Anda di halaman 1dari 5

RESUME JURNAL

Desriyanti, Lidya (2017) Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Wayang Kulit di


Amerika Serikat

Kelompok : 6
Anggota :
1. Ahmat Faris (NIM : 11231130000033)
2. Dira Natasya (NIM : 11231130000057)
3. Mufti Maulani Subha Annura (NIM : 11231130000063)
4. Natasya Angelina (NIM : 11231130000041)

DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA MELALUI WAYANG KULIT DI AMERIKA


SERIKAT

Penelitian ini merupakan studi kajian diplomasi yang membahas mengenai diplomasi budaya
Indonesia melalui Wayang Kulit di Amerika Serikat. Diplomasi budaya yang dilakukan Indonesia di
Amerika Serikat adalah Wayang Kulit, Wayang Kulit adalah pertunjukan drama dengan boneka dari
kulit. Kulit itu dibentuk menjadi karakter perWayangan. Jadi bentuknya bukan boneka seperti di
puppet show biasa, tapi bentuknya pipih dan tipis karena dari kulit hewan, bentuknya unik khas
Indonesia. Pertunjukan Wayang Kulit bisa dikatakan sebagai kesenian tradisional yang paripurna
karena didalamnya terkandung seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis,
seni pahat, dan juga seni perlambang.1

Diplomasi Wayang Kulit merupakan salah satu langkah untuk memperkenalkan budaya indonesia di
Amerika Serikat. Di berbagai negara, gaung Wayang semakin besar, peminatnya kian bertambah
banyak. Di Amerika Serikat, pemilik Wayang dan gamelan saat ini mencapai lebih dari 150 orang.
Di negara-negara Asia Pasifik, terdapat banyak yang mengoleksi Wayang di pusat-pusat
kebudayaan. Negara tetangga Malaysia bahkan membeli banyak Wayang dan gamelan untuk dibagi
kesekolah-sekolah. Sebagai karya seni, Wayang memang objek yang istimewa. Diplomasi Wayang
Kulit ini berfungsi mengedukasi dengan gaya tutur serta keunikannya. Karena itu, nilai-nilai
keindahan dan pesan moral yang disampaikannya kepada masyarakat lebih efektif.

Jero Wacik (dalam Lidya Desriyanti, 2017: 2) mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia telah
diakui UNESCO dengan meraih sertifikat Wayang sebagai warisan adiknya budaya lisan atau
bersifat non-bendawi dalam peradaban manusia (The Masterpiaces of Oral and Intangibel Heritage
of Humanity) milik bangsa-bangsa. Dengan ditetapkan Wayang Kulit oleh UNESCO sebagai
warisan budaya Indonesia, maka sudah menjadi tanggung jawab Indonesia untuk memperkenalkan
Wayang Kulit kenegara lain salah satunya Amerika Serikat.

1
“Pengertian Wayang Kulit, Sejarah dan Perkembangannya,” Pelayanan Publik Id (April
2020)
DIPLOMASI INDONESIA DALAM MEMPROMOSIKAN WAYANG KULIT SEBAGAI
WARISAN BUDAYA INDONESIA

Tidak hanya pemerintah, namun seluruh aktor, lembaga swasta, pengrajin, media dan masyarakat
Indonesia pada umumnya turut berperan aktif dalam partisipasi mempromosikan Wayang Kulit
sebagai bentuk pembuktian mengglobalnya kebudayaan Indonesia sehingga bisa menarik atensi
warga Amerika Serikat.2 Cara berdiplomasinya sendiri dengan menggunakan soft diplomacy yaitu
melalui masuk melaui cara yang ramah atau non-fisik.

