Anda di halaman 1dari 207

1 KATA PENGANTAR

Kegiatan Pendataan Lengkap Koperasi dan Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (PL-
KUMKM) merupakan kegiatan pendataan lengkap atas seluruh pelaku dan unit
usaha/perusahaan dengan skala usaha menengah, kecil, dan mikro yang berada
dalam wilayah Negara Indonesia. Kegiatan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM
dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2022 dan ditargetkan dapat diselesaikan
pada tahun 2024.

Tujuan utama dari kegiatan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM adalah untuk
mendapatkan profil data Koperasi dan UMKM yang bergerak di berbagai aktivitas
usaha kecuali usaha pertanian.

Buku pedoman ini memuat tata cara melakukan pencacahan lengkap unit usaha
menengah, kecil, dan mikro pada pelaksanaan PL-KUMKM 2023 yang meliputi latar
belakang kegiatan, tujuan, cakupan, organisasi lapangan, jadwal pelaksanaan,
metodologi, konsep definisi, dan tata cara pengisian E-form PL-KUMKM23.L1 dan E-
form PL-KUMKM23.L2.

Keberhasilan pelaksanaan PL-KUMKM 2023 ini ditentukan oleh niat, tekad, dan
kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, diharapkan agar para petugas harus
melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab dan berpegang
teguh pada buku pedoman.

Akhirnya, atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam pelaksanaan
Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM ini diucapkan terima kasih.

Selamat Bekerja.

Jakarta, Agustus 2023


Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa
Badan Pusat Statistik

Pudji Ismartini

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 i


ii Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
2 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum .................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................................. 3
1.4 Cakupan Wilayah .................................................................................... 3
1.5 Cakupan Unit Usaha/Perusahaan dan Aktivitasnya .................................... 4
1.6 Karakteristik Usaha/Perusahaan yang Dikumpulkan................................... 5
1.7 Petugas Lapangan PL-KUMKM23 .............................................................. 5
1.8 Jadwal Kegiatan PL-KUMKM23 ................................................................. 6
1.9 Instrumen yang Digunakan ..................................................................... 6
1.10 Konsep dan Definisi ................................................................................ 8
STRUKTUR DAN ORGANISASI LAPANGAN .................................................. 13
2.1 Struktur Organisasi ............................................................................... 13
2.2 Organisasi Lapangan ............................................................................. 14
2.3 Tanggung Jawab Petugas Lapangan ....................................................... 14
2.4 Perlengkapan Petugas Lapangan ........................................................... 17
2.5 Persyaratan Umum Petugas Pencacah (PML dan PCL) ............................. 18
METODOLOGI ................................................................................................ 19
3.1 Cakupan ............................................................................................. 19
3.2 Unit Pencacahan ................................................................................... 20
3.3 Beban Tugas Petugas Lapangan ............................................................ 21
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 22
3.5 Moda Pendataan ................................................................................... 22
3.6 Metode Pendaftaran Usaha/Perusahaan ................................................. 22
3.7 Mengidentifikasi keberadaan establismen ............................................... 23
PETA ......................................................................................................... 25
4.1 Pengertian Peta Satuan Lingkungan Setempat (PETA WS) ....................... 25

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 iii


4.2 Pengenalan Bagian-Bagian pada Peta WS ............................................. 25
4.3 Konsep Definisi ..................................................................................... 27
4.4 Penggunaan Peta Desa/Kelurahan dan SLS ............................................. 30
TATA CARA WAWANCARA DAN PETUNJUK PENGISIAN CAPI ................... 31
5.1 Tata Cara Wawancara ........................................................................... 31
5.2 Petunjuk Pengisian Moda CAPI .............................................................. 33
PEMUTAHIRAN PL-KUMKM23 ...................................................................... 71
6.1 Instrumen Pemutakhiran ....................................................................... 71
6.2 Tahapan umum pemutakhiran Usaha dalam SLS ..................................... 80
6.3 Pengenalan dan Penelusuran Wilayah Tugas SLS .................................... 82
6.4 Identifikasi Perubahan SLS .................................................................... 83
6.5 Melakukan Kunjungan ke Bangunan ....................................................... 91
6.6 Identifikasi Keberadaan Usaha pada Bangunan Tempat Tinggal ............... 93
6.7 Identifikasi Bangunan Lainnya ............................................................. 107
PENCACAHAN LENGKAP PL-KUMKM23 ..................................................... 119
7.1 Petunjuk Pengisian E-form PL-KUMKM23 .............................................. 119
7.2 Kegunaan E-form PL-KUMKM23.L2 ....................................................... 119
7.3 Cara Pengisian E-form PL-KUMKM23.L2 ................................................ 119
PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR PL-KUMKM ...................... 188
8.1 Pemeriksaan E-FORM .......................................................................... 190
8.2 Tata Cara Pemeriksaan E-Form ............................................................ 190
8.3 Pemeriksaan Konsistensi Isian E-Form PL-KUMKM.L1 ............................ 192
8.4 Pemeriksaan Konsistensi Isian E-Form PL-KUMKM.L2 ............................ 194

4
5

iv Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


PENDAHULUAN
1
6

1.1 Latar Belakang

Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu data
Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM ditunjuk sebagai walidata Koperasi dan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM). Dalam menjalankan amanatnya sebagai
walidata KUMKM, untuk keperluan pengumpulan data Koperasi dan UMKM
Kementerian Koperasi dan UKM membangun Basis Data Tunggal KUMKM.
Guna mempercepat proses pembangunan Basis Data Tunggal KUMKM perlu
dilakukan kegiatan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM yang dimulai pada Tahun
2022. Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM ditargetkan dapat diselesaikan pada
tahun 2024.
Kegiatan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM merupakan kegiatan
pendataan lengkap atas seluruh pelaku dan unit usaha/perusahaan yang berada
dalam wilayah Negara Indonesia. Pada tahun 2022, dapat dikumpulkan data
sebanyak 9,1 juta data KUMKM. Seluruh informasi yang dikumpulkan dirancang untuk
dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran tentang performa dan struktur
ekonomi nasional, baik menurut wilayah, lapangan usaha, maupun skala usaha pada
lingkup wilayah pendataan.
Kegiatan Pendataan Lengkap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada tahun
2023 (PL-KUMKM23), diawali dengan kegiatan pendaftaran bangunan dan UMKM
yang berada di dalam bangunan tersebut. Jika keberadaan suatu unit usaha telah
diidentifikasi, maka kegiatan ini akan dilanjutkan dengan melakukan pendataan
karakteristik usaha dan informasi lainnya.
Keberadaan suatu unit usaha/perusahaan akan diidentifikasi oleh petugas
lapangan dengan cara mengunjungi setiap bangunan yang berada di Satuan
Lingkungan Setempat (SLS). Sedangkan pendataan karakteristik usaha dan informasi
lainnya dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan pemilik/pengelola unit
usaha dari unit usaha/perusahaan di bangunan tersebut ( door to door).
Dengan demikian, keberhasilan kegiatan PL-KUMKM23 ini sangat ditentukan
oleh kemampuan petugas lapangan dalam mengidentifikasi keberadaan suatu unit
Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 1
usaha dan menggali keterangan atau informasi lainnya dari para responden di
lapangan.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan Pendataan Lengkap Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah tahun 2023 adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3683);
b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6856);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan,
dan Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 6619);
e. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 139);
f. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 112);
g. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 63);
h. Instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan
Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
i. Nota Kesepahaman antara Badan Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan
UKM tentang Penyediaan, Pemanfaatan Data dan Informasi Statistik Bidang
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Pengembangan Kerja

2 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Sama Kelembagaan Nomor: 2/KB/M.KUMKM/III/2022 dan Nomor MoU-
01/HK.610/NK/03/2022 tanggal 09 Maret 2022;
j. Surat Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
B-1147/SM/WU.04.00/XII/2022 tanggal 21 Desember 2022 perihal Pendataan
Lengkap Koperasi dan UMKM Tahun 2023 dan Pemetaan Data Makro Ekonomi
KUMKM Tahun 2023; dan
k. Surat Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik Nomor B-
044/02000/VS.190/01/2023 tanggal 20 Januari 2023 perihal Dukungan BPS
untuk Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM Tahun 2023.

1.3 Maksud dan Tujuan

Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM yang dilaksanakan secara bertahap


mulai tahun 2022 sampai dengan tahun 2024 dimaksudkan untuk memperoleh data
Koperasi dan UMKM yang bergerak di berbagai aktivitas usaha kecuali usaha
pertanian.

Pendataan Lengkap UMKM Tahun 2023 bertujuan untuk memperoleh profil


data Koperasi dan UMKM, mencakup:
a. pelaku usaha;
b. unit usaha/perusahaan menurut wilayah maupun lapangan usaha;
c. penggunaan tenaga kerja;
d. pasokan dan pasar;
e. struktur pendapatan dan pengeluaran dari kegiatan usaha/perusahaan;
f. permodalan; dan
g. pemanfaatan digitalisasi pada Koperasi dan UKM.

1.4 Cakupan Wilayah

Kegiatan PL-KUMKM23 diselenggarakan di 32 Provinsi dan 215 kabupaten/kota


di Indonesia. Satuan wilayah kerja Petugas Pencacahan Lapangan (PCL) ditentukan
dalam Satuan Lingkungan Setempat (SLS). SLS yang digunakan adalah SLS hasil
Sensus Penduduk 2020 yang dimutakhirkan pada kegiatan Pemutakhiran Kerangka
Geospasial dan Muatan Wilkerstat ST2023.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 3


1.5 Cakupan Unit Usaha/Perusahaan dan Aktivitasnya

Kegiatan PL-KUMKM23 mencakup seluruh UMKM, baik dengan menggunakan


bangunan tetap/permanen, bangunan tidak tetap maupun yang tidak menggunakan
bangunan yang berada dalam batas-batas wilayah Indonesia. Sedangkan aktivitas
ekonominya mencakup seluruh kategori/lapangan usaha, kecuali aktivitas pertanian,
kehutanan, dan perikanan (Kategori A), aktivitas administrasi pemerintahan,
pertahanan, dan jaminan sosial wajib (Kategori O), aktivitas rumah tangga sebagai
pemberi kerja; aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (Kategori T) dan aktivitas badan
internasional dan badan ekstra internasional lainnya (Kategori U). Dengan demikian,
cakupan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh unit usaha/ perusahaan yang dicakup
dalam PL-KUMKM23 adalah:

Tabel 1. Lapangan Usaha Cakupan

Kategori Deskripsi
B Pertambangan dan Penggalian
C Industri Pengolahan
D Pengadaan Listrik, Gas/Uap Air Panas, dan Udara Dingin
E Treatment Air, Treatment Air Limbah, Treatment dan Pemulihan
Material Sampah, dan Aktivitas Remediasi
F Konstruksi
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
H Pengangkutan dan Pergudangan
I Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi
K Aktivitas Keuangan dan Asuransi
L Real Estat
M Aktivitas Profesional, Ilmiah Dan Teknis
N Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya
P Pendidikan, kecuali pendidikan yang dikelola oleh pemerintah (8511,
85131, 8521, 8523, 8531, 8543)
Q Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial; kecuali aktivitas

4 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


sosial di dalam panti (golongan pokok 87); aktivitas sosial tanpa
akomodasi (golongan pokok 88); dan Aktivitas Kesehatan Manusia
yang dikelola oleh pemerintah (86101, 86102, 86104)
R Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi, kecuali Perpustakaan, Arsip,
Museum, dan Kegiatan Kebudayaan Lainnya yang dikelola oleh
pemerintah (91011, 91021, 91023), dan Aktivitas Perjudian dan
Pertaruhan (golongan pokok 92).
S Aktivitas Jasa Lainnya, kecuali layanan kencan di dalam kelompok
96999; dan Aktivitas Keanggotaan Organisasi (golongan pokok 94)

1.6 Karakteristik Usaha/Perusahaan yang Dikumpulkan

Keterangan dan informasi yang dikumpulkan melalui kegiatan Pendataan


Lengkap UMKM 2023 antara lain:
a. Identitas pelaku usaha/perusahaan;
b. Identitas usaha/badan usaha;
c. Karakteristik usaha/perusahaan;
d. Sumber daya manusia;
e. Proses produksi/bisnis;
f. Pemasaran;
g. Status keuangan

1.7 Petugas Lapangan PL-KUMKM23

Kegiatan PL-KUMKM23 dilaksanakan oleh para petugas lapangan, yang terdiri


dari Petugas Pencacahan Lapangan (PCL), Petugas Pemeriksaan Lapangan (PML),
dan Koordinator Sensus Kecamatan (Koseka). Secara berjenjang, kegiatan
pencacahan oleh PCL akan dimonitor dan dikoordinasikan oleh PML dan Koseka.

Sebelum melaksanakan tugas, para petugas lapangan PL-KUMKM23 akan


diberikan pelatihan oleh Instruktur Nasional (Innas). Secara berjenjang, petugas
Innas telah mendapatkan pelatihan dari Instruktur Utama (Intama), dan Intama dari
Master Instruktur Utama (Master Intama).

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 5


1.8 Jadwal Kegiatan PL-KUMKM23

Jadwal kegiatan PL-KUMKM23 adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan PL-KUMKM 2023

No Kegiatan Waktu

PELAKSANAAN PL-KUMKM23

1 Workshop Intama PL-KUMKM23 15 – 16 Agustus 2023

2 Pelatihan Innas PL-KUMKM23 21 - 30 Agustus 2023

3 Rekruitmen petugas pendataan lapangan 14 - 25 Agustus 2023

4 Pelatihan petugas PL-KUMKM23 4 - 12 September


2023
5 Pelaksanaan Pencacahan Lapangan PL- 15 September – 14
KUMKM23 Oktober 2023
6 Monitoring dan Evaluasi Pencacahan 22 September – 21
Lapangan Oktober 2023

1.9 Instrumen yang Digunakan

Instrumen PL-KUMKM 2023 terdiri dari instrumen pencacahan, instrumen


pendukung, dan buku pedoman.

Tabel 3. Instrumen PL-KUMKM 2023

Digunakan
No Instrumen Kegunaan
Oleh
(1) (2) (3) (4)

1. Peta WS Mengenali wilayah kerja SLS dan PCL


memetakan lokasi bangunan.
2. Peta WA Mengenali wilayah kerja PCL
Desa/Kelurahan.

3. E-form PL- Melakukan pemutakhiran keluarga, PCL


KUMKM23.L1 bangunan, dan unit
usaha/perusahaan, baik yang
berada di luar lokasi bangunan

6 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Digunakan
No Instrumen Kegunaan
Oleh
(1) (2) (3) (4)

tempat tinggal/rumah (bangunan


tetap ataupun tidak tetap) maupun
di dalam lokasi bangunan tempat
tinggal/rumah.

4. E-form PL- Mendata unit usaha/perusahaan PCL


KUMKM23.L2 UMKM

5. Buku Pedoman pelaksanaan kegiatan BPS


Pedoman pendaftaran dan pendataan unit Provinsi
Teknis usaha/ perusahaan dan BPS
Kab/Kota

6. Buku Digunakan sebagai pedoman untuk PCL dan


Pedoman melakukan pencacahan lengkap unit PML
Pendataan usaha/perusahaan UMKM
Lapangan

7. Buku Saku Kumpulan kasus batas dan PCL dan


penegasannya PML

8. PL- Dokumen untuk menuliskan SLS PCL


KUMKM.PSLS baru yang ditemukan di lapangan.

9. PL- Merupakan daftar Usaha Besar PCL


KUMKM.SBR yang bersumber dari SBR,
digunakan sebagai alat bantu untuk
identifikasi usaha besar yang
ditemukan di lapangan.
10. Aplikasi REPO Merupakan aplikasi yang digunakan PML
untuk entry dokumen PL-
KUMKM.PSLS

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 7


1.10 Konsep dan Definisi

a. Bangunan adalah bagian atau keseluruhan bangunan fisik yang


mempunyai pintu keluar masuk tersendiri di dalam kesatuan fungsi atau
penggunaan. Bangunan dibedakan atas bangunan khusus usaha,
bangunan campuran, bangunan tempat tinggal, serta bangunan lainnya.

▪ Bangunan khusus usaha adalah bangunan yang digunakan sebagai


tempat untuk melakukan aktivitas ekonomi/usaha. Termasuk usaha di
lokasi tetap dengan barang dan peralatan/ perlengkapan usaha yang
tidak dipindah atau dibongkar-pasang.
▪ Bangunan campuran adalah bangunan yang sebagian digunakan
untuk tempat tinggal dan sebagian atau ada bagian dari bangunan
tersebut yang digunakan untuk usaha. Contoh: ruko, toko kelontong
yang menyatu dengan tempat tinggal.

▪ Bangunan tempat tinggal adalah bangunan yang ditinggali oleh


keluarga atau rumah tangga.
▪ Bangunan lainnya adalah bangunan yang digunakan sebagai
tempat selain tempat usaha, tempat tinggal, atau campuran seperti:
a) Tempat ibadah, kantor organisasi profesi seperti kantor Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI),
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), dan Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI), kantor organisasi kemasyarakatan,
kantor organisasi sosial seperti Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), kantor
organisasi keagamaan seperti Muhamadiyah, NU, Persekutuan
Gereja-Gereja Indonesia (PGI), kantor organisasi buruh seperti
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Korps Pegawai Republik
Indonesia (KORPRI), kantor organisasi politik seperti PAN, PDI-P,
dan panti sosial.
b) Tempat/kantor usaha pertanian, kantor pemerintahan, sekolah
negeri, puskesmas, kantor kedutaan besar atau kantor
perwakilan negara asing, serta bangunan kosong/rusak.
c) Unit penunjang yang hanya melayani usaha/perusahaan
induknya

8 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


b. Keluarga adalah seseorang atau sekelompok orang yang terdaftar dalam
Kartu Keluarga (KK), tidak termasuk mereka yang terdaftar dalam KK tetapi
tidak tinggal bersama keluarga tersebut. Jika tidak memiliki KK, konsep
keluarga mengacu pada UU No.52 tahun 2009 yang menyatakan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya.

c. Establismen mengacu pada tempat berlangsungnya kegiatan usaha, yang


memenuhi kondisi: a) di bawah kendali manajemen yang tunggal; b)
melibatkan orang dan peralatan; c) memproduksi dan menjual barang atau
menyediakan jasa. Dalam kegiatan PL-KUMKM23 ini, unit (establismen)
yang dimaksud dibedakan atas dua jenis, yaitu unit usaha keluarga dan
unit usaha/perusahaan.

d. Usaha keluarga adalah unit usaha yang dimiliki dan dikuasai maupun
yang hanya dikuasai oleh kepala dan atau anggota keluarga, dalam bentuk
usaha yang tidak berbadan hukum (unincorporated enterprise) dan tidak
mempunyai catatan keuangan yang telah dipisahkan dari keuangan rumah
tangga (non-quasi corporation). Dalam kegiatan PL-KUMKM23 ini,
unit usaha keluarga mencakup unit usaha yang terletak:
1. Di dalam atau di lokasi bangunan tempat tinggal atau usaha rumahan,
seperti warung kelontong, industri kerajinan, tukang jahit, dan bengkel
sepeda.

2. Di luar lokasi bangunan tempat tinggal dan menggunakan bangunan


tidak tetap/sementara (usaha kaki lima), seperti pedagang pecel lele,
tukang cukur, dan tukang tempa/pandai besi.

3. Di luar lokasi bangunan tempat tinggal dan tidak menggunakan


bangunan (usaha keliling), seperti tukang gali pasir/kapur/batu,
tukang giling padi keliling, tukang borong bangunan perorangan,
pedagang asongan, dan tukang sol sepatu keliling.

e. Usaha/Perusahaan adalah unit yang memproduksi barang dan jasa


untuk tujuan mendapatkan laba atau keuntungan finansial lainnya bagi
pemiliknya (market product).

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 9


Pada umumnya, unit tersebut mempunyai badan hukum, namun jika tidak
berbadan hukum unit tersebut mempunyai catatan keuangan/pembukuan
yang telah dipisahkan dari keuangan pemilik usaha/perusahaan ( quasi
corporation). Dalam kegiatan PL-KUMKM23, unit yang dimaksud
mencakup unit usaha/perusahaan yang terletak:

1. Di dalam atau di lokasi bangunan tempat tinggal (dalam bentuk kuasi


korporasi), seperti unit usaha percetakan, pemborong bangunan, toko
kelontong, warung makan, dan salon kecantikan yang menjadi satu
dengan bangunan tempat tinggal.

2. Di luar bangunan tempat tinggal dan menggunakan bangunan tetap


(dalam bentuk korporasi), seperti toko sepatu, restoran, apotik, hotel,
kantor usaha transportasi (seluruh moda), sekolah, klinik, dll.

f. Status Badan Usaha adalah bentuk pengesahan suatu unit usaha/


perusahaan pada saat didirikan atau dibentuk, yang dilakukan oleh instansi
pemerintah yang berwenang.

g. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) adalah klasifikasi


dari unit usaha/perusahaan, yang mengacu pada jenis kegiatan usaha dan
barang/jasa yang dihasilkan.

h. Kategori adalah garis pokok penggolongan aktivitas ekonomi.


Penggolongan ini diberi kode satu digit kode alfabet. Dalam KBLI 2015,
seluruh aktivitas ekonomi di Indonesia digolongkan menjadi 21 kategori,
dari A sampai dengan U.

i. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau


badan usaha perorangan, yang memenuhi kriteria usaha mikro,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha
mikro memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah);

j. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
10 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha
kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua
miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima
belas miliar rupiah);

k. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,


yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Menengah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha
menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 11


12 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
STRUKTUR DAN
2
7
ORGANISASI LAPANGAN

2.1 Struktur Organisasi

Untuk memperlancar pelaksanaan seluruh kegiatan PL-KUMKM Tahun 2023,


dibentuk organisasi lapangan mulai dari BPS RI sampai dengan para pelaksana
lapangan di tingkat BPS kabupaten/kota. Selain itu, BPS RI juga senantiasa
berkoordinasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam setiap tahapan
pelaksanaan PL-KUMKM 2023. Struktur organisasi lapangan PL-KUMKM 2023 secara
lengkap dapat dilihat pada gambar berikut:

BPS RI Kemenkop UKM

Dinas tingkat provinsi yang


BPS Provinsi membidangi koperasi dan UMKM

Dinas tingkat kabupaten/kota yang


BPS Kab/Kota membidangi koperasi dan UMKM

Koseka

Pemeriksa (PML)

Pencacah (PCL)
Keterangan:
Garis komando
Garis koordinasi
Gambar 1. Struktur Organisasi Pelaksanaan PL-KUMKM 2023

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 13


2.2 Organisasi Lapangan

1. Seorang Koseka bertanggung jawab mengawasi seluruh Petugas


Pemeriksaan Lapangan (PML) di wilayah tugasnya. Koseka diutamakan
pegawai organik BPS yang menjadi Instruktur Nasional (Innas) di BPS
Kabupaten;
2. Seorang petugas PML membawahi 5 orang petugas Petugas Pencacahan
Lapangan (PCL). Seluruh kegiatan pencacahan harus selesai paling
lambat 14 Oktober 2023.

Pencacah akan bertugas pada sejumlah SLS, bervariasi sesuai kondisi wilayah
sehingga beban setiap tim relatif setara. Tugas pencacahan tersebut harus
selesai paling lambat 14 Oktober 2023.

Koseka

PML

PCL 1 PCL 2 PCL 3 PCL 4 PCL 5

Gambar 2. Struktur Organisasi Lapangan PL-KUMKM 2023

2.3 Tanggung Jawab Petugas Lapangan

a. Koordinator Sensus Kecamatan (Koseka)


1) Membantu BPS Kabupaten/Kota merekrut petugas PML dan PCL;
2) Menerima instrumen dan perlengkapan pendataan, tanda pengenal,
dan surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota serta mendistribusikan ke
PML dibawahnya;
3) Membantu BPS Kabupaten/Kota dalam melakukan identifikasi
Ketua/Pengurus SLS;
4) Membantu BPS Kabupaten/Kota mengalokasikan wilayah kerja PML
dan PCL;

14 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


5) Melakukan koordinasi Camat setempat untuk menginformasikan
adanya kegiatan PL-KUMKM 2023;
6) Mengkordinasikan pelaksanaan lapangan sesuai target dan jadwal.
7) Membantu PML dan PCL memecahkan masalah yang ditemui di
lapangan;
8) Memeriksa kewajaran isian hasil pencacahan PL-KUMKM 2023.
Koseka juga bertanggung jawab mengumpulkan sisa perlengkapan
pendataan;
9) Melakukan tugas yang diperintahkan oleh Pimpinan BPS
Kabupaten/Kota, serta petunjuk dalam buku pedoman;
10) Menggantikan peran jika petugas pendataan (PML/PCL) berhenti di
tengah pelaksanaan hingga menemukan pengganti.

b. Petugas Pemeriksaan Lapangan (PML)


1) Mematuhi klausal yang tertera dalam kontrak kerja;
2) Mengikuti pelatihan petugas PL-KUMKM 2023;
3) Menerima informasi wilayah tugas yang telah ditetapkan oleh
Koseka;
4) Menerima instrumen dan perlengkapan pendataan, tanda pengenal,
dan surat tugas dari Koseka serta mendistribusikan ke PCL
dibawahnya;
5) Melakukan koordinasi bersama tim mengenai persiapan dengan
agenda mengatur strategi dan menyusun jadwal kegiatan;
6) Membagi beban tugas ke masing-masing PCL;
7) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan dan
ketua/pengurus Satuan Lingkungan Setempat (SLS) untuk
menginformasikan adanya kegiatan PL-KUMKM 2023;
8) Bersama PCL dan ketua/pengurus SLS ke lapangan mengenali
wilayah kerjanya sebelum melakukan pendataan pada wilayah
tersebut;
9) Mengawasi jalannya pelaksanaan PL-KUMKM 2023 agar sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan serta membantu menyelesaikan
masalah yang ditemui oleh PCL saat pendataan;
10) Memeriksa isian e-form PL-KUMKM23-L1 dan PL-KUMKM23-L2;
11) Menerima laporan perubahan SLS dari PCL;

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 15


12) Melakukan entri perubahan SLS pada aplikasi Repo pada menu
Perubahan SLS (PSLS);
13) Melakukan koordinasi dengan Koseka jika PCL mengalami kendala
dalam pendataan lapangan;
14) Bersama dengan PCL melakukan kunjungan/pencacahan ulang
terhadap responden yang bermasalah;
15) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Koseka, perintah langsung
maupun tidak langsung dari Pimpinan BPS Kabupaten/Kota, serta
semua petunjuk di dalam buku pedoman;
16) Menyerahkan seluruh sketsa peta WS hasil pencacahan kepada
Koseka;
17) Menepati jadwal waktu yang telah ditentukan.

c. Petugas Pencacahan Lapangan (PCL)


1) Mematuhi klausal yang tertera dalam kontrak kerja;
2) Mengikuti pelatihan petugas PL-KUMKM 2023;
3) Menerima instrumen dan perlengkapan pendataan, tanda pengenal,
dan surat tugas dari PML;
4) Meminta izin kepada penguasa wilayah: ketua SLS, pihak
pengelola/administrator di pusat gedung perkantoran, pusat
perbelanjaan sebelum melakukan pendataan pada wilayah tersebut;
5) Bersama PML dan ketua/pengurus SLS mengenali wilayah kerjanya
sebelum melakukan pendataan pada wilayah tersebut;
6) Mencatat perubahan SLS yang ada di lapangan menggunakan
dokumen PL-KUMKM.PSLS dan menggambarkan batas SLS yang
baru pada peta WS;
7) Memperbaiki legenda penting dalam peta WS yang tidak sesuai
dengan kondisi di lapangan;
8) Melakukan pendaftaran setiap bangunan yang menjadi wilayah
kerjanya dengan menggunakan peta wilayah SLS (peta WS) dan
tools pengumpulan data yang berisi Daftar PL-KUMKM23.L1, dan
Daftar PL-KUMKM23.L2. Hal ini dimaksudkan agar cakupan
pendataan tidak terjadi lewat cacah atau cacah ganda;

16 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


9) Memberikan penjelasan tentang maksud, tujuan, dan manfaat PL-
KUMKM23, serta jaminan kerahasiaan data yang diberikan pada saat
kunjungan ke responden;
10) Menggambarkan noktah dan nomor urut bangunan yang sesuai
dengan PL-KUMKM.L1 dan PL-KUMKM.L2 untuk seluruh bangunan
yang dikunjungi, baik bangunan yang terdapat usaha/perusahaan
maupun yang tidak ada usaha/perusahaan pada peta WS;
11) Memeriksa kewajaran dan konsistensi isian hasil wawancara dengan
responden. Bila ada yang meragukan, PCL harus kembali
menanyakan ke responden;
12) Mendiskusikan dengan PML setiap permasalahan pencacahan;
13) Menerima dan menyelesaikan tugas dari PML terkait isian daftar yang
masih meragukan;
14) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh PML berdasarkan petunjuk
dalam buku pedoman;
15) Menyerahkan seluruh sketsa peta WS hasil pencacahan kepada PML
untuk diperiksa;
16) Menepati jadwal yang telah ditentukan.

2.4 Perlengkapan Petugas Lapangan

Perlengkapan petugas PL-KUMKM 2023 yang digunakan pada saat pelatihan


petugas maupun pelaksanaan di lapangan terdiri dari:
a. Tanda Pengenal: diberikan pada setiap petugas untuk dikenakan pada
saat pelaksanaan lapangan. Tanda pengenal ini berfungsi sebagai salah
satu identitas petugas.

b. Surat Tugas: diberikan pada setiap petugas, untuk digunakan pada saat
pelaksanaan lapangan. Surat tugas harus selalu dibawa terutama ketika
melakukan wawancara dengan responden.
c. Topi: diberikan pada setiap petugas untuk dikenakan pada saat
pelaksanaan lapangan. Topi ini berfungsi sebagai salah satu identitas
petugas.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 17


2.5 Persyaratan Umum Petugas Pencacah (PML dan PCL)

Petugas pencacah (PML dan PCL) adalah mitra BPS Kabupaten/Kota. Tugas
utama seorang PCL adalah melakukan pencacahan lapangan untuk kemudian
diperiksa oleh PML. Syarat PML dan PCL adalah:

a. Diutamakan berpendidikan SLTA atau sederajat;


b. Disiplin dan berkomitmen pada tugas sebagai PML dan PCL;

c. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik;

d. Mampu bekerja sama dengan orang lain, dalam hal ini antar petugas maupun
dengan Ketua/Pengurus SLS;
e. Diutamakan berasal dari wilayah kerja yang akan menjadi beban tugasnya;

f. Mengikuti kegiatan pelatihan petugas PL-KUMKM 2023;


g. PML diutamakan mitra yang berpengalaman dalam kegiatan sensus/survei;
h. Diutamakan memiliki, menguasai, dan dapat menggunakan
gadget/tablet/smartphone dengan spesifikasi:
1) OS Android minimum versi 8 (oreo);
2) Layar minimum 5 inch;
3) Processor minimal: Quadcore 1,4 GHz;
4) RAM minimum 4 GB (minimum free space 2 GB);
5) Memori internal 32 GB (minimum free space 3 GB);
6) Memiliki internal GPS;
7) Kamera berfungsi dengan baik;

18 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


8 METODOLOGI
3
3.1 Cakupan

Unit usaha yang dicakup pada Pendataan Lengkap KUMKM adalah seluruh unit
usaha/ perusahaan, baik usaha keluarga, usaha dengan bangunan tetap/permanen,
usaha dengan bangunan tidak tetap, maupun yang tidak menggunakan bangunan
yang berada dalam batas-batas wilayah Indonesia. Sedangkan aktivitas ekonominya
mencakup seluruh kategori/ lapangan usaha kecuali aktivitas pertanian, kehutanan,
dan perikanan (kategori A); aktivitas administrasi pemerintahan, pertahanan, dan
jaminan sosial wajib (Kategori O); aktivitas keluarga sebagai pemberi kerja, aktivitas
yang menghasikan barang dan jasa oleh keluarga yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri (Kategori T), serta Aktivitas badan internasional dan Badan Ekstra
Internasional Lainnya kecuali kedutaan besar dan konsulat (Kategori U). Dengan
demikian, cakupan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh unit usaha/ perusahaan
yang dicakup dalam PL–KUMKM.L1 adalah

1. Kategori B: Pertambangan dan Penggalian


2. Kategori C Industri Pengolahan
3. Kategori D Pengadaan listrik, gas/uap air panas, dan udara dingin
4. Kategori E Treatment Air, Treatment Air Limbah, Treatment dan
Pemulihan Material Sampah, dan Aktivitas Remediasi
5. Kategori F Konstruksi
6. Kategori G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil
dan Sepeda Motor
7. Kategori H Pengangkutan dan Pergudangan
8. Kategori I Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
9. Kategori J Informasi dan Komunikasi
10. Kategori K Aktivitas Keuangan dan Asuransi
11. Kategori L Real Estat
12. Kategori M Aktivitas Profesional, Imiah, dan Teknis

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 19


13. Kategori N Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagarkejaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya
14. Kategori P Pendidikan; kecuali pendidikan yang dikelola oleh pemerintah
(8511, 85131, 8521, 8523, 8531, 8543)
15. Kategori Q Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial; kecuali
aktivitas sosial di dalam panti (golongan pokok 87); aktivitas sosial tanpa
akomodasi (golongan pokok 88); dan Aktivitas Kesehatan Manusia yang
dikelola oleh pemerintah (86101, 86102, 86104)
16. Kategori R Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi, kecuali Perpustakaan, Arsip,
Museum, dan Kegiatan Kebudayaan Lainnya yang dikelola oleh
pemerintah (91011, 91021, 91023), dan Aktivitas Perjudian dan
Pertaruhan (golongan pokok 92)
17. Kategori S Aktivitas jasa lainnya, kecuali layanan kencan di dalam
kelompok (96999); dan aktivitas keanggotaan organisasi (golongan pokok
94)

3.2 Unit Pencacahan

Unit pencacahan dalam kegiatan Pendataan Lengkap Usaha Mikro Kecil


Menengah (PL-KUMKM) adalah establismen. Dalam mengidentifikasi keberadaan
suatu establismen di dalam bangunan, dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai
berikut:
1. Kepemilikan
Dua orang pemilik usaha atau pengusaha berbeda melakukan kegiatan usaha
di satu tempat akan dicatat sebagai 2 (dua) unit usaha. Contoh: Bu Surti
menjual mie ayam, sedangkan Bu Wati menjual es jeruk. Kedua usaha tersebut
dilakukan di bangunan yang sama. Maka akan dicatat 2 (dua) usaha.
2. Tempat Usaha
Suatu kegiatan usaha di 2 tempat yang berbeda dan dimiliki oleh 1 orang
pemilik dicatat sebagai 2 (dua) unit usaha. Contoh: Bu Wiji membuka salon
di rumahnya, selain itu juga Bu Wiji membuka usaha salon di Tunjungan Plaza.
Maka Bu Wiji dicatat mempunyai 2 unit usaha.
3. Laporan keuangan
• Dua kegiatan usaha yang masing-masing punya catatan keuangan/
pembukuan, dan dimiliki oleh seorang pemilik akan dicatat sebagai 2 unit
usaha. Contoh: Hotel Semar (hotel bintang 3) mempunyai café yang
20 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
punya catatan keuangan/pembukuan yang terpisah. Maka akan dicatat 2
unit usaha.

