Anda di halaman 1dari 2

BIOGRAFI PRIBADI

Tri Athana Desy Fatmawati seorang siswi kelas X dari SMA Negeri 8 Purworejo,
lahir pada tanggal 20 Desember 2007 di Purworejo. Nama panggilannya yaitu Triathana atau
kerap dipanggil Athana. Seperti namanya, ia merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

Pendidikannya dimulai saat ia berusia 4 tahun di TK Wolojurutengah, Desa


Nambangan. Sebenarnya saat itu belum diperbolehkan masuk TK jika masih berusia 4 tahun,
karena usia normalnya adalah 5 tahun. Tetapi karena saat masih kecil ia sudah pandai
berbicara dan berpikir, oleh orang tuanya tahun kelahiran yang semula 2007 diubah menjadi
2006.

Setelah dua tahun di TK ia melanjutkan pendidikan sekolah dasarnya di SD Negeri


Wolojurutengah. Saat kelas 5 SD, tepatnya Maret 2017 ia mengikuti lomba Pesta Siaga dua
kali di tingkat Kecamatan, yang pertama yaitu di Lapangan Ketawang, dan yang kedua di
Kecamatan Kemiri. Kala itu sekolahnya mendapat peringkat 2 dengan menampilkan Tari
Maumere. Pada bulan Desember 2017 ia telah melaksanakan Khotaman Al-Qur’an Binnadlor
di masjid desanya yaitu Masjid Jami’ Darussalam, dengan prestasi baik.

Pada saat kelulusan SD ia memperoleh peringkat pertama di ujian nasional dengan


nilai matematika tertinggi di kelasnya, saat itu ia tidak menyangka akan memperoleh
peringkat pertama, karena biasanya ia hanya berada di peringkat 10 besar jika ujian semester.

Setelah lulus, Athana melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 10 Purworejo, sekolah


yang sedari dulu ia pikirkan ketika akan lulus SD. Di sana ia memulai kehidupan baru dengan
perubahan baru, Ia mulai tertarik pada bidang kepalangmerahan, dan mengambil
ekstrakurikulier PMR di sekolahnya. Ia juga mengikuti kegiatan Konselor Sebaya, dari
kegiatan itu ia mendapat banyak pembelajaran mengenai remaja sebaya, dari mulai bahaya
merokok, bahaya seks bebas juga bahaya melanggar lalu lintas. Kegiatan Konselor Sebaya
tersebut menumbuhkan kesadaran untuknya atas pentingnya menjaga diri dari hal-hal yang
negatif, setiap pertemuan dalam kegiatan tersebut juga menurutnya sangat disiplin dan
memerlukan fisik yang kuat, karena harus panas-panasan di lapangan pada siang hari.

Saat kelas VII ia juga sering mendapatkan peringkat 3 besar, dan dalam dua semester
peringkatnya menetap di 3 besar itu, saat semester dua ia mendapat peringkat satu bersama
kedua temannya yang juga peringkatnya selalu diatas atau dibawahnya. Di kelas VIII dan IX
ia juga selalu berada di kelas terfavorit di sekolah itu, yaitu kelas yang isinya rata-rata orang
yang pintar dalam hal akademik. Berada di kelas favorit membuatnya senang dan menjadi
kebanggaan tersendiri, namun ia juga harus siap mental dalam bersaing untuk memperoleh
peringkat, tak jarang juga peringkatnya naik turun.
Setelah melewati 3 tahun di SMP ia melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya yaitu
SMA. Ia sudah memiliki keinginan untuk sekolah di SMA pilihannya, namun ia gagal untuk
mewujudkan keinginan tersebut, tetapi ia tetap melanjutkan sekolahnya yaitu di SMA Negeri
8 Purworejo. Awalnya ia kecewa karena tidak diterima di sekolah impiannya, tetapi setelah
melewati beberapa bulan di sekolah itu, ia mendengar dari salah seorang guru bahwa “tidak
ada sekolah manapun yang bisa menjamin keberhasilanmu kalau bukan kamu sendiri”, dari
perkataan itu, ia menyadari bahwa tidak ada gunanya putus asa hanya karena kegagalan
sesaat, ia harus bisa memulai sesuatu yang baru. Setelah melewati kesekian hari di sekolah
itu, ia mulai menyukai banyak hal mengenai sekolah tersebut.

Di sekolahnya ini, ia melanjutkan bidang yang ia tekuni dari SMP yaitu


kepalangmerahan PMR Wira Smandela. Ia juga mengikuti organisasi keagamaan yaitu
Rohani Islam Rosmandela, di dalam organisasi Rohis ia berharap agar dirinya dapat lebih
dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa juga memperdalam dan memperkuat ajaran agama islam
yang ia anut.

Anda mungkin juga menyukai