Laporan Raihan Athallah Riqli - 2204110010007
Laporan Raihan Athallah Riqli - 2204110010007
Disusun Oleh :
Raihan Athallah Riqli (2204110010007)
Dosen Pembimbing :
Siti Zahrina Fakhrana, S.Ars., M.Sc.
Dengan memanjatkan segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala berkat rahmat, taufiq, hidayah, dan petunjuk-Nya
sehingga dapat menyelasaikan laporan ini sebagai tugas mata kuliah Studio Proses
Perencanaan. Laporan ini berjudul “Identifikasi Ketersediaan dan Kondisi Ruang
Terbuka Hijau di Komplek Perumahan Baru “. Tidak lupa pula shalawat beserta
salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah diutus oleh Allah dalam membawa
ilmu pengetahuan dan memperbaiki akhlak pada kehidupan manusia.
Laporan ini mungkin tidak akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak
yang terus membimbing penulis untuk menyelesaikannya. Terima kasih penulis
ucapkan kepada Ibu Siti Zahrina Fakhrana, S.Ars., M.Sc., Selaku dosen
pembimbing yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan dalam laporan ini.
Serta saya ucapkan terima kasih kepada seluruh dosen lainnya dan semua pihak
yang membantu penulis dalam penyusunan laporan ini yang saya tak bisa sebutkan
satu per satu Namanya.
i
DAFTAR ISI
BAB II .................................................................................................................. 4
BAB IV .............................................................................................................. 19
ii
4.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kab. Aceh Besar ................. 19
BAB V .............................................................................................................. 25
BAB VI .............................................................................................................. 38
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Peta Letak Geografis dan Batas Administrasi Kec. Baitussalam......20
Gambar 4.5 Peta Sebaran RTH Publik Desa Blang Krueng ……………………23
Gambar 5.2 Peta Sebaran RTH Publik di Desa Blang Krueng …………………26
iv
Gambar 5.15 Lahan RTH Privat yang Disediakan Perumahan BLK Sudah Sesuai
dengan Kebutuhan Anda …………………………………………32
Gambar 5.17 Pernah Menggunakan RTH Publik Milik Desa Blang Krueng ……33
Gambar 5.19 RTH Publik Desa Blang Krueng Memiliki Penerangan yang Baik
pada Malam Hari …………………………………………………35
Gambar 5.21 RTH Milik Desa Blang Krueng Dikelola dengan Baik oleh Aparat
Desa ………………………………………………………………37
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Desa Blang Krueng adalah salah satu desa di kabupaten Aceh Besar dan
Kecamatan Baitussalam yang masih memiliki kekayaan tumbuhan hijau yang
berlimpah. Tetapi, pertumbuhan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat yang
pesat mempengaruhi tingkat peningkatan kebutuhan akan lahan.
1
Peningkatan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap
penggunaan dan pemanfaatan lahan di Desa Blang Krueng. Perubahan pemanfaatan
dan penggunaan lahan di desa ini tentunya mengganggu keberadaan ruang terbuka
hijau baik dari segi persentase kumulatif maupun pemanfaatannya.
Desa Blang Krueng yang dekat dengan dua universitas di Banda Aceh
menjadi salah satu desa yang menjadi pilihan tempat tinggal oleh Sebagian
mahasiswa. Hal tersebut menarik perhatian para developer untuk membangun
perumahan-perumahan baru dan membuat jumlah penduduk meningkat dari tahun
ke tahun. Atas fenomena tersebut, tentunya RTH di Desa Blang Krueng menjadi
sedikit terganggu.
2
1.3. Tujuan dan Sasaran
1.3.1. Tujuan
1. Mengetahui kecukupan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perumahan
BLK Desa Blang Krueng, dan sekitarnya.
2. Mengetahui kondisi lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perumahan
BLK Desa Blang Krueng, dan sekitarnya.
1.3.2. Sasaran
1. Menganalisa ketersidiaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang cukup bagi
kehidupan Perumahan BLK di desa Blang Krueng.