• Dua kegiatan usaha yang terletak dalam satu bangunan dan hanya
mempunyai 1 catatan keuangan/pembukuan, serta dimiliki oleh 1 orang
pemilik dicatat sebagai 1 unit usaha. Contoh: Pak Sami usaha jasa
fotocopy selain itu juga menjual alat tulis kantor dan buku, namun catatan
keuangan/pembukuannya tidak dipisahkan (antara usaha foto copy dan
alat tulis), maka yang dicatat hanya 1 unit usaha saja. Jenis aktivitas usaha
ditentukan berdasarkan omset yang terbesar.

3.3 Beban Tugas Petugas Lapangan

Petugas lapangan PL-KUMKM terdiri dari Petugas Pencacahan Lapangan dan


Petugas Pemeriksaan Lapangan. Setiap Petugas Pemeriksaan Lapangan akan
membawahi sekitar 5 orang Petugas Pencacahan Lapangan yang menjadi tanggung
jawabnya. Setiap Petugas Pencacahan Lapangan akan bertugas di sejumlah SLS/sub-
SLS/non-SLS dengan mempertimbangkan pemerataan jumlah usaha/bangunan dan
kedekatan lokasi sekelompok SLS/sub-SLS/non-SLS yang menjadi wilayah tugasnya.
Jumlah Petugas Pencacahan Lapangan ditentukan berdasarkan proxy menit yang
diperlukan untuk mencacah seluruh SLS dan muatan didalamnya pada setiap
kecamatan cakupan PL-KUMKM 2023. Variabel-variabel yang dipertimbangkan
sebagai dasar penentuan jumlah petugas pencacahan lapangan yaitu proxy waktu
pendataan seluruh unit usaha di tiap kecamatan, waktu pendataan seluruh unit tanpa
usaha di tiap kecamatan, waktu penelusuran antar muatan di tiap kecamatan, asumsi
KK yang harus dikunjungi lebih dari 1 kali kunjungan, dan jam kerja efektif petugas.
Setiap petugas perlu menentukan target penyelesaian, agar beban tugas dapat
diselesaikan dalam periode pengumpulan data selama 1 bulan. Untuk wilayah Pada
SLS/sub-SLS/non-SLS bermuatan besar, pencacahan dapat dilakukan oleh lebih dari
1 (satu) Petugas Pencacahan Lapangan. BPS Kabupaten/Kota berkewajiban membagi
beban tugas Petugas Pencacahan Lapangan secara seimbang, dengan wilayah yang
jelas, sehingga pelaksanaan pencacahan lapangan dapat selesai tepat waktu dan
tidak ada wilayah yang terlewat.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 21


3.4 Metode Pengumpulan Data

Pelaksanaan PL–KUMKM 2023 menerapkan metode wawancara dengan


mekanisme door to door. Door to door merupakan mekanisme pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengunjungi seluruh unit observasi dalam setiap
enumeration area sampling yang dalam PL-KUMKM 2023 disebut sebagai wilkerstat.
Pelaksanaan pemutakhiran dan pencacahan lengkap dilakukan dengan 1 (satu) kali
kunjungan melalui wawancara langsung dengan kepala keluarga/anggota keluarga/
pemilik usaha yang benar-benar mengetahui tentang karakteristik kegiatan usaha
yang diusahakan sesuai dengan pertanyaan pada kuesioner.

3.5 Moda Pendataan

Moda pendataan PL–KUMKM 2023 ditetapkan menggunakan moda Computer


Assisted Personal Interviewing (CAPI) untuk seluruh kabupaten/ kota wilayah
pendataan.

3.6 Metode Pendaftaran Usaha/Perusahaan

Kegiatan PL-KUMKM23 dilakukan door to door, dengan tahapan sbb:

1. Mendaftar atau me-listing seluruh bangunan (baik ada usaha/perusahaan


ataupun tidak) yang berlokasi dalam suatu SLS/sub-SLS/non-SLS.
2. Jika suatu bangunan merupakan bangunan tempat tinggal/campuran, maka
PCL harus melakukan identifikasi tentang keberadaan usaha rumah tangga
yang dimiliki atau dikuasai oleh kepala/anggota rumah tangga dan
melakukan pendaftaran pada usaha rumah tangga tersebut. Usaha yang
dimaksud mencakup:

a. Usaha di dalam/di lokasi bangunan tempat tinggal.


b. Usaha di luar lokasi bangunan tempat tinggal, dengan lokasi tetap, tidak
di dalam bangunan tempat usaha, dan peralatan/perlengkapan
usahanya dipindah/dibongkar pasang (kaki lima)

c. Usaha di luar lokasi bangunan tempat tinggal, dengan lokasi tidak tetap
dan tidak menggunakan bangunan:
• Usaha keliling, seperti penjual (sayur, perabot, bakso) keliling;
• Tukang (semir sepatu, pijat, cukur, dsb) keliling;
• Tukang (giling padi, las, gorden, dsb) keliling;
22 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
• Tukang ojek (sepeda, sepeda motor, dsb);
• Usaha angkutan atau supir (truk, bajaj, mikrolet, taksi, perahu,
sampan) yang bukan pekerja atau karyawan perusahaan.

d. Usaha keluarga lainnya;

• Tukang borong bangunan (rumah, pager, sumur, dsb) perorangan;


• Penambang/tukang gali (batu kali, pasir, batu kapur, dsb);
• Usaha persewaan/kontrakan (rumah, kamar, dsb);
• Usaha on-line (pulsa, konsultasi, barang, dsb) perorangan
• Usaha jasa (les privat, pengarang, pencipta lagu, penyanyi, dsb)
perorangan.

3.7 Mengidentifikasi keberadaan establismen

Keberadaan suatu establismen akan diidentifikasi oleh petugas PCL dengan


cara mengunjungi setiap bangunan yang berlokasi di wilayah SLS/sub-SLS/non-SLS
(door-to-door). Untuk kemudian mengajukan pertanyaan pada pemilik/penguasa unit
usaha tersebut, atau pada penanggung jawab aktivitas ekonomi yang dilakukan di
tempat atau di dalam bangunan tersebut. Pertanyaan yang diajukan adalah tentang
penggunaan bangunan, apakah digunakan untuk tempat tinggal, tempat usaha, atau
campuran (tempat tinggal dan tempat usaha), atau tempat lain (seperti kantor
pemerintah, tempat ibadah, kantor perwakilan negara asing, dan bahkan bangunan
rusak/tidak digunakan).
Dalam banyak kasus, penggunaan bangunan dapat diketahui langsung oleh
Petugas Pencacahan Lapangan (PCL). Contoh: bangunan tempat tinggal (rumah
tangga), warung, bengkel, sekolah, bank, toko, atau pabrik. Namun pada beberapa
kasus lain, Petugas Pencacahan Lapangan perlu meminta informasi dari orang yang
mengetahui tentang aktivitas yang berlangsung di tempat tersebut. Contoh: di dalam
kompleks sekolah mungkin ada kantin (permanen) yang dimiliki atau dikuasai
seseorang, yang dapat diidentifikasi sebagai satu unit usaha yang terpisah dari
sekolah.
Dalam kasus lain, kepala/anggota keluarga dapat melakukan aktivitas
mengajar privat, menjahit, membuat kue untuk dijual. Bahkan dapat juga terlibat
dalam: (a) menyimpan barang untuk diperdagangkan, (b) menyiapkan makanan atau
membuat barang untuk dijual. Hal itu tentu saja hanya dapat diidentifikasi dengan

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 23


cara bertanya pada kepala/anggota keluarga. Seluruh aktivitas itu harus diidentifikasi
agar memenuhi syarat sebagai suatu establismen.
Usaha keluarga dapat berlangsung dalam bangunan permanen atau tidak
permanen seperti pemilik rumah kontrakan, warung, dan bengkel sepeda atau
bahkan tanpa bangunan, seperti: pedagang kaki lima, pedagang keliling, dan
pemborong perorangan. Suatu unit usaha dengan bangunan permanen akan didaftar
di tempat tersebut. Namun unit usaha dengan bangunan tak permanen yang
berpindah (tidak menetap) atau tidak menggunakan bangunan akan didaftar di
keluarga pemilik atau penguasa unit usaha, atau penanggung jawab dari kegiatan
usaha bersangkutan.
Petugas Pencacahan Lapangan perlu berhati-hati dalam mendaftar unit usaha
(termasuk yang baru mulai beroperasi), terlebih untuk unit usaha yang tidak sedang
beroperasi saat itu karena tutup sementara (bersifat musiman), atau bahkan untuk
unit usaha yang beroperasi terus menerus, namun usaha itu bersifat sambilan.
Konsep tutup sementara tidak ada batasan waktu, tetapi lebih
mempertimbangkan alasannya, seperti sedang renovasi, perbaikan mesin,
menunggu bahan baku (industri). Koperasi yang tidak melakukan aktifitas usaha,
tetapi masih mempunyai badan usaha Koperasi, maka dianggap tidak tutup.

24 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


9 PETA
10 4
11

4.1 Pengertian Peta Satuan Lingkungan Setempat (PETA WS)

Dalam pelaksanaan lapangan PL-KUMKM23, petugas dibekali dengan Peta WS


yaitu Peta wilayah kerja statistik setingkat SLS/Non SLS. Dengan berbekal peta
tersebut, petugas lapangan diharapkan mengetahui secara pasti wilayah kerjanya.
Pengetahuan mengenai wilayah kerja ini sangat strategis untuk menghindari
kesalahan cakupan yang merupakan salah satu ukuran utama keberhasilan suatu
sensus/survei. Kesalahan cakupan yang dimaksud dapat berupa lewat cacah atau
ganda cacah.

4.2 Pengenalan Bagian-Bagian pada Peta WS

Berikut layout Peta WS yang akan digunakan dalam kegiatan PL-KUMKM23:

Gambar 3. Contoh Layout Peta WS

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 25


Keterangan :

1 : Judul Peta
yang berisi Nama Peta yaitu “PETA WS” serta nama SLS yang tergambar
pada peta
2 : Tampilan Peta Utama
menampilkan batas area SLS (garis warna merah putus-putus) dengan
dilengkapi dengan nama SLS yang bertetangga, serta basemap berupa
peta citra Google Hybrid
3 : Identitas SLS
Informasi identitas SLS/Non SLS (14 digit) yang ditampilkan pada peta
utama dan ditambah dua digit jika menggunakan kode SubSLS
4 : Identitas Wilayah Administrasi
Kode dan Nama Wilayah Administrasi lokasi SLS yang ditampilkan
5 : Orientasi dan Skala
Keterangan mengenai Arah Utara Peta dan Skala yang ditampilkan
6 : Legenda
Penjelasan mengenai garis batas wilkerstat yang ditampilkan pada peta,
batas SLS ditandai dengan garis warna merah putus-putus
7 : Identitas Kegiatan
Nama dan periode kegiatan saat peta ini digunakan
8 : QR Code
Berisi kode identitas peta yang digunakan untuk melakukan penamaan
file peta setelah dilakukan scanning
9 : Petunjuk Lokasi Peta
Memberikan informasi posisi lokasi SLS di wilayah desa, ditunjukan
dengan polygon berwarna merah
10 : Logo BPS
Menampilkan logo BPS sebagai pembuat peta
11 : Keterangan Lain
Menampilkan informasi tambahan yang perlu dijelaskan serta sumber
pembuatan peta WB-2020

26 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


4.3 Konsep Definisi

4.3.1 Peta

Peta adalah suatu bentuk/gambar sebagian permukaan bumi pada suatu


bidang datar yang memberikan informasi tentang keadaan suatu wilayah.

4.3.2 Wilayah Administrasi

Secara administratif, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi ke dalam


beberapa wilayah secara berjenjang mulai dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
dan desa/kelurahan.

4.3.3 Desa

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
desa).

4.3.4 Kelurahan

Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat Kabupaten/Kota


dalam wilayah kerja Kecamatan. (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun
2006 tentang pembentukan, penghapusan, dan penggabungan kelurahan).

4.3.5 Nagari

Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat dalam daerah Provinsi


Sumatera Barat, yang terdiri dari himpunan beberapa suku yang mempunyai wilayah
dengan batas-batas tertentu, mempunyai harta kekayaan sendiri, berhak mengatur
dan mengurus rumah tangganya, dan memilih pimpinan pemerintahannya. Kampung
atau dengan nama lain yang setingkat dan terdapat dalam Nagari adalah bagian dari
wilayah Nagari (Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun 2000).
Dalam MFD, nagari setara dengan desa.

4.3.6 Satuan Lingkungan Setempat (SLS)

SLS adalah satuan lingkungan di bawah desa/kelurahan. Istilah SLS bisa


Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 27
berbeda antar daerah, misalnya, rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), dusun,
jorong, lingkungan, dan sebagainya. Hirarki SLS dapat berbeda antar wilayah, seperti
digambarkan pada bagan di Gambar 4. SLS terkecil (yang paling kecil wilayahnya)
disebut SLS Tingkat I, contohnya RT di Kota Jakarta, Lingkungan di Kota Medan, dan
Jorong di Kabupaten Lima Puluh Koto. Jika ada SLS yang satu tingkat lebih tinggi dari
SLS terkecil, contohnya RW di DKI Jakarta, SLS ini disebut SLS Tingkat II, dan
seterusnya.

Gambar 4. Contoh hirarki SLS

Nama/nomor SLS mengikuti nama/nomor SLS di setiap daerah, contoh: RT


13/09 di DKI Jakarta, Lingkungan V Kampung Durian di Kota Medan, Jorong Batu
Tanyuah di Kabupaten Lima Puluh Koto. Batas SLS dapat berupa batas alam ataupun
buatan, baik yang mudah dikenali maupun yang tidak mudah dikenali, misalnya,
jalan, sungai, saluran air, dinding rumah, tanah kosong, dan lain-lain.

4.3.7 Dusun/Lingkungan

Dusun/lingkungan adalah bagian wilayah dalam desa/kelurahan yang


merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa/kelurahan (UU No.5
Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa) Dusun merujuk pada pemerintahan desa.
Lingkungan merujuk pada kelurahan yang masing-masing dipimpin oleh kepala
dusun atau kepala lingkungan.

4.3.8 Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT)


Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) adalah organisasi masyarakat
yang diakui dan dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-
nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotongroyongan dan
kekeluargaan serta untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas
28 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di desa dan kelurahan. Setiap RT
sebanyak-banyaknya terdiri dari 30 kepala keluarga (KK) untuk desa dan sebanyak-
banyaknya 50 KK untuk kelurahan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 7 Tahun 1983 tentang Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun
Warga.

4.3.9 Batas Alam dan Buatan

Batas alam adalah batas wilayah yang terbentuk oleh alam, misalnya sungai,
pantai dan danau. Sedangkan batas buatan adalah batas wilayah yang dibentuk oleh
manusia, misalnya jalan raya, jalan kereta api, jalan desa/kelurahan/nagari, dan
saluran irigasi.

4.3.10 Bangunan

Bangunan adalah bagian atau keseluruhan bangunan fisik yang mempunyai


pintu keluar masuk tersendiri di dalam kesatuan fungsi atau penggunaan. Bangunan
dibedakan atas bangunan khusus usaha, bangunan campuran, bangunan tempat
tinggal, serta bangunan lainnya.

▪ Bangunan khusus usaha adalah bangunan yang digunakan sebagai


tempat untuk melakukan aktivitas ekonomi/usaha. Termasuk usaha di lokasi
tetap dengan barang dan peralatan/ perlengkapan usaha yang tidak dipindah
atau dibongkar-pasang.
▪ Bangunan campuran adalah bangunan yang sebagian digunakan untuk
tempat tinggal dan sebagian atau ada bagian dari bangunan tersebut yang
digunakan untuk usaha. Contoh: ruko, toko kelontong yang menyatu dengan
tempat tinggal.

▪ Bangunan tempat tinggal adalah bangunan yang ditinggali oleh keluarga


atau rumah tangga.
▪ Bangunan lainnya adalah bangunan yang digunakan selain sebagai tempat
usaha, tempat tinggal, atau campuran seperti tempat ibadah, kantor
pemerintahan, dan lain sebagainya.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 29


4.4 Penggunaan Peta Desa/Kelurahan dan Satuan Lingkungan Setempat
(SLS)

Peta Kelurahan/Desa (PETA WA), yang digunakan sebagai alat bantu dalam
kegiatan PL-KUMKM23 berfungsi sebagai:
1. Acuan posisi SLS dalam kelurahan/desa/nagari;
2. Kontrol batas SLS, sehingga tidak terdapat wilayah yang lewat cacah atau
ganda cacah (dicacah lebih dari sekali).

30 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


12 TATA CARA WAWANCARA
DAN PETUNJUK PENGISIAN CAPI 5

5.1 Tata Cara Wawancara

Etika Berwawancara

Agar pencacahan PL-KUMKM23 dapat berjalan dengan baik, maka dalam


melakukan kunjungan/wawancara dengan keluarga, PCL perlu memperhatikan etika
berwawancara sebagai berikut:

1. Tata krama dan sopan santun perlu disesuaikan dengan adat istiadat
setempat (kearifan lokal), antara lain:

a. Memerhatikan waktu yang tepat untuk berkunjung;


b. Berpakaian rapi dan sopan;
c. Meminta izin dengan mengetuk pintu dan mengucapkan salam;
d. Memperkenalkan diri dengan menunjukkan tanda pengenal Petugas
Pencacahan Lapangan dan menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan;
e. Memberikan pengertian yang jelas tentang perlunya kegiatan PL-KUMKM;
f. Menjelaskan bahwa keterangan yang diberikan oleh responden dan anggota
keluarga akan dirahasiakan.

2. Komunikasi dua arah antara PCL dan Ketua/Pengurus SLS /warga yang
ditunjuk maupun PCL dan responden. Agar informasi yang didapat mudah akurat,
maka PCL perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Menggunakan bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh responden. Jika


diperlukan pertanyaan dapat diterjemahkan dari Bahasa Indonesia menjadi
bahasa daerah/lokal dengan tidak mengubah arti setiap pertanyaan;
b. PCL bersikap simpatik (ramah dan sopan) sehingga menciptakan suasana
akrab;
c. Petugas Pencacahan Lapangan (PCL) bersikap sabar ketika menghadapi
sikap responden yang tidak diharapkan (misalnya menolak memberikan
keterangan) dan bersikap persuasif (berhati-hati dan tidak menyinggung

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 31


perasaan) untuk mendapatkan keterangan khususnya pertanyaan yang
sifatnya sensitif misalnya kematian. Jika usaha persuasif mengalami
kegagalan, PCL melaporkan kepada PML.

3. Fokus pada maksud dan tujuan wawancara. Menyadari pentingnya akurasi


data wawancara maka PCL harus:

a. Memastikan setiap rincian pada E-form PL-KUMKM.L1 dan E-form PL-


KUMKM.L2 sudah terisi dengan benar;
b. Mengikuti alur pertanyaan pada E-form. Ketika pembicaraan responden
dirasakan mulai menyimpang dari alur maka kembalikan pembicaraan secara
bijaksana dan simpatik;
c. Probing (pertanyaan penelusuran) dan klarifikasi perlu dilakukan oleh PCL
untuk menggali jawaban responden. Probing dilakukan ketika jawaban
responden tidak jelas, tidak wajar, atau tidak sesuai pertanyaan;
d. PCL tidak mengarahkan jawaban responden. Biarkan responden menjawab
apa adanya dan spontan.

4. Apresiasi pada responden selama wawancara berlangsung.

a. PCL secara bijak menampung pendapat responden yang tidak terkait langsung
dengan pertanyaan;

b. PCL dilarang memberi tanggapan/komentar negatif ataupun menunjukkan


sikap merendahkan atas jawaban-jawaban responden;

c. Ketika wawancara selesai, PCL mengucapkan terima kasih dan


memberitahukan ke responden akan ada kunjungan lain ketika diperlukan
untuk klarifikasi data.

Tata Cara Bertanya

Kualitas data yang diperoleh dari kegiatan pencacahan dipengaruhi oleh cara
mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, PCL harus mengikuti cara bertanya yang
baku, yaitu dengan mengikuti redaksi pertanyaan. Untuk meningkatkan kemampuan
berwawancara, PCL sebaiknya melakukan beberapa hal berikut ini:

1. Sesering mungkin berlatih membaca pertanyaan sesuai redaksi pertanyaan


dalam E-form, agar terbiasa;
2. Latihan bertanya dimulai kepada teman;

32 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


3. PCL harus menyingkirkan rasa malu untuk bertanya sesuai redaksi pertanyaan;
4. Berlatih bertanya secara berulang-ulang agar menemukan ritme dan intonasi
suara yang pas;
5. Jika sudah terlatih, maka dengan sendirinya PCL akan menguasai setiap
pertanyaan.

5.2 Petunjuk Pengisian Moda CAPI

Pelaksanaan kegiatan PL-KUMKM23 ini menggunakan metode CAPI (Computer


Assisted Personal Interview). Wawancara CAPI dilakukan dengan bantuan device
portable (tablet/smartphone) dengan metode BYOD (Bring Your Own Device), artinya
perangkat yang digunakan untuk kegiatan pencacahan disediakan sendiri oleh
petugas. Dengan diperkenalkannya metode CAPI, petugas diharapkan mampu untuk
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, termasuk mampu beradaptasi dengan
penggunaan gadget yang akan digunakan untuk pendataan. Berikut adalah
spesifikasi minimal perangkat yang harus dipenuhi untuk melakukan pendataan
kegiatan PL-KUMKM23 menggunakan aplikasi Fasih.
1. Menggunakan Operating System Android, dengan versi minimal adalah 8
(Oreo).
2. Ukuran layar minimal 5 inch.
3. Processor Quadcore 1,4 GHz.
4. Memiliki memori sistem (RAM) minimal 4 GB, tersisa 2 GB.
5. Memiliki memori internal minimal 32 GB, tersisa 3 GB.
6. Memiliki fitur kamera.
7. Memiliki fitur GPS.
8. Dapat terkoneksi dengan internet, baik melalui wi-fi atau jaringan
3G/4G/LTE

Untuk kinerja terbaik aplikasi (best performance), sebaiknya menggunakan


RAM minimum 6 GB (free 3 GB) dan OS Android versi 8 s.d. versi 11.

Persiapan Perangkat Android

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh PCL sebelum melakukan
instalasi aplikasi Fasih, antara lain:
a. Menggunakan SIM card yang telah dipersiapkan untuk pencacahan
dengan CAPI dan lakukan registrasi SIM card (jika diberikan)
b. Melakukan daftar paket kuota internet.
Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 33
c. Mengaktifkan paket data/paket internet.
d. Mengaktifkan GPS (Global Positioning System) jika diperlukan.
e. Mengatur kecerahan layar perangkat Android. Jika daya baterai tinggal
sedikit, mengurangi tingkat kecerahan layar dapat mengurangi
pemakaian baterai.
f. Mengatur timeout perangkat Android. Pemilihan waktu tunggu tampilan
layar bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing
Petugas Pencacahan Lapangan (PCL). Ukuran yang ideal untuk
pencacahan, pilih waktu tunggu layar menjadi 5 menit.
g. Menggunakan kalkulator jika diperlukan dalam proses pencacahan,
misalnya menghitung nilai penjualan barang.
h. Membawa powerbank untuk mengantisipasi jika daya baterai tinggal
sedikit/akan habis dapat segera dilakukan pengisian daya baterai kembali.
Penggunaan GPS atau mengaktifkan paket data secara terus
menerus akan menyebabkan daya baterai lebih cepat habis. Hal yang
perlu dipertimbangkan oleh PCL dalam proses pencacahan di lapangan
nantinya adalah perlu atau tidaknya kondisi GPS atau paket data yang aktif
secara terus menerus.

Catatan:
Berikut akan ditampilkan beberapa screenshot untuk lebih mempermudah
penjelasan. Namun kemungkinan akan ada perbedaan tampilan pada masing-
masing petugas. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan merek, tipe,
dan pengaturan perangkat yang digunakan oleh petugas.

5.2.1. Unduh Aplikasi

Tahapan yang pertama kali dilakukan sebelum melakukan pendataan, yaitu


mengunduh aplikasi FASIH-Mobile terlebih dahulu. Langkah-langkah dalam
mengunduh aplikasi adalah:
1. Pastikan koneksi internet perangkat dalam keadaan aktif.

2. Buka Google Playstore, dan selanjutnya lakukan pencarian untuk aplikasi


FASIH.

34 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 5. FASIH di Google Playstore

3. Lakukan download dan instalasi pada aplikasi FASIH-Mobile.

Gambar 6. Download dan Instal FASIH-Mobile

4. Apabila proses instalasi berhasil, akan muncul aplikasi FASIH-Mobile di


halaman menu Android.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 35


Gambar 7. Icon Aplikasi FASIH-Mobile

5.2.2. Penggunaan Aplikasi


Pada subbab ini akan diuraikan tata cara penggunaan aplikasi yang terdiri dari
login aplikasi dan tampilan daftar tugas petugas. Untuk dapat mengakses aplikasi
CAPI, petugas harus login terlebih dahulu. Setelah berhasil login, maka akan muncul
tampilan daftar wilayah tugas dari masing-masing petugas.
A. Login Aplikasi
Setelah aplikasi FASIH-Mobile berhasil di-instal pada perangkat yang akan
digunakan, Pencacah dapat memulai pendataan dengan membuka terlebih dahulu
aplikasi FASIH-Mobile dan login menggunakan akun petugas yang sudah
didaftarkan.

Untuk dapat menggunakan aplikasi FASIH-Mobile, Pencacah harus login terlebih


dahulu dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pastikan koneksi internet aktif. Tap (sentuh) pada icon FASIH-Mobile, akan
muncul versi aplikasi. Selanjutnya muncul halaman Login. Tap (sentuh) untuk
login.

36 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 8. Tampilan Awal Aplikasi dan Halaman Login

2. Pada instalasi pertama kali, akan ada pemberitahuan bahwa Fasih-Mobile akan
menyimpan lokasi perangkat untuk keperluan analisis. Tap (sentuh) pada
tombol ‘Setuju’.

Gambar 9. Informasi Aplikasi Menyimpan Lokasi Perangkat

3. Akan muncul pilihan login, apakah login sebagai mitra atau login sebagai
pegawai BPS. Pilih pada salah satu pilihan login.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 37


Gambar 10. Tampilan Pilihan Login

4. Masukkan username dan password sesuai dengan login yang dipilih. Tap
(sentuh) tombol ‘Log In’.

Gambar 11. Tampilan Login SSO Internal dan Eksternal

5. Pada login pertama kali, biasanya akan muncul pesan peringatan untuk
mengizinkan beberapa fitur sebagai berikut, Tap (sentuh) ALLOW atau
IZINKAN. Tampilan untuk pengaturan perizinan ini bisa berbeda-beda
tergantung versi Android dan merk perangkatnya.

38 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 12. Konfirmasi Mengizinkan Akses Aplikasi

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 39


B. Sinkronisasi Aplikasi

Setelah berhasil login, maka sebelum mulai pendataan PCL perlu melakukan
sinkronisasi terlebih dahulu. Sinkronisasi data bertujuan untuk men-download daftar
tugas (assignment) yang menjadi tanggung jawabnya. Sinkronisasi data wajib
dilakukan pada saat login pertama kalinya. Untuk melakukan sinkronisasi data
diperlukan koneksi internet.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Jika instalasi aplikasi FASIH-Mobile baru dilakukan untuk pertama kalinya, maka
akan muncul notifikasi yang menyatakan bahwa engine aplikasi (FormGear)
belum ada.

Gambar 13. Permintaan Unduh FomGear

2. Pencacah akan diarahkan ke halaman Sistem untuk mengunduh engine aplikasi


(FormGear). Tap (sentuh) pada tombol Unduh. Apabila proses unduh sudah
selesai, akan muncul notifikasi sukses. Tap (sentuh) pada tombol Tutup dan
kembali ke halaman sebelumnya.

40 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 14. Proses Unduh dan Notifikasi Unduh FormGear Sukses

3. Selanjutnya akan muncul notifikasi bahwa Pencacah belum melakukan


sinkronisasi data. Tap (sentuh) pada tombol Sinkronisasi Sekarang.

Gambar 15. Permintaan Sinkronisasi Aplikasi

4. Proses sinkronisasi dibedakan menjadi 2 tahap. Pada Tahap ke 1, FASIH akan


men-download data alokasi sampel, men-download template kuesioner, dan
men-download master data. Pada Tahap ke 2, FASIH akan men-download data
isian pencacahan per assignment (response.json, comment.json, reference.json,

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 41


dan principal.json) dalam bentuk zip. Jika petugas belum pernah submit data
pencacahan, FASIH akan men-download initial data dari server.
5. Pada sinkronisasi tahap pertama, akan muncul informasi Survei apa saja yang
dialokasikan. Pencacah bisa melakukan checklist Survei apa saja yang ingin
dilakukan sinkronisasi. Pastikan Petugas men-checklist untuk PL-KUMKM
2023. Tap (sentuh) pada Sinkronisasi Sekarang.

Gambar 16. Sinkronisasi Survei

6. Akan berlangsung proses sinkronisasi data. Pencacah menunggu sampai proses


sinkronisasi selesai.

42 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 17. Proses Sinkronisasi Data Tahap Pertama

7. Dilanjutkan dengan sinkronisasi tahap kedua, tap (sentuh) pada tombol Unduh.
Pencacah menunggu sampai proses sinkronisasi selesai dan muncul notifikasi
sukses.

Gambar 18. Proses Sinkronisasi Data Tahap Kedua

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 43


C. Menu Aplikasi

Menu utama pada aplikasi FASIH-Mobile ada 3, yaitu Beranda, Upload, dan
Pengaturan.
1. Menu Beranda, menampilkan halaman utama aplikasi yang berisi daftar tugas,
berupa daftar survei yang ditugaskan dan sudah dialokasikan kepada Pencacah
atau Pengawas.

Gambar 19. Tampilan Menu Beranda

2. Menu Upload, menampilkan informasi daftar tunggu (waiting list) dari proses
meng-unggah (upload) sampel beserta progress-nya.

44 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 20. Tampilan Menu Upload

3. Menu Pengaturan, menampilkann nama petugas, session expired, sistem,


backup, sinkronisasi, hubungi kami, dan logout.
a. Nama petugas dan session expired, digunakan untuk melihat informasi
mengenai nama petugas dan waktu session aplikasi. Jika waktu session
sudah habis, petugas harus melakukan logout dan login ulang aplikasi.
b. Sistem, di dalamnya memuat informasi versi aplikasi, versi code, change
log aplikasi, engine form-gear, change log form-gear, storage dan RAM.
c. Backup, menu ini digunakan untuk melakukan backup dan restore data
hasil pencacahan, serta share log aplikasi.
d. Sinkronisasi, digunakan untuk melakukan proses sinkronisasi data.
e. Hubungi Kami, menu ini untuk melakukan pelaporan apabila terdapat
kendala pada aplikasi.
f. Logout, digunakan untuk keluar dari aplikasi.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 45


Gambar 21. Tampilan Menu Pengaturan

D. Tampilan Daftar Tugas (Assignment)

1. Membuka Aplikasi

Pada halaman beranda, akan ditampilkan daftar Survei yang menjadi tanggung
jawab Pencacah atau Pengawas.

