Pengadaan barang
Tidak ada pengadaan barang dalam tim PPRA
8
1 Kegiatan rutin
a . rapat rutin
x x x x x x x x x x x x
b .monitoring dan
x x x x x x x x x x x x
evaluasi penggunaan
antibiotik
d . pembentukan pilot
x
projek penerapan
antibiotik pada operasi
Bersih
f .soaialisasi panduan
x
penggunaan antibiotik
g pengembangan
x x x x x x x x x x x x
sistem informasi
antibiotik stop order
H Forum kajian
x
penyakit infeksi
terintegrasi
I. Pemeriksaan kultur
x x x x x x x x x x x x
9
B.Diklat internal
Kegiatan sosialisasi dan
pelatihan staf tenaga x x x
kesehatan tentang
pengendalian resistensi
antimikroba
Rekrutmen karyawan
3
Monitoring pelayanan
4.
tim PPRA
Peningkatan mutu
5.
Pengadaan Barang
6.
11
Lampiran 1 : rencana pelaksanaan kegiatan
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN( RPK) TIM PPRA TAHUN 2022
N KEGIATAN(TIME,PLAC CARA PIC ANGGARAN MEKANISME,
O E, EVALUASI
OCCASION)
1 Kegiatan rutin
rapat rutin A.Membuat Ketua 5000x8 :40.000 1.Evaluasi dolakukan
T: tgl 15 undangan tim oleh direktur
P:ruang rapat B.Menyiapkan sarana PPRA 2.Melaporkan ke
O :review hasil audit prasarana rapat urusan PEP
kualitatif, kuantitatif C.Membuat laporan 3.Melaporkan ke tim
hasil rapat(DKP) akreditasi
2 monitoring penggunaan A.Membuat Ketua 1.Evaluasi dolakukan
antibiotik undangan tim oleh direktur
T:tgl 15 B.Menyiapkan sarana PPRA 2.Melaporkan ke
P: ruang rapat prasarana rapat urusan PEP
O: review audit kualitatif C.Membuat laporan 3.Melaporkan ke tim
dan kuantitataif hasil rapat(DKP) akreditasi
3 visite bersama tim PPRA 1. Menyiapkan Ketua 1.Evaluasi dolakukan
A.T:tgl 20 buku ronde tim oleh direktur
B.P: ruang pelayanan 2. Melaporkan PPRA 2.Melaporkan ke
C. O:mengisi buku ronde hasil visite urusan PEP
3.Melaporkan ke tim
akreditasi
4.Pembentukan pilot A.Membuat Ketua 1.Evaluasi dolakukan
projek penerapan antibiotik undangan tim oleh direktur
profilaksis pada operasi B.Menyiapkan sarana PPRA 2.Melaporkan ke
bersih prasarana rapat urusan PEP
A.T:tgl 15 C.Membuat laporan 3.Melaporkan ke tim
B.P:ruang rapat hasil rapat(DKP) akreditasi
O.Memisahkan antibiotik
profilaksis dan terapi
5.Revisi buku panduan A.Membuat Ketua 1.Evaluasi dolakukan
umum pemberian undangan tim oleh direktur
antibiotik B.Menyiapkan sarana PPRA 2.Melaporkan ke
A.T:tgl15 prasarana rapat urusan PEP
B.P:ruang rapat C.Membuat laporan 3.Melaporkan ke tim
C.O: merevisi panduan hasil rapat(DKP) akreditasi
12
penggunaan antibiotik
6.Sosialisasi buku panduan A.Membuat Ketua 1.Evaluasi dolakukan
umum pemberian undangan tim oleh direktur
antibiotik B.Menyiapkan sarana PPRA 2.Melaporkan ke
A.T:tgl 15 prasarana rapat urusan PEP
B.P:ruang rapat C.Membuat laporan 3.Melaporkan ke tim
C.O:sosialisasi panduan hasil rapat(DKP) akreditasi
7. Pengembangan sistem A.Membuat Ketua 1.Evaluasi dolakukan
informasi antibiotik stop undangan tim oleh direktur
order B.Menyiapkan sarana PPRA 2.Melaporkan ke
A. T:tgl 15 prasarana rapat urusan PEP
B. P: ruang rapat C.Membuat laporan 3.Melaporkan ke tim
C. C.O:membuat sistem hasil rapat(DKP) akreditasi
antibiotik stop order
8. Forum kajian A.Membuat Ketua 1.Evaluasi dolakukan
penyakit infeksi undangan tim oleh direktur
terintegrasi B.Menyiapkan sarana PPRA 2.Melaporkan ke
A. T: tgl 20 juni prasarana rapat urusan PEP
B. P:aula lantai 2 C.Membuat laporan 3.Melaporkan ke tim
C. O: membahas hasil rapat(DKP) akreditasi
kasus infeksi yang sulit
antar disiplin ilmu
9. Pemeriksaan Kultur 1. Mencatat di buku Ketua 1.Evaluasi dolakukan
A. T: 1-30 atau ketika ronde tim oleh direktur
ada permintaan 2. Mendokumentasik PPRA 2.Melaporkan ke
B. P: laboratorium an hasil kultur urusan PEP
C. O: mengambil 3.Melaporkan ke tim
spesimen dan akreditasi
mengirim spesimen
13
Lampiran 1 : Matriks Kegiatan tim Pengendalian resistensi Antimikroba 2022
Jumlah
NO Rincian Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Durasi Peserta Perkiraan Anggran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A Kegiatan Rutin
1 Rapat Rutin/ koordinasi x x x x x x x x x x x x 90 11 @3.000x 11= 33.000
2 Monitoring dan evaluasi penggunaan antibiotik x x x x x x x x x x x x
3 Visite bersama tim PPRA x x x x x x x x x x x x
14
Workshop Reviewer Antibiotik Bagi Klinisi x 1 orang x 5000.000= 5000.000
C Rekrutmen Karyawan
D Monitoring pelayanan Tim PPRA x x x x x x x x x x x x
E Peningkatan mutu
1. pemantauan indikator mutu
a. penyususnan indikator mutu x
b.pencatatan dan pelaporan indikator mutu x x x x x x x x x x x x
c.analisis dan rencana tidak lanjut x x x x
d.monev indikator mutu x x x x
e.validasi data x x x x
f.publikasi data x x x x
g.supervisi mutu x x x x x x x x x x x x
2.manajemen resiko
a.penyusunan risk register x
b.monitoring risk register x x x x x x x x x x x x
3.pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien/ keselamatan
kerja x x x x x x x x x x x x
Banjarnegara, April 2022
Ketua Tim PPRA
15