Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Survei Mawas Diri (SMD) merupakan suatu upaya bersama yang dilakukan oleh
Puskesmas dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama
mengidentifikasi permasalahan kesehatan di masyarakat, dan menggali potensi-potensi
yang yang dimiliki untuk memecahkan permasalahan kesehatan tersebut. Survey Mawas
Diri (SMD) adalah pengenalan, pngumpulan dan pengkajian kesehatan masyarakat yang
dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala desa dan
petugas kesehatan, petugas puskemas,bidan desa. Yang merupakan suatu upaya atau
proses untuk menumbuhkan kesadaran , kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali , mengatasi , memelihara , melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka
sendiri. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran ,kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Memampukan masyarakat “ dari, oleh, dan untuk “ masyarakat
itu sendiri.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, yang selanjutnya disebut
pemberdayaan masyarakat adalah proses untuk meningkatan pengetahuan, kesadaran dan
kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui
pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial
budaya setempat. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang selanjutnya disebut
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang dibentuk atas
dasar kebutuhan masyarakat,dengan pembinaan sektor kesehatan,lintas sektor dan
pemangku kepentingan terkait lainnya (PMK Nomor 8 Tahun 2019).
Kesehatan sebagai hak asasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap penduduk
Indonesia khususnya wilayah Puskesmas Riau Silip, karena berbagai hal seperti kendala
terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan berpendapatan rendah, masih
perlu diperjuangkan secara terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan
kesehatan dan memberdayakan kemampuan mereka sendiri. Disamping itu kesadaran
masyarakat bahwa kesehatan merupakan investasi bagipeningkatan kualitas sumber daya
manusia juga masih harus dipromosikan melalui sosialisasi dan advokasi kepada para
pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan (stake holder) di seluruh desa yang ada di
wilayah Puskesmas Riau Silip.
Dalam rangka meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan, maka
diperlukan upaya yang nyata. Oleh karena itu peran petugas kesehatan tidaklah cukup
untuk merubah perilaku masyarakat, maka diperlukan peran dari pihak lain terutama dari
anggota masyarakat itu sendiri. Cara yang tepat dalam merubah perilaku masyarakat
adalah melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
Dewasa ini, sangat sulit masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Terutama pada saat ini dimasa Pandemi Covid 19 ini yang mana kasus nya terus meningkat
sejak terkonfirmasi kasus covid-19 di indonesia pertama kali ditemukan pada 2 maret 2020. peran
puskesmas sangat penting dalam mewujudkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat dalam mengubah perilaku dan lingkungan yang sejalan dengan teori h.l blum, yakni
masyarakat didorong untuk memiliki perilaku hidup sehat yang memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat serta hidup dalam lingkungan sehat, dengan menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya penyakit. Dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan kepadatannya, masih banyak ditemukan masalah- masalah kesehatan di
masing-masing desa. Masalah yang ada di desa hampir sama antara desa yang satu dengan
desa yang lain, terutama masalah rokok dan jamban. Dalam hal ini, Survey Mawas Diri
(SMD) masih sangat diperlukan dan dilakukan secara terus menerus sehingga masyarakat
bisa mengenali masalah kesehatan yang ada di desa sehingga dengan mereka mengenali
masalahnya, berarti mereka sudah dalam tahap mawas diri sehingga mereka bisa
merumuskannya dan bersama petugas kesehatan dapat mengatasinya.
Survey mawas diri sangat penting untuk dilaksanakan agar masyarakat menjadi sadar
akan adanya masalah kesehatan yang sedang dihadapi, masyarakat mampu mengenal,
mengumpulkan data dan mengkaji masalah yang ada di lingkungannya sendiri, timbulnya
minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan dan pentingnya
masalah tersebut segera diatasi, serta mampu untuk mengenali sumber daya yang ada atau
dimiliki. Hasil SMD Puskesmas Riau Silip kemudian akan menjadi dasar untuk menyusun
pemecahan masalah yang dihadapi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengenal, mengumpulkan dan mengkaji masalah kesehatan yang dilakukan oleh
kader dan tokoh masyarakat setempat di bawah bimbingan kepala desa, petugas puskesmas
dan bidan desa.

2. Tujuan Khusus
a. Mengumpulkan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
b. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan, dan perilaku masyarakat
c. Menginventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya mengatasi
masalah kesehatan.
d. Diperolehnya dukungan kepala desa dan pemuka masyarakat dalampelaksanaan
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat.
BAB II
TATA CARA SURVEI MAWAS DIRI

A. METODE
Survei Mawas Diri (SMD) di wilayah Puskesmas Riau Silip dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Persiapan Survei Mawas Diri


Persiapan SMD terdiri dari :
a. Penyusunan daftar pertanyaan kuisioner
Kuesioner SMD untuk tahun 2020 ada perbedaan di beberapa desa disesuaikan
dengan masalah yang ada dimasing- masing desa tersebut. Pertanyaan kuesioner
harus jelas, singkat dan dapat dimengerti oleh masyarakat, pertanyaan tidak bersifat
mempengaruhi responden.
b. Menentukan sampel
Puskesmas Riau Silip dalam menentukan sampel SMD menggunakan rumus
lemeshow, dikarenakan keterbatasan dana, waktu dan tenaga dari peneliti. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili). Populasi
pada pendataan ini adalah masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Riau
Silip sebanyak 7342 KK. Sehingga didapatkan sampel pada pendataan SMD di
Puskesmas Riau Silip Tahun 2020 sebanyak 365 KK. dikarenakan keterbatasan dana,
waktu dan tenaga dari peneliti. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi betul-
betul representatif (mewakili).