Milton Cummings (dalam Lidya Desriyanti, 2017: 7) mengatakan bahwa Diplomasi Budaya adalah
sebuah pertukaran ide, informasi, nilai, sistem, tradisi, kepercayaan dan aspek budaya lainnya,
dengan semangat pengertian bersama dan saling menghargai antar sesama. Mempromosikan budaya
Indonesia sendiri sudah seharusnya menjadi prioritas pemerintah, dengan mengimplementasikannya
melalui diplomasi budaya terhadap Amerika Serikat merupakan salah satu langkah bijak yang
diambil oleh pemerintah serta wajib dimasukkan ke dalam agenda terencana perdiplomasian
Indonesia terhadap negara lain.

J.W Fullbright (dalam Lidya Desriyanti, 2017: 7) mengutarakan bahwa bentuk dunia, satu generasi
sesudah ini akan lebih dipengaruhi oleh seberapa baik kita mengkomunikasikan nilai-nilai
masyarakat kita kepada negara lain. Masalah besar tentang bagaimana aspirasi umat manusia bisa
dipenuhi sebaik-baiknya di pikiran manusia, tidak di medan tempur atau di meja konferensi.

SEJARAH WAYANG KULIT INDONESIA

Wayang Kulit menjadi salah satu kesenian tradisional yang lahir, tumbuh dan berkembang sampai
saat ini, terutama di wilayah Jawa, kesenian Wayang Kulit mudah dijumpai pada acara tertentu
seperti pernikahan maupun acara tahunan di suatu desa. Jika dilihat lebih dalam, Wayang Kulit
dipercayai sebagai media permenungan menuju roh spiritual para dewa. Gifari Yuristiadhi (dalam
Lidya Desriyanti, 2017 : 5) menjelaskan bahwa Istilah Wayang sendiri berasal dari kata ‘Ma Hyang’
yang memiliki arti menuju spiritual Sang Kuasa. Namun ada juga yang mengartikan jika istilah
Wayang berasal dari teknik pertunjukan yang mengandalkan bayangan pada layar yang digunakan.

Dalam proses pementasannya sendiri, pagelaran Wayang Kulit akan dimainkan oleh seorang yang
biasa disebut sebagai dalang. Pementasan seni Wayang tidak akan lengkap jika tidak diiringi oleh
gamelan. Mereka yang memainkan gamelan juga bisa disebut dengan nayaga. Selain itu dalam
pagelaran Wayang juga ada yang namanya sinden, dimana nantinya sinden akan menyanyikan
beberapa lagu dalam pagelaran Wayang Kulit yang juga akan diiringi oleh alunan musik gamelan.3

2
Lidya Desriyanti, "Diplomasi Budaya Indonesia melalui Wayang Kulit di Amerika Serikat," JOM
FISIP, 2 Oktober 2017, 6.
3
Arum Rifda, “Sejarah Wayang Kulit di Indonesia, Harus Terus Dilestarikan,” Gramedia Blog, 17
Juli 2022, bag. 2.
SENI PERTUNJUKAN WAYANG KULIT INDONESIA TERHADAP AMERIKA SERIKAT

Seni pertunjukan Wayang Kulit merupakan seni tradisional yang namanya telah dikenal luas oleh
dunia, salah satunya adalah Amerika Serikat. Prasetyo Hadi (Dalam Esthi Maharani, 2023)
mengatakan bahwa seni Wayang Kulit merupakan bagian dari keragaman khasanah budaya
Indonesia yang tak pernah lekang oleh perubahan zaman dan akan terus dinikmati tidak hanya oleh
publik di tanah air tetapi juga publik asing tak terkecuali Amerika Serikat. Seni pertunjukan
Wayang Kulit ini dimainkan oleh seorang Dalang. Menjadi seorang dalang bukanlah sebuah profesi
yang bisa diangap sepele, tidak sembarang orang bisa menjadi seorang dalang. Tidak banyak orang
yang mampu dan mau menggeluti profesi ini karena berbagai kerumitannya. Bagaimana tidak,
selama semalaman suntuk, sang dalang memainkan seluruh karakter aktor Wayang Kulit yang
merupakan orang - orangan berbahan kulit kerbau dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sunggih
(ukir kulit), ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan, dan
bahkan menyanyi. Untuk menghidupan suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan
gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu - lagu Jawa.4

