Munifah Abdat
Abstrak
Angka kejadian karies gigi pada anak terus meningkat. Timbulnya karies anak dipengaruhi oleh
pengetahuan ibu dalam merawat kesehatan gigi. Peran gigi sulung adalah sebagai penunjuk jalan bagi
pertumbuhan gigi permanen penggantinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap ibu tentang kesehatan gigi dan mulut anaknya serta kemauan melakukan
perawatan. Subyek penelitiannya adalah ibu dari murid SD kelas satu Banda Aceh yang terdapat
karies gigi pada anaknya, menggunakan Total Sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 64%
subyek berpendidikan sarjana dan paska sarjana, namun pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan
mulut anaknya dengan kategori kurang sebesar 35,5% dan sikap ibu serta kemauan untuk melakukan
perawatan didapatkan dengan kategori kurang sebesar 58,1%. Ketika anak mengeluhkan sakit gigi
hanya 64% ibu yang merawatkan anaknya ke dokter gigi, 6% ibu justru membiarkan, 6% ibu
meningkatkan konsumsi susu dan 24% ibu membawa ke dokter umum untuk diberikan antibiotik.
Disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap ibu mengenai kondisi gigi sulung anaknya belum baik,
kemauan untuk melakukan perawatan gigi anaknya juga belum ada dibuktikan frekuensi ke dokter
gigi hanya ketika anaknya mengeluh sakit gigi.
Kata Kunci: Ibu dan gigi sulung anak, perawatan
Abstract
Prevalence of dental caries in children continues to increase. Incidence of childhood caries is
influenced by the mother's knowledge in taking care of dental health. The role of deciduous teeth is as
guide for the eruption of permanent teeth successor. Aims of study to determine the knowledge and
attitude of mother about children’s primery teeth and the willingness for treatment. The subject of
study was the mothers of a primary school student of Banda Aceh who had dental caries in her child,
using Total Sampling. Based on the results of study, 64% of undergraduate and postgraduate subjects
were educated, but the mother's knowledge about dental and mouth hygiene was less category 35.5%,
mother's attitude and willingness to care was less category 58,1%. When a child complains of
toothache only 64% of mothers takes care their children to the dentist, 6% of mothers just leave alone,
6% of mothers increase milk consumption and 24% of mothers take general doctor for antibiotics. It
was concluded that mother's knowledge and attitude about her child's primery teeth is not good, the
willingness to do dental care of her child also has not been proven frequency to dentist only when her
child complained of toothache.
Keywords: mother and children’s primery teeth, treatment
18
Cakradonya Dent J; 10(1): 18-26
19
Cakradonya Dent J; 10(1): 18-26
data sampel atau populasi. Analisa deskriptif 4 Frekuensi anak menyikat gigi
dalam sehari.
dilakukan dengan menggunakan bantuan a. 1 kali sehari 15 33 45%
aplikasi Microsoft Excel versi 2010, data akan b. 2 kali sehari 18 55%
ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi c. 1 kali sehari tetapi jarang 0 0%
5 Saat menyikat gigi anak
frekuensi dilengkapi dengan persentase dan didampingi oleh orang tua.
diagram. a. Ya 24 33 73%
b. Tidak 9 27%
6 Gigi anak mudah berlubang.
HASIL a. Ya 27 33 82%
Berdasarkan analisa data didapatkan b. Tidak 6 18%
perbedaan pengetahuan tiap-tiap subjek 7 Frekuensi kunjungan ibu
dokter gigi.
penelitian, menunjukkan sebesar 3 orang ibu a. Tidak pernah 5 15%
saja (9%) dari seluruh subjek memiliki tingkat 33
b. 6 bulan sekali 6 18%
pengetahuan yang baik, 20 orang ibu (61%) c. 1 tahun sekali 5 15%
d. Hanya ketika sakit 17 52%
memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan 8 Frekuensi anak mengunjungi
10 orang ibu (30%) memiliki tingkat dokter gigi.
pengetahuan yang kurang (tabel 1). a. Tidak pernah 5 15%
33
b. 6 bulan sekali 7 21%
c. 1 tahun sekali 5 15%
Tabel 1. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu d. Hanya ketika sakit 16 49%
Mengenai Kondisi Gigi Sulung Anak Pada Murid 9 Hal yang dilakukan saat anak
mengeluhkan sakit gigi.