Lemesho

Berdasarkan rumus tersebut, maka didapatkan sampel sebagai berikut:

N= (1,96)2 x (0,5)2 x 7342 = 365


((0,05) x (7342-1) + (1,96) x (0,5) ))
2 2 2
Dari hasil sampling populasi dengan rumus lemeshow pembagian jumlah
sampel dimasing-masing desa dibagiberdasarkan proporsi perbandingan antara
jumlah KK di desa dengan jumlah KK seluruh kecamatan dikali jumlah total
sampling

N DESA KK DESA KK SAMPEL JUMLAH


O KECAMATAN SAMPEL
1 RIAU 902 7342 365 46
2 SILIP 760 7342 365 39
3 PUGUL 1050 7342 365 56
4 MAPUR 734 7342 365 39
5 CIT 1128 7342 365 64
6 DENIANG 901 7342 365 46
7 PK. NIUR 1042 7342 365 45
8 BANYU ASIN 428 7342 365 19
9 BERBURA 397 7342 365 20
TOTAL 7342 365

c. Menentukan petugas yang melakukan survey


Dalam melakukan kegiatan SMD dilakukan oleh kader kesehatan berdasarkan SK
Kepala Puskesmas No. 188.4/ /PKM-RS/2021tentang Manajemen Penyelenggaraan
Pelayanan Puskesmas Riau Silip. Petugas promkes melakukan sosialisasi dan
pembinaan kepada kader yang akan melakukan wawancara kuesioner SMD kepada
masyarakat langsung.
d. Membuat jadwal pelaksanaan SMD
Dalam membuat jadwal pelaksanaan SMD dilakukan oleh petugas promkes. Jadwal
pelaksanaan SMD disusun oleh petugas promkes berdasarkan jadwal kader yang
sudah ada.
e. Menyampaikan jadwal pelaksanaan SMD
Petugas promkes menyampaikan jadwal kegiatan SMD kepada kader dengan tatap
muka langsung kepada kader saat pelaksanaan melalui sosialisasi SMD yang di
laksankan di ruang pertemuan Puskesmas pada bulan November 2021.

2. Pelaksanaan Survei Mawas Diri


Kader kesehatan yang telah dilakukan pembinaan dan sosialisasi oleh petugas promkes
melakukan interview atau wawancara langsung terhadap responden, dan melakukan
pengamatan terhadap rumah tangga dan lingkungan dengan tahap kegiatan:
a. Kader melakukan kunjungan rumah ke responden
Kader mencari informasi responden yang akan dikunjungi,dan menentukan prioritas
responden yang menjadi sample SMD. kader melakukan kunjugan rumah responden
yang akan dilakukan wawancara yang mana kegiatan ini tetap dilaksanakan sesuai
dengan protokol kesehatan di masa pandemi dan menerapkan physical distancing
b. Melakukan wawancara kepada responden
Kader melakukan wawancara kepada responden sesuai dengan kuesioner Survei
Mawas Diri yang telah tersedia dan kader melakukan pertanyaan survey mawas diri
tidak bersifat mempengaruhi responden yang mana kegiatan ini tetap dilaksanakan
sesuai dengan prokol kesehatan di masa pandemi dan menerapkan physical distancing
c. Observasi Rumah dan lingkungan
Kader melakukan observasi keadaan rumah dan lingkungan, untuk memastikan
jawaban kuesioner survey mawas diri sesuai dengan keadaan rumah dan lingkungan
responden yang diwawancarai. yang mana kegiatan ini tetap dilaksanakan sesuai
dengan prokol kesehatan di masa pandemi dan menerapkan physical distancing
3. Tindak Lanjut Survei Mawas Diri
a. Meninjau kembali data yang telah dikumpulkan.
Petugas promkes meninjau kembali data kuesiner yang telah dilakukan wawancara
kepada responden,petugas memastikan kembali pertanyaan kuesioner telah dijawab
oleh responden.
b. Merangkum, mengolah dan menganalisa data yang telah dikumpulkan.
Petugas promkes dan tim melakukan Mengidentifikasi masalah dengan membuat
daftar masalah yang dikelompokkan menurut jenis upaya , target, pencapaian dan
masalah yang ditemukan
c. Menyusun laporan SMD
Petugas promkes dan tim melakukan penyusunan laporan Survei Mawas Diri
d. Penyajian laporan SMD
Penyajian laporan SMD sebagai bahan untuk pelaksanaan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD).

Anda mungkin juga menyukai