Meskipun seni pertunjukan Wayang Kulit merupakan seni yang rumit, setiap pertunjukannya selalu
dinantikan oleh banyak orang, salah satunya adalah warga Amerika Serikat. Sejak ribuan tahun
yang lalu, seni pertunjukan Wayang Kulit ini dapat membuat para penontonnya terpikat. Tidak
hanya penduduk pribumi saja yang terpikat oleh pesona Wayang Kulit, orang asing dan para bule
ini rela datang jauh dari negara asalnya untuk mempelajari seni pertunjukan Wayang Kulit.5
Antusias yang sangat besar dari negara lain terhadap pertunjukan seni Wayang Kulit ini menjadi
kebanggan tersendiri bagi Indonesia. Cerita - cerita yang disampaikan dalang pada seni pertunjukan
Wayang Kulit bukanlah sekedar cerita biasa, setiap cerita selalu memiliki makna dan arti tersendiri.
Pertunjukan Wayang Kulit tidak akan berjalan tanpa adanya sosok - sosok dibalik layar, yakni
dalang, pemain gamelan, dan pengrawit. Seorang dalang memiliki tugas yang beragam. Tugas
seorang dalang adalah mengatur jalannya pertunjukan wayang secara menyeluruh. Seorang dalang
selain harus mahir memainkan antara wacana juga ahli dalam gending-gending Jawa, dan sekaligus
ahli tentang gamelan. Keahlian dalang dapat diperoleh melalui proses belajar namun kadangkala
diperoleh melalui bakat turun temurun (Senibudayaku.com: 2018).

UPAYA INDONESIA DALAM MENGGUNAKAN WAYANG KULIT SEBAGAI SARANA


DIPLOMASI INDONESIA TERHADAP AMERIKA SERIKAT

Diplomasi kebudayaan merupakan salah satu cara pelaksanaan diplomasi untuk membangun citra
Indonesia di luar negeri khususnya dan untuk mencapai sasaran dan tujuan kepentingan luar negeri
pada umumnya. Upaya diplomasi Indonesia dalam mengenalkan Wayang Kulit sebagai warisan
budaya melibatkan seluruh kalangan yaitu menggunakan seluruh jalan atau track (Multi Track
Diplomacy). Hal ini menjelaskan bahwa seluruh warga negara juga dapat berperan dalam kegiatan
berdiplomasi, tidak hanya dapat dilakukan oleh Pemerintah (Government) ataupun lembaga
non-pemerintah (NGO).

4
“Pertunjukan Wayang Kulit Mahakarya Seni Pertunjukan Jawa,” yogyes.com (22 Desember 2021)
5
Lisya Destriyanti, “Diplomasi Budaya Indonesia melalui Wayang Kulit di Amerikat Serikat,” JOM
FISIP, 2 Oktober 2017, 6.
Sendjaja (dalam Hildigardis M. I. Nahak, 2019 : 8) terdapat dua cara yang dapat dilakukan
masyarakat terkhusus sebagai generasi muda dalam melestarikan budaya dan menjaga
kebudayaan lokal, yaitu :

1. Culture Experience
Culture Experience Merupakan salah satu cara melestarikan kebudayaan dengan berperan
langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. Contohnya, jika kebudayaan tersebut
merupakan tarian, masyarakat dianjurkan untuk berlatih dalam menguasai tarian tersebut, dan
dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-acara tertentu atau diadakannya
festival-festival. Dengan demikian kebudayaan lokal selalu dapat dijaga kelestariannya.