SD IT Al-Azhar Banda Aceh. a. Konsultasi ke dokter
Tingkat umum dan memberikan 8 24%
Persentase
Pengetahuan dan Jumlah antibiotik
(%) b. Meningkatkan konsumsi 2 6%
Sikap Ibu
susu 33
Baik 3 orang 9% c. Membiarkan saja hingga 2 6%
sakit reda
Cukup 20 orang 61% d. Mengunjungi dokter gigi 21 64%
e. Gigi susu akan 0 0%
Kurang 10 orang 30% digantikan dengan gigi
permanen, jadi tidak
dibutuhkan perawatan
Total 33 orang 100 10 Kunjungan pertama anak ke
dokter gigi.
a. Usia 6-12 bulan 1 3%
Selanjutnya terdapat beberapa kriteria dalam b. Usia 3 tahun 14 33 42%
penentuan pengetahuan, sikap dan kemauan ibu c. Usia 6 tahun 15 46%
dalam melakukan perawatan pada gigi sulung d. Setelah gigi permanen 3 9%
anaknya sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2. tumbuh
11 Makanan yang diberikan pada
anak berpengaruh terhadap
Tabel 2. Distribusi Kriteria Pengetahuan Dan Sikap terjadinya lubang gigi.
Ibu Mengenai Kondisi Gigi Sulung Anak Pada a. Ya 28 33 85%
Murid SD IT Al-Azhar Banda Aceh. b. Tidak 5 15%
No Kriteria Jumlah Total % 12 Kebiasaan menghisap jempol
bernafas menggunakan mulut,
1 Usia anak saat tumbuh gigi
atau mendorong lidah dapat
pertamanya.
mempengaruhi pertumbuhan 33
a. Saat baru lahir 0 33 0%
gigi.
b. Sekitar usia 6 bulan 1 3%
a. Ya 23 70%
c. Setelah usia 1 tahun 32 97%
b. Tidak 10 30%
2 Usia anak saat gigi susu
pertama kalinya tanggal.
a. Usia 3-5 tahun 6 33 18% Untuk kriteria pengetahuan dan sikap
b. Usia 5-7 tahun 17 52%
c. Usia 10-12 tahun 10 30%
ibu mengenai gigi sulung anak, salah satunya
3 Frekuensi ibu menyikat gigi dilihat dari pengetahuan ibu mengenai usia
dalam sehari. anak saat tumbuh gigi pertama, ibu menjawab
a. 1 kali sehari 3 33 9%
b. 2 kali sehari 30 91%
setelah usia 1 tahun sebanyak 32 orang (97%)
c. 1 kali sehari tetapi jarang 0 0% dan sekitar usia 6 bulan hanya 1 orang (3%).
20
Cakradonya Dent J; 10(1): 18-26
2 kali sehari
Sekitar usia 6
97%
bulan
Setelah usia 1 1 hari sekali
tahun tetapi jarang
Gambar 1. Pie Chart 1 Gambar 4. Pie Chart 4
21
Cakradonya Dent J; 10(1): 18-26
Pengetahuan dan sikap ibu mengenai hingga reda, dan 64% ibu membawa anak
kondisi gigi sulung anak pada murid SD IT Al- mengunjungi dokter gigi. (Gambar 9.)
Azhar Banda Aceh dilihat dari frekuensi Hal yang dilakukan saat
kunjungan ibu ke dokter gigi, dari 33 subjek
15% ibu menjawab tidak pernah kedokter gigi, anak mengeluhkan sakit
18% ibu mengunjungi doker gigi setiap 6 gigi
bulan sekali, 15% ibu mengunjungi dokter gigi ke dokter umum dan
setahun sekali, dan 52% ibu mengunjungi memberikan
dokter gigi hanya ketika giginya sakit. antibiotik
(Gambar 7.) Sedangkan untuk frekuensi meningkatkan
kunjungan anak ke dokter gigi, 15% anak tidak konsumsi susu
pernah ke dokter gigi, 21% anak mengunjungi
membiarkan hingga
dokter gigi 6 bulan sekali, 15% anak
sakit reda
mengunjungi dokter gigi 1 tahun sekali, dan
49% anak mengunjungi dokter gigi ketika
mengunjungi dokter
giginya sakit. (Gambar 8.)
gigi
22
Cakradonya Dent J; 10(1): 18-26
Sikap Ibu
terjadinya lubang gigi
10 kurang
5 cukup
0 baik
menengah tinggi
Pendidikan Ibu
Gambar 11. Pie Chart 11 Gambar 14. Diagram Batang Pendidikan
Terhadap Sikap.