Tempat dan lokasi studi yang akan dianalisis berada di perumahan BLK
Desa Blang Krueng, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar yang
memiliki luas sebesar 1,11 km2 atau 111 hektare. Desa ini memiliki 5 dusun dan
didominasi oleh bangunan tempat tinggal dan persawahan. Desa ini berbatasan
dengan desa-desa lainnya, Adapun batas-batas administrasinya sebagai berikut:
Dalam Laporan ini, ruang lingkup substansi yang dibahas oleh penulis,
penulis, memfokuskan pada ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perumahan
BLK di Desa Blang Krueng dan juga membahas sedikit tentang pemanfaatan RTH
oleh masyarakat setempat.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN
Dalam ruang spasial terdapat dua jenis ruang terbuka public (open spaces),
yang terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka
Hijau (RTH) merupakan suatu bagian dari ruang terbuka suatu wilayah yang
dipadati oleh banyak tumbuhan, tanaman, berbagai macam flora guna
menghasilkan manfaat ekologis, sosial, estetis, pendidikan, planologi, dan
sebagainya, Selain Ruang Terbuka Hijau (RTH), terdapat pula ruang terbuka non-
hijau, yaitu ruang terbuka yang tidak padat ditumbuhi oleh tanaman hijau, atau lain
sebagainya. Ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang sudah
dilakukan pengerasan atau ruang terbuka biru (perairan). (Dwiyanto, 2009)
4
kawasan hijau dapat mengurangi risiko terjadinya banjir, menyerap air hujan,
meningkatkan kualitas air tanah, dan menyerapnya karbon, mendinginkan
lingkungan, dan menghasilkan oksigen.
Sedangkan manfaat yang dihasilkan dari RTH menurut Permendagri No. 1 Tahun
2007 adalah:
5
- Memperbaiki iklim mikro; dan
- Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan
a. Manfaat langsung, yaitu kenyamanan dan keasrian (segar, sejuk dan teduh)
dan menghasilkan material yang bernilai ekonomis seperti kayu, bunga,
buah-buahan, dan sebagainya. Manfaat langsung ini bersifat tangible,
manfaatnya bisa dirasakan dengan cepat.
b. Manfaat tidak langsung, yaitu membersihkan udara dengan sangat efektif,
menjaga keberadaan air tanah, menjaga fungsi lingkungan dan segala isinya.
Manfaat tidak langsung dalam arti intangible, yaitu manfaat akan terjadi
secara pasif dan dalam jangka Panjang.
Ruang terbuka hijau pada dasarnya adalah area yang dipenuhi tanaman
hijau. Namun, berdasarkan hasil pemikiran manusia dan perbedaan kebutuhan yang
muncul dari waktu ke waktu, maka dikembangkan berbagai jenis ruang terbuka
hijau untuk pemanfaatan yang lebih baik di masyarakat. Seperti yang tertera di
dalam Permendagri No. 1 Tahun 2007, jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH )
Meliputi:
- Taman kota;
- Taman rekreasi;
- Taman lingkungan perkantoran dan Gedung komersial;
- Taman lingkungan perumahan dan pemukiman;
- Taman wisata alam;
- Taman hutan raya;
- Hutan lindung;
- Hutan kota;
- Kebun binatang;
- Kebun raya;
6
- Pemakaman umum;
- Cagar alam;
- Bentang alam seperti gunung, bukit, lereng, dan lembah;
- Lapangan upacara;
- Lapangan olah raga;
- Parker terbuka;
- Lahan pertanian perkotaan;
- Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);
- Sempadan sungai, pantai, rawa, dan bangunan;
- Jalur pengaman jalan, rel kereta api, median jalan, pipa gas, dan pedestrian;
- Kawasan dan jalur hijau;
- Taman atap (roof garden); dan
- Daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara.
7
- Apabila luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Kawasan tersebut,
baik RTH publik maupun RTH privat tekah melewati batas minimum
seperti yang disebutkan sebelumnya, maka proporsi tersebut harus di
pertahankan keberadaannya.