46 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 22. Halaman Beranda Aplikasi

Untuk membuka survei, tap (sentuh) pada nama survei. Jika baru pertama kali
membuka survei, akan ada notifikasi bahwa belum mengunduh template kuesioner
dan validasi. Tap (sentuh) tombol Unduh untuk melanjutkan. Jika berhasil, akan ada
notifikasi sukses.

Gambar 23. Unduh Template Kuesioner dan Validasi

Selanjutnya akan ditampikan periode survei dan jumlah sampel berdasarkan


statusnya. Jenis status sampel yang muncul di halaman utama dibedakan menjadi :
• Open, merupakan default status sampel yang dialokasikan kepada Pencacah
dan belum dilakukan submit.
• Submit, merupakan status sampel yang sudah dikerjakan oleh Pencacah
yang kemudian di-submit dan mendapat respon sukses dari server.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 47


• Reject, merupakan status sampel yang sudah di-submit ke server
sebelumnya dan setelah diperiksa, ternyata ditolak oleh Pengawas
sehingga dikembalikan ke Pencacah.
• Pending, merupakan status sampel yang di-submit oleh Pencacah tapi
belum mendapat respon dari server karena masih menunggu koneksi
internet atau antrian masuk ke server.
• Approved, merupakan status sampel yang di-submit oleh Pencacah ke
server sebelumnya dan setelah diperiksa, sudah dinyatakan sesuai oleh
Pengawas.
Tap (sentuh) pada periode survei untuk melanjutkan.

Gambar 24. Halaman Periode dan Status Sampel

2. Daftar Penugasan

Untuk menampilkan informasi SLS mana saja yang menjadi wilayah tugas
pencacah, tahapan yang dilakukan adalah:

a) Di halaman utama aplikasi, tap (sentuh) pada nama survei PL-KUMKM23.


Status awal sampel yang ditugaskan kepada Pencacah adalah “Open”.

48 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 25. Tampilan Menu Survei dan Periode

b) Akan muncul halaman yang berisi daftar wilayah yang menjadi wilayah tugas
Pencacah. Setiap penugasan (assignment) berisi informasi mengenai Provinsi,
Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. Tap (sentuh) pada salah satu wilayah.

Gambar 26. Tampilan Halaman Daftar Wilayah Listing

3. Daftar Assignment
Halaman daftar assignment digunakan untuk menampilkan informasi keluarga
awal dalam suatu Satuan Lingkungan Setempat (SLS). Halaman ini berbetuk tabel
dimana terdiri dari 4 kolom, yaitu Nomor Urut Keluarga, Nama Kepala Keluarga,

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 49


Alamat, dan Jumlah Usaha yang Dimiliki bersumber dari data SP2020 yang telah
dimutakhirkan melalui beberapa kegiatan sensus/survei setelahnya. Petugas
Pencacahan Lapangan (PCL) juga dapat menambahkan rumah tangga baru jika
dalam proses pendaftaran ditemukan keluarga baru atau bangunan lainnya selain
bangunan tempat tinggal/campuran.

C
B

Gambar 27. Penjelasan Halaman Daftar Assignment

Keterangan pada daftar assignment:


A. Tabel Assignment
Tabel assignment berisi daftar keluarga dalam suatu Satuan Lingkungan
Setempat (SLS) yang akan dimutakhirkan.
B. Jumlah Baris

50 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Tombol ini digunakan untuk menampilkan jumlah baris keluarga pada tabel
assignment sesuai dengan jumlah yang tersedia pada pilihan ini, yaitu 10, 25,
50, dan 100.
C. Cari (Search)
Tombol Cari digunakan untuk melakukan pencarian pada tabel assignment
dengan kata kunci yang sesuai.
D. Icon
Menampilkan beberapa fitur yang dapat digunakan oleh Pencacah, seperti
tambah assignment, tandai wilayah telah selesai, filter by status, urutkan (sort),
dan info warna assignment.

Gambar 28. Filter by Status dan Info Warna Assignment

E. Proses Bisnis Pedataan CAPI


Secara umum, sebuah survei dibuat oleh admin BPS RI, sedangkan
pengelolaan pada waktu sebelum maupun saat survei sudah berjalan dilakukan oleh
seluruh pengguna, baik di BPS Provinsi dan di BPS Kabupaten/Kota. Berikut adalah
alur kegiatan PL-KUMKM 2023 yang terdapat dalam pengelolaan survei pada
framework ICS dengan FASIH-SM:

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 51


Keterangan:

Gambar 29. Proses Bisnis Pendataan CAPI

Gambar di atas memperlihatkan kegiatan pengisian data lapangan melalui


aplikasi Fasih Android yang dimulai dari Petugas Pencacahan Lapangan. Berikut
penjelasan dari masing-masing peran yang terlibat dalam sistem.

a. Petugas Pencacahan Lapangan, bertugas melakukan pencacahan lapangan


dengan menggunakan aplikasi Fasih Android, mengirim data yang sudah
diinput, dan memperbaiki data jika data yang dikirim di-reject oleh Petugas
Pemeriksaan Lapangan.
b. Petugas Pemeriksaan Lapangan (PML), bertugas melakukan pemeriksaan data
yang sudah dikirim oleh PCL, dan menentukan apakah data sudah benar atau
belum. Jika data sudah benar, PML dapat melakukan persetujuan data
(approve). Jika masih terdapat kesalahan dalam data, PML dapat
mengembalikan kepada PCL untuk diperbaiki (reject).
c. Koordinator Sensus Kecamatan (Koseka) dan BPS Kabupaten/Kota, bertugas
melakukan pemeriksaan melalui Dashboard Monitoring. Jika masih terdapat

52 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


kesalahan dalam data, dapat memberitahukan kepada Petugas Pemeriksaan
Lapangan untuk diteruskan kepada Petugas Pencacahan Lapangan.
d. BPS Provinsi bertugas menyiapkan alokasi sampel dan petugas untuk
pencacahan lapangan, selain itu BPS Provinsi juga melakukan pemeriksaan
melalui Dashboard Monitoring. Jika masih terdapat kesalahan dalam data,
dapat memberitahukan kepada BPS Kabupaten/Kota.

5.2.3. Panduan Menu

A. Membuka Form Entri

Sebelum masuk pada penjelasan rincian pertanyaan, akan dijelaskan terlebih


dahulu mengenai blok pertanyaan dan cara berpindah antar halaman pada form
entri. Berikut adalah langkah-langkah dalam membuka form entri di aplikasi Fasih.

a. Sebelum membuka form entri untuk memulai pencacahan, Petugas Pencacahan


Lapangan perlu mengatur beberapa pengaturan pada perangkat yang
digunakan. Pertama, pastikan fitur Location Services dalam keadaan aktif dan
pastikan fitur Screen Rotation berada dalam posisi Portrait bukan Auto Rotate.

Gambar 30. Pengaturan pada Perangkat

b. Selanjutnya Petugas Pencacahan Lapangan harus memilih terlebih dahulu


sampel SLS yang diinginkan kemudian sampel mana yang ingin mulai didata.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 53


c. Setelah memilih sampel pada halaman Daftar Assignment, pilih Aksi untuk
memulai pencacahan.

Gambar 31. Konfirmasi Membuka Kuesioner

Akan muncul konfirmasi sebelum membuka kuesioner ataupun pada saat


menambahkan assignment. Tap (sentuh) “Buka” untuk membuka kuesioner.

Gambar 32. Konfirmasi Membuka Kuesioner

Berikut adalah tampilan awal ketika kuesioner PL-KUMKM23 dibuka dan


kuesioner PL-KUMKM23 akan ditampilkan per blok sesuai dengan isian blok
sebelumnya.

54 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 33. Tampilan Halaman Awal Kuesioner
dan Tampilan Blok Kuesioner

B. Panduan Blok dan Perpindahan Halaman


Untuk melihat seluruh blok rincian pertanyaan, Pencacah dapat tap (sentuh)
pada tombol garis tiga di pojok kanan atas. Selanjutnya akan tampil seluruh blok
yang ada pada kuesioner.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 55


Gambar 34. Blok Kuesioner Pencacahan

Untuk berpindah antar halaman pada form, Pencacah dapat melakukan dua cara
berikut ini:
1. Menggunakan tombol garis tiga di pojok kanan atas (seperti penjelasan di atas).
Pencacah dapat berpindah ke blok dan halaman yang diinginkan.
2. Menggunakan tombol back dan next. Di akhir setiap halaman pada satu blok,
akan diberikan tombol untuk dapat berpindah halaman sebelum atau
selanjutnya.
Jika tombol yang dipilih, maka PCL akan diarahkan kembali ke
halaman sebelumnya. Sedangkan, jika tombol dipilih, maka PCL akan
diarahkan ke halaman selanjutnya.

56 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 35. Tombol Untuk Berpindah Halaman

C. Mengirimkan Hasil

Setiap bangunan/usaha yang telah dilisting dapat langsung di-submit datanya


ke server. Untuk mengirim data hasil listing, PCL harus berada di halaman Ringkasan
yang ada di menu bagian bawah. Bagian Ringkasan merupakan rekap dari
keseluruhan proses pengisian. Bagian Ringkasan ini terdiri dari empat keterangan,
yaitu tab Answer, Blank, Error, dan Remark.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 57


Gambar 36. Kuesioner Bagian Ringkasan

Ringkasan berada pada halaman menu setiap keluarga atau bangunan usaha.
Pada halaman ini, Pencacah akan diinformasikan mengenai jumlah rincian yang telah
diinput atau dijawab (Terjawab/Answer), jumlah rincian yang melanggar validasi
atau tidak sesuai dengan rule validasi (Salah/Error), jumlah rincian yang ada
catatan (Catatan/Remark), dan jumlah rincian yang belum diisi atau diinput
(Kosong/Blank) pada keluarga atau bangunan/usaha yang dilisting.

Gambar 37. Ringkasan Pengisian Survei

58 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Jika masih terdapat kesalahan, maka pada tab Salah/Error akan ditampilkan
berapa jumlah kesalahan yang ada. Untuk melihat daftar kesalahan Pencacah bisa
tap (sentuh) pada tombol List Error. Pada setiap kesalahan yang ditampilkan,
muncul icon panah yang merupakan link yang bisa di tap (sentuh) oleh Pencacah
dan akan langsung mengarah pada pertanyaan yang dimaksud.

Gambar 38. List Error

Hal ini berlaku juga untuk tab Catatan/Remark dan Kosong/Blank. Icon
panah merupakan link yang bisa di tap (sentuh) oleh Pencacah dan akan langsung
mengarah pada pertanyaan yang dimaksud.

Untuk setiap kesalahan yang muncul, Pencacah harus memperbaiki kesalahan


tersebut. Tetapi apabila jawaban yang diberikan memang sudah sesuai dengan
kondisi sebenarnya, biarkan saja jawaban tersebut. Berikan catatan/ remark pada
rincian yang mengandung kesalahan tersebut. Apabila masih ada daftar kesalahan

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 59


yang belum diperbaiki atau belum diberikan catatan, maka sampel tersebut tidak
dapat dikirim.
Untuk mengirimkan hasil listing keluarga atau bangunan, pastikan sudah tidak
ada rincian yang mengandung kesalahan dan seluruh pertanyaan sudah dijawab
sehingga tombol Submit akan enable. Untuk melakukan submit memerlukan
koneksi internet, pastikan kembali jaringan internet yang digunakan cukup kuat.

Gambar 39. Tampilan Ringkasan Sebelum Submit

Sebelum proses submit dilakukan, pencacah perlu memasukkan kode konfirmasi


untuk melakukan submit data bangunan/usaha. Selanjutnya tap (sentuh) tombol
Submit.

Gambar 40. Input Kode Sebelum Submit dan Konfirmasi Submit

Status sampel akan berubah warna mengikuti status yang sudah diinformasikan
sebelumnya. Untuk melakukan pengecekan progress pengiriman data, Pencacah
dapat membuka menu Upload yang ada menu utama. Apabila perangkat yang

60 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


digunakan dalam kondisi offline (koneksi data tidak aktif) maka akan muncul antrian
pengiriman data pada menu Upload tersebut.

D. Progress Upload
Pengguna dapat memantau progress upload data atau progress pengiriman data
setelah menekan tombol submit. Pencacah dapat membuka menu Daftar Upload
yang ada menu utama. Apabila perangkat yang digunakan dalam kondisi offline
(koneksi data tidak aktif) maka akan muncul antrian pengiriman data pada menu
Daftar Upload tersebut.

E. Backup dan Restore Data


Pada aplikasi CAPI difasilitasi fitur backup dan restore (import) data. Fitur ini
membantu jika terdapat kendala sehingga restore dari backup data perlu dilakukan,
seperti kendala pending dalam pengiriman data dikarenakan permasalahan device
tertentu.

Backup Data
1) Backup Seluruh Data
Backup seluruh data dapat dilakukan dengan memanfaatkan fitur backup pada
aplikasi CAPI. Berikut langkah- langkahnya.
a. Pilih menu Pengaturan pada
aplikasi CAPI Fasih

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 61


b. Pilih Backup, fitur ini untuk
melakukan backup data pada
folder FASIH_BPS. Data atau
assignment yang di-backup
adalah assignment yang sudah
pernah dibuka oleh pengguna.
Assignment yang belum sama
sekali pernah dibuka oleh
pengguna tidak akan di-backup.

c. Selanjutnya akan muncul pop up


konfirmasi untuk melakukan
backup. Setelah sukses
melakukan backup, copy-kan
folder BPS ke lokasi lain atau ke
perangkat pengguna lain.

62 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


d. Backup Data juga dapat
dilakukan dengan share melalui
Email, Whatsapp atau lainnya
dengan sebelumnya mengklik
Share Backup Data (pilihan
opsional).

2) Backup Data Per Assignment


Backup data per assignment dilakukan dengan klik menu “SIMPAN”, maka
autobackup data per assignments dan per waktu backup-nya.

Restore Data
1) Restore Data
Langkah-langkah restore data ke HP lain pada aplikasi CAPI adalah sebagai
berikut:

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 63


a. Login pada aplikasi CAPI Fasih menggunakan akun Petugas Pencacahan
Lapangan, pemilik backup data yang ingin di-restore datanya ke perangkat
lain.
b. Sinkron data terlebih dahulu
c. Buka Pengaturan, lalu pilih Restore Data

Gambar 41. Tampilan menu restore data

d. Akan muncul peringatan pada saat melakukan Restore Data, dan pastikan
sebelum dilakukan restore data sudah melakukan proses backup terlebih
dahulu.

Gambar 42. Informasi Aplikasi Menimpa File

e. Pilih file backup yang akan dilakukan restore data.

64 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 43. Informasi pilihan file

f. Akan muncul notifikasi jika berhasil melakukan import data

2) Restore Per Assignment


Menu restore terdapat pada daftar assignment. Berikut adalah langkah-langkah
untuk restore data:
a. Buka daftar assignment, lalu tap pada assignment yang ingin di restore.
Kemudian tap menu restore.

Gambar 44. Konfirmasi melakukan restore

b. Selanjutnya pilih file mana yang akan di restore.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 65


Gambar 45. Informasi Pilihan Versi File yang Akan Direstore

F. Jenis Pertanyaan
Sebelum memulai pengisian E-form PL-KUMKM23 melalui CAPI perlu diketahui
tata cara pengisian yang harus dilakukan. Terdapat beberapa jenis pertanyaan dan
cara input pada aplikasi Fasih. Aplikasi Fasih yang digunakan untuk PL-KUMKM23
menerapkan mekanisme enable dan disable pada pertanyaan yang harus dilewati
karena kondisi tertentu. Pertanyaan yang disable akan otomatis disembunyikan, dan
data yang terisi pada pertanyaan yang disembunyikan tidak akan disimpan.
Penjelasan mengenai mekanisme enable dan disable pada pertanyaan akan
dipaparkan setelah penjelasan mengenai jenis atau tipe pertanyaan. Pada dasarnya,
cara pengisian pertanyaan di aplikasi FASIH-Mobile PL-KUMKM23 dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Isian Terbuka
Pencacah harus mengisikan jawaban sesuai dengan jawaban responden.
Terdapat dua bentuk isian terbuka, yaitu:
a. Numerik
Jawaban yang diberikan akan diisikan dengan keypad numerik.

66 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 46. Jenis Pertanyaan Keypad Numerik

b. Teks
Jawaban yang diberikan akan diisikan dengan keypad teks.

Gambar 47. Jenis Pertanyaan Keypad Teks

2. Select Lookup
Pilihan jawaban bersumber dari master yang telah ditanamkan ke dalam aplikasi
fasih. Pencacah dapat langsung memilih jawaban yang sesuai.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 67


Gambar 48. Jenis Pertanyaan Select Lookup

3. Radio Button
Pilihan jawaban sudah ditampilkan di aplikasi. Pencacah dapat langsung memilih
jawaban yang sesuai.

Gambar 49. Jenis Pertanyaan Radio Button

4. Checkbox
Pencacah dapat memilih lebih dari satu jawaban pada tipe pertanyaan ini.
Pencacah harus memilih jawaban yang sesuai hingga muncul tanda checklist.

68 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 50. Jenis pertanyaan Checkbox

5. Roaster
Roaster merupakan pertanyaan berulang yang sama yang ditanyakan kepada
responden.

Gambar 51. Jenis pertanyaan Roster

6. Remark
Remark bisa diberikan untuk setiap pertanyan. Caranya adalah tap (sentuh) ikon
yang ada di sebelah kanan untuk masing-masing pertanyaan. Catatan perlu
diberikan apabila merupakan kondisi yang sebenarnya di lapangan, tetapi
jawaban tersebut tidak sesuai dengan validasi yang ditentukan.

Gambar 52. Cara Memberikan Remark

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 69


7. Geo Tagging

8. Foto

70 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


13 PEMUTAHIRAN
PL-KUMKM23 6
6.1 Instrumen Pemutakhiran

a. Daftar Satuan Lingkungan Setempat (SLS)

Merupakan daftar wilayah SLS yang menjadi wilayah tugas Petugas


Pencacahan Lapangan. Daftar ini berisi informasi kode nama provinsi sampai
desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor SLS, nama SLS, perkiraan jumlah
bangunan sensus kegiatan ekonomi, dan jumlah perkiraan muatan keluarga pada
SLS. Setiap SLS akan dilengkapi peta SLS sebagai pedoman pengenalan cakupan
wilayah tugas petugas pemutakhiran. Daftar SLS dipegang oleh IPDS Kabupaten/
Kota.

DAFTAR SATUAN LINGKUNGAN SETEMPAT


PENDATAAN LENGKAP KOPERASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (KUMKM)
TAHUN 2023
PL-KUMKM.DSLS

PROVINSI : [11] ACEH


KABUPATEN/KOTA
: [02] ACEH SINGKIL
KECAMATAN: [010] PULAU BANYAK

WILAYAH ADMINISTRASI
PERKIRAAN
KLASIFIKASI DESA/ KODE PERKIRAAN PERKIRAAN FLAG
JUMLAH KELUARGA
KELURAHAN SATUAN PERKIRAAN JUMLAH JUMLAH KELUARGA KONSENTRASI ST
NAMA MUATAN HASIL KETERANGA
LINGKUNGAN JUMLAH BSKEKO KELUARGA (KK) HASIL SUMBER
SLS DOMINAN *) SENSUS N
PERKOTAAN -1 SETEMPAT (SLS)- (RD 2019) HASIL WILKERSTAT REGSOSEK 0 = nonkonsentrasi
PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA/KELURAHAN PERTANIAN
PERDESAAN -2 SUBSLS (MARET 2022) (NOVEMBER 2022) 1 = konsentrasi
(JULI 2023) **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

11 ACEH 02 ACEH SINGKIL


010 PULAU BANYAK
003 PULAU BAGUK 1 0001 00 DUSUN MULIA 1 24 94 73 30 0 Wilkerstat

11 ACEH 02 ACEH SINGKIL


010 PULAU BANYAK
003 PULAU BAGUK 1 0002 00 DUSUN PERIKANAN 1 28 234 126 128 1 Wilkerstat

11 ACEH 02 ACEH SINGKIL


010 PULAU BANYAK
003 PULAU BAGUK 1 0003 00 DUSUN NELAYAN 1 31 100 92 93 1 Wilkerstat

11 ACEH 02 ACEH SINGKIL


010 PULAU BANYAK
003 PULAU BAGUK 1 0004 00 DUSUN KENANGAN 84 73 49 0 Wilkerstat

11 ACEH 02 ACEH SINGKIL


010 PULAU BANYAK
003 PULAU BAGUK 1 3001 00 KEPULAUAN 11 8 0 0 0 0 Wilkerstat

Gambar 53. Daftar Satuan Lingkungan Setempat

b. Master Satuan Lingkungan Setempat

Master SLS dicetak untuk setiap kelurahan/ desa dan dipegang oleh PCL, terdiri
dari 4 kolom, yaitu:
1. Kolom (1) nomor urut
2. Kolom (2) kode SLS/Non SLS
3. Kolom (3) kode sub SLS
4. Kolom (4) Nama SLS/Non SLS

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 71


Gambar 54. Master SLS

c. Daftar Perubahan SLS (PL-KUMKM.PSLS)

Form PL-KUMKM.PSLS merupakan laporan untuk menampung perubahan SLS


yang ditemukan Petugas Pencacahan Lapangan saat di lapangan. Cakupan
perubahan SLS pada kegiatan PL-KUMKM, yaitu pemekaran SLS, penggabungan
SLS/Non SLS, dan perubahan nama/tingkat dalam desa atau setingkatnya. Form ini
berisi informasi kondisi SLS pada master dan kondisi SLS di lapangan. Form PL-
KUMKM.PSLS dipegang oleh setiap Petugas Pencacahan Lapangan. Form PL-
KUMKM.PSLS terdiri dari 4 blok, yaitu:
Blok I : Identitas Wilayah
Blok II : Keterangan Petugas
Blok III : Keterangan Perubahan Satuan Lingkungan Setempat (SLS)
Blok IV : Keterangan SLS yang mengalami perubahan batas saja
Pada halaman pertama, diberikan informasi terkait judul kuesioner.

Gambar 55. Judul kuesioner PL-KUMKM. PSLS

72 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Blok I. Identitas Wilayah
Blok I berisi identitas wilayah yang meliputi kode dan nama wilayah administrasi
(Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan). Isikan identitas
wilayah ini pada rincian (1) s.d. (4).

Gambar 56. Blok I. Identitas Wilayah PL-KUMKM.PSLS

Blok II. Keterangan Petugas


Isikan identitas petugas lapangan (Petugas Pencacahan Lapangan dan Petugas
Pemeriksaan Lapangan), tanggal pelaksanaan, serta tanda tangan petugas
lapangan.

Gambar 57. Blok II. Keterangan petugas PL-KUMKM.PSLS

Blok III. Keterangan Perubahan Satuan Lingkungan Setempat (SLS)


Pada bagian atas Blok III, isikan identitas desa, nama desa, dan informasi halaman.

Gambar 58. Identitas desa, nama desa, dan informasi halaman


PL-KUMKM.PSLS

Blok III. berfungsi untuk menampung perubahan SLS yang terjadi di lapangan. Blok
ini terdiri dari 5 kolom dengan rincian sebagai berikut.
Kolom (1). No. Isikan nomor urut dari 1, 2, dan seterusnya.
Kolom (2). Kode Perubahan SLS. Isikan kode perubahan SLS terdiri dari 1 untuk
pemekaran, 2 untuk penggabungan dan 3 untuk perubahan nama.
Kolom (3). Kode SLS Kondisi Master SLS. Isikan kode SLS kondisi master
(sebelum perubahan).

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 73


Kolom (4). Nama SLS Kondisi Master SLS. Isikan nama SLS kondisi master
(sebelum perubahan).
Kolom (5). Nama SLS Kondisi Lapangan. Isikan nama SLS kondisi di lapangan
(setelah perubahan).

Gambar 59. Blok III. Keterangan Perubahan Satuan Lingkungan


Setempat (SLS)

Blok IV. Keterangan SLS yang Mengalami Perubahan Batas Saja


Blok IV menampung informasi SLS yang hanya mengalami perubahan batas. Blok
ini terdiri dari 4 kolom.
Kolom (1). No. Isikan nomor urut dari 1, 2, dan seterusnya.
Kolom (2). Kode SLS Kondisi Master SLS. Isikan kode SLS kondisi master
(sebelum perubahan).
Kolom (3). Nama SLS Kondisi Master SLS. Isikan nama SLS kondisi master
(sebelum perubahan).
Kolom (4). Keterangan. Isikan keterangan terkait perubahan batas SLS.

Gambar 60. Blok IV. Keterangan SLS yang Mengalami


Perubahan Batas Saja

74 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


d. Peta Wilayah Kerja Statistik

Peta wilayah kerja statistik (wilkerstat) merupakan salah satu instrumen yang
digunakan saat kegiatan lapangan. Daftar jenis peta yang digunakan sebagai
berikut:
Tabel 4. Jenis peta

Jenis Peta Informasi peta


Peta WS Batas Satuan Lingkungan Setempat (SLS).
Peta WA (SLS) Batas Satuan Lingkungan Setempat (SLS) dalam
satu desa/kelurahan.

Peta WA digunakan untuk mengidentifikasi posisi SLS dalam lingkup wilayah


desa/kelurahan. Sedangkan peta WS digunakan sebagai peta kerja petugas di setiap
SLS. Setiap bangunan yang dikunjungi saat pemutakhiran digambarkan di Peta WS.
Peta disiapkan oleh BPS Kabupaten/Kota sebelum kegiatan dilakukan. Template
layout untuk membuat peta tersebut disediakan di Geospasial System
(https://dataspasial.bps.go.id/gs). Setelah seluruh kegiatan selesai:
1. Peta hasil lapangan dikumpulkan dan disimpan di BPS Kabupaten/Kota.
2. Peta hasil lapangan di-scan oleh BPS Kabupaten/Kota.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 75


Gambar 61. Contoh Peta WS

Gambar 62. Contoh Peta WA

76 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


e. E-Form Pemutakhiran (Daftar PL-KUMKM23.L1)

E-Form Pemutakhiran (Daftar PL-KUMKM.L1) merupakan kuesioner elektronik


yang digunakan untuk mencatat UMKM dengan pendekatan keluarga dan bangunan.
E-Form ini berisi nama-nama kepala keluarga pada SLS yang akan diidentifikasi
keberadaan dan informasinya pada kegiatan PL-KUMKM, serta untuk mencatat
keluarga baru dan bangunan selain tempat tinggal yang terdapat pada SLS.

Daftar Wilayah dan Daftar Assignment

Gambar 63. Contoh Daftar Wilayah Assignment

Daftar Wilayah berisi daftar SLS yang menjadi wilayah tugas petugas. Petugas
memilih wilayah tugas SLS untuk melihat nama-nama keluarga pada Daftar
Assignment seperti terlihat pada Gambar 63.
1) Pilih wilayah tugas SLS sebelum memulai pemutakhiran.
2) Aplikasi menampilkan seluruh daftar keluarga pada SLS terpilih. Informasi
yang ditampilkan pada layar meliputi nomor urut, nama kepala keluarga,
alamat keluarga, jumlah usaha yang dimiliki bersumber dari data SP2020
yang telah dimutakhirkan melalui beberapa kegiatan sensus/survei
setelahnya.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 77


3) Pilih tombol “aksi” untuk menampilkan rincian pertanyaan untuk memulai
wawancara dengan responden.

Gambar 64. Blok I Keterangan Tempat

Blok I. Keterangan Tempat


Blok I berisi identitas wilayah yang meliputi kode dan nama wilayah administrasi
(Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan), klasifikasi
desa/kelurahan (pedesaan dan perkotaan), kode SLS/SubSLS, dan nama Satuan
Lingkungan Setempat. Blok ini juga mencakup keterangan terkait perubahan SLS
yang terjadi di lapangan.

Rincian 101 s.d. 107 Identitas Wilayah


Seluruh rincian ini sudah terisi secara otomatis dari aplikasi CAPI Fasih.

Rincian 108. Apakah mengalami perubahan SLS?


Identifikasi apakah terdapat perubahan SLS di lapangan yang disebabkan
pemekaran, penggabungan, atau pun perubahan nama SLS dengan isian
sebagai berikut.
1 - Ya

78 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


2 - Tidak

Rincian 110 Nama SLS/Non SLS Lapangan


Jika rincian 108 terisi “ya”, isikan Nama SLS/Non SLS sesuai kondisi lapangan.
Jika rincian 108 terisi “tidak”, akan terisi nama SLS/Non SLS sesuai isian rincian
107.

Blok VA. Keterangan Keluarga


Blok VA digunakan untuk mengidentifikasi usaha/ perusahaan melalui pendekatan
keluarga pada bangunan tempat tinggal atau campuran. Blok ini terdiri dari 15
rincian, rincian (1) Nomor Urut, Rincian (2) Nama Kepala Keluarga/Anggota Keluarga
lainnya (Prelist), Rincian (3) Alamat, Rincian (4) Jumlah usaha yang dimiliki seluruh
anggota keluarga. Rincian (2) dan (3) sudah terisi (preprinted) dari hasil SP2020 yang
telah dimutakhirkan melalui beberapa kegiatan sensus/survei setelahnya dan dapat
dimutakhirkan kembali pada kondisi pemutakhiran PL-KUMKM. Rincian (4) sudah
terisi (preprinted) bersumber dari data SP2020 yang sudah diupdate dari kegiatan
sensus/ survey BPS dan tidak perlu diperbaiki. Rincian selanjutnya diisi sesuai
kondisi lapangan saat pemutakhiran.

Blok VB. Keterangan Keluarga (Tambahan)


Blok VB. berfungsi untuk menampung informasi keluarga yang ditemukan di
lapangan sesuai cakupan SLS namun belum tercantum di dalam daftar pemutakhiran.
Keluarga tersebut diberi status keluarga baru. Struktur pada Blok VB secara umum
sama dengan Blok VA. Perbedaannya adalah selain nama, identitas kepala keluarga
juga harus dilengkapi dengan NIK.

Blok VI. Keterangan Bangunan Lainnya (Selain Tempat Tinggal)


Blok VI merupakan daftar kosong yang berfungsi untuk menampung informasi
bangunan lain yang ditemukan di lapangan sesuai cakupan SLS. Bangunan yang
dicakup pada blok ini adalah bangunan selain tempat tinggal dan campuran. Blok VI
terdiri dari 7 rincian.

f. Daftar Usaha Besar PL-KUMKM.SBR

PL-KUMKM.SBR merupakan daftar usaha besar yang bersumber dari Statistical


Business Register (SBR) yang digunakan sebagai acuan untuk usaha besar yang tidak
perlu didata pada kegiatan PL-KUMKM. Daftar usaha pada PL-KUMKM.SBR dicetak
Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 79
untuk setiap kelurahan/desa dan terdiri dari 3 blok. Blok I Keterangan Tempat
Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan, Kelurahan/ desa dan Jumlah Usaha/
Perusahaan SBR; Blok II Catatan; dan Blok III Daftar Usaha/ Perusahaan.

Gambar 65. Daftar Usaha Besar PL-KUMKM.SBR

6.2 Tahapan umum pemutakhiran Usaha dalam SLS

Kegiatan pemutakhiran dalam SLS dilakukan secara door to door. Alur metode
pemutakhiran dapat dilihat pada Gambar 66.

80 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 66. Alur metode pemutakhiran PL-KUMKM 2023

Pemutakhiran usaha dilakukan dengan mengunjungi seluruh bangunan secara


door to door yang terdapat pada SLS yang menjadi wilayah tugas. Untuk setiap
bangunan yang ditemui, jika bangunan tersebut merupakan bagunan tempat tinggal/
campuran maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan ke daftar keluarga PL-
KUMKM.L1 blok VA (daftar assignment pada aplikasi FASIH), jika terdapat pada daftar
keluarga, maka lakukan pemutakhiran pada keluarga tersebut, jika tidak maka
ditambahkan pada keluarga baru di blok VB (pada aplikasi FASIH dengan menu
tambah assignment keluarga baru). Untuk bangunan selain tempat tinggal/campuran
seperti bangunan khusus usaha, tempat ibadah, kantor organisasi profesi, panti
sosial, tempat usaha pertanian, kantor pemerintah, sekolah negeri, konsulat,
bangunan kosong dan unit penunjang, maka dituliskan pada blok VI (pada aplikasi
FASIH dengan menu tambah assignment bangunan baru). Jika bangunan usaha
terdapat pada daftar PL-KUMKM.SBR maka tidak dilanjutkan ke pengisian PL-
KUMKM.L2.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 81


6.3 Pengenalan dan Penelusuran Wilayah Tugas SLS

Pengenalan dan penelusuran wilayah tugas dilakukan sebelum memulai


pemutakhiran. Tujuan melakukan penelusuran wilayah yaitu mengenali dan
memastikan batas-batas SLS yang tergambar pada peta WS, sehingga petugas dapat
mengenali secara geografis batas dan cakupan wilayah tugasnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada saat pengenalan dan penelusuran wilayah tugas SLS:
1. Petugas Pencacahan Lapangan mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk:
a. berkoordinasi dan meminta izin pelaksanaan PL-KUMKM 2023;
b. melakukan identifikasi wilayah SLS menggunakan peta WS;
c. mengidentifikasi adanya perubahan SLS dan
menggambarkan perubahannya pada peta WS jika ada;
2. Jika terjadi perubahan SLS, Petugas Pencacahan Lapangan melaporkan
informasi perubahan SLS dengan menggunakan PL-KUMKM.PSLS kepada
Petugas Pemeriksaan Lapangan. Petugas Pemeriksaan Lapangan selanjutnya
menginputkan perubahan ke dalam aplikasi PSLS. Pencacahan tetap dilakukan
dengan kondisi SLS awal. Nama SLS baru kemudian dituliskan pada PL-
KUMKM.L1 Blok I rincian 110 (Gambar 67).