2. Culture Knowledge
Culture Knowledge Merupakan salah satu cara melestarikan kebudayaan dengan membuat
suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak
aspek. Bertujuan untuk mengedukasi ataupun untuk mengembangkan kebudayaan itu
sendiri serta berpotensi untuk mengenalkan kepariwisataan daerah.6

Dalam menjalankan diplomasi kebudayaan berarti ada usaha untuk menanamkan, mengembangkan
dan memelihara citra Indonesia di luar negeri sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan yang
tinggi, dengan cara sebagai berikut:

1. Menanamkan bila citra yang baik belum ada.


2. Mengembangkan bila telah ada usaha untuk menumbuhkan citra tersebut.
3. Memelihara bila telah lahir suatu citra yang baik mengenai kebudayaan Indonesia.

Dengan adanya ketiga hal tersebut pemerintah Indonesia harus mengagendakan diplomasi
kebudayaan untuk melindungi aset bangsa. Salah satu upaya dalam memelihara kebudayaan adalah
dengan memperkenalkannya. Dalam kegiatan kultural, diplomasi sering dilakukan dengan
mengirimkan delegasi kebudayaan yang bertujuan membangun hubungan baik dengan
negara-negara, dengan tujuan diplomatiknya adalah mengekspos keindahan kebudayaan suatu
negara, dan apabila memungkinkan untuk mempengaruhi pendapat umum negara yang didatangi.

6
Hildigardis M. I. Nahak, “Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era Globalisasi,” Jurnal
Sosiologi Nusantara, vol. 5 no. 1, Juni 2019, 8.
DAFTAR PUSTAKA

Desriyanti, Lidya. "Diplomasi Budaya Indonesia melalui Wayang Kulit di Amerika Serikat." JOM
FISIP, 4 : 1-13, 2 Oktober 2017 [jurnal on-line]; tersedia di
https://media.neliti.com/media/publications/207183-diplomasi-budaya-indonesia-melalui-wayan.pd
f; Internet; diunduh pada 21 Juli 2023.

"Sejarah Wayang Kulit di Indoensia, Harus Terus Dilestarikan." 2022. Gramedia.


https://www.gramedia.com/best-seller/sejarah-wayang-kulit/, 22 Juli 2023.

"Pengertian Wayang Kulit, Sejarah dan Perkembangannya." 2020. Pelayanan Publik Id.
https://pelayananpublik.id/2020/04/16/pengertian-wayang-kulit-sejarah-dan-perkembangannya/amp
/, 22 Juli 2023.

"Penampilan Wayang Kulit Indonesia Pukau Publik AS di San Francisco." 2023. Republika.
https://internasional.republika.co.id/berita/rtcttj335/penampilan-wayang-kulit-indonesia-pukau-publ
ik-as-di-san-francisco, 24 Juli 2023.

"Pertunjukan Wayang Kulit Mahakarya Seni Pertunjukan Jawa." 2021. Yogyes.


https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/arts-and-culture/wayang-kulit-show/, 24 Juli
2023.

"Unsur-Unsur yang Berperan Dalam Pertunjukan Wayang Kulit." Seni Budayaku.


https://www.senibudayaku.com/2018/07/unsur-unsur-pertunjukan-wayang-kulit.html, 24 Juli 2023.

"Pengenalan Wayang Kulit Sebagai Kekayaan Budaya Indonesia Kepada Tiga Mahasiswa
Shivamanohari School of Performing Arts Canada." 2019. Departemen Bahasa, Seni, Dan
Manajemen Budaya Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
https://dbsmb.sv.ugm.ac.id/id/pengenalan-wayang-kulit-sebagai-kekayaan-budaya-indonesia-kepad
a-tiga-mahasiswa-shivamanohari-school-of-performing-arts-canada/, 24 Juli 2023.

Nahak, Hilgardis. "Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi." Jurnal Sosiologi
Nusantara, 171-172, 2019 [jurnal on-line]; tersedia di
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jsn/article/view/7669; Internet; diunduh pada 24 Juli 2023.

"What is Cultiral Diplomacy?" 2008. Institute of Cultural Diplomacy.


https://www.culturaldiplomacy.org/index.php?en, 24 Juli 2023.

Anda mungkin juga menyukai