Dalam kategori ini, peran Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah untuk
melindungi atau mengamankan sarana dan prasarana, misalnya menjaga kelestarian
sumber daya, perlindungan terhadap pejalan kaki atau membatasi perluasan
penggunaan lahan sehingga fungsi utama lahan tersebut tidak terganggu. Kategori
RTH ini meliputi; RTH di sepanjang sungai, RTH di sepanjang pantai, jalur hijau
di sepanjang rel kereta api, jalur hijau jaringan listrik bertegangan tinggi, dan RTH
pelindung mata air.
8
berdasarkan luas wilayah, tetapi juga jumlah penduduk. Hal ini bertujuan untuk
menemukan keseimbangan antara jumlah penduduk di lingkungan tersebut dan luas
ruang terbuka hijau di wilayah tersebut untuk pasokan oksigen yang cukup.
2.2. Kebijakan
Pasal 1 :
Pasal 29:
(1) Ruang Terbuka Hijau (RTH) terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan
ruang terbuka hijau privat.
(2) Proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada wilayah kota paling sedikit
30 persen dari luas wilayah kota.
(3) Proporsi ruang terbuka publik pada wilayah kota paling sedikit 20
persen dari luas wilayah kota
9
c. Manfaat RTH
- Sarana untuk mencerminkan identitas daerah;
- Sarana penelitian, Pendidikan, dan penyuluhan;
- Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial;
- Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
- Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
- Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa, dan manula;
- Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat
- Memperbaiki iklim mikro; dan
- Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.
d. Jenis RTH meliputi
- Taman kota;
- Taman wisata alam;
- Taman rekreasi;
- Taman lingkungan perumahan dan pemukiman;
- Taman lingkungan perkantoran dan Gedung komersial;
- Taman hutan raya;
- Hutan kota;
- Hutan lindung;
- Bentang alam seperti gunung, bukit, lereng, dan lembah;
- Cagar alam;
- Kebun raya;
- Kebun binatang;
- Pemakaman umum;
- Lapangan olah raga;
- Lapangan upacara;
- Parkir terbuka;
- Lahan pertanian perkotaan;
- Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);
- Sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa;
- Jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas, dan
pedestrian;
10
- Kawasan dan jalur hijau;
- Daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan
- Taman atap (roof garden).
- Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat dibedakan menjadi dua hal yakni
RTH alami dan RTH non-alami. RTH alami sendiri berupa habitat liar
alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional. Sedangkan RTH
non-alami atau juga disebut RTH binaan itu seperti taman, lapangan
olahraga, pemakaman dan kebun bunga.
11
b. Apabila luas RTH yang ada di kawasan tersebut, baik publik
maupun privat, telah melewati batas minimum seperti yang
disebutkan sebelumnya, maka proporsi tersebut harus tetap
dipertahankan keberadaanya.
12
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN
Desa Blang Krueng terdiri dari 5 dusun yaitu Dusun Cot Sibaty, Dusun
Meunasah Trieng, Dusun Ujong Timpeun, Dusun Lamkuta, dan Dusun Meunasah
Bayi. 5 dusun ini membentuk Desa Blang Krueng yang memiliki luas sebesar 111
hektare.
13
Gambar 3.2 Peta Perumahan BLK
Pada sebuah penelitian terdapat data primer dan data sekunder. Data
primer sendiri merupakan data yang dapat diperoleh langsung dari subjek
penelitian, seperti wawancara, kuesioner, dan angket/observasi. Sedangkan data
sekunder adalah data yang dapat diakses melalui media yang berhubungan dengan
masyarakat, seperti literatur, majalah, media online, dll. Data primer yang
dibutuhkan ditampilkan dalam tabel.