Gambar 67. Contoh penulisan jika mengalami perubahan SLS di


lapangan
82 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
3. Petugas Pencacahan Lapangan melakukan penelusuran batas SLS untuk
mengenali batas dan cakupan wilayah tugas sehingga kejadian lewat cacah atau
tumpang tindih pencacahan dapat dihindari.
4. Penelusuran wilayah tugas dilakukan oleh Petugas Pencacahan Lapangan
didampingi Petugas Pemeriksaan Lapangan.
5. Jika wilayah kerja merupakan bagian dari SLS bermuatan besar (SLS yang terdiri
dari beberapa Sub SLS), semua petugas SLS yang bersangkutan harus
mengenali batas Sub SLS sehingga pencacahan tidak tumpang tindih.

6.4 Identifikasi Perubahan SLS

Sebelum melakukan pencacahan, Petugas Pencacahan Lapangan


mengidentifikasi perubahan SLS yang terjadi di lapangan. Perubahan SLS yang
dicakup pada pelaksanaan PL-KUMKM 2023 adalah perubahan SLS dalam suatu desa
(dan setingkatnya), dan dibatasi pada jenis perubahan sebagai berikut:
• Perubahan nama/tingkat
• Pemekaran
• Penggabungan
Berikut adalah contoh kasus yang mungkin terjadi di lapangan:

Tabel 5. Penggunaan daftar/form PL-KUMKM.PSLS


berdasarkan kasus perubahan SLS

Jenis Perubahan SLS PL-KUMKM.PSLS


Wilayah Tetap, baik batas maupun nama SLS -
Wilayah Tetap, nama/ tingkatan SLS berubah √
SLS baru, hasil pemekaran SLS √
SLS baru, berasal dari gabungan beberapa

bagian SLS
Gabung SLS, Penggabungan ke salah satu SLS

yang sudah ada di master SLS
Gabung SLS, Penggabungan menjadi SLS yang

belum ada di master SLS
Berubah batas SLS saja √

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 83


a. Wilayah SLS tetap, baik batas maupun nama SLS-nya (tidak ada
perubahan)
Contoh kasus: RT 013 RW 007 ditemukan di lapangan dengan kondisi wilayah
sesuai dengan peta WS dan master SLS.

Perlakuan: Kasus wilayah SLS tetap baik batas maupun nama tidak dituliskan
pada PL-KUMKM.PSLS

Penulisan di PL-KUMKM.L1 Blok I:

Gambar 68. Contoh pengisian kuesioner dengan wilayah SLS tetap

b. Wilayah SLS Tetap, Terjadi Perubahan Nama/Tingkat SLS


Perubahan nama/tingkatan SLS adalah perubahan dimana wilayahnya tetap
(kode tetap), tetapi terjadi kesalahan penulisan nama SLS, penetapan
perubahan nama, atau perubahan tingkatan SLS.
Contoh perubahan tingkat: Kondisi master SLS, suatu desa terdapat SLS dengan
struktur RT dan RW. Pada kegiatan PL-KUMKM struktur SLS berubah menjadi
RT – RW – Dusun.
Contoh perubahan nama: RT 013 RW 007 Dusun I (0014) saat ditemukan di
lapangan telah berganti menjadi RT 013 RW 007. Perubahan ini hanya
mencakup pergantian nama SLS saja, sedangkan wilayah SLS tetap.
Perlakuan: Kasus wilayah SLS tetap, terjadi perubahan nama/ tingkat SLS
dituliskan pada PL-KUMKM.PSLS.

84 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Penulisan di PL-KUMKM.L1 Blok I:

Penulisan di PL-KUMKM.PSLS:

c. SLS Baru: Hasil Pemekaran SLS


Perubahan disebut pemekaran pada saat sebagian wilayah SLS/Non SLS
membentuk SLS baru. SLS baru yaitu SLS yang belum ada di master SLS.
Contoh kasus: Wilayah RT 032 RW 013 (0002) saat ditemukan di lapangan telah
terpecah menjadi RT 032 RW 013 dan RT 035 RW 013 (baru).

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 85


Perlakuan: Kasus SLS baru hasil pemekaran SLS dituliskan di PL-KUMKM.PSLS

Penulisan di PL-KUMKM.L1 Blok I:

PL-KUMKM.PSLS (hanya untuk SLS baru):

d. SLS Baru: Gabungan Bagian Beberapa SLS


Contoh kasus: RT 018 RW 001 SLS baru yang merupakan gabungan dari
sebagian RT 013 RW 001 dan RT 014 RW 001.

86 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Perlakuan: Kasus SLS baru yang berasal dari gabungan beberapa bagian SLS
dituliskan pada PL-KUMKM.PSLS

Penulisan di kuesioner:
PL-KUMKM.L1 Blok I untuk wilayah induk 1

PL-KUMKM.L1 Blok I untuk wilayah induk 2

PL-KUMKM.PSLS

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 87


e. Gabung SLS ke Salah Satu SLS yang Sudah Ada dalam Desa
Penggabungan adalah dua atau beberapa SLS utuh bergabung membentuk satu
SLS gabungan. SLS gabungan dapat merujuk pada salah satu SLS yang sudah
ada di master SLS maupun yang belum ada di master SLS.
Contoh kasus:
RT 011 RW 002 dan RT 012 RW 002 saat ditemukan di lapangan wilayahnya
telah bergabung menjadi RT 011 RW 002. Karena penggabungan tersebut
masih menggunakan salah satu nama SLS nya, maka kode SLS yang digunakan
adalah kode SLS asal yang bersesuaian dengan nama SLS tersebut. Secara batas
wilayah, kedua wilayah SLS dilakukan merging.

Perlakuan: Kasus Gabung SLS Penggabungan ke salah satu SLS yang


sudah ada di master SLS dituliskan pada PL-KUMKM.PSLS

Penulisan di PL-KUMKM.L1 Blok I untuk wilayah SLS yang gabungan:

Penulisan di PL-KUMKM.L1 untuk SLS Blok I untuk wilayah SLS yang bergabung:

88 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


PL-KUMKM.PSLS

f. Gabung SLS ke Salah Satu SLS yang Belum Ada dalam Desa
Contoh kasus:
RT 011 RW 002 dan RT 012 RW 002 saat ditemukan di lapangan wilayahnya
telah bergabung menjadi RT 001 RW 004. Penggabungan kedua wilayah SLS
tersebut tidak menggunakan salah satu nama SLS asalnya, maka akan dibuat
kode SLS baru untuk wilayah penggabungan tersebut.

Perlakuan: Kasus Gabung SLS Penggabungan menjadi SLS yang belum ada di
master SLS dituliskan pada PL-KUMKM.PSLS

Penulisan di PL-KUMKM.L1 Blok I (untuk SLS yang bergabung):

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 89


Penulisan PL-KUMKM.L1 Blok I (untuk SLS yang bergabung):

PL-KUMKM.PSLS

g. Berubah Batas SLS saja


Contoh kasus:
Saat ditemukan di lapangan wilayah RT 002 dan RT 003 telah berubah batas.

Perlakuan: Kasus berubah batas SLS saja dituliskan pada PL-KUMKM.PSLS Blok
IV.

90 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Penulisan di PL-KUMKM.L1 Blok I:

PL-KUMKM.PSLS

6.5 Melakukan Kunjungan ke Bangunan

Pada wilayah SLS yang menjadi beban tugas, mengunjungi seluruh bangunan
dalam SLS, baik bangunan tempat tinggal maupun bangunan selain tempat tinggal
sampai seluruh bangunan selesai dikunjungi. Tahapan kunjungan ke lokasi bangunan
di SLS wilayah tugas adalah sebagai berikut:
a. Petugas Pencacahan Lapangan mengunjungi bangunan pertama dalam SLS,
diutamakan dari arah Barat Daya dan dilakukan secara berurutan.
b. Identifikasi penggunaan bangunan
1) Jika bangunan merupakan bangunan campuran/ tempat tinggal:
• Identifikasi pada prelist (PL-KUMKM.L1) keluarga yang ada di
bangunan tersebut.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 91


• Jika keluarga tersebut terdapat pada prelist, isikan keterangan
keluarga pada Blok VA. Jika keluarga yang dikunjungi tidak terdapat
pada prelist, maka isikan keterangan keluarga baru pada Blok VB.
• Identifikasi tentang keberadaan usaha keluarga yang dimiliki atau
dikuasai oleh kepala/ anggota keluarga.
• Jika keluarga memiliki usaha yang termasuk UMKM yang tidak
dilakukan pada bangunan usaha yang terpisah, lanjutkan pendataan
menggunakan PL-KUMKM.L2.
2) Jika bangunan selain bangunan campuran/ tempat tinggal:
• Isikan keterangan bangunan pada Blok VI.
• Jika bangunan digunakan untuk kegiatan usaha yang termasuk
KUMKM, lanjutkan pendataan menggunakan PL-KUMKM.L2.
• Jika bangunan merupakan usaha besar yang tercantum pada prelist
SBR, maka tidak dilakukan pendataan menggunakan PL-KUMKM.L2.
c. Petugas Pencacahan Lapangan memberikan nomor urut bangunan pada E-
Form pemutakhiran (daftar PL-KUMKM.L1)
d. Petugas Pencacahan Lapangan memberikan noktah dan nomor urut
bangunan pada peta WS sesuai isian PL-KUMKM.L1.

Gambar 69. Penggambaran Noktah pada Peta WS

92 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


e. Petugas Pencacahan Lapangan melakukan geotagging dan foto bangunan
yang memiliki UMKM.
f. Petugas Pencacahan Lapangan mengunjungi bangunan berikutnya secara
berurutan sampai seluruh bangunan pada SLS didatangani, pastikan tidak
ada bangunan yang terlewat.

6.6 Identifikasi Keberadaan Usaha pada Bangunan Tempat Tinggal

Gambar 70. Keterangan Rincian 501 – 505

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 93


Daftar pemutakhiran berisi informasi nama kepala keluarga hasil verifikasi lapangan
bersumber dari data SP2020 yang sudah diupdate dari kegiatan sensus/ survey BPS.
Seiring dengan perkembangan waktu, informasi ini bisa saja mengalami perubahan
akibat adanya kejadian pindah maupun meninggal. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemutakhiran kembali sebelum dilanjutkan ke tahapan berikutnya. Pemutakhiran
usaha berbasis keluarga dilakukan menggunakan instrumen FASIH PL-KUMKM.L1
Blok VA dan Blok VB. Pemutakhiran dimulai dengan melakukan identifikasi
keberadaan keluarga yang ada pada prelist.

Rincian 501 Nomor Urut


Kolom ini berisi nomor urut dan sudah tercetak untuk keluarga yang bersumber
dari prelist. Rincian ini tidak tercetak pada Aplikasi FASIH.

Rincian 502 Nama Kepala Keluarga (KK)/ Nama Anggota Keluarga


Lainnya
Rincian 502 Nama Kepala Keluarga (prelist) pada Blok VA telah terisi nama KK
dan Anggota Keluarga lainnya yang akan diidentifikasi keberadaannya. Nama
anggota keluarga lainnya merupakan informasi tambahan untuk membantu
Petugas Pencacahan Lapangan dalam mengidentifikasi keberadaan suatu
keluarga, dimana anggota keluarga ini bisa merupakan pasangan dari kepala
keluarga (suami/istri), anak, menantu, atau yang lainnya disesuaikan dengan
informasi yang tersedia pada susunan keluarga yang bersangkutan pada data
yang bersumber dari data SP2020 yang sudah diupdate dari kegiatan sensus/
survey BPS.
• Nama kepala keluarga dapat diperbaiki/diubah dengan cara menuliskan
nama kepala keluarga sesuai kondisi lapangan pada rincian yang tersedia di
aplikasi FASIH.
• Keluarga baru dapat ditambahkan dengan cara menambah assignment
keluarga baru pada aplikasi FASIH. Penulisan keluarga baru dilakukan
dengan menuliskan NIK dan nama lengkap kepala keluarga sesuai dokumen
kependudukannya (KTP/Kartu Keluarga).

Rincian 503 Alamat


Berupa nama jalan/gang/blok, nomor rumah dan lain sebagainya yang
membantu petugas mengenali bangunan atau keluarga tersebut. Isian alamat
yang sudah tercetak dalam Blok VA dapat dilengkapi atau diperbaiki.
94 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
Rincian 504 Jumlah Usaha yang Dimiliki Seluruh Anggota Keluarga
Rincian 504 Blok VA sudah terisi yang bersumber dari data SP2020 yang telah
dimutakhirkan melalui beberapa kegiatan sensus/survei setelahnya. Rincian ini
hanya merupakan informasi tambahan dan tidak perlu diperbaiki. Rincian ini
tidak terisi pada Blok VB.

Rincian 505 Keberadaan Keluarga


Identifikasi keberadaan keluarga terdiri dari:
a) Kode 1 Ditemukan, yaitu bila nama yang tercetak dalam daftar diketahui
tinggal di SLS tersebut. Kategori ini mencakup:
• Nama kepala keluarga dan alamat pada daftar dan kondisi lapangan
sama;
• Terdapat perbedaan nama akibat kesalahan penulisan atau
pencantuman nama panggilan;
• Terdapat perbedaan nama karena adanya perubahan peran kepala
keluarga, misalnya akibat perceraian ataupun meninggal dunia, namun
struktur anggota keluarga yang lain tetap;
• Keluarga yang diidentifikasi pindah bangunan tempat tinggal masih
dalam cakupan wilayah sampel.
b) Kode 0 Tidak ditemukan, jika nama kepala keluarga yang ada dalam daftar
tidak tinggal di SLS tersebut. Kategori ini meliputi:
• Nama tidak dikenali berdasarkan informasi warga/ masyarakat
setempat;
• Pindah keluar cakupan atau bukan termasuk cakupan wilayah sampel;
• Meninggal dan tidak memiliki anggota keluarga (keluarga tunggal).
c) Kode 2 Keluarga baru. Jika nama kepala keluarga yang ada di lapangan
belum tercetak di dalam daftar Blok VA. Keluarga baru bisa disebabkan oleh
keluarga tersebut baru pindah ke SLS tersebut atau keluarga tersebut
sudah lama tinggal di SLS tersebut, namun baru mendaftarkan Kartu
Keluarga baru. Penulisan keluarga baru dilakukan di Blok VB.

Tuliskan kode 0 jika tidak ditemukan dan kode 1 jika ditemukan. Untuk keluarga
yang tidak ditemukan (kode 0), maka stop pada rincian ini. Untuk Blok VB
Keterangan Keluarga Baru (Tambahan), isian pada kolom (5) sudah otomatis
terisi dengan kode 2.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 95


Konsep Keluarga
• Keluarga adalah seseorang atau sekelompok orang yang terdaftar dalam
Kartu Keluarga (KK), tidak termasuk mereka yang terdaftar dalam KK tetapi
tidak tinggal bersama keluarga tersebut. Jika tidak memiliki KK, konsep
keluarga mengacu pada UU No.52 tahun 2009 yang menyatakan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya;
• Anggota keluarga adalah orang-orang yang nama dan identitas biodatanya
tercantum dalam KK dan orang-orang yang telah tinggal/ menetap atau
bermaksud menetap bersama dengan keluarga tersebut selama setahun
atau lebih (UU No. 23 Tahun 2006).

Gambar 71. Keterangan Rincian 506 – 508

Nomor Urut Keluarga Terbesar di SLS ini


Digunakan sebagai informasi untuk pengisian nomor urut keluarga selanjutnya.
96 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
Rincian 506 Nomor Urut Keluarga
Tuliskan nomor urut keluarga pada rincian (6) untuk setiap keluarga yang
teridentifikasi dalam satu SLS, mulai dari 1, 2, dan seterusnya. Rincian ini harus
lebih besar dari isian ‘nomor urut keluarga terbesar di SLS ini’. Rincian ini
bersambung antara blok VA dan VB.

Nomor Urut Bangunan Terbesar di SLS ini


Digunakan sebagai informasi untuk pengisian nomor urut bangunan selanjutnya.

Rincian 507 Nomor Urut Bangunan


Diisi mulai dari angka 1 untuk bangunan pertama yang ditemukan dan
seterusnya. Nomor urut bangunan dapat berulang jika terdapat keluarga yang
tinggal pada bangunan yang sama. Nomor urut bersambung antara blok VA, VB,
dan VI

Rincian 508 Kode Penggunaan Bangunan


Kode Penggunaan Bangunan pada Blok VA dan Blok VB meliputi:
• Kode 2: Bangunan Campuran
Bangunan campuran adalah bangunan yang sebagian digunakan untuk
tempat tinggal dan sebagian atau ada bagian dari bangunan tersebut yang
digunakan untuk usaha. Contoh: rumah-toko (ruko), rumah-usaha salon,
dan lain-lain.
Suatu bangunan dikatakan bangunan campuran bila pada suatu bangunan
tempat tinggal terdapat usaha yang secara kasat mata terlihat menempati
sebagian ruangan dari bangunan tersebut.
Contoh Gambar Bangunan Campuran:

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 97


Catatan:
Ruko yang digunakan hanya untuk usaha termasuk bangunan untuk usaha
[Rincian (8) kode 1], bukan bangunan campuran. Demikian pula jika ruko
hanya digunakan untuk tempat tinggal, maka penggunaan bangunannya
sebagai bangunan tempat tinggal [Rincian 508 kode 3].

• Kode 3: Bangunan Tempat Tinggal


Bangunan tempat tinggal adalah bangunan yang seluruhnya digunakan
untuk tempat tinggal.
Termasuk bangunan tempat tinggal adalah bangunan yang di dalamnya
ternyata mempunyai usaha-usaha yang tersembunyi atau tidak
kentara/tidak kasat mata, seperti: usaha/bisnis online perorangan dari
rumah, usaha katering (yang tidak khusus menempati suatu bagian
bangunan tempat tinggal), mengajar les privat, penyanyi, pengarang buku.
Contoh Gambar Bangunan Tempat Tinggal:

98 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Gambar 72. Keterangan Rincian 509 – 511

Rincian 509 Jumlah Usaha Besar (non pertanian) yang Dimiliki


Keluarga
Isikan jumlah usaha dengan skala besar yang dimiliki keluarga. Rincian 509 ini
dimaksudkan untuk mencatat banyaknya usaha besar yang dilakukan oleh
kepala/anggota keluarga, dan bukan sebagai buruh/karyawan/pegawai. Suatu
usaha dikatakan usaha besar ketika omset (nilai penjualan) selama 1 (satu)
tahun bernilai lebih dari 50 miliar.

Rincian 510 Jumlah Usaha UMKM (non pertanian) yang dimiliki


keluarga (omset ≤ 50 miliar)
Isikan jumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dimiliki keluarga. Suatu
usaha dikatakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ketika omset (nilai
penjualan) selama 1 (satu) tahun bernilai kurang dari atau sama dengan 50
miliar. Jika tidak ada UMKM yang dimiliki keluarga atau Rincian 510 berisi 0, maka
pertanyaan tidak lanjutkan. Kemudian, lanjutkan pendataan ke bangunan/
keluarga berikutnya.
Catatan:
• Jika suatu keluarga tidak memiliki usaha (Kepala Keluarga/Anggota Keluarga
hanya sebagai buruh/karyawan/penerima pendapatan lainnya), maka isian
Rincian 509 dan 510 diisi 0 dan pertanyaan tidak dilanjutkan (STOP).
Pencacahan dilanjutkan dengan mengunjungi bangunan/ keluarga
selanjutnya dalam SLS
• Seseorang dianggap berusaha atau mempunyai usaha sendiri bila memenuhi
syarat:
Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 99
1. Menanggung sebagian atau seluruh input
2. Memproduksi/output barang maupun jasa
3. Melakukan kegiatan pemasaran barang dan jasa yang dihasilkan
4. Menanggung resiko usaha
• Buruh/karyawan → Tidak dikategorikan sebagai orang yang berusaha
sendiri atau pengusaha. Buruh/karyawan adalah orang yang bekerja pada
orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan mendapatkan upah atau
gaji, baik berupa uang maupun barang.

Berikut ini contoh-contoh seorang yang diklasifikasikan sebagai


pengusaha atau bukan pengusaha.
Bukan
Jenis Kegiatan Pengusaha
Pengusaha
(1) (2) (3)
1. Rumah tangga yang menggunakan media
internet:
a. Untuk melakukan penjualan barang/jasa √ -
b. Melakukan penjualan barang/jasa sekali- - √
sekali
2. Pedagang keliling √ -
3. Tukang las keliling, tukang sol sepatu keliling √ -
4. Usaha Konstruksi/Bangunan
a. Borongan (pekerjaan dan atau bahan √ -
bangunan dari pemborong, termasuk
borongan tenaga kerja)
b. Harian, bekerja dan diberi upah oleh - √
orang lain
5. Pembantu rumah tangga, baik menginap
maupun yang tidak menginap - √
6. Tenaga Pemasar (Sales)
a. Menawarkan barang dari rumah ke rumah - √
yang biasanya di drop dengan mobil
perusahaan
b. Hanya menerima komisi dari hasil √ -
penjualannya atau menaruh uang
tanggungan kepada perusahaan tersebut

100 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


7. Penjahit
a. Penjahit yang membeli kain sendiri, dijahit, √ -
dan dijual.
b. Penjahit yang memiliki mesin jahit sendiri, √ -
menerima borongan dari pabrik tekstil,
konveksi, atau perorangan (upah
maklon).
c. Penjahit yang bekerja pada majikan - √
tetap
8. Wartawan yang tidak terikat dengan salah √ -
satu penerbitan (wartawan freelance)
9. Seseorang yang berjualan hanya pada saat
perayaan tahunan seperti perayaan pasar - √
malam, bazaar tahunan, bulan puasa
10. a. Kuli-kuli angkut di pasar √ -
b. Buruh lepas bongkar muat di pelabuhan
yang mendapat upah dari mandor - √

11. Pemulung
a. Mencari saja dan menyerahkan kepada - √
pengumpul barang bekas
b. Mencari, membeli, dan menjual √ -
12. Pemahat patung, bahan beli sendiri,
peralatan sendiri, memperoleh kerja secara √ -
borongan.
13. Sopir tembak
a. Tanpa setoran tertentu - √
b. Dengan setoran tertentu √ -

Rincian 511 Jumlah UMKM di bangunan ini


Rincian 511 diisi ketika rincian 510 Jumlah UMKM yang dimiliki keluarga lebih dari
0. Kolom ini mencakup UMKM sebagai berikut.
• Usaha di dalam tempat tinggal keluarga, jika aktivitas kegiatan usaha
keluarganya dilakukan di dalam tempat tinggalnya, baik usaha yang kasat
mata seperti (usaha waung kelontong, usaha salon) maupun usaha yang
tidak kasat mata (seperti usaha katering, usaha keluarga secara online).
Contoh Gambar:

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 101


• Usaha di luar tempat tinggal dengan lokasi tetap dan perlengkapan usaha
dipindah/ dibongkar pasang (Kaki lima);
Contoh Gambar:

• Usaha keliling (seperti pedagang asongan, pedagang bubur keliling, ojek


sepeda motor, tukang las keliling, tukang sol sepatu keliling);
Contoh gambar:

• Usaha konstruksi perorangan (pemborong bangunan perorangan), usaha


pertambangan, dan penggalian perorangan; dan

102 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


• Usaha persewaan rumah/ kamar

Catatan:
Seorang Kepala Keluarga/Anggota Keluarga yang mempunyai usaha di luar
tempat tinggalnya dan pada bangunan seperti di toko atau kios atau los, maka
usahanya tidak dicatat pada bangunan tempat tinggal (tidak dicatat pada rincian
ini), tetapi akan dicatat di tempat usahanya (di toko atau kios atau los tersebut).

Contoh:
Sebagai ilustrasi, terdapat satu keluarga dengan nama kepala keluarga Pak Ferdi
Jemi. Keluarga tersebut terdiri dari Pak Ferdi Jemi, istrinya Ibu Siti, dan dua
orang anaknya. Pak Ferdi Jemi merupakan pemilik PT Tekstil Makmur Sejahtera
dengan omset setahun terakhir sebesar 2 Milyar. Ibu Siti memiliki toko bahan-
bahan kue di pasar. Anak pertama, Ari membuka kios disamping rumah.
Sementara anak kedua, Ina memiliki usaha membuat kue kering yang dilakukan
di rumahnya.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 103


Gambar 73. Ilustrasi rumah tinggal keluarga Pak Ferdi Jemi

Hal pertama yang dilakukan Petugas Pencacahan Lapangan jika menemukan


bangunan tempat tinggal/campuran adalah melakukan pengecekan pada prelist
atau daftar assignment. Setelah dicek, nama ‘Ferdi Jemi’ terdapat pada daftar
assignment. Buka assignment atas nama ‘Ferdi Jemi’ pada aplikasi FASIH.

104 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Isikan pada Blok I. Keterangan Tempat sesuai kondisi lapangan.

Periksa kesesuaian isian prelist dengan kondisi lapangan, jika nama atau alamat
kurang lengkap/sesuai maka edit menyesuaikan kondisi sesungguhnya.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 105


Keberadaan keluarga diisi kode 1 “Ditemukan” karena keluarga Bapak Ferdi Jemi
ditemukan di lapangan. Nomor urut keluarga dan nomor urut bangunan diisi
sesuai urutan kunjungan.

Anak pertama Bapak Ferdi Jemi, Ari, memiliki toko sembako di rumahnya.
Sehingga kode penggunaan bangunannya adalah kode 2 (bangunan campuran).
Kemudian, jumlah usaha UMKM (non pertanian) yang dimiliki keluarga Bapak
Ferdi Jemi adalah 4 dengan rincian sebagai berikut:
1. PT Tekstil Makmur Sejahtera dengan omset setahun terakhir sebesar 2
Miliar;
2. Usaha membuat kue kering;

106 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


3. Kios disamping rumah; dan
4. Toko bahan-bahan kue di pasar.
Keluarga Bapak Ferdi Jemi tidak memiliki usaha besar karena seluruh usaha milik
keluarganya memiliki omset < 50 miliar, sehingga rincian usaha besar (non
pertanian) yang dimiliki keluarga adalah 0. Rincian jumlah UMKM yang ada di
bangunan ini diisi 2 (usaha catering dan kios). PT Tekstil Makmur Sejahtera dan
Toko bahan-bahan kue di pasar tidak didata di rumah ini namun akan didata di
bangunan usahanya. Pendataan pada bangunan usaha menjadi tanggung jawab
petugas pada SLS tempat bangunan usaha tersebut berada. Selanjutnya, isikan
rincian kedua usaha yang dimiliki keluarga Bapak Ferdi Jemi yang didata di
rumah tersebut pada kuesioner PL-KUMKM.L2.

6.7 Identifikasi Bangunan Lainnya

Daftar PL-KUMKM.L1 Blok VI digunakan untuk mendata bangunan lainnya


selain bangunan tempat tinggal/ campuran yang terdapat pada SLS tersebut. Blok ini
akan mencatat seluruh bangunan yang ada, namun hanya bangunan yang
teridentifikasi sebagai UMKM dan Koperasi yang dilanjutkan pendataan
menggunakan daftar PL-KUMKM.L2.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 107


Gambar 74. Rincian 601 – 604

Rincian 601 No Urut Bangunan


Rincian 601 digunakan untuk menuliskan nomor urut bangunan. Rincian ini
melanjutkan nomor urut bangunan pada Blok VA dan VB

Rincian 602 Nama Bangunan/ Usaha/ Perusahaan


Rincian 602 digunakan untuk mencatat nama usaha/ perusahaan atau nama
penggunaan bangunan secara lengkap pada baris yang sesuai.
• Jika perusahaan yang berbadan usaha, maka status badan usahanya
dituliskan setelah nama perusahaannya
Contoh:
− INTERNUSA PERKASA, PT
− ADHI KARYA (PERSERO), PT
− LAUTAN LUAS TBK, PT
− RIOMA, CV
− KOP JAYA, FIRMA
− JASA TIRTA I, PERUM
• Jika nama usaha memiliki jenis usaha (UD, PD, TB, PO) sebagai satu
kesatuan identitas, maka tuliskan jenis usaha setelah nama usahanya.
Umumnya usaha ini memiliki plang/ spanduk nama usaha, dapat memiliki ijin
usaha/ tidak.
Contoh:
− FURNITUR ABADI, PD --> Perusahaan dagang
− CAHAYA MAS, UD --> Usaha Dagang
− BANGUN JAYA, TB --> Toko Bangunan
− INDRA WISATA, PO --> Perusahaan perorangan
• Jika jaringan usaha dari suatu usaha/perusahaan, maka tuliskan bentuk
jaringan usaha (kantor cabang, kantor pemasaran, kantor wilayah, kantor

108 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


perwakilan, kantor kas, dll.) dan lokasi setelah nama komersial, sesuai papan
nama. Jika tidak memiliki nama komersial dapat menggunakan nama legal
atau singkatan umum nama legal yang biasa dikenal masyarakat. Untuk
mempersingkat penulisan, bentuk jaringan usaha dapat disingkat, misal
kantor cabang (KC), kantor cabang pembantu (KCP), kantor kas (KK), dll.
Contoh:
− MATAHARI, PLAZA ATRIUM --> nama komersial dari PT Matahari
Department Store Tbk
− ALFAMART, OTISTA III --> nama komersial PT. Alfaria Sumber Trijaya
Tbk
− BRI, KC. KREKOT --> nama singkatan/komersial dari PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Kantor Cabang Krekot
− PLN, KANWIL SUMBAR --> nama singkatan dari PT. Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Kantor Wilayah Sumatera Barat
− JASA TIRTA I, PERUM KP JAKARTA --> nama singkatan dari Perum Jasa
Tirta I Kantor Perwakilan Jakarta
− PUSKESMAS PASAR MINGGU

Rincian 603 Alamat


Isikan nama jalan/gang/blok, nomor rumah dan lain sebagainya yang membantu
petugas mengenali bangunan tersebut.

Rincian 604 Kode Penggunaan Bangunan


Kode penggunaan bangunan pada Blok VI meliputi:
Kode 1. Bangunan Khusus Usaha
Bangunan khusus usaha adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat
untuk melakukan aktivitas ekonomi/usaha (secara de facto). Termasuk
usaha di lokasi tetap dengan barang dan peralatan/ perlengkapan usaha
yang tidak dipindah atau dibongkar-pasang.
Contoh Tempat usaha:
▪ Lokasi dan kantor usaha pertambangan, pabrik, kantor PLN/PGN, lokasi
penjernihan air dan kantor PDAM, lokasi pembangunan dan kantor usaha
konstruksi, toko/kios, bengkel kendaraan bermotor;
▪ Kantor operator jasa angkutan, hotel, restoran, warung makan, kantor
operator telekomunikasi, kantor lembaga keuangan (bank, asuransi, dan
pegadaian), kantor usaha persewaan gedung/real estat, kantor notaris,
Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 109
kantor agen perjalanan, Taman rekreasi/wisata, bengkel reparasi dan
perawatan komputer;
▪ Sekolah, rumah sakit yang dikelola swasta;
▪ Los-los di pasar; seperti los sayuran, los ikan, los daging;
▪ Usaha dengan lokasi tetap, tidak di bangunan tempat usaha tetapi
peralatan/perlengkapan usahanya tetap/tidak dipindahkan, seperti
tempat usaha counter HP di tengah Mall, tempat usaha jus buah di depan
supermarket dengan gerobak yang tetap/tidak dipindahkan.
Contoh Gambar Tempat Usaha:
• Toko/warung, Pabrik, Kantor PLN, Bank BRI

• Sekolah dan rumah sakit

Sekolah Swasta Rumah Sakit Swasta

Hanya sekolah, rumah sakit/puskesmas yang dikelola


swasta saja yang dicakup dalam PL-KUMKM 2023, dan kode
penggunaan bangunannya adalah kode 1.