Pengetahuan dan sikap subjek penelitian
mengenai kondisi gigi sulung anak pada murid Hasil penelitian menunjukkan hubungan
SD IT Al-Azhar Banda Aceh dilihat dari antara pendidikan subjek dengan sikap subjek
pengetahuan tentang kebiasaan menghisap yang berkebalikan, bahwa subjek penelitian
jempol, bernafas menggunakan mulut, atau yang pendidikannya tinggi kebanyakan
mendorong lidah dapat mempengaruhi termasuk dalam kategori bersikap kurang yaitu
pertumbuhan gigi anak, dari 33 subjek sebanyak 18 subjek (58,1%) dan 5 subjek saja
penelitian yang menjawab ya ada 23 orang (16,1%) yang sikapnya terhadap kesehatan
atau sebesar 70%, dan ibu yang menjawab gigi anaknya berkategori baik. (Gambar 14.)
tidak 10 orang atau sebesar 30%. (Gambar 12.)
PEMBAHASAN
Kebiasaan menghisap jempol, Penelitian telah dilaksanakan pada
bernafas menggunakan mulut, tanggal 4 November 2017 dengan memberikan
atau mendorong lidah, dapat kuisioner kepada ibu dari murid kelas I SD IT
mempengaruhi pertumbuhan gigi Al-Azhar Banda Aceh. Diperoleh jumlah
subjek penelitian sebanyak 33 orang, 9 orang
diantaranya (3%) dari total subjek memiliki
tingkat pengetahuan baik, 20 orang subjek atau
61% memiliki tingkat pengetahuan cukup dan
10 orang subjek atau 30% memiliki tingkat
Gambar 12. Pie Chart 12 pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan subjek mengenai
20 kesehatan gigi sulung anak pada ibu murid
Pengetahuan Ibu
23
Cakradonya Dent J; 10(1): 18-26
banyak orang tua yang beranggapan bahwa tumbuh, tetapi karena disebabkan oleh gigi
gigi sulung hanya sementara dan akan sulung karies berpengaruh terhadap
digantikan oleh gigi permanen, sehingga perkembangan oklusi dan penutupan ruang
kerusakan pada gigi sulung dianggap bukanlah sehingga dapat menyebabkan gigi berjejal.7,8
suatu masalah.5 Gigi sulung merupakan penunjuk jalan
Tingkat pendidikan ibu tidak terlalu bagi erupsi atau tumbuhnya gigi tetap
berhubungan kuat pada penelitian ini, penggantinya, sehingga bila gigi sulung sudah
dikarenakan di zaman modern ini informasi dicabut sebelum waktunya maka dapat
yang didapatkan tidak hanya melalui memperlambat tumbuhnya gigi tetap. Gigi
pendidikan formal, namun bisa didapatkan berjejal dapat terjadi karena pertumbuhan gigi
melalui media elektronik, media cetak dan geligi akan diikuti dengan terjadinya
bahkan media sosial yang saat ini telah sangat penambahan ukuran lebar lengkung rahang
berkembang. Informasi mengenai kesehatan dan juga ketidakseimbangan antara lengkung
gigi yang disampaikan oleh iklan pasta gigi rahang dengan ukuran gigi tetap.8
atau sikat gigi, maupun iklan layanan Kebanyakan dari ibu (91%) menyikat
masyarakat tentang pemeliharaan gigi gigi dua kali sehari, namun hanya 55% anak
merupakan salah satu sumber informasi dari 91% ibu yang menyikat gigi dua kali
tentang kesehatan gigi anak yang diterima ibu. sehari. Hal ini diduga karena ibu kurang
Informasi yang diterima tersebut secara tidak berperan aktif terhadap oral hygiene anak,
sadar dapat meningkatkan pengetahuan ibu serta kesehatan gigi anak belum menjadi
tentang kesehatan gigi anak.11 Pada penelitian prioritas utama disebabkan kurangnya
yang telah dilakukan, hampir semua ibu (97%) sosialisasi juga pemahaman tentang betapa
dari total subjek tidak mengetahui usia erupsi pentingnya menjaga kesehatan gigi anak yang
gigi sulung pertama dan hanya 52% ibu sangat berpengaruh pada masa pertumbuhan
mengetahui kapan usia pertama kali gigi susu dan perkembangan anak. Anak yang
tanggal. Hal ini menunjukkan bahwa mempunyai kebiasaan menyikat gigi yang baik
kepedulian ibu terhadap usia tumbuh gigi dipengaruhi peran orang tua. Peranan orangtua
pertama anak dan juga usia tanggal sangat hendaknya ditingkatkan dalam membiasakan
rendah, padahal orang tua (ibu) dan anak menyikat gigi anak secara teratur guna
merupakan satu kesatuan ikatan dimana ibu menghindarkan kerusakan gigi anak Untuk
merupakan anggota tim kesehatan yang baik mendapatkan hasil yang optimal harus
untuk melakukan pengawasan kesehatan.6 Hal diperhatikan frekuensi penyikatan gigi.
ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan Frekuensi menyikat gigi yang baik adalah dua
oleh Manohar yang mengatakan bahwa hampir kali sehari, pagi 30 menit setelah sarapan pagi
semua orang tua tidak mengetahui dengan dan malam hari sebelum tidur.9
benar kapan gigi anak pertama kali erupsi.7 Kunjungan orang tua dengan membawa
Gigi sulung adalah gigi yang tumbuh anaknya ke dokter gigi juga berdampak positif
pada masa kanak-kanak. Keberadaan gigi terhadap pengenalan awal anak beserta fungsi
sulung dalam rongga mulut merupakan faktor kontrol guna mengetahui perkembangan
penting dalam menjaga integritas lengkung kesehatan gigi dan mulut anaknya.10 Hasil
rahang selama perkembangan benih gigi tetap. penelitian ini menunjukkan hanya sekitar 18%
Fungsi gigi sulung didalam rongga mulut ibu yang mengunjungi dokter gigi 6 bulan
antara lain sebagai organ pengunyahan yang sekali dan hanya 21% ibu yang membawa
berperan penting dalam sistem pencernaan anaknya mengunjungi dokter gigi secara
untuk menunjang nutrisi terhadap tumbuh berkala, 49% ibu lainnya hanya mengunjungi
kembang anak. Selain itu fungsinya juga dan membawa anaknya ke dokter gigi pada
menjaga estetik, fungsi bicara, penyedia ruang saat telah timbulnya rasa sakit. Kondisi ini
untuk gigi permanen dan sebagai penuntun dapat disebabkan oleh orang tua yang enggan
gigi permanen yang akan erupsi. Secara mengeluarkan biaya untuk perawatan gigi
langsung gigi sulung turut berperan anaknya. Hanya 64% dari total subjek
merangsang pertumbuhan dan perkembangan membawa anaknya ke dokter gigi saat anak
rahang. Pada masa anak-anak perlu mengeluhkan sakit gigi, terdapat opini negatif
diperhatikan waktu tanggalnya gigi sulung dan dari 6 % subjek yang justru meningkatkan
waktu erupsi gigi tetap. Secara alami gigi konsumsi susu jika anak mengeluhkan sakit
sulung akan tanggal sebelum gigi tetap gigi. Walaupun susu mengandung banyak
24
Cakradonya Dent J; 10(1): 18-26
sekali nutrisi, susu juga mengandung glukosa pengetahuan ibu selaku orang tua yang paling
yang dapat melekat pada gigi, mengkonsumsi terdekat dengan anak.7 Selain pengetahuan,
susu pada malam hari saat laju alir saliva yang berpengaruh terhadap kesehatan gigi
lambat mengakibatkan susu yang melekat pada anak yaitu sikap dan kesadaran orangtua.