14
Kondisi fisik RTH Observasi
Jenis-jenis RTH Observasi
Peran RTH terhadap kehidupan masyarakat Kuisioner
15
3.3. Metode Analisis Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2008), penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
didasarkan pada filosofi positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data adalah analisis kuantitatif atau statistik untuk menetapkan hipotesis yang sudah
ditetapkan. Metode penelitian kuantitatif sangat erat kaitannya dengan angka yang
dianalisis dengan menggunakan teknik statistik untuk menganalisis hasilnya.
Analisis adalah proses memecah topik atau materi yang kompleks atau
rumit menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mendapatkan informasi yang
lebih baik dan lebih dalam. Analisis juga dapat diartikan sebagai kegiatan menelaah
suatu peristiwa untuk menemukan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, dapat
dipahami bahwa analisis data adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data
penelitian menjadi data kecil berupa informasi yang nantinya akan digunakan.
Metode analisis yang akan digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis
deskriptif merupakan analisis yang berusaha memperoleh gambaran tentang suatu
gejala, kejadian, dan peristiwa yang terjadi.
Didalam penelitian ini, akan diteliti berapa luasan total RTH yang terdapat
di perumahan BLK Desa Blang Krueng melalui observasi, lalu akan dibandingkan
dengan luasan total wilayah sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi
ketersediaan RTH di perumahan BLK menurut ketentuan yang berlaku. Tidak
hanya ketersediaan, kondisi dan keberlanjutan RTH oleh masyarakat juga akan
ditelusuri melalui penyebaran kuisioner atau angket.
16
3.4. Desain Survey
Tabel 3.3 Desain Survey
17
3.5. Rencana Kerja
18
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
- Sisi utara berbatasan dengan Kota Banda Aceh dan Selat Malaka.
- Sisi barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
- Sisi selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya.
- Sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pidie dan Selat Malaka
19
4.2. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kecamatan Baitussalam
Kecamatan Baitussalam berada pada Kabupaten Aceh Besar, Provinsi
Aceh. Adapun batas administrasi Kecamatan Baitussalam adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Peta Letak Geografis dan Batas Administrasi Kecamatan Baitussalam
Tempat dan lokasi studi yang akan dianalisis berada di perumahan BLK
Desa Blang Krueng, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar yang
memiliki luas sebesar 1,11 km2 atau 111 hektare. Desa ini didominasi oleh
bangunan tempat tinggal dan persawahan. Desa Blang Krueng memiliki jumlah
20
penduduk sebanyak 2398 jiwa. Desa ini berbatasan dengan desa-desa lainnya,
Adapun batas-batas administrasinya sebagai berikut:
21
menunjukkan Perumahan BLK yang terdiri dari banyak rumah dan sebagian besar
sudah dihuni.
Sementara data yang didapat dari BPS, jumlah penuduk Desa Blang
Krueng dari tahun 2019 sampai dengan 2021 sebagai berikut
22
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Blang Krueng 2019-2021
Tahun Laki-laki Perempuan Total
2019 1.281 1.183 2.464
2020 1.281 1.183 2.464
2021 1.193 1.205 2.398
23
beberapa rumah yang melakukan pengerasan pada sebidang tanah tersebut untuk di
jadikan garasi, kamar, dan sebagainnya.
RTH Publik milik Desa Blang Krueng yang telah disediakan juga bisa
digunakan oleh warga Perumahan BLK, seperti Lapangan Bola dan Meunasah.
24
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis dan fakta terkait RTH
yang ada di Perumahan BLK Desa Blang Krueng. Hasil pengolahan data yang
didapat berasal dari hasil kegiatan observasi lapangan, kuisioner, dan data-data
sekunder. Analisis ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya, yaitu (a) Apakah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Perumahan BLK Desa Blang Krueng, Aceh Besar tercukupi menurut ketentuan
yang berlaku? (b) Bagaimana kondisi dan penggunaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
di Perumahan BLK dan sekitarnya oleh masyarakat Desa Blang Krueng?
Terdapat 2 jenis RTH yang ada di Desa Blang Krueng, yaitu RTH Publik
dan RTH Privat, berikut sebaran RTH di lokasi studi Perumahan BLK dan
sekitarnya.