110 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


• Los-los di pasar, baik ada atau tidak ada tiang pembatas antar
pedagang, dianggap menempati bangunan, dan masing-masing
pedagang di daftar di tempat usahanya (di los tersebut)

• Usaha dengan lokasi tetap, tidak di bangunan khusus usaha tetapi


peralatan/perlengkapan usahanya tetap/tidak dipindahkan

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 111


• Usaha kios lukisan yang berada di trotoar jalan (fasilitas umum),
walaupun di tempat yang seharusnya tidak diperuntukan untuk usaha,
tetap dianggap menempati bangunan khusus usaha, dan masing-masing
pedagang didaftar di PL-KUMKM.

Kode 4. Tempat ibadah, kantor organisasi (bisnis, pengusaha,


profesi, kemasyarakatan, sosial, politik), panti sosial
Bangunan yang merupakan tempat ibadah, kantor organisasi
kemasyarakatan/ organisasi sosial/organisasi politik, dan panti sosial
TIDAK DICAKUP DALAM PL-KUMKM 2023 ini.

112 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Yang termasuk di dalam Kode 4 ini adalah:
1. Tempat ibadah, seperti masjid/musholla, gereja, vihara, pura,
klenteng.
2. Organisasi atau asosiasi bisnis/pengusaha, misal kantor
KADIN (Kamar Dagang Indonesia), kantor ALFI (Asosiasi Logistik dan
Forwarder Indonesia), GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor Indonesia);
3. Organisasi profesi, seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI),
Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ikatan Bidan Indonesia
(IBI).
4. Organisasi kemasyarakatan/organisasi sosial, yang terdiri
dari:
• Organisasi buruh, seperti Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
(SPSI). Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI), Federasi
Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
• Organisasi keagamaan, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul
Ulama (NU), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI),
Majelis Buddhayana Indonesia (MBI), Parisada Hindu Dharma
Indonesia (PHDI).
• Organisasi kemasyarakatan dan sosial lainnya, seperti
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), KNPI (Komite Nasional
Pemuda Indonesia).
5. Organisasi politik seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golongan Karya
(Golkar).
6. Panti Sosial, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 113


Contoh Gambar:
• Tempat ibadah

• Organisasi bisnis/pengusaha, profesi, organisasi


keagamaan, panti asuhan

Kantor organisasi bisnis/pengusaha, organisasi profesi,


organisasi kemasyarakatan dan sosial, organisasi keagamaan,
organisasi politik, dan panti social → TIDAK DICAKUP dalam PL-
KUMKM 2023, dan kode penggunaan bangunannya adalah
kode 4.
Namun, tetap HARUS DIKUNJUNGI untuk mendata usaha-
usaha lain yang ada dalam area kantor tersebut.

Catatan:
Pada beberapa bangunan tempat ibadah, biasanya ada fasilitas
penyewaan gedung/ruangan untuk berbagai macam pertemuan
(seperti akad/resepsi pernikahan, rapat, launching produk), baik
ruangan tersebut terpisah atau menyatu dengan tempat ibadahnya.
Dalam hal ini:
- Tempat ibadahnya → Tidak dicakup, penggunaan
bangunannya kode 4,

114 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


- Usaha penyewaan gedung/ruangan tempat ibadah →
Dicakup, penggunaan bangunannya kode 1 (tempat
usaha).

Kode 5. Tempat usaha pertanian, kantor pemerintah, fasilitas


kesehatan dan pendidikan yang dikelola pemerintah, kedutaan/
konsulat, bangunan kosong/ rusak
Bangunan yang merupakan tempat usaha pertanian (termasuk
peternakan, kehutanan, perikanan), kantor pemerintah (seperti kantor
kementerian dan lembaga negara, kantor pemerintahan daerah, sekolah
negeri, rumah sakit negeri), kedubes/konsulat, dan bangunan
kosong/rusak (tidak dihuni/tidak dapat digunakan) TIDAK DICAKUP
DALAM PL-KUMKM 2023 ini.

Bangunan-bangunan tersebut hanya diisikan pada


Daftar PL-KUMKM.L1.
Isian daftar PL-KUMKM.L1 rincian (4) berkode 5 →
STOP Tidak dilanjutkan ke Daftar PL-KUMKM.L2

Contoh:
▪ Badan/Lembaga Internasional, baik kantor pusat maupun kantor
perwakilannya yang berada di wilayah Indonesia, misal kantor
ASEAN, IMF, UNICEF, UNDP;

Kantor Perwakilan Badan Internasional

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 115


▪ Kantor Pemerintah

Catatan:
Pada lokasi bangunan kantor pemerintahan seperti kantor
PEMDA, kantor kementerian dan lembaga pemerintah, HARUS
TETAP DIKUNJUNGI oleh Petugas Pencacah Lapangan untuk
mencari dan mendaftar usaha-usaha yang ada di dalamnya, seperti
usaha kantin, usaha fotokopi, koperasi, penyewaan
gedung/ruangan, dimana aktivitas kegiatannya dikelola secara
terpisah.
Contoh:
1. Pada lokasi perkantoran Badan Pusat Statistik (BPS RI) di Jalan
Dr. Sutomo Jakarta, setelah ditelusuri ternyata ada
beberapa unit usaha di dalam area perkantoran BPS
tersebut yang aktivitas kegiatannya dikelola secara terpisah,
yaitu:
a. Beberapa usaha warung makan minum (yang berada di
Gedung 5),
b. Koperasi simpan pinjam ‘Sigma Mandiri’ (yang berada di
Gedung 5)
c. Toko Minimarket ‘Sigma Mandiri’ (yang berada di Gedung
5),
d. Kantor kas Bank BRI (yang berada di Gedung 1).

116 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


2. Penyewaan gedung/ruangan di area kantor pemerintah.
- Jika pendapatannya disetor ke PNBP (Penerimaan
Negara Bukan Pajak) maka unit usaha penyewaan
gedung/ruangan tersebut tidak masuk cakupan PL-
KUMKM 2023. Sebaliknya, jika ada kontribusi pihak
swasta atau yayasan dalam pengelolaan penyewaan
gedung/ruangan, maka unit usaha tersebut masuk
cakupan PL-KUMKM 2023.
Kode 6. Unit Penunjang
Unit penunjang yang hanya melayani usaha/perusahaan induknya

) atau Koperasi?

Gambar 75. Keterangan Rincian 605 - 607

Rincian 605 Nama Pemilik/ Penanggung Jawab


Isikan nama lengkap pemilik/ penanggung jawab dari usaha/ perusahaan
terkait.

Rincian 606 Apakah usaha termasuk usaha besar? (omset > 50 miliar dan
bukan koperasi?)
Isikan kode 1. Ya jika omset pada usaha/ perusahaan lebih dari 50 miliar
dan bukan merupakan koperasi. Rincian ini hanya terisi “1. Ya” untuk usaha besar
selain koperasi. Isikan kode “0.Tidak” jika tidak.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 117


Rincian 607 Apakah usaha termasuk UMKM? (omset ≤ 50 Miliar) atau
Koperasi?
Kode “1.Ya” terisi jika usaha/ perusahaan memiliki omset ≤ 50 Miliar atau
termasuk Koperasi. Sehingga koperasi yang dicakup pada rincian ini adalah
seluruh koperasi baik mikro, kecil, menengah, maupun besar. Kode “0.Tidak”
terisi jika tidak termasuk UMKM atau pun koperasi. Jika rincian 607 berkode
“1.Ya”, maka dilanjutkan ke PL-KUMKM.L2

118 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


14 PENCACAHAN LENGKAP
PL-KUMKM23 7
7.1 Petunjuk Pengisian E-form PL-KUMKM23

Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut:

1. Kata-kata harus diisikan dengan jelas dan tidak boleh disingkat agar mudah
dibaca, kecuali singkatan yang sudah baku dan nama yang terlalu panjang.
Angka harus diisikan dengan angka biasa (bukan angka romawi).

2. Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan
pengisian, sebelum mengirim.

3. Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipedomani
dalam melakukan pencacahan dan tidak boleh diubah.

4. Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain


yang tidak berkepentingan.

7.2 Kegunaan E-form PL-KUMKM23.L2

E-form PL-KUMKM23.L2 digunakan untuk mencatat informasi dan karakteristik


setiap unit usaha/perusahaan yang dilakukan oleh anggota rumah tangga atau di
bangunan khusus tempat usaha. Keterangan yang dicakup meliputi: identitas pelaku
usaha/perusahaan, identitas usaha/badan usaha, karakteristik usaha/perusahaan,
sumber daya manusia, proses produksi/bisnis, pemasaran, status keuangan.

Satu E-form PL-KUMKM23.L2 digunakan untuk mendaftar setiap unit


usaha/perusahaan yang mengelola usaha UMKM. Jika dalam satu keluarga
terdapat beberapa unit usaha, maka pengisian PL-KUMKM23.L2 dapat dilakukan
sebanyak unit usaha/perusahaan yang ada dalam bangunan.

7.3 Cara Pengisian E-form PL-KUMKM23.L2

Daftar PL-KUMKM23.L2 merupakan Daftar Lanjutan dari Daftar PL-


KUMKM23.L1 untuk semua Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berada

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 119


pada bangunan maupun usaha yang tidak berada pada bangunan. Daftar PL-
KUMKM23.L2 ini digunakan untuk mencatat karakteristik setiap usaha/Perusahaan.

Daftar PL-KUMKM23.L2 ini terdiri dari 5 Blok yaitu:


Blok I : Pengenalan Tempat Usaha;
Blok II : Karakteristik Pengusaha;
Blok II : Karakteristik Usaha/Perusahaan;
Blok IV : Keterangan Petugas dan Pemberi Jawaban;
Blok V : Catatan

BLOK I : PENGENALAN TEMPAT USAHA


Blok ini memuat 10 rincian/pertanyaan.
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat secara lengkap identitas keberadaan
usaha/perusahaan (lokasi dan alamat). Beberapa rincian pada Blok I akan muncul
secara otomatis di program aplikasi CAPI.

Rincian 101 s.d 105: Identitas Pengenalan Tempat


Rincian-rincian ini sudah otomatis terisi berdasarkan isian dari Daftar PL-
KUMKM23.L1 Blok I (Pengenalan Tempat).

Gambar 76. Tampilan E-form Rincian 101 - 105


120 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
Rincian 106: Nomor Urut Bangunan
Rincian 106 digunakan untuk menuliskan nomor urut bangunan. Rincian ini sudah
otomatis terisi berdasarkan isian dari Daftar PL-KUMKM23.L1.

Gambar 77. Tampilan E-form Rincian 106

Rincian 107: Nama Usaha/Perusahaan


Rincian 107 digunakan untuk mencatat nama usaha/perusahaan secara lengkap.
• Untuk usaha keluarga, tuliskan nama kegiatan usaha keluarganya dan tambahkan
nama pemilik usaha tersebut.
Contoh:
1. DAGANG PAKAIAN WANITA <ANA>
2. JASA OJEK SEPEDA MOTOR <BADRUN>
3. JUAL PULSA ELEKTRONIK <TONO>
4. DAGANG MIE AYAM KELLING <SLAMET>
• Jika usaha/perusahaan berbadan usaha, maka status badan usahanya dituliskan
setelah nama perusahaannya
Contoh:
1. INTERNUSA PERKASA, PT
2. ADHI KARYA (PERSERO), PT
3. LAUTAN LUAS TBK, PT
4. RIOMA, CV
5. KOP JAYA, FIRMA
6. JASA TIRTA I, PERUM
• Jika nama usaha memiliki jenis usaha (UD, PD, TB, PO) sebagai satu kesatuan
identitas, maka tuliskan jenis usaha setelah nama usahanya. Umumnya usaha ini
memiliki plang/spanduk nama usaha, dapat memiliki ijin usaha/tidak.
Contoh:
FURNITUR ABADI, PD → Perusahaan dagang

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 121


Gambar 78. Tampilan E-form Rincian 107

Rincian 108: Alamat Tempat Usaha, Telepon/HP, E-mail, Website, dan


Letak Koordinat usaha/perusahaan
Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara jelas lokasi alamat tempat
usaha. Petugas mengisikan alamat tempat usaha secara lengkap dan jelas.
Petugas juga perlu mengisikan nomor telepon beserta kode area, nomor
telepon seluler (HP), alamat e-mail dan website/link akun media sosial (jika ada)
pada tempat yang tersedia di aplikasi CAPI.

Gambar 79. Tampilan E-form Rincian 108

Input letak koordinat geotagging dimaksudkan untuk mengetahui titik koordinat


geografi yaitu lintang (latitude) dan bujur (longitude) dari lokasi tempat usaha

122 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


berada. Penentuan titik koordinat dilakukan dengan cara mengizinkan akses GPS
pada perangkat yang digunakan oleh PCL. Petugas bisa melakukan pengukuran
dengan tag langsung yang dilakukan dari aplikasi CAPI.

Gambar 80. Tampilan E-form Titik Koordinat Geografi

Rincian 109 Nomor Urut Usaha


Rincian 109 digunakan untuk menuliskan nomor urut usaha. Rincian ini sudah
otomatis terisi berdasarkan isian dari Daftar PL-KUMKM23.L1. Untuk setiap keluarga
akan terisi nomor urut usaha sebanyak jumlah UMKM pada keluarga tersebut.

Gambar 81. Tampilan E-form Rivian 109

Rincian 110: Lokasi Tempat Usaha Keluarga


Pertanyaan pada rincian ini digunakan untuk mengidentifikasi lokasi tempat usaha
keluarga. Pertanyaan ini hanya akan ditanyakan jika usaha bukan berasal dari PL-
KUMKM23.L1 Blok VI. Lokasi tempat usaha keluarga terdiri dari:
1. Didalam bangunan tempat tinggal
Jika aktivitas kegiatan usaha keluarganya dilakukan di dalam tempat tinggalnya,
baik usaha yang kasat mata seperti (usaha waung kelontong, usaha salon)
maupun usaha yang tidak kasat mata (seperti usaha katering, usaha keluarga
secara online).

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 123


2. Di luar tempat tinggal dengan lokasi tetap dan perlengkapan usaha
dipindah/ dibongkar pasang (Kaki lima)
Jika usaha keluarga berada di luar tempat tinggal dengan lokasi tetap dan
perlengkapan usaha dipindah/ dibongkar pasang (usaha-usaha kaki lima)
3. Usaha keliling
Jika lokasi usaha keluarganya tidak tetap/ keliling (seperti pedagang asongan,
pedagang bubur keliling, ojek sepeda motor, tukang las keliling, tukang sol
sepatu keliling)
4. Usaha konstruksi perorangan, Usaha pertambangan dan penggalian
perorangan
Jika usaha keluarganya sebagai pemborong bangunan perorangan (konstruksi
perorangan) atau usaha pertambangan dan penggalian perorangan seperti
tukang gali pasir/ kapur/ batu dan sejenisnya. Usaha konstruksi perorangan
adalah usaha konstruksi perorangan degan sistem borongan dan aktif selama
setahun yang lalu.
5. Usaha persewaan rumah/ kamar
Jika usaha keluarga persewaan rumah/ kamar.

Tampilan CAPI untuk rincian ini


berbentuk select lookup yang
mana petugas harus memilih salah
satu dari lima pilihan lokasi tempat
usaha keluarga.

Gambar 82. Tampilan e-form Rincian


110

124 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


BLOK II: KARAKTERISTIK PENGUSAHA
Blok ini memuat 3 rincian/pertanyaan.

Rincian 201: Identitas Pengusaha


Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui identitas dari pemilik usaha/perusahaan.

Rincian 201.a. Nama


Petugas mengisikan nama pemilik
usaha atau Perusahaan atau nama
salah satu pengurus koperasi
(ketua/sekretaris/ bendahara) jika
usaha merupakan Koperasi.

Rincian 201.b. Nomor Induk Kependudukan (NIK)


Petugas mengisikan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) yang terdapat
pada Kartu Tanda Penduduk (KTP)
pemilik usaha/perusahaan atau
mengikuti pengusaha koperasi yg
didata pada rincian 201.a jika usaha
merupakan Koperasi pada tempat
yang tersedia di aplikasi CAPI.
Nomor Induk Kependudukan (NIK) adalah nomor identitas penduduk yang
bersifat unik atau khas, tunggal, dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai
penduduk Indonesia. NIK berlaku seumur hidup dan selamanya, tidak berubah, dan
tidak mengikuti perubahan domisili. (Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2019).

Catatan:
Jika pengusaha bukan berstatus WNI dan tidak memiliki NIK, dapat menggunakan
Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS).

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 125


Rincian 201.c. Jenis Kelamin
Petugas mengisikan jenis kelamin
dari pemilik usaha/perusahaan yang
tertulis pada Rincian 201.a. Tampilan
CAPI untuk pertanyaan rincian ini
berbentuk radio button dengan
memilih salah satu dari dua pilihan
yang sesuai.

Rincian 201.d. Umur


Petugas mengisikan umur dari pemilik
usaha/perusahaan yang tertulis pada
Rincian 201.a pada tempat yang
tersedia di aplikasi CAPI. Umur diisi
dalam satuan tahun dengan
menggunakan pembulatan ke bawah.

Rincian 201.e. Nomor Handphone

Petugas mengisikan nomor Handphone


dari pemilik usaha/perusahaan yang
dapat dihubungi pada tempat yang
tersedia di aplikasi CAPI.

Rincian 201.f. Jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan


Petugas memilih jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh pengusaha yang
tertulis pada Rincian 201.a, yang disahkan dengan kepemilikan sertifikat/ijazah.
Contoh: seorang pengusaha yang masih kuliah di tingkat S2 dan belum selesai,
jenjang pendidikannya adalah Diploma IV/S1.
Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) adalah surat keterangan yang
diperoleh setelah seseorang menyelesaikan jenjang pendidikan formal tertentu, dan
lulus ujian akhir.
Sekolah adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi.

126 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Tamat sekolah adalah yang dapat menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat
terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan
mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran
pada kelas tertinggi, tetapi telah lulus ujian akhir, dianggap tamat sekolah.
Jenjang Pendidikan:
1. Tidak tamat SD: Tidak/belum pernah sekolah atau mereka yang pernah
sekolah namun tidak tamat sekolah setingkat Sekolah Dasar atau yang masih
duduk di bangku sekolah dasar.
2. SD dan Sederajat: Tamat dan memiliki ijazah sekolah setingkat Sekolah
Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Luar Biasa, Pendidikan Paket A atau
yang sederajat.
3. SMP dan Sederajat: Tamat Sekolah Menengah Pertama, Madrasah
Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Pendidikan Paket B atau
yang sederajat, baik yang umum maupun kejuruan.
4. SMA/Madrasah Aliyah/Paket C: Tamat Sekolah Menengah Atas, Madrasah
Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa dan Pendidikan Paket C.
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): Tamat dari Sekolah Menengah
Kejuruan setingkat SMA.
6. Diploma I/II/III: Tamat Diploma I atau Diploma II atau Diploma III pada
suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma. Program Akta
I atau Akta II atau Akta III termasuk dalam jenjang pendidikan program
Diploma I, Diploma II, atau Diploma III.
Pendidikan lainnya yang setara dengan DI/DII adalah SGO, SGPLB, PGSLP, PGA,
SGTK, KPG, SAA, Sekolah Bidan. Pendidikan lainnya yang setara dengan DIII
adalah Akademi Seni Musik Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, Akademi
Bahasa Asing, Akademi Pemerintahan Dalam Negeri.
7. Diploma IV/S1: Tamat program pendidikan Diploma IV atau Sarjana.
8. S2: Tamat program pendidikan pasca sarjana (Master).
9. S3: Tamat program pendidikan doktoral (Doctor).

Tampilan CAPI untuk pertanyaan rincian ini berbentuk select lookup yang diisi
dengan memilih salah satu dari sembilan pilihan yang sesuai.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 127


Gambar 83. Tampilan E-form Rincian 201.f

Rincian 202: Apakah pengusaha mengalami gangguan pendengaran,


penglihatan, bicara, atau bergerak saat beraktivitas?
Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemilik usaha/perusahaan
memiliki keterbatasan dalam melakukan suatu aktivitas tertentu, seperti
keterbatasan dalam hal fisik dan sensori. Contohnya adalah buta, tuli, bisu,
terganggunya fungsi gerak antara lain lumpuh layu atau kaku, paraplegi, cerebral
palsy (CP), akibat amputasi, stroke, kusta, dan lain-lain. Tampilan CAPI untuk
pertanyaan rincian ini berbentuk select lookup yang akan terisi dengan memilih salah
satu dari dua pilihan yang sesuai dengan keadaan pemilik usaha/perusahan.

Gambar 84. Tampilan e-form Rincian 202

Rincian 203: Pekerjaan lain dari pengusaha


Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pemilik usaha/perusahaan
mempunyai pekerjaan lainnya selain berusaha? Rincian 203.a menanyakan apakah

128 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


pengusaha mempunyai pekerjaan lainnya selain berusaha. Jika Rician 203.a terisi
“ya”, maka akan muncul pertanyaan selanjutnya yang menanyakan pekerjaan utama
lainnya selain berusaha. Rincian ini diisi dengan pilihan sebagai berikut:
• ASN/PNS
• TNI/Polri
• BUMN/BUMD
• Karyawan Swasta
• Lainnya, seperti: buruh tani atau pembantu rumah tangga.

Tampilan CAPI untuk pertanyaan rincian ini berbentuk select lookup dengan memilih
salah satu dari beberapa pilihan yang sesuai. Untuk opsi “Lainnya” maka pencacah
harus menuliskan isiannya.

Gambar 85. Tampilan e-form Rincian 203

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 129


BLOK III: KARAKTERISTIK USAHA/PERUSAHAAN
Blok ini memuat 22 rincian/pertanyaan.

Rincian 301.a: Kegiatan utama usaha/perusahaan (tuliskan selengkap-


lengkapnya)
Merupakan jenis kegiatan utama dari usaha/perusahaan yang tertulis pada rincian
107. Kegiatan Utama adalah kegiatan usaha yang mempunyai nilai penjualan/
pendapatan paling besar.

Petugas pencacahan lapangan


menuliskan kegiatan utama
usaha/perusahaan pada tempat
yang telah disediakan di aplikasi
CAPI. Penulisan uraian
kegiatan utama ini harus
lengkap dan jelas, sehingga
dapat mengarah pada penentuan
kategori lapangan usaha.

Catatan: Jika nilai penjualan/pendapatan besarnya sama, maka kegiatan utamanya


ditentukan dari volume penjualan terbesar. Jika nilai penjualan/pendapatan dan
volume penjualan sama maka kegiatan utama diambil dari waktu terbanyak yang
digunakan. Jika nilai penjualan/ pendapatan, volume, dan waktunya sama, maka
penentuan kegiatan utama berdasarkan pada pernyataan responden

Contoh:

Usaha jasa perbaikan/service HP, selain memperbaiki HP juga melakukan penjualan


HP second. Pendapatan dari jasa service HP lebih besar dari omset penjualannya,
maka yang ditulis pada Rincian 301.a ini adalah Jasa perbaikan/reparasi alat
komunikasi (HP).

Contoh Tata Cara Penulisan Uraian Kegiatan Utama:

1. Pertambangan dan Penggalian (B):


• Pertambangan/Penggalian/Jasa Pertambangan + barang tambang/galian
• Ekstraksi + tanah/garam

130 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


2. Industri Pengolahan (C):
• Membuat/Memproduksi + jenis produk/barang yang dihasilkan + bahan
baku

3. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin


• Pengadaan/Distribusi + Gas alam & buatan
• Produksi/distribusi + (air panas/dingin/es)

4. Treatment Air, Treatment Air Limbah, Treatment dan Pemulihan


Material Sampah, dan Aktivitas Remediasi (E):
• Penampungan/penjernihan/penyaluran + (air minum/air baku)
• Aktivitas penunjang treatment air, seperti: pedagang air
pikulan/dorongan/mobil tangki.
• Pengumpulan limbah dan sampah

5. Konstruksi Gedung (F):


• Konstruksi/membangun gedung + jenis gedung (tempat tinggal/
perkantoran, industri, dll)

6. Konstruksi Bangunan Sipil (F):


• Konstruksi + jenis (jalan, terowongan, jembatan, jaringan irigasi dan
komunikasi, dll)
• Pengeboran sumur air tanah

7. Instalasi sistem kelistrikan, air (pipa), instalasi konstruksi lainnya (F)


• Instalasi + jenis instalasi (kabel listrik, sistem penerangan, pendingin
ruangan (AC), eskalator, dll)

8. Perdagangan Mobil (G):


• Perdagangan + (besar/eceran) + Mobil + (bekas/baru)

9. Perdagangan Sepeda Motor (G):


• Perdagangan + (besar/eceran) + sepeda motor + (bekas/baru)

10. Perdagangan besar hasil pertanian dan hewan hidup (G):


• Perdagangan besar + komoditi hasil pertanian/hewan hidup

11. Perdagangan eceran (G):


• Perdagangan eceran + jenis/komoditi utama + lokasi/tempat usaha

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 131


12. Perdagangan besar makanan, minuman dan tembakau (G):
• Perdagangan besar + komoditi makanan

13. Pengangkutan dan Pergudangan (H):


• Angkutan + jenis moda + penumpang/barang

14. Penyediaan Akomodasi (I):


• Hotel bintang 1 - 5, melati, pondok wisata (menulis jenis atau klasifikasi)

15. Penyediaan Makanan dan Minuman (I):


• Menyebut jenis usaha (restoran, rumah makan, warung makan, kedai
makan, kantin, dll)

16. Aktivitas Penerbitan (J):


• Penerbitan + barang yang diterbitkan (secara jelas)

17. Aktivitas Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi,


Perekaman Suara dan Penerbitan Musik (J):
• Produksi/Pasca Produksi/Distribusi + barang/jasa yg diproduksi +
(pemerintah/swasta)

18. Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman (J):


• Penyiaran/Pemrograman + Sarana (televisi/Radio) + (pemerintah/swasta)

19. Telekomunikasi (J):


• Telekomunikasi + dengan (kabel/tanpa kabel/satelit)

Kategori merupakan garis pokok penggolongan kegiatan ekonomi. Penggolongan


ini diberi kode satu digit dengan kode alphabet. Dalam KBLI 2020 seluruh kegiatan
ekonomi di Indonesia digolongkan menjadi 21 kategori. Kategori-kategori tersebut
diberi kode huruf dari A sampai dengan U

Kategori lapangan usaha yang DICAKUP pada PL-KUMKM23 ini adalah:

Kategori B : Pertambangan dan Penggalian


Kategori C : Industri Pengolahan
Kategori D : Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin

132 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Kategori E : Treatment Air, Treatment Air Limbah, Treatment dan Pemulihan
Material Sampah, dan Aktivitas Remediasi
Kategori F : Konstruksi
Kategori G : Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor
Kategori H : Pengangkutan dan Pergudangan
Kategori I : Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
Kategori J : Informasi dan Komunikasi
Kategori K : Aktivitas Keuangan dan Asuransi
Kategori L : Real Estat
Kategori M : Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis
Kategori N : Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya
Kategori P : Pendidikan, ; kecuali pendidikan yang dikelola oleh pemerintah
(8511, 85131, 8521, 8523, 8531, 8543)
Kategori Q : Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial; kecuali Aktivitas
sosial di dalam panti (golongan pokok 87); Aktivitas sosial tanpa
akomodasi (golongan pokok 88); dan Aktivitas Kesehatan Manusia
yang dikelola oleh pemerintah (86101, 86102, 86104)
Kategori R : Kesenian, Hiburan dan Rekreasi, kecuali Perpustakaan, Arsip,
Museum, dan Kegiatan Kebudayaan Lainnya yang dikelola oleh
pemerintah (91011, 91021, 91023), dan Aktivitas Perjudian dan
Pertaruhan (golongan pokok 92)
Kategori S : Aktivitas Jasa Lainnya, kecuali layanan kencan di dalam kelompok
96999; dan Aktivitas Keanggotaan Organisasi (golongan pokok 94)

Kategori lapangan usaha yang tidak dicakup pada PL-KUMKM23 adalah:


Kategori A : Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kategori O : Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Kategori T : Aktivitas Rumah Tangga Sebagai Pemberi Kerja; Aktivitas yang
Menghasilkan Barang dan Jasa oleh Rumah Tangga yang
Digunakan untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri
Kategori U : Aktivitas Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 133


Penjelasan dari seluruh kategori lapangan usaha, yang merupakan cakupan PL-
KUMKM23 ini diuraikan sebagai berikut:

Kategori B: Pertambangan dan Penggalian


Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha pengambilan mineral
dalam bentuk alami, yaitu padat (batu bara dan bijih logam), cair (minyak bumi) atau
gas (gas alam). Kegiatan ini dapat dilakukan dengan metode yang berbeda seperti
penambangan dan penggalian di permukaan tanah atau di bawah tanah,
pengoperasian sumur pertambangan, penambangan di dasar laut dan lain-lain.
Kategori ini juga mencakup kegiatan tambahan untuk penyiapan barang
tambang dan galian mentah untuk dipasarkan seperti pemecahan, pengasahan,
pembersihan, pengeringan, sortasi, pemurnian bijih logam, pencairan gas alam dan
aglomerasi bahan bakar padat.

Kategori C: Industri Pengolahan


Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perubahan
secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan
baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan, perikanan,
pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri pengolahan
lainnya. Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari barang secara
umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. Unit industri pengolahan
digambarkan sebagai pabrik, mesin atau peralatan yang khusus digerakkan dengan
mesin dan tangan. Termasuk kategori industri pengolahan di sini adalah unit yang
mengubah bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan
maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama di mana
produk tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak
lain atas dasar kontrak.

Kategori D: Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin


Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha pengadaan tenaga
listrik, gas alam, uap panas, air panas dan sejenisnya melalui jaringan, saluran atau
pipa infrastruktur permanen. Dimensi jaringan/infrastruktur tidak dapat ditentukan
dengan pasti, termasuk kegiatan pendistribusian listrik, gas, uap panas dan air panas
serta sejenisnya dalam lokasi pabrik atau bangunan tempat tinggal. Kategori ini
juga mencakup pengoperasian mesin pembangkit listrik dan gas, yang

134 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


menghasilkan, mengontrol, dan menyalurkan tenaga listrik atau gas. Juga mencakup
pengadaan uap panas dan udara dingin/sistem tata udara. Termasuk kegiatan
produksi es, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun kebutuhan lainnya. Kategori
ini tidak mencakup pengoperasian sarana air bersih dan pembuangan
limbah/kotoran. Tidak mencakup juga (khususnya jarak jauh) angkutan gas melalui
saluran pipa.

Kategori E: Treatment Air, Treatment Air Limbah, Treatment dan


Pemulihan Material Sampah, dan Aktivitas Remediasi
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang berhubungan
dengan pengelolaan air. Kategori ini juga mencakup pengelolaan berbagai bentuk
limbah/sampah, seperti limbah/sampah padat atau bukan, yang berasal dari rumah
tangga dan industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses pengolahan
limbah/sampah dapat dibuang atau menjadi input dalam proses produksi lainnya.

Kategori F: Konstruksi
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang konstruksi,
yaitu kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan bangunan gedung
dan bangunan sipil. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan,
penambahan dan perubahan, pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi di lokasi
proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara.

Kegiatan konstruksi umum berupa konstruksi bangunan tempat tinggal,


bangunan kantor, pertokoan, dan bangunan lainnya. Sedangkan konstruksi
bangunan sipil seperti jalan kendaraan bermotor, jalan raya, jembatan, terowongan,
jalan rel, lapangan udara, pelabuhan dan bangunan air lainnya, sistem irigasi, sistem
limbah, fasilitas industri, jaringan pipa dan jaringan listrik, fasilitas olahraga, dan lain-
lain.

Kegiatan konstruksi khusus, seperti penyiapan lahan, instalasi gedung dan


penyelesaian gedung dan lain-lain. Persewaan peralatan konstruksi dengan
operatornya diklasifikasikan sebagai kegiatan konstruksi khusus.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 135


Kategori G: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan
Mobil dan Sepeda Motor
Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan
besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis
barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang
tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran
merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga
mencakup reparasi mobil dan sepeda motor.
Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan yang terkait dengan
perdagangan, seperti penyortiran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang,
pencampuran, pembotolan, pengepakan, pembongkaran dari ukuran besar dan
pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, penggudangan, baik dengan
pendingin maupun tidak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian, pemotongan
lembaran kayu atau logam.
Perdagangan besar adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) baik
barang baru maupun barang bekas kepada pengecer, industri, komersial, institusi
atau pengguna profesional, atau kepada pedagang besar lainnya, atau yang
bertindak sebagai agen atau broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik
perorangan maupun perusahaan. Bentuk utama kegiatan ini mencakup pedagang
atau saudagar perdagangan besar, yaitu pedagang perdagangan besar yang
mendapatkan hak atas barang-barang yang dijualnya, seperti pedagang grosir,
pemborong, distributor, eksportir, importir, asosiasi koperasi, kantor penjualan dan
kantor cabang penjualan (tetapi bukan toko pengecer) yang dikelola oleh unit-unit
perusahaan industri maupun pertambangan, terpisah dari lokasi industri atau
penambangan dengan tujuan untuk memasarkan hasil, dengan demikian tidak hanya
menerima pesanan yang harus dipenuhi melalui pengapalan langsung dari lokasi
industri maupun penambangan. Termasuk juga broker barang dagangan, pedagang
komisi dan agen serta pedagang pengumpul, pembeli dan asosiasi koperasi yang
diikutsertakan dalam pemasaran hasil-hasil pertanian. Pedagang besar seringkali
secara fisik mengumpulkan, menyortir dan memisahkan kualitas barang dalam
ukuran besar, membongkar dari ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran
yang lebih kecil, misalnya produk farmasi, menyimpan, mendinginkan, mengantar
dan memasang barang-barang, terlibat dalam promosi penjualan untuk
pelanggannya dan perancangan label.