permukaan gigi tidak dibersihkan oleh saliva Inisiatif orang tua merupakan hal penting
dan melekat pada gigi dalam waktu yang lama dalam upaya kesehatan gigi anak. Inisiatif
dan menyebankan terjadinya karies.7 orang tua dalam hal ini berperan penting guna
Sikap dan pengetahuan ibu yang kurang upaya pencegahan penyakit gigi pada anak
juga terlihat dari hanya sekitar 3% yang juga sebagai promotif terhadap masalah
mengetahui usia 6-12 bulan merupakan usia kesehatan gigi yang ada.11
yang tepat anak pertama kali mengunjungi
dokter gigi, selebihnya menganggap usia 6 KESIMPULAN DAN SARAN
tahun merupakan usia pertama kali ke dokter Berdasarkan hasil penelitian yang telah
gigi dikarenakan gigi pada masa tersebut mulai dilakukan dapat disimpulkan bahwa
goyang dan ibu membawanya ke dokter gigi pengetahuan dan sikap ibu mengenai kondisi
untuk mencabutnya, tidak adanya upaya gigi sulung anaknya adalah masih belum bisa
preventif dari ibu untuk menanggulangi dikatakan baik. Meskipun pendidikan rata-rata
masalah gigi sejak usia dini. Seharusnya yang ibu tergolong cukup baik tetapi tidak
dilakukan oleh ibu adalah segera mengunjungi menunjang pengetahuan dan sikap ibu dalam
dokter gigi dan mengkonsultasikan mengenai menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya.
gigi anak saat gigi pertama anak erupsi hingga Kebanyakan ibu tidak mengetahui usia tumbuh
usia 1 tahun, hal ini dilakukan untuk dan tanggal gigi anaknya. Rata-rata ibu juga
mengantisipasi dan mendapatkan pelajaran tidak memperhatikan frekuensi anak dalam
mengenai perkembangan gigi dan mulut, status menyikat gigi. Ibu juga akan berkunjung ke
fluoride, instruksi mengenai kesehatan rongga dokter gigi hanya ketika gigi anaknya sakit.
mulut, dan pengaruh diet pada gigi geligi yang Sikap dan perilaku ibu dalam pemeliharaan
merupakan komponen yang sangat penting kesehatan gigi memberikan pengaruh yang
pada kunjungan awal.7 signifikan terhadap kesehatan gigi dan mulut
Ibu selaku orang terdekat anak anaknya agar anak terbebas dari permasalahan
sebaiknya mensupervisi serta memandu anak gigi seperti karies dan persistensi yang dapat
saat menyikat gigi. Hal ini dikarenakan oleh menyebabkan pengaruh dalam pertumbuhan
kurangnya pemahaman dan keterampilan anak gigi permanen anak.
dalam menyikat gigi, sehingga membiarkan Dengan pengetahuan dan sikap ibu yang
anak menyikat gigi sendirian adalah cara yang belum terlalu peduli dengan kondisi gigi
tidak efektif.6 Pada penelitian ini, 73% ibu sulung anaknya pada penelitian ini maka perlu
menemani sang anak saat menyikat gigi. 82% dilakukan pemberian edukasi dan informasi
ibu mengetahui gigi anak mudah berlubang, secara intensif kepada ibu-ibu mengenai
kebanyakan ibu atau 85% dari total subjek kondisi gigi anak sejak dini oleh petugas
setuju bahwa pola makan berperan terhadap kesehatan puskesmas dan ada keterlibatan
terjadinya lubang gigi dan 70% ibu kebiasaan dokter gigi swasta.
buruk mempengaruhi pertumbuhan gigi. Hal
ini menunjukkan sebagian besar ibu memiliki DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan yang cukup mengenai pentingnya
gigi sulung anak walaupun nantinya akan 1. Oki N, Eram TP, Bambang W. 2012.
digantikan dengan gigi permanen. Perbandingan Media Power Point
Dari hasil ini terlihat jelas bahwa tingkat Dengan Flip Chart Dalam Meningkatkan
pengetahuan ibu perlu ditingkatkan lagi terkait Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut.
periode pergantian gigi anak dan kesehatan Unnes Journal Of Public Health. 1(1).
gigi dan mulut. Tingkat pengetahuan ibu Hal. 1-5.
dalam penelitian ini bisa berasal dari informasi 2. Norfai, Rahman E. Hubungan
yang didapatkan oleh ibu seputar kesehatan Pengetahuan Dan Kebiasaan Menggosok
gigi dan mulut bukan hanya didapatkan dalam Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Di
pendidikan formal, melainkan informasi dari Sdi Darul Mu’minin Kota Banjarmasin
penyuluhan, media elektronik, media cetak Tahun 2017. Dinamika Kesehatan. 2017.
dan media sosial bisa saja meningkatkan 1(8)
25
Cakradonya Dent J; 10(1): 18-26
26