25
A. RTH Publik
26
lingkup terkecil yaitu berupa taman RT yang berdasarkan ketentuan minimal
memiliki luas 250 m2, tidak dimiliki oleh Desa Blang Krueng. Oleh karena itu,
dapat dinilai jika jenis-jenis RTH di Desa Blang Krueng itu belum lengkap.
Gambar 5.3 Lapangan Bola Blang Krueng Gambar 5.4 Kebun desa
27
B. RTH Privat
28
Gambar 5.9 Peta RTH Privat di Perumahan BLK
Lahan kosong atau RTH Privat yang telah disediakan pada Perumahan
BLK Desa Blang Krueng, kebanyakan masih dimaksimalkan untuk penggunaan
pribadi masing-masing pemiliknya seperti ditanami oleh berbagai tanaman hias dan
tanaman berbuah, dijadikan RTH pekarangan serta dijadikan lahan parkir pribadi.
Gambar 5.10 RTH perkarangan rumah Gambar 5.11 RTH lahan kosong warga
29
Gambar 5.12 RTH pemakaman pribadi Gambar 5.13 RTH sawah warga
30
3 Kondisi fisik Buruk RTH privat seperti lahan hijau
RTH kosong masyarakat Sebagian
besar tidak terawat dan menjadi
tempat tumpukan sampah, RTH
publik seperti lapangan bola
Desa Blang Krueng masih
banyak semak belukar dan kotor
karena sampah sehingga kondisi
fisik dapat dinilai buruk
A. RTH Privat
Hasil dari kuisioner tersebut ditampilkan pada gambar grafik berikut.
Ya; 5; 31%
31
Dari total 16 jawaban ada 11 orang (69%) yang menjawab tidak dan
sisanya 5 orang (31%) menjawab ya. Hal ini dikarenakan Sebagian besar penghuni
Perumahan BLK Desa Blang Krueng merupakan mahasiswa dan pelajar sehingga
tidak sempat menanam tanaman ataupun mengurusi lahan yang telah disediakan
pihak developer perumahan, sehingga RTH privat seperti lahan hijau kosong
masyarakat sebagian besar tidak terawat dan menjadi tempat tumpukan sampah,
32
RTH PRIVAT BERPENGARUH TERHADAP KESEJUKAN
LINGKUNGAN
Tidak; 0; 0%
B. RTH Publik
Hasil dari kuisioner tersebut ditampilkan pada gambar grafik berikut.
ANDA PERNAH MENGGUNAKAN RTH PUBLIK MILIK DESA
BLANG KRUENG
Tidak; 6; 38%
Gambar 5.17 Pernah Menggunakan RTH Publik Milik Desa Blang Krueng
33
Melihat jawaban dari 16 responden, sebanyak 10 orang (62%) menjawab
Ya pada pernyataan tersebut, dikarenakan responden memanfaatkan RTH Publik
milik Desa Blang Krueng seperti perkarangan meunasah untuk acara maulid dan
lapangan bola untuk berolahraga atau bahkan untuk menonton pertandingan bola.
Sedangkan 6 orang (38%) lainnya yang menjawab tidak, merupakan mahasiswa
yang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah atau memiliki kesibukan
di luar rumah sehingga tidak memiliki kepentingan untuk beraktivitas di RTH
Publik milik Desa Blang Krueng.
Tidak; 3; 19%
34
karenakan faktor kesibukan di luar rumah membuat informasi tersebut telat di
terima.
Gambar 5.19 RTH Publik Desa Blang Krueng Memiliki Penerangan yang Baik
Pada Malam Hari
35
RTH PUBLIK DI SEKITAR PERUMAHAN BLK DESA
BLANGKRUENG DALAM KONDISI KEBERSIHAN YANG BAIK.