136 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Perdagangan eceran adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis), baik
barang baru maupun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi
atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement
store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi
konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang pengecer
memperoleh hak atas barang-barang yang jualnya, tetapi beberapa pedagang
pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas dasar konsinyasi atau komisi.

Kategori H: Pengangkutan dan Pergudangan


Kategori ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang
berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan jalan rel, saluran pipa, darat,
perairan atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan itu seperti fasilitas
terminal dan parkir, penanganan kargo/bongkar muat barang, pergudangan dan lain-
lain. Termasuk dalam kategori ini penyewaan alat angkutan dengan pengemudi
atau operator, juga kegiatan pos dan kurir.

Kategori I: Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum


Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk
pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk
konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan dalam
kategori ini sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka
panjang seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman
bukan untuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan
eceran.

Kategori J: Informasi dan Komunikasi


Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan,
penyediaan sarana untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk
tersebut, dan juga data atau kegiatan komunikasi, teknologi informasi dan
pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya.
Penerbitan termasuk perolehan hak cipta untuk isi (produk informasi) dan membuat
isi ini tersedia untuk masyarakat umum melalui reproduksi dan distribusi isi ini dalam
berbagai bentuk. Semua bentuk yang mungkin dari penerbitan (dalam bentuk cetak,
elektronik atau audio, pemasangan di internet sebagai produk multimedia seperti CD-
ROM dari buku referensi, dan lain-lain) termasuk dalam kategori ini.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 137


Kategori K: Aktivitas Keuangan dan Asuransi
Kategori ini mencakup aktivitas keuangan, termasuk asuransi, reasuransi dan
kegiatan dana pensiun dan jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga
mencakup kegiatan dari pemegang aset, seperti kegiatan perusahaan holding
dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan
sejenis.

Kategori L: Real Estat

Kategori ini mencakup kegiatan orang yang menyewakan, agen dan atau
broker/perantara dalam penjualan atau pembelian real estat, penyewaan real estat
dan penyediaan jasa real estat lainnya, seperti jasa penaksir real estat atau bertindak
sebagai agen pemegang wasiat real estat. Kegiatan dalam kategori ini bisa dilakukan
atas milik sendiri atau milik orang lain yang disewa dan bisa dilakukan atas dasar
balas jasa atau kontrak. Termasuk kegiatan pembangunan gedung, yang disatukan
dengan pemeliharaan atau penyewaan bangunan tersebut. Kategori ini mencakup
pengelola bangunan real estat. Real estat adalah properti berupa tanah dan
bangunan.

Kategori M: Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis


Kategori ini mencakup khususnya kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan
teknik, kegiatan ini membutuhkan suatu tingkat pelatihan yang tinggi dan
menghasilkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus yang tersedia untuk
pengguna. Kategori ini juga mencakup aktivitas kantor pusat.

Kategori N: Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha
Lainnya
Kategori ini mencakup berbagai macam kegiatan yang mendukung operasional
usaha atau bisnis secara umum.

Kategori P: Pendidikan
Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk
berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai
cara komunikasi. Kategori ini juga mencakup pendidikan yang diselenggarakan
oleh institusi yang berbeda dalam sistem sekolah umum pada tingkat yang berbeda-

138 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


beda seperti halnya pendidikan untuk usia dewasa, program literasi dan lain-lain.
Juga mencakup akademi dan sekolah militer, sekolah penjara dan lain-lain sesuai
dengan tingkatan masing-masing. Untuk setiap tingkat pendidikan pertama,
kelompok ini mencakup pendidikan khusus termasuk siswa cacat baik mental atau
fisik.
Kategori ini mencakup pendidikan swasta yang juga mencakup pengajaran
yang terutama mengenai kegiatan olahraga dan hiburan dan kegiatan penunjang
pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran radio dan
televisi, internet dan surat menyurat.

Kategori Q: Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial


Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan. Kegiatan yang
termasuk cukup luas cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain, sampai
kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan
kesehatan yang tidak melibatkan tenaga kesehatan profesional. Untuk kegiatan
Aktivitas kesehatan manusia yang dikelola oleh pemerintah → tidak dicakup pada
PL-KUMKM 2023.

Kategori R: Kesenian, Hiburan dan Rekreasi


Kategori ini mencakup kegiatan yang cukup luas untuk memenuhi kebutuhan
kesenian/kebudayaan, hiburan dan rekreasi masyarakat umum, termasuk
pertunjukan langsung, pengoperasian tempat bersejarah, olahraga, dan rekreasi.
Sedangkan untuk kegiatan Perjudian dan Pertaruhan (kode 92) → tidak dicakup
pada PL-KUMKM 2023.

Kategori S: Aktivitas Jasa Lainnya


Kategori ini mencakup kegiatan dari organisasi bisnis, reparasi komputer dan
barang-barang rumah tangga dan barang pribadi, berbagai kegiatan jasa perorangan
yang tidak dicakup di tempat lain dalam klasifikasi ini.

Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)


Penulisan kegiatan utama beserta produk utama yang jelas dan rinci memudahkan
dalam pengisian kode KBLI. Kode KBLI yang digunakan adalah kode KBLI tahun
2020.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 139


Pengisian kode KBLI 5 digit diisi oleh PCL

Contoh-contoh cara penulisan uraian pada kegiatan utama (R.301.a),


produk utama (R.301.b), dan KBLI:

Kategori/ Kegiatan Utama Produk utama


KBLI
Kelompok (R.301.a) (R.301.b)
(1) (2) (3) (4)
Pertambangan 1. Menambang/mendulang bijih bijih emas 07301
dan emas di sungai
penggalian (B)
2. Penggalian batu kapur/ batu kapur/gamping 08102
gamping

Industri 2. Membuat barang anyaman barang anyaman tikar 16291


pengolahan tikar lampit dari rotan lampit dari rotan
(C)
3. Mencetak kop surat, kalender, kop surat, kalender, kartu 18111

kartu undangan undangan


Pengadaan 4. Perdagangan pulsa/token pulsa/token listrik 35129
listrik, gas, listrik
uap/air panas
dan udara
dingin (D)
Treatment Air, 5. Pengambilan air bersih dari Air bersih 36001
Treatment Air mata air dan menyalurkannya
Limbah,
ke konsumen rumah tangga
Treatment dan
Pemulihan
Material
Sampah, dan
Aktivitas
Remediasi (E)

Konstruksi (F) 6. Pemasangan instalasi listrik instalasi listrik 43211


pada bangunan gedung
perkantoran
7. Merenovasi bangunan tempat bangunan tempat tinggal 41011
tinggal dengan sistem
borongan

140 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Kategori/ Kegiatan Utama Produk utama
KBLI
Kelompok (R.301.a) (R.301.b)
(1) (2) (3) (4)
Perdagangan 8. Perdagangan eceran sayur- komoditi sayur-sayuran 47813
besar dan sayuran yang dilakukan di
eceran,
pinggir jalan umum (kaki
reparasi dan
lima)
perawatan
10.Bengkel reparasi/ perbaikan jasa perbaikan mobil 45201
mobil dan
sepeda motor dan perawatan mobil
(G)
Pengangkutan 11.Angkutan ojek sepeda motor jasa ojek motor 49424
dan
Pergudangan
12. Menyewakan gudang barang jasa sewa gudang 52101
(H)
dagangan kepada perusahaan
Penyediaan 13. Kedai makanan seafood makanan seafood 56103
Akomodasi dengan menggunakan tenda
dan makan
minum (I)
Informasi dan 14. Penerbitan ensiklopedia anak ensiklopedia anak 58110
komunikasi (J)

Aktivitas 1. Jual beli/jasa penukaran mata mata uang asing 66160


keuangan dan uang asing
asuransi (K)
Aktivitas 2. Jasa desain arsitektur jasa pengelolaan unit-unit 71101
profesional, perusahaan yang
ilmiah, dan
dibawahinya
teknis (M)
Agen 3. Penjualan dan pemesanan tiket pesawat udara dan 79111
Perjalanan (N) tiket pesawat udara dan kapal kapal laut
laut
Pendidikan (P) 4. Menyelenggarakan pendidikan pendidikan taman kanak- 85131
taman kanak-kanak swasta kanak

Aktivitas 5. Praktik dokter umum jasa pengobatan oleh dokter 86201


Kesehatan umum
Manusia dan
Aktivitas Sosial
(Q)

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 141


Kategori/ Kegiatan Utama Produk utama
KBLI
Kelompok (R.301.a) (R.301.b)
(1) (2) (3) (4)
Kesenian, 6. Menyediakan fasilitas pusat tempat dan fasilitas untuk 93116
Hiburan dan kebugaran/ fitness center fitness
Rekreasi (R)
Aktivitas Jasa 7. Jasa reparasi/perbaikan alat televisi dan radio 95210
Lainnya (S) elektronik televisi dan radio

Tampilan CAPI untuk pertanyaan rincian kategori dan KBLI berbentuk select lookup
yang diisi dengan memilih salah satu dari beberapa pilihan yang sesuai.

Gambar 86. Tampilan e-form Rincian 301.a

142 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Rincian 301.b: Produk utama (barang atau jasa) yang dihasilkan/dijual
dan KBLI (5 digit)

Pencacah menuliskan dengan jelas


dan rinci produk utama (barang
atau jasa) yang dihasilkan/dijual
dari kegiatan utama
usaha/perusahaan yang tertulis
pada rincian 301.a pada tempat
yang disediakan pada aplikasi CAPI.

Rincian 302: Alamat Lokasi Usaha


Rincian ini dimaksudkan untuk melihat peta potensi usaha di suatu wilayah untuk
usaha-usaha rumah tangga tersebut. Pencacah mengisikan provinsi dan
kabupaten/kota lokasi tempat usaha dari usaha rumah tangga tersebut berada.
Tampilan CAPI untuk pertanyaan rincian ini berbentuk select lookup yang diisi dengan
memilih salah satu dari beberapa pilihan yang sesuai.

Gambar 87. Tampilan e-form Rincian 302

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 143


Catatan:
Jika pengusaha memiliki lebih dari satu lokasi usaha, maka lokasi usaha yang
tercantum pada rincian ini adalah lokasi usaha dengan omzet/pendapatan terbesar.
Misalnya pengusaha memiliki kontrakan di Bogor, Bekasi, dan Tangerang, maka yang
tercantum pada rincian ini adalah lokasi kontrakan dengan pendapatan terbesar.

Rincian 302 ini khusus ditanyakan untuk:


- Usaha Kaki Lima, atau
- Usaha Pertambangan dan Penggalian Perorangan, Usaha Konstruksi, atau
- Usaha Persewaan Rumah/Kamar, atau
- Usaha Konstruksi yang Menempati Bangunan Khusus Usaha

[Rincian 110 terisi kode 2,4, atau 5; atau jika rincian PL-KUMKM.L1 Blok VI
kolom (5) terisi kode 1 (Bangunan Khusus Usaha) dan Rincian 301 terisi
Kategori F (Usaha Konstruksi)]
.

Rincian 303: Tahun usaha/perusahaan berdiri atau tahun beroperasi


secara komersial
Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui tahun pertama kali unit
usaha/perusahaan tersebut berdiri/menghasilkan/memproduksi barang/jasa.
Tuliskan dalam numerik tahun mulai beroperasi usaha/perusahaan pada tempat yang
telah disediakan pada aplikasi CAPI. Jika tahun berdiri dan tahun beroperasi
usaha/perusahaan berbeda, maka tuliskan tahun pertama kali usaha/perusahaan
menghasilkan/memproduksi barang/jasa.

Gambar 88. Tampilan e-form Rincian 303

144 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Catatan:

• Tahun usaha/perusahaan berdiri atau tahun beroperasi secara komersial


usaha/perusahaan mengikuti jenis kegiatan utama yang tertulis pada
rincian 301.a.

• Apabila suatu usaha/perusahaan berubah bentuk badan usahanya, maka yang


ditulis untuk tahun beroperasi adalah tahun pertama kali unit perusahaan tersebut
menghasilkan/memproduksi barang/jasa pada bentuk badan usaha terakhir.

• Apabila usaha/perusahaan merupakan cabang/perwakilan/pabrik, maka yang


dimaksud tahun mulai beroperasi adalah tahun mulai berdiri dan beroperasinya
unit usaha tersebut (bukan tahun mulai beroperasi kantor pusatnya).

• Apabila selama perjalanan usahanya, suatu usaha/perusahaan pernah mengalami


masa tidak beroperasi (tidak aktif), maka tahun mulai beroperasi yang ditulis tetap
tahun yang lama, kecuali setelah masa tidak aktif tersebut perusahaan yang
bersangkutan berubah bentuk badan usahanya atau berubah jenis kegiatan
utamanya.

Rincian 304: Bentuk Badan Usaha/Badan Hukum


Pertanyaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui status badan usaha/badan
hukum dari usaha/perusahaan yang
bersangkutan. Tampilan CAPI untuk
pertanyaan rincian ini berbentuk select
lookup yang diisi dengan memilih salah
satu dari tujuh pilihan yang sesuai
dengan status badan usaha/badan
hukum usaha/perusahaan yang
bersangkutan. Untuk opsi “Lainnya”
maka pencacah harus menuliskan
isiannya.
Badan Usaha: Kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomi yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 145


Penjelasan mengenai badan usaha/badan hukum:

o PT/ PT Persero/Perum/NV

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap


(NV) adalah perusahaan yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
undang-undang.

Perseroan (PT Persero): perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang


modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima
puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh negara yang tujuan utamanya
mengejar keuntungan. (contohnya perusahaan BUMN dan BUMD)

Untuk status badan usaha kode ini, termasuk juga PT Tbk.

Perseroan Terbatas Terbuka (PT Tbk) adalah perseroan yang melakukan


penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal. (UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja)

Perusahaan Umum (Perum): perusahaan yang seluruh modalnya dimiliki


negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus
mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

o CV

Commanditaire Vennootschap (CV): Perusahaan yang terbentuk dengan cara


meminjamkan uang, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang
persero yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya
dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang.

o Yayasan

Yayasan: merupakan sebuah badan usaha dengan kekayaan yang dipisahkan


dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan dan bukan untuk mencari keuntungan.

o Koperasi

Koperasi: Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan


orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi
146 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.

o Perseroan Perorangan

Perseroan Perorangan: Suatu badan hukum perorangan yang didirikan oleh


hanya 1 (satu) orang perseorangan dan memenuhi kriteria Usaha Mikro dan Kecil
(UMK). (UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja )

Perseroan perorangan dikenal pula dengan istilah perseroan UMK, perseroan


terbatas perorangan, dan PT perorangan.

Meskipun sama-sama didirikan oleh hanya satu orang, perseroan perorangan


berbeda dengan perusahaan perorangan yang lebih dulu dikenal karena
perusahaan perorangan bukan termasuk badan hukum berdasarkan peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Selain itu, adanya pemisahan tanggung jawab
antara pemilik dan perseroan perorangan menjadi pembeda antara perseroan
perorangan dengan perusahaan perseorangan.

Contoh perseroan perorangan adalah notaris, PPAT, atau pengacara.

o Perseorangan/ Tidak Berbadan Hukum atau Usaha

Perseorangan: Usaha yang dipunyai oleh pemilik tunggal.

Tidak berbadan usaha: Suatu usaha yang tidak memiliki badan usaha/ijin
khusus. Termasuk dalam kelompok ini usaha-usaha perorangan.

o Lainnya

Mencakup bentuk badan hukum/badan usaha diluar kode 1-6, diantaranya:

Ijin khusus dari instansi terkait: Perijinan yang diberikan oleh instansi
pemerintah (sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota) pada usaha/perusahaan
untuk melakukan kegiatan usaha. Ijin khusus sifatnya lebih spesifik, misal:
Ijin dari instansi Pemerintah Daerah setempat untuk usaha penggilingan padi.

Catatan:

Kode 6 (ijin khusus) ini diisikan jika usaha/perusahaan tidak memiliki badan usaha
yang dicakup kode 1 s.d. 6, tetapi memiliki ijin usaha. Jika usaha/perusahaan
memiliki ijin khusus dan juga memiliki badan usaha yang dicakup kode 1 s.d. 5,
maka kode status badan usaha dari usaha/perusahaan tersebut diisikan kode 1
s.d. 5 sesuai status badan usaha dari usaha/perusahaan tersebut.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 147


Rincian 305: Nomor Induk Berusaha (NIB)/Nomor Induk Koperasi (NIK)
Menurut Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2018, Nomor Induk Berusaha
(NIB) adalah identitas Pelaku Usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS ( Online
Single Submission) setelah Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran. Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik (OSS) adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh
Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor 10/PER/M.KUKM/VI/2016, Nomor Induk Koperasi
adalah kombinasi angka unik yang dimiliki oleh Koperasi sebagai identitas koperasi.
Nomor Induk Koperasi merupakan salah satu legalitas yang WAJIB dimiliki oleh suatu
Koperasi.

Tanyakan status kepemilikan Nomor


Induk Berusaha (NIB) dari usaha/
perusahaan atau Nomor Induk Koperasi
(NIK) dari usaha koperasi pada rincian
305.a. Tampilan CAPI untuk pertanyaan
rincian 305.a berbentuk radio button
dengan memilih salah satu pilihan yang
sesuai.
Jika rincian 305.a berkode 1, maka
petugas menuliskan kapan usaha/
perusahaan mendapatkan NIB atau
koperasi mendapatkan NIK pada rincian
305.b dan 13 digit NIB/NIK yang dimiliki
usaha/perusahaan/koperasi pada rincian
305.c pada tempat yang disediakan di
aplikasi CAPI.
Catatan:
o Setiap koperasi yang berbadan hukum wajib mempunyai NIK (Nomor Induk
Koperasi) sehingga rincian 305.a harus terpilih pilihan “ya” dan tuliskan NIK pada
rincian 305.c.
o Jika usaha/perusahaan memiliki NIB namun tidak dapat menyebutkan nomornya,
maka tuliskan 9999999999999.

148 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Rincian 306: Apakah memiliki izin operasional?
Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis izin usaha yang dimiliki oleh
usaha/perusahaan yang bersangkutan. Izin Operasional atau Komersial adalah
izin yang diterbitkan oleh Lembaga yang berwenang mengeluarkan izin atau
Lembaga Online Single Submission (OSS) untuk dan atas nama menteri, pimpinan
lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota setelah Pelaku Usaha mendapatkan Izin
Usaha dan untuk melakukan kegiatan komersial atau operasional dengan memenuhi
persyaratan dan/atau komitmen. Beberapa jenis izin operasional, antara lain:

a. Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) adalah izin yang diterbitkan oleh
Lembaga OSS untuk usaha mikro dan usaha kecil yang diatur dalam
PermenkoUKM No 2/2019.
b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah bukti bahwa suatu perusahaan atau
badan usaha telah melakukan kewajibannya melakukan pendaftaran
perusahaan dalam Daftar Perusahaan.
c. Makanan Dalam (MD)/BPOM adalah perizinan berupa izin edar untuk produk
pangan yang diproduksi oleh industri Dalam Negeri yang lebih besar dari skala
rumah tangga, atau industri yang menghasilkan produk pangan yang wajib
wajib memiliki Izin Edar BPOM MD. Izin ini dikeluarkan oleh BPOM RI, khususnya
untuk setiap usaha yang menghasilkan produk pangan dengan bahan dasar
susu, menggunakan Bahan Tambahan Pangan tertentu (seperti pengawet,
penguat rasa, pewarna, dll), atau mengusung klaim tertentu seperti fungsi
makanan sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI), Makanan untuk Lansia,
dan lain sebagainya.
d. Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) adalah adalah sertifikat izin Pangan
Industri Rumah Tangga (PIRT) yang diberikan oleh Bupati atau Walikota melalui
Dinas Kesehatan. Sertifikat ini mengacu bahwa pangan hasil produksi yang
dihasilkan telah memenuhi persyaratan dan standar keamanan yang telah
ditentukan.
e. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah sebuah produk hukum yang berisi
perizinan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada pemilik bangunan untuk
membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, merawat atau
merobohkan bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang berlaku
f. Izin Lokasi adalah Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada pelaku usaha
untuk memperoleh tanah yang diperlukan untuk usaha dan/atau kegiatannya
Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 149
dan berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah
tersebut untuk keperluan usaha dan/atau kegiatannya.
g. Izin Gangguan (UUG/HO) adalah perizinan dari Pemerintah Kota yang wajib
dimiliki setiap pelaku usaha yang tempat atau kegiatan usahanya dapat
menimbulkan gangguan, bahaya, ketidaknyamanan, atau kerugian tertentu bagi
masyarakat di sekitarnya. Bentuk-bentuk gangguan dapat berupa suara,
keramaian, aroma, atau kegiatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial
masyarakat setempat (contoh; klub malam, bar atau bentuk usaha lain yang
berpotensi menimbulkan gangguan).
h. Izin Daftar Perusahaan sama dengan Nomor Induk Berusaha (NIB).
i. Jasa Keuangan adalah izin usaha di bidang jasa keuangan yang dikeluarkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
j. Izin Koordinat (untuk usaha Perikanan) adalah izin yang diberikan untuk
memanfaatkan ruang secara menetap dari sebagian perairan pesisir yang
mencakup permukaan laut dan kolom air sampai dengan permukaan dasar laut
pada batas keluasan tertentu.
k. Izin Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah izin yang dikeluarkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
l. Izin Energi dan Sumber Daya Mineral adalah izin yang dikeluarkan oleh
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral berkaitan dengan usaha
Permbangan Mineral dan Batu Bara.
m. Izin Ketenagakerjaan adalah izin yang dikeluarkan oleh Kementrian
Ketenagakerjaan berkaitan dengan usaha dan/atau produk berbasis risiko sektor
ketenagakerjaan.
n. Izin Perindustrian adalah izin yang dikeluarkan oleh Kementrian Perindustrian
berkaitan.
o. Izin Transportasi adalah adalah izin yang dikeluarkan oleh Kementrian
Perhubungan berkaitan dengan usaha dan/atau produk berbasis risiko sektor
transportasi.

p. Izin Kesehatan, Obat, dan Makanan adalah adalah izin yang dikeluarkan
oleh Badan Pengawas Obat dan Makananberkaitan dengan usaha dan/atau
produk berbasis risiko sektor Obat dan Makanan.

Referensi Waktu kepemilikan izin pada rincian ini adalah selama


usaha berjalan.

150 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Tampilan CAPI untuk pertanyaan rincian ini berbentuk checkbox sehingga
pencacah dapat memilih lebih dari satu jawaban. Pencacah harus memilih jawaban
yang sesuai hingga muncul tanda checklist di kolom sebelah kiri. Untuk opsi “Lainnya”
maka pencacah harus menulis isiannya.

Gambar 89. Tampilan e-form Rincian 306

Rincian 307: Apakah Memiliki Sertifikat Standardisasi Usaha atau Produk?


Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis sertifikat standardisasi
usaha atau produk yang dimiliki oleh usaha/perusahaan yang bersangkutan.
Tampilan CAPI untuk pertanyaan rincian ini berbentuk checkbox sehingga pencacah
dapat memilih lebih dari satu jawaban. Pencacah harus memilih jawaban yang sesuai
hingga muncul tanda checklist di kolom sebelah kiri. Untuk opsi “Lainnya” maka
pencacah menulis isiannya.

Gambar 90. Tampilan e-form Rincian 307


Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 151
Penjelasan Jenis Standardisasi Usaha:

a. Standard Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang berlaku secara


nasional di Indonesia.
b. Sertifikat Halal adalah pengakuan kehalalan suatu produk yang dikeluarkan
oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) berdasarkan
fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh MUI.
c. Merek dagang adalah salah satu jenis Hak Kekayaan Intelektual yang terdiri
dari tanda, desain, atau ekspresi yang dapat dikenali untuk mengidentifikasi
produk atau layanan yang didistribusikan ke pasar.
d. ISO
ISO adalah singkatan dari The International Organization for Standardization,
yang merupakan badan organisasi non-pemerintah yang mengatur dan
mengembangkan standar bagi berbagai industri yang mencakup kualitas,
keamanan, dan efisiensi.
Beberapa jenis ISO antara lain:
• Standar ISO 9001:2015 merupakan suatu standar bertaraf internasional
untuk Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu, atau bisa disebut juga sebagai
Sertifikasi Sistem Manajemen Kualitas.
• Standar ISO 22000:2018 merupakan standar internasional yang mencakup
semua langkah penting untuk memastikan keamanan pangan di seluruh
rantai makanan atau disebut juga sebagai Standar Food Safety Management
System (FSMS)
• ISO 14001:2015 (Sistem Manajemen Lingkungan) merupakan sistem
manajemen perusahaan yang berfungsi untuk memastikan bahwa proses
yang digunakan dan produk yang dihasilkan telah memenuhi komitmen
terhadap lingkungan, terutama dalam upaya pemenuhan terhadap peraturan
di bidang lingkungan, pencegahan pencemaran dan komitmen terhadap
perbaikan berkelanjutan.
e. Lainnya
Mencakup jenis sertifikat standardisasi usaha atau produk yang dimiliki oleh
usaha/perusahaan yang bersangkutan diluar subrincian yang telah disebutkan
sebelumnya, antara lain:

Nutrition Facts merupakan label informasi kandungan gizi dalam sebuah


produk makanan.

152 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point ) adalah suatu sistem
jaminan mutu yang mendasarkan kepada kesadaran atau penghayatan
bahwa hazard (bahaya) dapat timbul pada berbagai titik atau tahap produksi
tertentu tetapi dapat dilakukan pengendalian untuk mengontrol bahaya-bahaya
tersebut.

Sertifikasi Mitigasi Kebencanaan merupakan salah satu standar kompetensi


dalam profesi penanggulangan bencana.

Referensi Waktu kepemilikan izin pada rincian ini adalah selama


usaha berjalan.

Rincian 308: Sumber Bahan Baku Utama/Barang Dagangan/Bahan


Bangunan

Tuliskan Sumber/Asal Pembelian Bahan Baku Utama/Barang Dagangan/Bahan


Bangunan (bahan baku yang paling banyak digunakan dalam proses produksi) dari
usaha/perusahaan. Isikan nilai persentase pembelian bahan baku utama/barang
dagangan/bahan bangunan yang dibeli dari wilayah dalam negeri maupun luar negeri
yang dibayar selama sebulan yang lalu atau bulan terakhir yang ada kegiatannya
atau setahun terakhir pada tempat yang disediakan pada aplikasi CAPI.

Gambar 91. Tampilan e-form Rincian 308


Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 153
• Bahan baku adalah bahan untuk diolah melalui proses produksi menjadi barang
jadi; bahan kebutuhan pokok untuk membuat sesuatu, termasuk barang setengah
jadi yang digunakan oleh usaha lainnya.

Rincian 308 ini khusus ditanyakan untuk:


- Pengadaan Listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (Kategori D) khusus
Perdagangan Token Listrik (KBLI 35129); atau
- Industri Pengolahan (Kategori C); atau
- Konstruksi (Kategori F); atau
- Perdagangan Besar dan Eceran (Kategori G); atau
- Penyediaan Makan Minum (Kategori I); atau
- Informasi dan Komunikasi (Kategori J) khusus khusus Perdagangan Pulsa/Kartu
Perdana/Paket Data Telepon Seluler (KBLI 61999); atau
- Aktivitas Keuangan dan Asuransi (Kategori K) khusus Penukaran Valuta Asing
(KBLI 66160); atau
- Real Estat (Kategori L)

Rincian 309: Wilayah Penjualan Barang/Jasa


Tuliskan Wilayah Penjualan Produk dari usaha/perusahaan. Isikan nilai
persentase produk yang dijual ke wilayah dalam negeri maupun luar negeri selama
sebulan yang lalu atau bulan terakhir yang ada kegiatannya atau setahun terakhir
pada tempat yang disediakan pada aplikasi CAPI.

Gambar 92. Tampilan e-form Rincian 309

154 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Catatan:
Jika terdapat penjualan barang ke luar negeri atau Rincian 309.b terisi > 0, maka
tuliskan dengan jelas dan rinci produk utama (barang atau jasa) yang dijual ke luar
negeri pada Rincian 309.c. Penulisan produk utama yang jelas dan rinci memudahkan
dalam pengisian kode Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia (KBKI). Klasifikasi Baku
Komoditi Indonesia merupakan klasifikasi hasil produksi yang mencakup komoditi
barang dan jasa. Kode KBKI yang digunakan dalam daftar ini adalah KBKI 2015.
Untuk usaha perdagangan yg melakukan ekspor barang, KBKI-nya adalah KBKI
produk (seksi 0 – 4) bukan KBKI jasa perdagangan.

Rincian 310: Penggunakaan teknologi pada proses produksi

Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis teknologi yang digunakan oleh
usaha/perusahaan pada proses produksi. Tampilan CAPI untuk pertanyaan rincian ini
berbentuk checkbox sehingga pencacah dapat memilih lebih dari satu jawaban.
Pencacah harus memilih jawaban yang sesuai hingga muncul tanda checklist di kolom
sebelah kiri.

Gambar 93. Tampilan e-form Rincian

Proses produksi usaha mencakup keseluruhan kegiatan (proses bisnis) dalam


menghasilkan barang/jasa dimulai dari penyiapan input sampai memasarkan output.
Berikut merupakan penjelasan mengenai jenis teknologi yang digunakan pada proses
produksi:
a. Manual : Menggunaan bantuan alat sederhana
Contoh: - Membuat/membungkus tempe secara manual.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 155


- Tukang kayu membuat kusen dengan alat pertukangan sederhana

b. Mekanik : Menggunakan bantuan mesin.


Contoh: - menjual kelapa parut menggunakan bantuan mesin parut kelapa.
- menggiling padi menjadi beras dengan bantuan mesin penggilingan
padi

Mesin Parut Kelapa Mesin Penggilingan Padi

156 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


c. Elektronik: Menggunakan bantuan listrik
Contoh: Membuat/membungkus tempe menggunakan mesin elektronik

Mesin Packing Tempe Otomatis

- Pengusaha laundry mencuci baju dengan menggunakan mesin cuci elektronik

Mesin Cuci Elektronik

d. Artificial Inteligent: Menggunakan bantuan kecerdasan buatan.


Contoh: - Restoran menggunakan robot dengan kecerdasan buatan sebagai pelayan

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 157


- Tukang ojek pangkalan atau kurir menggunakan fitur google maps
sebagai alat bantu dalam mengantar penumpang/paket

e. Digital : Menggunakan bantuan sistem elektronika dan komputer


Contoh: - Membuat bandana kain menggunakan mesin printing digital

158 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Rincian 311: Pola Kemitraan yang diterapkan

Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui pola kemitraan yang diterapkan oleh
usaha/perusahaan. Tampilan CAPI untuk pertanyaan rincian ini berbentuk checkbox
sehingga pencacah dapat memilih lebih dari satu jawaban. Pencacah harus memilih
jawaban yang sesuai hingga muncul tanda checklist di kolom sebelah kiri.

Gambar 94. Tampilan e-form Rincian 311

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 159


Kemitraan mencakup proses alih keterampilan bidang produksi dan pengolahan,
pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, dan teknologi sesuai dengan pola
kemitraan. (PP No 7 Tahun 2021). Pola kemitraan yang dimaksud dalam rincian ini
tidak harus dituangkan dalam suatu perjanjian hitam diatas putih antar usaha-
usaha yang menjalin kerjasama.