Ya; 5; 31%
Dari total jawaban yang berjumlah 16, terdapat 5 orang (31%) yang
menjawab Ya dan sebanyak 11 orang (69%) yang menjawab Tidak. Responden
yang setuju dengan pernyataan tersebut memiliki alasan bahwasanya Tempat
Pemakaman Umum milik Desa Blang Krueng, sawah desa, dan kebun desa dalam
kondisi kebersihan yang baik.
36
RTH PUBLIK MILIK DESA BLANG KRUENG DIKELOLA
DENGAN BAIK OLEH APARAT DESA.
Ya; 6; 37%
Gambar 5.21 RTH Publik Milik Desa Blang Krueng Dikelola dengan Baik oleh
Aparat Desa
37
BAB VI
6.1. Kesimpulan
1. Desa Blang Krueng hanya memiliki 5 jenis RTH Publik, yaitu kebun desa,
sawah desa, tempat pemakaman umum milik desa perkarangan Meunasah
Desa Blang Krueng, dan lapangan bola.
2. Kondisi sebagian RTH Publik Desa Blang Krueng masi kurang baik di
karenakan terdapat tumpukan sampah, memiliki penerangan yang kurang
baik, dan kurang terurus sehingga tumbuhnya semak-semak yang membuat
kesan RTH tidak baik.
3. Desa Blang Krueng tidak memiliki RTH Publik seperti taman desa yang
dapat digunakan warganya untuk menghabiskan waktu di luar ruangan,
atau sekedar berteduh, dan juga sebagai penunjang estetika desa.
4. RTH Privat di Dusun Lamkuta Desa Blang Krueng terdiri dari sawah
warga, perkaranga rumah warga, dan lahan warga yang dijadikan tempat
pemakaman pribadi, kebun pribadi dan peternakanan pribadi.
5. Kondisi perkarangan rumah di perumahan baru yang ada di Dusun
Lamkuta kebanyakan kurang di perhatikan dan menyebabkan tumbuhnya
semak-semak dan menjadi tempat penumpukan sampah yang tidak enak
dipandang, begitu juga untuk kondisi beberapa lahan kosong milik warga
yang ada di Dusun Lamkuta.
6. Warga Perumahan BLK Desa Blang Krueng yang di dominasi oleh
mahasiswa kurang menggunakan perkarangan rumah sebagai RTH Privat
dan kurang peduli terhadap ketersediaan RTH sebagai elemen penting
dalam kehiduapan.
38
6.2. Saran
1. Sebaiknya ditambah juga RTH Publik seperti taman agar RTH Publik
yang ada menjadi lengkap dan warga lebih leluasa untuk menghabiskan
waktunya, tidak hanya terbatas di pekarangan rumah saja.
2. Semestinya perlu adanya perhatian khusus mengenai keadaan fisik RTH
Publik di Desa Blang Krueng yaitu lapangan bola, dan perkaragan
Meunasah Desa Blang Krueng. Kawasan RTH tersebut kurang
diperhatikan sehingga banyak ditumbuhi semak belukar dan terjadi
tumpukan sampah yang akan membatasi kegiatan warga dalam
menggunakan dan memberikan kesan yang tidak baik pada RTH.
3. Lahan kosong warga di Dusun Lamkuta yang merupakan RTH Privat
khususnya yang berjenis lahan hijau kosong diubah jenisnya menjadi
perkebunan, atau jenis RTH lainnya agar Desa Blang Krueng tampak asri
tanpa adanya pemandangan lahan hijau kosong yang terkesan semak dan
tidak terurus.
4. Perkarangan rumah di perumahan baru Dusun Lamkuta seharusnya bisa
lebih di perhatikan kondisinya, dilakukannya penanaman tumbuhan yang
banyak manfaatnya seperti kesejukan udara dan penunjang estetika.
39
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Aceh Besar. (2022). Kabupaten Aceh Besar Dalam Angka
2022. Pada www.acehbesarkab.go.id.
Fandeli, C., Kaharuddin, & Muklison. (2004). Perhutanan Kota. Yogyakarta: Fak.
Kehutanan UGM.
vii