Berdasarkan PP No 7 Tahun 2021, jenis-jenis pola kemitraan, antara lain:

a. Inti Plasma: Usaha Besar sebagai inti membina dan mengembangkan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah, yang menjadi plasmanya dalam penyediaan dan
penyiapan lahan; penyediaan sarana produksi; pemberian bimbingan teknis
produksi dan manajemen usaha; perolehan, penguasaan, dan peningkatan
teknologi yang diperlukan; pembiayaan; pemasaran; penjaminan; pemberian
informasi; dan pemberian bantuan lain yang diperlukan bagi peningkatan
efisiensi dan produktivitas dan wawasan usaha.

b. Subkontrak: untuk memproduksi barang dan/atau jasa, Usaha Besar


memberikan dukungan berupa: kesempatan untuk mengerjakan sebagian
produksi dan/atau komponennya; kesempatan memperoleh bahan baku yang
diproduksi secara berkesinambungan dengan jumlah dan harga yang wajar;
bimbingan dan kemampuan teknis produksi atau manajemen; perolehan,
penguasaan, dan peningkatan teknologi yang diperlukan; pembiayaan dan
pengaturan sistem pembayaran yang tidak merugikan salah satu pihak; dan
upaya untuk tidak melakukan pemutusan hubungan sepihak.

c. Waralaba: Usaha Besar yang memperluas usahanya dengan cara waralaba,


memberikan kesempatan dan mendahulukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
yang memiliki kemampuan. Pemberi waralaba dan penerima waralaba
mengutamakan penggunaan barang dan/atau bahan hasil produksi dalam
negeri sepanjang memenuhi standar mutu barang dan jasa yang disediakan
dan/atau dijual berdasarkan perjanjian waralaba. Pemberi waralaba wajib
memberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, bimbingan operasional
manajemen, pemasaran, penelitian, dan pengembangan kepada penerima
waralaba secara berkesinambungan.

d. Perdagangan umum: pola kemitraan dapat dilakukan dalam bentuk


kerjasama pemasaran, penyediaan lokasi usaha, atau penerimaan pasokan dari

160 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah oleh Usaha Besar yang dilakukan secara
terbuka.

e. Distribusi dan keagenan: Usaha Besar dan/atau Usaha Menengah


memberikan hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa kepada Usaha
Mikro dan/atau Usaha Kecil.

f. Bagi hasil: pola kemitraan dimana terdapat kesepakatan bahwa pendapatan


yang diperoleh berasal dari pembagian atas hasil usaha pada perusahaan
pasangan usahanya.

g. Kerjasama operasional: pola kemitraan dalam hal kerjasama menjalankan


operasional usaha

h. Usaha patungan: pola kemitraan dengan membentuk usaha yang didirikan


oleh dua atau lebih entitas bisnis untuk menyelenggarakan bisnis bersama
dalam jangka waktu tertentu

i. Penyumberluaran/Outsourcing: pemindahan pekerjaan (operasi) dari satu


perusahaan ke perusahaan lain. Hal ini biasanya dilakukan untuk memperkecil
biaya atau untuk memusatkan perhatian kepada hal utama dari perusahaan
tersebut.

Rincian 312: Penggunaan Internet selama setahun terakhir


Pertanyaan pada rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui penerapan
digitalisasi UMKM. Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan potensi dan
produktivitas UMKM dengan mendorong digitalisasi melalui program “UMKM Go
Digital”. Program UMKM Go Digital dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk
membantu usaha kecil dan menengah (UKM) dalam mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam menjalankan bisnis mereka.
Yang dimaksud menggunakan/memanfaatkan internet pada rincian ini adalah
pemanfaatan fasilitas media internet untuk menunjang kelancaran
usaha/perusahaan, baik untuk menjual atau memasarkan barang dan jasa,
melakukan pembelian/pemesanan barang dan jasa, melakukan pembayaran
transaksi penjualan/pembelian, maupun dimanfaatkan selain untuk menjual atau
memasarkan barang dan jasa.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 161


Tampilan CAPI untuk pertanyaan
rincian ini berbentuk checkbox
sehingga pencacah dapat memilih lebih
dari satu jawaban. Pencacah harus
memilih jawaban yang sesuai hingga
muncul tanda checklist di kolom
sebelah kiri.

Jaringan internet: Sekumpulan komputer dalam jumlah yang besar yang saling
berhubungan dalam suatu jaringan yang terhubung internet protocol, tidak hanya
terbatas pada spek perangkat keras tetapi juga mencakup perangkat lunak, sehingga
banyak pengguna (user) dapat menggunakan kunci sharing, misalnya saling
memperoleh informasi, mengirimkan data berupa teks, pesan, grafis, maupun suara.

Dalam dunia bisnis untuk saat ini, internet dijadikan sebagai media komunikasi untuk
mencari informasi perkembangan pasar, media untuk menjual produk barang dan
jasa, transaksi dan sejenisnya dengan mengakses website/homepage/
blog/email/media sosial, seperti: Tokopedia.com, Kaskus.us, BliBli.com4,
DealGoing.com, Gramedia.com, Bhinneka.com, bri.co.id, telkom.co.id,
www.lottemart.co.id; facebook: lottemart Indonesia; twitter:@lottemartIndo, dll.

Contoh yang dimaksud dengan menggunakan internet selain untuk menjual


atau membeli barang atau jasa adalah apabila usaha/perusahaan sepatu
menggunakan internet dalam upaya melihat model-model yang sedang tren saat ini
atau lainnya yang berkaitan dengan usahanya.

Catatan:
Apabila perusahaan menggunakan internet seperti mengakses instagram, atau media
sosial lainnya yang tidak berkaitan dengan usahanya maupun usaha/perusahaan
maka termasuk tidak menggunakan internet dalam melakukan usahanya.

162 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Rincian 313: Media digital yang digunakan

Rincian ini hanya akan ditanyakan jika rincian 312 terisi pilihan:
a. Pemasaran barang dan atau jasa; dan atau
b. Pemesanan barang dan atau jasa; dan atau
c. Pembayaran transaksi penjualan dan/atau pembelian; dan atau
d. Selain untuk memasarkan atau memesan barang dan atau jasa.
Tampilan CAPI untuk pertanyaan
rincian ini berbentuk checkbox
sehingga pencacah dapat memilih
lebih dari satu jawaban. Pencacah
harus memilih jawaban yang sesuai
hingga muncul tanda checklist di
kolom sebelah kiri.

Jenis-jenis media digital yang digunakan antara lain:

1) Website, yakni sebuah toko online dengan alamat website (domain) sendiri
dimana penjual memiliki stok produk dan menjualnya secara online kepada
pembeli. Contoh: heavenlight, simply2simply, PT.KAI, dll

2) Email Marketing, yakni salah satu metode pemasaran secara digital yang
dilakukan dengan mengirim email ke pelanggan/ konsumen ataupun calon
pelanggan dengan isi berupa pesan atau konten komersial.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 163


3) Pesan Instan (Instan
Messaging), yakni aktivitas jual beli
yang dilakukan melalui aplikasi pesan
instan, seperti WhatsApp, Line,
Telegram, dan sebagainya yang
memungkinkan dilakukannya
komunikasi langsung antara penjual
dan pembeli.

4) Media sosial, yakni toko online yang menggunakan media sosial, seperti
Facebook, Instagram, Tiktok dan sebagainya untuk promosi maupun transaksi
barang dagangannya. Biasanya dilakukan oleh mereka yang ingin memiliki toko
online sendiri tetapi tidak ingin repot.

164 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


5) Marketplace/Platform Digital, yaitu metode di mana website yang
bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang dagangan saja,
tetapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Contoh: Tokopedia,
Bukalapak, Shopee, Lazada, Blibli, traveloka, tiket.com, dll.

6) Internet Banking/Mobile Banking/EDC

▪ Internet Banking adalah layanan perbankan digital untuk berbagai transaksi


keuangan non-tunai yang dapat diakses melalui jaringan internet. Contoh:
https://ibank.klikbca.com; https://www.bankmandiri.co.id/, dll;
https://ib.bri.co.id/; dll.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 165


▪ Mobile banking atau m-banking adalah layanan perbankan melalui aplikasi
keuangan digital berbasis internet melalui handphone. Contoh: BRIMO, Livin’
by Mandiri, BCA Mobile, dll.

▪ Electronic Data Capture (EDC) merupakan suatu mesin dengan fungsi


mendukung proses penerimaan pembayaran dari konsumen pengguna kartu
debit maupun kredit.

7) Dompet Digital, yaitu layanan keuangan berbasis aplikasi yang berfungsi


menyimpan uang digital dan melakukan berbagai aktivitas transaksi secara
online. Contoh: Gopay, OVO, Dana, dan LinkAja, dll.

Rincian 314: Kredit dari lembaga keuangan

Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah usaha/perusahaan pernah


menerima kredit dari lembaga keuangan selama setahun terakhir beserta alasan
utama jika usaha/perusahaan tidak pernah menerima kredit selama setahun terakhir.

Kredit adalah layanan pinjaman dana dari lembaga keuangan kepada nasabah.

Lembaga Keuangan adalah seluruh badan usaha yang bergerak di bidang


keuangan. Hal yang dilakukan adalah menghimpun dana dan menyalurkannya

166 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


kepada masyarakat atau nasabah terutama untuk biaya investasi pembangunan
(Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.792 Tahun 1990).

Tampilan CAPI untuk pertanyaan rincian


314.a berbentuk radio button yang akan
terisi dengan memilih salah satu dari dua
pilihan yang sesuai.

Sedangkan pertanyaan rincian 314.b


hanya akan muncul jika rincian 314.a terisi
“tidak”. Tampilan CAPI untuk rincian 314.b
berbentuk select lookup yang akan terisi
dengan memilih satu dari beberapa pilihan
yang ada.

Jika yang dipilih adalah opsi “Lainnya”


maka pencacah harus menulis isiannya.

Rincian 315: Kepemilikan Laporan Keuangan Tahun 2022

Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah usaha/perusahaan membuat


catatan/laporan keuangan yang sistematis selama tahun 2022.

Tampilan CAPI untuk pertanyaan


rincian 315 berbentuk radio button
yang akan terisi dengan memilih
salah satu dari dua pilihan yang
sesuai.

Laporan/catatan keuangan merupakan pencatatan secara teratur, rutin, dan


sistematis terkait perubahan yang terjadi pada penghasilan usaha pada periode
waktu tertentu. Dari pembukuan tersebut, dapat menyusun laporan keuangan, dalam
bentuk laporan rugi laba dan neraca.

Contoh: Penjual pulsa mencatat nominal pulsa yang terjual → maka catatan
tersebut bukan merupakan laporan/catatan keuangan.
Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 167
Contoh laporan keuangan apotik:

Contoh laporan neraca “Bengkel Mobil” per 31 Desember 2022:

168 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Rincian 316: Rata-rata banyaknya pekerja dalam setahun terakhir

Diisi dengan rata-rata banyaknya tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin dan
menurut uraian sistem pembayaran pekerja pada tempat yang telah disediakan pada
aplikasi CAPI.

Gambar 95. Tampilan e-form Rincian 316

Pekerja adalah semua orang yang terlibat secara langsung dalam


pekerjaan/kegiatan usaha/Perusahaan, termasuk pekerja outsourcing yang terlibat
dalam proses produksi (yang dibayar langsung oleh perusahaan). Banyaknya pekerja
yang dicatat pada usaha/perusahaan adalah:
• Pekerja dibayar, dan
• Pekerja tidak dibayar

Termasuk juga pekerja honorer atau kontrak (pekerja tidak tetap).


Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam
dalam seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut boleh dilakukan baik
secara berturut-turut/tidak terputus maupun kumulatif satu jam dalam seminggu.

Pekerja/karyawan dibayar adalah semua pekerja yang biasanya bekerja pada


usaha/perusahaan dengan mendapat upah/gaji dan tunjangan lainnya dari
usaha/perusahaan tersebut baik berupa uang maupun barang.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 169


Pekerja keluarga/tidak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang
lain yang bekerja dengan status berusaha (berusaha dibantu buruh tidak tetap dan
berusaha dibantu buruh tetap) baik anggota rumah tangga atau bukan, dengan tidak
mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.
Contoh pekerja tak dibayar:
o Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri yang membantu
suaminya bekerja di toko dan tidak memperoleh bayaran.
o Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti
famili yang membantu melayani penjualan di warung dan tidak memperoleh
bayaran.
o Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya,
seperti orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga
tetangganya dan tidak dibayar.
Pekerja tidak tetap: pekerja yang bekerja pada perusahaan dengan mendapat
upah/gaji secara tidak tetap dan apabila diberhentikan biasanya tidak mendapat
pesangon.
Pekerja kontrak: pekerja yang bekerja dengan perjanjian kontrak kerja dengan batas
waktu tertentu.
Catatan:
Pemilik usaha dikategorikan pekerja tidak dibayar apabila tidak dapat memisahkan
gajinya, sebaliknya jika dapat memisahkan gajinya maka termasuk pekerja dibayar.

Rincian 317: Rata-rata banyaknya pekerja difabel dalam setahun terakhir

Diisi dengan rata-rata


banyaknya tenaga kerja
berdasarkan jenis kelamin dan
menurut kondisi fisik pekerja
pada tempat yang telah
disediakan pada aplikasi CAPI.

Gambar 96. Tampilan e-form Rincian 317

170 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Rincian 318: Rata-rata banyaknya pekerja berdasarkan tingkat pendidikan
dalam setahun terakhir

Isikan rata-rata banyaknya tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin dan menurut tingkat
pendidikan pekerja pada tempat yang telah disediakan pada aplikasi CAPI. Tingkat
pendidikan pekerja yang dimaksud pada rincian ini adalah jenjang pendidikan tertinggi
yang ditamatkan oleh pekerja yang disahkan dengan kepemilikan sertifikat/ijazah.

Gambar 97. Tampilan e-form Rincian 318

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 171


Rincian 319.a: Nilai penjualan (omset)/pendapatan usaha/perusahaan

Petugas mengisikan besarnya seluruh


nilai penjualan/pendapatan usaha/
perusahaan dari kegiatan usahanya
selama 1 (satu) tahun terakhir pada
tempat yang telah disediakan pada
aplikasi CAPI dalam satuan rupiah.
Jika ditemui usaha yang tidak
mempunyai laporan keuangan
(Rincian 315 terisi “tidak”), petugas
menanyakan dan mengisikan nilai
penjualan/pendapatan sebulan yang lalu
atau bulan yang ada kegiatan. Kemudian untuk mendapatkan nilai
penjualan/pendapatan selama setahun terakhir, dilakukan perkiraan berdasarkan
nilai penjualan/pendapatan sebulan dikalikan banyaknya bulan aktif kegiatan.

Penjelasan:
a. Nilai penjualan/pendapatan yang dimaksud adalah seluruh nilai penjualan/
pendapatan dari kegiatan utama dan dari pendapatan dari kegiatan lain
(sekunder).

Nilai penjualan/pendapatan dari kegiatan utama adalah besarnya nilai


produksi/penjualan/pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan utama.

Pendapatan dari kegiatan lain (sekunder) adalah nilai pendapatan yang


masih berkaitan dengan usaha, tidak termasuk pendapatan dari aktivitas di luar
produksi seperti pendapatan property (sewa tanah/bangunan), transfer, bunga
atas simpanan di pihak lain atau meminjamkan ke pihak lain (selain untuk usaha
simpan pinjam, bank, kredit union), deviden, royalty/hak cipta, dsb.

b. Untuk nilai penjualan/pendapatan Kantor Pusat, yang dicatat adalah


nilai penjualan/pendapatan pada kantor pusat tersebut, tidak termasuk nilai
penjualan/pendapatan di kantor cabang/perwakilannya.

172 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Contoh-contoh pengisian nilai penjualan/pendapatan dari
usaha/perusahaan:

1. Pertambangan/penggalian: nilai barang-barang hasil pertambangan/


penggalian yang telah terjual.
Contoh:
CV Pasir Jaya mengusahakan penggalian pasir dan batu kali. Selama sebulan yang
lalu CV Pasir Jaya menghasilkan 300 M3 pasir dan 400 M3 batu kali. Dari produksi
pasir dan batu kali tersebut, bahan galian yang berhasil terjual selama sebulan
yang lalu adalah sebanyak 265 M3 pasir dan 320 M3 batu kali. Harga bahan galian
sebulan yang lalu adalah Rp 15.000,- per M3 untuk pasir dan Rp 20.000,- per M3
untuk batu kali. Dari informasi yang dikemukakan di atas maka nilai penjualan CV
Pasir Jaya dapat dihitung sebagai berikut :
Nilai penjualan bahan galian:
a). Pasir : 265 x Rp 15.000,- = Rp 3.975.000,-
b). Batu kali : 320 x Rp 20.000,- = Rp 6.400.000,-
Jumlah = Rp 10.375.000,-

Maka pengisian nilai penjualan selama sebulan yang lalu pada Rincian 319.a.1
adalah: Rp 10.375.000,- .

2. Industri Pengolahan: nilai dari barang yang dihasilkan/diproduksi oleh suatu


usaha/perusahaan industri baik produksi utama, sampingan maupun ikutan
yang telah terjual (tunai maupun kredit) selama periode waktu tertentu.
Termasuk dalam produksi adalah barang yang telah siap untuk dipasarkan dan
barang yang masih dalam proses (setengah jadi). Khusus untuk yang kegiatan
utamanya adalah jasa industri, maka nilai balas jasa industri tersebut ditulis
pada rincian 319.a ini.
Usaha/perusahaan Jasa Industri Manufaktur (makloon): Unit kegiatan dari
suatu industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan
baku disediakan oleh pihak yang dilayani dan pihak usaha/perusahaan
melaksanakan proses pengolahannya dengan memperoleh pembayaran
sebagai balas jasanya (nilai upah makloon).

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 173


Contoh:
1. Perusahaan penggilingan padi ”SUBUR JAYA” yang menggiling gabah
milik pihak lain. Perusahaan tersebut termasuk industri penggilingan padi
makloon yang hanya menerima balas jasa berupa uang atau barang.
2. Suatu usaha industri pembuatan pintu dan kusen sebulan yang lalu
menghasilkan 3 set kusen dan 4 daun pintu. Pada bulan lalu, kusen dan
daun pintu yang berhasil terjual adalah 1 set kusen dan 4 daun pintu.
Harga satu set kusen Rp 700.000,- sedangkan 1 buah daun pintu seharga Rp
300.000,-. Dari informasi yang dikemukakan di atas maka nilai penjualan CV
Pasir Jaya dapat dihitung sebagai berikut :
Nilai penjualan:
a). Kusen : 1 x Rp 700.000,- = Rp 700.000,-
b). Daun pintu: 4 x Rp 300.000,- = Rp 1.200.000,-
Jumlah = Rp 1.900.000,-

Maka pengisian nilai penjualan selama sebulan yang lalu pada Rincian
319.a.1 adalah: Rp 1.900.000,- .

3. Listrik: nilai tenaga listrik yang telah dibangkitkan/dijual/didistribusikan


kepada para pelanggan.
Ketenagalistrikan oleh perusahaan Listrik adalah usaha pembangkitan,
transmisi tenaga dan penyaluran/pendistribusian tenaga listrik, yang dikelola
oleh usaha/perusahaan untuk keperluan rumah tangga, industri, komersial dan
lainnya.
Contoh:
Sudarman sehari-hari mengusahakan penyediaan listrik untuk beberapa
pelanggan. Untuk usahanya, dia menggunakan 2 buah generator. Kedua
generator tersebut bekerja selama 12 jam sehari. Karena kebanyakan
pelanggan pengusaha Sudarman adalah rumah tangga dan para pedagang
malam hari, maka setiap unit generator tersebut mulai dioperasikan dari pukul
18.00 sampai pukul 06.00. Selama bulan lalu energi listrik dari kedua generator
telah disalurkan kepada 25 rumah tangga pelanggan dan beberapa pedagang
sore.
Dari usahanya, Sudarman mendapatkan pendapatan selama sebulan sebesar
Rp 838.875,- dengan perincian dari pelanggan rumah tangga adalah sebesar
Rp 778.875,-, dari pedagang sebesar Rp 60.000,-.
174 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
4. Konstruksi : Nilai pekerjaan konstruksi yang benar-benar telah diselesaikan
secara fisik setahun yang lalu oleh usaha/perusahaan pihak pemborong
berdasarkan surat perjanjian atau perintah kerja antara pemilik dengan
usaha/perusahaan/pemborong utama atau antara usaha/perusahaan/pihak
pemborong utama dengan usaha/perusahaan /pihak pemborong sub kontrak.
Contoh :
a. Sebuah pekerjaan konstruksi gedung perkantoran secara borongan selama
setahun yang lalu diselesaikan 85 persen secara fisik, maka isian Rincian
319.a.2 adalah = 85% x nilai borongan atau nilai kontrak.
b. Perusahaan konstruksi PT Total Jaya, tanggal 30 Oktober 2022 melakukan
pekerjaan borongan untuk membuat rumah mewah dan tanggal 10 Juni
2023 melakukan pekerjaan instalasi listrik di Gelanggang Olahraga. Nilai
borongan untuk kedua pekerjaan tersebut masing-masing sebesar Rp
750.000.000,- dan Rp 150.000.000,-. Adapun untuk membuat rumah
mewah di subkontrakkan sebesar Rp 50.000.000,- kepada pihak lain.
Sebelum bulan Oktober 2022 perusahaan ini tidak melakukan pekerjaan.
Sampai dengan akhir Agustus 2023, realisasi fisik masing-masing pekerjaan
PT Total Jaya tersebut adalah sebesar 70% untuk rumah mewah dan 90%
untuk instalasi listrik. Di samping itu, perusahaan juga menyewakan 3 buah
molen yang dilengkapi dengan operatornya dengan nilai kontrak Rp
2.500.000,- perbulan selama setahun.
Dari informasi tersebut, nilai produksi/output utama perusahaan konstruksi
PT Total Jaya selama setahun terakhir adalah :
Pembangunan rumah mewah:
70% x (Rp 750.000.000 - Rp 50.000.000) = Rp. 490.000.000,-
Instalasi listrik : 90 % x Rp 150.000.000,- = Rp. 135.000.000,-

Penyewaan 3 buah molen : 12 x Rp 2.500.000,-


= Rp 30.000.000,-
Jumlah = Rp.655.000.000,-
Maka isian Rincian 319.a.2 adalah Rp 655.000.000,-

5. Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor


a. Perdagangan
Penjualan dari usaha perdagangan adalah seluruh nilai barang dagangan
yang terjual (omset).
Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 175
Contoh:
Pak Daeng pedagang kaki lima di Jalan Losari, rata-rata mampu menjual 4
potong baju seharga @ Rp50.000 dan celana panjang 3 potong seharga @ Rp
75.000/harinya.

Maka isian Rincian 319.a.1 (nilai penjualan selama 1 bulan) adalah:


[(4 X Rp 50.000) X 30] + [(3 X Rp 75.000) X 30] = Rp 6.000.000 + Rp
6.750.000 = Rp 12.750.000
b. Jasa reparasi mobil dan sepeda motor
Pendapatan jasa reparasi adalah pendapatan dari jasa perbaikan/reparasi
yang diberikan.
Contoh:
Andi Motor adalah usaha reparasi sepeda motor. Tarif reparasi pada usaha
tersebut bervariasi tergantung pada tingkat kesulitan reparasinya. Tarif tambal
ban Rp. 8.000,- per ban (lubang), tarif service ringan @ Rp. 35.000,-; tarif
ganti oli @ Rp. 40.000,-; tarif ganti ban dalam @ Rp. 40.000,-; tarif ganti ban
luar @ Rp. 120.000,-. Secara rata-rata setiap bulan, usaha tersebut melayani
tambal ban sebanyak 300 kali, service ringan 5 kali, ganti oli 10 kali, ganti ban
dalam 25 kali dan ganti ban luar 3 kali.
Maka pendapatan usaha tersebut selama 1 bulan adalah:
Tambal Ban = 300 x Rp. 8.000,- = Rp. 2.400.000,-
Service ringan = 5 x Rp. 35.000,- = Rp. 175.000,-
Ganti oli = 10 x Rp. 40.000,- = Rp. 400.000,-
Ganti ban dalam = 25 x Rp. 40.000,- = Rp. 1.000.000,-
Ganti ban luar = 3 x Rp. 120.000 = Rp. 360.000,- +
Total = Rp. 4.335.000,-

6. Pengangkutan dan pergudangan:


a. Pendapatan usaha/perusahaan pengangkutan adalah pendapatan dari
jasa mengangkut penumpang dan atau barang.
Contoh:
Usaha angkutan barang Pak Sugiyanto, mempunyai 5 armada mobil truk box.
Rata-rata orderan per bulan untuk setiap armadanya (mengangkut barang milik
perusahaan distributor) sebanyak 60 order. Tarif setiap ordernya Rp. 500.000,-.
Sehingga pendapatan dari usaha Pak Sugiyanto selama 1 bulan adalah:

176 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


[ 5 x 60 x Rp. 500.000,-) = Rp. 150.000.000,-

b. Pendapatan usaha/perusahaan jasa penunjang angkutan adalah


penerimaan dari jasa yang seharusnya diterima sesuai dengan jenis
kegiatannya, misalnya perparkiran/penitipan kendaraan berupa pendapatan dari
pembayaran parkir kendaraan.

c. Pendapatan usaha/perusahaan pergudangan adalah penerimaan dari


penyewaan gudang.

7. Penyediaan akomodasi dan makan minum:


a. Pendapatan usaha akomodasi
Pendapatan utama: seluruh pendapatan dari kamar yang dihuni.

Pendapatan lainnya: seluruh pendapatan lainnya yang masih berkaitan


dengan usaha, seperti pendapatan dari penyewaan ruang pertemuan/sidang,
usaha restoran/rumah makan, atau usaha lain yang dikelola.
Contoh:
Pak Udin mempunyai sebuah usaha penginapan di Bogor dengan 15 kamar
yang terdiri dari 10 kamar standar dengan tarif Rp. 300.000,- per malam dan
5 kamar eksekutif dengan tarif Rp. 400.000,- per malam. Penginapan tersebut
juga di lengkapi dengan kolam renang yang dapat digunakan tamu yang
menginap dan dua buah ruang pertemuan yang dapat disewa dengan biaya
sewa Rp. 2.000.000,- untuk pemakaian paruh hari (8 jam) dan Rp. 3.000.000
pemakaian sehari penuh. Selain itu penginapan tersebut juga menyediakan
satu mobil yang dapat disewa dengan sewa Rp. 500.000,- per hari. Rata-rata
per hari terpakai (dihuni) 7 kamar standar dan 2 kamar eksekutif. Sementara
untuk 2 ruang pertemuan yang tersedia rata-rata terpakai 8 pertemuan paruh
hari per bulan. Sementara mobil disewa rata-rata 8 hari per bulan. Berdasarkan
informasi di atas, maka pendapatan Penginapan Pak Udin per bulannya:
• Pendapatan dari kamar terpakai: (30 x 7 x Rp. 300.000,-) + (30 x 2 x Rp.
400.000,-) = Rp. 87.000.000,-
• Pendapatan sewa ruang pertemuan: 8 x Rp. 2.000.000,- = Rp. 16.000.000,-
• Pendapatan penyewaan kendaraan: 8 x Rp. 500.000,- = Rp. 4.000.000,-
Sehingga isian Rincian 319.a.1 (Pendapatan selama 1 bulan):
Rp. 87.000.000,- + Rp. 16.000.000,- + Rp. 4.000.000,- = Rp. 107.000.000,-

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 177


b. Pendapatan usaha restoran/rumah makan
Pendapatan utama: seluruh nilai dari makanan dan minuman yang terjual.
Pendapatan lainnya: seluruh pendapatan lainnya yang masih berkaitan
dengan usaha.
Contoh :
Hasil penjualan makanan dari rumah makan Ibu Dewi yang berlokasi di Jl.
Juanda No. 11 Jakarta Pusat setiap harinya rata-rata sebesar Rp. 500.000,-.
Selain itu rumah makan Ibu Dewi juga menjual makanan titipan (konsinyasi)
berupa kerupuk udang dengan imbalan Rp. 500,- dari setiap kerupuk yang
terjual. Rata-rata setiap hari terjual 10 buah kerupuk udang.
Berdasarkan informasi di atas, maka pendapatan utama rumah makan Ibu
Dewi per bulannya diperkirakan sebesar: 30 x Rp. 500.000,- = Rp.
15.000.000,-. Sementara pendapatan lainnya per bulannya sebesar: 30 x 10 x
Rp. 500,- = Rp. 1.500.000,-.
Sehingga isian Rincian 319.a.1 (Pendapatan selama 1 bulan): Rp. 16.500.000,-

8. Informasi dan komunikasi

a. Pendapatan penerbitan surat kabar/majalah adalah nilai produksi surat


kabar/majalah.
Contoh:
Usaha penerbitan “Suara Pembaharuan” memproduksi dua buah surat kabar
harian, dua tabloid mingguan dan satu majalah bulanan. dengan oplah
masing-masing sebanyak 25.000 eksemplar surat kabar A, 22.000 eksemplar
surat kabar B. Tiga tabloid masing-masing dengan oplah 10.000 dan 7.500
eksemplar, sedangkan majalahnya diterbitkan sebanyak 9.000 eksemplar.
Rata-rata tarif surat kabar sebesar Rp. 2.500, tabloid Rp.6.000 dan majalah
sebesar Rp.10.000. Sehingga pendapatan selama 1 bulan dari nilai produksi
penerbitan adalah:

Surat kabar: (25.000 + 22.000) x 30 x Rp. 2.500,- = Rp 3.525.000.000,-


Tabloid: (10.000 + 7.500) x 4 x Rp. 6.000,- = Rp 420.000.000,-

Majalah: (9.000 x Rp. 10.000) = Rp. 90.000.000,-


Jumlah = Rp. 4.035.000.000,-

b. Pendapatan penyiaran radio dan televisi adalah produksi dan penyiaran


iklan.
178 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
Contoh:
Buana Jaya FM adalah suatu radio dengan banyaknya iklan rata-rata sebulan
sebanyak 491 spot iklan, terdiri dari 135 iklan pada prime time, 174 iklan pada
regular time 1 dan sisanya sebanyak 182 iklan pada regular time 2. Rata-rata
tarif iklan pada saat prime time sebesar Rp. 350.000, regular time 1 sebesar
Rp. 200.000 dan regular time 2 sebesar Rp. 150.000.
Maka pendapatan usaha tersebut selama 1 bulan adalah:
Prime Time = 135 x Rp. 350.000 = Rp. 47.250.000,-

Regular Time 1 = 174 x Rp. 200.000 = Rp. 34.800.000,-


Regular Time 2 = 182 x Rp. 150.000 = Rp. 27.300.000,-
Jumlah = Rp. 109.350.000,-

c. Pendapatan usaha pemutaran film di Bioskop adalah pendapatan dari


tiket masuk bioskop.
Contoh:
Bioskop Rama Theater mempunyai empat studio dengan rata-rata kapasitas
tempat duduk per studio adalah 140 seat. Rata-rata jumlah penonton setiap
bulannya adalah 21.000 orang dengan rata-rata tarif masuk sebesar Rp
45.000,- .
Pendapatan bioskop selama 1 bulan sebesar:
21.000 x Rp. 45.000 = Rp 945.000.000,-

d. Pendapatan usaha/perusahaan warung internet (warnet) adalah nilai


penerimaan atas jasa penggunaan internet.
Contoh:
Cyber Net adalah sebuah warnet dengan rata-rata jumlah pelanggan dalam
sehari sebanyak 63 orang dengan lamanya penggunaan rata-rata selama tiga
jam dan tarif perjam sebesar Rp 2.500,-. Selain itu ada juga yang
menggunakan fasilitas printer dengan rata-rata pengguna printer hitam putih
sebanyak 640 lembar perbulan dan printer warna sebanyak 215 lembar
perbulan dengan tarif perlembar hitam putih Rp.1.000,- dan berwarna Rp
2.000,-
Pendapatan dari usaha warnet tersebut selama 1 bulan adalah:
Sewa komputer = 63 x 30 x 3 x Rp. 2.500,- = Rp 14.175.000,-
Print hitam putih = 640 x Rp. 1.000,- = Rp. 640.000,-

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 179


Print warna = 215 x Rp. 2.000,- = Rp. 430.000,-
Jumlah = Rp. 15.245.000,-

9. Aktivitas keuangan dan asuransi


Pendapatan perusahaan perbankan adalah nilai penerimaan bunga dan
provisi.
Pendapatan usaha/perusahaan simpan pinjam adalah penerimaan bunga.
Pendapatan perusahaan asuransi adalah nilai penerimaan premi.
Pendapatan perusahaan jasa penunjang asuransi adalah semua
penerimaan yang merupakan hasil dari kegiatan jasa penunjang asuransi, seperti
komisi.
Pendapatan pedagang valuta asing adalah nilai penjualan mata uang asing.

10. Real estat

Pendapatan usaha/perusahaan real estat adalah pendapatan dari


penjualan produk real estat, menyewakan produk real estat, dan komisi dari
menjual produk real estat pihak lain.

11. Pendidikan

Pendapatan usaha/perusahaan pendidikan adalah penerimaan dari murid


seperti biaya SPP, sumbangan pembangunan, penerimaan dari pemerintah
(membayar gaji, tunjangan, dan operasional sekolah).

12. Aktivitas kesehatan

Pendapatan aktivitas kesehatan adalah penerimaan dari jasa konsultasi/


perawatan kesehatan yang diberikan.
Contoh:
Pada Klinik Yayasan Sayap Bunda, rata-rata jumlah pasien yang berobat setiap
bulan adalah 47 pasien. Setiap pasien yang berobat rata-rata membayar Rp.
65.000,-. Rata-rata banyaknya pasien yang harus dirawat inap setiap bulannya
sebanyak 3 pasien dimana biaya rawat inap per hari Rp. 150.000,- dan rata-rata
pasien menginap selama 4 hari.

180 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Sehingga pendapatan Klinik Yayasan Sayap Bunda rata-rata sebulan adalah:
Jasa konsultasi/perawatan : 47 x Rp. 65.000,- = Rp. 3.055.000,-
Rawat Inap 3 x 4 x Rp. 150.000,- = Rp. 1.800.000,-
Jumlah = Rp. 4.855.000,-

13. Kesenian, hiburan, dan rekreasi

a. Pendapatan kegiatan seni pertunjukan adalah penerimaan dari jasa


pertunjukan seperti ludruk, lenong, wayang orang yang diberikan.
Contoh:
Usaha pertunjukan wayang orang “Bharata” melaksanakan pertunjukan
sebanyak 2 kali pada setiap akhir pekan. Setiap pengunjung yang ingin
menonton pertunjukan tersebut diharuskan membeli tiket dengan harga Rp.
5.000,- per orang. Rata-rata dalam satu pertunjukan ditonton oleh 150
orang. Maka pendapatan usaha pertunjukan wayang orang tersebut dalam 1
bulan sebesar: 4 x 2 x 150 x Rp. 5.000,- = Rp. 6.000.000,-.

b. Pendapatan kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya adalah penerimaan


dari jasa hiburan dan rekreasi yang diberikan.
Contoh:
• Suatu usaha karaoke mempunyai 6 kamar dengan tarif sewa Rp. 25.000,-
per jam. Rata-rata ke 6 kamar tersebut per hari terpakai 3 jam. Maka
pendapatan usaha karaoke tersebut dalam 1 bulan sebesar: 30 x 3 x 6 x
Rp. 25.000,- = Rp. 13.500.000.

• Usaha pengelolaan wahana permainan air (waterboom) menetapkan tarif


Rp. 50.000,- untuk setiap pengunjung. Selain itu usaha ini juga mengelola
warung makan untuk pengunjung waterboom tersebut. Tidak ada laporan
terpisah antara kedua usaha tersebut. Setiap bulan Waterboom tersebut
dikunjungi 2.000 pengunjung. Sementara penjualan makanan dari usaha
warung makan yang dikelola rata-rata Rp. 5.000.000,- per minggu.

Maka pendapatan usaha tersebut dalam 1 bulan sebesar:


(2.000 x Rp. 50.000,-) + (4 x Rp. 5.000.000,-) = Rp. 120.000.000,-

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 181


Rincian 319.b: Jumlah bulan aktif kegiatan selama setahun terakhir
(September 2022 - Agustus 2023)

Bulan Aktif Kegiatan adalah bulan dimana usaha tersebut melakukan kegiatan
usaha walaupun hanya 1 hari.

Petugas mengisikan jumlah bulan


kerja dimana usaha/perusahaan
melakukan kegiatan usahanya
selama setahun terakhir pada tempat
yang telah disediakan pada aplikasi
CAPI.

Rincian 319.c: Persentase Pendapatan Online selama setahun terakhir


(September 2022 - Agustus 2023)

Yang dimaksud dengan penjualan secara online (melalui internet) pada rincian
ini adalah transaksi penjualan barang/jasa yang dilakukan melalui internet ( online)
dimana komitmen pembelian barang/jasa dibuat melalui internet, baik melalui
platform E-Commerce, media sosial maupun pesan instan, tanpa mempertimbangkan
metode pembayaran dan pengiriman barang/jasa tersebut. Dengan kata lain,
barang/jasa dipesan dengan metode online, tetapi pembayaran dan pengiriman
utama barang atau jasa tidak harus dilakukan secara online.

Komitmen adalah persetujuan untuk membeli dengan harga yang


telahdisepakati/ditentukan oleh pengusaha dan pembeli, baik pembayaran dilakukan
secara online (melalui internet) atau tidak.

Electronic Commerce (E-Commerce) berdasarkan definisi OECD 2009 adalah


penjualan atau pembelian barang atau jasa, yang dilakukan melalui jaringan
komputer dengan metode yang secara spesifik dirancang untuk tujuan menerima
atau melakukan pesanan.

Contoh penjualan barang/jasa melalui internet:

• Penjualan kamera melalui platform E-Commerce Shopee. Walaupun pembayaran


dilakukan secara langsung oleh pembeli ke penjual, yang biasa disebut Cash On
Delivery (COD), namun transaksi ini termasuk menggunakan internet dalam

182 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


penjualan barang/jasa karena komitmen jual beli dilakukan melalui marketplace
Shopee.

• Penjualan mukena melalui akun instagram @mukenamukaga. Walaupun


pembayaran dilakukan melalui transfer ATM, tetapi transaksi ini termasuk
termasuk menggunakan internet dalam penjualan barang/jasa karena komitmen
jual beli dilakukan melalui media sosial.

• Penjualan makanan melalui aplikasi Grab-Food. Pembayaran dilakukan melalui


Ovo. Transaksi ini termasuk termasuk menggunakan internet dalam penjualan
barang/jasa karena komitmen jual beli dilakukan melalui platform digital Grab-
Food.

Catatan:

Jika penjualan pemasaran/iklan dengan menggunakan media online, namun


pemesanan oleh customer dibuat melalui sms, telepon, atau faksimili maka
transaksi ini tidak termasuk menggunakan internet dalam penjualan
barang/jasa.

Pencacah mengisikan persentase nilai


produksi/penjualan/pendapatan
usaha/perusahaan yang dilakukan
dengan cara daring (online) selama
setahun terakhir pada tempat yang
telah disediakan pada aplikasi CAPI.

Rincian 320: Total nilai pengeluaran usaha/perusahaan

Pengeluaran usaha adalah seluruh jenis biaya yang dikeluarkan oleh usaha/
perusahaan, mulai dari pengeluaran untuk balas jasa pekerja/pegawai,
pengeluaran/biaya umum, dan pengeluaran/biaya khusus yang dikeluarkan oleh
usaha/perusahaan.
Pengeluaran/biaya umum merupakan seluruh pengeluaran/biaya administrasi/
operasional kantor yang berkaitan langsung dengan kegiatan usaha, kecuali
pengeluaran untuk pembentukan modal.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 183


Contoh: biaya listrik/gas/air, biaya ATK, biaya pemeliharaan/perbaikan kecil barang
modal, biaya sewa, biaya penelitian dan pengembangan.

Contoh pengeluaran khusus:


Biaya bahan bakar untuk usaha transportasi, biaya pembelian bahan makanan
untuk usaha restoran, biaya pembelian barang dagangan yang terjual untuk usaha
perdagangan, nilai bunga yang dibayarkan untuk usaha perbankan/ koperasi
simpan pinjam, nilai klaim yang dibayarkan untuk usaha asuransi, nilai manfaat
yang dibayarkan untuk usaha dana pensiun.

Pengeluaran/biaya khusus: biaya yang dikeluarkan oleh usaha/perusahaan yang


berkaitan langsung dengan kegiatan usaha yang sifatnya spesifik dan bukan biaya
kantor/administratif.

Pencacah mengisikan besarnya


seluruh pengeluaran
usaha/perusahaan dari kegiatan
usahanya selama setahun terakhir
atau seluruh pengeluaran
usaha/perusahaan dari kegiatan
usahanya selama sebulan yang lalu
atau bulan terakhir yang ada
kegiatan dalam satuan rupiah pada
tempat yang telah disediakan pada
aplikasi CAPI.

184 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Bila ditemui usaha yang tidak mempunyai laporan keuangan (Rincian 315 terisi
“tidak”), petugas menanyakan dan mengisikan pengeluaran sebulan yang lalu atau
bulan yang ada kegiatan. Kemudian untuk mendapatkan nilai pengeluaran selama
setahun terakhir, dilakukan perkiraan berdasarkan nilai pengeluaran sebulan
dikalikan banyaknya bulan aktif kegiatan.

Catatan:
Untuk pengeluaran Kantor Pusat, yang dicatat adalah pengeluaran yang
hanya dikeluarkan pada kantor pusat tersebut, tidak termasuk pengeluaran di
kantor cabang/perwakilannya.

Rincian 321: Modal Usaha


Pencacah menuliskan besarnya
uang atau barang yang digunakan
untuk menjalankan usaha/
perusahaan pada 31 Desember
2022 (untuk usaha/perusahaan
yang memiliki laporan keuangan) atau pada saat pencacahan (untuk
usaha/perusahaan yang tidak memiliki catatan keuangan), baik berasal dari milik
sendiri atau pinjaman pihak luar dalam satuan rupiah pada tempat yang telah
disediakan pada aplikasi CAPI.
Catatan:
▪ Modal usaha yang dimaksud pada rincian ini adalah modal tetap dan modal
kerja (termasuk nilai inventori), tetapi tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
▪ Untuk UMKM yang baru berdiri kurang dari setahun dari saat pencacahan,
maka pencacah mengisikan modal awal usaha.
▪ Khusus untuk usaha persewaan bangunan, seperti: kontrakan, kos-
kosan, atau hotel melati, yang dimasukkan dalam nilai modal usaha adalah
nilai bangunannya (tanpa memasukkan nilai tanah). Sedangkan untuk
usaha persewaan lahan parkiran, yang dimasukkan dalam nilai modal
usaha adalah nilai tanah yang disewakan.
▪ Untuk usaha mikro dengan kategori jasa perorangan (kategori S),
seperti: kuli panggul di pasar, tukang pijit, juru parkir, jasa pengupasan

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 185


udang/rajungan, maka usaha-usaha tersebut bisa tidak memiliki modal
usaha.
Contoh:
▪ Modal usaha untuk usaha pembuatan kue meliputi oven, mixer, cetakan kue,
timbangan, baskom, dll termasuk modal yang dikeluarkan untuk pembelian
bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
▪ Modal untuk usaha perdagangan (toko sembako) meliputi etalase toko,
kulkas showcase, freezer, timbangan, dll termasuk nilai barang dagangan
yang belum terjual (inventori).

Rincian 322: Sumber Modal Usaha


Pencacah menuliskan besarnya
persentase modal usaha/perusahaan
yang dimiliki oleh usaha/perusahaan
pada saat pencacahan menurut
sumber modal pada tempat yang telah
disediakan pada aplikasi CAPI.

186 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Rincian 323: Foto Usaha/Perusahaan

Pengambilan foto
usaha/perusahaan dimaksudkan
untuk memvalidasi bahwa petugas
pencacahan lapangan benar-benar
datang untuk mendata
usaha/perusahaan. Foto yang
diambil cukup satu foto, yaitu
foto bangunan/tempat usaha
yang disertai dengan produk
dan pengusaha dalam satu
frame untuk usaha/ perusahaan
dengan bangunan tetap atau foto
pengusaha saja untuk usaha
rumah tangga. Pencacah dapat
melakukan pengambilan foto
secara langsung dari aplikasi CAPI.

BLOK IV: KETERANGAN PEMBERI JAWABAN

Blok ini bertujuan mengidentifikasi responden yang memberikan jawaban.


Keterangan mengenai pemberi jawaban diperlukan untuk pengecekan ulang (revisit)
ke usaha/perusahaan apabila ternyata masih ada isian rincian-rincian yang salah atau
meragukan. Keterangan yang dicatat meliputi nama dan nomor HP/Telepon dari
pemberi jawaban serta tanggal awal dan tanggal akhir wawancara. Pencacah
mengisikan tanggal wawancara dengan memilih salah satu tanggal yang tertera pada
kalender sesuai dengan tanggal awal dan akhir wawancara.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 187


BLOK V: CATATAN
Selain informasi dari responden,
pencacah juga bisa menambahkan
catatan untuk memperjelas masalah
yang berkaitan dengan isian
kuesioner apabila ada hal-hal yang
memerlukan keterangan lebih lanjut.

188 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 189
8
PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN
E-FORM PL-KUMKM

8.1 Pemeriksaan E-FORM

Pemeriksaan e-form pada kegiatan PL-KUMKM23 dilakukan oleh PML.


Pemeriksaan ini merupakan salah satu tugas PML dan sebelum melakukan approval.
PML melakukan pemeriksaan setiap sampel yang telah di-submit oleh PCL.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh PML dalam melakukan pemeriksaan
adalah:
1. Lakukan pemeriksaan e-form segera setelah PCL melakukan submit tanpa
menunggu seluruh responden dalam SLS yang menjadi tanggung jawabnya
selesai dan dikirimkan oleh PCL.
2. Utamakan pemeriksaan pada sampel yang berstatus error untuk dilakukan
pemeriksaan, baru kemudian status remark, dan selanjutnya status clean.
3. Periksa terkait kelengkapan, konsistensi, kewajaran, dan keakuratan isian dalam
satu responden.
Bila ditemukan rincian pertanyaan yang isiannya terlewat, ada kesalahan
pengisian, atau ada hal-hal yang perlu dikonfirmasikan kepada PCL mengenai
pertanyaan tertentu, tuliskan komentar di fitur Remark pada pertanyaan untuk
dilakukan perbaikan oleh PCL.

8.2 Tata Cara Pemeriksaan E-Form

Pemeriksaan dilakukan secara bertahap tanpa menunggu pencacahan selesai


dalam satu SLS. Hal ini perlu dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Tata cara melakukan kegiatan
pemeriksaan isian kuesioner sebagai berikut:
1. PML melakukan tahapan yang sama dengan PCL dari instalasi aplikasi sampai
dengan sinkronisasi aplikasi.
2. PML melakukan pengecekan pada jumlah responden yang ada pada periode
survei. Jika sudah ada responden yang berstatus ’Submit’, artinya sudah ada
sampel yang terkirim ke server oleh PCL dan siap diperiksa.
3. Selanjutnya akan muncul wilayah tugas dari responden yang akan diperiksa. Tap
(sentuh) pada wilayah yang mengandung responden dengan status Submit.
190 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
Gambar 98. Halaman Daftar Wilayah

4. PML memilih responden yang akan diperiksa dengan melihat status sampel
dengan warna biru. Cara untuk membuka kuesioner sama seperti pada
waktu PCL, yaitu tap (sentuh) pada tombol View.

Gambar 99. Membuka Responden yang Akan Diperiksa

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 191


5. Selanjutnya, PML memeriksa jawaban pada setiap rincian. Setelah
melakukan pemeriksaan, maka PML memberikan keputusan apakah akan
melakukan approval atau reject pada sampel tersebut.
6. Jika hasil pemeriksaan oleh PML sudah selesai dilakukan dan tidak ada
kekurangan yang harus diperbaiki, maka PML bisa melakukan “ approve”. Jika
hasil pencacahan masih perlu diperbaiki oleh PCL, seperti menemukan masih
ada data yang belum lengkap (belum terisi), tidak konsisten, tidak wajar,
dan tidak valid, maka PML bisa melakukan “reject” hasil pencacahan
tersebut.
7. Tap (sentuh) pada icon tangan untuk memberikan keputusan dari PML.
Terdapat beberapa menu, pilih pada menu ‘Approval’. Selanjutnya akan
muncul tombol untuk melakukan approve atau reject.

Gambar 100. Konfirmasi Approve atau Reject Responden

Perhatikan perubahan status pada sampel yang di-approve. Status akan


berubah dari “Submit” menjadi “Approved”. Sedangkan untuk sampel rumah tangga
yang di-reject, statusnya kan berubah dari “Submit” menjadi “Reject”.

8.3 Pemeriksaan Konsistensi Isian E-Form PL-KUMKM.L1

Blok I. Keterangan Tempat


Rincian 101 s.d. 107 Provinsi s.d. Nama Usaha/Perusahaan, rincian ini terisi
otomatis.
Rincian 108 Apakah mengalami perubahan SLS? harus terisi salah satu opsi
jawaban (Ya atau Tidak).
Rincian 110 Nama SLS/Non SLS Lapangan periksa isian dan kelengkapan nama
SLS/Non SLS.

192 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Lembar Kerja (Catatan)
Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, bisa dituliskan pada blok ini. Selain
informasi dari responden, petugas juga bisa menambahkan catatan untuk
memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian kuesioner.

BLOK V.A. Keterangan Keluarga


Rincian 502a Nama Kepala Keluarga (KK) dapat diedit, periksa kembali isian
nama.
Rincian 502b Nama Anggota Keluarga Lainnya dapat diedit, periksa kembali
isian nama.
Rincian 503 Alamat dapat diedit. Periksa isian dan kelengkapan alamat.
Rincian 504 Jumlah Usaha yang dimiliki seluruh Anggota Keluarga sudah
terisi.
Rincian 505 Keberadaan keluarga jika berkode ‘0’, STOP.
Rincian 506 No. Urut Keluarga harus terisi dan isian tidak ada yang duplikat serta
terlewat.
Rincian 507 No. Urut Bangunan harus terisi.
Rincian 508 Kode Penggunaan Bangunan harus terisi salah satu kode.
Rincian 509 Jumlah Usaha Besar yang Dimiliki Keluarga harus terisi.
Rincian 510 Jumlah UMKM yang Dimiliki Keluarga harus terisi.
Rincian 511 Jumlah UMKM di Bangunan ini harus terisi jika Rincian 510 > 0.
Jika tidak, STOP.

BLOK V.B. Keterangan Keluarga Baru (Tambahan)


Rincian 502a Nama Kepala Keluarga (KK) harus terisi. Periksa isian nama
anggota keluarga lainnya.
NIK Kepala Keluarga (KK) harus terisi. Periksa kesesuaian isian NIK. Pastikan NIK
terisi 16 digit.
Rincian 502b Nama Anggota Keluarga Lainnya periksa isian nama anggota
keluarga lainnya.
Rincian 503 s.d. Rincian 511 diperiksa sama seperti Blok V.A.

Blok VI. Keterangan Bangunan Lainnya (Selain Tempat Tinggal)


Rincian 601 No. Urut Bangunan diperiksa sama seperti Blok V.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 193


Rincian 602 Nama Bangunan/ Usaha/ Perusahaan periksa kesesuaian
penulisan nama bangunan/usaha/perusahaan.
Rincian 603 Alamat diperiksa sama seperti Blok V.
Rincian 604 Kode Penggunaan Bangunan harus terisi salah satu kode. Jika
berkode ‘4’, ‘5’, atau ‘6’ maka STOP.
Rincian 605 Nama Pemilik harus terisi jika Rincian 604 berkode ‘1 - bangunan
khusus usaha’, diperiksa sama seperti Blok V.
Rincian 606 Apakah usaha termasuk usaha besar dan bukan Koperasi?
harus terisi salah satu kode (Ya = 1, tidak = 0) jika kode penggunaan bangunan
berkode ‘1 - bangunan khusus usaha’.
Rincian 607 Apakah usaha termasuk UMKM atau Koperasi? harus terisi kode
‘1 - ya’ jika kode penggunaan bangunan berkode ‘1 - bangunan khusus usaha’ dan
Rincian 606 berkode ‘0 - tidak’.

8.4 Pemeriksaan Konsistensi Isian E-Form PL-KUMKM.L2

Periksa dokumen secara keseluruhan, jika terdapat hal-hal yang meragukan


dan kurang jelas, konfirmasikan pada petugas pencacah agar dapat dilakukan
perbaikan.
Pemeriksaan Isian Blok I. Pengenalan Tempat Usaha
Rincian 101 s.d. 106. Provinsi s.d. Nama Urut Bangunan, rincian ini terisi
otomatis sesuai dengan isian pada PL-KUMKM.L1.
Rincian 107. Nama Usaha/Perusahaan, harus terisi.
incian 108a. Alamat tempat usaha, harus terisi. Alamat tempat usaha harus jelas
dan lengkap sampai dengan nomor rumah/bangunan.
Rincian 108b. Telepon/HP, harus terisi salah satu dan periksa kewajaran jumlah
digitnya. Untuk nomor telepon, pastikan jumlah digitnya antara 9-11 digit (termasuk
kode area), sedangkan untuk nomor HP berkisar antara 10-13 digit. Jika tidak
memiliki, harus terdapat isian catatan di rincian 108b.
Rincian 108c. E-mail, apabila terisi, periksa kewajaran isian. Alamat e-mail harus
mengikuti format e-mail yaitu mengandung karakter “@” dan “.”
Rincian 108d. Website/link akun media sosial, apabila alamat website dan link
akun media sosial terisi, isiannya harus mengandung nama domain dan karakter “.”.

194 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Untuk link akun media sosial harus disertai karakter “/” diantara nama media sosial
dan nama akun.
Rincian 108e. Titik koordinat geotagging, pastikan pencacah telah melakukan
geotagging lokasi usaha/perusahaan.
Rincian 109. Nomor Urut Usaha, rincian ini sudah terisi otomatis.
Rincian 110. Lokasi Tempat Usaha, hanya terisi apabila usaha bukan berasal dari
PL-KUMKM23.L1 Blok VI.

Pemeriksaan Isian Blok II. Karakteristik Pengusaha


Rincian 201. Identitas Pengusaha
Rincian 201a. Nama, harus ada isian.
Rincian 201b. NIK, harus ada isian. Pastikan NIK terisi 16 digit.
Rincian 201c. Jenis kelamin, harus terisi salah satu opsi jawaban (Laki-Laki atau
Perempuan).
Rincian 201d. Umur, harus terisi. Meskipun belum ada batasan tingkat kewajaran
umur seorang pengusaha, sebaiknya tetap diperhatikan kewajaran umur seorang
pengusaha. Umur minimal pengusaha adalah 10 tahun dan maksimal 98 tahun.
Rincian 201e. No Handphone, harus terisi dengan jumlah digit berkisar antara
10-13. Jika tidak memiliki handphone, harus terdapat catatan di Rincian 201e.
Rincian 201f. Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, harus terisi.
Perhatikan kewajaran isian antara pendidikan tertinggi yang ditamatkan dengan
umur pengusaha di Rincian 201d.
Rincian 202. Apakah pengusaha mengalami gangguan pendengaran,
penglihatan, bicara, atau bergerak saat beraktivitas, harus terisi salah satu
opsi jawaban (Ya atau Tidak).
Rincian 203a. Apakah pengusaha mempunyai pekerjaan lainnya selain
berusaha, harus terisi salah satu opsi jawaban (Ya atau Tidak). Apabila terisi
“Tidak”, lanjut ke Blok III.
Rincian 203b. Jika R.203.a terisi 1, pekerjaan utama lainnya selain
berusaha adalah:, harus terisi salah satu opsi jawaban. Jika opsi jawaban
“(lainnya)” terpilih, pastikan uraian pekerjaannya terisi. Periksa konsistensi isian 203a
dan 203b. Rincian 203b terisi apabila Rincian 203a terisi “Ya”.

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 195


Blok III. Karakteristik Usaha/Perusahaan
Rincian 301a. Kegiatan utama, periksa penulisan kegiatan utama
usaha/perusahaan, apakah sudah rinci dan jelas sehingga kategori dan KBLI-nya
dapat diidentifikasi secara tepat. PCL harus mengisikan kode kategori dan 5 digit
KBLI yang sesuai dengan kegiatan utamanya berdasarkan KBLI 2020. Isian kategori
hanya boleh terisi Kategori B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, P, Q, R, S dan tidak
boleh terisi kategori A, O, T, dan U karena bukan cakupan PL-KUMKM 2023. Isian
KBLI tidak boleh terisi 8511, 85131, 8521, 8523, 8531, 8543, golongan pokok 87,
golongan pokok 88, 86101, 86102, 86104, 91011, 91021, 91023, golongan pokok
92, 96999, atau golongan pokok 94.
Rincian 301b. Produk utama, cermati isian produk utama yang dihasilkan/dijual
dan kode KBLI 5 digitnya. Isian kategori dengan KBLI harus konsisten.
Rincian 302. Alamat lokasi usaha berada dimana?, terdiri dari 2 rincian, yaitu
Rincian 302a: Provinsi dan Rincian 302b: Kabupaten/Kota. Kedua rincian
tersebut harus terisi apabila:
a. R.110 terisi: diluar bangunan tempat tinggal dengan lokasi tetap dan
perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang (Kaki lima); atau
b. R.110 terisi: Usaha konstruksi perorangan, usaha pertambangan, dan penggalian
perorangan; atau
c. R.110 terisi: Usaha persewaan rumah atau kamar; atau
d. PL-KUMKM.L1 Blok VI kolom (5) terisi kode 1 (bangunan khusus usaha) dan
Kategori pada Rincian 301a terisi Kategori F.
Rincian 303. Tahun usaha/perusahaan berdiri atau tahun beroperasi
secara komersial, harus ada isian. Tahun maksimal usaha/perusahaan
berdiri/beroperasi adalah 2023.
Rincian 304. Bentuk Badan Usaha/Badan Hukum, harus terisi salah satu opsi
jawaban. Jika opsi jawaban “lainnya” terpilih, pastikan uraian status badan
usaha/badan hukumnya terisi.
Rincian 305a. Apakah usaha memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB)
/Nomor Induk Koperasi (NIK)?, pastikan terisi salah satu opsi jawaban (Ya atau
Tidak). Apabila terisi “Tidak”, lanjut ke Rincian 306. Jika rincian 304 terisi kode 4
(Badan Usaha Koperasi), maka rincian 305.a harus terisi “ya”.

196 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Rincian 305b. Kapan mendapatkan NIB/NIK, harus terisi apabila Rincian 305a
terisi “Ya”. Rincian bulan harus terisi rentang 1-12, sedangkan rincian tahun harus
terisi dalam rentang 2016 s.d. 2023.
Rincian 305c. NIB/NIK, periksa konsistensi isian 305c dan 305a. Rincian 305c
harus terisi apabila Rincian 305a terisi “Ya”. Apabila terisi, pastikan terisi 13 digit. Jika
rincian 304 terisi kode 4 (Badan Usaha Koperasi), maka rincian 305.c harus terisi.
Apabila usaha/Perusahaan memiliki namun tidak bisa menyebutkan NIB, maka isikan
9999999999999 atau berikan remark.
Rincian 306. Apakah memiliki izin operasional, minimal salah satu opsi
jawaban harus ter-checklist. Jika R.306.e. Lainnya ter-checklist, pastikan terisi uraian
jenis izin operasional usahanya terisi. Jika R.306e ter-checklist, maka R.306.a s.d.
R.306.d tidak boleh ada yang ter-checklist.
Rincian 307. Apakah memiliki sertifikat standardisasi usaha atau produk,
minimal salah satu opsi jawaban harus ter-checklist. Jika R.307e. Lainnya ter-
checklist, pastikan terisi uraiannya harus terisi. Jika R.307f ter-checklist, maka R.307a
s.d. R.307e tidak boleh ada yang ter-checklist.

Pertanyaan 308 hanya terisi jika Rincian 301a terisi Kategori D KBLI
35129, Kategori C, Kategori F, Kategori G, Kategori I, Kategori J KBLI
61999, Kategori K KBLI 66160, serta Kategori L.

Rincian 308a. Sumber bahan baku utama/barang dagangan/bahan


bangunan dalam negeri, periksa penjumlahan isian 308a.1, 308a.2, 308a.3,
308a.4. Penjumlahan keempat rincian tersebut harus sama dengan rincian 308a dan
maksimal terisi 100%.
Rincian 308b. Sumber bahan baku utama/barang dagangan/bahan
bangunan luar negeri, rincian ini maksimal terisi 100%. Penjumlahan 308a dan
308b harus 100%.
Rincian 309a. Tujuan penjualan barang/jasa dalam negeri, periksa
penjumlahan isian 309a.1, 309a.2, 309a.3, 309a.4. Penjumlahan keempat rincian
tersebut harus sama dengan rincian 309a dan maksimal terisi 100%.
Rincian 309b. Tujuan penjualan barang/jasa luar negeri, rincian ini maksimal
terisi 100%. Penjumlahan 309a dan 309b harus 100%.
Rincian 309c. Jika R.309b terisi>0, maka produk utama (barang atau jasa)
yang dihasilkan/dijual adalah, terisi apabila usaha/perusahaan melakukan
Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 197
penjualan barang/jasa ke luar negeri (R.309b>0). Periksa kesesuaian uraian produk
yang dijual dengan isian kode KBKI 2015.
Rincian 310. Penggunaan teknologi pada proses produksi, minimal terdapat
satu opsi jawaban, dari 310a s.d. 310e yang ter-checklist.
Rincian 311. Pola kemitraan yang diterapkan, minimal salah satu opsi jawaban
harus ter-checklist. Jika R.311k ter-checklist, maka R.311a s.d. R.311j tidak boleh
ada yang ter-checklist.
Rincian 312. Penggunaan internet selama setahun terakhir minimal salah
satu opsi jawaban harus ter-checklist. Jika R.312e ter-checklist, maka R.312a s.d.
R.311d tidak boleh ada yang ter-checklist.
Rincian 313. Media digital yang digunakan, periksa konsistensi isian Rincian
313 dengan Rincian 312, dimana Rincian 313a s.d. 313g harus ter-checklist salah
satu jika R.312a, R.312b, R.312c, dan atau R.312d ter-checklist.
Rincian 314a. Apakah dalam setahun terakhir usaha/perusahaan pernah
menerima kredit dari lembaga keuangan?, harus terisi salah satu opsi jawaban
(Ya atau Tidak). Jika terisi “Ya”, lanjut ke Rincian 315.
Rincian 314b. maka alasan utamanya adalah:, periksa konsistensi isian 314a.
dan 314b. Rincian 314b terisi apabila Rincian 314a terisi “Ya”. Jika terisi “lainnya”,
pastikan uraiannya terisi.
Rincian 315. Apakah memiliki pembukuan/laporan keuangan, harus terisi
salah satu opsi jawaban (Ya atau Tidak).
Rincian 316. Rata-rata banyaknya pekerja dalam setahun terakhir, cermati
isian, jumlah rata-rata pekerja dibayar dan tidak dibayar, laki-laki maupun
perempuan, minimal terisi satu, yaitu pemilik usaha/perusahaan. Pemilik usaha
dikategorikan pekerja tidak dibayar apabila tidak dapat memisahkan gajinya,
sebaliknya jika dapat memisahkan gajinya maka termasuk pekerja dibayar.
Rincian 317. Rata-rata banyaknya pekerja difabel dalam setahun terakhir,
periksa konsistensi Rincian 317 dengan Rincian 202, utamanya saat Rincian 202 terisi
“Ya” (pengusaha seorang yang mengalami gangguan pendengaran, penglihatan,
bicara, atau bergerak saat beraktivitas).
Rincian 318. Rata-rata banyaknya pekerja berdasarkan tingkat pendidikan
dalam setahun terakhir, cermati isian, jumlah pekerja laki-laki dan perempuan di
Rincian 318 harus sama dengan Rincian 316.
198 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23
Rincian 319a. Nilai penjualan (omset)/pendapatan usaha/perusahaan
(dalam rupiah), terdiri dari 2 rincian, yaitu sebulan yang lalu atau bulan terakhir
kegiatan (R.319a.1) penjualan selama setahun terakhir (R.319a.2). Rincian nilai
penjualan/pendapatan setahun terakhir (R.319a.2) harus terisi. Periksa kewajaran
isian, isian R.319a.1 harus lebih kecil atau sama dengan R.319a.2.
Rincian 319b. Jumlah bulan aktif kegiatan selama setahun terakhir
(September 2022-Agustus 2023), harus terisi. Minimal terisi 1 dan maksimal
terisi 12
Rincian 319c. Persentase penjualan/pendapatan online selama setahun
terakhir (September 2022-Agustus 2023), harus terisi dalam rentang 0% s.d.
100%. Rincian ini harus terisi lebih dari 0, jika Rincian 312a ter-checklist.
Rincian 320. Total nilai pengeluaran usaha/perusahaan (dalam rupiah)
Rincian 320a. Pengeluaran balas jasa dan upah, terdiri dari 2 rincian, yaitu
pengeluaran balas jasa sebulan yang lalu/bulan terakhir kegiatan dan setahun
terakhir. Salah satu rincian tersebut harus terisi, apabila jumlah pekerja dibayar pada
Rincian 316a terisi. Periksa kewajaran isian balas jasa dan upah per pekerja.
Rincian 320b. Operasional, terdiri dari 2 rincian, yaitu pengeluaran operasional
sebulan yang lalu/bulan terakhir kegiatan dan setahun terakhir. Salah satu rincian
tersebut harus terisi. Periksa kewajaran isian.
Rincian 320c. Pengeluaran khusus, terdiri dari 2 rincian, yaitu pengeluaran
sebulan yang lalu/bulan terakhir kegiatan dan setahun terakhir. Rincian ini harus
terisi apabila Rincian 308 terisi.
Rincian 320d. Lainnya, terdiri dari 2 rincian, yaitu pengeluaran lainnya sebulan
yang lalu/bulan terakhir kegiatan dan setahun terakhir. Jika terisi, periksa kewajaran
isian.
Rincian 321. Modal usaha (dalam rupiah), harus terisi.
Rincian 322. Sumber modal usaha, periksa isian 322a s.d. 322d, minimal salah
satu harus terisi. Jumlah 322a, 322b, 322c, dan 322d harus 100%.

Blok IV. Keterangan Pemberi Jawaban


Periksa pula apakah nama dan nomor HP pemberi jawaban, serta tanggal
pelaksanaan kegiatan pada telah terisi. Apabila belum ada isian, silakan minta PCL
mengisi identitas responden sebagai bukti pengesahan bahwa isian dalam kuesioner

Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 199


ini benar-benar merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi
usahanya.

Rincian di Blok V. Catatan


Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, bisa dituliskan pada blok ini. Selain
informasi dari responden; PCL, dan PML juga bisa menambahkan catatan untuk
memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian kuesioner.

200 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23


Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23 201
202 Buku Pedoman Pendataan Lapangan PL-KUMKM23

Anda mungkin juga menyukai